Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN DAN TENAGA PENDIDIK

Oleh: Rasidar,SE,M.Si1)

Abstrak

Upaya mutu pendidikan tidak dapat memenuhi sasaran yang


diharapkan tanpa dimulai dengan peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikannya. Upaya peningkatan tersebut tidak terlepas
dari aspek-aspek penting seperti (1) Gaji dan standar kesejahteraan
yang layak (2) standar kualifikasi (3) standar kompetensi (4) sistem
sertifikasi (5) Rekruitmen guru dan lain sebagainya.

Kata kunci: sertifikasi – tenaga pendidik

A. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas sangat

dipengaruhi dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki.

Pendidikan menjadikan sumber daya manusia yang lebih cepat

mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan

kerja. Jadi tidaklah heran jika suatu negara yang memiliki

penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai

tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Upaya perbaikan

dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu

dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya

telah dilaksanakan demi meningkatkan mutu pendidikan seperti

melalui kompetensi guru, penyempurnaan kurikulum serta

1
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
memberikan sarana pendidikan yang lebih baik dan lain

sebagainya.

Pendidikan adalah suatu pembelajaran yang didapat melalui

proses transfer yang didapat dari guru maupun dari orang tua dan

lingkungan untuk dapat menjadikan anak-anak berpikir dan

bertindak lebih dewasa dalam segala hal. Saat ini pendidikan

merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan agar suatu bangsa

dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya pendidikan yang

dimiliki anak bangsa adalah untuk menyiapkan menghadapi masa

depan agar hidup lebih sejahtera secara umumnya sebagai warga

masyarakat , bangsa maupun negara.

Jika dilihat secara saksama bahwa pokok persoalan

pendidikan yang sering dibicarakan selama ini lebih terfokus pada

permasalahan kurikulum yang ada sekarang ketimbang kepada

masalah pendidiknya. Pendidik atau guru dalam hal ini memang

belum sepenuhnya mendapat perhatian oleh praktisi pendidikan

dan pengambil kebijakan pendidikan. Sebagaimana diketahui

UNESCO meletakkan Indonesia dengan Human Development

Index (HDI) pada urutan k2 112 di antara 174 negara yang diteliti.

Adapun tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 (Sisdikna, pasal 3) pendidikan

Nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

2
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

mencerdas kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peseta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis seta

bertanggung jawab.

Rendahnya mutu kelulusan serta penyelesaian masalah

pendidikan yang tidak tuntas dan kadang kala berorientasi pada proyek

dan hasilnya sering kali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat.

Kualitas pendidikan yang kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga

kerja dan pembangunan cenderung mempersalahkan dan menggugat

sekolah. Jika dilihat dari segi moral dan akhlak maka sumber daya

manusia yang dimiliki sebagai generasi penerus belum sepenuhnya

memuaskan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut diperlukan

usaha keras dari semua pihak secara sinergis.

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru merupakan kunci

utamanya sehebat apapun kurikulum dan sistem pendidikan tanpa

didukung kualitas guru yang baik maka tidak akan mencapai hasil yang

maksimal. Oleh sebab itu guru diharapkan memiliki kompetensi untuk

melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efesien. Dengan

kompetensi yang dimiliki selain dapat menguasai materi, mengolah

3
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
program belajar mengajar dan dapat melaksanakan evaluasi dan

mengadminstrasikannya. Oleh karena itu guru setidaknya mampu

menyusun instrument tes maupun non tes dan mampu membuat

keputusan bagi posisi siswanya apakah penguasaanya telah dicapai

secara optimal atau belum. Kemampuan yang dimiliki guru yang akan

menjadikan suatu kegiatan rutin untuk melakukan pengukuran dan

mengevaluasi dari kompetensi siswanya sehingga dapat menentukan

kebijakan pembelajaran untuk selanjutnya.

B. ANALISA

Dengan berkembangnya era teknologi informasi dewasa ini

guru tidak lagi dapat berperan sebagai satu-satunya sumber

informasi dan ilmu pengetahuan. Peran guru lebih tepat sebagai

fasilitator, motivator serta dinamisator bagi peserta didik. Dewasa

ini sumber informasi dengan mudah dapat dicari melalui internet.

Saat ini fasilitas pendidikan sudah demikian canggih bahkan bahan

ajar ada yang dibuat dalam bentuk CD ROM.. Dalam kondisi

seperti ini peran pendidik dalam hal ini guru khususnya dapat

memberikan rambu-rambu etika dan moral dalam mencari atau

memilih informasi yang diperlukan bagi peserta didik. Maka walau

bagaimanapun peran pendidik dalam hal ini tidak bisa dan tidak

mungkin dapat digantikan dalam era apapun juga.

Sejalan dengan itu untuk meningkatkan mutu pendidikan

dan peran guru agar lebih efektif lagi dalam menjalankan proses

4
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
ngajar mengajar maka dirasakan perlu untuk membuat suatu

skenario yang jelas. Dengan ketidakjelasan skenario yang ada maka

akan berpengaruh pada kualitas para pendidik dalam

mmenjalankan tugasnya. Oleh karena itu hak utama pendidik yang

harus mendapat perhatian dari kebijakan pemerintah adalah hak

untuk memperoleh penghasilan dan kesejahteraan dengan standar

upah yang layak. Maka hal pertama yang harus diperhatikan dalam

hal ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga

kependidikan yaitu dengan memberikan gaji yang layak .

Untuk dapat memberikan gaji yang layak ini dan tidak

memberikan dampak negative atau kecemburuan sosial diantara

para tenaga kependidikan maka kenaikan gaji dapat diselaraskan

dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan dan sesuai

dengan pangkat dan golongan pegawai tersebut. Dengan demikan

maka setiap tenaga kependidikan harus menjalani uji kompetensi

secara transparan dan jujur. Jika hal ini tidak berjalan dengan baik

dalam uji kompetensi maka secara tidak langsung akan merusak

seluruh komponen dan sistem yang ada.

Dengan diberlakukannya standar kompetensi guru sekarang

ini maka ada konsekuensi bagi tenaga pendidik yang tidak

menjalani uji kompetensi. Maka dirasakan perlu bagi para pendidik

yang tidak memenuhi standar kompetensi harus dialih tugaskan

kepada profesi yang lain. Dalam pengalihtugasan tersebut harus

5
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
ada persyaratan tertentu misalnya guru yang bersangkutan tidak

menunjukan adanya perubahan kompetensi dan tidak adanyanya

indikasi positif untuk meningkatkan kompetensi, sehingga jika

terjadi pengalihtugasan mau tidak mau mereka harus rela dengan

profesi yang baru.

Sudah saatnya dalam proses rekrutmen guru dewasa ini

harus memperhatikan standar kualifikasi yang telah ditentukan.

Rekrutmen guru merupakan suatu aktivitas manajemen yang

mengupayakan didapatkannya seseorang atau lebih calon guru atau

pegawai yang benar-benar potensial untuk menduduki suatu

jabatan pada suatu lembaga. Implementasi rekrutmen guru yang

dilaksanakan oleh sekolah bertujuan untuk mencari guru-guru yang

potensial serta berkualitas sehingga diharapkan dapat

meningkatkan mutu pendidikan disekolah.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam

rekrutmen ini adalah kualifikasi akademik kompetensi dalam hal

ini yang dapat dilihat adalah dari kompetensi padagogik yang

berkaitan dengan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar.

Dan kepribadian seorang guru harus mempunyai kepribadian yang

baik agar menjadi contoh bagi anak didiknya. Dalam hal ini adanya

interaksi sosial antara guru dan murid baik dalam kegiatan proses

belajar mengajar maupun diluar dari jam belajar.

6
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
Secara umum ditemui beberapa kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan rekrutmen seperti dalam kebijaksanaan dalam

kompensasi serta kebijaksanaan promosi dimana sekolah harus

dapat mengatasi permasalahan terebut. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut dirasakan sekolah harus membuar rencangan

program sekolah sesuai dengan standard an prosedur yang telah

ditetapkan. Penataan sistem sertifikasi pendidik dan tenaga

kependidikan tidak boleh tidak harus dilakukan demi menjamin

terpenuhinya berbagai standar nasional pendidikan yang telah

ditetapkan.

Dengan demikian secara teoritisnya rekrutmen guru

merupakan hal yang sangat penting yang dilakukan sesuai dengan

kebutuhan dan persyaratan yang telah ditentukan agar sekolah

mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

profesional dibidangnya dalam suatu lembaga pendidikan. Sejalan

dengan penjelasan diatas maka standar kualifikasi tidak dapat

ditawar lagi dalam hal ini. Bagi pendidik yang sudah mempunyai

pengalaman dan jam terbang yang tinggi perlu mendapatkan

kesempatan untuk mengikuti penataran-penataran oleh lembaga

inservice training yang sudah terakreditasi serta disyaratkan untuk

mengikuti pendidikan profesi yang dilaksanakan oleh lembaga

tenaga kependidikan.

7
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
Dengan jumlah pendidik yang besar di negeri ini yang ada

dari Sabang sampai Marouke dengan kondisi alam yang berbeda-

beda dirasakan perlu penanganan secara menyeluruh dan sinergis

oleh semua instansi yang terkait dalam dunia pendidikan. Seperti

diketahui beberapa organisasi pembinaan profesi guru seperti

adanya Kelompok Kerja Guru (KKG) , Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) serta Musyawarak Kerja Kepala Sekolah

(MKKS) dan lain sebagainya dan tak kalah pentingnya PGRI

organisasi perjuangan para guru ini , harus terlibat didalamnya.

Keberlangsungan proses belajar mengajar merupakan suatu

proses hubungan timbale balik antara guru siswa dalam situasi

edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Agar proses

pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efeisen maka peran

guru dalam hal ini sangat berpengaruh besar dalam mengantar

peserta didiknya untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Sudah

saatnya guru mempunyai suatu kompetensi yang berkaitan dengan

tugas dan tanggungjawabnya. Diharapkan dengan demikian akan

menjadikan guru yang profesional baik secara akademis maupun

non akademis.

Seperti diketahui masalah kompetensi guru merupakan

masalah yang urgen yang harus dimiliki setiap guru dalam jenjang

pendidikan apapun. Kompetensi guru dirasakan sangat penting

dalam penyusunan kurikulum, karena kurikulum disusun

8
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Dalam prose

belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukanlah ditentukan

oleh sekolah ataupun kurikulumnya melainkan sebagian besar

ditentukan oleh kemampuan kompetensi guru yang mengajar dan

membimbingnya. Bahwa guru yang berkompoten akan lebih

mampu menguasai dan mengelola kelasnya.

Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai

tujuan pengajaran. Keterampilan dalam merencanakan dan

melaksanakan proses belajar mengajar ini adalah sesuatu yang erat

kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga

pendidik. Dalam hal ini guru sebagai pendidik mengandung arti

yang sangat luas tidak hanya dalam masalah ilmu pengetahuan

belaka tetapi juga dalam masalak etika dan estetika perilaku dalam

menghadapi tantangan di dalam masyarakat.

Untuk dapat berhasil menciptakan mutu pendidikan dan

tenaga pendidik yang profesonal dan berkualitas secara umum

dapat memperhatikan beberapa langkah strategi yang dapat

diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan seperti :

1. Adanya Visi, Misi dan Tujuan.

Dalam hal ini sekolah bersama jajaran dilingkungannya dapat

merumuskan kemana arah sekolah kemasa depan akan dibawa

dengan memperhatikan perundang-undangan yang telah

9
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
ditetapkan. Visi sekolah harus dirumuskan secara singkat untuk

jangka panjangnya sedangkan Misi adalah merupakan

komponen-komponen pokok yang harus dapat direalisasikan

untuk menvapai Visi tersebut. Sedangkan tujuan-tujuan dapat

dijabarkan dalam tujuan jangka pendek ataupun menengah.

2. Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui kondisi sekolah

dari segala aspek yang dimilikinya. Kemajuan-kemajuan yang

telah dicapai dan permasalahan-permasalahn serta melihat

kelemahan yang dihadapi. Ini dilakukan untuk dapat

memperbaiki kondisi yang ada.

3. Perencanaan.

Perencanaan tingkat sekolah adalah menetapkan kegiatan apa

yang akan dilakukan dan bagaimana proses pelaksanaannya

untuk mencapai suatu tujuan yang diingin dalam suatu

organisasi. Dalam hal ini sekolah telah melakukan persapan

dengan melakukan peneltian.

4. Pelaksanaan.

Pelaksanaan ini merupakan suatu proses yang dapt diartkan

sebagai suatu proses dalam merealisasikan apa yang telah

direncanakan sebelumnya. Yang perlu diperhatikan dalam hal

ini adalah implementasi dari peningkatan mutu pendidikan dan

10
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
tenaga kependidikan itu sendiri. Dalam hal ini bisa dilihat dari

(1) peran kepala sekolah, sebagai kepala sekolah dalam hal ini

menetapkan tujuan dan standar, penentuan aturan, memebuat

rencana dan melihat apa yang akan terjadi kedepannya, (2)

peran guru dan staf sekolah pada dasarnya dalam lingkup

mikronya adalah mengolah proses pembelanjaran sesuai dengan

bidang studi masing-masing dimana setiap harus mengetahui

visi dan misi dari sekolah (3) serta peran orang tua siswa dan

masyarakat dalam hal ini orang tua siswa dan masyarakat

berperan dalam mengawasi mutu hasil pendidikan yang

dilaksanakan oleh guru sebagai tenaga kependidikan . Dimana

orang tua dan masyarakat harus berperan aktif sehingga para

pendidik dalam hal ini guru semakin meningkatkan kualitas

pendidikan yang diajarkan kepada siswa. (4) yang tak kalah

penting dalam hal ini adalah pembuat kebijakan dalam hal ini

pemerintah.

5. Laporan.

Kegiatan dari pelaporan ini merupakan bentuk

mengkomunikasikan hasil yang telah dievaluasi kepada

berbagai pihak sebagi alat pertanggungjawaban apa-apa saja

yang telah dilaksanakan oleh pihak sekolah beserta hasil yang

telah dicapai. Hasil dari evaluasi tersebut yang bersifat internal

adalah pemanfaatannya hanya untuk dalam lingkunga sekolah

11
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
saja sedang hasil yang dilaporkan yang bersifat eksternal

pemanfataannya adalah untuk kepentingan para stake holder

yang memerlukannya

Struktur masalah. Perumusan dari keseluruhan proses evaluasi

kebijakan public tersebut harus memiliki struktur masalah yang jelas

dan seterusnya struktur birokrasi dan politik dalam hal ini yang menjadi

kendala dalam pemanfaatan hasil-hasil evaluasi kebijakan public adalah

faktor eksternal atau lebih tepat dikatakan sebagai kendala yang berasal

dari para pelaku kebijakan publik itu sendiri sebagai pengguna.

Evaluasi kebijakan public adalah sebagai tujuan sistematik,

pengamatan empiris tentang pengaruh kebijakan yang berjalan dan

program pemerintah yang telah ditentukan sasaran dalam bentuk tujuan-

tujuan yang ingin dicapai (LAN, 2002:1). Dengan adanya evaluasi

terhadap kebijakan public maka tujuan dari penerapan kebijakan public

tersebut menjadi lebih mudah untuk di evaluasi dalam implementasinya

kepada masyarakat.

C. KESIMPULAN

Sejalan dengan stategi diatas sebenar sudah

diimplementasikan oleh beberapa pihak sekolah yang ada di

Indonesia , demikian juga dengan peningkatan mutu pendidikan dan

kependidikan di Indonesia sangat terkait dengan sistem

pemerintahan yang ada serta pengalaman-pengalaman masa lalu

yang dapat digunakan sebagai acuan guru yang terbaik dan

12
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
perbandingan dengan negara lain agar tidak terjadi kesalahan yang

sama.Upaya peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

cukup mendapat respon yang positif. Walaupun disana sini masih

terjadi pro dan kontra tapi disisi lain masih ada yang pesimis bahkan

terlalu sinis terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan dan

tenaga kependidikan apalagi yang akan diimplementasikan untuk

membuat pusing sekolah. Tidak kalah pentingnaya dalam hal ini

adalah kondisi masyarakat yang menghendaki adanya otonomi,

transparansi, demokratisasi serta akuntabilitas. Dimana keberhasilan

peningkatan mutu pendidikan dan kependidikan tidak bisa tidak

lepas dari kondisi onyektif dan waktu yang tepat. Beberapa landasan

hukum yang kuat untuk diterapkan dalam rangka peningkatan mutu

pendidikan dan kependidikan sebagai inovasi kependidikan yang

lebih baik demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia maka

dikeluarkan beberapa perundang-undangan seperti Undang-Undang

N. 25 Tahun 2000 tentang Propenas dan Kepmmendiknas No.

125/U/2001 tentang Rencana Startegis Pembangunan Pendidikan,

Pemuda dan Olah Raga tahun 2000-2004 serta Undang-Undang

Sisdiknas Tahun 20003. Dalam hal ini peran pemerintah dalam

jangka panjang dengan mengupayakan kebijakan yang ada dan

memperkuat sumber daya tenaga pendidikan melalui cara dengan

memperkuat sistem pendidikan yang memiliki keahlian.

13
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
Jika dikaji secara mendalam dalam perkembangan

pendidikan peningkatan mutu tenaga kependidikan memerlukan

pengembangan keahlian dengan beberapa alasan seperti, keahlian

sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan semakin tinggi dan

perubahan selalu cepat terjadi serta kebutuhan akan keahlian itu

didasarkan kepada kebutuhan individu.

Upaya mutu pendidikan tidak dapat memenuhi sasaran

yang diharapkan tanpa dimulai dengan peningkatan mutu pendidik

dan tenaga kependidikannya. Upaya peningkatan tersebut tidak

terlepas dari aspek-aspek penting seperti (1) Gaji dan standar

kesejahteraan yang layak (2) standar kualifikasi (3) standar

kompetensi (4) sistem serifikasi (5) Rekruitmen guru dan lain

sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi, Jakarta, Bumi Aksara

Kunandar. 2007, Guru prfesional ; implementasi Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan Dan Sukses Dalam sertifikasi Guru, Jakarta,
Raja Grafindo Persada

Lembaga Adminnistrasi Negara, 2002. Kajian Kebijakan Publik.


Jakarta : Bumi Aksara

14
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan
Soebagio Atmodiwiro, 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia,
Jakarta: PT. Ardadijaya

Sujanto, Bedjo, 2004. Mensiasati Manajemen Berbasis Sekolah di Era


Krisis yang Berkepanjangan , ICW

Dokumen :

Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 2005, Tentang Standar


Nasional Pendidikan, Jakarta

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 , Tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Jakarta

15
1) Rasidar, SE,M.Si—Staf Pengajar FISIP Untan

Anda mungkin juga menyukai