Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK IPTEK TERHADAP MORAL DAN AKHLAK

.
Di era global di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, ternyata telah melahirkan tantangan dan gangguan tersendiri terhadap daya tahan kepribadian seseorang. Baik gaya hidup, prilaku maupun pola pikir. Eksis dunia maya juga tidak ketinggalan memberikan pengaruhnya. Detruksi globalisasi teknologi informasi merupakan ujian zaman jika siapapun gagal menjawabnya, berati menyerahkan dirinya berada di tepi jurang neraka kehancuaran. Malas mengaji, malas beribadah, rendahnya semangat belajar sudah menjadi budaya . Betuuul .. ? Berkurangnya rasa hormat, patuh, taat terhadap nasihat orang tua apalagi terhadap guru mereka anggap sebagai teman. Betuuul .. ? Gaya hidup cara berpakaian, pola makan sudah tidak memperdulikan halal haram. Betuuul .. ? Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji`uun. Kenakalan remaja meraja lela, pornografi, pornoaksi bahkan budaya korupsi, sudah menjadi kebiasaan sehari-hari . Idealnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin berbudaya prilaku hidupnya. Namun kenyataan yang ada saat ini semakin tinggi pendidikan seseorang semakin pandai melakukan kebohongan publik. Astaghfirullah Ternyata zaman semakin canggih teman-teman, kalau kita tidak bisa mengikuti pasti kita akan menjadi kuper alias kurang pergaulan atau gaptek gagap teknologi. Hari ini gak kenal teknologi ? Apa kata dunia ? Zaman semakin serba digital, tinggal pencet sana, pencet sini telah mendapatkan banyak informasi yang dapat menambah ilmu pengetahuan, serta membuka cakrawala pikiran kita. Hanya dengan duduk di depan TV , membuka Internet kita sudah dapat menjelajah dunia, mau tahu keberadaan teman atau saudara cukup ngobrol lewat telpon dsb. Tapi tidak sedikit hadirin. Dengan menekan tombol enter satu kali saja, ribuan bahkan jutaan anak , pemuda bahkan kakek-kakek menjadi korban teknologi, karena yang dilihatnya adalah gambar dan berita yang negatif. Akhirnya terjadilah krisis moral di negeri tercinta. IPTEK semakin maju dan berkembang namun akhlak kita sebagai muslim semakin hari semakin terkikis, semakin habis, hilang, lenyap tak berbekas. Na`udzu billahi tsumma na`udzu billah. Allah berfirman dalam Al Qur`an surat at Tahrim ayat 6:


Artinya : Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka

Kita tidak mungkin menafikan keberadaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi namun yang penting kita harus sukses menjawabnya agar kita bisa mengambil sisi manfaatnya. Sehingga dengan adanya kemajuan IPTEK mampu mengantarkan kita menjadi generasi yang ulil albab yaitu generasi yang ahli fikir dan dzikir akhirnya membawa manfaat dan nilai positif bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu peran orang tua, madrasah, dan masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sangat yang besar dan harus bersama-sama memberikan bekal kepada anak-anak bangsa, diantaranya:
1. Sebagai orang tua harus memberikan tauladan kepada putra-putrinya sesuai

dengan tuntunan syareat agama, orang tua harus mengontrol aktifitas anak baik di rumah maupun di sekolah. Bersama-sama dengan guru, orang tua harus terus menerus menambah ilmu dan wawasan agar mampu mengimbangi kemajuan IPTEK saat ini dan terlebih penting lagi yaitu doa orang tua. 2. Aktifitas moral keagamaan di kalangan madrasah perlu digalakkan dan di jaga keberlanjutannya supaya menjadi aktifitas yang membudaya agar mampu melawan derasnya tawaran revolusi IPTEK yang semakin cepat dan ganas. 3. Masyarakat hendaknya berperan serta mendukung apa yang menjadi program madrasah disamping sebagai kontrol hendaklah mampu menciptakan lingkungan yang kondusif. Dengan bekal iman dan takwa kemajuan IPTEK tak membuat kita terlena akan tetapi menjadikan kita insan yang paripurna. Wabillahi Taufiq wal Hidayah. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Teks Pidato

DAMPAK IPTEK TERHADAP MORAL DAN AKHLAK

Oleh: Amariska Diva Udianingtyas

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI III DONOMULYO KAB. MALANG NOVEMBER, 2010

KEIMANAN DAN KETAKWAAN MEMBENTUK KARAKTER YANG KUAT

.
Di era global di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, ternyata telah melahirkan tantangan dan gangguan tersendiri terhadap daya tahan kepribadian seseorang. Baik gaya hidup, pesrilaku maupun pola pikir. keberadaan dunia maya juga tidak ketinggalan memberikan pengaruhnya. Arus globalisasi teknologi informasi merupakan ujian zaman jika siapapun gagal menjawabnya, berati menyerahkan dirinya berada di tepi jurang kehancuaran. Malas mengaji, malas beribadah, rendahnya semangat belajar sudah menjadi budaya . Betuuul .. ? Berkurangnya rasa hormat, patuh, taat terhadap nasihat orang tua apalagi terhadap guru mereka anggap sebagai teman. Betuuul .. ? Cara berpakaian, pola makan sudah tidak memperdulikan halal haram. Betuuul .. ? Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji`uun. Kenakalan remaja meraja lela, tawuran pelajar, penipuan, mabuk- mabukan, pornografi, bahkan budaya korupsi, sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Idealnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin berbudaya perilaku hidupnya. Namun kenyataan yang ada saat ini semakin tinggi pendidikan seseorang semakin pandai melakukan kebohongan dan kecurangan. Astaghfirullah Ternyata zaman semakin canggih teman-teman, kalau kita tidak bisa mengikuti pasti kita akan menjadi kuper alias kurang pergaulan atau gaptek gagap teknologi. Hari ini gak kenal teknologi ? Apa kata dunia ? Zaman semakin serba digital, tinggal pencet sana, pencet sini telah mendapatkan banyak informasi yang dapat menambah ilmu pengetahuan, serta membuka cakrawala pikiran kita.Hanya dengan duduk di depan TV , membuka Internet kita sudah dapat menjelajah dunia, Tapi tidak sedikit hadirin. Dengan menekan tombol enter satu kali saja, ribuan bahkan jutaan anak , pemuda bahkan kakek-kakek menjadi korban teknologi, karena yang dilihatnya adalah gambar dan berita yang negatif. Akhirnya terjadilah krisis moral di negeri tercinta. IPTEK semakin maju dan berkembang namun akhlak kita sebagai muslim, sebagai generasi bangsa semakin hari semakin terkikis, semakin habis, hilang, lenyap tak berbekas. Na`udzu billahi tsumma na`udzu billah. Allah berfirman dalam Al Qur`an surat at Tahrim ayat 6:


Artinya : Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka

Kita tidak mungkin menafikan keberadaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi namun yang penting kita harus sukses menjawabnya agar kita bisa mengambil sisi manfaatnya. Sehingga dengan adanya kemajuan IPTEK mampu mengantarkan kita menjadi generasi yang ulil albab yaitu generasi yang ahli fikir dan dzikir akhirnya membawa manfaat dan nilai positif bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu peran orang tua, sekolah, dan masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sangat yang besar dan harus bersama-sama memberikan bekal kepada anak-anak bangsa, diantaranya:
1. Sebagai orang tua harus memberikan tauladan kepada putra-putrinya sesuai

dengan tuntunan syareat agama, mengontrol kegiatan anak baik di rumah maupun di sekolah. Bersama-sama dengan guru, orang tua harus terus menerus menambah ilmu dan wawasan agar mampu mengimbangi kemajuan IPTEK saat ini dan terlebih penting lagi yaitu doa orang tua. 2. Kegiatan moral keagamaan di sekolah perlu digalakkan dan di jaga keberlanjutannya supaya menjadi kegiatan yang membudaya agar mampu melawan derasnya tawaran revolusi IPTEK yang semakin cepat dan ganas. 3. Masyarakat hendaknya berperan serta mendukung apa yang menjadi program madrasah disamping sebagai kontrol hendaklah mampu menciptakan lingkungan yang kondusif. Dengan bekal keimanan dan ketakwaan kemajuan IPTEK tak membuat kita terlena akan tetapi menjadikan kita generasi bangsa yang berakhlak mulia, jujur, adil, bertanggungjawab yaitu generasi bangsa yang berkarakter kuat menuju Indonesia bangkit. Wabillahi Taufiq wal Hidayah. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Teks Pidato

KEIMANAN DAN KETAKWAAN MEMBENTUK KARAKTER YANG KUAT


Oleh: ROHMA LIA HANIF

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI III MALANG KECAMATAN DONOMULYO JUNI 2011

Pendidikan karakter atau pendidikan akhlak bagi Ibnu Miskawaih adalah sebuah struktur teologis untuk melakukan keutamaan dengan tanpa berfikir dan pertimbangan, untuk itu maka diperlukan pembiasaan dan latihan dengan cara diberikan pendidikan. Ibnu Miskawaih berpedoman bahwa jiwa bisa dirubah supaya terbentuk akhlak tertentu, untuk itu metode Thoriqun Thob`iyyun, yakni metode mendidik akhlak dengan disesuaikan pada perkembangan lahir-batin anak, perlu diterapkan. Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa pendidikan akhlak itu bertujuan untuk mengamalkan nilai-nilai keutamaan dari hikmah, syaja`ah, `iffah dan `adalah. Saat yang sangat peting untuk pembentukan akhlak tersebut adalah dalam lingkungan keluarga, kemudian dilingkungan masyarakat. Dimasyarakat inilah nilai-nilai akhlak harus diaktualisasikan secara bersama-sama (berjama`ah) supaya tercipta kebahagiaan bersama.

Anda mungkin juga menyukai