Anda di halaman 1dari 197

1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG dan PEMBULUH DARAH
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pemeriksaan fisik leher yaitu menilai keadaan jantung dan
pembuluh darah
Indikasi Klien yang mengalami keluhan pada kesehatan tubuhnya
Tujuan Untuk mendata temuan normal dan abnormal jantung dan pembuluh
darah
Petugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum klien
Persiapan 1. Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan, mengapa
klien tindakan tersebut itu penting, dan bagaimana klien dapat bekerja
sama selama tindakan.
2. Diskusikan bagaimana hasil pengkajian tersebut akan digunakan
dalam merencanakan perawatan atau pengobatan
3. Berikan privasi kepada klien
Persiapan alat 1. Stetoskop
2. Penggaris
Prosedur 1. Cuci tangan
2. Lakukan inspeksi dan palpasi pada prekordium secara
bersamaan untuk mengetahui adanya pulsasi abnormal untuk
menemukan lokasi katup jantung.
Menentukan lokasi area aorta, paru, trikuspidalis, dan apeks
prekordium
 Temukan lokasi sudut louis. Lokasi tersebut terasa
seperti tonjolan pada sternum
 Geser ujung jari-jari anda ke bawah di kedua sisi sudut
sampai anda dapat merasakan sela iga kedua (ICS II).
ICS II kanan merupakan area aorta, dan ICS II kiri
merupakan area paru
 Dari area paru, geser ujung jari anda ke bawah di
sepanjang sternum menuju ICS III. ICS V kiri yang
terletak di dekat sternum merupakan area trikuspidalis
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
2

atau area ventrikuler kanan


 Dari area trikuspidalis, geser ujung jari sejauh 5-7 cm
menuju garis midklavikula kiri (LMCL). Area ini
merupakan area apeks atau mitral, atau titik impuls
maksimal (PMI). Apabila dan kesulitan dalam
menemukan PMI, minta klien untuk miring kiri agar
apeks berada lebih dekat dengan dinding aorta
 Inspeksi dan palpasi area aorta dan paru dengan melakukan
pengamatan pada salah satu sudut dan ke arah samping guna
mengetahui ada/tidaknya pulsasi. Dengan mengamati kedua
area tersebut pada salah satu sudut, kemungkinan kita untuk
melihat pulsasi semakin besar
 Inspeksi dan palpasi area trikuspidalis untuk mengetahui
adanya pulsasi yang abnormal
 Inspeksi dan palpasi area apeks untuk mengetahui adanya
pulsasi dengan memerhatikan lokasi (area mungkin bergeser
ke samping atau ke bawah) dan diameter area apeks yang
spesifik. Apabila pulsasi bergeser ke samping, catat jarak
antara apeks dan MCL dalam cm.
 Amati dan palpasi area epigastrium pada dasar sternum
untuk mengetahui adanya pulsasi aorta-abdomen
3. Perkusi Batas kiri jantung
kita melakukan perkusi dari arah lateral ke arah medial.
Perubahan antara bunyi sonor dari paru ke redip relatif kita
tetapkan sebagai batas kiri. Pada keadaan normal bagian atas
adalah interkostal sinistra II di linea parasternalis kiri. Bagian
bawah terletak di bagian inetrkostal kiri agak ke medial linea
midclavikularis kiri atau sama dengan tempat iktus berada.
4. Perkusi Batas kanan jantung
sama halnya dengan perkusi yang kita lakukan pada batas kiri
jantung, disini lakukan juga dari arah lateral menuju ke arah
medial . disini kita agak sulit menentukan batas kanan jantung
karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak.
Normalnya batas bawah kanan jantung berada di sekitar ruang
interkostal III-IV kanan di linea parasternalis kanan. Batas atas
berada di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan.
5. Auskultasi jantung pada 4 area anatomi: aorta, paru,
trikuspidalis, dan apeks (mitral). Tindakan auskultasi tidak
terbatas pada ke empat area ini; walaupun demikian, perawat
dapat menggeser stetoskop untuk menemukan suara yang paling
jelas terdengar pada setiap klien.
Langkah-langkah auskultasi jantung:
 Hilangkan semua sumber kebisingan. Bunyi jantung
memiliki intensitas yang rendah, dan bunyi-bunyi
lainnya dapat menghambat kemampuan perawat dalam
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
3

mendengarkan bunyi jantung


 Minta klien berbaring telentang dengan meninggikan
kepala 30-40 derajat
 Gunakan kedua diafragma stetoskop, yaitu diafragma
lempeng datar dan bentuk bel, untuk mendengarkan
semua area jantung
 Pada semua area auskultasi, bedakan antara bunyi S1
dan S2.
 Saat melakukan auskultasi, fokuskan pada satu bunyi
setiap kali auskultasi pada setiap area: bunyi jantung
pertama, diikuti sistole, kemudian bunyi jantung kedua,
diikuti diastole. Sistole dan distole adalah interval yang
normalnya hening
 Selanjutnya, periksa kembali jantung klien saat klien
dalam posisi duduk. Bunyi-bunyi tertentu akan lebih
mudah didengar pada posisi tertentu.
Arteri karotis
6. Palpasi area karotis dengan cara minta klien menoleh ke sisi
yang sedang diperiksa
7. Lakukan auskultasi pada arteri karotis untuk menentukan
adanya bruit. Dengan cara minta klien menoleh ke sisi yang
tidak sedang diperiksa, auskultasi area karotis pada salah satu
sisi, kemudian lanjutkan dengan sisi yang lain, dengarkan
adanya bruit, apabila terdengar palpasi arteri secara perlahan
untuk menentukan adanya thrill.
Vena jugularis
8. Amati vena jugularis untuk mengetahui adanya distensi saat
klien berada pada posisi semifowler
9. Apabila terdapat distensi jugularis, kaji tekanan vena jugularis
(JVP)
 Tentukan lokasi titik tertinggi distensi vena jugularis
interna. Walaupun perawat dapat menggunakan vena
jugularis interna maupun eksterna, vena jugularis interna
lebih reliabel. Vena jugularis eksterna mudah mengalami
penyumbatan atau pembengkokan di bagian dasar leher
 Ukur tinggi vertikal titik tersebut (dalam cm) dari sudut
sternum, yakni titik pertemuan kedua klavikula
 Ulangi langkah di atas pada sisi sebelahnya.
Referensi Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, Dan Praktik/Penulis. Edisi 7. EGC: Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMERIKSAAN FISIK PASIEN DEWASA
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian Sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien
untuk menemukan tanda klinis penyakit dimana pemeriksaan ini
dimulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Tujuan Untuk memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan fisik
pasien.
Untuk mendeteksi dini adanya kelainan pada pasien.
Indikasi Semua pasien dewasa.
Kontraindikasi -
Alat-Alat Yang a. Timbangan BB
Digunakan b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Mid line
e. Jam dengan second
f. Stetoskop binokuler
g. Tisu dalam tempat
h. Bengkok kosong
i. Pen light
j. Termometer
k. Hummer
l. Handscoen
m. Kapas kering
n. Bengkok
o. Perlak
p. Jangka panggul
q. Alat-alat P PI (cairan DDT 2 baskom, waslap, tempat sampah
medis dan noon medis)
Persiapan a. KIE
klien b. Atur posisi yang nyaman
Persiapan a. Privasi
lingkugan b. Pencahayaan
Pelaksanaan 1. Membawa alat kedekat klien
2. Mencuci tangan dan memakai handscoen
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
5

3. Perhatikan penampilan umum klien


4. Lakukan pengukuran natropomerti bila memungkinkan
5. Lakukan pemeriksaan TTV
6. Lakukan pemeriksaan kepalan dan leher
a. Kepala: inspeksi, palpasi
b. Mata: inspeksi, palpasi
c. Hidung: inspeksi, palpasi
d. Mulut dan pharynx : inspeksi, auskultasi
e. Leher
7. Lakukan pemeriksaan integument dan kuku
8. Lakukan pemeriksaan payudara dan ketiak (bila perlu)
9. Lakukan pemeriksaan thorax dan punggung
10. Lakukan pemeriksaan abdomen
11. Lakukan pemeriksaan genetalia dan sekitarnya (bila perlu)
12. Lakukan pemeriksaan ekstrimitas
13. Lakukan pemeriksaan neurologi
14. Merapikan klien
15. Membereskan peralatan
16. Mencuci tangan dan melepas handscoen

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


6

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENGUKURAN JUGULAR VENOUS PRESSURE (JVP)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman:

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian Melakukan pengukuran tekanan dan mengobservasi pulsasi pada
vena jugularis interna untuk mengetahui ada tidaknya distensi.
Tujuan Mengetahui tekanan vena jugularis
Bahan dan Alat 2 buah pengaris sentimeter.
Persiapan Klien 1. Lakukan pengukuran dalam ruangan dengan pencahayaan
dan Lingkungan yang cukup terang.
2. Mulai dengan posisi supine terlebih dahulu untuk
mempercepat pengisian kolumna vena jugularis interna.
3. Tinggikan posisi kepala klien 30° - 45° dari tempat tidur.
Note : Jaga konsistensi tinggi posisi kepala pada setiap
pemeriksaan untuk meminimalkan perbedaan hasil penilaian.
4. Lakukan pengukuran pada vena jugularis interna bukan vena
jugularis eksterna.
5. Usahakan untuk melakukan penilaian pada vena jugularis
interna dextra.
6. Palingkan pasisi kepala klien menjauhi sisi leher yang akan
diperiksa.
Note : Usahakan pasien tetap dalam kondisi rileks, leher yang
kaku akan membuat otot sternokleidomastoid menegang dan
menutupi vena jugularis interna.
7. Tentukan lokasi vena jugularis eksterna terlebih dahulu dan
lanjutkan dengan penentuan lokasi arteri karotis.
8. Tentukan lokasi vena jugularis interna.
Note :
- Bedakan pulsasi pada vena jugularis interna dengan arteri
karotis.
- Perbedaan arteri karotis dengan vena jugularis interna
JUGULAR VEIN CAROTID ARTERY
Pulsasi tidak teraba. Pulsasi teraba.
Pulsasi menghilang dengan Pulsasi tidak menghilang
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
7

penekanan di dengan penekanan di atas


atas clavicula clavicula.
Pulsasi menurun pada saat Tidak ada pengaruh
inspirasi dan meningkat pada pernafasan terhadap pulsasi
saat ekspirusi. arteri karotis.
Biasanya terdapat dua pulsasi Hanya terdapat pulsasi tunggal
tiap systole tiap systole.
Penurunan jelas. Penurunan tidak jelas.
Pulsasi kadang terlihat jelas Tidak terdapat efek dari
dengan penekanan pada tekananabdominal terhadap
abdominal. pulsasi.

9. Tentukan titik tertinggi (head) dimana denyutan vena jugularis


interna masih terlihat sebagai titik ukur dari garis horisontal.
Note : Perhatikan apabila head dari kolumna vena jugulnris
interna tidak nampak.
10. Tentukan sudut sternal (Angle of Louis) sebagai titik ukur dari
garis vertikal.
Prosedur 1. Dengan menggunakan 2 buah penggaris sentimeter, letakkan 1
Pengukuran penggaris diatas sudut sternal (Angle of Louis) kemudian
dengan bantuan penggaris yang lain tarik garis horisontal dari
head (kolumna vena jugularis interna) menuju garis vertikal.
2. Catatlah jarak ini (dalam cm).
Note : Pencatatan hasil
1) Tanya penambahan 5 cm.
 Nilai normal < 4 cm.
 Hasil pengukuran di atas nilai normal dianggap suatu
peningkatan.
2) Dengan penambahan 5 cm.
 Nilai normal 5 - 8 cm.
 Hasil pengukuran > 3 cm dianggap suatu peningkatan.
Penambahan 5 cm diperoleh dari : 5 cm di bawah sudut sternal
(Angle of Louis yang merupakan letak atrium kanan.
Referensi Smeltzer, S.C. & Baru, B.G., 2002. Brunner & Suddarth's
Textbook of Medial Surgical Nursing, Jakarta:.EGC,
Hal: 7305.
Willms, J.I., Schneiderman, H. & Algranati, P.S, 1994. Diagnosis
Fisik: Evaluasi Diagnosis dan Fungsi di Bangsal,
Jakarta: EGC, Hal.: 255-257.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


8

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


DIGITAL RECTAL EXAMINATION (DRE)

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : 59 No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian DRE adalah pemeriksaan kelenjar prostat dengan cara
mempalpasi kelenjar prostat dengan satu jari melalui anus klien.
Tujuan Untuk mengetahui adanya :
a. Kanker prostat
b. BPH
c. Prostatitis
Bahan dan a. Sarung tangan 1 pasang
Alat b. Jelly
c. Tempat spesimen steril
d. Ruang pemeriksaan tertutup
e. Meja periksa atau tempat tidur
f. Tissue
Prosedur 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada klien.
Pengukuran 2. Cuci tangan dan persiapkan alat-alat di dekat klien.
3. Pakai sarung tangan dan berikan jelly pada jari telunjuk.
4. Persilakan pasien untuk melepas celana (jaga privasi klien).
5. Persilakan pasien untuk berbaring ke arah lateral sinistra
dengan kaki fleksi atau berdiri dan pasien membungkuk
sehingga tubuh bagian atas telungkup pada meja periksa atau
berbaring pada posisi litotomi.
6. Pisahkan gluteus dengan tangan kiri, relaksasikan sfingter ani
dengan tekanan lunak permukaan palmar telunjuk pada anus.
7. Jelaskan pada klien bahwa ia akan merasa seperti buang air
besar saat jarum menyentuh rektum tetapi ia tidak akan
buang air besar.
8. Minta pasien untuk menarik napas dalam, sementara itu
masukkan jari telunjuk secara berhati-hati saat sfingter ani
rileks. Jika sfingter ani tegang hentikan sementara, teruskan
proses saat sfingter rileks.
9. Adanya lesi atau fisura ani dapat mengganggu pemeriksaan,
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
9

jangan mencoba untuk memaksakan pemeriksaan,


pertimbangkan untuk pemberian lokal anestesi.
10. Jelaskan pada klien bahwa ia akan merasa ingin buang air kecil
saat perabaan prostat tetapi ia tidak akan buang air kecil.
11. Raba prostat di daerah anterior rektum. Catat adanya massa,
nyeri tekan atau, nodulus.
12. Jika ada tanda-tanda prostatitis, urut perlahan ke arah kaudal
dan tampung spesimen yang keluar melalui urethra pada tabung
steril untuk pemeriksaan laboratorium.
13. Katakan pada klien bahwa kita akan mengakhiri
pemeriksaan, keluarkan jari secara hati-hati.
14. Bersihkan klien atau berikan tissue pada klien agar dapat
membersihkan sendiri.
I. INTERPRETASI HASIL
a. Prostat normal :
- Diameter ± 4 cm.
- Menonjol ke arah rektum kurang dari 1 cm.
- Bilobus seperti hati dan simetris.
- Permukaan halus.
- Konsistensi seperti karet penghapus.
b. Kanker prostat :
- Ditemukan nodulus yang keras dan tidak teratur.
- Lobus asimetris.
c. BPH:
- Kedua lobus membesar secara simetris.
- Konsistensi lunak menonjol ke arah rektum.
- Grade: (baca di materi BPH)
d. Prostatitis:
- Nyeri tekan.
- Prostat berfluktuasi seperti lumpur.
II. PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatan dan pelaporan
Referensi Altman, G.B., et.al. (2000). Fundamental & Advanced Nursing
Skill. Thomson Learning. New York.
Potter & Perry,(2005). Bukti Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, proses, dan praktik edis 4.EGC. Jakarta
Potter, PA & Perry, Ag.(1993). Fundamental Of Nursing : The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd edition. New York
Philadelphia, Lippincott
Taylor, C et al.(1997). Fundamental Of Nursing : The Art and
Science of Nursing Care; third edition. New York
Philadelphia. Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


10

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGGANTI ALAT TENUN
STIKES
Nahdlatul Ulama
Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada
tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur dan pada
tempat tidur kosong.
Indikasi Mengganti alat tenun klien yang kotor.
Tujuan 1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan
nyaman.
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan
menciptakan alat tidur dan selimut yang bebas dari
kotoran/lipatan.
3. Untuk meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien
dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi dan
nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme.
Petugas Perawat.
Pengkajian Kaji keadaan tempat tidur dan keadaan umum klien.
Persiapan Pasien Beritahu klien tentang tindakan yang akan perawat lakukan.
Persiapan alat 1. Alas tidur.
2. Laken.
3. Stik laken.
4. Boven laken.
5. Over laken.
6. Selimut.
7. Sarung bantal.
8. Perlak.
Prosedur Siapkan alat tenun yang diperlukan di atas/meja dorong, yang
telah dilipat dan disusun menurut urutan pemakaian (dari atas)
sebagai berikut:
 Alas kasur.
 Perlak.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


11

 Sprei melintang (stik laken).


 Sprei alas (Boven laken).
 Selimut.
 Sarung bantal.
 Sprei penutup (over laken)
1. Dekatkan alat-alat tenun yang diperlukan.
2. Perawat cuci tangan.
3. Pasang kasur dan ikatan tali-talinya ke arah dalam rangka
pada tiap sudut.
4. Letakan sprei dengan lipatan panjang yang menentukan garis
tengahnya di tengah-tengah tempat tidur.
5. Masukan sprei pada begian kepala 25 cm ke bawah kasur.
6. Kemudian buat sudut 45o.
7. Masukan sprei pada bagian kaki 25 cm ke bawah kasur dan
buat sudut 45o.
8. Masukan sprei bagian sisi bawah kasur (posisi perawat
berdiri).
9. Meletakan perlak emilntang 50 cm dari garis kasur bagian
kepala, demikian juga stik laken dan masukan sama-sama ke
bawah kasur.
10. Meletakan boven laken secara terbalik dengan jahitan lebar
dibagian kepala, mulai dari garis kasur kemudian masukan
bagian kaki ke bawah kasur.
11. Lipat selimut 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan
masukan bagian kaki ke bawah kasur.
12. Lipat boven laken bagian atas tepat di atas garis selimut.
13. Masukan bantal ke dalam sarungnya dan letakan bantal
dengan yang tertutup ke jurusan pintu.
14. Selesaikan bagian sisi lain, seperti sisi yang tadi.
15. Pasang sprei tertutup.
16. Perawat cuci tangan.
17. Perhatikan kembali apakah alat-alat tenun sudah tegang dan
rata.
18. Apakah alat-alat tenun yang terselip ke bawah alas kasur
dengan tegang dan rata.
Referensi Alimul, Aziz.(2004).Buku Saku Praktikum Kebutuhan dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing theory Analysis, Application,
Evaliation : Fourth edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis ; Application to Clinical
Practice, 7th edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Comcepts and
Challenges ; second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
12

Company
George, JB.(1990). Nursing Theory, The Base for Profesional
Nursing Practice : Third edition. Appleton & Lange
Norwalk Connecticut, California
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
Conceps Process Practice (4th ed). Addison-Wesley
Publising CO. California
Lancaster, J. 1999. Nursing Issue In Leading and Managing
Change. Mosby. St.Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ; third
edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008).Keterampialan Keperawatan dasar Paket 1.
EMS. Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


13

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
PERAWATAN RAMBUT
STIKES (Menyisir Rambut)
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Mengatur rambut dengan serapi-rapinya dengan menggunakan
sisir.
Tujuan 1. Menjaga rambut tetap bersih, rapidan terpelihara
2. Membantu merangsang sirkulasi darah pada kulit kepala
3. Membantu mendistribusikan minyak rambut
4. Mengkaji atau memantau masalah pada rambut dan kulit
kepala
5. Memberikan perasaan senang pada klien
6. Mencegah terjadinya sarang kutu atau kotoran lain
7. Menambah kepercayaan diri
Indikasi 1. Pada klien yang tidak dapat menyisir sendiri
2. Setiap selesai mandi dan jika perlu
Petugas Perawat
Persiapan Alat Baki yang berisi :
1. Sisir
2. Alas/handuk
3. Bengkok berisi larutan lisol 2 – 3 %
4. Porongan kertas tissue pada tempatnya
5. Bengkok kosong
6. Tali pita atau karet untuk mengikat rambut jika perlu
7. Minyak rambut jika perlu
Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.
Klien dan 2. Ciptakan suasana yang tenang.
Lingkungan 3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
14

Prosedur 1. Bawa alat ke dekat klien (usahakan di sebelah kanan klien).


Pelaksanaan 2. Bentangkan handuk di bawah kepala klien kemudian
dimiringkan.
3. Kaji kulit kepala kien.
4. Bagi rambut menjadi dua bagian.
5. Sisir rambut mulai dari bagian ujung, makin lama makin ke
atas sampai pada pangkal rambut.
6. Kumpulkan rambut yang rontok dan bungkus dengan kertas
kemudian buang ke dalam bengkok kosong.
7. Ikat ujung rambut yang panjang (membuat jalinan), demikian
pula bagian lainnya jika perlu.
8. Setelah menyisir rambut klien, bersihkan sisir dengan kertas
tissue kemudian masukkan ke dalam bengkok berisi larutan
lisol dan buang kertas tissue ke dalam bengkok kosong.
9. Ambil handuk di bawah kepala klien dan rapikan klien.
10.Bereskan peralatan, bersihkan kemudian kembalikan pada
tempatnya.
11.Dokumentasikan hasil dalam cacatan perawatan.
Perhatian 1. Selama bekerja, perhatikan keadaan umum klien.
2. Hindarkan rasa sakit pada waktu menyisir rambut.
3. Gunakan sisir yang ujungnya tidak terlalu tajam.
4. Catat dan dokumentasikan setiap kelainan yang ditemukan.
Misalkan kutu, luka, dan rambut mudah rontok.
5. Jika ada rambut kusut, beri minyak rambut terlebih dahulu
atau basahi dengan air sambil menguraikannya dengan
tangan.
6. Jika tidak bisa disisir karena terlalu kusut, minta persetujuan
klien untuk memotong rambiutnya.
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


15

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
PERAWATAN RAMBUT
STIKES (Memasang Kap Kutu)
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : 15 No. Revisi : - Halaman : 1 – 2

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Membungkus kepala dan rambut klien setelah diberi obat pembasmi
kutu.
Tujuan 1. Membasmi kutu kepala beserta telurnya.
2. Menghindari penularan terhadap orang lain.
3. Menghindari kutu kepala berjatuhan.
4. Memelihara rambut.
Persiapan Alat Baki yang berisi :
1. Sisir biasa 2 buah dan sisir kutu 1 buah.
2. Mitela (pembalut segitiga).
3. Pengalas (perlak atau handuk).
4. Obat pembasmi kutu (missal Peditox) dalam tempatnya.
5. Potongan tissue dan kain kasa dalam tempatnya.
6. Dua bengkok, satu kosong dan satu untuk berisi lisol 2 %.
7. Koran.
8. Dua atau tiga peniti.
9. Sarung tangan bersih.
10. Celemek dan tutup kepala.
11. Ember berisi larutan lisol 2 – 3 %
Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.
Klien dan 2. Ciptakan suasana yang tenang.
Lingkungan 3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.

Prosedur 1. Bawa alat ke dekat klien (usahakan di sebelah kanan klien).


Pelaksanaan 2. Pakai celemek, tutup kepala dan sarung tangan.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


16

3. Dudukkan klien (jika memungkinkan) dan dekatkan kepala di


pinggir tempat tidur.
4. Pasang alas sampai bahu klien lalu beri peniti.
5. Letakkan ember berisi larutan lisol di belakang klien.
6. Letakkan kertas Koran sebagai sambungan alas ke ember.
7. Sisir rambut dengan sisir biasa kemudian dengan sisir kutu.
8. Bersihkan sisir dengan potongan tissue kemudian dimasukkan
bersama sisir kutu ke dalam bengkok yang berisi larutan
desinfektan.
9. Gosok kulit kepala dan rambut dengan kasa yang telah dibasahi
dengan obat pembasmi kutu, dari pangkal hingga ujung rambut
secara merata.
10. Sisir rambut dengan sisir biasa, jalin longgar jika rambut
panjang kemudian gulung.
11. Masukkan sisir ke dalam bengkok berisi larutan lisol.
12. Bungkus kepala klien dengan kain segitiga, telinga jangan
sampai tertutup selama 12 – 18 jam (sesuai petunjuk).
13. Buka tutup kepala dan celemek, lalu masukkan ke dalam ember
berisi larutan lisol.
14. Rapikan klien.
15. Bereskan peralatan, bersihkan kemudian kembalikan pada
tempatnya.
16.Dokumentasikan hasil dalam cacatan perawatan.
Perhatian 1. Perhatikan keadaan klien dan reaksinya terhadap obat.
2. Kap kutu dipasang 12 – 18 jam (baca petunjuk)
3. Hindarkan penularan pada diri sendiri dank lien lain.
4. Hati-hati jangan sampai obat mengenai mata.
5. Alat-alat tenun direndam dalam larutan desinfektan.
6. Jika perlu, prosedur ini diulang lebih kurang seminggu
sesudahnya.
7. Jika ada luka di kepala klien atau kondisnya lemah/tidak sadar,
tidak diperkenankan memasang kap kutu.
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


17

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
PERAWATAN RAMBUT
STIKES (Mencuci Rambut/Keramas)
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan
menggunakan sabun atau shampoo kemudian di bilas dengan air
sampai bersih.
Tujuan 1. Memberikan perasaan senang dan segar pada klien.
2. Rambut tetap bersih, rapi, dan terpelihara.
3. Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala.
4. Membersihkan kutu dan/ ketombe.
Indikasi 1. Jika rambut kotor.
2. Klien yang akan menjalani operasi.
3. Secara rutin lima hari sekali, jika keadaan klien memungkinkan.
4. Setelah dipasang kap kutu.
5. Klien yang akan menjalani pemeriksaan EEG.
Persiapan Alat Baki yang berisi :
1. Sisir 2 buah
2. Dua buah handuk
3. Satu waslap
4. Sarung tangan bersih
5. Kapas dan tempatnya
6. Sabun/shampoo
7. Alas (handuk/perlak)
8. Talang karet
9. Kom kecil (mangkok) serta kasa dalam tempatnya 2-3 potong
10. Bengkok berisi larutan lisol 2-3 %
11. Celemek
12. Gayung
13. Ember berisi air bersih
14. Kain pel
15. Ember kosong
16. Ceret/termos berisi air panas
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
18

Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.


Klien dan 2. Ciptakan suasana yang tenang.
Lingkungan 3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.

Prosedur 1. Bawa alat ke dekat klien (usahakan di sebelah kanan klien).


Pelaksanaan 2. Pakai celemek.
3. Pakai sarung tangan.
4. Atur posisi tidur klien senyaman mungkin dengan kepala dekat
sisi tempat tidur.
5. Pasang perlak dan handuk di bawah kepala klien.
6. Letakkan ember yang dialasi kain pel di lantai, di bawah kepala
klien.
7. Pasang talang karet dan arahkan ke ember yang kosong.
8. Tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata klien
dengan waslap.
9. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher.
10. Sisir rambut kemudian sisir dengan siram dengan air hangat
dengan menggunkan gayung.
11. Gosok pangkal rambut dengan kain kasa yang tidak diberi
shampoo kemudian urut dengan ujung jari. Kasa kotor dibuang
ke bengkok.
12. Bilas rambut sampai bersih kemudian keringkan.
13. Angkat tutup telinga dan mata., masukkan ke dalam ember, dan
letakkan handuk dalam baki.
14. Angakat talang, masukkan ke dalam ember, dan letakkan
handuk dalam baki.
15. Kembalikan klien pada posisi semula dengan cara mengangkat
kepala dan alasnya serta meletakkannya di atas bantal.
16. Sisir rambut klien kembali dengan sisir bersih dan biarkan
kering atau keringkan dengan alat pengering (hair dryer) lalu
sisir sampai rapi.
17. Rapikan klien.
18. Lepas sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok.
19. Lepaskan celemek dan masukkan ke dalam ember kosong.
20. Bereskan peralatan, bersihkan kemudian kembalikan pada
tempatnya.
21. Dokumentasikan hasil dalam cacatan perawatan.
Perhatian 1. Selama bekerja, perhatikan keadaan umum klien.
2. Buang air dalam ember jika hamper penuh.
3. Pakaian klien yang basah/kotor harus diganti.
4. Bekerja dengan teliti agar klien dan sekitarnya tidak basah.
5. Hindarkan tindakan yang menyebabkan klien lelah atau
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
19

kedinginan.
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


20

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
PERAWATAN JARI dan KUKU
STIKES (Memelihara dan Memotong Kuku)
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Memotong kuku klien yang panjang karena klien tidak dapat
melakukannya.
Tujuan 1. Menjaga kebersihan tangan dan kaki.
2. Mencegah timbulnya luka (infeksi)
3. Mencegah kaki berbau tidak sedap.
4. Mengkaji atau memantau masalah pada kuku tangan dan kaki.
Indikasi Klien yang tidak dapat melakukan sendiri
Persiapan Alat Baki yang berisi :
1. Pengalas (perlak kecil dan alasnya)
2. Gunting kuku
3. Handuk
4. Bengkok berisi lisol 3%
5. Baskom berisi air hangat (370 – 400 C)
6. Sabun
7. Sikat kuku
8. Sarung tangan bersih
9. Aseton (jika diperlukan)
10. Kapas
Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.
Klien dan 2. Ciptakan suasana yang tenang.
Lingkungan 3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.

Prosedur Memotong Kuku pada Jari Tangan


Pelaksanaan 1. Bawa peralatan ke dekat klien
2. Pakai sarung tangan
3. Pasang pengalas di bawah tangan
4. Rendam tangan dalam baskom berisi air hangat selama 1-2 menit

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


21

untuk melunakkan kuku. Jika kuku sangat kotor, sikat dengan


sikat kuku dan sabun, lalu bilas dengan air hangat, keringkan
dengan handuk
5. Letakkan tangan di atas bengkok berisi larutan lisol 3% supaya
potongan kuku tidak berserakan. Potong kuku pada jari tangan
sesuai dengan lengkungan kuku. Setelah selesai, masukkan
gunting kuku dalam bengkok berisi larutan lisol
6. Setelah dipotong, kikir kuku agar rata, rapi, dan halus
7. Lepaskan sarung tangan dan masukkan dalam bengkok
8. Rapikan klien, bereskan dan bersihkan peralatan
9. Kembalikan alat ke tempat semula

Memotong Kuku pada Jari Kaki


1. Rendam kaki dalam baskom berisi air hangat selama 2-3 menit
(karena kuku kaki cenderung lebih keras)
2. Potong kuku kaki secara lurus, lalu bersihkan dengan sikat
3. Masukkan gunting kuku ke dalam bengkok berisi lisol, demikian
pula sarung tangan
4. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula
5. Perawat mencuci tangan
6. Dokumentasikan tindakan
Perhatian 1. Kuku jangan dipotong terlalu dalam, karena dapat menimbulkan
luka
2. Klien yang dapat melakukannya sendiri tetapi tidak sempurna,
harus dibantu oleh perawat
3. Jika perlu, cat kuku dibersihkan dengan aseton sebelum
direndam dalam air hangat
4. Pemotongan kuku pada klien yang mengalami gangguan
sirkulasi dan diabetes mellitus harus dilakukan secara hati-hati,
jangan sampai menimbulkan luka
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


22

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
PERAWATAN GIGI DAN MULUT
STIKES (Menyikat Gigi)
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Membersihkan gigi dari kotoran atau sisa makanan dengan
menggunakan sikat gigi.
Tujuan 1. Supaya mulut dan gigi tetap sehat, bersih/tidak berbau
2. Mencegah infeksi mulut (stomatitis), kerusakan gigi (karies)
3. Memberikan perasaan senang dan segar pada klien
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Melaksanakan kebersihan perorangan sebagai salah satu usaha
penyuluhan kesehatan masyarakat
Indikasi Klien yang tidak dapat melakukan sendiri, misalnya:
1. Klien tidak sadar
2. Klien anak-anak
3. Klien patah tulang lengan, tulang rahang, dll
4. Klien pasca operasi yang masih puasa
Persiapan Alat Baki yang berisi :
1. Pengalas (perlak kecil dan alasnya)
2. Handuk
3. Sikat gigi dan pasta gigi
4. Gelas berisi air bersih
5. Bengkok 2 buah/mangkok tempat air kumur
6. Tissue beberapa potong
7. Alat pengisap (sedotan)
8. Sarung tangan besih
Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.
Klien dan 2. Ciptakan suasana yang tenang.
Lingkungan 3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
23

Prosedur 1. Bawa peralatan ke dekat klien


Pelaksanaan 2. Pakai sarung tangan
3. Pasang pengalas/handuk di bawah dagu dan pipi klien
4. Letakkan bengkok di bawah dagu klien agar air bekas kumur
dapat tertampung
5. Berikan air kumur-kumur pada klien
6. Berikan sikat gigi yang sudah diberi pasta gigi secukupnya dan
telah dibasahi air pada klien
7. Berikan kesempatan pada klien untuk meyikat giginya samapi
bersih, selanjutnya sarankan untuk kumur-kumur dengan air
bersih, tamping air dalam bengkok
8. Masukkan sikat gigi ke dalam gelas yang telah kosong
9. Angkat gelas dan bengkok/kom dan letakkan di atas baki
10. Keringkan bibir dan sekitarnya dengan menggunakan
handuk/tissue
11. Angkat handuk atau pengalas, lepas sarung tangan lalu
masukkan dalam bengkok kosong
12. Rapikan/atur kembali posisi dan sikap klien dengan nyaman
13. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula
14. Perawat mencuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan
Perhatian 1. Adanya perdarahan pada gusi, gigi yang rusak, luka pada bibir
dan lidah
2. Menggosok gigi sebaiknya dilakukan setelah makan
3. Cara menyikat gigi sebaiknya dilakukan sebanyak 10 kali
gerakan
4. Jika klien tidak dapat melakukan sendiri, perawat harus
membantu menyikat gigi klien
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


24

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
PERAWATAN GIGI DAN MULUT
STIKES (Membersihkan Mulut)
Nahdlatul
Ulama Tuban

No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :


Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Membersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua
kotoran/sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas
yang dibasahi air bersih.
Tujuan 1. Mencegah timbulnya penyakit infeksi, baik local ataupun
penularan melalui mulut
2. Menghindarkan bau mulut
3. Memberikan perasaan senang dan segar pada klien
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Merupakan suatu pengobatan
6. Melaksanakan kebersihan perorangan
Indikasi 1. Klien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi, misalnya
stomatitis hebat, penyakit darah tertentu, dll
2. Klien yang sakit payah atau tidak sadar
3. Klien setelah operasi mulut/patah tulang
Persiapan Alat Baki yang berisi :
1. Handuk dan perlak
2. Gelas kumur berisi air masak/NaCl 1%/air garam
3. Kom kecil berisi boraks gliserin/gentian violet secukupnya
4. Bak steril tertutup berisi kapas lidi, kasa/deppres, pinset/arteri
klem, sudip lidah
5. Perlak kecil dan alasnya
6. Bengkok 2 buah
7. Sarung tangan bersih
Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.
Klien dan 2. Ciptakan suasana yang tenang.
Lingkungan 3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
25

2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan


dilakukan.

Prosedur 1. Bawa peralatan ke dekat klien


Pelaksanaan 2. Pasang alas/handuk dibawah dagu dan pipi klien
3. Pakai sarung tangan
4. Jepit deppres dengan ujung pinset/arteri klem dan basahi
dengan air masak/NaCl/air garam
5. Buka mulut klien dengan sudip lidah yang telah dibungkus
kasa (bila klien tidak sadar)
6. Bersihkan rongga mulut klien dimulai dari dinding, gusi, gigi,
dan terakhir gigi bagian luar dengan hati-hati
7. Kain kasa/depress yang sudah kotor dibuang ke dalam bengkok
8. Ulangi tindakan sampai bersih
9. Selanjutnya olesi bibir dengan boraks gliserin, jika terdapat
stomatitis olesi dengan gentian violet atau obat lainnya
menggunakan lidi kapas
10. Angkat bengkok yang berisi kain kasa, depress, lidi kapas,
pinset, klem yang kotor dan letakkan di atas baki/meja dorong
11. Angkat perlak atau alas
12. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
13. Rapikan/atur kembali posisi dan sikap klien dengan
nyaman
16. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula
17. Perawat mencuci tangan
18. Dokumentasikan tindakan
Perhatian Membersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua
kotoran/sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas
yang dibasahi air bersih.
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


26

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
PERAWATAN MULUT KLIEN PATAH TULANG RAHANG
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Membersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua
kotoran/sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas
ynag dibasahi dengan air
Tujuan 1. Supaya mulut dan gigi tetap sehat, bersih/tidak berbau
2. Mencegah infeksi mulut (stomatitis), kerusakan gigi (karies)
3. Memberikan perasaan senang dan segar pada klien
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Melaksanakan kebersihan perorangan sebagai salah satu usaha
penyuluhan kesehatan masyarakat
Indikasi Baki yang berisi :
1. Handuk/kain pengalas
2. Mangkok/gelas berisi larutan garam/NaCl 0,9% atau Bethadine
Cargel (Bethadine kumur)
3. Bak steril berisi lidi kapas atau kasa, pinset, spuit/semprit 10 cc
4. Tissue beberapa potong
5. Sarung tangan besih
6. Bengkok
Persiapan Alat 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.
2. Ciptakan suasana yang tenang.
3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Klien dan 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
Lingkungan dilakukan.

Persiapan 1. Bawa peralatan ke dekat klien


Perawat 2. Pakai sarung tangan
3. Pasang pengalas/handuk di atas dada sampai bawah dagu klien
4. Letakkan bengkok di bawah dagu klien
5. Bersihkan gigi dengan menyemprotkan NaCl berulang kali
sampai bersih dan anjurkan klien agar air kotor dibuang dalam

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


27

bengkok
6. Bersihkan gigi/kawat pengikat dengan lidi kapas/kain kasa yang
dibasahi NaCl berulang kali dengan hati-hati sampai bersih
7. Keringkan atau bersihkan mulut dan sekitarnya dengan handuk
atau tissue
8. Angkat bengkok kotor ke atas baki
9. Lepaskan sarung tangan
10. Rapikan/atur kembali posisi dan sikap klien dengan nyaman
11. Bereskan peralatan, bersihkan dan kembalikan ke tempat
semula
12. Perawat mencuci tangan
13. Dokumentasikan tindakan
Prosedur 1. Jaga jangan sampai menambah infeksi
Pelaksanaan 2. Hati-hati jangan sampai kawat pengikat terlepas/berubah posisi
3. Cegah jangan sampai klien kesakitan
Perhatian Membersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua
kotoran/sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas
ynag dibasahi dengan air
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan dan prosedur laboratorium
kebutuhan dasar.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


28

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERSONAL HYGIENE
MEMBERSIHKAN GIGI PALSU
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Membersihkan dan merawat gigi yang dapat ditanggalkan atau
dilepas
Tujuan 1. Menjaga supaya gigi palsu tetap bersih dan terpelihara
2. Mencegah infeksi pada jaringan mulut
Indikasi Klien yang memiliki gigi palsu tetapi tidak dapat merawatnya
Persiapan Alat Baki yang berisi :
1. Dua gelas plastic berisi air bersih (masak)
2. Sikat gigi dan pasta gigi
3. Bengkok dan sarung tangan bersih
4. Kom berisi 1-2 potong kasa
Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman.
Klien dan 2. Ciptakan suasana yang tenang.
Lingkungan 3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.

Prosedur 1. Bawa peralatan ke dekat klien


Pelaksanaan 2. Pakai sarung tangan
3. Tampung gigi palsu dalam gelas jika klien mampu
menanggalkannya. Jika klien tidak dapat melepaskannya,
perawat yang melakukannya dengan menggunakan kain kasa
kemudian dimasukkan dalam gelas dan kasa kotor dimasukkan
dalam bengkok
4. Bersihkan gigi palsu dengan sikat gigi yang telah dibubuhi
pasta gigi di bawah air mengalir
5. Masukkan gigi palsu yang sudah bersih ke dalam gelas yang
berisi air
6. Berikan gigi palsu pada klien untuk dipasang kembali jika klien

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


29

dapat memasangnya sendiri. Jika klien tidak dapat memasang


sendiri, perawat yang memasangkan gigi palsu dengan
menggunakan kain kasa secara tepat kemudian kain kasa
dimasukkan dalam bengkok
7. Rapikan klien kemudian buka sarung tangan
8. Bereskan peralatan dan bawa ke ruang pembersihan untuk
dicuci bersih/kering, lalu simpan kembali pada tempatnya
9. Perawat cuci tangan
10. Dokmentasikan tindakan
Perhatian 1. Jangan merendam atau mencuci gigi palsu dengan air panas
2. Ketika memegang gigi palsu, gunakan kain kasa, jangan
sampai dengan tangan kosong
3. Gigi palsu sebaiknya ditanggalkan jika :
4. Gigi dibersihkan dahulu, lalu simpan dalam mangkok/gelas
berisi air matang dingin, dan simpan di tempat yang aman
5. Hati-hati ketika menyikat gigi palsu (prostesis) agar tidak jatuh
atau rusak
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


30

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TANPA KLIEN DI
ATASNYA/UNOCCUPIED BED
STIKES Closed Bed (Tempat Tidur Tertutup)
Nahdlatul
Ulama Tuban

No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :


Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB
(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)
NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Menyiapkan tempat tidur yang masih tertutup dengan sprei
penutup (over laken) di atasnya
Tujuan 1. Agar tempat tidur siap dipakai sewaktu-waktu
2. Agar tampak selalu rapi
3. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien
Persiapan Alat 1. Tempat tidur, kasur, dan bantal.
2. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a. Alas kasur
b. Laken/sprei besar
c. Perlak
d. Stik laken/sprei memanjang
e. Boven Laken
f. Selimut dilipat terbalik (bagian dalam selimut dilipatan
luar)
g. Sarung bantal
h. Over laken/sprei penutup
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan
Pelaksanaan 2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian di
dekat tempat tidur
3. Pasang alas kasur dan kasur
4. Pasang sprei besar/Laken dengan ketentuan berikut :
5. Letakkan perlak melintang pada kasur ± 50 cm dari bagian
kepala
6. Letakkan stik laken di atas sprei melintang kemudian
masukkan sisi-sisinya ke bawah kasur bersama dengan perlak
7. Pasang boven kasur daerah bawah kaki, pada bagian atas yang
terbalik masukkan ke bawah kasur ± 10 cm kemudian ujung
sisi bagian bawah (kaki) dibentuk sudut 900 dan dimasukkan
ke bawah kasur. Tarik sisi-sisi atas sampai terbentang
8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
31

terbalik dimasukkan ke bawah kasur ± 10 cm, kemudian ujung


sisi-sisinya dibentuk sudut 900 dan masukkan ke bawah kasur.
Tarik sisi atas sampai terbentang
9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya
10. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan di atas
tempat tidur dengan bagian terbuka di bagian bawah
11. Pasang sprei penutup (over laken)
12. Perawat mencuci tangan
Perhatian Jika tindakan dikerjakan dua orang perawat, masing-masing
perawat berdiri di kanan dan kiri tempat tidur dan tindakan
dikerjakan bersamaan
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


32

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR DENGAN KLIEN DI
ATASNYA/OCCUPIED BED
STIKES Open Bed (Tempat Tidur Terbuka)
Nahdlatul
Ulama Tuban

No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :


Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa
memindahkan klien
Tujuan 1. Memberikan perasaan senang pada klien
2. Mencegah terjadinya dekubitus
3. Memelihara kebersihan dan kerapian
Indikasi Pada klien yang tirah baring total (sakit keras atau tidak
sadar/koma)
Persiapan Alat 1. Tempat tidur, kasur, dan bantal.
2. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:
a. Alas kasur
b. Laken/sprei besar
c. Perlak
d. Stik laken/sprei memanjang
e. Boven Laken
f. Selimut dilipat terbalik (bagian dalam selimut dilipatan
luar)
g. Sarung bantal
h. Selimut tebal
3. Kursi atau bangku
4. Dua ember kecil berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air
bersih
5. Lap kerja/waslap 3 buah
Persiapan Klien diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
Klien
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan
Pelaksanaan 2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian di
dekat tempat tidur
3. Bersihkan rangka tempat tidur
4. Letakkan bantal dan selimut klien yang tidak perlu di kursi
(jika keadaan klien memungkinkan/tidak mengganggu klien)
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
33

5. Miringkan klien ke satu sisi, ganjal dengan bantal/guling


atau jika tempat tidur dilengkapi rel samping, pasang rel
untuk keamanan klien
6. Lepaskan alat tenun pada bagian yang kosong, dari bawah
kasur lalu gulung satu persatu sampai dengan di bawah
punggung klien
a. Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
b. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan
keringkan lalu gulung ke tengah tempat tidur sejauh
mungkin
c. Gulung laken/sprei besar ke tengah tempat tidur se dan
jauh mungkin
7. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab
larutan desinfektan, lalu lap dengan lap kering
8. Bentangkan sprei besar yang bersih dan gulung setengah
bagian, letakkan gulungannya di bawah punggung klien,
ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah
kasur
9. Gulung perlak ratakan kembali
10. Bentangkan stik laken bersih di atas perlak, gulung setengah
bagian dan letakkan di bawah punggung klien, ratakan
setengah bagian lagi di atas perlak lalu masukkan ke bawah
kasur bersama dengan perlak
11. Setelah selesai dan rapi pada satu bagian, miringkan klien ke
sisi yang berlawanan ayng tadi telah dibersihkan
12. Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur
13. Angkat stik laken dan masukkan dalam tempat linen kotor
14. Bersihkan perlak seperti tadi kemudian gulung ke tengah
15. Lepaskan laken kotor dan masukkan ke dalam tempat linen
kotor
16. Bersihkan alas tempat tidur dan kasur seperti tadi
17. Buka gulungan laken dari bawah punggung klien, tarik dan
ratakan setegang mungkin kemudian masukkan ke bawah
kasur
18. Pasang perlak dan sprei seperti tadi
19. Lepaskan sarng bantal dan guling kotor, ratakan isinya
kemudian ganti dengan sarung yang bersih
20. Susun bantal, kemudian baringkan kembali klien dalam
posisi yang nyaman
21. Ganti selimut kotor dengan yang bersih
22. Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya
23. Perawat mencuci tangan
Perhatian 1. Selama tindakan, perhatikan keadaan umum klien
2. Kerjakan tindakan dengan cepat dan rapi
3. Rendam alat yang sudah dipakai klien ynag berpenyakit
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
34

menular dalam larutan desinfektan 2-3% selama 24 jam


dalam tempat tersendiri
4. Jika klien payah, tindakan dikerjakan oleh dua orang perawat
5. Jika keadaan kien tidak memungkinkan untuk tidur miring,
klien tetap dalam keadaan terlentang, tetapi posisi klien
sedikit dipinggirkan ke sisi tempat tidur. Jika perlu minta
bantuan keluarganya untuk menjaga agar klien tidak terjatuh
Referensi Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan dan prosedur laboratorium
kebutuhan dasar.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


35

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


OKSIGENASI
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL,
STIKES KATETER DAN MASKER
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Memasukkan zat asam ke dalam paru-paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat nasal kanule, kateter, dan
masker.
Tujuan 1. Membantu menambah kekurangan zat asam
2. Membantu kelancaran metabolisme
3. Pengobatan
4. Mencegah hypoksia

Indikasi 1. Pasien anoksia, hypoksia


2. Pasien dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan
3. Pasien selama narkose umum
4. Pasien dengan trauma paru
5. Pasien yang mendadak memperlihatkan tanda-tanda syock,
dipsnea, cyanosis, apnea
6. Pasien dalam keadaan gawat (koma)

Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. Tabung oksigen dengan manometer.
2. Pengukur aliran (flow meter).
3. Botol pelembab (humidifier) yang sudah berisi air
masak/aquadest sampai pada garis dengan tujuan untuk
melembabkan udara.
4. Slang (pipa saluran) zat asam
Kedok zat asam/kanul hidung ganda (binasal kanul)/pipa
endhotracheal/alat resusitasi otomatis yang lengkap.
Persiapan 4. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman (semi
Pasien dan fowler).
Lingkungan 5. Ciptakan suasana yang tenang .
6. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 3. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
36

4. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan


dilakukan.

Prosedur 1. Mendekatkan alat di sebelah pasien (jika memungkinkan


letakkan di sebelah kanan pasien).
2. Mengontrol flow meter dan humidifier.
3. Pemberian O2 yang sederhana dengan mempergunakan
kedok zat asam/kanula hidung ganda.
4. Isi tabung diperiksa dan di coba.
5. Slang oksigen dihubungkan dengan kedok zat asam atau
kanula hidung ganda.
6. Flow meter dibuka dengan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan (maintenance 2-3 liter/menit).
7. Coba aliran oksigen dengan mendekatkan pada punggung
tangan atau pipi perawat, untuk memastikan aliran lancar.
8. Pasang alat :
Bila menggunakan kanula zat asam, kedok dipasang/ditutup
pada mulut dan hidung, tali kedok diikatkan di belakang
kepala.
Bila menggunakan kanula hidung ganda, ujung kanul
dimasukkan ke dalam lubang hidung, tali diikatkan di
belakang kepala.
9. Pasien ditanya apakah sesaknya berkurang?
10. Pasien dirapikan.
11. Peralatan dibereskan dan dibersihkan, kemudian kembalikan
pada tempatnya.
12. Dokumentasikan :
a. Jumlah liter oksigen yang digunakan
b. Reaksi pasien
c. Evaluasi toleransi pasien terhadap prosedur

Referensi Perry & Potter. (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur
Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


37

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


OKSIGENASI
STIKES MELATIH NAFAS DALAM
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : 8 No. Revisi : - Halaman : 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Mengajari dan mendemonstrasikan pada pasien tentang cara untuk
menghirup dan mengelluarkan nafas secara dalam (maksimal) dan
perlahan-lahan
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan O2.
2. Membantu mengurangi rasa sakit.
Indikasi Pasien dengan gangguan pernafasan.
Petugas Perawat
Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman (semi
Pasien dan fowler).
Lingkungan 2. Ciptakan suasana yang tenang .
3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.

Prosedur 1. Memberi instruksi pada pasien kalau perlu berikan contoh.


2. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dengan
pelan-pelan dan perawat menghitung dengan hitungan 1-2.
3. Menganjurkan pasien untuk mengeluarkan nafas perlahan-
lahan dan perawat menghitung dengan hitungan 1-2..
4. Perawat mengamati kembang kempis dada dan perut.
5. Menganjurkan pasien untuk mengulang prosedur sampai 10
kali.
6. Observasi respon pasien.
7. Pasien dirapikan
8. Dokumentasikan tentang :
a. Jam pelaksanaan
b. Kemampuan Pasien

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


38

c. Reaksi Pasien

Referensi Perry & Potter. (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur
Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


39

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


NEBULIZER
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pelembab yang membentuk aerosol, kabut butir-butir kecil air
(garis tengahnya 5-10 micron)
Indikasi 1. Post extubasi
2. Dengan status asmatikus
3. Laring oedema
4. Klien dengan sputum yang kental
5. Sebelum dilakukan fisioterapi nafas
6. Pada keadaan tertentu dapat diberikan bersamaan dengan
ventilator
Tujuan 1. Untuk mengencerkan secret dengan jalan memancarkan
butir-butir air melalui jalan nafas
2. Pemberian obat-obat aerosol
Petugas Perawat
Persiapan 1. Klien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
pasien oleh petugas
2. Atur posisi klien, bisa duduk atau setengah duduk
Persiapan alat 1. Nebulizer dan perlengkapan
2. Obat-obatan untuk terapi aerosol bila diperlukan
3. Stetoskop
4. Aquadest
5. Selang oksigen
6. Masker transparan
7. Bengkok
8. Tissue
Prosedur 1. Mengucapkan bismillah hirrahmanirrahim
pemberian 2. Klien diberitahu, alat-alat dekat klien
nebulizer 3. Hubungkan nebulizer dengan klien
4. Nebulizer dihubungkan ke listrik, kemudian hidupkan
5. Waktu dan kelembaban diberikan dengar dulu suara nafas
6. Klien nafas panjang dan menghisap udara yang keluar,
penghisapan udara dilakukan dari hidung dan dikeluarkan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
40

melalui mulut
7. 10 kali nafas klein disuruh batuk dan mengeluarkan
dahaknya
8. Nebulizer tanda stop, klien dilakukan clapping untuk
mempermudah mengeluarkan secret
9. Dengarkan suara nafas lagi
10. Apabila masih terdengar suara ronchi, dapat diulang lagi
11. Mulut klien dibersihkan dengan tissue
12. Alat-alat dibereskan
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to
Clinical Practice. 7th edition. J.B. Lippincott
Company Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B.
saunder Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for
Professional NursingPractice : Third edition.
Appleton & Lange Norwalk Connecticut, California.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


41

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


SUCTION
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Suatu metode untuk mengeluarkan lender atau secret dari jalan
napas.
Tujuan Untuk mempertahankan kepatenan jalan napas dengan menjaga
kelancaran dan membebaskan jalan napas dari secret/lendir yang
menumpuk.
Kebijakan 1. Pasien tidak sadar
2. Pasien yang tidak mampu mengeluarkan lendir sendiri
Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. Mesin penghisap
2. Kateter suction
3. Bak instrument berisi : pinset anatomi 2
4. Air aquadest/NaCl
5. Kassa steril secukupnya
6. Kertas tissue
7. Sarung tangan / handscoon steril
8. Spatel lidah (jika perlu)
9. Perlak dan pengalas
10. Bengkok
Persiapan 1. KIE
Klien 2. Mengatur posisi yang sesuai
Persiapan 1. Menjaga privasi klien
Lingkungan 2. Pencahayaan yang cukup
Pelaksanaan 1. Membawa alat ke dekat pasien
2. Cuci tangan
3. Periksa fungsi mesin penghisap
4. Memakai handscoon
5. Nyalakan tombol ON dan bilas kateter dengan air yang telah
diisi di bengkok
6. Sambungkan kateter dan lakukan pengisapan pada hidung
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
42

7. Dihisap 3-4 detik, untuk pengistirahatannya dilihat dari saturasi


pasien
8. Bilas kateter dengan pace/aqua sampai bersih
9. Menilai kembali kondisi klinis klien
10. Lepaskan sarung tangan dan rapikan alat-alat dan pasien
11. Evaluasi respon klien
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


43

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


OKSIGENASI
MELATIH BATUK EFEKTIF
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Melatih pasien untuk batuk efektif dengan mengajarkan dan
meminta pasien untuk mendemonstrasikan.
Tujuan Melatih pasien untuk batuk efektif dengan mengajarkan dan
melaksanakan sendiri agar lendir atau sputum dapat keluar.
Indikasi 1. Pasien Bronkhitis
2. Pasien Broncopneumonia
3. Pasien Asma Bronkhial

Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. Bengkok (piala ginjal)
2. Sputum pot dan cairan desinfektan
3. Tissue
4. Stetoskop

Persiapan 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman (semi
Pasien dan fowler).
Lingkungan 2. Ciptakan suasana yang tenang .
3. Tutup pintu atau sketsel untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan ya ng akan
dilakukan.

Prosedur 1. Menganjurkan pasien bernafas dalam 3 kali.


2. Mengulangi sampai 3 kali.
3. Mengontrol paru-paru dengan auskultasi.
4. Membersihkan mulut dengan menggunakan tissue kemudian
buang ke bengkok.
5. Bila pasien dapat mengeluarkan dahaknya, anjurkan
membuang dahak ke dalam sputum pot yang telah di isi cairan

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


44

desinfektan.
6. Observasi respon pasien.
7. Pasien dirapikan.
8. Membereskan peralatan dan membersihkan kemudian
mengembalikan pada tempatnya.
9. Dokumentasikan tentang :
a. Jam pelaksanaan
b. Kemampuan Pasien
c. Reaksi Pasien

Referensi Perry & Potter. (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur
Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusyati, Eni. (2006). Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium
Kebutuhan Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


45

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL ATAU
VIAL AMPUL
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Ampul adalah wadah gelas bening dengan bagian leher
menyempityang berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cair.
Vial adalahwadah dosis tunggal atau multi dosis dengan penutup
karet di atasnya yang terdapat cap logam untuk melindungi
penutup steril sampai vial siap digunakan.
Indikasi Diberikan pada klien yang mendapatkanterapi obat suntikan dari
dokter
Tujuan Menindaklanjuti dari terapi dokter
Tugas Perawat
Pengkajian Lima benar :
 Benar obat
 Benar dosis
 Benar klien
 Benar rute
 Benar waktu
Persiapan Cuci tangan
klien Kumpulkan bahan dalam area medikasi dan periksa pesanan pada
label ampul atau vial
Persiapan alat 1. Spuit dan jarum dengan ukuran yang diperlukan
2. Ampul atau vial dari medikasi yang diresepkan
3. Kapas alcohol atau kasa dengan ukuran 2x2 inci
4. Metal file ( opsional )
5. Jarum spuit extra
Prosedur MENYIAPAKAN OBAT SUNTIK DARI AMPUL
1. Perawat cuci tangan
2. Menyiapkan medikasi
3. Menyentil bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat
dengan menggunakan jari
4. Meletakkan bantalan kasa kecil atau kapas alcohol
mengelilingi leher ampul

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


46

5. Mematahkan leher ampul menjauhi tangan anda ( jika leher


ampul belum patah, gunakan metal file untuk mengikir salah
satu sisi leher )
6. Pegang ampul dengan posisi tegak atau menjorok dan
masukkan spuit ke dalam ampul (ujung jarum tidak boleh
menyentuh pinggiran ampul)
7. Aspirasi medikasi ke dalam spuit dengan cara menarik ke
belakang flunger spuit
8. Jika gelembung udara terinspirasi jangan mengeluarkan
didalam ampul
9. Untuk mengeluarkan gelembung udara angkat jarum dari
dalam ampul dan pegang spuit dengan jarum mengarah keatas
tarik bagian plunger sedikit dan dorong kembali keatas untuk
mengeluarakan udara tapi jangan mengeluarkan cairan
10. Jika udara terlalu banyak dalam spuit gunakan bak untuk
membuang, pegang spuit kearah vertical terhadap ujung jarum,
hentakakan sedikit ke bak dan dengan perlahan keluarkan
sedikit kelebihan cairan ke bak. Periksa ulang ketinggian
cairan dengan memegang spuit kearah vertical.
MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI VIAL
1. Lepaskan cap logam untuk memajan penutup karetnya.
2. Dengan kapas alcohol usapkan penutup karet.
3. Lepaskan cap jarum. Tarik pulunger kebelakang untuk
mengumpukan sejumlah udara yang sama dengan volume
medikasi yang akan diaspirasi.
4. Masukkan bagian ujung jarum dengan bevel jarum mengarah
keatas, menembus bagian tengah penutup karet
5. Keluarkan udara kedalam vial jangan biarkan plunger kembali
keatas.
6. Balikkan vial sambil tetap memegang vial dengan kuat pada
spuit dan plunger. Pegang vial antara ibu jari dan jari tangan
pada tangan yang dominan. Raih bagian ujung barel dan
pulunger dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang
dominan
7. Tahan bagian ujung jarum dibawah ketinggian cairan
8. Memungkinkan tekanan udara untuk secara bertahap mengisi
spuit dengan medikasi (tarik kembali plunger jika perlu)
9. Sentil bagian barel dengan hati-hati untuk melepaskan semua
gelembung udara
10. Keluarkan semua udara yang terdapat dosis yang sesuai sudah
menarik kebelakang barrel spuit
11. Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung udara lepaskan
jarum dari vial dengan menarik barrel kebelakang. Pegang
spuit dengan jarum mengarah keatas dan disentil – sentil untuk
melepaskan gelembung. Tarik sedikit plunger dan dorong
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
47

plunger keatas untuk mengeluarkan udara (jangan


mengeluarkan cairan).
12. Berikan label pada vial jika masih tersisa obat didalamnya.
Catat jumlah larutan dan konsentrasi obat.
13. Bungkus jarum dengan capnya dang anti jarum yang terdapat
pada spuit.
14. Buanglah alat-alat yang basah pada tempatnya.
15. Cuci tangan.
Referensi 1. Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
2. Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B. Lippincott
Company Philadelpia.New York
3. Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
4. Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and
challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
5. George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange Norwalk
Connecticut,California.
6. Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;
Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay Publishing
CO.california.
7. Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
8. Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ;
Third Edition.Lippincott
9. Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
10. Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi 4.EGC.Jakarta
11. Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ;
Concept proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year book
12. Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott
13. Taylor,C et al.(1997).Fundamental Of Nursing ; The Art and
Sociance of nursing care ; third edition.New York
Philadelpia.Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


48

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI
STIKES
NahdlatulUlamaTu
ban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
TanggalTerbit : Ditetapkan
10 Oktober Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB 2010

(H. MiftahulMunir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Sediaan steril berupalarutan, emulsi atau suspense atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensi kan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek
jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Tujuan Mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk
mendapatkan efek obat yang cepat.
Indikasi 1. Pasien yang tidak sadar
2. Pasien yang tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
3. Anastesi lokal

Petugas Perawat
PersiapanAlat 1. Spuit sesuai ukuran
2. Obat yang diperlukan
3. Cairan pelarut (NaCl, Aquabides)
4. Korentang
5. Kapas alkohol
6. Gergaji ampul
7. Torniquet
8. Perlak
9. Handscoon
10. Bengkok

PersiapanPasienda 1. Posisikanpasienpadaposisi yang nyamandanaman


nLingkungan 2. KIE
3. Tutuppintuatausketseluntukmenjagaprivasipasien.

PersiapanPerawat 1. Perawatmencucitangansebelumdansetelahtindakan.
2. Perawatmemberitahutujuandanprosedurtindakan yang
akandilakukan.

Prosedur 1. Cuci Tangan


Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
49

2. Pakai Handscoon
3. Bacalah daftar obat pasien yang menunjukkan jenis obat
dan cara pemberiannya
4. Ambil spuit dan jarum steril
5. Larutkan dulu obat-obat yang perlu dilarutkan
6. Baca kembali daftar obat, ambil obat yang dimaksud, lalu
desinfeksi dengan kapas alkohol pada :
- Leher ampul sebelum digergaji
- Karet penutup vial
7. Spuit diisi dengan obat sesuai dosis yang telah
ditentukan, udara dalam spuit dikeluarkan
8. Baca kembali daftar pemberian obat dan cocokkan
dengan nama pasien
9. Pasang perlak sebagai alas
10. Posisi pasien diatur sesuai dengan cara pemberian
( IM,IC,SC,IV)
11. Pasang torniquet disekitar daerah tusukan bila perlu
12. Permukaan kulit yang akan diinjeksididesinfeksi dengan
kapas alcohol ,kemudian di injeksikan
13. Setelah selesai ,kemudin jarum dicabut bekas suntikan di
desinfeksi dengan kapas alcohol
14. Pasien dirapikan
15. Alat alat dibereskan.

Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to
Clinical Practice. 7th edition. J.B. Lippincott
Company Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B.
saunder Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for
Professional NursingPractice : Third edition. Appleton
& Lange Norwalk Connecticut, California.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


50

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI IC

STIKES
NahdlatulUlam
aTuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
TanggalTerbit : Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. MiftahulMunir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal
adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui
suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis.
Tujuan 1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin tes)
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).

Indikasi 1.untuk skin test


Petugas Perawat
PersiapanAlat 1. obat yang dibutuhkan dalam tempatnya
2. Spuit 1 cc/3cc
3. Bak instrumen yang tertutup yang telah diberi alas untuk
tempat spuit
4. Cairan larut
5. Kapas alkohol
6. Handscoon
7. Perlak
8. Bengkok
9. Buku injeksi

PersiapanPasie 1. Posisikanpasienpadaposisi yang nyamandanaman


ndanLingkung 2. KIE
an 3. Atur privasi dan lingkungan

PersiapanPera 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan.


wat 2. Siapkan spuit lepaskan penutup jarum secara tegak lurus
3. Larutkan dan masukkan obat kedalam spuit sesuai dosis
pemberian
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
51

4. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan


dilakukan.

Prosedur 1. Mendekatkan alat ke pasien


2. Menentukan area yang akan diinjeksi
3. Memakai handscoon
4. Mendesinfeksi daerah yang akan di injeksi dengan kapas
alkohol dengan arah dari dalam keluar
5. Pegang erat lengan pasien dengan tangan kiri anda dan tangan
satunya memegang spuit
6. Tusukkan jarum dengan lubang/sudut 100-150 pada epidermis
7. Masukkan obat pada tempat injeksi sampai timbul gelembung
8. Cabut spuit, lalu usap pelan-pelan (jangan di massage), pasien
juga dipesan jangan menggosok daerah tersebut
9. Beri tanda lingkaran pada daerah bekas suntikan
10. Evaluasi hasil injeksi 10-15 menit kemudian dan catat hasilnya
11. Membersihkan alat-alat
12. Petugas cuci tangan

Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


52

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI SC

STIKES
NahdlatulUlam
aTuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
TanggalTerbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. MiftahulMunir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
bawah kulit (sub cutan)
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan
Indikasi 1. Untuk pasien Dm
2. Untuk vaksinasi
Petugas Perawat
PersiapanAlat 1. obat yang dibutuhkan dalam tempatnya
2. Spuit 1 cc/3cc
3. Bak instrumen yang tertutup yang telah diberi alas untuk
tempat spuit
4. Cairan larut
5. Kapas alkohol
6. Handscoon
7. Perlak
8. Bengkok
9. Buku injeksi

PersiapanPasie 1. Posisikanpasienpadaposisi yang nyamandanaman


ndanLingkung 2. KIE
an 3. Aturprivasidanlingkungan

PersiapanPera 1. Perawatmencucitangansebelumdansetelahtindakan.
wat 2. Perawatmemberitahutujuandanprosedurtindakan yang
akandilakukan.

Prosedur 1. Memasang perlak


2. Memakai handscoon
3. Mendekatkan alat ke pasien
4. Menentukan area yang akan diinjeksi (misal 1/3 atas dari

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


53

lengan atas)
5. Mendesinfeksi daerah yang akan di injeksi dengan kapas
alkohol dengan arah dari dalam keluar
6. Siapkan spuit, lepaskan penutup jarum secara tegak lurus
sambil menunggu anti septik kering dan keluarkan udara dari
spuit
7. Suntikkan/tusukkan jarum dengan sudut 450 (pemasangan
jarum menghadap ke atas) dibawah kulit
8. Lakukan aspirasi, bila spuit terdapat darah maka segera cabut
spuit untuk dibuang dan ganti spuit dengan obat baru,bila tidak
ada darah dorong obat ke jaringan
9. Cabut spuit, lalu usap dan massage pada daerah injeksi (bila
tempat penusukan mengeluarkan darah, maka tekan agak lama)
10. Buang spuit dan jarum ke bengkok
11. Evaluasi hasil injeksi dan catat
12. Membersihkan alat-alat
13. Petugas cuci tangan

Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


54

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI IM

STIKES
NahdlatulUlam
a Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
TanggalTerbit : Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. MiftahulMunir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot
Tujuan Sebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot
Indikasi 1. Pada psien yang memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
Petugas Perawat
PersiapanAlat 1. obat yang dibutuhkan dalam tempatnya
2. Spuit 1 cc/3cc
3. Bak instrumen yang tertutup yang telah diberi alas untuk
tempat spuit
4. Cairan larut
5. Kapas alkohol
6. Gergaji ampul
7. Handscoon
8. Perlak
9. Bengkok
10. Buku injeksi

PersiapanPasie 1. Posisikanpasienpadaposisi yang nyamandanaman


ndanLingkung 2. KIE
an 3. Atur privasi dan lingkungan
PersiapanPera 1. Perawatmencucitangansebelumdan setelah tindakan.
wat 2. Siapkan spuit lepaskan penutup jarum secara tegak lurus
3. Larutkan dan masukkan obat kedalam spuit sesuai dosis
pemberian
4. Perawatmemberitahutujuandanprosedurtindakan yang
akandilakukan.
Prosedur 1. Mendekatkan alat ke pasien
2. Menentukan area yang akan diinjeksi
3. Memasang perlak
4. Memakai handscoon
5. Mendesinfeksi daerah yang akan di injeksi dengan kapas
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
55

alkohol dengan arah dari dalam keluar


6. Menggunakan tangan yang tidak memegang spuit untuk
menegangkan kulit pada daerah yang akan ditusuk, pegang
spuit antara jempol dan jari-jari kemudian menusukkan jarum
secara tegak lurus 900
7. Lakukan aspirasi, bila spuit terdapat darah maka segera cabut
spuit untuk dibuang dan ganti spuit dengan obat baru,bila tidak
ada darah dorong obat melalui pengokang spuit secara
perlahan-lahan kedalam jaringan dengan cara tangan kiri
(jempol dan jari telunjuk) memfiksasi spuit
8. Cabut spuit, lalu usap dan massage pada daerah injeksi setelah
obat masuk semua
9. Mengatur pasien dan merapikan pasien dalam posisi nyaman
10. Buang spuit dan jarum ke bengkok
11. Evaluasi hasil injeksi dan catat
12. Membersihkan alat-alat
13. Petugas cuci tangan

Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


56

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI IV

STIKES
NahdlatulUlam
aTuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
TanggalTerbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. MiftahulMunir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
dalam pembuluh darah vena
Tujuan 1. Memasukkan obat secara cepat
2. Mempercepat penyerapan obat
Indikasi 1. px dengan penyakit infeksi bakteri dalam peredaran darah
(sepsis)
2. px tidak bisa minum obat karena muntah
3. px dengan kesadaran menurun dengan beresiko terjadi aspirasi
4. px tidak dapat menelan karna ada sumbatan disaluran
pernafasan atas
Petugas Perawat
PersiapanAlat 1. Spuit sesuai ukuran
2. Obat yang diperlukan
3. Cairan pelarut (NaCl, Aquabides)
4. Bak Instrumen
5. Kapas alkohol
6. Torniquet
7. Perlak
8. Handscoon
9. Bengkok
10.Buku Injeksi
PersiapanPasie 1. Posisikanpasienpadaposisi yang nyamandanaman
ndanLingkung 2. KIE
an 3. Atur privasi dan lingkungan
PersiapanPera 1. Perawatmencucitangansebelumdansetelahtindakan.
wat 2. Siapkan spuit lepaskan penutup jarum secara tegak lurus
3. Larutkan dan masukkan obat kedalam spuit sesuai dosis
pemberian
4. Perawatmemberitahutujuandanprosedurtindakan yang
akandilakukan.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
57

Prosedur 1. Mendekatkan alat ke pasien


2. Baca kembali daftar obat dan cara pemberian yang akan
diberikan pada klien
3. Membuka Pakaian yang menutupi vena, menentukan vena
yang akan ditusuk
4. Alas ditaruh dibawah lengan dan memasang torniquet sampai
vena benar-benar dapat dilihat dan diraba kemudian
mendesinfeksi dengan kapas alkohol dan pasien dianjurkan
untuk mengepalkan tangan
5. Memakai handscoon
6. Menusukkan jarum dengan pelan-pelan kedalm vena dengan
lubang jarum menghadap ke atas sejajar dengan vena
7. Lakukan aspirasi, jika terdapat darah maka masukkan obat
secara perlahan-lahan
8. Meletakkan kapas alkohol diatas jarum setelah obat masuk
semua lalu menarik spuit dan jarum dengan cepat
9. Bekas tusukan ditekan dengan kapas antiseptic sampai darah
tidak keluar
10. Membuang spuit dan jarum pada bengkok
11. Membersihkan alat dan mencuci tangan

Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange
Norwalk Connecticut, California.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


58

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMBERIKAN TETES MATA
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Memberikan obat tetes pada mata
Indikasi Diberikan pada pasien dengan iritasi, infeksi mata, gangguan mata
dan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan mata
Tujuan - Untuk Mendilatasikan pupil sebelum pemeriksaan mata
- Untuk mlemahkan otot lensa sebelum pengukuran refraksi
lensa
- Untuk menghilangkan iritasi local
- Untuk meminyaki kornea dan konjungtiva
Petugas Perawat
Pengkajian - Mengkaji “5 benar” pemberian obat
- Kaji kondisi eksternal struktur mata
Persiapan - Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pasien - Minta pasien untuk berbaring terlentang dengan leher agak
hiperekstensi
Persiapan alat - Botol obat dengan penetes steril
- Bola kapas atau tissue
- Baskom cuci dengan air hangat
- Penutup Mata atau plester mata
- Sarung tangan dispossible
- Catatan/ Dokumen keperawatan
Prosedur - Cuci tangan
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan mata dengan bola kapas yang dibasahi air
hangat bila mata ada kotoran/krusta dengan arah dari
dalam keluar cantus
- Pegang bola kapas atau tissue yang bersih pada tangan
yang non dominant pada tulan pipi pasien dibagian bawah
kelopak mata pasien
- Tekan bagian bawah kelopak mata secara perlahan dg ibu
jari atau jari telunjuk diatas tulan orbita
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
59

- Beritahu pasienuntuk melihat pada langit-langit


- Letakkan tangan dominant pada dahi klien, pegang ujung
penetes mata kurang lebih 1-2 cm diatas kantung
konjungtiva
- Teteskan sejumlah obat sesuai dosis kedalam kantung
konjungtiva
- Bila pasien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan
jatuh ke kelopak mata luar ulangi prosedur
- Setelah memberikan tetesan minta pasien untuk menutup
mata dg perlahan
- Bereskan peralatan
- Cuci tangan
- Dokumentasikan hasil tindakan
Sumber Perry,Peterson dan potter. 2005. Buku Saku Ketrampilan
rujukan dan prosedur dasar. Jakarta : EGC.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


60

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENAMBAHKAN OBAT KEDALAM WADAH CAIRAN
INTRAVENA
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Cara teraman untuk pemberian obat IV adalah dengan
menambahkan kedalam wadah cairan yang mempunyai volume
besar (biasanya dengan dekstrosa dan larutan air atau normal
salin). Kemudian obat infuskan dengan lambat, resiko efek
samping diminimalkan dan kadar terapeutik dalam darah dapat di
pertahankan.
Indikasi Tambahkan obat baru kedalam cairan pada klien yang
mendapatkan terapi dari dokter.
Tujuan Untuk menambahkan obat intravena (IV).
Tugas Perawat
Pengkajian  Kaji keadaan umum klien
 Kaji integritas system IV
Persiapan Beritahu klien tentang tidakan yang akan dilakukan. Jelaskan
klien pada klien bahwa obat di tambahkan pada jalur IV yang ada.
Persiapan alat Peralatan :
1. Siapkan obat di dalam spuit
2. Wadah cairan IV (kantung /botol dengan volume 500 atau
1000ml).
3. Swab alcohol atau antiseptic
4. Label yang akan di letakkan kekentong atau botol IV.
Prosedur 1. Cuci tangan
2. Pastikan advis dari dokter
3. Jelaskan prosedur pada klien .
4. Pastikan identifikasi klien dengan benar.
5. Tambahkan obat ke wadah yang baru :
 Cari port penyuntikan obat pada kantung IV
 Usap port dengan antiseptic
 Tusukkan jarum spuit sampai menembus bagian tengah
portdan dorong plunger.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
61

 Tarik spuit dan campur larutan dengan memegang


kantung cairan dan membalikkan kantung cairan dengan
perlahan dari satu ujung ke ujung yang lain
 Gantung kantung cairan dan periksa kecepatan infuse
 Lengkapi label obat dan temple label tersebut dengan
terbalik.
6. Tambahkan obat ke dalam wadah yang sudah ada :
 Cuci tangan
 Periksa volume cairan yang tersisa ke dalam wadah
 Tutup klep infuse IV
 Usap port obat dengan antiseptic atau alcohol
 Tusukkan jarum spuit melalui port dan suntikkan obat
 Turunkan wadah dari penggantung kantung IV dan
campur dengan perlahan dengan membalikkan kantung
perlahan
 Gantungkan kembali dan atur kembali kecepatan tetesan
 Berikan label pada wadah dengan nama dan dosis obat
 Cuci tangan
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and
challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange
Norwalk Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;
Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay
Publishing CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
62

Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ;


Concept proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year
book
Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott
Taylor,C et al.(1997).Fundamental Of Nursing ; The Art and
Sociance of nursing care ; third edition.New York
Philadelpia.Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


63

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN OBAT DENGAN BOLUS INTRAVENA
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pemberian obat langsung kedalam venadengan teknis bolus adalah
metode paling berbahaya dalam pemberian obat. Karena obat ini
bekerja dengan cepat dan masuk kedalam sirkulasi.
Indikasi Obat mungkin diberika per IV melalui heparin lock atau melalui
infase IV yang sudah ada. Obat IV sering diberikan dengan bolus
pada keadaan darurat ketika diperlukan kerja obat yang cepat. Teknis
ini dapat digunakan untuk menghindari pencampuran obat yang tidak
cocok.
Tujuan Obat bekerja dengan cepat dan langsung masuk kedalam sirkulasi
Tugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum klien
Observasi lokasi intravena sebelum pemberian obat.
Persiapan Beritahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan
klien
Persiapan alat Infus Intra Vena
1. Menyiapkan obat dalam spuit dengan jarun ukuran kecil ( 25 – 26
)
2. Kapas alkohol atau antiseptic
3. Selang Iv dengan port injeksi
4. Jam dengan jarum detik atau pembacaan digital
5. Kartu dan formulir obat
Prosedur 1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2. Pastikan adanya advis dokter
3. Menjelaskan prosedur pada klien
4. Tentukan apakah cairan iv diinfuskan dengan kecepatan yang
tepat
5. Pilih port penyuntikan pada selang sedekat mungkin pada tempat
tusukan jarum
6. Bersihkan port penyuntikan dengan kapas alkohol
7. Suntikkan jarum berdiameter kecil yang ,mengandung obat yang
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
64

telah disiapkan melalui bagian tengah port


8. Hambat aliran iv dengan menekuk selang tepat diatas port
penyuntiakan. Tarik plunger dengan perlahan untuk mengaspirasi
darah
9. Setelah melihat adanya darah, suntkkan obat dengan perlahan
dalam beberapa menit ( bisanya tidak lebih 1 cc/menit kecuali
dalam kondisi darurat dan gunakan jam untuk menetapkan waktu
pemberian)
10. Setelah penyuntikan obat tarik spuit dan periksa kembali infuse
11. Buang jarum yang tidak tertutup dan masukkan spuit kedalam
wadahnya
12. Observasi klien dengan ketat
13. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
14. Dokumentasi
Referensi Alimt, Aziz. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia.Egc. Jakarta
Barnam, Bjs.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication, Evaluation
: Fourth Edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia. New
York
Carpenito, L. (1994). Nursing Diagnosis : Aplication To Clinical
Practice. 7th Edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
New York
Chitty, Kk.(1997). Profesional Nursing : Consepts And Challanges :
Second Editon. Philadelphia. W.B. Saunder Company.
George, J.B.(1990). Nursing Theories, The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition. Apleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.
Kozier, Bg & Oliveri, R.(1996). Fundamental Of Nursing : Conceps
Process Practice (4th Ed). Addison-Wesley Publisihing Co.
California
Lancaster, J.(1999). Nursing Issuein Leading And Managing Change.
Mosby. St. Lois
Meleis, Al. Theoritical Nursing : Development 7 Progess ;Third
Edition. Lippicott
Maria Susianti,(2008). Keterampilan Keperawatan Dasar Paket I.
Ems. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, Dan Praktikedisi 4 . Egc. Jakarta
Potter, PA & Perry, (1993). Fundamental of Nursing ; Conceps
Process Practice (3th ed). St. Lois :Mosby-year Book
Potter, PA & Perry, (1993). Fundamental of Nursing ; The Art &
Science Of Nursing Care, 3th edition. New York Philadelphia,
Lippincott

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


65

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pemberian obat secara parenteral atau injeksi, baik injeksi
intradermal, subcutan, intramusculer, atau intra vena.
Pemberian obat secara parenteral menpunyai aksi kerja lebih cepat
dibanding secara oral. Tapi pemberian secara peranteral mempunyai
beberapa resiko sebagai berikut: merusak kulit, menyebabkan nyeri
pada pasien, salah tusuk pasien dan lebih mahal.
Injeksi intradermal atau injeksi intracutan merupakan injeksi yang
ditusukan pada lapisan dermis atau di bawah epidermis (permukaan
kulit).
Indikasi 1. Tes tuberculin
2. Tes untuk mengetahui reaksi alergi terhadap obat tertentu.
3. Vaksinasi.
4. Kadang-kadang untuk anastesi lokal yang demikian dilanjutkan
injeksi pada area yang lebih dalam.
Tujuan 1. Tes tuberculin
2. Tes untuk mengetahui reaksi alergi terhadap obat tertentu.
3. Vaksinasi.
4. Kadang-kadang untuk anastesi lokal yang demikian dilanjutkan
injeksi pada area yang lebih dalam.
Tugas Perawat.
Pengkajian Kaji keadaan umum klien.
Persiapan Area yang lazim digunakan untuk injeksi intra dermal adalah:
klien  Lengan bawah bagian dalam.
 Dada bagian atas.
 Dan punggung area scapula.
Persiapan alat Persiapan alat:
1. Spuit ukuran 1 ml dengan kaliberasi ratusan milimeter.
2. Jarum dengan ukuran yang sesuai kebutuhan.
3. Kapas alkohol.
4. Buku pengobatan dan instruksi pengobatan.
Prosedur 1. Menyiapkan alat.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
66

2. Memberitahu pasien.
3. Menyiapakan area yang akan diinjeksi misalnya lengan kanan dan
lakukan desinfeksi dengan alkohol.
4. Pegang erat lengan pasien dengan tangan kiri anda dan yangan
satunya memegang spuit ke arah pasien.
5. Tusukan spuit dengan sudut 15o pada epidermis kemudian
diteruskan sampai dermis lalu dorong cairan obat. Obat ini akan
menimbulkan tonjolan di bawah permukaan kulit.
6. Cabut spuit, usapkan pelan-pelan area penyuntikan dengan kapas
antiseptik tanpa memberikan masase (masase dapat menyebabkan
obat masuk ke jaringan atau keluar melalui lubang injeksi)
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication, Evaluation
: Fourth Edition. J.B. Lippincot Company Philadelphia. New
York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and Challenges :
second edition. Philadelphia. W.B. saunder Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley
Publishing CO. California.
Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing Change.
Mosby. St. Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ; third
edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, praktik Edisi 4. EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of Nursing :
Conceps Process Practice(3 th ed) St. Louis : Mosby- Year
Book
Potter, PA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing ; The Art
&Science of Nursing Care. 3rd edition. New York Philadelphia,
Lippincott
Taylor, C et al.(1997). Fundamental of Nursing : The Art and Science
of Nursing Care ; third edition. New York Philadelphia
Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


67

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN INSULIN DRIP INTRAVENA

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tindakan untuk mengurangi kadar glukosa dalam darah
Indikasi 1. Absolut
a. DM tipe I
b. Koma ketoasidosis
c. GDM yang tidak terkendali dengan diet
d. Operasi berat
2. Relatif
a. DM tipe II gagal dengan obat hiperglikemi oral
b. DM tipe II yang kurus
c. DM dengan stress (infeksi sistemik, op berat)
Tujuan Penurunan glukosa darah secara cepat
Petugas Perawat
Persiapan 1. Menjelaskan tujuan tindakan
pasien dan 2. Menjelaskan prosedur tindakan
Lingkungan 3. Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
4. Menjaga privasi klien
Persiapan alat 1. Cairan NaCl
2. Short acting insulin (Actrapid, RL)
3. Mikro drip set
4. Alat pemantau glukosa (Accutrend, dll)
Prosedur 5. Campurkan 50 unit actrapid (1,25 cc) ke dalam 500 cc NaCl
pelaksanaan 6. Campurkan dengan membolak balikkan tabung
7. Pasang mikro drip (50 tts/mnt)
8. Buang cairan pertama melalui selang infuse sebanyak 30 –
50 cc
9. Pasang pada vena klien dengan dosis 0,5 unit/kgBB/jam
(jumlah tetesan/menit sama dengan berat badan klien)
10. Bersama dengan tetesan diberikan bolus actrapid sebanyak
0,1 – 0,2 unit/kg BB/jam.
Evaluasi 1. Tanyakan pada klien adakah rasa nyeri, rasa baal, rasa terbakar
atau kaku pada area injeksi
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
68

2. Kaji respon klien terhadap pengobatan setelah 30 menit.


Dokumentasi 1. Catat pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, nama obat,
dosis, area injeksi, dan tanda tangan/inisial
2. Catat respon klien terhadap pengobatan dan efek samping yang
timbul (tanggal dan waktu)
3. Lokasi penyuntikan.
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley
Publishing CO. California.
Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing
Change. Mosby. St. Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ; third
edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, praktik Edisi 4. EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of
Nursing : Conceps Process Practice(3 th ed) St. Louis :
Mosby- Year Book
Potter, PA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing ; The Art
&Science of Nursing Care. 3rd edition. New York
Philadelphia, Lippincott
Taylor, C et al.(1997). Fundamental of Nursing : The Art and
Science of Nursing Care ; third edition. New York
Philadelphia Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


69

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN INSULIN DENGAN PENA INJEKSI
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban

No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :


Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tindakan untuk mengurangi kadar glukosa dalam darah
Indikasi 1. Absolut
d. DM tipe I
e. Koma ketoasidosis
f. GDM yang tidak terkendali dengan diet
g. Operasi berat
2. Relatif
a. DM tipe II gagal dengan obat hiperglikemi oral
b. DM tipe II yang kurus
c. DM dengan stress (infeksi sistemik, op berat)
Tujuan  Menghilangkan keluhan utama
 Mencegah koma hiperglikemia
 Memulihkan berat badan yang kurus
 Mencegah/menunda terjadinya komplikasi vaskuler
 Meningkatkan morbiditas ibu dan janin, serta malformasi janin
pada kehamilan dengan DM
 Mencegah infeksi

Macam – macam insulin


Jenis kerja Nama obat Pemberian/24 jam
Kerja cepat  Regular insulin/RI 3–4X
 Actrapid MC
 Actrapid HM
Kerja sedang  NPH 1–2X
 Monotard MC
 Monotard HM
Kerja panjang  P21 (jarang 1X
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
70

digunakan)
Petugas Perawat
Persiapan 1. Menjelaskan tujuan tindakan
pasien dan 2. Menjelaskan prosedur tindakan
Lingkungan 3. Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
4. Menjaga privasi klien
Persiapan alat 1. Pena insulin
2. Cartridge insulin
3. Jarum pena
4. Bola kapas
5. Alcohol 70%
6. Bengkok/tempat sampah medis
Prosedur 1. Lakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum pemberian insulin
pelaksanaan 2. Tentukan dosis insulin sesuai program terapi
3. Siapkan pena insulin, jarum dan alcohol
4. Cek jenis insulin sesuai pesanan dokter
5. Periksa kadar insulin yang ada di catridge insulin
6. Masukkan jarum yang baru. Buang plastic pembungkus jarum.
Tempatkan bagian luar jarum pada permukaan yang datar,
terbuka, dan menghadap keatas
7. Tekan 2 urut insulin untuk mengeluarkan udara. Insulin harus
muncul pada ujung jarum. Bila tidak ada, ulangi kembali prosedur
8. Tekan sesuai dosis yang ditentukan
9. Bersihkan kulit dengan alcohol dan biarkan kering beberapa saat
10. Cubit kulit pada area yang diinginkan dan arahkan jarum pada
cubitan kulit dengan sudut 900
11. Injeksikan insulin pada aliran yang tetap, tarik jarum
12. Genggam pena dan masukkan jarum pada pembungkus jarum
plastic yang ada. Putar ujung jarum dengan hati-hati, buang
dibengkok/tempat sampah medis.
Evaluasi A. Tanyakan pada klien adakah rasa nyeri, rasa baal, rasa terbakar
atau kaku pada area injeksi
B. Kaji respon klien terhadap pengobatan setelah 30 menit.
Dokumentasi 1. Catat pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, nama obat,
dosis, area injeksi, dan tanda tangan/inisial
2. Catat respon klien terhadap pengobatan dan efek samping yang
timbul (tanggal dan waktu)
3. Lokasi penyuntikan.
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
71

New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and Challenges :
second edition. Philadelphia. W.B. saunder Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley
Publishing CO. California.
Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing Change.
Mosby. St. Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ; third
edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, praktik Edisi 4. EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of Nursing
: Conceps Process Practice(3 th ed) St. Louis : Mosby- Year
Book
Potter, PA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing ; The Art
&Science of Nursing Care. 3rd edition. New York Philadelphia,
Lippincott
Taylor, C et al.(1997). Fundamental of Nursing : The Art and Science
of Nursing Care ; third edition. New York Philadelphia
Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


72

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERIAN INSULIN DENGAN SPUIT INJEKSI
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tindakan untuk mengurangi kadar glukosa dalam darah
Indikasi 1. Absolut
a. DM tipe I
b. Koma ketoasidosis
c. GDM yang tidak terkendali dengan diet
d. Operasi berat
2.Relatif
a. DM tipe II gagal dengan obat hiperglikemi oral
b. DM tipe II yang kurus
c. DM dengan stress (infeksi sistemik, op berat)
Tujuan  Menghilangkan keluhan utama
 Mencegah koma hiperglikemia
 Memulihkan berat badan yang kurus
 Mencegah/menunda terjadinya komplikasi vaskuler
 Meningkatkan morbiditas ibu dan janin, serta malformasi janin
pada kehamilan dengan DM
 Mencegah infeksi
Macam – macam insulin
Jenis kerja Nama obat Pemberian/24 jam
Kerja cepat  Regular insulin/RI 3–4X
 Actrapid MC
 Actrapid HM
Kerja sedang  NPH 1–2X
 Monotard MC
 Monotard HM
Kerja panjang  P21 (jarang 1X
digunakan)
Petugas Perawat
Persiapan 1. Menjelaskan tujuan tindakan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
73

pasien dan 2. Menjelaskan prosedur tindakan


Lingkungan 3. Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
4. Menjaga privasi klien
Persiapan alat 1. Vial insulin
2. Spuit insulin
3. Kapas
4. Alcohol 70%
5. Sarung tangan (k/p)
6. Bengkok/tempat sampah medis
Prosedur 1. Cuci tangan, bila perlu memakai sarung tangan
pelaksanaan 2. Bila insulin dalam keadaan dingin, hangkatkan dengan telapak
tangan
3. Jika menggunakan NPH/LENTE supaya benar tercampur,
dengan memutar botol diantara kedua telapak tangan secara
perlahan-lahan. Jangan sekali-kali menggoncang atau
mengocok, dan bila timbul gumpalan jangan digunakan
4. Bersihkan tutup botol insulin dengan kapas alcohol dan biarkan
kering beberapa detik
5. Ambil spuit insulin, dan sedot udara ke dalam spuit sesuai dosis
yang ditentukan, kemudian suntikkan udara ke dalam botol
dengan arah tegak lurus ke bawah
6. Dengan jarum masih berada didalam botol, balikkan botol dan
sedot insulin, tarik penghisap lebih dalam untuk mengecek ada
tidaknya gelembung udara. Bila tidak ada gelembung udara
sedot insulin ke dalam semprit sejumlah yang dibutuhkan. Tarik
jarumnya dari botol dan saat ini spuit telah terisi insulin
7. Letakkan spuit pada area bersih dan permukaan yang datar,
segera tutup jarum dengan penutupnya
8. Pilih tempat yang akan disuntik, bersihkan dengan kapas alcohol
dari dalam kearah luar dan biarkan beberapa saat sampai kering
9. Angkat kulit dan jaringan dibawah kulit (dicubit lunak) pegang
spuit seperti memegang pena, tusukkan jarum tegak lurus
sehingga seluruh panjang jarum masuk ke dalam kulit (900) serta
tekan penghisap dan injeksikan insulin ke dalam kulit, lepaskan
cubitan dan tarik jarum sementara memberikan tekanan lembut
pada tempat penyuntikan selama 10-15 detik
10. Buang spuit dan jarum pada bengkok/tempat sampah medis
11. Bereskan alat dan cuci tangan

CARA MENCAMPUR INSULIN


Cara mencampur insulin rapid-acting dan intermediate-acting
(missal: short acting 20 unit dan intermediate-acting 80 unit) adalah
sebagai berikut:
1. Ambil botol berisi insulin intermediate-acting (keruh), balikkan
dan gulung-gulung dengan kedua telapak tangan untuk
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
74

menghomogenkan larutan
2. Bersihkan tutup botol berisi short-acting dan intermediate-acting
insulin dengan kapas alcohol 70%
3. Ambil semprit dan sedot udara kedalam semprit sesuai dengan
dosis intermediate-acting insulin (80 unit) yang dikehendaki.
Suntikan udara ke dalam botol intermediate-acting insulin tegak
lurus, kemudian tarik jarum dair botol
4. Sedot udara ke dalam semprit sejumlah sesuai dengan short-
acting insulin (20 unit) kedalam botol tersebut
5. Bersihkan tutup botol short-acting insulin dengan kapas alcohol
dan suntikkan udara (20 unit) kedalam botol tersebut
6. Dalam posisi jarum/semprit masih menancap, balikkan botol
dan tarik penghisap lebih jauh untuk menyedot insulin dan
mengecek apakah ada gelembung udara yang masuk. Sedot
insulin short acting sesuai dengan dosis yang dibutuhkan (20
unit) dengan mengatur (mendorong atau menarik) penghisap
dan lepaskan jarum dari botol. Saat ini semprit sudah terisi
insulin short-acting 20 unit
7. Ambil botol insulin intermediate, balikkan tegak lurus dan
tusukkan jarum/semprit yang sudah berisi 20 unit insulin short-
acting
8. Tarik/sedot semprit dari botol insulin intermediate-acting
sebanyak 80 unit. Cabut jarum semprit dari botol insulin
intermediate-acting. Saat ini semprit telah terisi insulin short
acting 20 unit dan insulin intermediate-acting 80 unit
9. Letakkan semprit pada permukaan datar. Bila tidak langsung
disuntikkan tutup jarum dengan penutupnya.
Evaluasi 1. Tanyakan pada klien adakah rasa nyeri, rasa baal, rasa
terbakar atau kaku pada area injeksi
2. Kaji respon klien terhadap pengobatan setelah 30 menit.
Dokumentasi 1. Catat pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, nama
obat, dosis, area injeksi, dan tanda tangan/inisial
2. Catat respon klien terhadap pengobatan dan efek samping
yang timbul (tanggal dan waktu)
3. Lokasi penyuntikan.
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
75

Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley
Publishing CO. California.
Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing
Change. Mosby. St. Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ; third
edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, praktik Edisi 4. EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of
Nursing : Conceps Process Practice(3 th ed) St. Louis :
Mosby- Year Book
Potter, PA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing ; The Art
&Science of Nursing Care. 3rd edition. New York
Philadelphia, Lippincott
Taylor, C et al.(1997). Fundamental of Nursing : The Art and
Science of Nursing Care ; third edition. New York Philadelphia
Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


76

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBERSIHAN COLON DAN PEMBERIAN OBAT-
OBATAN MELALUI ANUS
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Huknah adalah memasukkan cairan ked lm poros usus melalui
pelepasan atau anus dengan menggunakan irrigator matau
semprit gliserin.
Huknah perangsang atau semprit Gliserin adalah memasukkan
sejumlah cairan gliserin biasanya di campur dengan minyak
dengan perbandingan 1:1 ke dalam rectum melalui anus.
Huknah retensi adalah memverikan huknah makanan dan
pengobatan.
Indikasi Huknah rendah
Indikasi :
1. Pada pasien obstipasi
2. Pada penderita sebelum dilakukan retoscopy
3. Pada penderita sebelum pemeriksaan rotgen tertentu
4. Penderita sebelum diberi huknah retensi
Huknah Tinggi
Indikasi ;
1. Penderita yang akn di operasi
2. Penderita yang akan di lakukan rotgen, terutama pada
daerah abdomen dan colon
Huknah Perangsang atau Semprit Gliserin
Indikasi :
1. Penderita Obstipasi
2. Untuk Pemeriksaan
Tujuan Huknah Rendah
Tujuan :
1. Untuk merangsang peristaltic colon,supaya dapat buang air
besar
2. Untuk membersihkan colon decenden
Membersihkan Huknah Tinggi
Tujuan :
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
77

Untuk membersihkan colon descenden, colon transversum, dan


ascendens dari feces
Huknah Perangsang Atau Semprit Gliserin
Tujuan :
a. Merangsang peristaltic usus
b. Melicinkan feces
c. Supaya pasien dapat BAB
d. Memberi perasaan tenang pada pasien
Tugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum klien
Persiapan Beritahu klien tentang tindakan yang akan perawat lakukan
klien
Persiapan alat Huknah Rendah :
Persiapan Alat
1. Irrigator
2. Pipa karet
3. Rectanul Canulc
4. Air sabun hangat
5. Bengkok 2
6. Pengalas dan perlak
7. Vaseline
8. Salatop
9. Alat-alat untuk BAB
Huknah perangsang atau semprit gliserin :
Persiapan alat-alat
1. Semprit gliserin
2. Bengkok
3. Alas dan kain pengalas
4. Mangkok berisi gliserin
 Untuk orang dewasa : 15-20 cc
 Untuk anak-anak : 10cc
5. Alat-alat untuk BAB
Huknah Tinggi :
Persiapan alat-alat
1. Semprit gliserin
2. Bengkok
3. Alas dan kain pengalas
4. Mangkok berisi gliserin
 Untuk orang dewasa : 15-20 cc
 Untuk anak-anak : 10cc
5. Alat-alat untuk BAB
Huknah Retensi :
Persediaan alat-alat
1. Larutan NaCl 0,9% Suhu 40 C

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


78

2. Irrigator dengan perlengkapannya


Prosedur Huknah Rendah dan Tinggi
1. Perawat cuci tangan
2. Pasien diberi tahu
3. Menyiapkan alat-alat
4. Memasang sketsel
5. Pasien miring ke kiri
6. Memasang perlak dan pengalas
7. Pakaian bagian bawah ditinggikan
8. Memasang bengkok dibawah bokong
9. Irrigator di isi air 1 liter, kanul diolesi dengan vaselin
10. Udara dikeluarkan dari pipa karet melalui kanula, cairan
ditampung dalam bengkok
11. Pasien dianjurkan menarik napas panjang, kanula
dimasukkan kurang lebih 5-7,5 cm
12. Tinggi irrigator 50 cm di atas tempat tidur
13. Air di alirkan perlahan-lahan selama 10 menit
14. Pipa karet ditutup sebelum masuk udaranya, kanule ditarik
keluar dimasukkan ke dalam bengkok
15. Segera setelah tindakan berikan pasien bedpan bila ingin
BAB
16. Membereskan alat-alat
17. Perawat cuci tangan
18. Hasil huknah dilaporkan

Huknah Perangsang atau Semprit Gliserin


1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat dipersiapkan
3. Klien diberitahu
4. Hisap gliserin dengan semprit gliserin dan letakkan dalam
bengkok
5. Siapkan pasien seperti pemberian pada huknah rendah
6. Keluarkan udara dari kanul
7. Masukkan kanul secara perlahan, klien dianjurkan tarik
napas panjang
8. Keluarkan kanul dan letakkan dalam bengkok
9. Berikan bedpan bila terasa mules
10. Cara kerja seperti membantu BAB
11. Alat-alat dibereskan, perawat cuci tangan
12. Hasilnya dicatat, dan lihat keadaan klien juga dengan semprit
gliserin berhasil atau tidak

Huknah Retensi
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat dipersiapkan

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


79

3. Beritahu klien huknah retensi


4. Cara kerja seperti huknah rendah, kanul dibersihkan dengan
hati-hati
5. Tetesan di hitung, tetesan 20-60 tetes/menit
6. Sebelum habis cairan ditutup
7. Kanul dibersihkan dan dimasukkan dalam bengkok
8. Alat-alat dibereskan
9. Perawat cuci tangan.

Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange
Norwalk Connecticut, California.
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley
Publishing CO. California.
Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing
Change. Mosby. St. Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ;
third edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, praktik Edisi 4. EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of
Nursing : Conceps Process Practice(3 th ed) St. Louis :
Mosby- Year Book
Potter, PA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing ; The
Art &Science of Nursing Care. 3rd edition. New York
Philadelphia, Lippincott

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


80

STANDARD OPERATING PROSEDUR( SOP)


MODUL ORALIT

STIKES NU
Tuban
No. Dokumen: No.revisi:- Halaman:
PROTAB
Tanggal Terbit: Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Larutan untuk mengatasi diare. Larutan ini mempunyai komposisi
campuaran natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat dan
natrium bikarbona.
Indikasi Larutan oralit di gunakan klien untuk mengobatin sakit pada perut
Tujuan Untuk mencegah dehidrasi

Bahan dan alat Bahan –bahan yang disiapkan:


1. Gelas
2. Sendok
3. Air hangat 200 ml
4. Gula pasir 1 sendok teh
5. Garam dapur 1/4 sendok teh
Penatalaksanaan 1. Cucilah tangan sampai bersih agar tidak ada kuman
penyakit yang menyebar.
2. Tuangkan air masak ke dalam gelas sebanyak satu gelas
penuh atau 200ml.
3. Masukanlah gula pasir 1sendok serta garam dapur 1/4
sendok
4. Gelas tersebut kita aduk sampek gula dan garam benar –
benar larut dalam air.
5. Setelah selesai kita siap meminumnya.
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
81

Company.
George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange
Norwalk Connecticut, California.
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley
Publishing CO. California.
Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing
Change. Mosby. St. Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ; third
edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, praktik Edisi 4. EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of
Nursing : Conceps Process Practice(3 th ed) St. Louis :
Mosby- Year Book
Potter, PA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing ; The Art
&Science of Nursing Care. 3rd edition. New York
Philadelphia, Lippincott
Taylor, C et al.(1997). Fundamental of Nursing : The Art and
Science of Nursing Care ; third edition. New York Philadelphia
Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


82

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENGGUNAAN SYRINGE PUMP
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur
pemberian medikasi intravena pada klien.
Tujuan 1. Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai
kebutuhan klien.
2. Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu
pemberian yang lama
Persiapan Alat 1. Syringe pump dan tiang penyangga
2. Spuit 10 ce/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien
3. Selang penghubung
Prosedur 1. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan
Pengukuran antiseptik
2. Bawa alat-alat ke dekat klien.
3. Siapkan spuit dan medikasi klien.
4. Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit
dengan akses intravena.
5. Nyalakan syringe pump.
6. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.
7. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
8. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan
peringatan dengan suara dan lampu yang menyala merah.
9. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.
10. Cuci tangan.
I. PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatan dan pelaporan
Referensi Altman, G.B., et.al. (2000). Fundamental & Advanced Nursing Skill.
Thomson Learning. New York.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


83

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMBERIKAN CAIRAN MELALUI VENA DENGAN
JARUM BERSAYAP
STIKES (WINGNEEDLE)
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Merupakan tehnik yang merupakan tehnik penusukan vena dengan
jarum yang bersayap
Tujuan 1. Memberikan terapi cairan (elektrolit, suplemen,vitamin, dll)
2. Memasukkan obat intravena
Indikasi Klien dengan gangguan cairan dan elektrolit
1. Kehilangan plasma yang berkaitan dengan luka bakar
2. Muntah
3. diare
Tugas Perawat
Pengkajian Observasi tanda dan gejala yang mengidentifikasi ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit:
1. mata cekung
2. edema
3. peningkatan atau penurunan berat badan lebih dari 2%
Persiapan Mengadakan pendekatan pada anak / keluarga dalam memberi
pasien penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai tingkat
perkembangan dan kemampuan berkomunikasi
Persiapan alat Meja/baki yang berisi
1. seperangkat infuse set steril
2. wingeneedle jarum bersayap steril
3. cairan yang diperlukan kapas beralkohol dan tempatnya
4. jodium tincture 1% atau betadine 10% dalam tempatnya
5. alat pencukur
6. kain pengalas
7. perlak kecil
8. gunting verband
9. kapas dalam tempatnya
10. kassa steril
11. korentang dalam tempatnya
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
84

12. plester
13. bengkok
14. standar infuse lengkap dengan gantungan botol (kolf)
15. pembalut verband
16. spalek dalam keadaan siap pakai
Prosedur 1. Pasien diberitahu, kemudian disipakan untuk dibawa ke kamar
khusus
2. Pasien digendong dan ditidurkan terlentang
3. Perlak dan kain pengalas dipasang dibawah anggota tubuh yang
akan dipasang infuse (pada bayi di bawah kepala)
4. Daerah yang akan ditusuk dicukur dan dibersihkan
5. Botol cairan digantung. Tutup botol didesinfeksi dengan kapas
alcohol, lalu tusukkan jarum (saluran udara), kemudian selang
infuse dipasang dan disambungkan dengan jarum bersayap
6. Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar, sehingga
tidak ada udara dalam saluran selang infuse, selanjutnyadiklem
dan jarum ditutup kembali
7. Daerah permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan
kapas alcohol, lalu jarum ditusukkan ke vena dengan lubang
jarum menghadap ke atas
8. Pasien diberitau , kemudian disiapkan untuk dibawa ke kamar
khusus
9. Pasien digendong dan ditidurkan terlentang
10. Perlak dan kain penglas dipasang dibawah anggota tubuh yang
akan dipasang infuse
(pada bayi dibawah kepala)
11. Daerah yang akan ditusuk dicukur dan dibersihkan
12. Botol cairan digantung . tutup botol didesinfeksi dengan kapas
alcohol ,lalu tusukan jarum (sluran udara) ,kemudian selang
infuse dipasang dan disambung dengan jarum bersayap
13. Tutup jarum dibuka cairan dialirkan sampai keluar ,sehingga
tidak ada udara dalam saluran selang infuse ,selanjutnya jarum
diklem dan jarum ditutup kembali
14. Daerah permukaan kulit yang akan ditusuk di desinfeksi dengan
kapas alcohol ,lalu jarum ditusukan kevena dengan lubang
jarum menghadap keatas
15. Bila berhasil maka darah akan masuk kedalam selang dan klem
longgarkan untuk melihat kelancaran tetesan atau cairan
16. Bila tetesan lancar jaum didesinfeksi dengan cara:
- Pasang plester 1 sepanjang jarum yang dibutuhkan
- Pasang plester II melintng diatas jarum
- Pasang plester III dibawah sayap jarum dan dibelitkan dari
kanan kekiri dan sebaliknya melampaui jarum
17. Dibawah sayap jarum diberi kassa untuk penahan
18. Selang diatur membentuk huruf U atau melingkar kemudian
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
85

diplester
19. Tetesan cairan infuse diatur sesuai kebutuhan
20. Anggota tubuh yang dipasang infuse ,posisinya diatur agar
jarum infuse tidak bergerak atau berubah letaknya ,bila perlu
gunakan spalek
21. Setelah pemasangan infuse selesai ,pasien dirapikan dan
posisinya diatu senyaman mungkin
22. Peralatan dibersihkan ,dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
23. Bila pemberian infuse selesai, infuse distop ,plester dilepaskan
dan jarum bersayap dicabut
Referensi Alexander ,MM dan M.S. Brown, (1974)Pediatric PhySIcal
Diagnosis of Nurses.New York :McGraw-Hill Book
company.
Behrman , R.E (Dkk) ,(1996). Texbook of Pediatric .
Philadhelpia:W.B. Saundrs Company
Brazelton, T.B. (1993).Touchpoint :Your Childs Emotional and
Behvioral D evelopment. London:Pinguin Group
Green Berg.(1987). Application of Nursing Process to Cilds
Healthcare. Philadhelpia:mosby Years book
Hat. Robin(dkk).(1992). Terapeutik play Actifities for Hospitalized
Children. St. Louis mosby Years book
lammon, CB (1995).Clincial Nursing Skill. Philadhelpia:W.B.
Saundrs Company
Mott, S.R (DKK) (1990) Nursing Care of Children and
Families.red wood city adison weslay.
Nettina Sandra M.(1996)The lipimcott manual of nursing practice .
Philadhelpia lipimcott
Whaiey L.F. and D.L.Wong(1995) nursing care of infantlang
Children.St.Louis Mousby year Book
Wong, DL.Kasoerin,C.A.Hess c(1996).clinical manual of pediatric
nursing .St Louis ;mosby
Hiiton,tessa(1991).the great or mond street book of baby nd child
care.london:the bolden heat
Hay,WW(et al) (1997).current pediatric diagnoses and treatment
Connecticut;Appleton ang lange.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


86

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

HUKNAH RENDAH
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Memasukkan cairanmelalui anus sampai ke kolon desenden
Indikasi konstipasi
Tujuan 1. Merangsang peristaltik usus
2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
3. Tindakan pengobatan
Petugas Perawat
Persiapan 1. Mengucapkan salam terapeutik
pasien 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)
Persiapan alat 1. Sarung tangan bersih
2. Selimut mandi atau kain penutup
3. Perlak dan pengalas
4. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
5. Cairan sesuai kebutuhan
6. Bengkok
7. Jelly/pelumas larut dalam air
8. Tiang penggantung irigator
9. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
87

cebok/tissue toilet

Prosedur a. Pintu ditutup/pasang sampiran


b. Mencuci tangan
c. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung
tangan
d. Pasang perlak dan pengalas
e. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien
ditanggalkan
f. Atur posisi klien sim kiri
g. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
h. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
i. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong
klien
j. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke
dalam bengkok
k. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
l. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan
secara perlahan
m. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan
masukkan kedalam bengkok
n. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan
sebentar
o. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam
posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.
p. Klien dirapihkan
q. alat dirapikan kembali
r. Mencuci tangan
s. Melaksanakan dokumentasi :
1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon
klien pada lembar catatan klien
2) Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama
perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada
lembar catatan klien
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical
Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia.
New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
88

George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional


NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange
Norwalk Connecticut, California.
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley
Publishing CO. California.
Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing
Change. Mosby. St. Louis
Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ; third
edition. Lippincott
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
konsep, praktik Edisi 4. EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of
Nursing : Conceps Process Practice(3 th ed) St. Louis :
Mosby- Year Book
Potter, PA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing ; The Art
&Science of Nursing Care. 3rd edition. New York
Philadelphia, Lippincott
Taylor, C et al.(1997). Fundamental of Nursing : The Art and
Science of Nursing Care ; third edition. New York
Philadelphia Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


89

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


HUKNAH TINGGI

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon asenden
Indikasi konstipasi
Tujuan a. Membantu mengeluarkan fesces akibat konstipasi
b. Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
Petugas Perawat
Persiapan 1. Mengucapkan salam terapeutik
pasien 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan
tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)
Persiapan alat 1. Sarung tangan bersih
2. Selimut mandi atau kain penutup
3. Perlak dan pengalas
4. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
5. Cairan sesuai kebutuhan
6. Bengkok
7. Jelly/pelumas larut dalam air
8. Tiang penggantung irigator
9. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue
toilet
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
90

Prosedur 1. Pintu ditutup/pasang sampiran


2. Mencuci tangan
3. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung
tangan
4. Pasang perlak dan pengalas
5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien
ditanggalkan
6. Atur posisi klien sim kanan
7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
9. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong
klien
10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke
dalam bengkok
11. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
12. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan
secara perlahan
13. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan
kedalam bengkok
14. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
15. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi
miring lalu pasang pispot dibokong klien.
16. Klien dirapihkan
17. alat dirapikan kembali
18. Mencuci tangan
19. Melaksanakan dokumentasi :
a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien
pada lembar catatan klien
b. Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat
yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar
catatan klien
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and
challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange
Norwalk Connecticut,California.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
91

Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;


Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay
Publishing CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ; Concept
proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year book
Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


92

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PROSEDUR INFUS
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No.Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
PROTAB Tanggal terbit : Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban

Pengertian Suatu metode untuk memasukkan obat lewat IV, tranfusi darah,dan
rehidrasi
Indikasi Pada pasien dengan perdarahan, dehidrasi, pemberian obat melalui
IV
Tujuan - Untuk rehidrasi
- Untuk tranfusi darah
- Untuk pemasukan obat melalui vena
Petugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum klien
Persiapan - Beritahu tentang tindakan yang akan dilakukan
klien - Jaga prifasi klien
- Mengatur posisi pasien
Persiapan alat 1. Baki dan alas
2. Korentang dan tempatnya
3. Pinset anatomis di bak instrument
4. Bengkok
5. Handscoon steril dalam tromol
6. Seperangkat infus
7. Surflo
8. Cairan steril
9. Standart infuse
10. Tourniquet
11. Kasa steril di com ukuran 2x2 cm
12. Kapas alcohol di kom
13. Gunting
14. Plester / hepavik
15. Verband / pembalut
16. Beddai
17. Betadin
18. Restrain
19. Perlak
20. Buku catatan bolpoin

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


93

Prosedur 1. KIE ke pasien


2. Mengatur posisi pasien
3. Dekatkan alat ke pasien
4. Cuci tangan
5. Memeriksa etiket cairan infuse
6. Bersihkan tutup cairan infuse dengan kapas alcohol
7. Tusukkan infusset ke dalam
8. Gantung pada standart infus
9. Atur jarak tetesan 2-4 cm
10. Isi ruang tetes ½ dari ruang tetes, pastikan tidak ada emboli
udara
11. Gantungkan selang ke standart infus
12. Lakukan vena fungsi:
- Memastikan vena yang akan di tusuk
- Pasang perlak
- Pasang tourniquet
- Pasien di suruh menggenggam
- Gunakan sarung tanggan
- Bersihkan anggota yang akan di tusuk dengan kapas
alcohol dengan cara mengusap
- Lakukan desinfeksi
- Tangan kiri memegang bawah vena yang akan di
tusuk
- Tusukkan jarum 15-30˚ke vena secara perlahan
- Kendorkan sedikit lihat apakah lumen sudah berisi
darah atau belum jika ada tepat masuk ke vena
- Lalu perlahan masukkan seluruh kateter
- Pasang infuset dengan cara jarum penuntun pasang
dengan cepat infuse set
- Copot tourniquet
- Amati ada infiltrasi atau tidak
- Jika pasien kejang ikat dengan restrain
13. Mengatur tetesan cairan infus
14. Rapikan pasien
15. Copot handscoon cuci tangan
16. Amati keadaan umum pasien selama 30 menit
17. Catat keadaan pasien
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and challenges :
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
94

second edition J.B. Lippincott Company Philadelpia.New


York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and challenges :
second edition.Philadelpia. W.B. Saunder Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange Norwalk
Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ; Concept
Process Practice (4th ed).Addison-Weslay Publishing
CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ; Concept
proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year book
Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott
Taylor,C et al.(1997).Fundamental Of Nursing ; The Art and
Sociance of nursing care ; third edition.New York
Philadelpia.Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


95

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


HEACTING PROCEDURE

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM.


M.Kes)
Tujuan a. Meminimalkan infeksi.
b. Mempercepat penyembuhan luka.
Bahan dan a. Benang
Alat Jenis :
- Absorbable
- Non Absorbable
b. Jarum
c. Holder/Naalpoder
d. Bengkok
e. Gunting
f. Lidokain
g. Betadin
Berbagai 1. Jahitan simpul tunggal
Tehnik Jahitan a. Melakukan penusukan jarum dengan jarak
antara 0,5 - 1 cm dari tepi luka sekaligus
mengambil sebagian jaringan subkutan dengan
teknik penusukan jarum yang tegak lurus pada
rah atau garis luka.
b. Simpul tunggal dilakukan dengan jarak 1 cm
dengan bahan yang non absorbable
c. Simpul diletakkan ditepi dari salah satu tempat
tusukan disebelah tepi luka
d. Benang dipotong kira-kira sepanjang 1 cm
2. Jahitan Donati
a. Tusukkan jarum ± 1,5 cm dari tepi luka, sampai
ke tepi luka sisi lainnya ± 1,5 cm dari tepi luka,
tusukkan kembali ± 3 mm dan keluarkan jarum
pada sisi awal penusukan ± 3 mm dari tepi luka.
b. Buat simpul pada sisi awal penusukan
3. Jahitan kontinyu biasa
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
96

a. Melakukan penusukan jarum dengan jarak


antara 0,5 - 1 cm dari tepi luka kemudian
dilanjutkan pada sisi lainnya tanpa membuat
simpul.
b. Arah lintasan benang tampak depan adalah
miring simpul dibuat pada akhir jahitan.
c. Jarang dipakai
4. Jahitan Kontinyu Feston
a. Melakukan penusukan jarum dengan jarak
antara 0,5 - 1 cm dari tepi luka kemudian
dilanjutkan pada sisi lainnya tanpa membuat
simpul dengan mengaitkan benang pada arah
tegak lurus.
b. Arah lintasan benang tampak depan adalah
seperti huruf L yang berurutan simpul dibuat
pada akhir jahitan
c. Digunakan untuk menutup perotonium dan
penutupan kulit.
5. Jahitan intra kutan
a. Melakukan penusukan dari arah dalam luka
tanpa menembus kulit bagian terluar.
b. Penusukan selanjutnya dilakukan bergantian
dari masing-masing sisi dalam luka.
c. Simpul dibuat pada akhir jahitan
d. Dilakukan untuk mengurangi keloid karena
jahitan dilakukan pada sisi dalam luka.
Referensi Altman, G.B., et.al. (2000). Fundamental & Advanced
Nursing Skill. Thomson Learning. New York.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


97

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGANGKAT JAHITAN

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Mengangkat benang jahitan dari luka yang tertutup
Indikasi Klien yang post jahitan yang jaringannya sudah tertutup
Tujuan Mengambil benang jahitan
Petugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum klien
Persiapan Beritahu klien tentang tindakan yang akan di lakukan
klien
Persiapan alat 1. Pinset cirurghi
2. Gunting angkat jahitan
3. Kasa steril
4. Betadine
5. Bengkok
6. Plester
Prosedur 1. Perawat cuci tangan
2. memakai handscoon
3. membuka balutan lama dengan menggunakan pinset anatomis
dan memmbuang pada bengkok
4. Bekas plester di bersihkan dengan alcohol/bensin
5. Membersihkan luka jahitan dengan kasa satu arah di mulai dari
pinggir
6. Menjepit pangkal/sampul jahitan dengan pinset cirugis
7. Ujung dari lekukan gunting di letakkan di bawah jahitan
kemudian kedua simpul yang berhadapan / simpul yang di
bawah kulit di potong dan potongan jahitan di bung di
bengkok
8. Mengangkat jahitan secara berurutan dengan cara selang
seling
9. Jika tidak terjadi dehiscene sisa jhitan di angkat
10. Membersihkan luka dengan antiseptic/betadine
11. Menutup luka dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester
secukupnya
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
98

12. Rapikan alat-alat dan perawat cuci tangan


13. Hati-hati dan teliti
14. Bertanggung jawab atas respon yang terjadi
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and
challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange
Norwalk Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;
Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay
Publishing CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ; Concept
proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year book
Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott
Taylor,C et al.(1997).Fundamental Of Nursing ; The Art and
Sociance of nursing care ; third edition.New York
Philadelpia.Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


99

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN KATETER

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan
mengeluarkan cairan.
Kateterisasi urinariusadalah memasukkan kateter melalui
urethra ke dalam kandung kemih dengan tujuan untuk
mengeluarkan urine.
Indikasi Indikasi tindakan kateterisasi:
1. Mengatasi retensi urine
2. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat.
3. Untuk memperoleh bahan urine steril.
4. Mengukur jumlah residu dalam kandung kemih.
5. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan
cara yang lain: menampung urine agar tidak terkontaminasi
pada wanita yang sedang menstruasi;atau pada klien yang
mengalami masalah inkontinensia urine.
6. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi
dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostic.
7. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk
mengosongkan kandung kemih,yang di gunakan bila pasien
mengalami sakit yang akut,sakit yang hebat atau terbatas
pergerakan atau tidak sadar akan lingkungan.
8. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan
penyembuhan luka pengobatan beberapa infeksi dan operasi
suatu organ dari sistem urinarius dimana kandung kemih
tidak boleh tegang sehingga menekan struktur yang lain.
9. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada
daerah perineum,agar kulit tetap untuh dan tidak infeksi.
10. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian
kandung kemih secara normal.
Tujuan Untuk mengeluarkan urine
Tugas Perawat
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
100

Persiapan Kali status klien :


pasien - Waktu terakhir kali klien berkemih
- Tingkat kesadaran atau tahap perkembangan klien
- Keterbatasan mobilitas dan fisik
- Usia
- Kondisi patologis yang dapat merusak jalan masuk
kateter (mis : pembesaran prostat)
- Meninjau ulang progam dokter untuk kateterisasi.
Persiapan Menjelaskan prosedur kepada klien. Jelaskan sensasi tekanan
pasien yang akan dirasakan selama kateter dimasukkan
Persipan alat
Ukuran Kateter No. Kateter
Wanita dewasa Kateter No.14/16
Laki-laki Kateter No.18/20
Anak-anak Kateter No.8/10

Ukuran kateter Wanita Pria


Panjang uretra (cm) 3,7-7 13-20
Kateter yang masuk 5-7,5 15-2,5
Yang diberi jelly 3-4 5-7,5

Persiapan alat-alat:
1. Selang kateter
2. Urine bag
3. Sarung tangan steril
4. Set bengkok + pinset steril
5. Kapas + cairan sublimate
6. Jelly
7. Plester
8. Spuit +aqua steril
9. Alas/perlak alas
10. Handuk kecil + waskom isi air hangat + sabun
11. Sampiran
12. Lampu
13. Perban
Prosedur Implementasi
1. Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk megkaji adanya
retensi urine.
2. Persiapan klien:
 Identitas klien
 Jelaskan prosedur kepada klien
 Tarik tirai tempat tidur dan atur posisi
a. Pasien anak atau pasien sadar butuh bantuan
b. Pasien dewasa /wanita : posisi dorsal recumbent

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


101

dengan lutut flexi


c. Pasien dewasa /laki-laki : posisi supine dengan kaki
absduksi
3. Cuci area genital – perineal dengan air hangat sabun
4. Keringkan
5. Persiapan alat :
 Persiapan urin bag
 Pasang perlak / alas pasda klien
 Sediakan spuit isi aquadest
6. Pasang sarung tangan
7. Lakukan Vulva Hyginene atau perineal hygiene
8. Buka set kateter sdan berikan jelly di ujung kateter
9. Dengan tangan dominan ,keluarkan kateter kira-kira 7,5-10
dari ujung. Simpan ujung kateter dalam nampan kateter ,jika
menggunakan kateter lurus.
10. Beritahu klien untuk mengejan ketika akan berkemih dan
menarik napas panjang ketika Anda memasukkan kateter
melalui meatus secara perlahan pada klien wanita, untuk
klien pria angkat penis pada posisi tegak lurus dengan tubuh
klien dan gunakan tarikan ringan lalu masukan kateter secara
perlahan.
11. Masukkan kateter kira-kira 5-7,5 cm pasda orang dewasa
atau sampai urine keluar dari kateter.Ketika urine tampak
keluar,masukkan lagi 2,5-5 cm (pada klien wanita).Untuk
klien pria masukkan kateter sepanjang 17,5-22 cm atau
sampai urine keluar ujung pangkal kateter. Ketika urine
tampak, masukkan lagi 5 cm
12. Lepaskan labia dan pegang kateter secara aman dengan
tangan nondominan (untuk klien wanita).Pada klien pria
turunkan penis sdan pegang kateter secara aman dengan
tangan yang nondominan agar kateternya tetap lurus.
13. Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominan
dari labia atau dari penis ke kateter, 2 cm dari meatus untuk
menahan kateter agar tidak terdorang keluar.
14. Tangan dominan menghubungkan ujung kateter ke urine bag.
15. Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian
tarik kateter kira-kira 2,5 cm.
16. Lepas sarung tangan steril.
17. Plester kateter
18. Pria: ke abdomen bagian bawah
19. Wanita: ke arah paha
20. Bantu pasien pada posisi yang nyaman
21. Kumpulkan dan buang alat – alat yang sekali pakai,
bersihkan alat – alat yang bukan sekali pakai
22. Cuci tangan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
102

Evaluasi
1. Indwelling kateter masuk cecara benar, stainght masuk dan
dilepas tanpa menimbulkn rasa sakit
2. Pasien nyaman
Dokumentasi
Tanggal dan waktu, tipe dan ukuran kateter,speseman / bahan
urine didapatkan ,jumplah urine,deskripsi urine,respon terhadap
prosedur.
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and
challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange
Norwalk Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;
Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay
Publishing CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ;
Concept proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year
book

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


103

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

( WATER SEAL DRAINAGE)


STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Merawat pasien WSD dengan menggunkan desinfektan

Tujuan Merawat pasien dengan WSD dengan menggunakan desinfektan


agar tidak terjadi infeksi
Indikasi 1. Pneumothorak
2. Hemathotorak
3. Fluidothorak
4. Empyema
Petugas Perawat
Persiapan Alat 11. 1 set WSD Lengkap
12. Bak Instrumen berisi :
 Sarung tangan
 Pinset anatomis
 Pinset Chirurgis
 Klem
 Gunting kasa
 Kapas /kasa
13. Betadin solution 10 %
14. Alkohol 70%
15. Salep Kemicetin
16. Plester
17. Gunting plester
18. Bengkok
19. Pengalas
20. Kantong balutan kotor
Persiapan 3. KIE
Klien 4. Mengatur posisi yang sesuai
Persiapan 3. Menjaga privasi klien
Lingkungan 4. Pencahayaan yang cukup

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


104

Prosedur 14. Membawa alat ke dekat pasien


15. Cuci tangan
16. Pengalas dipasang
17. Bengkok didekatkan
18. Buka pakaian atas
19. Pasang sarung tangan
20. Pasang klem pada selang
21. Plester dibuka
22. Bersihkan luka dengan bethadin menggunakan pinset
23. Fiksasi dengan kasa yang telah dipotong tengah dan diberi
salep kemicetin
24. Buka sambungan, ujung sambungan dibersihkan dengan
alkohol 70 %
Kemudian drain dihubungkan dengan slang penyambung
botol WSD yang baru
25. Perhatikan sambungan rapat
26. Klem dibuka
27. Periksa adanya undulasi dengan menyuruh pasien batuk
28. Pengalas diangkat
29. Alat-alat dibereskan
30. Sarung tangan dilepas
31. Periksa keadaan pasien
32. Perawat mencuci tangan
Referensi Dep.Kes. RI RSUP DR. Sardjito (1996).Prosedur Tetap Teknis
Keperawatan RSUP DR. Sardjito

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


105

STANDAR OPERATING PROSEDUR ( S 0 P )


PERAWATAN LUKA BERSIH

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen No. Revisi: - Halaman:
Tanggal terbit : Ditetepkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. Alat steril:
 Pinset anatomi 1
 Pinset cirugis 1
 Sarung tangan 1 pasang
 Kasa secukupnya
 Kapas lidi
 Kapas deppres
 Kom 2
2. Alat tidak steril
 Skort
 Sarung tangan
 Perban
 Gunting perban
 Alcohol 70%
 Betadin 10%
 Obat antiseptic atau desinfektan
 Obat antibiotic
 NaCl 0,9%
 Perhidrol
 Plester
 Gunting
 Bengkok

Persiapan 1. KIE
Pasien dan 2. Mengatur posisi yang sesuai
Lingkungan 3. Menjaga pripasi klien
4. Pencahayaan yang cukup

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


106

Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan


Perawat 2. Perawat member tahu tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
prosedur 1. Bawa alat kedekat pasien
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tanagan bersih
4. Buka balutan luka dengan cara membasahi kasa bekas
luka dengan larutan steril atau NaCl 0,9% dan plaster
dengan alcohol 70%. Kemudian buang balutan ke
bengkok
5. Kaji lokasi dan letak luka,stadium luka,bentuk dan
ukuran luka,dan tanda-tanda infeksi.
6. Apabila da pus pada luka,lakukan kultur luka dengan
kapas lidi.
7. Lepas sarung tangan dan letakkan dibengkok.
8. Pakai sarung tangan steril
9. Bersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%.
Gunakan pinset anatomi dan cirugis jika diperlukan
untuk mengangkat jaringan mati
10. Keringkan luka dengan kasa steril. Bila ada indikasi
pengangkatan jahitan, bisa melakukan pengangkatan
jahitan
11. Olesi luka dengan betadin (sesuai advis dokter)/obat-
obatan anti biotic.
12. Tutup luka dengan kasa steril secukupnya (perhatikan
kinestetika)
13. Lepas sarung tangan
14. Plester kasa dengan rapi
15. Rapikan pasien
16. Bereskan alat dan cuci tangan
17. Dokumentasi
Refrensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and
challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange
Norwalk Connecticut,California.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
107

Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;


Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay
Publishing CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ;
Third Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ;
Concept proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year
book

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


108

STANDAR OPERATING PROSEDUR ( S 0 P )


PERAWATAN LUKA KOTOR
(LUKA TEKAN/DEKUBITUS,LUKA
DIABETIKUM/GANGREN)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen No. Revisi: - Halaman: 1-2
Tanggal terbit : Ditetepkan
24 november 2011 Ketua STIKES NU tuban

PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. atau
kematian jaringan yang luas dan disertai infasif kuman.
Tujuan Mengurangi infeksi luka tekan yang meluas
Indikasi Pasien yang mengalami luka gangrene atau luka tekan
Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. Alat steril:
 Pinset anatomi 2
 Pinset cirugis 1
 Gunting nekrotomi
 Sarung tangan 1 pasang
 Kasa secukupnya
 Kapas lidi
 Kapas deppres
 Kom 2
2. Alat tidak steril
 Skort
 Sarung tangan
 Perban
 Gunting perban
 Alcohol 70%
 Betadin 10%
 Obat anti septic atau desinfektan
 Obat anti biotic
 NaCl 0,9%
 Perhidrol
 Plester
 Gunting

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


109

 Bengkok

Persiapan 3. KIE
Pasien dan 4. Mengatur posisi yang sesuai
Lingkungan 5. Menjaga pripasi klien
6. Pencahayaan yang cukup
Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Perawat 2. Perawat member tahu tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
prosedur 1. Bawa alat kedekat pasien
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tanagan bersih
4. Buka balutan luka dengan cara membasahi kasa bekas luka
dengan larutan steril atau NaCl 0,9% dan plaster dengan
alcohol 70%. Kemudian buang balutan ke bengkok
5. Kaji lokasi dan letak luka,stadium luka,bentuk dan ukuran
luka,dan tanda-tanda infeksi.
6. Apabila da pus pada luka,lakukan kultur luka dengan kapas
lidi.
7. Lepas sarung tangan dan letakkan dibengkok.
8. Pakai sarung tangan steril
9. Bersihkan luka dengan menggunakan perhidrol bila terdapat
jaringan-jaringan mati atau pus kemudian gunakan air steril
atau NaCl 0,9% untuk irigasi luka
10. Keringkan luka dengan kasa steril.
11. Olesi luka dengan betadin (sesuai advis dokter)/obat-obatan
anti biotic.
12. Tutup luka dengan kasa steril secukupnya (perhatikan
kinestetika)
13. Lepas sarung tangan
14. Plester kasa dengan rapi
15. Rapikan pasien
16. Bereskan alat dan cuci tangan
17. Dokumentasi
Refrensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and
challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
110

George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional


Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange
Norwalk Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;
Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay
Publishing CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ;
Third Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


111

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LUKA BAKAR

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Luka merupakan discontuinitas / terputusnya atau terpisahnya
susunan sel dari jaringan tubuh yang rusak yang disebabkan benda
tajam, tumpul, peluru, pecahan bahan peledak atau kecelakaan.
Indikasi Penyebab luka bakarpun bermacam – macam biasa berupa api,
cairan panas, uap panas bahkan kimia.
Tujuan Tidak menimbulkan kondisi kerusakan kulit.
Tugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum klien
Persiapan Beritahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan
klien
Persiapan alat 1. Bak instrument berisi :
 Pinset anatomi 1
 Handscoon steril 1
 Kassa steril sesuai kebutuhan
 Pinset chirurgis 2
 Gunting nekrotomi
2. Gunting plester
3. Bengkok
4. Cairan savlon
5. Cairan NaCl 0,9%
6. Betadine sol 2%
7. Salep silver sulfadiazine
8. Cucing
Prosedur 1. Cuci / bersihkan luka dengan cairan savlon 1% dan cukur daerah
rambut pada daerah luka bakar seperti pada wajah, aksila dan
pubis.
2. Lakukan nekrotomi / debridement jaringan nekrosis
3. Lakukan eschrotomy jika luka bakar melingkar dan

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


112

escharmenekana pembuluh darah.


4. Bullae dibiarkan utuh sampai hari ke 5 post luka baka, kecuali
jika berada di daerah sendi / pergerakan boleh dipecahkan
dengan menggunakan spuit steril dan kemudian lakukan
nekrotomy.
5. Mandikan pasien tiap hari jika mungkin.
6. Jika banyak pus, bersihkan dengan bethadine sol 2%. Perhatikan
ekspresi wajah dan KU pasien selama merawat luka.
7. Bila savlon 1% dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
8. Keringkan dengan menggunakan kassa steril
9. Beri salep silver sulvadiazine (SSD) setebal 0,5 cm pada seluruh
daerah luka bakar (kecuali wajah hanya jika saja luka bakar
derajat ½ beri salep antibiotika, mis : salep neomisisn)
10. Tutup dengan kassa steril (perawatan tertutup) atau dibiarkan
terbuka (gunakan cradle bed).
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and challenges :
second edition J.B. Lippincott Company Philadelpia.New
York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and challenges :
second edition.Philadelpia. W.B. Saunder Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange Norwalk
Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ; Concept
Process Practice (4th ed).Addison-Weslay Publishing
CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ; Concept
proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year book
Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
113

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


RENTANG PERGERAKAN SENDI

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Latihan RPS adalah latihan-latihan yang diberikan untuk
mempertahankan fungsi sendi dan meningkatkan fungsi sendi yang
berkurang karena proses penyakit, kecelakaan, atau yidak digunakan
(ellis, nowlis, dan bentz, 1996)
Indikasi 1. Klien dengan gangguan pada system kardiovaskuler dan system
pernafasan
2. Pembengkakan dan peradangan pada sendi
3. Cidera pada system musculoskeletal disekitar sendi
Tujuan 1. Mempertahankan fungsi sendi
2. Memulihkan fungsi sendi yang berkurang karena proses penyakit,
kecelakaan dan tidak digunakan
Petugas Perawat 
Pengkajian  Kaji keadaan umum klien
Persiapan  Beritahu klien tentang prosedur yang akan dilakukan, ajak klien
perawat untuk bekerjasama
Persiapan alat  Tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja
Prosedur  Cuci tangan untuk mengontrol infeksi
 Identifikasi klien
 Pertahankan privasi klien
 Jelaskan tujuan dan apa saja tindakan yang akan dilakukan, ajak
klien untuk bekerjasama
 Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja
Referensi 1. Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. EGC.Jakarta
2. Barnum, BJS.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincot Company
Philadelphia. New York
3. Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


114

Practice. 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia. New


York
4. Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Consepts and
Challenges : second edition. Philadelphia. W.B. saunder
Company.
5. George, JB.(1990). NursingTheories, The Base for Professional
NursingPractice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk
Connecticut, California.
6. Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ;
ConcepsProcess Practice (4 th ed). Addison- Wesley Publishing
CO. California.
7. Lancaster. J . 1999. Nursing Issue in Leading and managing
Change. Mosby. St. Louis
8. Meleis, AL. Theoritical Nursing : Development & Progress ;
third edition. Lippincott
9. Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1.
EMS. Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


115

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No.dokumen : No.revisi : Halaman
Tanggal terbit : Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Alat yang sederhana untuk memantau setatus gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan daan kelebihan berat
badan,maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.

Indikasi Diterapkan pada orang dewasa berumur diatas 18 tahun


Tujuan Untuk mengetahui masalah kekurang dan kelebihan gizi pada orang
dewasa usia 18 tahun ke atas.
Persiapan 1. siapkan alat-alat yang digunakan untuk menghitung indek massa
pengoperasian tubuh (IMT).antara lain :
 Buku catatan
 Bolpoin
 Timbangan berat badan
 Metline
2.sebelum alat-alat digunakan sebainya dalam kondisi baik,untuk
mematikan alat tersebut berfungsi coba terlebih dahulu.

Cara 1. Siapkan buku penghitungan,bolpoin,timbangan berat badan


pengoperasian dan pengukur tinggi badan.
2. Memberitahu klien bahwa akan dilakukan penghitungan IMT.
3. Jelaskan tujuan penghitungan IMT.
4. lakukan penimbangan berat badan,pastikan timbangan berat
badan berfungsi secara normal.
5. catat hasilnya.
6. lakukan pengukuran tinggi badan.
7. hitung IMT menggunakan rumus

RUMUS IMT : berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


116

8. masukan berat badan dalam satuan Kg.


9. masukan tinggi badan dalam satuan Meter.
10. hitung IMT dangan cara pembagian berat badan dan tinggi
badan di kuadratkan.
11. catat hasil penghitungan.
12. bandingkan hasil pemeriksaan dengan batas ambang
IMT,termasuk kurus,normal atau gemuk,berdasarkan nilai
ambang dibawah.

Peringatan 1. sebelum penghitungan IMT klien pastikan lkien sudah


untuk paham,tujuan dan manfaat penghitungan aimt.
keamanan 2. pastikan alat-alat sudah lengkap.
3. pastikan timbangan berat badan berfungsi secara baik.
4. pastikan metline ter pasang dengan benar,dan pastikan dalam
membaca benar agar data yang diperolah valid.

Parameter BATAS AMBANG IMT UNTUK INDONESIA:


teknis
 KURUS :-KEKURANGAN BERAT BADAN TINGKAT
BERAT (<17,0)
-KEKURANGAN BERAT BADAN TINGKAT
RINGAN
(17,0-18,4).
 NORMAL: 20.1-25(Laki-laki) & 18,7-22,8
(Perempuan).
 GEMUK : -KELEBIHAN BERAT BADAN TINGKAT
RINGAN (25,-27,0)
-KELEBIHAN BERAT BADAN TINGKAT
BERAT (>27,0)
Referensi Nyoman I dewa supariasa dkk,2001.Penilaian Status Gizi.Buku
Kedokteran EGC.Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


117

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENIMBANGAN BERAT BADAN (BB)

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No.dokumen : No.revisi : Halaman :
Tanggal terbit Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh.massa tubuh sangat sensitive terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak,misalnya terserang
penyakit,dan nafsu makan menurun.

Tujuan Untuk mengetahui kelebihan,kurangan dan normalnya berat


badan.

Persiapan 1. Siapkan alat-alat yang digunakan untuk menimbang berat


pengoperasian badan.antara lain:
 Buku catatan
 Bolpoin
 Timbangan berat badan
2. periksa timbangan berat badan terlebih dahulu apakah masih
dalam kondisi baik.
3. pastikan jarum penunjuk pada posisi skala 0 (nol).
4. coba terlebih dahulu timbangan berat badan untuk
memastikan masih bias digunakan.
5. memberitahu klien bahwa akan dilakukan penimbangan
bearat badan.
6. jelaskan ke klien tujuan penimbangan berat badan.

Cara 1. Memberitahu klien untuk meleps sepatu dan pakaian yang


pengoperasian berlebihan.
2. mempersilahkan klien untuk naik ke atas timbangan,dan
tidak bergerak.
3. lihatlah angka yang tepat berada pada jarum penunjuk
dengan benar untuk mendapatkan data yang valid.
4. catat berat badan dengan teliti sampai satu angka desimal.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


118

Peringatan untuk 1. pemeriksaan alat timbang


keamanan sebelum digunakan timbangan harus diperiksa secara
seksama,apakah masih dalam kondisi yang baik atau tidak.
alat timbang yang baik :
 jarum penunjuk masih dapat bergerak
 jarum penunjuk berada pada posisi skala 0(nol)
karena peneraan alat timbang ini sangat penting untuk
mendapatkan data dengan validitas tiggi.
2. klien yang akan ditimbng
perhatikan pakaian klien yang berlebihan.

Referensi Nyoman I dewa supariasa dkk,2001.penilaian status gizi.buku


kedokteran EGC.jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


119

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGUKUR TINGGI BADAN (TB)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No.dokumen : No.revisi Halaman :
Tanggal terbit : Ditetapkan
PROTAB 10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tinggi badan merupakan parameter yang penting untuk
mengetahui keadaan yang telah lalu dan keadaan
sekarang,jika umur tidak diketahui dengan tepat.disamping
itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting.
Indikasi Seluruh lansia yang akan dilakukan pengukuran tinggi
badan.
Tujuan Untuk mengetahui /menilai status gizi saat kini (sekarang)
Persiapan 1. menjelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan.
pengoperasian 2. menjelaskan tujuan pengulkuran yang akan dilakukan.
3. persiapan alat
 buku catatan
 bolpoin
 metline (untuk mengukur tinggi badan)
4. cara memasang pita meteran
 pilihlah lantai yang rata dan dinding yang
memenuhi syarat sebagai berikut :
-dinding harus rata dan tegak lurus dengan
lantai (90 derajat)
-bagian dinding yang rata tidak kurang dari
lebar bahu orang dewasa.
-jangan pilih dinding yang bagian bawahnya
menonjol.
 Pasanglah meteran(mikrotoa) tegak lurus
didinding dengan angka nol dibawah.
 Periksalah bahwa meteran(mikrotoa)
sudah menempel seluruhnya ke dinding.
 Periksalah apakah meteran(mikrotoa)
sudah terpasang lurus.

Cara 1. Posisikan klien membelakangi dinding dan meteran

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


120

pengoperasian (mikrotoa) berada ditengah bagian kepala klien.


2. sewaktu diukur klien tidak boleh memakai alas kaki.dan
penutup kepala
3. posisi klien tegak bebas bukan tegap seperti tentara
4. tangan dibiarkan tergantung bebas menempel kebadan.
5. tumit rapat,tetapi ibubjari kaki tidak rapat
6. kepala,tulang belikat,pinggul dan tumit menempel pada
dinding
7. klien menghadap lurus kedepan.
8. turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian
atas,siku-siku harus lurus menempel pada dinding
9. baca angaka pada skala yyang nampak pada lubang
dalam gulungan mikrotoa.angka tersebut menunjukan
tinggi klien yang diukur.
10. catat tinggi badan klien.
Peringatan untuk 1. sebelum menggunakan pastikan mikrotoa terpasang
keamanan dengan benar
2. pastikan posisi klien benar.
3. pastikan saat membaca angka pada skala benar.

Referensi Nyoman I dewa supariasa dkk,2001.penilaian status


gizi.buku kedokteran EGC.jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


121

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MENGHITUNG BMR
(BASAL METABOLIC RATE)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Menghitung perbandingan antara tekanan darah dan denyut nadi
penderita, dengan menggunakan rumus tertentu.
Tujuan 1. Mengetahui aktivitas dari hormone tiroid
2. Sebagai pembanding untuk menegakkan diagnose
Rumus BMR adalah sebagai berikut :
BMR = 0,75 {0,74 (S-D)+N}-72
Keterangan :
S : Sistole
D : Diastole
N : Nadi
Harga Normal : 10
Informasi Umum :
1. Penghitungan BMR dilakukan pada klien dengan kasus
hipertiroid
2. Penghitungan BMR dikerjakan padi hari saat klien bangun tidur
pagi, sebelum melakukan aktivitas
3. Penghitungan BMR dilakukan 3 hari berturut-turut
Petugas Perawat
Persiapan 5. Menjelaskan tujuan tindakan
pasien dan 6. Menjelaskan prosedur tindakan
Lingkungan 7. Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
8. Menjaga privasi klien
Persiapan alat 1. Tensimeter
2. Stethoscope
3. Jam/stopwatch
4. Buku catatan
Prosedur 1. Cuci tangan
pelaksanaan 2. Bawa peralatan dekat klien
3. Pastikan klien belum melakukan aktivitas
4. Atur posisi klien tidur terlentang
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
122

5. Lakukan pengukuran tekanan darah dan hitung nadi klien


6. Catat tensi dan nadi klien, lakukan penghitungan BMR sesuai
rumus
7. Rapikan klien dan bereskan alat-alat
8. Cuci tangan
9. Dokumentasikan hasil BMR pada status klien lengkap dengan
tanggal dan waktu
Referensi Alman, et al. 2000. Delmar’s Fundamental & Advanced Nursing
Skills. Canada. Delmar Thomson Learning
Elkin, Perry Potter. 2000. Nursing Intervention & Clinical Skill.
Second Edition. USA. Mosby, inc
Lee WL and Zinman B. 1998. From Insulin to Insulin Analogis-
progress I The Threatment of Thype I Diabetes. Diabetes
review 6: 73

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


123

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


NUTRISI

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Menyediakan dan menghidangkan makanan serta minuman pada
pasien
Indikasi  Klien yang mengalami bedrest
 Klien yang tidak dapat makan sendiri atau membutuhkan
bantuan
 Klien tidak dapat makan atau menoleransi makanan per oral
Tujuan 1. Membantu dan mempercepat proses penyembuhan
2. Menambah selera makan penderita
3. Menolong penderita yang tidak sanggua atau tidak dapat makan
sendiri
4. Mengurangi pergerakaaan penderita
Petugas Perawat
Pengkajian 1. Makanan diberikan dalam keadaan hangat
2. Cocokan diitnya dulu untuk mencegah kekeliruan
3. Makanan diberikan menurut instruksi dokter
4. Perhatikan apakah makanan habis atau tidak
5. Obat-obat yang harus diberikan sebelum makan jangan sampai
lupa
Persiapanpasie Beri tahu kepada klien tindakan yang akan dilakukan perawat
n posisikan klien untuk memberikan nutrisi
Persiapan alat 1. Piring yang diisi makanan
2. Garpu dan sendok makan
3. Gelas berisi air minum dengan tatakan dan tutup
4. Serbet/lap semuanya diletakkan didalam baki
5. Penghisap atau sedotan
Prosedur  Penderita dapat makan sendiri tetapi tidak diperbolehkan duduk
1. Penderita mencuci tangan terlebih dahulu
2. Alat-alat disiapkan
3. Penderita diberi tahu

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


124

4. Penderita dimiringkan sebaiknya disebelah kiri supaya dapat


makan dengan tangan kanan
5. Serbet diletakkan dekat dengan pnderita
6. Makanan diletakkan dekat dengan penderita
7. Bila lauk keras dapat kita potong-potong terlebih dahulu
8. Sesudah selesai makan alat-alat dibereskan dan dibawa
kedapur
9. Perawat cuci tangan
 Memberi makanan penderita yang disuapi
1. Penderita mencuci tangan
2. Alat-alat disiapkan
3. Penderita diberi tahu
4. Penderita dimiringkan sebaiknya disebelah kiri supaya dapat
makan dengan tangan kanan
5. Serbet diletakkan dekat dengan pnderita
6. Makanan diletakkan dekat dengan penderita
7. Bila lauk keras dapat kita potong-potong terlebih dahulu
8. Sesudah selesai makan alat-alat dibereskan dan dibawa
kedapur
9. Perawat cuci tangan.
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and challenges :
second edition J.B. Lippincott Company Philadelpia.New
York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and challenges :
second edition.Philadelpia. W.B. Saunder Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange Norwalk
Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ; Concept
Process Practice (4th ed).Addison-Weslay Publishing
CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
125

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


STIKES PEMASANGAN NGT
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Tanggal Terbit: Ditetapkan
10 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak
mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa
lambung atau pipa penduga.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
Persiapan Alat 1. Pipa penduga dalam tempatnya, 4 lubang, ukuran 14-16 (dws)
2. Corong
3. Spuit 20cc, 10cc, 50cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem arteri
12. Baskom berisi air (jika tidak ada stetoskop)
13. Vaselin atau Jel
14. Tissue
15. Sarung tangan bersih
16. Gelas
17. Penlight
Persiapan Pasien 1. KIE
dan Lingkungan 2. Mengatur posisi yang sesuai, yaitu semi fowler
3. Menjaga privasi klien
4. Mengatur pencahayaan yang cukup
Persiapan 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
126

Perawat 2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan


dilakukan
Prosedur 1. Mendekatkan alat disebelah pasien (jika memungkinkan
letakkan disebelah kanan pasien)
2. Mencuci tangan
3. KIE
4. Mengatur posisi semi fowler
5. Bersihkan daerah hidung
6. Pasang pengalas di bawah kepala pasien
7. Letakkan bengkok di dekat pasien
8. Pakai sarung tangan bersih
9. Ukur panjang pipa dari pangkal hidung lalu bengkokan ke
telinga lalu ke sternum (prossesus xifoideus), dan beri tanda
batasnya
10. Berikan vaselin pada ujung pipa (10cm) dan klem pangkal
pipa, lalu masukan melalui hidung secara perlahan sambil
pasien dianjurkan untuk menarik nafas panjang sambil
menelan (bila pasien sadar)
11. Tentukan apakah pipa itu sudah benar-benar masuk ke
lambung dengan cara:
- Masukan ujung selang yang diklem ke dalam baskom
yang berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada
gelembung maka pipa masuk ke paru-paru dan jika tidak
ada gelembung pipa masuk ke lambung, klem kembali
- Masukan udara (10-20cc) dengan spuit ke dalam lambung
melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop,
bila di lambung terdengar bunyi berati pipa tersebut sudah
masuk
12. Fiksasi selang NGT (bentuk silang atau ujung plester
digunting) 1 pada hidung 2 pada pipi
13. Lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang
corong atau spuit pada pangkal pipa
14. Masukan air matang lebih kurang 15 cc pada selang dengan
cara tuangkan lewat pinggirnya, untuk membilas
15. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, bila ada
masukan obat dan diberi minum. Klem lagi
16. Catat hasil respon pasien
17. Cuci tangan
18. Bereskan alat, rapikan pasien
Referensi Perry & Potter. (1999). Buku Saku Keterampilan dan Prosedur
Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokateran EGC

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


127

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENGAMBILAN DARAH VENA UNTUK BAHAN
PEMERIKSAAN GULA DARAH
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tindakan untuk memeriksa kadar glukosa dalam darah
Indikasi A. Absolut
a. DM tipe I
b. Koma ketoasidosis
c. GDM yang tidak terkendali dengan diet
d. Operasi berat
B. Relatif
a. DM tipe II gagal dengan obat hiperglikemi oral
b. DM tipe II yang kurus
c. DM dengan stress (infeksi sistemik, op berat)
Tujuan 1. Mengetahui kadar glukosa darah pasien DM
2. Mengetahui hasil terapi yang diberikan
3. Menentukan program terapi (dosis insulin)
4. Menilai tingkat kepatuhan pasien DM
5. Mendapatkan informasi tentang control glukosa darah puasa
6. Mendapatkan informasi tentang diet dan respon tubuh
terhadap diet yang diberikan (kadar glukosa 2 jam PP)
Bahan dan 1. Darah atau serum yang diambil dari pembuluh darah vena.
Cara Bila dilakukan dilaboratorium dengan Reagen cairan
Pemeriksaan 2. Darah kapiler yang diambil dari ujung jari tangan. Bila
menggunakan Reagen kering atau glukosa stick dengan alat
Accutrend Glucose Mater
Perhatikan :
1. Jumlah darah yang dibutuhkan harus pas
2. Darah diambil dengan memperhatikan teknik aseptic
3. Untuk penderita DM yang mendapatkan terapi insulin,
pemeriksaan gula darah dilakukan 15-30 menit sebelum
pemberian insulin (gula darah puasa)
Petugas Perawat
Persiapan 1. Menjelaskan tujuan tindakan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
128

pasien dan 2. Menjelaskan prosedur tindakan


Lingkungan 3. Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
4. Menjaga privasi klien
Persiapan alat 1. Membuat label/etiket yang meliputi tanggal, nama klien,
nomor register, jenis pemeriksaan, nama ruangan/poliklinik
2. Spuit 2,5 cc
3. Kapas
4. Alcohol 70%
5. Sarung tangan
6. Plester
7. Tourniquet
8. Bengkok/tempat sampah medis
Prosedur 1. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
pelaksanaan 2. Siapkan peralatan dekat klien
3. Pilih vena yang besar
4. Pasang tourniquet dibagian atas lokasi pengambilan darah
vena
5. Desinfeksi kulit dengan kapas alcohol, biarkan beberapa
detik hingga kering
6. Buka pembungkus spuit dan pastikan jarum melekat kuat
pada spuit dan tidak ada udara dalam spuit
7. Buka tutup spuit dengan hati-hati dan tusukkan jarum
kedalam vena, posisi lubang jarum menghadap ke atas,
kemudian tangan kiri menekan pangkal jarum dan sedot
darah vena sejumlah yang dibutuhkan
8. Tarik jarum dan segera tekan tempat tusukan dengan kapas
alcohol selama 30 detik kemudian di plester
9. Pasang label/etiket pada spuit yang berisi bahan darah, darah
siap dikirim ke laboratorium
10. Informasikan pada klien bahwa nanti akan diambil
pemeriksaan darah lagi setelah makan
11. Bereskan alat dan rapikan klien
12. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
Evaluasi Kaji respon klien terhadap rasa nyeri, adanya pembengkakan dan
hematoma (kebiruan) pada lokasi pengambilan darah
Dokumentasi Catat pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, nama obat,
dosis, area injeksi, dan tanda tangan/inisial
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B.
Lippincott Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and
challenges : second edition J.B. Lippincott Company
Philadelpia.New York
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
129

Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and


challenges : second edition.Philadelpia. W.B. Saunder
Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition.Apleton & Lange
Norwalk Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ;
Concept Process Practice (4th ed).Addison-Weslay
Publishing CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ;
Concept proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year
book
Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


130

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


REKAMAN EKG 12 LEAD

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Alat untuk merekam perubahan listrik yang digambarkan dalam
bentuk grafik
Indikasi Mengidentifikasi adanya daerah kerusakan pada miokardium,
disritmia, kelainan konduksi intraventrikuler serta kelainan yang
lainnya
Tujuan Untuk memperoleh catatan kegiatan listrik jantung sehingga dapat
diinterpretasikan serta dicatat hasilnya
Petugas Perawat
Persiapan Pasien yang akan dilakukan EKG
pasien
Persiapan alat 1. Mesin EKG
2. Electrode 4 dengan perekat karet dan electrode dada
3. Arde
4. Jelly electrode
5. Kertas EKG dipasang
6. Kassa
Prosedur 1. Mengucapkan bismillah hirrahmanirrahim
2. Siapkan mesin pencatat EKG dengan meletakkannya disisi tempat
tidur, kemudian mesin dihubungkan dengan sumber listrik,
ground dan putar pada power on
3. Siapkan pasien dengan menjelaskan prosedur yakinkan pasien
bahwa prosedur tindakan tidak menyebabkan rasa sakit dan hanya
membutuhkan waktu beberapa menit. Pasien dalam posisi
terlentang atau supinasi dengan lengan, kaki dan dada terbuka
4. Hubungkan sadapan tungkai pada masing-masing ujung, pilih
tempat yang datar, terang untuk memfiksasi perekat electrode.
Masing-masing lempeng electrode diberi jelly dan yakinkan
bahwa tiap-tiap electrode terpasang secara lembut
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
131

5. Hubungkan sadapan tungkai pada lempeng electrode tungkai


yang sesuai setiap kabel ada tandanya dari dan kode warna agar
mudah mengenalinya
6. Kenali letak dari sadapan electrode pada dada dan berikan tanda
dengan jelly atau tinta
a. daerah interkostal keempat, batas sternum kanan
b. daerah interkostal keempat, batas sternum kiri
c. daerah interkostal kelima, antara V2 – V4
d. daerah interkostal kelima, garis tengah klavikula
e. daerah interkostal kelima, sebelah kiri midaksila anterior
f. daerah interkostal kelima, midaksila kiri
7. Mesin EKG dengan satu saluran, mempunyai satu sadapan dada
yang dipindahkan pada titik didada (V1 – V6) dan pada setiap
titik dicatat mesin EKG dengan banyak saluran, memiliki 6
sadapan dada yang diletakkan secara bersamaan pada dada,
sadapan tersebut pada dada dengan menekan bagian atas balonnya
yang berhubungan dengan ujung elektroda. Ini menyentuh dada
dengan lembut. Jika pasien mempunyai pendulus payudara yang
besar, electrode mungkin perlu dipindahkan terlebih dahulu
8. Singkirkan semua kabel dari dada pasien, karena gerakan
pernafasan dapat menyebabkan wandering baseling
9. Atur kecepatan kertas pada 25mm / detik
10. Atur posisi jarum ditengah kertas EKG dengan memutar letaknya
pada tombol control
11. Periksa ukuran defleksi dengan menekan tombol “standardasie” 1
mv atau setinggi 10 kotak kecil pada kertas EKG
12. Jika menggunakan mesin dengan saluran tunggal atur sadapan
pada sadapan 1 dan putar penggerak kertas. Catat kecepatan
mendekati 110 detik. Tandai sadapan pada kertas EKG dan ulangi
untuk masing-masing sadapan. Jika menggunakan mesin dengan
saluran banyak tekan tombol auto dan mesin akan mencatat
dengan automatis dan menandai masing-masing sadapan
13. Setelah mencatat 12 sadapan, beritahukan pasien bahwa ia boleh
bergerak sesukanya
14. Lepaskan EKG secara keseluruhan dari mesin
15. Putuskan hubungan sadapan ekstrimitas dada, electrode dada dari
pasien dan matikan mesin EKG
16. Bersihkan jelly pada kulit pasien dengan menggunakan tissue atau
kassa
17. Tandai hasil rekaman EKG dengan membubuhkan nama pasien,
nomor register, tanggal dan waktu pencatatan.

Mengisi 1. Tempat kertas EKG dibuka


kembali kertas 2. Kertas yang kosong dilepas
EKG 3. Kertas yangbaru dipasang, posisi kertas yang bergaris menghadap
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
132

ke atas
4. Tempat kertas EKG ditutup
5. Check pemasangan kertas EKG betul atau salah yaitu menekan
tombol ENTER
Dokumentasi 2. Waktu dilakukan EKG
3. Adanya nyeri dada dan kesulitan bernapas selama prosedur
tindakan
4. Irama jantung
5. Aritmia
6. Hasil interpretasi dokter terhadap EKG
7. Toleransi pasien terhadap prosedur
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B. Lippincott
Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and challenges :
second edition J.B. Lippincott Company Philadelpia.New
York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and challenges :
second edition.Philadelpia. W.B. Saunder Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional Nursing
Practice : Third Edition.Apleton & Lange Norwalk
Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ; Concept
Process Practice (4th ed).Addison-Weslay Publishing
CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi 4.EGC.Jakarta
Potter. PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing ; Concept
proses practice(3th ed) St.Lois : Mosby year book
Potter,PA & Perry, AG.(1993).Fundamental of nursing:The
Art & Science Of Nursing Care, 3rd Edition.New York
Philadelpia,Lippincott
Taylor,C et al.(1997).Fundamental Of Nursing ; The Art and
Sociance of nursing care ; third edition.New York
Philadelpia.Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


133

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMERIKSAAN GULA DARAH DENGAN ALAT
ACCUTREND GLUCOSE MATER
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tindakan untuk memeriksa kadar glukosa dalam darah
Indikasi 1. Absolut
a. DM tipe I
b. Koma ketoasidosis
c. GDM yang tidak terkendali dengan diet
d. Operasi berat
2. Relatif
a. DM tipe II gagal dengan obat hiperglikemi oral
b. DM tipe II yang kurus
c. DM dengan stress (infeksi sistemik, op berat)
Tujuan 1. Mengetahui kadar glukosa darah pasien DM
2. Mengetahui hasil terapi yang diberikan
3. Menentukan program terapi (dosis insulin)
4. Menilai tingkat kepatuhan pasien DM
5. Mendapatkan informasi tentang control glukosa darah puasa
6. Mendapatkan informasi tentang diet dan respon tubuh
terhadap diet yang diberikan (kadar glukosa 2 jam PP)
Bahan dan 1. Darah atau serum yang diambil dari pembuluh darah vena. Bila
Cara dilakukan dilaboratorium dengan Reagen cairan
Pemeriksaan 2. Darah kapiler yang diambil dari ujung jari tangan. Bila
menggunakan Reagen kering atau glukosa stick dengan alat
Accutrend Glucose Mater
Perhatikan :
a. Jumlah darah yang dibutuhkan harus pas
b. Darah diambil dengan memperhatikan teknik aseptic
c. Untuk penderita DM yang mendapatkan terapi insulin,
pemeriksaan gula darah dilakukan 15-30 menit sebelum
pemberian insulin (gula darah puasa)
Petugas Perawat
Persiapan 1. Menjelaskan tujuan tindakan
pasien dan 2. Menjelaskan prosedur tindakan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
134

Lingkungan 3. Menempatkan klien pada posisi yang nyaman


4. Menjaga privasi klien
Persiapan alat 1. Accutrend Glucose Mater
2. Glukosa stick/strippaket test
3. Kapas dan alcohol 70%
4. Lancets steril
5. Sarung tangan
6. Bengkok
Prosedur 1. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
pelaksanaan 2. Siapkan peralatan dekat klien
3. Buka strip test dengan menyobek secara diagonal
4. Keluarkan strip test dari pembungkus
5. Masukkan strip test kedalam Accutrend Glucose Mater
6. Kemudian dorong strip test sampai batas yang ditentukan, layar
Accutrend Glocose Mater akan hidup secara otomatis
7. Desinfeksi ujung jari tangan dengan kapas alcohol, biarkan kering
sampai beberapa saat
8. Ambil lancets dan tusukkan pada ujung jari yang telah
didesinfeksi
9. Darah yang keluar ditempatkan pada area target strip test sampai
batas yang ditentukan
10. Tekan bekas tusukan pada ujung jari dengan kapas alcohol
sampai darah berhenti
11. Tunggu 20 detik, hasil test glukosa darah akan tampak pada layar
Accutrend Glocose Mater
12. Kemudian catat hasil test glukosa darah pada status klien
13. Rapikan dan bereskan peralatan
14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
Evaluasi Kaji respon klien terhadap rasa nyeri
Dokumentasi Catat pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, jenis
pemeriksaan, hasil test glukosa darah
Referensi Alimul,Aziz(2004).Buku saku praktikum kebutuhan dasar
manusia.EGC.Jakarta
Barnum,BJS.(1994).Nursing Teori
Analisis,Aplication,Evaluation ;Fourth edition.J.B. Lippincott
Company Philadelpia.New York
Carpenito,L.(1997).Profesional Nursing ;Concept and challenges :
second edition J.B. Lippincott Company Philadelpia.New
York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Concept and challenges :
second edition.Philadelpia. W.B. Saunder Company
George,J.B.(1990).Nursing teoris.The Base For Professional Nursing
Practice : Third Edition.Apleton & Lange Norwalk
Connecticut,California.
Kozier,BG & Oliveri, R.(1996).Fundamental Of Nursing ; Concept
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
135

Process Practice (4th ed).Addison-Weslay Publishing


CO.california.
Lancaster, J.1999.Nursing Issue in Leading and managing
Change.Mosby.St.Louis
Meleis,Al.Theoritical Nursing : Development & Progress ; Third
Edition.Lippincott
Maria Susiati (2008).Ketrampilan keperawatan dasar paket 1,
EMS.Jakarta
Potter & Perry (2005).Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep,proses dan praktik Edisi 4.EGC.Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


136

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMBANTU AMBULANSI

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Ambulasi atau gerakan untuk berjalan merupakan suatu fungsi yang
perlu untuk dibantu. Khususnya bagi klien yang berada pada kondisi
sakit atau ditempat tidur yang mengalami immobilisasi. Masa
perawatan yang semakin lama akan menurunkan kemampuan berjalan.
Indikasi a. Klien yang berada pada tempat tidur 1 – 2 hari berturut-turut akan
menjadi lemah dan tidak siap dan gemetar pada saat pertama kali
bangun dan turun dari tempat tidur
b. Klien yang mengalami pembedahan, klien lansia atau klien dengan
immobilisasi dalam waktu lama akan merasa sangat lemah
Tujuan 1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan
mobilisasi
2. Menurunkan resiko komplikasi immobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan klien terhadap orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien
Petugas Perawat.
Pengkajian 1. Lakukan pergerakan status klien, kaji diagnose medis (seperti
arthritis, fraktur dengan penurunan ambulasi), indikasi untuk
ambulasi, dan alat bantu ambulasi yang tepat
2. Observasi kesiapan fisik klien untuk mencoba ambulasi
 Stabilitas tanda vital
 Kaji “rang of motion” dan kekuatan otot
 Kaji kemungkinan adanya ketidaknyamanan
3. Jelaskan rasional dari manfaat latihan
4. Kaji pengetahuan klien dan petugas kesehatan tentang tehnik yang
dapat digunakan
5. Tetapkan waktu optimal untuk tahap latihan
6. Kaji tingkat bantuan yang dibutuhkan klien
Persiapan 1. Jelaskan alasan tindakan, demonstrasikan secara spesifik teknik
Pasien berjalan kepada klien dan keluarga

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


137

2. Tetapkan jarak ambulasi klien


3. Rencanakan kisaran ambulasi dan aktifitas lain klien
4. Tempatkan tempat tidur pada posisi rendah dan perlahan-lahan
bantu klien bangun, biarkan klien duduk atau berdiri beberapa
menit sampai tercapat keseimbangan
5. Cek BB dan TB klien sebelum memulai membantu ambulasi klien
6. Jika ambulasi menggunakan alat bantu, yakinkan ketinggian alat
bantu sudah tepat.
Persiapan alat 1. Alat ambulasi (kruk, walker, tongkat)
2. Alat pengamanan seperti sabuk pengaman
3. Sepatu
4. Jubah mandi
Prosedur Alat ambulasi dengan alat bantu :
1. Bantu klien yang menggunakan kruk dengan memilih /
menggunakan langkah yang tepat
2. Tehnik 4 langkah :
 Mulai dengan posisi tripod. Kruk ditempatkan 15 cm di
depan atau 18 cm disamping masing-masing telapak kaki
 Gerakkan maju kruk kanan 14 – 15 cm
 Gerakkan maju kruk kiri sejajar dengan kruk kiri
 Gerakkan maju kruk 14 – 15 cm
 Gerakkan kaki kanan maju sejajar dengan kruk kanan
 Ulangi langkah di atas
3. Teknik 3 langkah
 Mulai dengan posisi tripod
 Majukan kedua kruk dan kaki cedera
 Gerakkan kaki dengan kuat ke depan
4. Teknik 2 langkah
 Mulai dengan posisi tripod
 Gerakkan kruk kiri dan kaki kanan ke depan
 Gerakkan kruk kanan dan kaki kiri ke depan
 Ulangi langkah-langkah
5. Bantu klien dalam teknik langkah mengayun dan teknik
langkah mengayun berlebih
Teknik langkah mengayun
 Gerakkan kedua kruk ke depan
 Angkat dan ayunkan tungkai ke kruk, biarkan kruk menahan
berat badan
 Ulangi langkah 1 dan 2
Teknik langkah mengayun berlebih
 Gerakkan kedua kruk ke depan
 Angkat dan ayunkan kedua tongkat melalui dan melebihi kedua
kruk
 Bantu klien dalam menaiki tangga dengan menggunakan kruk

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


138

a. Mulai dengan posisi tripoid


b. Pindahkan berat badan pada kedua truk
c. Majukan kaki yang cidera ke tangga
d. Posisikan kedua kruk dan kaki yang tidak cidera pada
tangga
e. Ulangi gerakan hingga klien mencapai tangga tertinggi
 Bantu klien dalam menuruni tangga dengan menggunakan kruk
a. Mulai pada posisi tripoid
b. Klien memindahkan beban berat badan pada tngkai yang
tidak mengalami cidera
c. Gerakan kruk ke tangga dan instruksikan klien untuk
memulai memindahkan beban berat badan ke kruk dan
gerakan tungkai yang mengalami cidera
d. Gerakan tungkai yang tidak cidera ke tangga dan posisikan
sejajar dengan kruk
e. Ulangi gerakan sampai tangga terakhir
 Bantu klien dalam ambulasi dengan warker
a. Berdiri di tengah-tengah walker dan pegang hand grips
(pegang pada batang yang lebih atas)
b. Lakukan langkah ke depan dalam walker
c. Gerakan walker 14-15 cmdan lakukan langkah ke depan
dengan tungkai yang lain
d. Ulangi langkah-langkah
 Bantu klien dalam ambulasi dengan menggunakan
tongkat(langkah yang sama diajarkan pada klien baik pada
penggunaan tongkat jenis standart ataupunsegi empat )
a. Mulai dengan penempatan tongkat pada sisi yang lemah
b. Tempatkan tongkat ke depan 15-25 cm,jaga beban BB
pada kedua tungkai
c. Gerakkan sisi yang lemah maju
d. Majukan tungkai melewati tongkat dengan kuat
e. Gerakan tungkai yang lemah ke depan rata dengan tungkai
yang kuat.
Referensi Alimul, Aziz.(2004).Buku Saku Praktikum Kebutuhan dasar Manusia.
EGC.Jakarta
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis ; Application to Clinical
Practice, 7th edition. J.B. Lippincott Company Philadelphia. New
York
Chitty, KK.(1997). Profesional Nursing ; Comcepts and Challenges ;
second edition. Philadelphia. W.B. saunder Company
George, JB.(1990). Nursing Theory, The Base for Profesional Nursing
Practice : Third edition. Appleton & Lange Norwalk Connecticut,
California

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


139

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN
Sebelum proses pembedahan kulit dipersiapkan untuk
meminimalkan jumlah mikroorganisme residen yang dapat
masuk ke luka operasi. Persiapan kulit secara rutin memerlukan
pembersihan menyeluruh dengan scrub atau pancuran.
Pengertian Penjepitan atau pencukuran rambut juga dilakukan untuk
menghilangkan rambut tumbuh yang menjadi tempat
mikroorganisme dan menghambat pandangan lapangan
pembedahan

MENDEMONSTRASIKAN LATIHAN PASCA OPERASI


Cara menyiapkan klien untuk pembedahan dapat
memberikan pengaruh positif pada pemulihannya. Pada instruksi
yang direncanakan dengan baik, klien dapat belajar bagaimana
batuk, nafas panjang dengan teratur, ambulasi dan melakukan
aktifitas sehari – hari dini setelah pembedahan
Indikasi Klien yang akan dilakukan pembedahan atau operasi 
Tujuan Meminimalkan jumlah mikroorganisme residen yang dapat
masuk ke luka operasi 
Petugas Perawat 
Pengkajian  Kaji keadaan umum klien
Persiapan  Beritahu klien tentang prosedur yang akan dilakukan
pasien
Persiapan alat  Pre operasi
Persiapan alat :
1. Alat potong elektrik
2. Gunting
3. Handuk
4. Baskom dengan air
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
140

5. Bola kapas, aplikator, dan larutan antiseptik (opsional)


6. Lampu portable
7. Selimut mandi
8. Sarung tangan steril (hand scoon steril / sekali pakai)
Post operasi
Persiapan alat :
1. Bantal
2. Spirometer insentif
3. Stocking elastic atau manset kompresi pneumatik
Prosedur 1. Ikuti Protokol Standart
2. Inspeksi kondisi umum kulit. Bila ada luka, iritasi, atau
tanda infeksi, pencukuran tidak harus dilakukan
3. Tinjau kembali program dokter untuk area yang dipotong.
4. Tinggikan tempat tidur pada posisi tinggi
5. Posisikan klien secara nyaman dengan tempat pembedahan
yang dapt di akses, kemudian kenakan sarung tangan sekali
pakai. Pencukuran rambut dan persiapan kulit memerlukan
beberapa menit
6. Dengan lembut, keringkan area yang diklip pakai handuk.
Bila krim pencabut rambut digunakan, berikan pada area
tersebut dengan cukup
7. Tunggu beberapa menit yang diperlukan dan kemudian
bersihkan krimnya
8. Jika pencukuran dilakukan, tahan pencukur pada tangan
dominan. Kira-kira 1 cm di atas kulit, dan potong searah
tumbuhnya rambut. Jepit area yang kecil pada saat yang
sama. Dengan lembut, sikat potongan rambut pakai handuk
9. Ketika area yang di klip merupakan permukaan cekung
(Misalkan umbilikus atau lipat paha ) bersikan cekungan
dengan aplikator berujung kapas atau bola kapas yang di
remdam dalam larutan antiseptik, kemudian keringkan
10. Beritahu pasien bahwa prosedur selesai
11. Bersihkan dan buang peralatan sesuai protap dan buang
sarung tangan
12. Lihat kondisi klien setelah penyelesaian pembuangan rambut
13. Catat prosedur, area yang telah di klip atau di cukur, dan
kondisi klien sebelum dan setelah prosedur dan catatan
perawat
14. Lengkapi akhir protokol

Pernafasan Diafragmatik :
Demonstrasi langkah beriku pada klien :
a. Bantu klien pada posisi nyaman semi – fowler atau fowler
tinggi dengan lutut fleksi. Tunjukkan langkah berikut,
kemudian klien mengulangi demonstrasi anda :
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
141

 Duduk atau berdiri tegak, tempatkan telapaktangan anda


sepanjang batas bawah, kurva iga anterior anda, minta
klien bernafas panjang dan lambat melalui hidung, hindari
hiperventilasi
 Beri perhatian pada gerakan ke bawah normal dari
diafragma anda selama inspirasi. Organ abdominal
menurun, dan toraks melus dengan perlahan.
 Hindari menggunakan dada dan bahu anda ketika inhalasi
 Ambil nafas panjang dan pada hitungan 3 hembuskan
melalui mulut dan perlahan
 Ulangi latihan 3 sampai 5 kali.
b. Minta klien mempraktikan latihan
spirometri insentif :
a. Berikan posisi semi fowler atau fowler tinggi
b. Tempatkan bagian mulut pada mulut sehingga bibir
benar-benar menutup bagian mulut.
c. Klien menarik nafas dengan perlahan untuk
mempertahankan aliran konstan melalui bgian mulut. Bila
inspirasi maksimal di capai klien menahan nafas selama 2
sampai 3 detik dan kemudian mengeluarkannya dengan
perlahan. Jumlah pernafasan tidak harus lebih dari 10
sampai 12 per menit
d. Klien mengulangi gerkan. Beritahu klien tentang
pentingnya tindakan spirameterf insentif setiap 2 jam saat
bangun selama periode pasca operasi.
Pengontrolan Batuk
a. Jelaskan pentingnya memperahankan posisi tegak di tempat
tidur atau dui samping tempat tidur.
b. Tunjukan batuk dengan mengambil 2 atau 3 nafas pendek
c. Inhalansi dalam, tahan nafas anda pada hitugan ke 3, dan
batuk sekali dan kemudian batuk lagi
d. Waspadai klien terhadap hanya membersihkan tenggorokan
daripada batuk dengan dalam
e. Bila insisi pembdahan di dada atau area abdomen, tempatkan
satu tangan di atas area insisi dan tangan yang lain di atas
tangan pertama, Selma inhalasi dan bauk, tekan dengan
perlahan pada are tersebut : untuk membelat insisi (satu
bantal di atas insisi adalah opsional)

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


142

f. Biarkan klien mempraktikan batuk dengan pembelatan setiap


2 jam ketika terjaga selama periode pasca operasi
g. Instruksi klien untuk memeriksa sputum terhadap konsistensi,
bau, jumlah, dan warna.
Membalik
Catatan : Tindakan ini untuk membalik klien ke kiri
A. Instruksi klien untuk melakukan posisi terlentang pada
setengah kanan tempat tidur (tempat tidur harus di pasang
pagar kedua sisinya)
B. Tempatkan tangan kiri klien di atas area insisi untuk
membelat
C. Minta klien lurus dan fleksi lutut kanan dan di atas kaki kiri

a. Penggunaan bantal dan posisi untuk meningkatkan


kenyamanan klien
b. Perawat menggunakan bantal unuk menyokong insisi
abdomen
D. Pegang pagar tempat pada sisi kiri temat tidur dengan tangan
kanannya, klien menarik kearah kiri dan menggelindingkan
ke sisi kirinya.
E. Beritahu klien pentingnya membalik setiap 2 jam saat bangun
selama periode pasca operasi

Latihan Kaki
a. Tempatkan klien terlentang di tempat tidur. Demontrasikan
latihan kaki dengan gerakan rentang sendi pasif
b. Rotasikan tiap sendi pergelangan kaki pada lingkaran yang
lengkap dengan berpura – pura menggambarkan lingkaran
dengan ibu jari kakinya
c. Ubah – ubah dorsofleksi dan fleksi plantar pada kaki. Klien
akan merasa otot betisnya kontraksi dan kemudian rileks
d. Minta klien memfleksikan dan ekstensi lututnya
e. Pertahankan kaki klien lurus, klien kemudian secara
bergantian meninggikan tiap kaki dari permukaan tempat
tidur dan biarkan turun dengna perlahan
f. Instruksikan klien untuk melakukan latihan kaki tiap 2 jam
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
143

saat terbangun
g. Untuk semua latihan pasca operasi, observasi kemampuan
klien untuk melakukan semua latihan secara mandiri
Referensi Alimul, Aziz. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia.Egc. Jakarta
Barnam, Bjs.(1994). Nursing Theory Analysis, Aplication,
Evaluation : Fourth Edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Carpenito, L. (1994). Nursing Diagnosis : Aplication To Clinical
Practice. 7th Edition. J.B. Lippincott Company
Philadelphia. New York
Chitty, Kk.(1997). Profesional Nursing : Consepts And
Challanges : Second Editon. Philadelphia. W.B. Saunder
Company.
George, J.B.(1990). Nursing Theories, The Base For Professional
Nursing Practice : Third Edition. Apleton & Lange
Norwalk Connecticut, California.
Kozier, Bg & Oliveri, R.(1996). Fundamental Of Nursing :
Conceps Process Practice (4th Ed). Addison-Wesley
Publisihing Co. California
Lancaster, J.(1999). Nursing Issuein Leading And Managing
Change. Mosby. St. Lois
Meleis, Al. Theoritical Nursing : Development 7 Progess ;Third
Edition. Lippicott
Maria Susianti,(2008). Keterampilan Keperawatan Dasar Paket
I. Ems. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, Dan Praktikedisi 4 . Egc. Jakarta
Potter, PA & Perry, (1993). Fundamental of Nursing ; Conceps
Process Practice (3th ed). St. Lois :Mosby-year Book
Potter, PA & Perry, (1993). Fundamental of Nursing ; The Art &
Science Of Nursing Care, 3th edition. New York
Philadelphia, Lippincott
Taylor, C et al.((1997). Fundamental of Nursing ; The Art and
Seince of Nursing Care : third edition. New York
Philadelphia, Lippincott

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


144

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


BASIC LIFE SUPPORT
(BLS)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
8 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian Tindakan awal yang diberikan pada pasien dengan kondisi henti jantung
maupun henti nafas.
Tujuan 1. Dapat menjelaskan pengertian bantuan hidup dasar.
2. Dapat mempertahankanpernafasandansirkulasi yang
adekuatsampaikondisi
yangmenyebabkanhentinafasdanhentijantungdapatdiatasi.
3. DapatmendemonstrasikanteknikResusitasi JantungParu (RJP).
4. Mampu mengetahui dan mengatasi henti nafas.
5. Mampu mengetahui tanda jantung berhenti atau mulai berhenti.
6. Mampu mengetahui dan melakukan pijat jantung.
7. Mampu merencanakan dan melakukan pertolongan pijat jantung dan
nafas buatan tahap dasar maupun lanjut pada pasien henti jantung dan
nafas.
8. Memahami dan dapat menilai efektifitas dari tindakan resusitasi.

Indikasi a. Sumbatan jalan napas total atau parsial


b. Pasien dengan kondisi yang tidak sadar
Posisi Terlentang
Prosedur Menilai kesadaran
Tindakan Kenalilah tanda-tanda henti jantung sambil meyakini bahwa lingkungan
sekitar penderita aman.
Periksapasiendanlihatresponsnyadenganmenggoyangbahupasiendenganlem
butdanbertanyacukupkeras, "Siapanamamu?"
Bilamenjawabataubergerak, biarkanpadaposisiditemukankecuali
adabahaya.
Jika tidak berespon penolong awam segera mengaktifkan sistem respon
kegawatdaruratan. Jika tidak berespon segera aktifkan LGD.
1. Mengaktifkan LayananGawatDarurat / LGD
Jika tidak sadar dan nafas tidak normal,segera aktifkan sistem respon
kegawatdaruratan, ambil AED. Jika hanya terdapat satu penolong segera

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


145

memintabantuandenganberteriakataumenelepon LGD misalnya 118. Untuk


meminta AED. Padawaktumemintabantuansebutkanlokasikejadian, jeniskejadian
(misalnyaseranganjantung, trauma, dan kondisi pasien). Kemudian dilanjut
dengan cek nadi dan melakukan RJP jika nadi tidak teraba diawali dengan
kompresi dada.
2. Buka jalan napas dan nilai pernafasan
Penilaian airway (jalan napas) merupakan prosedur sederhana bisa
dilakukan hanya hitungan detik (2-4 detik). Obstruksi jalan napas harus
cepat diidentifikasi dengan melihat, mendengarkan, dan merasakan yang
dikenal dengan look-listent-feel. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan
mengupayakan jalan napas selalu terbuka dengan manuver head tilt-chin
lift dan jaw thrust.
3. Segera RJP dengan penekanan pada kompresi dada
Jika tidak bernapas/atau kesulitan bernafas gaspingsegera memulai RJP
dengan diawali kompresi dada. Kompresi dada terdiri dari kegiatan
penekanan terhadap setengah bagian bawah sternum yang teratur.
Penekanan ini menciptakan aliran darah karena adanya peningkatan
tekanan intra thorak dan penekanan secara langsung pada jantung.
Untuk menghasilkan kompresi dada yang efektif, lakukan penekanan yang
keras dan cepat. Kecepatan yang digunakan adalah paling sedikit
100x/menit dengan kedalaman 5 cm, dan harus biarkan chest recoil secara
sempurna setelah kompresi dada untuk menghasilkan pengisian jantung
secara lengkap untuk kompresi selanjutnya. Penolong juga harus
meminimalkan intrupsi terhadap kompresi dada yang dilakuakan untuk
memaksimalkan kompresi yang diberikan.
Langkah-langkah RJP:
1. Dalamkeadaantanganditumpukjadisatu dan untuk menghasilkan
kompresi yang efektif, tekanbagiantengah dada dengankencang,
cepatdantanpahenti (meminimalkan interupsi).
2. Letakkantelapaksebelahtangan andadibagian setengah bagian bawah
sternum
3. Tumpuktangan yang satu di atastangantersebut
(tekananakanlebihmaksimalbilajari-jarikeduatangansalingterkait).
4. Posisilututlurus, pindahkanbebantubuhketangan, dantekankuat dada
korbanhinggatertekan 5cm kedalam.
a. Berikan tekanansebanyak 30 kali
tanpahentidengankecepatan 100 kali per menit.
4. Pelaksanaan CPR (kombinasi pijat jantung dan nafas buatan)
1. Lakukan pijatan 30x kemudian cek nadi karotis, jika masih tidak
teraba masuk siklus kompresi:ventilasi.
2. Rasio kompresi dan ventilasi 30 : 2. Artinya
sesudahmelakukanpijatjantungsebanyak 30 kali,
berikannafasbuatansebanyak 2 kali. Pada saat memberikan ventilasi,
tiap bantuan nafas diberikan selama 1 detik dengan cukup hingga
dada mengembangkan dada. Hindari pemberian ventilasi yang

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


146

berlebih-lebihan.
3. Lakukanpijatjantungdannafasbuatansecarabergantian (30:2)
terusmenerustanpahentihinggaditanganipihakmedis.
4. Jika alat jalan nafas definitif sudah terpasang, maka tidak perlu
menghentikan kompresi dada pada saat melakukan ventilasi.
Kompresi harus diberikan secara terus menerus dengan frekuensi
100 x/menit tanpa berhenti dan ventilasi diberikan setiap 6-8 detik
(8-10 x/menit).
5. Karenacukupmenyitatenaga, bilapenolong 1orang ataulebih,
lakukanpergantiansetiap 2menit (5 siklus bila 1 penolong, 7 siklus
jika 2 penolong). Dapat dilakukan evaluasi cek nadi karotis.
6. Hentikan CPR (pijatjantungdannafasbuatan) bila,
a. Korbanmerintihdanmulaibernafas normal.
b. Selama 30 menit pertolongan, pasien tidak menunjukkan tanda-
tanda kehidupan.
c. Saatpetugasmedisdatangmenggantikanpemberianpijatjantungda
nnafasbuatan (Tetaplakukan CPR,
janganhentikandenganterburu-burumeskipetugas medisdatang.
Ikutiinstruksipetugasmedis).
d. Jika penolong tanpa ada yang membantu, merasa lelah atau
kecapekan.
e. Jika kondisi lingkungan mengancam nyawa penolong, misalnya
ada potensial ledakan, ada api, dan barang berbahaya lainnya.
7. Bila tidak ada respon namun nafas dalam kondisi normal
Posisikan tubuh pasien miring ke salah satu sisi (stable side
position/posisi Sim/recovery position)
 Baringkankorbandalamposisi miring.
 Dagubawahmengarahkeluar,
punggungtanganatasmenopangwajahkorban.
 Kemudiantekuklutut kaki ataskuranglebih90 derajat,
danjagasupayakorbantidakjatuhterlentangkebelakang.
Referensi Altman, G.B., et.al. (2000). Fundamental & Advanced Nursing Skill.
Thomson Learning. New York.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


147

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


VENTILASI BAG & MASK

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 8 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian Suatu prosedur yang dilakukan untuk membantu pernapasan klien dengan
alat bag-mask secara manual.
Tujuan a. Membantu pernapasan klien yang tidak adekuat.
b. Memberikan pernapasan buatan pada klien yang henti napas.
Indikasi a. Tidak ada atau kurang memadainya ventilasi spontan
b. Praoksigenasi aural jika direncanakan intubasi
c. Oksigenasi jangka pendek saat ventilasi mengalami gangguan
sementara
Kontraindikasi a. Hernia hiatus
b. Dicurigai mengalami regurgitasi aktif atau pasif
c. Perlunya menghindari manipulasi kepala dan leher
d. Fistula trakheo-esophagus
e. Fraktur atau laserasi trakea
f. Fraktur atau trauma wajah
g. Gangguan berat pada permukaan dermis
h. Lambung penuh (relatif)
Peralatan a. Masker wajah dengan kerah penyangga (collar) yang sesuai dengan
ukuran
b. Kantung pernapasan atau resusitasi (ambu)
c. Pasokan O2
d. Peralatan pengisap
Posisi Terlentang; kepala dalam posisi "bersin" anatomic
Prosedur I. TEKNIK
Pengukuran a. Pasang quidel melalui mulut (bagian B) atau slang hidung
(bagian C)
b. Pegang masker dengan tangan kiri, jempol den jari telunjuk
memegang masker di sekeliling kerah dengan badan masker pas
dipegang oleh telapak tangan kiri
c. Letakkan ujung sempit masker di jembatan hidung, hindari
tekanan pada mata
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
148

d. Turunkan badan masker ke wajah, sehingga bagian dagu masker


berada di rigi alveolar
e. Tutup daerah kontak dengan bagian tengah wajah dengan cara
menarik mandibula ke atas, ke arah masker dengan jari-jari
tangan kiri yang ditekuk dan sedikit membengkokkan masker ke
kanan
f. Lakukan pemompaan kantung secara intermiten dengan tangan
kanan
g. Pada pasien yang bernapas spontan, samakan saat pemompaan
dengan pernapas pasien
h. Pada pasien takipnea, selang-selang pernapasan bantuan dengan
pernapasan spontan
i.Dapat dipasang spons kassa pada sisi bukal pipi pasien yang
giginya tidak lengkap agar masker terpasang pas ke wajah. Hati-
hati agar tidak terjadi peningkatan sumbatan jalan napas; apabila
hal ini terjadi, keluarkan segera pons.
j.Apabila pemasangan sulit, masker dapat dipasang ke wajah dengan
dua tangan dan pemompaan dilakukan oleh asisten.
II. PENYULIT DAN PENANGANAN
a. Distensi lambung akut memerlukan pemasangan slang nasogaster
untuk mendekompresi lambung
b. Muntah.
Referensi Altman, G.B., et.al. (2000). Fundamental & Advanced Nursing Skill.
Thomson Learning. New York.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


149

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENGAMBILAN SAMPLE GAS DARAH

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 8 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Suatu tindakan fungsi arteri untuk pengambilan contoh darah sebanyak ±
0,5 cc (tergantung alat) untuk pemeriksaan analisa gas darah
Indikasi 1. Pasien dengan ventilasi mekanik
2. Pasien dengan gagal nafas
3. Pasien dengan gangguan metabolism
Tujuan Untuk mengetahui :
1. PaO2
2. PaCO2
3. pH
4. BE
5. Parameter lain : AaDo2 (syarat FiO2 100%)
Petugas Perawat
Persiapan 1. Semprit 2,5 cc atau semprit khusus untuk gas darah (mahal)
alat/obat 2. Heparin yang sudah diencerkan : 500 – 1000 IU / cc
3. Karet penutup jarum
4. Kapas alcohol
5. Pengganjal pergelangan (kalau fungsi A radialis)
6. Sarung tangan
Lokasi Pungsi  A. Radialis
 A. Femoralis
 A. Brachialis
 A. Dorsalis Pedis
Prosedur 1. Memberitahu pasien tentang prosedur dan manfaat pemeriksaan
2. Menyiapkan posisi daerah pungsi, kalau A. Radialis posisi pergelangan
harus didefleksikan dengan bantuan ganjal (biasanya botol cairan
plastic)
3. Cuci tangan, kenakan sarung tangan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
150

4. Semprit dibasahi dengan heparin yang sudah diencerkan (hisap 0,5 cc


tarik penghisap kemudian buang heparin yang ada didalam semprit, jadi
hanya membasahi permukaan dalam semprit). Kalau menggunakan
semprit khusus tidak perlu dibasahi heparin karena sudah mengandung
heparin
5. Desinfeksi daerah pungsi dengan alcohol/bethadine
6. Raba denyut nadi, fiksasi arteri dengan jari telunjuk dan jari tengah ,
dengan sudut jarum ±450 lakukan pungsi
7. Setelah jumlah darah mencukupi, segera tarik, kalau benar darah arteri
maka saat ditarik akan tampak darah sedikit menetes dari jarum
(membentuk butir tetes). Keluarkan udara dalam semprit
8. Segera tutup ujung jarum dengan karet penutup dan semprit diputar
diantara telapak tangan
9. Tempat bekas tusukan ditekan selama ±3 – 5 menit
10. Posisi tangan dikembalikan seperti semula
11. Alat dirapikan
Pengiriman 1. Segera dikirim ke laboratorium
Sample 2. Bila tidak dapat segera diperiksa harus dikirim dengan cara
memasukkan semprit ke dalam plastic berisi es batu
3. Beri keterangan : nama, kadar oksigen, suhu tubuh, ruangan dan nomor
reg.
Komplikasi 1. Perdarahan
2. Hematom
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. EGC.Jakarta
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice. 7th edition.
J.B. Lippincott Company Philadelphia. New York
Maria Susiati.(2008). Ketrampilan Keperawatan Dasar Paket 1. EMS. Jakarta
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, praktik Edisi 4.
EGC. Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


151

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN VENTILATOR MEKANIK
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
8 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi.
Tujuan Untuk mempertahankan oksigenasi
Indikasi  Pasien dengan respiratory failure
 Pasien dengan respiratory arrest
 Pasien dengan operasi dengan tehnik hemodilusi
 Pasien post trepanasi dengan tehnik Black Out.
Kriteria  Frekuensi nafas > 35 x/menit
Pemasangan  Hasil Analisa Gas Darah (dengan O2 masker) :
Ventilator a. PaO2 < 70 mmHg
b. PaCO2 > 60 mmHg
c. AaDO2 dengan O2 100°% hasilnya > 350 mm-Kg
d. VC < 15 ml/kgBB
Macam- Menurut sifatnya ventilator dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
Macam 1. Volume Cycled Ventilator.
Ventilator Prinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume.
Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai
volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycle ventilator
adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan
volume tidal yang konsisten.
2. Pressure Cycled Ventilator.
Prinsip loser ventilator tipe ini adalah siklusnya menggunakan
tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah
mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan yang
ditentukan, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan
pasif. Kerugian pada tipe ini bila ada perubahan pada komplain
paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga
pada pasien yang status parunya tidak stabil, penggunaan
ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
3. Time Cycled Ventilator.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


152

Prinsip kerja dari ventilator tipe ini adalah siklusnya berdasarkan


waktu ekspirasi dan waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu
ekspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah
nafas per menit). Normal rasio I : E - 2 : 1.
Mode Pasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dengan
Ventilator menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin
ventilator tetapi tergantung dari setting (mode) yang digunakan.
Mode-mode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mode Control.
Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu
pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yangg
pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan
apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan
diberikan ke pasien pada frekuensi dan volume yang telah
ditentukan ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk
mengawali inspirasi. Bila pasien radar, mode ini dapat
menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila
pasien berusaha bernafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan
antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru
meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi tension
pneumothorak.
Contoh mode ini adalah : CR (Controlled Respiration), CMV
(Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitted Positive
Pressure Ventilation).
2. Mode IMV (Intermitted Mandatory Ventilation) / SIMV
(Sincronized Intermitted Mandatory Ventilation).
Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara
selang sering dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode ini IMV
pernafasan mandatory diberikan pada frekuensi yang diset tanpa
menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi
sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh
karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMV-nya
disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory
diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV
diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum
normal sehingga masti memerlukan bantuan.
3. Mode ASB/PS (Assisted Spontaneus Breathing /Pressure
Support).
Mode ini diberikan pada pasien yang sudah dapat bernafas
spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidak
volumenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini
pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas, bila pasien
tidak mampu memicu trigger maka udara pernafasan tidak
diberikan.
4. Mode CPAP (Continous Positive Air Pressure).
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
153

Pada mode ini mesin hanya memerlukan tekanan positif dan


diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.
Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis
dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari
ventilator.
KOMPLIKASI a. Pada Paru
 Barotrauma : tension pneumothorak, empisema sub kutis,
emboli udara vaskuler
 Atelektasis
 Infeksi paru
 Keracunan oksigen
 Jalan nafas buatan : king-king (tertekuk), terekstubasi,
tersumbat.
 Aspirasi : cairan lambung
 Tidak berfungsinya ventilator
 Kerasakan jalan nafas bagian atas
b. Pada Sistem Kardiovaskuler.
 Hinotensi
c. Pada Sistem Saraf Pusat.
 Vasokonstriksi cerebral
 Edema cerebral
 Peningkatan TIK
 Gangguan kesadaran
 Gangguan tidur
d. Pada Sistem Gastrointestinal.
 Distensi lambung, ileus
 Perdarahan lambung
e. Gangguan Psikologis.
Prosedur  Sebelum memasang ventilator pada pasien, lakukan tes paru pada
Pengukuran ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
 Siapkan pasien dalam kondisi sudah terpasang ETT atau
tracheostomy.
 Siapkan mesin ventilator dan tubing-tubingnya, isi humidifier
dengan larutan aquabidest dan sesuaikan suhunya.
 Atur mode ventilator (kontrol sepenuhnya atau weaning).
Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan
perubahan penesetan ditentukan oleh respons. pasien yang
ditunjukkan oleh hasil analisa gas darah.
 Atur mesin untuk pengesetan awal sebagai berikut :
1. Mempertahankan PaO2 (80 - 100 mmHg).
Pengesetan ini dapat diatur tinggi dan secara bertahap
berdasarkan pada hasil pemeriksaan BGA.
2. Memberikan volume tidal (10 - 15 ml/kg BB).

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


154

3. Mempertahankan reaksi O2 inspirasi (FIO2) 100%


4. Mempertahankan frekuensi pernafasan 10 - 15 x/menit.
5. Atur aliran inspirasi 40 - 60 ltr/dtk.
6. Memberikan PEEP (Positive End Expiratory Pressure) atau
tekanan positif akhir ekspirasi 5 - 10 cm yang diberikan pada
pasien yang mengalami edema paru dan untuk mencegah
atelektasis.
 Untuk weaning dilakukan apabila kondisi klien memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Vital Capacity 10 - 15 ml/kgBB
2. Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar
3. Tidak Volume 4 - 5 ml/kgBB
4. Frekuensi pernafasan < 20 x/menit
Referensi Altman, G.B., et.al. (2000). Fundamental & Advanced Nursing Skill.
Thomson Learning. New York.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


155

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN CYSTOSTOMY
(PEMASANGAN KATETER)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
8 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Suprapubik cystostomy adalah pembuatan lubang dari dinding abdomen
sampai dengan bladder. Kateter dapat dimasukkan melalui lubang ini untuk
membantu pengeluaran urine dan dihubungkan dengan urine bag
Perawatan cystostomy merupakan perawatan yang bertujuan
mempertahankan patensi kateter, kesehatan ostmy, kateterisasi pada
cystostomy.
Indikasi 1. Kegawatan urologi, mis: fraktur pelvis
2. Bladder malignancy
3. Disfungsi bladder pada multiple sclerosis
Petugas Perawat
Persiapan pasien 1. Menjelaskan tujuan tindakan
dan Lingkungan 2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
4. Menjaga privasi klien
5. Inspeksi stoma warna dan textur jaringannya
6. Inspeksi kulit dan turgor sekitar stoma
7. Inspeksi tube dan drainage (warna dan bau indikasi infeksi)
Persiapan alat 1. Kateter 16 French steril atau sesuai ukuran stoma
2. Urine bag
3. Water soluble jelly (jelly larut dalam air)
4. Kassa
5. Bengkok
6. Perlak dan alas
7. Tempat sampah
8. Sarung tangan bersih
9. Cairan antiseptic (betadine cair)
10. NaCl
11. Korentang
12. Tromol berisi kassa steril
13. Plester gunting
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
156

14. Baki dan alas

Set steril :
1. Pembungkus steril
2. Bak instrument besar
3. Duk bolong
4. Kom tanpa tutup
5. Ns + betadine
6. Sarung tangan steril
7. Syringe 10cc
8. Kapas yang dibungkus kassa dibuat bulat
9. Pinset
Prosedur 1. Cuci tangan
pelaksanaan 2. Lihat kembali kelengkapan alat
3. Buka semua pembungkus yang ada pembungkus
4. Pakai sarung tangan bersih
5. Buka area steril, siapkan sarung tangan steril yang masih terbungkus
(pakai korentang)
6. Buka tromol, ambil kassa dengan korentang, lumuri dengan gel steril,
taruh dalam bal instrument, tutup bak steril
7. Bila ada kantong stoma buka dan buang
8. Inspeksi :
a. bila perlu walfer diganti/dibuka
b. kulit, warna, tekstur
c. bila memakai kateter lihat apa ada penyumbatan, warna dan
karakteristik urine, kepatenan kateter, lepas kateter
d. stoma : warna harus warna daging segar, inspeksi bila ada
iritasi/warna pucat, boleh bersihkan sekitar stoma tapi jangan
melewati area steril
9. pasang perlak di samping stoma dan dekatkan bengkok
10. sarung tangan bersih dilepas dan cuci tangan
11. gunakan sarung tangan steril
12. pasang duk berlubang
13. minta asisten menuang NS dalam kom bila kom tidak berada dalam
area steril
14. bersihkan area stoma dengan kapas/kassa NS steril dengan gerakan
memutar. Gunakan tangan tanpa pinset agar tekanan gentle
15. bersihkan area luar stoma (mukosa) dengan betadine, jangan sampai
mengenai mukosa karena bisa merusak fibroblast dalam darah
16. ambil kateter beri sedikit gel pada ujungnya (gel dari kassa steril tadi)
17. insersikan kateter ke dalam stoma. Jangan lupa klem kateter agar urine
tidak keluar
18. ambil NS steril 10 cc dengan spuit injeksikan ke dalam kateter dan
klem kateter (untuk kateter Dower: 20 – 30 cc NS)
19. buka klem kateter, hubungkan dengan urobag. Minta asisten untuk
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
157

membantu mengambil dan membuka tutup selang urobag. Lepaskan


dug melewati urobag
20. letakkan urobag di bawah pasien. Fiksasi
21. fiksasi kateter di pinggir searah dengan letak urobag dengan plester
22. lepas sarung tangan.
Evaluasi  kondisi stoma : peradangan, iritasi, tanda infeksi
 kulit sekitar stoma : adanya iritasi, tanda-tanda infeksi
 pengetahuan klien tentang cystostomy
 gambaran diri klien
 keseimbangan cairan pada klien
Dokumentasi  Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter
 Catat ukuran dan tipe kateter yang digunakan
 Catat kondisi stoma sebelum dan sesudah pemasangan kateter
 Catat warna, jumlah dan bau drainage
 Catat toleransi klien terhadap prosedur
Referensi Alman, et al. 2000. Delmar’s Fundamental & Advanced Nursing Skills. Canada. Delmar
Thomson Learning
Elkin, Perry Potter. 2000. Nursing Intervention & Clinical Skill. Second Edition. USA.
Mosby, inc
Lee WL and Zinman B. 1998. From Insulin to Insulin Analogis-progress I The Threatment
of Thype I Diabetes. Diabetes review 6: 73

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


158

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PERAWATAN CYSTOSTOMY
(PEMBILASAN/FLUSHING KATETER)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Suprapubik cystostomy adalah pembuatan lubang dari dinding abdomen
sampai dengan bladder. Kateter dapat dimasukkan melalui lubang ini untuk
membantu pengeluaran urine dan dihubungkan dengan urine bag
Perawatan cystostomy merupakan perawatan yang bertujuan
mempertahankan patensi kateter, kesehatan ostomy, kateterisasi pada
cystostomy.
Indikasi 1. Kegawatan urologi, mis: fraktur pelvis
2. Bladder malignancy
3. Disfungsi bladder pada multiple sclerosis
Tujuan Untuk mencegah kemacetan aliran urine
Petugas Perawat
Persiapan pasien 1. Berikan privasi pada klien
dan Lingkungan 2. Jelaskan prosedur pada klien
3. Cuci tangan
Persiapan alat 1. NaCl
2. Kateter karet sesuai 16 French
3. Syringe 60 cc
4. Bengkok
5. Perlak dan alas
6. Set Steril :
7. Pembungkus steril
8. Bak instrument besar
9. Duk
10. Kom tanpa tutup 2 (NS + bethadine)
11. Sarung tangan steril
12. Pinset
13. Kapas bungkus kassa
Prosedur 1. Cuci tangan lalu pasang perlak di atas ranjang disamping klien.
pelaksanaan 2. Dekatkan 1 bengkok di area steril
3. Pakai sarung tangan steril
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
159

4. Lipat duk steril jadi 2 satu sisi :


a. Steril : bagian atas dan boleh dipegang, dekatkan 1 kom steril untuk
flushing
b. Non steril : bagian bawah yang nempel perlak
5. Ambil NS 30 cc dengan spuit 50 cc
6. Lepas urobag (boleh dengan bantuan asisten yang memakai sarung
tangan bersih) dan tutup klem kateter dengan tangan non dominan
7. Injeksikan 30 cc NS, biarkan 2 – 3 menit. Aspirasikan cairan, buang ke
bengkok
8. Observasi karakteristik cairan
9. Pasang kembali urobag, sudah boleh tidak steril tapi jangan pegang
ujung tube urobag
10. Boleh bersihkan stoma bila kotor
11. Bereskan peralatan
12. Atur kembali posisi kateter
13. Lepas sarung tangan
14. Cuci tangan
Evaluasi 1. Cairan yang dikeluarkan dan yang dimasukkan
2. Kepatenan aliran pada selang urobag
3. Respon klien
Referensi Alman, et al. 2000. Delmar’s Fundamental & Advanced Nursing Skills. Canada. Delmar
Thomson Learning
Elkin, Perry Potter. 2000. Nursing Intervention & Clinical Skill. Second Edition. USA.
Mosby, inc
Lee WL and Zinman B. 1998. From Insulin to Insulin Analogis-progress I The Threatment
of Thype I Diabetes. Diabetes review 6: 73

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


160

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INTUBASI ENDOTRACHEAL

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tindakan untuk memasukkan pipa endotraheal ke dalam trachea
Indikasi 1. Ada obstruksi jalan nafas bagian atas
2. Pasien yang memerlukan bantuan nafas dengan respirator
3. Pemberian anastesi
4. Terdapat banyak sputum (pasien tidak dapat mengeluarkan sendiri)
Jenis Intubasi 1. Intubasi oral
2. Intubasi nasal
Tujuan 1. Pembebasan jalan nafas
2. Pemberian nafas buatan dengan bag and mask
3. Pemberian nafas buatan secara mekanik (respirator)
4. Memungkinkan penghisapan secret secara adekuat
5. Mencegah aspirasi asam lambung (dengan adanya balon yang
dikembangkan)
6. Mencegah distensi lambung
7. Pemberian oksigen dosis tinggi
Petugas Perawat
Persiapan pasien 1. Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mintakan persetujuan keluarga/informed consent
3. Berikan support mental
4. Hisap cairan / sisa makanan dari NG tube
5. Yakinkan pasien terpasang IV line & infuse menetes dengan lancar
Persiapan alat 1. Bag and mask + selang O2 + O2
2. Laringoskop lengkap dengan blade sesuai ukuran pasien dan lampu
harus menyala terang
3. Alat-alat untuk suction (yakinkan berfungsi dengan baik)
4. Xylocain jelly/xylocain spray & K. Y jelly
5. Naso/orotracheal tube sesuai ukuran pasien
6. Laki-laki (dewasa) : no. 7-7,5-8
7. Perempuan (dewasa) : no. 6,5-7-7,5
8. Anak-anak : usia (dalam tahun) + 4
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
161

9. 4
10. Konektor yang cocok dengan tracheal tube yang disiapkan
11. Stylet/mandarin
12. Magil forcep
13. Oropharyngral tube
14. Stettoskop
15. Spuit 20 cc untuk mengisi cuff
16. Plester untuk fiksasi
17. Gunting
18. Bantal kecil setinggi 12 cm

Persiapan obat- a. Obat-obatan untuk intubasi


obatan
 Sedasi : penthotal 25 mg / cc dosis, dormisum 0,6 mg/kgBB,
diprivan 1-2 mg/kgBB
 Muscle relaxant : succinyl cholin 20 mg/cc 1-2 mg/kgBB, pavulon
0,15 mg/kgBB, trachium 0,5-0,6 mg/kgBB, norcuron 0,1 mg/kgBB
b. Obat-obatan emergency (trolley emergency)
 Sulfas atropine
 Ephidrin
 Adrenalin / ephineprin
 Lidocain 2%
 Dll.
Prosedur 1. Mengucapkan bismillah hirrahmanirrahim
pemasangan 2. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Kepala diganjal bantal kecil
4. Pilih ukuran pipa Endotracheal yang akan digunakan
5. Periksa balon pipa/ cuff ETT
6. Pasang blade yang sesuai
7. Oksigenasi dengan bag & mask / ambubag dengan O2 100% : 5
menit agar pasien tidak hipoksia
8. Masukkan obat-obatan sedasi & muscle relaxant
9. Buka mulut dengan laringoskop samapi terlihat epiglottis
10. Dorong blade sampai pangkal epiglottis
11. Lakukan penghisapan lendir, bila banyak secret
12. Anastesi daerah laryng dengan xylocain spray (bila kasus
emergency tidak perlu dilakukan)
13. Masukkan ETT yang sebelumnya diberi jelly
14. Cek apakah endotracheal sudah benar posisinya
15. Isi cuff/balon dengan udara, sampai kebocoran mulai tidak
terdengar
16. Lakukan fiksasi dengan plester
17. Fotothorak
Perawatan 1. Fiksasi harus baik
Intubasi 2. gunakan oropharyng airway (guedel) pada pasien yang tidak

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


162

kooperatif
3. Hati-hati waktu mengganti posisi pasien
4. Jaga kebersihan mulut dan hidung
5. jaga patensi jalan napas
6. Humidifikasi yang adekuat
7. Pantau tekanan balon
8. Observasi TTV dan suara paru-paru
9. lakukan fisioterapi nafas tiap 4 jam
10. Lakukan suction setiap fisioterapi nafas & sewaktu-waktu bila ada
suara lendir
11. yakinkan bahwa konektor mengetahui perkembangan
12. Cek blood gas untuk mengetahui perkembangan
13. Lakukan foto thorak segera setelah intubasi dan dalam waktu-waktu
tertentu
14. Observasi terjadinya emphysema cutis
15. Air dalam watertrap harus sering terbuang
16. Pipa ETTditandai di ujung mulut/hidung
Dokumentasi 1. Tanggal pemasangan, siapa yang memasang
2. Nomor ETT/OTT
3. Jumlah udara yang dimasukkan dalam balon
4. Batas masuknya ETT/OTT
5. Obat-obatan yang diberikan
6. Respon pasien/kesulitan yang terjadi
Referensi Alimul, Aziz.(2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. EGC.Jakarta
Carpenito, L.(1997). Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice. 7th edition.
J.B. Lippincott Company Philadelphia. New York
Kozier, BG & Oliveri, R.(1996). Fundamental of Nursing ; ConcepsProcess Practice (4 th
ed). Addison- Wesley Publishing CO. California.
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, praktik Edisi 4.
EGC. Jakarta
Potter, PA & proses, dan Perry, AG. (1993). Fundamental of Nursing : Conceps Process
Practice(3 th ed) St. Louis : Mosby- Year Book
Taylor, C et al.(1997). Fundamental of Nursing : The Art and Science of Nursing Care ;
third edition. New York Philadelphia Lippincott.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


163

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


ANTE NATAL CARE
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
:
Tanggal Terbit : Ditetapkan
PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian 1. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Kehamilan merupakan
suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan
yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh
normal di dalam rahim ibu.
2. Pemeriksaan ibu lab ibu hamil adalah meliputi reduksi urin,
HB,Albumin,Proteinuria dibutuhkan untuk menegakan diagnosis
preeklamsia, karena preeklamsia adlah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Sedangkan
eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang dan/atau koma
yang timbul bukan akibat kelainan neurologi

Indikasi Klien yang mengalami kehamilan


Tujuan 1. Pemeriksaan fisik ibu hamil
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan
ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan
ke pemeriksaan berikutnya
2. Pemeriksaan laboratorium ibu hamil
Mengetahui kadar normal reduksi urin, HB,Albumin,Proteinuria
ibu hamil
Petugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum klien
Persiapan klien 4. Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan, mengapa tindakan tersebut
itu penting, dan bagaimana klien dapat bekerja sama selama tindakan.
5. Diskusikan bagaimana hasil pengkajian tersebut akan digunakan dalam
merencanakan perawatan atau pengobatan
6. Berikan privasi kepada klien
Persiapan alat a. Untuk pemeriksaan fisik ibu hamil
1. Tempat tidur
2. Meja dan kursi

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


164

3. Timbangan BB dan pengukur TB


4. Tensi meter dan stetoskop
5. Funduskop
6. Jangka panggul
7. Selimut
8. Pita lila
9. Reflek hammer
10. Kartu KMS Ibu
11. Sabun cuci tangan
12. Buku catatan pemeriksaan dan alat tulis lainnya yang di
perlukan
13. Jam tangan
14. Senter
15. Kom berisi sarung tangan
16. Bengkok tempat bekas pakai
17. Larutan klorin dalam tempatnya
b. Pemeriksaan lab ibu hamil
1. Pemeriksaan glukosa
Pemeriksaan glukosa darah 1:
1. GlucoSure digital
2. Lancet steril
3. kapas alcohol
4. stik glukosa
pemeriksaan glukosa darah 2:
Alat dan bahan
- Tabung reaksi
- Fehling A
- Fehling B
- Api bunsen/ spirtus
- Penjepit tabung reaksi
- Kertas penyaring
2.Pemeriksaan Hb
Alat dan bahan
a. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :
1) Gelas berwarna sebagai warna standard
2) Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai
dengan 22. Skla merah untuk hematokrit.
3) Pengaduk dari gelas
4) Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume
20/ul
5)Pipet pasteur.
6)Kertas saring/tissue/kain kassa kering
b. Reagen
1) Larutan HCL 0,1 N
2) Aquades
3 Proteinuria
Alat dan bahan

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


165

1. Tabung reaksi
2. Asam asetat 6 %
3. Api bunsen/ spirtus
4. Penjepit tabung reaksi
5. Kertas penyaring
6. Pipet tetes
Prosedur a. Untuk pemeriksaan fisik ibu hamil
1. Panggil ibu dan anjurkan untuk mengosongkan kandung
kemih.
2. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : biasa, pucat, sembuh, lesu, sianosis
- Bentuk tubuh :tinggi, pendek, kurus, gemuk, kifosa,
lordose, skoliosa
- Cara berjalan : biasa, pincang, di seret
- Kesadaran umum :stabil, labil, kacau, kompos mentis
- Timbang berat badan dan TB
- Ukur tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan

3. Periksan pandang/inspeksi
- Persilahkan ibu berbarang
- Muka : oedem, pucak,kloasma gravidarum
- Mata : konjungtiva pucat/ tidak, sclera ikterus/ tidak
- Mulut dan gigi : bibir kering/ tidak, mukosa sariawan gigi
caries, gigi palsu, bersih/kotor, berbau/tidak
- Leher : pembesaran kelenjar vena jugularis, kelenjar
thyroid
- Mamae : bentuknya, pembesaran hyperpigmentasi pada
areola mamae, keadaan puttingsusu, hygiene
- Perut : membesar/ tidak, bentuk membujur/ melintang,
tegang/ kendor, bekas operasi, odema hyperpigmentasi,
striae gravidarum pergerakan anak
- Alat kelamin luar (menggunakan sarung tangan): ada
tidaknya oedem, varices, pembesaran kelenjaran bartholini,
kondiloma, Chadwick, jaringan perut, pengeluaran dari
vagina, vulva hygiene.
- Anus : ada/ tidaknya haemoroid
- Tungkai : ada/ tidaknya oedem, varises, cacat
- Punggung : ada/ tidaknya kiposa, lordosis, seoliosis,tumor.

4. Pemeriksaan palpasi
- Beritahu ibu
- Leher : ada/ tidaknya pembesaran kelenjar thyroid dan
vena jugularis
- Ketiak : ada/ tidaknya pembesaran kelenjar/ lymphe
- Mamae : ada/ tidaknya benjolan, kolostrom, konsistensi
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
166

- Perut : ada/ tidaknya pembesaran hepar/ hati, lien/ lympha,


nyari tekan
- Membantu ibu melepaskan pakaianya dibagai, perut

Palpasi uterus dengan cara Leopold I


- Mengetengahkan uterus dengan hati-hati
- Menentukan TFU dengan hati-hati dan benar
- Menentukan bagian anak yang terdapat pada FU dengan
benar.
- Mengukur tinggi fundus uteri dengan jari
- Mengukur TFU dengan midline

Palpasi uterus dengan cara Leopold II


- Mendorong perut bagian kiri ibu kearah kanan dengan
hati-hati
- Menentukan bagian janin pada sisi kanan perut ibu
(punggung/ bagian kecil)
- Mendorong perut ibu bagian kanan kiri dengan hati-hati.
- Menentukan bagian janin pada sisi kiri perut ibu dengan
benar (pungung/ bagian kecil)
- Meraba perut ibu bagian bawah dengan hati-hati
Cara lain selain leopld II yaitu:
a. Cara boedin
- Tangan kiri diletakkan tegak diatas fundus dan ditekan
kearah symphisis
- Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan perut
ibu
b. Cara ahfeld
- Tangan kiri diletakkan diatas perut ibu dan ditekan
kearah punggung ibu
- Tangan kanan meraba samping kanan dan kiri perut
ibu

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


167

Palpasi uterus dengan cara Leopold III


- Meletakkan satu tangan diatas simpisis/ uterus bagian
bawah
- Menentukan bagian janin yang terendah dengan benar
(kepala/bokong)
- Menentukan bagian terendah janin (presentasi) dan
sudah masuk PAP/ belum dengan cara
menggoyangkan
Cara lain selain Leopold III yaitu:
Knebel :
- Tangan kiri memegang bagian bayi pada FU dan
tangan kanan memegang bagian terendah janin
- Bagian fundus dan bawah digoyangkan secara
bergantian

Palpasi uterus dengan cara Leopold IV:


- Pemeriksa menghadapi kearah kaki ibu
- Meluruskan kaki ibu dengan hati-hati
- Meletakkan kedua tangan pada kedua sisi bagian
bawah rahim dengan hati-hati
- Meletakkan seberapa jauh bagian terendah janin
(presentasi) masuk PAP
- Cuci tangan
- Catat hasil palpasi

5. Pemeriksaan auskultasi
- Menentukan letak funanduskup dengan benar pada
perut ibu(di daerah punggung, dekat kepala janin )
stetoskop diletakkan secara tegak lurus pada dinding
perut.
- Mencocokkan DJJ dengan nadi ibu.
- Mencocokkan DJJ permenit dengan benar (hiting
detik jantung janin selama 5 detik) berhenti lakukan

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


168

sampai tiga kali dan jumlahkan kemudian hasilnya


kalikan 4) denyut jantung janin yang normal 120-
160x/menit.
- Mencatat hasil.

6. Pemeriksaan ketuk/ perkusi


- Member tahu ibu dan menganjurkan duduk dengan
kaki tergantung dan santai
- Ketuk tendon patella tanpa sadar pada tungkai kearah
depan berarti reflek positif/ baik
- Tulisan hasil pemeriksaan .

7. Pemeriksaan UPL
- Menjelaskan maksud dan tujuan dengan jelas
- Mengatur posisi pasien tidur/ berdiri
- Meminta ijin untuk mulai bekerja

a. Distantia spinarum
- Menentukan letak spina iliaca anterior superior (SIAS)
kanan dan kiri dengan tepat
- Memegang jangka panggul dengan tepat

b. Distansia cristarum
- Menentukan letak crista iliaca kanan dan kiri yang
terjauh
- Meletakkan ujung jangka panggul dengan benar pada
crista iliaka
- Menentukan scala jangka panggul dengan tepat

c. Conjugate Eksterna C (Boudeloque)


- Menentukan jarak antara pinggir atas symphisis dan
ujung procesus spinosus ruas tulang lumbal ke V
- Melekatkan ujung jangka panggul dengan tepat dan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
169

benar
- Menentukan scala jangka panggul dengan tepat

d. Distantia Tuberum
- Menentukan letak tuber ischiadika kanan dan kiri
dengan tepat
- Meletakkan ujung jangka panggul dengan tepat
- Menentukan scala jangka panggul dengan tepat

e. Ukuran Lingkar Panggul


- Menentukan jarak antara pinggir atas symphisis dan
trochanter mayor kiri kembali ke tempat yang sama
sebelah kanan
- Meletakkan pita pengukur dengan tepat diatas tepi
tulang panggul
- Menentukan ukuran angka dengan tepat.
b. Pemeriksaan glukosa darah 1 :
1. Jari tangan didesinfeksi dengan kapas alcohol
2. Tusuk jari dengan lanset
3. Teteskan darah yang keluar pada stik glukosa
4. Beri kapas pada luka bekas tusukan
5. Masukan stik glukosa pada alat GlucoSure
6. Baca hasil pemeriksaan
Pemeriksaan glukosa darah 2:
1. Dekatkan peralatan ke arah pasien
2. Posisikan pasien
3. KIE pada pasien
4. Pasien disuruh berkemih
5. Urin disaring
6. Masukan urin ke tabung reaksi dan dicampur dengan fehling A dan
Fehling B
7. Perbandingan Urin:Fehling A:Fehling B= 1:2:2
8. Panaskan
9. Setelah mendidih diamkan sebentar
10. Lihat endapan pada dasar tabung

c. Pemeriksaan Hb
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
170

a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2


b. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada
tanda 20 ul.
c. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet
dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam
pipet berkurang.
d. Masukkan darah sebanyak 20 ul inike dalam tabung yang berisi
larutanHCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
e. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan
mengeluarkan HCL dari dalam pipet secra berulang-ulang 3 kali
f. Tunggu 5 menit untk pembentukan asam hematin
g. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes
demi setetes sambil diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai
didapat warna yang sama dengan warna standard.
h. Miniskus dari larutandibaca. Miniskus dalam hal ini adalah
permukaan terendah dari larutan.
d.Proteinuria
Langkah-langkah:
1. Dekatkan peralatan ke arah pasien
2. Posisikan pasien
3. KIE pada pasien
4. Pasien disuruh berkemih
5. Urin disaring
6. Masukan kedua tabung reaksi, masing-masing 5cc
7. Tabung 1 dipanaskan
8. Bandingkan dengan tabung 2
9. Tetesi urin dengan asam asetat 6 % sebantak 3-5 tetes
10. Panaskan urin
11. Amati perubahan yang terjadi

Catatan:
 Pemeriksaan kehamilan
TTV ibu dan janin semua dalam batas normal
 Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan glukosa
Pemeriksaan glukosa darah 1:
Kadar normal glukosa darah : 80 – 120 gr/dl
Pemeriksaan glukosa darah 2:
Negatif            : tetap biru atau hijau jernih
Positif (+)        : keruh warna hijau agak kuning
Positif ( + + )  : kuning kehijauan dengan endapan kuning
Positif ( + + + ): kuning kemerahan, endapan kuning merah
Positif ( + + + + ): merah jingga sampai merah bata
Hasilpemeriksaan proteinuria
( – )      :  tetap jernih
(+)       :   kekeruhan minimal( 0,01 – 0,05 g/dl ).® huruf cetak terbaca
(+ +)    :  Kekeruhan nyataada butir-butir halus(0,05 – 0,2 g/dl® Garis tebal
terbaca
(+ + +) :   gumpalan-gumpalan yang nyata( 0,2 – 0,5 g/dl )
(+ + + +)  :   gumpalan-gumpalan besar atautelah membeku (  > 0,5 g/dl )
Nilai normal Hb
Laki-laki : 14 – 18 gram/dl
Wanita : 12 – 16 gram/dl

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


171

Referensi Departemen Kesehatan RI, 1992, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam
Konteks Keluarga, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1998, Asuhan Keperawatan Ibu Hamil (Antematal),
Modul Diklat Jarak Jauh, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1999, Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar,
Jakarta
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan
Antenatal, Buku 2, Jakarta
Yoyok bekti prasetyo, SKp, 2001 ,Buku panduan pemeriksaan fisik , Universitas
muhammadiyah ,Malang

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INTRA NATAL CARE (INC)

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban

No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman : 1


Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Intra natal care adalah proses melahirkan mulai dari kala 1 sampai kala 4
Indikasi Klien yang mengalami persalinan
Tujuan Membantu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+ plasenta ) yang dapat hidup
ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir.
Petugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan tanda-tanda persalinan.
Persiapan klien 1. KIE klien
2. Mengatur posisi pasien

Persiapan alat 1. Yang ada dalam partuset (bak instrument)


1. Hanskun 2 pasang
2. Gunting episiotomy 1
3. Gunting tali pusat
4. Klem arteri 2
5. Tali pengikat tali pusat
6. ½ koker
7. Spuit 3cc: untuk oksitoksin
5cc: untuk lidokain
2. Yang ada diluar

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


172

1. Korentang
2. Tensi meter
3. Stetoskop
4. Thermometer celemek
5. Funduskup
6. Handuk 2
7. Jarik atau sarung
8. Baju bayi
9. Topi bayi
10. Bengkok 2
11. Kapas DTT
12. Kasa dept
13. Bak isi larutan klorin
14. Bak sampah
15. Patograf
3. Obat
1. Oksitoksin 10unit (ampul)
2. Lidokain
3. Vit k
4. Tetes mata tetra siklin
5. Imunisasi hepatitis b

Prosedur I. MENGENALI GEJALA DAN TINDAKAN KALA 2


1. MENDENGARKAN DAN MELIHAT ADANYA TANDA
PERSALINAN KALA 2:
- Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
- Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina
- Perineum menonjol
- Vulva dan sfingter ani membuka.
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN.
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi tempat
datar, rata, bersih, kering, dan hangat, 3 handuk/ kain bersih
kering, alat penghisap lender, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60cm diatas tubuh bayi.
- Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi
- Menyiapkan oksitoksin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai dalam patus set.
3. Pakai celemek plastic
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
173

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan


untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitoksin kedalam tabung suntik gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik.
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN
KEADAAN JANIN BAIK
7. MEMBERSIHKAN VULVA DAN perineum, menyekanya
dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
- Jika Introitus vagina , perineum atau anus
terkontaminasi tinja bersihkan dengan seksama dari arah
depan ke belakang
- Buang kapas yang telah di pakai ke tempat yang
disediakan
- Ganti sarung tangan jika terkontaminasi taruh pada
larutan klorin 0,5%
8. Lakukan periksa dalam untuk melakukan pemeriksaan
lengkap.
- Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelulkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke larutan klorin
0.5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit . cuci kedua
tangan setelah kedua tangan di lepaskan.
10. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi untuk
memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam ,DJJ dan
semua hasil penilaian serta asuhan lainnya pada patograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan .
b. Jelaskan pada anggota keluarga bagai mana peran untuk
mendukung ibu dan member sengat untuk meneran
secara benar.
12. Minta keluarga menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
174

posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan


pastikan ibu merasa nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada
dorongan kuat dan meneran :
- Bombing ibu agar dapat meneran benar dan efektif.
- Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
- Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihanya kecuali ber baring terlentang dalam waktu
yang lama.
- Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
- Anjurkan keluarga member dukunagan dan semangat
pada ibu.
- Berikan cukup asupan per-orang (minum)
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
- Segera rujuk bila bayi tidak segera lahir setelah120
menit meneran primigravida atau 60 menit meneran
multi gravid.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok, mengambil posisi
yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan meneran
dalam 60 menit.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersihyang 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat.
18. Paka sarung tangan DTT pada kedua tangan.
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
LAHIRNYA KEPALA
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain kering dan bersih.Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan dan bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi segera lanjutkan
proses kelahiran bayi.
- Jika tali pusat melilit leher secara longgar lepaskan lewat
kepala bayi.
- Jika tali pusat melilit leher kuat klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara klem itu.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


175

LAHIR BAHU
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar pegang secara
biparentral. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
Denagnlembut gerakkan kepala kea rah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah untuk kepala
dan bahu gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung , bokong, tungkai, dan kaki pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari
yang lain.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR.
25. Lakukan penilaian:
- Apakah bayi cukup bulan
- Apakah air krtuban jernih tidak tercampur mekonium
- Apakah bayi nagis kuat dan nafas spontan
- Apakah bayi bergerak dengan aktif.
Bila salah satu jawaban ada tidak lanjutkan ke resusitasi pada asfiksia
bayi baru lahir (melihat penuntun berikutnya)
Bila semu jawaban ya lanjutkan ke 26.
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan mulai muka kepala bagian tubuh yang lain kecuali bagian
tagan tanpa membersihkan fernik. Ganti handuk basah dengan handuk
kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Periksa lagi uterus untuk memastikan tidak adanya bayi lagi
pada uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu , akan di suntuk oksitoksin agar uterus
berkontraksi.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir , suntikkan oksi
toksin 10 unit IM. Di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi dulu sebelum menyuntikkan oksitoksin).
30. Dalam waktu 2 menit pasca resalinan jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat
kearah distal dna jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari klem
perta.
31. Pemotongan dan pengiktan tali pusat
- Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah di jepit
(lindungi perit bayi) lakukan pengguntingan di antara 2
klem.
- Ikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi dan
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatkan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
176

simpul kunci pada sisi lainya.


- Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimut ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
VIII. PENATALALKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA
TIGA
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 dari
vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu. Di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali
pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah
belakang – atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di
atas.
- Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami
atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting
susu.
MENGELURKAN PLASENTA
37. Lakukan peneganggan dan dorongan dorso – cranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sabil penolong menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah
atas mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso
–kranial)
- Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahir kan
plasenta .
- Jika p;asenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitoksin 10 unit IM.
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir 30 menit setelah bayi lahir
bisa terjadi perdarahan , lakukan plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina lahirkan plasenta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


177

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga


selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan .
- Jika selaput ketuban robek pakai sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
RANGSANGAN TAKTIL (MASASE) UTERUS
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan difundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
- Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase.
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. PERIKSA KEDUA SISIplasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan
plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktifi, segera lakukan
penjahitan.
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCAPERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan per vagina.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit . menyusu
pertama kali biasanya 10-15 menit bayi cukup menyusu
dari satu payudara.
- Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.
44. Setelah satu jam lakukan pemfis BBL. Beri antibiotika salep
mata pencegahan dan vitamin K1. 1mg. IM pada paha kiri
anterolateral.
45. Setelah satujam pemberian vit. K1 beri suntikan imunisasi
hepatitis B Di paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu waktu bisa
di susui.
Letakkan kembali pada dada ibu bila belum berhasil menyusui
Dalam satu jam pertama biarkan bayi sampai berhasil
menyusu.
EVALUASI
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


178

pervaginam
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
- Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
- Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik melakukan
asuhan yang sesuai untuk menata laksana atonia uteri.
47. Ajarkan ibu cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pascapersalinan.
- Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setip jam selama 2
jam pertamapasca persalinan.
- Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15.menit untuk
pastikan bawah bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/ menit)
serta suhu tubuh normal (36,5-37,5).
- Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, di resusitasi
dan segera merujuk ke RS.
- Jika bayi bernafas cepat segera di rujuk
- Jika kaki teraba dingin pastikan hangat. Bayi kulit-ke-kulit
dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan sa telimut.
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit).Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang ter kontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai
53. Berikan ibu dengan menggunakan air DDT. Bersihkan sisa
cairan ketuban lendir dan darah bantu ibu memakai pakaian
yang bersih kering
54. Pastikan ibu terasa nyaman , bantu ibu memberikan asi pada
bayi. Anjurkan keluarga memberikan makanan dan minuman
yang di inginkan ibu.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5%
56. Celupkan sarungtangan ke larutan klorin 0.5% dan balik
bagian dalam sarung tangan ke klorin 0,5 % dalam 10 menit.
57. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
DOKUMENTASRI
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan asuhan kala IV.
Referensi Buddy Ibrahim. 2009 Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Salemba. Jakarta
Morton. 1995, Penatalaksanaan Dalam Persalinan, Hipokrates, Jakarta.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


179

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


180

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


POS NATAL CARE (PNC)
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman : 1

Tanggal Terbit : Ditetapkan


PROTAB 08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Proses masa mulai plasenta lahir dan berahir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum.
Indikasi Klien yang setelah mengalami proses persalinan (pada masa nifas)
Tujuan Pemeriksaan fisik ibu nifas adalahberguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu paska
persalinan
Petugas Perawat
Pengkajian Kaji keadaan umum kliensetelah proses persalinan pada masa nifas
Persiapan klien 1. Memperkenalkan diri kepada klien
2. Menjelaskan kepada klien tujuan pemeriksaan
3. Mengatur posisi klien (tidur)

Persiapan alat 1. Tensi meter


2. Thermometer
3. Stetoskope
4. Handscon steril
5. Pinset
6. Bak instrumen
7. Bengkok
8. Celana dalam pasien+pembalut
9. Perlak
10. Selimut
11. Kantong plastik
4. Reflek hamer
Prosedur 1. Mendekatkan alat ke klien
2. Mencuci tangan
3. Menanyakan keluhan klien
4. Memperhatikan keadaan umum pasien, kesadaran, penampilan klien
5. Mengkaji keadaan rambut
6. Memeriksa mata: konjungtiva, sklera, kebersihan mata
7. Memeriksa hidung: kesimetrisan hidung , adakah polip, kepatenan
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
181

septumnasi
8. Memerikasa mulut dan gigi
9. Memeriksa leher
10. Mempersilahkan klien untuk membuka pakaian bagian atas untuk
pemeriksaan bagian dada.
11. Memeriksa paru, suara nafas
12. Memeriksa jantung
13. Memeriksa bentuk dada
14. Memeriksa payudara apakah sudah ada colostrum, pembengkakan,
lecet, tanda radang dan benjolan.
15. Memeriksa abdomen : bising usus, luka jahitan operasi SC jika ada.
16. Memeriksa TFU dan kontraksinya
17. Memasang alas bokong (perlak) dan selimut
18. Bantu klien untuk menggunakan pakaian kembali
19. Mempersilahkan klien untuk membuka pakaian bawah untuk
pemeriksaan bagian kemaluan
20. Memeriksa kandung kemih kosong/ penuh
21. Kebersihan daerah perenium
22. Mengkaji lokea yang keluar( warna, bau, vol)
23. Apakah ada hemoroid / perdarahan pada anus.
24. Membantu klien untuk mengganti celana dalam dan pembalut
25. Mengambil alas bokong
26. Memeriksa ekstremitas bawah: adakah odema, varises, kram otot,
reflek patela
27. Bereskan alat
28. Mencuci tangan
29. Mendokumentasikan data kedalam status klien
Referensi Departemen Kesehatan RI, 1999, Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar,
Jakarta
Buddy Ibrahim. 2009 Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Salemba. Jakarta
Morton. 1995, Penatalaksanaan Dalam Persalinan, Hipokrates, Jakarta.

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


182

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban
PROTAB

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


Pengertian Pemeriksaan dari ujung kaki sampai ujung kepala pada ibu post
partum

Tujuan Untuk mengetahui adanya perubahan daro organ tubuh ibu setelah
melahirkan.
Deteksi dini adanya kelainan yang mungkin timbul setelah
persalinan
Indikasi Semua pasien post partum.
Kontraindikasi -
Alat-Alat Yang 1. Timbangan BB
Digunakan 2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Mid line
5. Jam dengan second
6. Stetoskop binokuler
7. Tisu dalam tempat
8. Bengkok kosong
9. Pen light
10. Termometer
11. Hummer
12. Handscoen
13. Kapas kering
14. Bengkok
15. Perlak
16. Jangka panggul
17. Alat-alat P PI (cairan DDT 2 baskom, waslap, tempat sampah
medis dan noon medis)

Persiapan klien 1. KIE


2. Atur posisi yang nyaman

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


183

Persiapan 1. Privasi
lingkugan 2. Pencahayaan

Pelaksanaan 1. Dekatkan peralatan dekat pasien


2. Cuci tangan
3. Melakukan penimbangan BB, terjadi peningkatan BB kira-
kira 5-7kg
4. Melakukan pengukuran TTV
5. Melakukan pemeriksaan kulit kepala dan rambut ibu
postpartum (warna kulit, alopecia, ketombe, rontok, ada
benjolan, warna merah atau kurang nutrisi)
6. Melakukan pemeriksaan pada muka (lihat kemungkinan
adanya oedem pada kelopak mata, muka sembab yang
merupakan lanjutan dari adanya komplikasi kehamilan dan
kemungkinan adanya pecah pembuluh darah di muka akibat
salah dalam meneran saat kala II intranatal)
7. Melakukan pemeriksaan inspeksi konjungtiva dan sclera (bila
terjadi perdarahan selama persalinan maka konjungtiva akan
anemis dan bercak perdarahan di sclera, ini terjadi karena
mekanisme meneran yang salah selama kala II)
8. Melakukan pemeriksaan hidung (adanya polip, secret,
simetris )
9. Melakukan pemeriksaan telinga (simetris, secret, cairan,
sejajar dengan mata)
10. Melakukan pemeriksaan rongga mulut dan gigi (karies, bau,
gigi berlubang, kelembaban atau kering)
11. Melakukan pemeriksaan leher (kelenjar tiroid, warna,
simetris, limfoma limfa denistis (radang))
12. Melakukan pemeriksaan auskultasi bunyi jantung (murmur
atau suara tambahan)
13. Melakukan pemeriksaan bunyi paru (ronki, wheezing,
vesikuler, stridor)
14. Melakukan pemeriksaan aksila (benjolan, kelenjar getah
bening, kebersihan)
15. Melakukan pemeriksaan payudara kiri dan kanan (simetris,
benjolan, areola bersih atau kotor, putting mendelep atau
tidak, air susu sudah keluar apa belum, mastitis)
16. Melakukan pemeriksaan abdomen (TFU, uterus, linea alba
atau putih, nigra atau hitam, keras atau lembek, SC atau
normal, kontraksi, pembesaran kandung kemih atau tidak)
17. Pemeriksaan diastasis rektus abdominis
18. Melakukan pemeriksaan ekstrimitas bawah, kaji adanya
oedem dan varises, apakah betis lemah dan panas, dan reflek
patella
19. Melakukan pemeriksaan humans sign (kaki ditekuk sampai

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


184

perut atau 900 dan apabila terasa nyeri ---- trombo plebitis)
20. Melakukan pemeriksaan reflek patella atau bisep
21. Pasang pengalas dibawah bokong dan dekatkan dengan
bengkok
22. Pasang handscoen, lakukan vulva hygiene dengan benar
23. Melakukan pemeriksaan genetalia kaji adanya varises vulva,
perdarahan (karakteristik lukea, keluaran normal atau tidak,
laserasi, servik, intoitus vagina perineum dan vulva)
24. Observasi keluaran vagina (keputihan, lokea, luka episotomi,
luka masih kering atau basah, luka jahitan perineum,
perdarahan)
25. Merapikan pasien
26. Merapikan alat
27. Cuci tangan
28. Dokumentasi

Referensi Suhemi,dkk.2009.Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:Fitramaya


Anggraini Yetti,2010.Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta:
Pustaka Rihama

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


185

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(SPO) PERAWATAN


PAYUDARA
STIKES Nahddlatul
Ulama Tuban
PROTAB No. dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP.197104121997303 1 004
Pengertian Suatu tindakan dengan melakukan beberapa pemijatan, menjaga kebersihan
serta tindakan-tindakan pada payudara, sehingga tidak mengalami kesulitan
pada masa menyusui.
Tujuan 1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan putting
3. Mempelancar pengeluaran ASI
Indikasi 1. Klien hamil trisemester ke-3
2. Klien nifas
Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. baby oli/ minyak kelapa
2. Kapas secukupnya
3. Waslap, 2 buah
4. Handuk bersih, 2 buah
5. Bengkok
6. 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)
7. BH yang bersih dan terbuat dari katun

Persiapan Klien 1. KIE


2. posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman
Persiapan 1. menjaga privasi klien
Lingkungan 2. pencahayaan yang cukup
prosedur 1. cuci tangan di air mengalir kemudian keringkan dengan
handuk
2. Ibu duduk bersandar.
3. Pakaian atas dibuka.
4. Handuk diletakkan di bawah payudara.
5. Kapas dibasahi dengan kapas alcohol.
6. Kedua puting susu dikompres dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan minyak/baby oil selama 3-5 menit.
7. Kapas digosokkan disekitar putting susu untuk mengangkat
kotoran kemudian kedua tangan dibasahi dengan baby oil.
8. Lakukan pemijatan.

Langkah-langkah Pijat Payudara Cara-cara pemijatan payudara:

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


186

1. Tuangkan minyak secukupnya.


2. Kedua telapak tangan berada diantara kedua belah tangan
payudara lalu diurut mulai dari atas, ke samping, ke bawah
dan menuju ke puting susu dengan mengangkat payudara
perlahan-lahan dan dilepaskan perlahan-lahan.
3. Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan
mengurut payudara mulai dari pangkal dada ke arah puting
susu. Demikian dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan
sebanyak 30 kali.
4. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan dengan
tangan kanan, 2 atau 3 jari dari tangan yang berlawanan
membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal
payudara dan berakhir pada putting susu, setiap payudara 2
kali gerakan.
5. Pengompresan
Kompreslah kedua payudara dengan waslap hangat secara
bergantian dengan waslap dingin selama 5 menit, sekalian
untuk membersihkan payudara dari minyak/baby oil.

Perawatan Puting Susu


1. Puting Susu Normal (Menonjol)
Dilakukan pada trimester terakhir kehamilan
Caranya:
- Kedua puting susu dikompres dengan kapas yang telah dibasahi minyak
selama 5 menit agar kotoran disekitar puting susu terangkat.
- Ibu jari dan telunjuk diolesi dengan minyak kemudian diletakkan pada
puting susu. Dilakukan gerakan memutar ke arah dalam 30 kali putaran untuk
meningkatkan elastisitas otot puting susu.
- Gunakan handuk yang kasar setiap kali membersihkan payudara agar otot
payudara menjadi kuat.

2. Puting Susu Datar Atau Masuk


Caranya:
- Kedua ibu jari diletakkan di sebelah kiri dan kanan puting susu kemudian
secara perlahan-lahan ditekan serta dihentakkan ke arah luar menjauhi puting
susu.
- Kedua ibu jari diletakkan di atas dan di bawah puting susu, kemudian secara
perlahan-lahan ditekan serta dihentakkan ke arah luar menjauhi puting susu.
Referensi Suhemi,dkk.2009.Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:Fitramaya
Anggraini Yetti,2010.Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


187

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(SPO) VULVA HYGINE


STIKES
Nahdlatul Ulama
Tuban
PROTAB No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
Tanggal terbit : Ditetapkan
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP.197104121997303 1 004
PENGERTIAN Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya
TUJUAN 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun
uterus
2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien

INDIKASI Dilakukan pada ibu setelah melahirkan


PETUGAS Perawat
PERSIAPAN ALAT 1. Kapas sublimat/ kapas lisol dalam tempatnya
2. Larutan lisol
3. Air hangat dan dingin dalam baskom
4. Waslap: 2 buah
5. Bengkok
6. Salep / Betadine
7. Perlak
8. Duk steril
9. Pinset
10. Handscond
11. Pispot

PERSIAPAN KLIEN 1. KIE


2. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman
PERSIAPAN 1. Menjaga privasi klien
LINGKUNGAN 2. Pencahayaan yang cukup
PROSEDUR 1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
3. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
4. Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas bersamaan dengan
pemasangan pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan pembalut
dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
5. Pasien disuruh BAK/BAB
6. Perawat memakai sarung tangan kiri
7. Mengguyur vulva dengan air matang
8. Pispot diambil
9. Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
10. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah.
Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
188

11. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan,
labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari
atas ke bawah dengan kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
12. Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan apakah
lepas/longgar, bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan kapas
basah
13. Menutup luka dengan kassa yang telah diolesi salep/betadine
14. Memasang celana dalam dan pembalut
15. Mengambil alas, perlak dan bengkok
16. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan selimut
pasien
17. Merapikan alat
18. Cuci tangan
19. Dokumentasi

REFERENSI 1. Aziz alimul hidayat. A , S. Kp. Kebutuhan Dasar


Manusia.2004.EGC. Jakarta

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


189

STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


MODUL PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. dokumen : No. revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
PROTAB
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Hasil observasi pemeriksaan fisik pada bayi mulai dari rambut
sampe dengan kaki untuk mengetahui kelainan ataupun masalah
dari fisik bayi baru lahir.

Tujuan Untuk mengetahui kelainan-kelainan dan masalah fisik pada bayi


baru lahir
Indikasi Bayi baru lahir

Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. Stetoskop
2. Timbang badan
3. Handscoon
4. Pen light
5. Jangka martil
6. Mat line
7. Hamer
8. Bengkok
Persiapan Pasien 1. Posisikan bayi pada posisi yang nyaman dan aman.
dan lingkungan 2. Ciptakan suasana yang tenang
3. Tutup pintu / sketsel untuk menjaga suhu ruangan dan suhu
bayi.
Persiapan 1. Perawat memakai skort sebelum melakukan tindakan
perawat 2. Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan
3. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
di lakukan

Prosedur 1. Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan


2. Mencucui tangan dengan benar.
3. Melakukan inspeksi keadaan umum bayi
4. Meriksa kulit bayi yang meliputi warna,turgor dan lanugo
5. Melakukan penimbangan berat badan dan mengukur panjang
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
190

badan bayi (normal 45-53 cm) serta mengukur suhu bayi 36,5-
37,5
6. Mengukur tanda-tanda vital bayi ( nadi 120-160 x/menit dan
pernafasan 40-60 x/menit)
7. Memeriksa kepala yang meliputi besar,ubun-ubun,sutura
(apakah tertutup/melebar),molase dan daerah yang
cekung,kaput suksedenum,hematoma.
8. Mengukur lingkar kepala
Ukuran muka belakang
a. Diameter sub occiput bregmatica dari foramen magnum ke
ubun-ubun besar : 9,5 cm
b. Diameter sub occiput frontalis dari foramen magnum ke
pangkal hidung :11 cm
c. Diameter fronto occipitalis dari pangkal hidung ke titik
terjauh di belakang kepala : 12 cm
d. Diameter mento occipitalis dari dagu ke titik yang terjauh
di belakang kepala :13,5 cm
e. Diameter submento bregmatika dari bawah dagu ke ubun-
ubun besar : 9,5 cm
Ukuran melintang
a. Diameter biparietalis :ukuran yang terbesar antara kedua
ossa parietalis 9 cm
b. Diameter bitemporal : jarak yang terbesar antara sutura
coronaria kanan ke kiri 8 cm
Ukuran lingkaran
a. Cirkum ferentia sub occipito bregmatica :32 cm
b. Cirkum ferentia fronto occipitalis :34 cm
c. Cirkum ferentia mento occipitalis :35 cm
9. Memeriksa telinga perhatikan kesimetrisan posisi mata dan
telinga serta adanya kelainan daun atau bentuk telinga, kalau
antara mata dan telinga simetris berart bayi terjadi sindrom
down.
10. Memeriksa mata dari adanya perdarahan subconjungtiva,mata
menonjol,katarak dan sekret.
11. Memeriksa mulut,terutama pada area
bibir,langit-langit/palato,labioskisis(bibir sumbing),labionato
palato skisik (bibir sumbing sampe palatum)
12. Rangsang reflek menghisap (sucking refleks)dengan
memasukkan jari kelingking ke mulut bayi.
13. Memeriksa dada meliputi pengukuran lingkar dada,perhatikan
adanya pembesaran buah dada,bunyi paru,pernafasan retraksi
interkostal,sifoid merintih bunyi jantung pernafasan cuping
hidung dan bunyi paru.
14. Mendengarkan jantung,pulsasi,frekuensi bunyi jantung,dan
kelainan bunyi jantung
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
191

15. Memeriksa bahu,lengan dan tangan,perhatikan gerakan dan


jumlah jari.
16. Memeriksa abdomen,perhatikan apakah
membuncit(menandakan adanya pembesaran
hati,limfe,tumor,asites)skafoid(kemungkinan bayi mengalami
hernia diafragmatika atau atresia esofagus tanpa fistula)tali
pusat berdarah,jumlah pembuluh darah tali pusat,warna dan
besar tali pusat serta hernia di pusat atau di selangkangan.
17. Memeriksa alat genetalia anak
a. Laki-laki :testis (belum turun),orifisium uretra dan
fimosis.
b. Perempuan :lubang vagina,uretra,labia mayora,labia minora
besar dan bentuk klitoris adanya perdarahan/lendir dari
vagina,serta tanda – tanda hematoma karena letak sungsang
dan juga atresia ani.
18. Memeriksa ekstrimitas atas dan bawah dan perhatikan gerakan
ekstrimitas bentuk serta hitung jumlah jari.
19. Memeriksa tulang punggung,spina bifida,pilonial sinus dan
dumple
20. Memeriksa keadaan neuromuskuler meliputi reflek-reflek pada
bayi.
21. Memeriksa lainya meliputi mekonium harus keluar dalam 24
jam sesudah lahir bila tidak, harus waspada terhadap atresia
ani/obstruksi usus.urine juga harus ada pada 25 jam bila tidak
ada, harus di perhatikan kemungkinan obstruksi saluran kemih.
22. Merapikan kembali bayi dan pakaian bayi
23. Membersihkan alat-alat
24. Mencuci tangan
25. Mendokumentasikan kelainan-kelainan yang di temukan
selama pemeriksaan.
Referensi Bickley,Lynn. 2008. Buku saku pemeriksaan Fisik &Riwayat
kesehatan Bates . jakarta: EGC
Chayatin,Nurul dan Mubaraq,SKM ,wahid iqbal. 2008. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia teori &Aplikasi dalam praktek.
Jakarta:EGC
Priharjo,Robert.2007.Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta:EGC

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


192

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


IMUNISASI

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. dokumen : No. revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
PROTAB
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Pemberiankekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Imunisasi berasal dari kataimun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Tujuan Imunisasiadalah untuk mengurangi angka penderita suatu
penyakit yangsangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian padapenderitanya.
Indikasi Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak
karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang
dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya.
Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus
dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit
yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Persiapan - Persiapan alat :Spuit lengkap, alat sterilisator, kapas air
Oprasional hangat
- Persiapan Vaksin: Vaksin yang sesuai dengan sasaran
dimasukkan dalam termos es ( vaksin carier ).
- Persiapan sasaran : Pemberitahuan kepada orang tua
bayi (sasaran) tempat penyuntikan dan efek sampingnya.
- Pemberian Imunisasi : Pengambilan vaksin sesuai dengan
dosisnya.
Desinfeksi pada tempat yang akan disuntik.
Pemberian Imunisasi sesuai dengan jenis vaksin sbb:
» BCG : Intra cutan, dosis
0,05 cc.
» Polio : Tetes mulut, dosis

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


193

2 tetes
» DPT, HB, Campak : Subcutan, dosis 0,5 cc
Cara a. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran
Pengoperasian Imunisasi yang telah membawa Buku KIA / KMS di Ruang
Imunisasi setelah mendaftar di loket pendaftaran.
b. Petugas memriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS
dan menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya
( keadaan bayi yang memungkinkan untuk diberikan
imunisasi atau bila tidak akan dirujuk ke Ruang
Pengobatan ).
d. Petugas menyiapkan alat ( menyeteril alat suntik dan kapas air
hangat ).
e. Petugas menyiapkan vaksin ( vaksin dimasukkan ke dalam
termos es ).
f. Petugas menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang
bayi tentang tempat penyuntikan.
g. Petugas memberikan Imunisasi ( memasukkan vaksin ke
dalam alat suntik, desinfeksi tempat suntikan dengan kapas
air hangat, memberikan suntikan vaksin / meneteskan
vaksin sesuai dengan jadwal imunisasi yang akan
diberikan.
h. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi
kepada orang tua bayi sasaran imunisasi.
i. Petugas memberikan obat antipiretik untuk imunisasi DPT,
dijelaskan cara dan dosis pemberian.
j. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai
jadwal imunisasi berikutnya
k. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS dan
Buku Catatan Imunisasi serta rekapitulasi setiap akhir
bulannya
Peringatan Untuk Alat suntik ini bersifat sekali pakai (autodestruct), maka torak
Keamanan tidak boleh ditarik sebelum jarum tersebut ditusukkan kedalam
vial vaksin. Torak yang sudah ditarik sebelum diisi vaksin tidak
akan dapat digunakan lagi.
Referensi Bickley,Lynn. 2008. Buku saku pemeriksaan Fisik &Riwayat
kesehatan Bates . jakarta: EGC
Chayatin,Nurul dan Mubaraq,SKM ,wahid iqbal. 2008. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia teori &Aplikasi dalam praktek.
Jakarta:EGC
Priharjo,Robert.2007.Pengkajian Fisik Keperawatan.
Jakarta:EGC

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban


194

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMERIKSAAN REFLEK BAYI

STIKES
Nahdlatul
Ulama Tuban
No. dokumen : No. revisi : - Halaman :
Tanggal Terbit : Ditetapkan
PROTAB
08 Oktober 2010 Ketua STIKES NU Tuban

(H. miftahul Munir, SKM.M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Gerak yang terjadi tanpa di sadari oleh bayi, yang diakibatkan
oleh rangsangan yang ditanggapi dengan sangat cepat dan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan tanpa memerlukan kontrol
dari otak. Gerakan terjadi tanpa dipengaruhi oleh kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu.
Tujuan Untuk mengetahui reflek fisiologis dan patologis yang terjadi
pada bayi
Indikasi Bayi baru lahir
Persiapan - Kom berisi kapas dan kasa
Oprasional - Pen light
- Spatel
- Reflek hammer
- Sarung tangan (handscoon)
Cara 1. Jelaskan dan sampaikan tindakan yang akan dilakukan, baik
Pengoperasian untuk tujuan maupun hasil tindakan
2. Mencuci tangan dengan benar
3. Melakukan inspeksi keadaan umum bayi
4. Memeriksa reflek pada mata :
a. Reflek Kornea
Menyentuh kapas pada limbus kornea bayi.
Menunjukkan hasil positif bila mata mampu mengedip
(nervus IV dan VI)
b. Reflek Pupil
Memberikan cahaya atau mrnyinari dengan penlight ke
arah mata bayi.
Menunjukkan hasil positif bila mata berkedip.
c. Reflek Iddol
Memberikan rangsangan disamping kanan atau kiri kepala
bayi.
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
195

Menunjukkan hasil posotif bila bayi dapat menolehkan


kepalanya ke kanan atau ke kiri yang diikuti dengan
pergerakan badannya. Reflek ini akan hilang pada minggu
ke-1 atau ke-2
5. Memeriksa reflek pada Telinga :
a. Reflek Startel
Menyentuh telinga bayi dengan menggunakan jari.
Bayi mampu menoleh saat telinganya disentuh dengan jari.
6. Memeriksa reflek pada Mulut :
a. Reflek Isap (sucking)
Menempelkan jari kelingking ke tepi kebibir bayi.
Bayi akan menunjukkan reflek menghisap saat ada jari
yang ditempelkan ke bibirnya.
b. Reflek Rooting
Menempelkan jari kelingking ke daerah pipi bayi.
Bayi akan menoleh saat ada jari yang ditempelkan ke
pipinya.
Reflek ini akan hilang pada 3 – 12 bulan.
c. Reflek Gawn
Melihat bayi apakah menguap atau tidak.
Menguap merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh
bayi. Hal ini normal terjadi pada bayi.
d. Reflek Ekstruction
Memasukkan jari kedalam mulut bayi. Bayi akan
mendorong jari yang didorongkan ke mulutnya.
7. Memeriksa reflek pada Hidung :
a. Reflek Grabella
Menyentuh pangkal hidung atau daerah antara kedua mata
bayi
Bayi akan mengedipkan matanya saat pangkal hidung atau
antara kedua matanya disentuh.
8. Memeriksa reflek pada Leher :
a. Reflek Tonik Neck
Menekuk atau memfleksikan kepala bayi kedaerah
dadanya.
Hasilnya positif bila tidak ada tahanan.
b. Reflek Gag/Faring
Menggoreskan spatel lidah ke daerah faring bayi.
Hasil positif bila ada reaksi munta (Nervus IX dan X)
9. Memeriksa reflek pada Abdomen :
a. Reflek abdominal
Menggoreskan ujung reflek hammer di dinding perut bayi
dari arah laterak ke umbilikus. Hasil positif bila ada reflek
otot.
10. Memeriksa reflek pada Punggung :
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
196

a. Reflek Peres
Menggoreskan ujung reflek hammer ke punggung tengah
bayi dari bawah ke atas.
Hasil akan positif jika bayi menggeliat
11. Memeriksa reflek pada Lengan :
a. Reflek Moro
Mengagetkan atau membaringkan bayi secara tiba – tiba/
Bayi akan melakukan gerakan ekstensi dan adduksi pada
ekstremitasnya saat dikagetkan atau dibaringkan secara tiba
– tiba.
Pada bulan 3 – 4 reflek inni akan menghilang.
b. Reflek Bisep
Ketuk tendon bisep pada siku bayi dengan reflek hammer.
Bayi akan melakaukan gerakan fleksi pada siku saat tendon
bisep diketuk dengan hammer.
c. Reflek Trisep
Ketuk tendon trisep pada siku bayi dengan reflek hammer,
Bayi melakaukan gerakan ekstensi pada siku saat tendon
trisep diketuk dengan hammer.
12. Memeriksa reflek pada Tangan :
a. Reflek Grasping
Taruh atau tempelkan jari perawat di telapak tangan bayi.
Bayi akan menggenggam jari yang di tempelkan pada
telapak tangannya. Reflek ini akan hilang pada usia 3
bulan.
13. Memeriksa reflek pada Tungkai dan kaki :
a. Reflek Tendon Achiles
Ketuk tendon achiles pada kaki bayi dengan menggunakan
reflek hammer.
Bayi akan melakukan gerakan plantar fleksi pada kaki saat
tendon achiles diketuk dengan hammer
b. Reflek Patella
Ketuk tendon patella pada kaki bayi dengan menggunakan
reflek hammer.
Bayi akan melakukan gerakan ekstensi dari tungkai bawah
saat tendon patella diketuk dengan hammer.
c. Reflek Menari
Mendirikan bayi tegak lurus sampai kaki bayi menyentuh
lanyai atau permukaan yang datar.
Bayi akan melakukan gerakan kaki menyentuh permukaan
datar ( seperti lantai ) saat bayi didirikan tegak lurus.
Reflek ini akan hilang saat bayi berusia 3 – 4 minggu.
14. Memeriksa reflek pada Genetalia :
a. Reflek Kremaster
Menggoreskan ujung reflek hammer ke daerah paha medial
Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban
197

bayi dari bawah ke atas.


Skrotum bayi akan terangkat saat paha medial digores dari
bawah ke atas dengan ujung reflek hammer.
15. Memeriksa reflek pada Anus :
a. Reflek Anal
Menggoreskan ujung reflek hammer ke daerah kulit anal
bayi. Sfingter ani akan berkontraksi saat kulit anal digores
dengan reflek hammer.
16. Merapikan kembali pakaian bayi
17. Membereskan alat – alat yang telah digunakan
18. Mencuci tangan
Mencatat hasil pemeriksaan dengan singkat dan benar.
Referensi Bickley,Lynn. 2008. Buku saku pemeriksaan Fisik &Riwayat
kesehatan Bates . jakarta: EGC
Chayatin,Nurul dan Mubaraq,SKM ,wahid iqbal. 2008. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia teori &Aplikasi dalam praktek.
Jakarta:EGC
Priharjo,Robert.2007.Pengkajian Fisik Keperawatan.
Jakarta:EGC

Standar Prosedur Operasional Praktikum Keperawatan STIKes NU Tuban

Anda mungkin juga menyukai