Disusun oleh:
Kelompok 15A
2016
LEMBAR PENGESAHAN
PAKET PENYULUHAN
Oleh:
Kelompok 15A
Mengetahui,
( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga klien mampu memahami tentang cara
memandikan anggota keluarga yang butuh perawatan total.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga klien mampu
a. Mengetahui manfaat memandikan pasien, Mengkramasi pasien, Oral Hygine,
vulva/penis hygine dan cuci tangan
b. Mengetahui prosedur memandikan pasien, Mengkramasi pasien, Oral Hygine,
vulva/penis hygine dan cuci tangan
B. KegiatanPenyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah
salam 2. Mendengarkan dan Tanya
2. Memperkenalkan dan jawab
diri memperhatikan
3. Kontrak waktu 30 3. Menyetujui
menit
4. Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
Materi
MEMANDIKAN PASIEN
A. Dasar Teori
Beberapa pasien mungkin harus dimandikan di tempat tidur. Pasien lain dengan
izin dokter diperbolehkan untuk mandi tub atau mandi shower. Perawatann mandi dengan
air hangat dan sabun yang lembut diberikan untuk menghilangkan kotoran dan keringat,
meningkatan sirkulasi dan memberikan latihan ringan pada pasien (Alimul, 2004). Mandi
parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk memandikan hanya bagian badan
yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi (misalnya tangan,
muka, daerah perineal dan axilla) (Potter, 2006). Kamar pasien tanpa melihat tempat
tidurnya adalah rumah bagi pasien selama ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur yang
rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi
kesejahteraan pasien
C. Indikasi
1. Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya memungkinkan.
2. Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan kondisinya.
MENGKRAMASI PASIEN
A. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
(Tarwoto, Wartonah, 2006). Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan
merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita
sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar
terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya
sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit,
Keluarga maupun di masyarakat. Kebersihan diri khususnya pada perawatan kepala dan
rambut.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus
selalu menjaga kebersihan kakinya
ORAL HYGIENE
A. DEFINISI
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan gigi dari
partikel partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.
2. Plak gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala
gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang
mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau
ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang radang,
garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gigi dan
gusi, serta kehilangan gigi tiba tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut yang
buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut
yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik
seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.
Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep
anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti:
tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur; atau penggunaan
obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar
atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau terjadi
tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.
A. PENGERTIAN
Vulva hygiene : Membersihkan daerah genetalia wanita bagian luar (vulva) dengan
menggunakan cairan anti septic. Perineal hygiene : Membersihkan daerah genetalia pria
bagian luar (penis dan skrotum) dengan menggunakan cairan anti septic.
B. TUJUAN
1. Tujuan vulva hygiene :
a. Memberikan rasa nyaman
b. Mencegah terjadinya infeksi daerah vulva & perineum maupun daerah uterus
c. Membantu penyembuhan luka perineum
2. Tujuan perineal hygiene :
a. Memberikan rasa nyaman
b. Mencegah terjadinya infeksi daerah genetalia klien
D. PELAKSANAAN
1. Persiapan alat
a. Mangkuk / kom steril
b. Kapas steril
c. Larutan savlon 1 %
d. Pinset steril
e. Alas bokong
f. Sarung tangan
g. Bengkok
Pada ibu post partum ditambah : lidi kapas, obat-obatan sesuai advis dokter dan
Duk
2. Pelaksanaan
a. Pada wanita :
1) Menjelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
2) Menutup pintu, jendela dan korden
3) Alat-alat didekatkan ke px
4) Perawat mencuci tangan
5) Melepaskan pakaian bawah px & memasang alas bokong
6) Berikan posisi dorsal recumbent, observasi keadaan lochea (bau, warna untuk
ibu post partum)
7) Letakkan bengkok diantara ke dua kaki
8) Perawat memakai sarung tangan
9) Ambil kapas steril 5 buah dg menggunakan pinset kemudian letakkan ke alam
kom yg berisi larutan savlon 1 %, tangan kanan memegang kapas sedangkan
tangan tangan kiri membuka labia mayora kemudian bersihkan vulva dengan
cara:
a) Dimulai dari labia mayora kanan , labia mayora kiri, labia minora kanan,
labia minora kiri kemudian vestibulum.
b) Satu kapas untuk satu kali usapan,kapas yg kotor diletakkan dalam
bengkok.
c) Arah usapan adalah dari atas ke bawah bila perlu gunakan kapas baru dg
mengambil kapas menggunakan pinset.
10) Pada ibu post partum
a) Perhatikan keadaan perineum bagaimana jahitannya apakah ada
pembengkaan maupun iritasi, jahitan perineum dibersihkan dan bila ada
pembengkaan kompres dg cairan nacl 0,9 %
b) Bengkok dan alas bokong di angkat
c) Pakaian px dipakaikan kembal
d) Sarung tangan dilepas dan diletakkan dalam bengkok
e) Alat-alat dibereskan
f) Perawat mencuci tangan
g) Korden / jendela dibuka kembali
b. Pada Pria :
1) Menjelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
2) Menutup pintu, jendela dan korden
3) Alat-alat didekatkan ke pasien
4) Perawat mencuci tangan
5) Lepas selimut dan lipat ke arah kaki tempat tidur
6) Melepaskan pakaian bawah pasien
7) Memakai sarung tangan
8) Memasang alas bokong dan meminta px untuk mengangkat bokong saat
memesang alas bokong
9) Basahi waslap dan beri sedikit sabun kemudian bersihkan genetalia dg waslap
lembab mulai dari bagian meatus dan basuh dg gerakan memutar ke arah
penis,arah pembersihan mulai dari daerah yg paling sedikit terkontaminasi ke
daerah paling banyak terkontaminasi untuk mencegah mikroorganisme masuk
ke uretra.
10) Jika pasien tidak sirkumsisi tarik preputium ke bawah dan pastikan seluruh
penis sudah dibersihkan
11) Bersihkan scrotum dan perineum
12) Bilas dg waslap tanpa sabun sampai bersih kemudian keringkan dg handuk
13) Lepaskan sarung tangan dan letakkan dalam bengkok
14) Kenakan pakaian bawah pasien dan berikan posisi yg nyaman
15) Membereskan alat-alat
16) Mencuci tangan dan buka jendela/korden
CUCI TANGAN
1. Pengertian
Mencuci tangan adalah mengsosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah aliran air.
Tujuannya adalah untuk membuang kotoran dan orgnisme yang menempel dari tangan
dan untuk mengurangi mikrobal total pada saat itu. Ini merupakan tehnik dasar yang
paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi (Perry & potter,
2005).
Menurut Depkes (2009) cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Mencuci
tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu singkatnya
waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun menghilangkan kuman yang
tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi.
Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang
diperoleh setelah menggunakan sabun.
Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakanair
bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%. Ada 5 waktu
kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai
berikut:
Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberap waktu lain yang juga penting dan
harus dilakukan cuci tangan, yaitu:
a. Sebelum menyusui bayi
b. Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung
c. Setelah membersihkan sampah
Langkah awal :
1) Lepas perhiasan yang dipakai seperti cincin, gelang, atau jam tangan
3) Basuh tangan dengan air, tuangkan sabun secukupnya kurang lebih 20-30 cc,
Mencuci tangan :
1) Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan secara merata searah jarum jam
2) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
searah ke arah depan
3) Gosok kedua telapak tangan dengan sela-sela jari
5) Gosok ibu jari kiri mulai dari jari telunjuk, sampai berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
6) Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri secara
terbuka dan sebaliknya
7) Bilas kedua tangan dengan air mengalir, keringkan dengan handuk/tisyu sekali pakai
sampai benar-benar kering, gunakan handuk/tisyu tersebut untuk menutup kran.
REFERENSI
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
Ed 4,vol 2. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6.
Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.
Aziz Alimul Hidayat. 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Juli Soemirat Slamet. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Yulia Suparmi, dkk. 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia.
Yogyakarta: PT.Citra Aji Parama.