Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSONAL HYGIENE DIRUANG 26I

RSUD DR.SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun oleh:

Kelompok 15A

1. Ningrum Wahyu (1401100020)


2. Mukhtamila R (1401100042)
3. Rizki Rahmawati (1401100055)
4. Richa Kumalasari (1401100056)

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2016
LEMBAR PENGESAHAN

PAKET PENYULUHAN

Personal Hygiene (Memandikan pasien, Mencuci rambut pasien,


Oral Hygine, vulva/penis
Hygine dan Cuci Tangan yang Benar)

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


Tanggal 31 Agustus 2015

Oleh:

Kelompok 15A

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR

Topik : Personal Hygiene


Sub Topik : Memandikan pasien, Mengkramasi pasien, Oral Hygine, vulva/penis
Hygine dan Cuci Tangan yang Benar
Sasaran : Keluarga klien di Ruang 26 i
Tempat : Ruang 26 i RSSA Malang
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Agustus 2016
Alokasi Waktu: 30 Menit / 10.00 10.30 WIB
Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga klien mampu memahami tentang cara
memandikan anggota keluarga yang butuh perawatan total.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga klien mampu
a. Mengetahui manfaat memandikan pasien, Mengkramasi pasien, Oral Hygine,
vulva/penis hygine dan cuci tangan
b. Mengetahui prosedur memandikan pasien, Mengkramasi pasien, Oral Hygine,
vulva/penis hygine dan cuci tangan

B. KegiatanPenyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah
salam 2. Mendengarkan dan Tanya
2. Memperkenalkan dan jawab
diri memperhatikan
3. Kontrak waktu 30 3. Menyetujui
menit
4. Menjelaskan
tujuan
pembelajaran

Penjelasan 15 1. Menjelaskan Mendengarkan Ceramah Leaflet, alat


menit tentang manfaat dan memperhatikan dan Tanya peraga
memandikan jawab
pasien,
Mengkramasi
pasien, Oral
Hygine,
vulva/penis hygine
dan cuci tangan
2. Memperagakan
prosedur
memandikan
pasien,
Mengkramasi
pasien, Oral
Hygine,
vulva/penis hygine

Tanya Jawab 5 menit Memberikan Mengajukan Tanya


kesempatan kepada pertanyaan dan jawab
peserta untuk bertanya mendengarkan
jawaban dari
penyuluh

Penutup 5 menit 1. Mengajukan 6 1. Menjawab Ceramah


pertanyaan tentang 2. Mendengarkan dan Tanya
materi dan jawab
pembelajaran. memperhatikan
2. Kesimpulan dari 3. Mendengarkan.
penyuluhan
3. Salam penutup

Materi
MEMANDIKAN PASIEN

A. Dasar Teori
Beberapa pasien mungkin harus dimandikan di tempat tidur. Pasien lain dengan
izin dokter diperbolehkan untuk mandi tub atau mandi shower. Perawatann mandi dengan
air hangat dan sabun yang lembut diberikan untuk menghilangkan kotoran dan keringat,
meningkatan sirkulasi dan memberikan latihan ringan pada pasien (Alimul, 2004). Mandi
parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk memandikan hanya bagian badan
yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi (misalnya tangan,
muka, daerah perineal dan axilla) (Potter, 2006). Kamar pasien tanpa melihat tempat
tidurnya adalah rumah bagi pasien selama ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur yang
rapi memberikan keamanan dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi
kesejahteraan pasien

B. Tindakan Tujuan Tindakan memandikan pasien di tempat tidur :


1. Membersihkan badan
2. Memberikan perasaan segar
3. Sebagai pengobatan
4. Mencegah timbulnya luka dan komplikasi pada kulit
5. Mendidik penderita dan keluarga dalam kebersihan perorangan

C. Indikasi
1. Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya memungkinkan.
2. Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan kondisinya.

D. Standar Operasional Prosedur


1. Persiapan Alat
a. Siapkan alat meliputi
1) Satu stel pakaian bersih
2) Waskom mandi 1 buah masing-masing berisi air hangat
3) 2 buah handuk
4) Selimut mandi
5) Tempat bertutup untuk pakaian kotor
6) Pampers
7) Waslap 2 buah, 1 sabun, 1 membasahi dan bilas
8) Sabun mandi dengan tempatnya
9) Sarung tangan
10) Skort
11) Baby Oil
12) Minyak kayu putih
13) Sketsel
14) Kapas Savlon
15) Pasta gigi
16) Sikat gigi
17) Minyak indra
b. Dekatkan alat dengan pasien
2. Persiapan Pasien
a. Lakukan tindakan dengan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
b. Lakukan perkenalan diri dan identifikasi pasien
c. Jelaskan tujuan yang akan dilakukan
d. Jelaskan prosedur pelaksanaan
3. Persiapan lingkungan
a. Jaga privasi pasien
Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
4. Melaksanakan memandikan pasien di tempat tidur
a. Cuci tangan
b. Pakai skort/ pakaian pelindung
c. Pindahkan selimut dan bantal yang tidak diperlukan dari tempat tidur
d. Petugas berdiri disisi kiri atau kanan pasien
e. Buka pakaian bagian atas kemudian ditutup dengan selimut mandi atau kain
penutup. Pasien dimandikan dengan urutan sebagai berikut :
1) Mencuci muka dengan cara :
a) Bentangkan handuk dibawah kepala, muka, telinga, dan leher dibasahi dengan
waslap lembab
b) Tanyakan apakah pasien biasa menggunakan sabun atau tidak
c) Bersihkan wajah pasien dimulai dari wajah, mata, hidung, telinga, leher
d) Bilas dengan air hangat sampai bersih
2) Mencuci lengan dengan cara :
a) Bentangkan handuk dibawah lengan pasien mulai dari sisi yang terjauh dari
perawat dilanjutkan ke sisi terdekat
b) Basahi dan sabuni tangan dan lengan pasien
c) Bilas sampai bersih dan keringkan dengan handuk
d) Olesi tangan dan lengan pasien dengan baby oil dan minyak kayu putih
3) Mencuci dada dan perut dengan cara :
a) Buka pakaian bagian bawah dan selimut atau kain penutup turunkan sampai
perut bagian bawah
b) Letakkan kedua tangan pasien ke atas atau ke samping, bentangkan handuk
pada sisi pasien
c) Basahi dada dan ketiak pasien, sabuni bilas sampai bersih dan dikeringkan
dengan handuk. Olesi dengan baby oil dan minyak kayu putih
d) Tutup dengan kain penutup atau handuk
4) Mencuci punggung dengan cara
a) Miringkan pasien kekiri pasien
b) Bentangkan handuk dibawah punggung sampai bokong
c) Basahi punggung sampai bokong, sabun, bilas sampai bersih
d) Keringkan dengan handuk
e) Olesi dengan baby oil dan minyak kayu putih
f) Miringkan pasien kekanan bentangkan handuk dibawah punggung
g) Basahi, sabun punggung sampai bokong, bilas sampai bersih
h) Keringkan dengan handuk
i) Olesi dengan baby oil dan minyak kayuputih
j) Pasang baju bagian atas pasien dan terlentangkan
5) Mencuci kaki dengan cara :
a) Bentangkan handuk dibawah kaki dan lutut
b) Tekuk lutut pasien, basahi, sabun dan bilas sampai bersih, dikeringkan
c) Olesi dengan baby oil dan minyak kayu putih
d) Lakukan pada kaki yang satunya
6) Mencuci lipatan paha atau genetalia dengan cara :
a) Bentangkan handuk dibawah bokong
b) Buka bagian perut dan celana dalam pasien
c) Basahi daerah lipat paha, sabun, bilas sampai bersih olesi dengan baby oil
d) Bersihkan genetalia dengan kapas savlon, bilas sampai bersih dan keringkan
e) Pakaiankan pakaian bawah pasien atau pempers
7) Membersihkan gigi dan mulut (Oral Hygiene)
Jika pasien sadar :
a) Bentangkan handuk di atas dada pasien
b) Anjurkan pasien untuk berkumur
c) Gosok gigi pasien dengan pasta gigi atau tawarkan pasien untuk menggosok
gigi sendiri
d) Anjurkan pasien untuk berkumur dengan air sampai bersih
e) Anjurkan pasien untuk berkumur dengan cairan kumur antiseptik
f) Berikan minyak indra pada mulut dan gusi pasien
Jika pasien tidak sadar :
a) Bentangkan handuk di atas dada pasien
b) Gosok gigi pasien dengan pasta gigi
c) Bersihkan gigi dan mulut pasien dengan kasa kumur antiseptik
d) Berikan minyak indra pada mulut dan gusi pasien
8) Membersihkan atau mencuci rambut
a) Dekatkan kepala pasien ke tepi tempat tidur
b) Pasang handuk dan perlak dibawah kepala pasien, arahkan perlak ke dalam
ember yang diletakkan disamping tempat tidur (di dekat kepala). Sebelumnya
gulung ketiga sisi perlak
c) Basahi rambut pasien dengan air hangat
d) Berikan shampo pada rambut pasien
e) Bilas rambut hingga bersih
f) Keringkan rambut dengan handuk
g) Sisir rambut agar tampak rapi
5. Rapikan pasien yang dimandikan di tempat tidur
1) Rapikan pasien
2) Bereskan alat alat
3) Lepas sarung tangan
4) Cuci tangan
6. Lakukan evaluasi dan dokumentasi
1) Evaluasi respon pasien
2) Sampaikan bahwa tindakan selesai dikerjakan pada keluarga/pasien
3) Dokumentasikan hasil tindakan

MENGKRAMASI PASIEN

A. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
(Tarwoto, Wartonah, 2006). Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan
merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita
sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar
terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya
sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit,
Keluarga maupun di masyarakat. Kebersihan diri khususnya pada perawatan kepala dan
rambut.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percaya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan

C. Faktor- faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene


1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus
selalu menjaga kebersihan kakinya

D. Macam-macam Personal Hygiene


1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seluruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

E. Perawatan Kulit Kepala dan Rambut


Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan
dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah klien untuk
memelihara perawatan rambut sehari-hari. Rambut klien imobilisasi akan terlihat menjadi
kusut. Balutan bisa meninggalkan darah yang lengket atau larutan antiseptik pada rambut.
Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis untuk semua klien. Klien
juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pertumbuhan, distribusi dan pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan
umum. Perubahan hormonal, stres emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit
tertentu atau obat-obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Helai rambut adalah
struktur yang tidak berdaya. Perubahan warna atau kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal
dan peredarah nutrisi ke folikel.
Praktik perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi
kebutuhan hygiene klien. Perawat harus ingat bahwa klien tetap sadar akan penampilan
mereka setiap saat. Dengan demikian rencana yang efektif memperbolehkan klien untuk
memulai dan berpartisipasi dalam tindakan hygienis apabila memungkinkan.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai
berikut:
1. Pola kebersihan diri klien normal
2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
Merawat rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut..
1. Memandikan pasien di atas tempat tidur
Pengertian : membersihkan seluruh tubuh pasien terbaring di atas tempat tidur
Tujuan :
a. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.
b. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
c. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
d. Meningkatkan perasaan segar dan nyaman bagi pasien
e. Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit pasien
2. Merawat rambut
a. Menyisir rambut
Tujuan :
1) Untuk merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala
2) Meratakan minyak rambut dan meningkatkan kesehatan rambut
3) Meningkatkan rasa nyaman pasien
4) Memantau adanya masalah pada rambut dan kulit kepala (contoh : kutu atau
ketombe)
b. Mencuci rambut
Pengertian : menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan
sampo atau sabun.
Tujuan :
1) Merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala dengan memberi pijatan /
massage.
2) Membersihkan rambut dan meningkatkan rasa nyaman pasien.
3) Mengurangi rasa gatal pada kepala.
4) Menghilangkan ketombe.
Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk menghilangkan
debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala. Salain itu, memotong rambut
minimal 1 bulan sekali juga dapat menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut. Langkah-
langkah membersihkan rambut dengan cara:
1. Sisir rambut sebelum keramas
Proses ini bisa mengangkat debu, kotoran dan sel-sel kulit mati dari kulit kepala.
Sehingga saat keramas kotoran-kotoran tersebut lebih mudah untuk dibersihkan.
2. Gunakan sampo dengan benar
Setelah menyisir rambut, langkah selanjutnya adalah keramas. Adapun tahapan-tahapan,
langkah atau cara keramas yang benar yaitu: Sebelum keramas, basahi rambut dari akar
hingga ujung, sampai rambut benar-benar basah. Kemudian, tuang sampo ke telapak
tangan dan beri sedikit air agar sampo tidak terlalu pekat. Gosok dengan lembut rambut
yang telah diberi sampo dari mulai akar hingga ujung rambut sampai berbusa. Setelah itu
segera bilas hingga bersih. Jangan membiarkan busa-busa sampo berada dikulit kepala
lebih dari 1 menit. Jika terlalu lama hal ini justru bisa meninggalkan bahan-bahan kimia
saampo dikulit kepala.

3. Keringkan secara perlahan


Setelah selesai membilas rambut, lap rambut Anda secara perlahan dan pelan
menggunakan handuk kering. Biarkan air pada rambut meresap ke handuk. Jangan
menggosok rambut terlalu keras, karena setelah keramas rambut justru sangat sensitif dan
mudah patah. Setelah itu sisir rambut dengan sisir bergigi jarang. Sisir rambut dan
anginkan hingga setengah kering. Agar cepat kering, bisa menggunakan hair dryer,
namun jangan terlalu kencang dan panas. Karena hal tersebut justru bisa merusak rambut.

ORAL HYGIENE

A. DEFINISI
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan gigi dari
partikel partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.

B. PENTINGNYA ORAL HYGIENE


Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa hal,
diantaranya:
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal bagi
orang yang berusia 35 sampai 44 tahun;
2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka;
3. Mengurangi prevalensi gingivitis;
4. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35 sampai 44
tahun;
5. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum, sering bernapas
melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang tidak sadar juga
tidak dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam mulut. Sekresi ini sering
terdiri dari bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan pneumonia jika sampai
masuk ke paru paru. Dengan demikian kita harus melindungi mereka dari hambatan
dan aspirasi sehingga pembersihan dan pembilasan secara teratur pada rongga mulut
adalah mutlak harus dilakukan.
C. MACAM MACAM MASALAH PADA MULUT
Ada bermacam macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat kurangnya
kebersihan mulut. Masalah masalah tersebut, diantaranya:
1. Karies gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang
merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya
melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin,
karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang normal yang ditemukan pada mulut.

2. Plak gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala
gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang
mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau
ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang radang,
garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gigi dan
gusi, serta kehilangan gigi tiba tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut yang
buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut
yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik
seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.
Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep
anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti:
tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur; atau penggunaan
obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar
atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau terjadi
tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.

D. HUBUNGAN DIET DENGAN PEMBENTUKAN PLAK PADA GIGI


Untuk mencegah kerusakan gigi, kita harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi
asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan. Makanan manis atau
yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan makanan
yang manis, kita harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit setelah makan untuk
mengurangi aksi plak. Memakan buah yang mengandung asam (mis. Apel dan makanan
berserat seperti sayuran segar) juga dapat mengurangi plak. Kualitas keasaman makanan
mengeliminasi bakteri yang membentuk plak pada gigi. Diet yang seimbang sangat baik
untuk meningkatkan integritas jaringan mulut.
Untuk wanita hamil, nutrisi yang tepat penting untuk perkembangan gigi utama dari
janin dalam kandungan. Jumlah asupan kalsium yang direkomendasikan setiap hari adalah
1200 mg untuk dewasa yang hamil dan 1600 mg untuk remaja yang hamil (Marshall, 1991).
Empat hingga enam gelas susu setiap hari memenuhi persyaratan kalsium.

E. TATA CARA ORAL HYGIENE PADA PASIEN DENGAN PENURUNAN


KESADARAN
Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan
tingkat kesadaran, sebagai berikut:
a. Peralatan
1. Air bersih
2. Spatel lidah dengan bantalan atau spons
3. Handuk wajah, handuk kertas
4. Kom kecil
5. Bengkok
6. Gelas dengan air dingin
7. Spuit ber-bulb kecil
8. Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
9. Sarung tangan sekali pakai
10. Pinset
11. Depper
12. Prosedur tindakan
a. Dekatkan alat-alat
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian
belakang lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan
perawatan khusus)
d. Inspeksi rongga mulut
e. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah matras,
bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter
pengisap.
f. Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
g. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah
dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar
belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan memaksa).
h. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan air
segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan
penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian
dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah
bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci.
Ulangi sesuai kebutuhan.
i. Isap sekresi bila terakumulasi.
j. Lepaskan sarung tangan.
k. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
l. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

VULVA DAN PENIS HYGIENE

A. PENGERTIAN
Vulva hygiene : Membersihkan daerah genetalia wanita bagian luar (vulva) dengan
menggunakan cairan anti septic. Perineal hygiene : Membersihkan daerah genetalia pria
bagian luar (penis dan skrotum) dengan menggunakan cairan anti septic.

B. TUJUAN
1. Tujuan vulva hygiene :
a. Memberikan rasa nyaman
b. Mencegah terjadinya infeksi daerah vulva & perineum maupun daerah uterus
c. Membantu penyembuhan luka perineum
2. Tujuan perineal hygiene :
a. Memberikan rasa nyaman
b. Mencegah terjadinya infeksi daerah genetalia klien

C. INDIKASI DAN WAKTU PERAWATAN HYGIENE


1. Vulva Hygiene
a. Pelaksanaan
1) Rutin setiap pagi & sore hari pada ibu post partum
2) Pada pasien wanita yang memakai kateter tetap
3) Sebelum pengambilan spesimen urine
4) Sewaktu waktu bila diperlukan
b. Indikasi
1) Ibu post partum
2) Pasien yang mengalami luka pada vulva & perineum
3) Sebelum pemasangan kateter
4) Sebelum pengambilan spesimen urine
5) Pasien yang memakai kateter tetap
2. Perianal Hygiene
a. Pelaksanaan
1) Rutin setiap pagi & sore hari (pada waktu mandi)
2) Pada pasien yang memakai kateter tetap
3) Sebelum pengambilan spesimen urine
4) Sewaktu waktu bila diperlukan
b. Indikasi
1) Klien tirah baring yang lama
2) Klien dengan ADL dibantu penuh
3) Sebelum pemasangan kateter
4) Sebelum pengambilan spesimen urine
5) Pasien yang memakai kateter tetap

D. PELAKSANAAN
1. Persiapan alat
a. Mangkuk / kom steril
b. Kapas steril
c. Larutan savlon 1 %
d. Pinset steril
e. Alas bokong
f. Sarung tangan
g. Bengkok
Pada ibu post partum ditambah : lidi kapas, obat-obatan sesuai advis dokter dan
Duk
2. Pelaksanaan
a. Pada wanita :
1) Menjelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
2) Menutup pintu, jendela dan korden
3) Alat-alat didekatkan ke px
4) Perawat mencuci tangan
5) Melepaskan pakaian bawah px & memasang alas bokong
6) Berikan posisi dorsal recumbent, observasi keadaan lochea (bau, warna untuk
ibu post partum)
7) Letakkan bengkok diantara ke dua kaki
8) Perawat memakai sarung tangan
9) Ambil kapas steril 5 buah dg menggunakan pinset kemudian letakkan ke alam
kom yg berisi larutan savlon 1 %, tangan kanan memegang kapas sedangkan
tangan tangan kiri membuka labia mayora kemudian bersihkan vulva dengan
cara:
a) Dimulai dari labia mayora kanan , labia mayora kiri, labia minora kanan,
labia minora kiri kemudian vestibulum.
b) Satu kapas untuk satu kali usapan,kapas yg kotor diletakkan dalam
bengkok.
c) Arah usapan adalah dari atas ke bawah bila perlu gunakan kapas baru dg
mengambil kapas menggunakan pinset.
10) Pada ibu post partum
a) Perhatikan keadaan perineum bagaimana jahitannya apakah ada
pembengkaan maupun iritasi, jahitan perineum dibersihkan dan bila ada
pembengkaan kompres dg cairan nacl 0,9 %
b) Bengkok dan alas bokong di angkat
c) Pakaian px dipakaikan kembal
d) Sarung tangan dilepas dan diletakkan dalam bengkok
e) Alat-alat dibereskan
f) Perawat mencuci tangan
g) Korden / jendela dibuka kembali

b. Pada Pria :
1) Menjelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
2) Menutup pintu, jendela dan korden
3) Alat-alat didekatkan ke pasien
4) Perawat mencuci tangan
5) Lepas selimut dan lipat ke arah kaki tempat tidur
6) Melepaskan pakaian bawah pasien
7) Memakai sarung tangan
8) Memasang alas bokong dan meminta px untuk mengangkat bokong saat
memesang alas bokong
9) Basahi waslap dan beri sedikit sabun kemudian bersihkan genetalia dg waslap
lembab mulai dari bagian meatus dan basuh dg gerakan memutar ke arah
penis,arah pembersihan mulai dari daerah yg paling sedikit terkontaminasi ke
daerah paling banyak terkontaminasi untuk mencegah mikroorganisme masuk
ke uretra.
10) Jika pasien tidak sirkumsisi tarik preputium ke bawah dan pastikan seluruh
penis sudah dibersihkan
11) Bersihkan scrotum dan perineum
12) Bilas dg waslap tanpa sabun sampai bersih kemudian keringkan dg handuk
13) Lepaskan sarung tangan dan letakkan dalam bengkok
14) Kenakan pakaian bawah pasien dan berikan posisi yg nyaman
15) Membereskan alat-alat
16) Mencuci tangan dan buka jendela/korden

CUCI TANGAN

1. Pengertian

Mencuci tangan adalah mengsosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah aliran air.
Tujuannya adalah untuk membuang kotoran dan orgnisme yang menempel dari tangan
dan untuk mengurangi mikrobal total pada saat itu. Ini merupakan tehnik dasar yang
paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi (Perry & potter,
2005).

Menurut Depkes (2009) cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Mencuci
tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu singkatnya
waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun menghilangkan kuman yang
tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi.
Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang
diperoleh setelah menggunakan sabun.

a. Air yang bersih untuk cuci tangan yaitu :


Air yang bersih tentu saja yang jernih, tidak berbau dan tidak berwarna. Ada
banyak sekali standar kesehatan mengenai air bersih terutama yang berhubungan
dengan air minum dan untuk kesehatan, termasuk di dalamnya air yang bebas
mikroorganisme, bahan kimia, dan bahan radioaktif. Namun untuk keperluan mencuci
tangan bagi masyarakat awam maka dengan kriteria yang disebutkan yakni jernih,
tidak berwarna dan tidak berbau sudah cukup.
b. Cuci tangan harus menggunakan sabun
Zat pembersih berbentuk sabun ini baik yang padat maupun cair akan
membantu proses pelepasan kotoran dan kuman yang menempel di permukaan
luar kulit tangan dan kuku. Dengan mencuci tangan yang benar menggunakan sabun
maka kotoran dan kuman akan terangkat sebagian. Meskipun demikian hal ini sangat
membantu mengurangi resiko terinfeksi
c. Cuci tangan harus di bawah air yang mengalir
Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman akan luruh
terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan, atau melakukan apapun sebaiknyha
cuci tangan dahulu di wastafel.

2. Manfaat dan tujuan mencuci tangan


a. Supaya tangan bersih
b. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
c. Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh atau mencpegah infeksi penyakit
seperti : diare, demam typoid, infeksi saluran pernapasan atas, infeksi cacing, penyakit
kulit dan infeksi mata
3. Waktu tepat mencuci tangan

Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakanair
bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%. Ada 5 waktu
kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai
berikut:

a. Sebelum dan sesudah makan


b. Sebelum menyiapkan/memberi makanan pada bayi/keluarga
c. Sebelum memegang bayi
d. Setelah buang air besar
e. Setelah menbersihkan BAB bayi/anak
f. Setelah memegang unggas/hewan

Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberap waktu lain yang juga penting dan
harus dilakukan cuci tangan, yaitu:
a. Sebelum menyusui bayi
b. Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung
c. Setelah membersihkan sampah

d. Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak).

4. Langkah- langkah mencuci tangan

Langkah awal :

1) Lepas perhiasan yang dipakai seperti cincin, gelang, atau jam tangan

2) Naikkan lengan baju ke atas sampai batas siku

3) Basuh tangan dengan air, tuangkan sabun secukupnya kurang lebih 20-30 cc,
Mencuci tangan :

1) Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan secara merata searah jarum jam

2) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
searah ke arah depan
3) Gosok kedua telapak tangan dengan sela-sela jari

4) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

5) Gosok ibu jari kiri mulai dari jari telunjuk, sampai berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
6) Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri secara
terbuka dan sebaliknya

7) Bilas kedua tangan dengan air mengalir, keringkan dengan handuk/tisyu sekali pakai
sampai benar-benar kering, gunakan handuk/tisyu tersebut untuk menutup kran.
REFERENSI

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
Ed 4,vol 2. Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6.
Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.
Aziz Alimul Hidayat. 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Juli Soemirat Slamet. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Yulia Suparmi, dkk. 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia.
Yogyakarta: PT.Citra Aji Parama.

Anda mungkin juga menyukai