Anda di halaman 1dari 11

Jaringan otot merupakan jaringan yang menunjukkan kerja mekanis

dengan cara berkontraksi. Jika ada sesuatu rangsang (stimulus) datang pada sel-

sel otot maka sel-sel otot tersebut menyambutnya dengan cara mengubah

sitoplasma sel. Sel-sel otot akan memendekkan dirinya dalam arah tertentu.

Daging sebenarnya tidak lain adalah kumpulan serabut-serabut otot. Otot-otot

rangka merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Otot adalah

suatu jaringan yang mempunyai kemampuan untuk berkontraksi. Otot pada tubuh

manusia mencapai hampir separuh berat tubuh. Otot manusia mencapai lebih dari

600 jenis. Ilmu pengetahuan yang mempelajari otot disebut miologi.

Otot dikaitkan pada tulang rawan (kartilago), ikat sendi (ligamentium), dan

kulit (integumen). Tulang-tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika

tidak digerakkan oleh otot. Serabut-serabut otot itu pada hakikatnya merupakan

sel-sel otot. Serabut-serabut otot itu berkumpul menjadi berkas-berkas otot.

Beberapa berkas otot berkumpul membentuk otot atau daging. Bagian tengah

dari daging ini menyambung, dan kedua ujungnya mengecil dan keras, disebut

urat atau tendon. Tendon inilah yang menempel pada otot.

Fungsi otot yang utama adalah sebagai alat gerak aktif. Otot berkontraksi

karena suatu rangsangan, baik rangsangan panas, dingin, dan sentuhan lainnya.

berelaksasi dan trisep bekontraksi. Otot bisep disebut fleksor karena saat

berkontraksi terjadi gerak fleksi. Sebaliknya, otot trisep disebut ekstensor

karena pada saat berkontraksi terjadi gerak ekstensi.

1
1
A. Jenis-Jenis Otot
1) Otot Lurik
Ciri-ciri Otot Lurik adalah sebagai berikut:
a. Bentuk sel silindris, memanjang, mempunyai
banyak inti sel.
b. Tampak adanya garis-garis melintang yang
tesusun dari daerah gelap dan terang
berseling-seling
c. Bekerja dibawah kesadaran

2) Otot Polos
Ciri-ciri Otot Polos adalah sebagai berikut:
a. Bentuknya bergelendong, kedua ujungnya
meruncing dan dibagian tengahnya
menggelembung.
b. Didalam sel terdapat satu inti sel
c. Tidak memiliki garis-garis melintang (polos)
d. Bekerja diluar kesadaran

3) Otot Jantung
Ciri-ciri Otot Jantung adalah sebagai berikut:
a. sel-sel otot jantung menyerupai otot rangka
dengan satu inti
b. Setiap satu sel otot jantung, membentuk
anyaman dengan percabangan yang disebut
sinistium
c. Pada setiap percabangan sel otot jantung
terdapat jaringan ikat yang disebut diskus
interkalaris.
d. Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak
sadar (saraf otonom).

2
B. Mekanisme Kontraksi Otot

Bagian otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot. Pada diagram


tentang struktur otot lurik terlihat adanya filamen protein,
yaitu aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal). Menurut
Moekti A (1997) Bagian-bagian otot terdiri dari :
a) Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot
yang fungsinya sebagai pelindung otot
b) Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk
tempat dimana miofibril dan miofilamen berada
c) Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d) Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang
berasal dari miofibril. Miofilamen terbagi atas 2 macam,
yakni Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos) dan
Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot
cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
Pelepasan asetilkolin dari ujung serabut saraf
Asetil kolin merangsang ion kalsium yang berada di sel otot kemudian akan keluar menuju
kedalam otot dengan mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin
Aktin dan mioisn saling menempel membentuk aktomiosin sehingga benang sel menjadi pendek
dan berkontraksi
Kepala myosin akan mengikat ATP sebagai sumber energy untuk terjadinya kontraksi
Kepala myosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorgnik dan menggunakan
energy yang timbul dai pemecahan ATP
Kepala myosin akan mengikat aktin
Terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang menyebabkan kepala myosin menggerakan
aktin
Kepala myosin yang menagkap ATP baru akan menyebabkan kepala myosin melepaskan diri dari
aktin dan myosin.

3
C. Peran ion Kalsium dan Protein Regulasi
Peluncuran filament tipis dan filament
tebal dapat terjadi dengan adanya kalsium,
sehingga otot dapat berkontraksi. Ketika
konsentrasi kalsium internal turun, tempat
pengikatan aktin menjadi tertutup.
Konsentrasi kalsium dalam sitoplasma sel
otot diatur oleh retikulm sarkoplasmik, yaitu
reticulum endoplasmic yang mengalami
spesialisasi. Membran reticulum sarcoplasmic
secara aktif mengangkut kalsium dari sitosel
otot rangka adalah suatu potensial aksi pada
Otot rangka hanya berkontraksi
neuron motoris yang membuat persambungan
ketika dirangsang oleh suatu neuron
sinaptik dengan sel otot. Terminal sinaptik
motoris. Ketika otot dalam keadaan
neuron motoric membebaskan neurotransmitter
istirahat, tempat pengikatan myosin pada
asetilkolin pada persambungan neuromuskuler,
molekul aktin ditutupi oleh protein
yang mendepolarisasi sel otot pascasinaptik dan
regulasi tropomiosin. Kumpulan protein
memicu suatu potensial aksi pada sel otot.
regulasi lainnya, kompleks troponin,
Potensial aksi tersebut adalah sinyal untuk
mengontrol posisi tropomiosin pada
kontraksi.
filament tipis. Supaya sel otot bisa
Potensial aksi menyebar jauh ke dalam
berkontraksi, tempat pengikatan myosin
interior mengikuti pelipatan membran plasma ke
pada aktin harus terbuka. Hal ini terjadi
dalam yang disebut tubulus transversal
ketika ion kalsium berikatan dengan
(transverse [T] tubule). T tubule yang
troponin., yang mengubah interaksi antara
mengadakn kontak dengan reticulum
troponin dan tropomiosin. Pengikatan Ca2+
sarkoplasmik menyebabkan potensial aksi
menyebabkan keseluruhan kompleks
mengubah permeabilitas reticulum sarkoplasmik,
troponin-tropomiosin menalami perubahan
sehingga membebaskan ion kalsium yang
bentuk dan membuka tempat pengikatan
kemudian akan berikatan dengan troponin agar
myosin pada aktin.

4
Otot dapat berkontraksi. Kokntraksi otot akan berhenti jika reticulum sarkoplasmik
memompamkalsium keluar dari sitoplasma dan kompleks tropomiosin sekali lagi. Akan menutup
tempat pengikatan myosin konsentrasi ion kalsium turun.

D. Siklus Interaksi Miosin dan Aktin pada Kontraksi Otot

1) Kepala myosin menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik (P) dan berada
pada konfigurasi berenergi tinggi
2) Kepala myosin berikatan dengan aktin dan membentuk titian silang
3) Dengan membebaskan ADP dan P myosin berelaksasi sampai pada keadaan energy
rendahnya yang meluncurkan filament tipis
4) Pengikatan satu molekul baru ATP akan memebebaskan kepala myosin, ketika kepala
mioisn menghidrolisis molekul ATP, kepala myosin akan kembali ke konfigurasi energy
tingginya dan memulia siklus baru.

5
A. Otot dan Gaya

Gravitasi Nuklir
lemah

Empat gaya pokok

Nuklir Nuklir kuat

Kita menyadari/merasakan gaya-gaya yang bekerja pada tubuh, misalnya gaya-


gaya yang terlibat saat kita bertabrakan pada suatu benda. Kita biasanya tidak
menyadari gaya-gaya penting yang terdapat di dalam tubuh misalnya gaya otot yang
menyebabkan darah mengalir dan paru menghirup udara. Contoh gaya yang lebih ringan
adalah gaya yang menentukan apakah suatu atom atau molekul tertentu akan tetap
berada di suatu tempat tertentu di dalam tubuh. Contoh: di tulang terdapat banyak
Kristal mineral tulang (kalsium hidroksiapatit) yang membutuhkan kalsium. Sebuah atom
kalsium akan menjadi bagian dari Kristal tersebut apabila atom tersebut dapat
mendekati tempat khusus untuk kalsium dan gaya-gaya listrik mampu menangkapnya.
Atom tersebut akan tetap berada ditempat sampai terjadi perubahan kondisi lokal dan
gaya-gaya listrik tidak lagi dapat menahannya ditempat itu. Hal ini dapat terjadi apabila
Kristal tulang dihancurkan oleh kanker.
Gerakan dan kendali otot-oto kita bersifat elektris. Gaya-gaya yang dihasilkan
oleh otot disebabkan oleh muatan listrik yang menarik muatan listrik lawannya. Sel-sel
yang hidup didalam tubuh memiliki perbedaan potensial listrik diseluruh membrannya.
Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan ion bermuatan positif dan negatif dibagian
dalam dan luar dinding sel.

6
B. Gaya gesekan

Gesekan berperan penting saat seseorang berjalan. Saat tumit menyentuh lantai, suatu
gaya diteruskan dari kaki ke lantai. Gaya ini dapat diuraikan menjadi komponen vertical dan
horizontal. Gaya reaksi vertical yang dihasilkan oleh permukaan diberi nama N (suatu gaya
yang tegak lurus terhadap permukaan). Komponen reaksi horizontal F H, ditimbulkan oleh
gaya gesekan. Gaya maksimum gesekan Ff biasanya dijelaskan dengan rumus sebagai
berikut:

Ff = N

N sebagai gaya normal dan sebagai koefisien friksi antara dua permukaan. Nilai
bergantung pada dua bahan yang berkontak, dan tidak bergantung pada luas permukaan.
Komponen gaya horizontal dari tumit sewaktu mengenai lantai saat seseorang berjalan
telah dihitung dan didapatkan sekitar 0.15W dengan W adalah berat orang tersebut. Gaya
gesekan harus sebesar ini agar tumit tidak selip. Apabila kita menganggap N=W, kita akan
mendapatkan gaya gesekan sebesar f=W.

Untuk tumit karet terhadap permukaan


beton yag kering, gaya gesekan maksimum
dapat mencapai f = W yang jauh lebih
besar daripada komponen gaya horizontal
yang dibutuhkan (0.15W) . secara umum
gaya gesekan harus cukup besar saat
tumit menyentuh lantai dan saat jempol
kaki meninggalkan permukaan agar tumit
tidak terpeleset.

7
C. Gaya, Otot dan Sendi

1) Otot dan klasifikasinya


Otot rangka memiliki
serat-serat halus, dengan pita
gelap dan terang berseling yang
disebut striaa. Sedangkan otot
polos merupakan otot yang
tidak memperlihatkan striata.
Serat-serat di otot lurik
Gambar skemati sistem oto yang digunakan untuk
behubungan dengan tendon dan
menekuk siku, Biseps menekuk siku untuk mengangkat,
membentuk serabut otot.
trisepsmeluruskannya.

Myofibril terdiri atas struktur yang lebih kecil lagi yang disebut filament. Filament
tersusun atas protein-protein. Filament memilikidua bentuk yaitu:
Filament tebal yang terdiri dari protein myosin dan berdiameter sekitar 10 nm
dan panjang 2000 nm (2x10-6 atau 2 mikrometer)
Filament tipis yang terdiri dari protein aktin dengan diameter sekitar 5 nm dan
panjang 1500 nm.
Saat kontraksi gaya eloktrostatik antara pita-pita menyebabkan pergeseran satu
sama lain sehingga panjang serabut secara keseluruhan berkurang. Kontraksi sebesar
15-20% dari panjang istirahat dapat dicapai dengan dengan cara ini. Otot menghasilkan
gaya hanya pada saat berkontraksi, yaitu saat serabut otot memendek. Otot polos tidak
membentuk serat dan jauh lebih pendek daripada otot lurik.
Otot dapat diklasifikasikan berdasarkan pengendaliannya yaitu volunteer (untuk
otot lurik) dan involunteer untuk otot polos. Otot juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan kecepatan respon otot terhadap suatu rangsangan. Otot lurik biasanya
berkontraksi dalam waktu 0.1 detik (waktu untuk menekuklengan), sedangkan otot polos
memerlukan waktu beberapa detik untuk berkontraksi (pengendalian kandung kemih).

8
2) Gaya otot yang melibatkan tuas

Agar tubuh berada dalam keadaan istirahat dan dalam keseimbangan (static), jumlah gaya
yang bekerja padanya disemua arah dan jumlah torsi di semua sumbu harus sama dengan nol.
Banyak sistem otot dan tulang pada tubuh yang berfungsi sebagai tuas. Tuas diklasifikasikan
sebagai sistem kelas pertam, kedua dan ketiga).
Tuas kelas ketiga merupakan jenis yang paling sering ditemukan pada tubu. Tuas ketiga tidak
sering dijumpai dalam dunia teknik. Contoh : pada saat akan membuka pintu diperlukan torsi
dalam jumlah tertentu. Torsi (tenaga putaran/torque) merupakan hasil dari gaya yang diberikan
dan lengan tuas serta menerangkan efek yang ditimbulkan pada gaya ini untuk menghasilkan
rotasi untuk mengelilingi engsel sedni. Karena lengan tuas pada contoh ini pendek diperlukan gaya
yang cukup besar untuk membuka pintu. Pada manusia sistem jenis ini memperbesar gerakan
kontraksi otot yang terbatas sehingga gerakan ekstrimitas dapat menjadi lebih lebar/luas (lebih
cepat).
Otot mengecil di kedua ujungnya berbentuk tendon. Tendon menghubungkan otot ke tulang.
Otot dengan dua tendon di salah satu ujungnya yaitu biseps. Otot dengan tiga tendon di salah
satu ujungnya disebut triseps. Karena otot hanya dapat berkontraksi maka kelompok otot
berpasanga. Satu kelompok berfungsi menghasilkan gerakan satu arah mengelilingi suatu sendi
engsel dan kelompok berlawanan menghasilkan gerakan kearah sebaliknya. Rotasi lengan bawah
mengelilingi siku adalah contoh yang sempurna tentang prinsip tersebut. Biseps bekerja
mengangkat lengan bawah kearah lengan atas sedangkan triseps (dibelakang lengan atas) menarik
lengan bawah menjauhi lengan atas.

9
Gambar Lengan bawah.

a) Sistem otot dan tulang


b) Berbagai gaya dan dimenesi; R adalah gaya
reaksi humerus pada ulna, M adalah gaya otot
yang dihasilkan oleh biseps dan W adalah berat
tangan.
c) Gaya dan dimensi yang menyertakan berat
jaringan dan berat tulang dan lengan bawah H.
gaya-gaya ini terletak di pusat/titik gravitasi
mereka.

Pada gambar a otot biseps dan tulang radius bekerja untuk menopang berat W di tangan. Pada
gambar b gaya yang dihasilkan oleh biseps apabila kita menjumlahkan torsi (gaya kali jarak-
momentum lengan) disekitar titik poros sandi. Hanya terdapat dua torsi yaitu yang disebabkan
oleh berat W (sama dengan 30W bekerja berlawanan arah jarum jam), jam yang dihasilkan oleh
gaya otot M (yang bekerja berlawanana arah jaum jam dan besarnya 4M). dengan lengan berada
dalam kesetimbangan 4M harus sama dengan 30W, atau 4M-30W=0 dan M=7.5 W. oleh karena
itu diperlukan gaya otot yang besarnya 7.5 kali daripada berat. Untuk berat 100N (-22 lb), gaya
otot yang diperlukan adalah 750N (-165 Ib).

Bagi orang yang memperbesar otot dengan nagkat-beban, latihan angkat helter seperti gambar
adisebut drumbbell curk. Pada gambar c nilai normal untuk H adalah 15N (-3.3 lb). dengan
menjumlahkan torsi disekitar sendi, sehingga dapat mendapatkan 4M = 14H+30W yang
disederhanakan menjadi M= 3.5H + 7.5W. kesimpulannya gaya yang dihasilkan oleh otot biseps
harus lebih besar daripada yang diperlihatkan dari perhitungan yang pertama yaitu 3.5H= (3.5)
(15)= 52.5 N (-12 lb)

10
Keterangan:

Pada gambar a, gaya otot yang diperlukan


apabila sudut lengan 90 (antara lengan dan
bawah dan lengan atas). Pada gambar b
memperlihatkan gaya-gaya yang perlu
dipertimbangkan untuk sudut . Apabila
torsi yang mengelilingi sandi
dipertimbangkan, maka akan mendapatkan
bahwa M tidak berubah walaupun berubah.

Otot memiliki panjang minimum agar dapat berkontraksi dan panjang maksimum yang dapat
yang dapat diregangkan namun masih tetap dapat berfungsi. Dikedua panjang otot yang
ekstrem ini, gaya yang dihasilkan oleh otot jauh lebih kecil. Pada suatu titik diantaranya,
otot menghasilkan gaya maksimum seperti pada gambar dibawah ini.
Apabila biseps melakukan tarikan
vertical (yang merupakan perkiraan),
sudut pada lengan bawah tidak
mempengaruhi gaya yang diperlukan.
Sudut tersebut mempengaruhi panjang
otot biseps, yang selanjutnya
mempengaruhi kemampuan otot dalam
menghasilkan gaya yang dibutuhkan.
Kita akan mengalami kesulitan dengan
lengan yang berekstensi penuh dan
sewaktu dagu medekati palang, otot
yang telah memendek kehilangan
kemampuannya untuk semakin lebih
memendek.

11

Anda mungkin juga menyukai