Kelompok 2
Anggota
01 02 03
Abdullah Tamir Indra Amaliah Kiki Reski Amaliah
(PO714242231002) (PO714241232010) (PO7142412320110
04 05 06
Nur Aisyah M Nurul Azzahrah Burhan Suhrani Isna Ramadhani
(PO714241232015) (PO7142412320210 (PO714241232027)
Devinisi Vena
Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari
pembuluh darah arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh
masuk ke jantung. Katup pada vena yang terdapat disepanjang
pembuluh darah berfungsi untuk mencegah dari tidak kembali lagi ke
sel atau jaringan.
• Tujuan :
untuk menguji atau mengetahui apakah pasien mengalami deep
vein thrombosis (DVT
• Prosedur :
Pasien tidur terlentang dan lutu ekstensi. Berikan dorsofleksi pasif pada sendi
pergelangan kaki sambal tetap meremas otot betis. Jika rasa sakit terjadi di
betis, maka menunjukkan adanya tanda Homan’s positif serta kemungkinan
adanya DVT. Meskipun demikian tes ini bukan tes pasti karena tanda Homan
ditemukan positif pada lebih dari 50% dari subyek yang tidak memiliki DVT.
4. Penerapan Manset Tekanan Darah di sekitar betis
• Tujuan :
tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya gangguan
tromboflebilitis akut
• Prosedur :
Pompalah manset secara bertahap hingga pasien mengalami rasa
nyeri pada otot betis. Pasien dengan tromboflebitis akut biasanya
tidak bisa mentolerir tekanan di atas 40 mmHg
Normal : apabila pemeriksa memompa tekanan di atas 40 mmHg terus
pasien masih bisa menahannya itu berarti baik. Tapi jika sebaliknya
pasien tidak bisa menahan nyeri itu berarti ada gangguan tromboflebitis.
5. Test Brodie Trendeleburg
• Tujuan :
Untuk menentukan kompetensi katup-katup vena superfisial dan vena komunikantes
digunakan tes Brodie Trendelenburg.
• Persiapan pasien :
Posisi pasien dalam keadaan supine lying (terlentang). Usahakan daerah yang akan diukur
bebas dari pakaian yaitu daerah kaki agar tidak menghalangi proses pengukuran.
• Persiapan Alat :
Turniket dan stopwatch
• Prosedur :
Vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa waktu, lalu muara vena
safena magna ditekan dengan kuat atau dipasang torniket pada paha bagian atas. Pasien
diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan dilepas. Bila vena terisi dengan segera, berarti
katup inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua kalinya tanpa melepas penekanan.
Bila selama kira-kira 20-30 detik vena-vena terisi, maka berarti katup vena komunikantes
tidak kompeten lagi. Di katakan kompeten apabila vena tidak terisi
6. Test Perthes
\
• Tujuan :
untuk menentukan kompetensi katup-katup profunda digunakan test perthes.
• Persiapan pasien :
Posisi pasien dalam keadaan berdiri. Usahakan daerah yang akan diukur bebas
dari pakaian yaitu daerah kaki agar tidak menghalangi proses pengukuran.
• Persiapan Alat :
Turniket dan stopwatch
• Prosedur :
Turniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta berjalan-jalan berkeliling
selama 1 menit .
• Normal : Bila vena tungkai jadi melebar, berarti ada obstruksi. Bila tak melebar,
berarti vena komunikantes profunda masih baik dan darah terus naik lewat
system profunda .
E. Pengukuran Pembuluh Darah Vena
pengukuran pembuluh darah vena menggunakan Jugular Venosus Preassure (JVP).
Adapun prosedur pemeriksaan seperti berikut:
1. Persiapan alat untuk pengukuran JVP (2 buah mistar, spidol dan penlight/senter)
2. Cuci tangan
3. Pemeriksa hendaknya berdiri di samping kanan bed pasien
4. Jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan, serta minta persetujuan pasien untuk melakukan
pemeriksaan
5. Posisikan pasien berbaring pada bed dan atur posisi bed semiflower (30-45 derajat dari bidang
horizontal)
6. Anjurkan pasien untuk menengok ke kiri
7. Identifikasi vena jugularis
8. Tentukan undulasi pada vena jugularis (titikteratas pada pulsasi vena jugularis), bendung vena
dengan cara mengurut vena kebawah lalu lepas
9. Tentukan titik angulus sternalis
10. Dengan mistar pertama, proyeksikan titik tertinggi pulsasi vena secara horizontal ke dada
sampai titik manubrium sterni
k. Kemudian mistar kedua diletakkan vertikal dari angulus sternalis
i. Lihat hasil pengukuran dengan melihat hasil angka pada mistar kedua (titik pertemuan antara
mistar pertama dan kedua). Hasil pembacaan kemudian ditambahkan dengan angka 5 cm, karena
diasumsikan jarak antar angulus sternalis dengan atrium kanan sekitar 5 cm.
THANK
YOU
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo
, including icons by Flaticon and infographics & images by
Freepik