Anda di halaman 1dari 24

C a r d i o Va s c u l a r S y s t e m

2021/2022

CASE 6
ATRIAL
FIBRILATIO
N
G h i n G h i n A n u g r a h - 2 0 11 6
Interpretasi

Vital Sign
• Blood pressure : 120/80  Normal
• Pulse : 130 BPM, irregular, unequal, adequate
volume  tachycardia
Heart rate : 160 bpm  Meningkat

Respiratory rate : 20x/minutes  Normal


Respiratory Rate : Normal : 14-20 breath/menit
 
Temperature : 36,7 derajat  Normal
Temperature : Normal : +- 36,5°C
Pulse Defisit

Perbedaan antara denyut nadi apikal dan perifer - dapat menandakan aritmia.

Terjadi ketika jantung berkontraksi dan pulse tidak mencapai ke perifer. Terjadi karena situasi klinis :

• Atrial fibrillation.

• Very early diastolic ventricular  ectopic beats.

• Some patients with Pacemaker.


Jugular venous pressure

• Mencerminkan tekanan atrium kanan, yang sama dengan tekanan vena sentral dan right
ventricular end diastolic pressure.

• Sudut sternum kira-kira 5 cm di atas atrium kanan. Tekanan yang diukur dicatat sebagai 5+ …..
cmH2O (Normal: 5 + 2 cmH2O)

• JVP yang diukur pada> 3 cm di atas sudut sternum, atau jarak total lebih dari 8 cm di atas atrium
kanan, dianggap meningkat di atas normal.

• Memeriksa karakteristik denyut nadi jugularis interna kanan berguna untuk menilai gangguan
fungsi dan irama jantung kanan.

• Pada pasien  Normal


Langkah-langkah untuk mengukur tekanan vena jugularis

• Buatlah pasien merasa nyaman. Angkat kepala sedikit


dengan sebuah bantal untuk melemaskan otot
sternokleidomastoideus.

• Angkat bagian kepala tempat tidur hingga sekitar 30 derajat.


Putar sedikit kepala pasien menjauhi sisi tempat pemeriksa.

• Gunakan sinar samping dan periksa kedua sisi leher.


Identifikasi vena jugularis eksterna di kedua sisi, lalu
temukan denyut vena jugularis interna .

• Jika perlu, naikkan atau turunkan bagian kepala tempat tidur


sampai anda dapat melihat titik osilasi atau meniscus denyut
vena jugularis interna di separuuh bawah leher.
• Fokuslah pada vena jugularis interna kanan. Carilah denyut di takik suprasternum, antara
perlekatan otot sternocleidomastoideus di sternum dan klavikula, atau tepat posterior dari
aternokleidomastoideu.

• Identifikasi titik tertinggi denyut di vena jugularis kanan. Bentangkan sebuah benda persegi
panjang secara horizontal dari titik ini dan sebuah penggaris sentimeter vertical dari sudut
sternum, membentuk sudut tegak lurus. Ukur jarak vertikal dalam sentimeter diatas sudut sternum
tempat benda horizontal memotong penggaris dan tambahkan jarak ini 4cm, jarak dari sudut
sternum ke bagian tengah atrium kanan.

• Tekanan vena yang diukur pada >3 cm, atau mungkin >4cm, diatas sudut sternum, atau lebih dari
8cm atau 9cm dalam jarak total di atas atrium kanan, dianggap meningkat diatas normal.

• JVP = 5 – ….. cm H2O (bila dibawah bidang horizontal)

• JVP = 5 + …...cm H2O (bila diatas bidang horizontal)


Hepatojugular Reflux

• Menekan hypochondriac area kanan atau middle abdomen dalam >10 detik

• Hal ini meningkatkan aliran balik vena ke sisi kanan jantung sementara dan JVP
secara normal meningkat.

• Hasil positif: Peningkatan cepat yang terjadi selama> 10 detik

• Pada pasien: negative  Normal


Lung Field

Tactile fremitus left sided = right sided  Normal

Tactile fremitus

Palpasi kedua paru untuk mencari tactile fremitus


simetris. Fremitus mengacu pada getaran teraba yang
ditransmisikan melalui bronchopulmonary tree ke
dinding dada saat pasien berbicara dan biasanya
simetris. Fremitus biasanya lebih menonjol di daerah
interskapular dan lebih mudah dideteksi di paru-paru
kanan daripada di kiri.
CARA PEMERIKSAAN : untuk mendeteksi fremitus, gunakan bagian
tulang telapak tangan di pangkal jari atau permukaan ulnaris tangan
untuk mengoptimalkan sensitivitas getaran. Minta pasien untuk
mengulang kata “sembilan puluh sembilan” atau “satu-satu”. Gunakan
kedua tangan untuk meraba dan membandingkan area simetris paru-
paru. Identifikasi dan temukan area fremitus yang meningkat, menurun,
atau tidak ada.
EKG

Layak Baca

Identitas : Nama, umur, sex, (ras), tanggal, waktu

Calibration : Speed, Amplitudo


ANALISIS GAMBARAN EKG

• Regularitas : reguler – ireguler

• Frekuensi : normal – cepat – lambat

• Gelombang P : ada – tidak ada

• Interval PR : normal – memanjang – memendek

• Gelombang QRS : lebar – sempit


1. Regularitas = Ireguler

• R-R interval

• Teratur (reguler) : interval sama

• Tidak teratur (ireguler) : interval tidak sama


2. Frekuensi - HR

Normal (teratur)

300/ Σ kotak besar R-R

1500/Σ kotak kecil R-R

Abnormal/ tidak teratur

Strip 6 detik (30 kotak besar)

Σ komp. QRS X 10 = 16 x 10 = 160 beats/min


3. Gelombang P

Gel P fibrilasi
4. Interval PR

PR interval normal : Mencerminkan konduksi potensial aksi melewati nodus AV,


bundle of his, kedua cabangnya, dan purkinje fiber

STANDAR NORMAL : 3-5 KOTAK KECIL/ 0,12-0,2 DETIK (Awal gel p -awal
gel R/q)

= Tidak dapat dinilai


5. Gelombang QRS

Kompleks QRS normal sempit dan runcing tajam

0.05-0.11 detik (< 0.12 detik) =sempit


Kesimpulan : Atrial Fibrilasi dengan rapid ventrikular respon (RVR)

Frekuensi
• < 60 x/m : slow response (SVR)
• 60-100 x/m : normo response (NVR)
• >100 x/m : rapid response (RVR)
Atrial Fibrillation

Differential Diagnosis
• Atrial flutter
• Atrial tachycardia
• Multifocal atrial tachycardia
• Wolf-Parkinson-White syndrome
• Atrioventricular nodal reentry tachycardia.
Management

Pengobatan AF diarahkan pada tiga aspek aritmia :


• kontrol denyut jantung,
• Mengatasi gejala yang timbul,
• penilaian kebutuhan antikoagulan untuk mencegah stroke, dan
• pertimbangan metode untuk mengembalikan irama sinus.
• Dalam kasus fibrilasi atrium yang sudah ada sebelumnya, pasien harus
dikelompokkan berdasarkan risiko menggunakan skor CHADs-2-Vasc, yang
membantu dalam memperkirakan risiko stroke per tahun
• Jika pasien menerima skor 0, itu dianggap "berisiko rendah" dan antikoagulan
tidak dianjurkan dalam kasus tersebut
• skor 1, itu termasuk dalam kategori risiko "rendah-sedang"; harus
mempertimbangkan terapi antikoagulan atau antiplatelet. 
• skor lebih besar dari 2, mereka berada dalam kategori risiko "sedang-tinggi", dan
terapi antikoagulan diindikasikan. 
• Kontrol laju atau ritme juga harus diberikan kepada pasien; obat-obatan seperti
beta-blocker, calcium channel blocker, amiodarone, dronedarone, dan digoxin
adalah pilihan yang tersedia

• Terapi nonfarmakologis meliputi terapi ablasi


Prognosis

• AF dikaitkan dengan risiko tinggi tromboemboli dan kematian.

• Bukti menunjukkan bahwa kontrol ritme tidak menawarkan keuntungan


kelangsungan hidup atas kontrol tingkat.

• Pasien dengan AF memiliki beberapa rawat inap dan komplikasi terkait


antikoagulasi selama hidup mereka

• Risiko stroke selalu ada, dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan buruk.

• pengelolaan fibrilasi atrium sangat mahal, dengan sebagian besar beban keuangan
ditanggung oleh pasien
• Ad vitam : bonam
• Ad sanationam : bonam
• Ad fungsional : bonam

Anda mungkin juga menyukai