Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN

TANDA-TANDA
VITAL
OLEH : Tri Susilowati, S. Kep, Ns, M.Kep
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA
VITAL
Terdiri dari :
 Pemeriksaan nadi.
 Pemeriksaan tekanan darah.
 pemeriksaan suhu.
 Pemeriksaan pernapasan.

Tujuan : untuk mengetahui / menilai fisiologi


sistem tubuh secara keseluruhan.
PEMERIKSAAN NADI
 Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang
dirasakan dari proses pemompaan jantung
 Prosesnya : ketika setiap kali bilik kiri jantung menegang
untuk menyemprotkan darah ke aorta yang sudah penuh,maka
dinding arteri dalam sistem peredaran darah mengembang /
mengembung untuk mengimbangi bertambahnya tekanan.
Mengembangnya aorta menghasilkan gelombang di dinding
aorta yang akan menimbulkan dorongan atau denyutan.
 Proses perubahan denyut nadi dipengaruhi oleh perubahan
kecepatan jantung terhadap rangsangan yang di timbulkan
oleh sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
 Rangsangan simpatis dapat menambah kecepatan denyut nadi.
Ex : emosi, takut, marah, cemas. Rangsangan parasimpatis
dapat mengurangi kecepatan denyut nadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
pada pemeriksaan nadi :
 Takikardi adalah kasus dimana denyut nadi lebih
cepat daripada keadaan normal. Hal ini dapat
dijumpai pada keadaan hipertermi, aktivitas tinggi,
kecemasan, miokarditis, gagal jantung, dan lain-
lain. Hipertermi dapat meningkatkan denyut nadi
sebanyak 15-20 kali per menit setiap peningkatan
suhu 1 derajat celcius.
 Bradikardi merupakan keadaan dimana frekuensi
denyut nadi lebih lambat dari normal. Bradikardi
sinus / bradikardi relatif, yaitu apabila denyutan
nadi lebih sedikit dibandingkan kenaikan suhu.
Lanjutan …
 Pemeriksaan nadi yang lain adalah iramanya, yaitu apakah
iramanya normal atau tidak. Disritmia (aritmia) sinus
merupakan ketidakteraturan nadi, denyut nadi lebih cepat
saat inspirasi dan akan lebih lambat saat ekspirasi.
 Pemeriksaan terhadap kualitas nadi apakah normal atau
cukup dapat dinilai dari adanya pulsus seler, yang ditandai
dengan nadi teraba sangat kuat dan turun dengan cepat
akibat tekanan nadi, dan apabila lemah menunjukkan adanya
kegagalan dalam sirkulasi. Pulsus paradoksus ditandai
dengan nadi yang teraba jelas lemah saat inspirasi dan
teraba normal atau kuat saat ekspirasi yang dapat
menunjukkan tamponade jantung.
Cara Memeriksa Denyut Nadi :
 Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan
tidur atau istirahat. Pemeriksaan denyut nadi dihitung
selama 1menit.
 Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan
tangan (palpasi) atau dengan alat elektronik yang sederhana
atau canggih. Pemeriksaan denyut nadi ini dilakukan pada
daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri
brachialis, arteri karotis, arteri temporalis, arteri femoralis,
arteri dorsalis pedis, arteri frontalis pada ubun-ubun bayi.
 Pemeriksaan denyut nadi berguna untuk mengetahui denyut
nadi (irama , frekuensi) dan menilai kemampuan fungsi
kardiovaskuler,
Frekuensi Nadi
(Joyce Engel, 1995)
Umur Frekuensi Nadi Rata-rata

Lahir 140
1 bulan 130
1-6 bulan 130
6-12 bulan 115
1-2 tahun 110
2-4 tahun 105
5-10 tahun 95
10-14 tahun 85
14-18 tahun 82
Pola Nadi
Pola Nadi Diskripsi
Bradikardi Frekuensi nadi lambat
Takikardi Frekuensi nadi meningkat,dalam keadaan takut,
menangis, aktivitas meningkat, atau demam.
Sinus Aritmia Frekuensi nadi meningkat selama inspirasi, menurun
selama ekspirasi, sinus aritmia merupakan variasi
normal pada anak,khususnya selama tidur.
Pulsus alternus Denyut nadi yang silih berganti kuat lemah dan
kemungkinan menunjukkan gagal jantung.
Pulsus bigeminus Denyutan berpasangan yang berhubungan dengan
denyutan prematur.
Pulsus paradoksus Kekuatan nadi menurun dengan inspirasi.
Thready pulse Denyutan nadi cepat dan lemah menunjukkan adanya
tanda syok, nadi sukar dipalpasi, tampak muncul
dan menghilang.
Pulsus corrigan Denyut nadi kuat dan berdetak-detak disebabkan oleh
variasi yang luas pada tekanan nadi.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

 Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator


penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler.
 Tekanan sistolik adalah tekanan maksimum pada
dinding arteri yang terjadi ketika bilik kiri jantung
menyemprotkan darah melalui klep aortik yang
terbuka ke dalam aorta.
 Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang
timbul pada pembuluh arteri saat jantung
memompa darah (berkontraksi). Sedangkan
tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung
dalam fase istirahat.
Dalam prosesnya, perubahan tekanan darah
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
 Tahanan perifer.
 Gerakan memompa oleh jantung.
 Volume darah.
 Kekentalan darah
 Tahanan perifer.

Tahanan perifer merupakan sistem peredaran darah yang


memiliki sistem tekanan tertinggi (arteria) dan sistem
tekanan terendah (pembuluh kapiler dan vena), diantara
keduanya terdapat arteriola dan pembuluh otot yang sangat
halus.
Apabila menguncup, arteriola akan mengecil, dan darah
yang mengalir melalui pembuluh kapiler akan berkurang.
Kemudian, dalam kondisi berlawanan, dinding arteriola
kendur dan memperbesar jumlah darah yang masuk ke
arteriola.
Proses penyempitan pembuluh darah yang melebihi normal
dapat mengakibatkan tekanan darah meninggi.
 Gerakan memompa oleh jantung.
Semakin banyak darah yang dipompa ke dalam arteria
menyebabkan arteri akan lebih menggelembung dan
mengakibatkan bertambahnya tekanan darah, demikian
pula sebaliknya.
 Volume darah.
Bertambahnya darah dapat menyebabkan besarnya
tekanan pada arteria.
 Kekentalan darah
Kekentalan atau viskositas ini tergantung pada
perbandingan sel darah dengan plasma. Semakin kental
darah menyebabkan semakin tinggi tekanan dan semakin
banyak tenaga yang diperlukan.
Yang Perlu Diperhatikan
 Dalam pemeriksaan tekanan darah, selain
hasil, sebaiknya dicantumkan pula posisi
atau keadaan saat pemeriksaan, seperti
tidur, duduk, berbaring atau menangis,
sebab posisi tersebut mempengaruhi hasil
penilaian tekanan darah.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Ruang pemeriksaan
 suhu ruang dan ketenangan ruang periksa yang nyaman. Suhu ruang yang
terlalu dingin dapat meningkatkan tekanan darah.
Alat:
 sebaiknya digunakan sfigmomanometer dengan pipa air raksa yang tegak lurus
dengan bidang horisontal.
 Hindarkan paralaks waktu membaca permukaan air raksa.
 Gunakan manset dengan lebar yang dapat mencakup 2/3 panjang lengan atas
serta panjang yang dapat mencakup 2/3 lingkar lengan.
 Penggunaan manset yang lebih kecil akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi
daripada yang sebenarnya.
Persiapan
 bila diperlukan dan keadaan pasien memungkinkan, sebaiknya dipersiapkan
dalam keadaan basal. Karena biasanya hanya diperlukan nilai tekanan darah
"sewaktu". maka pengaruh kerja jasmani, makan, merokok dihilangkan terlebih
dahulu sebelum diukur.
Jumlah pengukuran:
 dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali, untuk diambil nilai rata-
ratanya. Bila tersangka menderita hipertensi dianjurkan untuk
mengukur dalam 3 hari berturut-turut.
Tempat pengukuran:
 pengukuran dilakukan pada lengan kanan dan kiri bila dicurigai
terdapat peningkatan tekanan darah.Kesenjangan nilai lengan
kanan dan kiri dapat ditimbul-kan karena coarctatio aorta.
Posisi orang yang diperiksa:
 untuk keperluan skrining, dapat dilakukan dalam posisi duduk.
Dalam hal ini lengan bawah sedikit fleksi, serta lengan atas setinggi
jantung. Hindarkan posisi duduk yang menekan perut, lebih-lebih
pada orang yang gemuk (obese). Untuk pasien hipertensi, lebih-
lebih yang sedang dalam pengobatan, perlu diukur dalam posisi
berbaring dan pada waktu 1 -- 5 menit setelah berdiri
Pemompaan dan pengempesan manset:
 dilakukan pemompaan dan pengempesan manset sebelum diukur
tekanan darahnya. Hal ini untuk menghindari kesalahan nilai karena
rangsang atau reaksi obstruksi sirkulasi darah. Pemompaan
dilakukan dengan cepat hingga 20 -- 30 mmHg di atas tekanan
pada waktu denyut a. radialis tidak teraba. Pengempesan dilakukan
dengan kecepatan yang tetap (konstan), 2 -- 3 mmHg tiap detik.
Cara Memeriksa Tekanan Darah
 Metode Langsung
Merupakan metode yang menggunakan kanula atau jarum
yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang
dihubungkan dengan manometer dan metode ini
merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan
tekanan darah tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian
khusus.
 Metode Tidak Langsung
Merupakan metode yang menggunakan
sphygmomanometer (tensimeter). Pengukuran ini
menggunakan dua cara, yaitu :
1. Cara palpasi yang hanya mengukur tekanan sistolik.
2. Cara auskultasi, dapat mengukur tekanan sistolik dan
diastolik. Cara ini memerlukan stetoskop.
ALAT UKUR TEKANAN DARAH
 Hingga saat sekarang alat ukur yang masih terandalkan
untuk mengukur tekanan darah secara tidak langsung ialah
sfigmomanometer air raksa.
 Kadang-kadang dijumpai sfigmomanometer dengan pipa air
raksa yang letaknya miring terhadap bidang horisontal
(permukaan air) dengan maksud untuk memudahkan
pembacaan hasil pengukuran oleh pe-meriksa. Untuk
sfigmomanometer semacam ini perlu dilakukan koreksi skala
ukurannya karena seharusnya pipa air raksa tegak lurus
terhadap permukaan air.
Manset yang digunakan dapat berbeda lebarnya
bergantung kepada lingkar lengan.
Secara garis besar American Heart
Association menganjurkan penggunaan
lebar manset sebagai berikut:
 di bawah 1 tahun : 2.5 cm
 1 -- 4 tahun : 6 cm
 4 -- 8 tahun : 9 cm
 dewasa : 12.5 cm
 dewasa obese : 14 cm
Tekanan Darah Normal
(Joyce Engel, 1995)
Umur Tekanan sistolik / diastolik (mmHg)

1 bulan 86/54
6 bulan 90/60
1 tahun 96/65
2 tahun 99/65
4 tahun 99/65
6 tahun 100/60
8 tahun 105/60
10 tahun 110/60
12 tahun 115/60
14 tahun 118/60
16 tahun 120/65
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
 Pemeriksaan pernapasan merupakan
pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai
proses pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida.
 Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai
frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau
pola pernapasan.
Pola Pernapasan
(Joyce Engel, 1995)
Pola Diskripsi
Pernapasan
Dispnea Susah bernapas yang menunjukkan adanya retraksi.
Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama
teratur.
Takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal.
Hiperpnea Pernapasan cepat dan dalam.
Apnea Tidak ada pernapasan.
Cheyne stokes Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian
dengan periode apnea, umumnya pada bayi dan
anak selama tidur nyenyak, depresi dan kerusakan
otak.
Kusmaul Napas dalam yang abnormal bisa cepat, normal atau
lambat, umumnya pada asidosis metabolik.
Biot Napas tidak teratur, menunjukkan adanya kerusakan
otak bagian bawah dan depresi pernapasan.
Cara Memeriksa Pernapasan
 Digunakan penghitung waktu.
 Dihitung selama 1 menit.
 Tanpa sepengetahuan pasien.
PEMERIKSAAN SUHU
 Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk
mengetahui / menilai kondisi metabolisme dalam
tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara
kimiawi melalui metabolisme darah.
 Proses pengaturan suhu tubuh terletak pada
hypothalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian
depan hypothalamus dapat mengatur
pembuangan panas dan bagian belakang
hypothalamus dapat mengatur penyimpanan
panas.
Pembuangan atau pengeluaran panas dapat
terjadi melalui berbagai proses, diantaranya :
 Radiasi, yaitiu penyebaran panas melalui gelombang
elektromagnet.
 Konveksi, yaitu proses penyebaran panas melalui
pergeseran antara daerah yang kepadatannya tidak sama,
seperti dari tubuh pada udara dingin yang bergerak atau
pada air di kolam renang.
 Evaporasi, yaitu proses perubahan cairan menjadi uap.
 Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada objek lain
dengan kontak langsung tanpa gerakan yangjelas, seperti
bersentuhan dengan permukaan yang dingin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai