Anda di halaman 1dari 10

Muzhoffar akhwan, Peningkatan dan Standarisasi Mutu Pendidikan

Peningkatan dan Standarisasi Mutu Pendidikan


Tinjauan atas UU, Kurikulum dan Kemampuan Guru

Oleh Muzhoffar Akhwan


Dosen FIA! UU Yogyakarta

Abstract demokratis. Meialui penataan


pendidikan yang adaptif terhadap
The paradigm of education in perkembangan zaman yang berorien-
future is democracy. In Indonesia after tasi kepada peningkatan mutu
the Era of Reformation there were big pendidikan merupakan salah satu
changes in the policy of education, soiusi untuk menaikkan harkat dan
forexample school based management martabat manusia Indonesia dalam
and competency based curriculum menjawab tantangan globalisasi
'Since 2001. Therefor to develop the dewasa ini. Salah satu indikator mutu
curriculum it is must to do reformation pendidikan ditentukan oleh kualitas
and reorientation to the system of gurunya. Bila guru selalu kreatif dan
education.Thus, efforts tostrengten the meningkatkan kualitas pembelajaran-
capability of those teachers to became nya, maka akan melahirkan anak
professional educators were unavoi bangsayang berkualitas pula.
dable. Because, the role of teachers in Kondisi sumber daya manusia kita
establishing new geration and saat ini sangat tidak kompetitif.
civilization in the mids of global Menurut catatan Human Development
changes are very significant. Change Report Tahun 2003 versi UNDP,
the curriculum of education from sebagaimana dikutip Nurhadi (2003 :
centraiistic to decentralization and 1), peringkat kualitas sumber daya
change the curriculum of education manusia Indonesia berada di urutan
from theoretic oriented to problem 112. Indonesia berada jauh di bawah
oriented; how the teacher deliver Filiplna (85), Thailand (74), Malaysia
subject of teaching from the real (58), Brunei Darussalam (31), Korea
problem faced by students with Selatan (30), dan Singapura (28).
constructivistapproach. Bahkan International Educational
Achievement (lEA) meiaporkan bahwa
Keywords: kemampuan membaca siswa SD
curriculum, competency, profession. Indonesia berada di urutan 38 dari 39
negara yang disurvei. Sementara itu.
Pendahuluan Third Mathematics and Science Study
Kualitas kehidupan bangsa (TIMSS) meiaporkan bahwa
sangat ditentukan oleh faktor kemampuan matematlka siswa SMP
pendidikan. Peran pendidikan sangat kita berada di urutan ke 34 dari 38
penting untuk menciptakan kehidupan negara, sedangkan kemampuan IPA
yang cerdas, damai, terbuka, dan berada di urutan ke 32. Jadi, keadaan

36 JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume VIII Tahun VI Juni 2003


Paradigma Baru Pendidikan Islam

pendidikan kita memang memperi- berbasis kompetensi atau juga dikenal


hatinkan. dengan istilah Kurikuium 2004.
Berdasarkan hasil pemikiran yang Persoalan apakah yang menjadi
panjang, akhirnya ditemukan bahwa kendaia daiam perubahan pendidikan
arah pendidikan Indonesia kurang sehingga dapat diberikan soiusi yang
tepat, sehingga menyebabkan kualitas tepat dalam impiementasi
lulusannya kurang berkualitas jika pembaharuan pendidikan tersebut.
dibandingkan dengan luiusan
pendidikan di negar-negara lain. Persoalan Pendidikan
Pendidikan di Indonesia, muiai dari Upaya peningkatan kualitas
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan terus-menerus oieh
pendidikan tinggi lebih diarahkan berbagai elemen pendidikan.
untuk menguasai materi sebanyak- Pemerintah daiam hai ini Menteri
banyaknya {content based) daripada Pendidikan Nasionai teiah menca-
untuk mencapai kompetensi tertentu. nangkan "Gerakan Peningkatan Mutu
Akibatnya adaiah sumber daya Pendidikan" pada tanggal 2 Mei 2002
manusia Indonesia berasa! dari luiusan yang iaiu. Upaya ini diiakukan untuk
lembaga pendidikan kurang berkua merespon kebijakan pemerintah yang
litas dan karena itu, pembaharuan terkait dengan peiaksanaan otonomi
pendidikan dimulal dari perbaikan daerah yang berimplikasi pada
kurlkuiumnya. otonomi pendidikan. Salah satu
Tuntutan reformasi tahun 1998 alterntlfnya adaiah dengan menerap-
yang amat panting adaiah kan Kurikuium Berbasis Kompetensi
demokratisasi. Hal In! dapat dicermati (KBK).
dalam dua segi yaitu pemberdayaan Kompetensi merupakan penge-
masyarakat dan pemberdayaan tahuan, keterampilan, dan niiai-niiai
pemerintah daerah (otonomi daerah). dasar yang direflekslkan dalam
Dengan demikian peranan pemerintah kebiasaan berpikir dan berkehendak.
pusat yang bersifat sentraiistis yang Kebiasaan berpikir dan berkehendak
beriangsung seiama 50 tahun lebih secara konsisten dan terus menerus
akan diperkecii dengan memberikan memungkinkan seseorang menjadi
peranan yang lebih besar kepada kompeten, dalam arti memiliki
pemerintah daerah yang lebih dikenal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
dengan sistem desentraiisasi (Arifin: nilai dasar untuk meiakukan sesuatu.
2003: 1-2). Kewenangan yang Dengan pengertlan tersebut maka
diiimpahkan ke pemerintah daerah kurikuium berbasis kompetensi dapat
tersebut menuntut prasyarat, yaitu diartikan sebagai model kurikuium
tersedianya sumber daya manusia yang dirancang secara khusus uintuk
yang mampu menerjemahkan dan mempersiapkan peserta didik
meiaksanakan tunturan gerakan kompeten dalam meiaksanakan
reformasi tersebut. tugas-tugas di bidang pekerjaan
Tuiisan in! akan membahas tertentu.
persoalan upaya peningkatan mutu Menurut Djemari Mardapi (2003),
pendidikan di Indonesia, terutama ada dua pertimbangan perlunya
meialul perubahan kurikuium menerapkan kurikuium berbasis

JPIFIAIJurusan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJuni2003 37


Muzhoffar Akhwan, Peningkatan dan Standarisasi Mutu Pendidikan

kompetensl. Pertama, persaingan komprehensif dan responsif terhadap


yang terjadi di era global terietak pada dinamika sosial, relevan, tidak
kemampuan sumber daya m'anusla overload dan mampu mengakomo-
hasll lembaga pendidikan. Kedua, dasikan keberagaman keperluan dan
standar kompetensl yang jelas akan kemajuan teknologi. Secara mikro,
memudahkan lembaga pendidikan harus ditemukan strategi pembelajar-
dalam mengembangkan sistem annya yang lebih efektif di kelas dan
penilaian. Berdasarkan atas dua lebih memberdayakan potensi peserta
pertimbangan tersebut, sesungguh- didik.
nya penerapan kurikulum berbasis Menurut Ace Suryadi (2004)
kompetensl bukan semata-mata diperlukan tiga pendekatan untuk
sebagai upaya perbaikan terhadap pelaksanaan peningkatan mutu
kurikulum sebelumnya, melainkan pendidikan yang kini menjadi fokus
lebih disebabkan oleh situasi dan perhatian pemerintah dan para ahll
kebutuhan masyarakat yang menuntut pendidikan di Indonesia, yaitu substasi
tersedianya sumber daya manusia pendidikan, teknis pendidikan, dan
yang unggul di berbagai kehidupan pengelolaan pendidikan. Ketiga
nyata. pendekatan untuk peningkatan mutu
Karakteristik Kurikulum berbasis pendidikan tersebut sebagai berikut:
kompetensladalah sebagai berikut: (a) Pertama, pendekatan substansi
Menekankan pada ketercapaian pendidikan {content approach), mutu
kompetensi siswa, balk secara individu pendidikan ditentukan oleh terjadinya
maupun secara klasikal; (b) perubahan tingkah laku yang perlu
Berorientasi pada hasil belajar dicapai peserta didik. Pembelajaran
{learning outcomes) dan keberagam- selama ini mengarah pada
an; (c) Penyampaian materi dalam penguasaan hafalan konsep dan teori
pembelajaran dengan menggunakan yang bersifat. abstrak telah terbukti
pendekatan dan mtode yang kurang menarik minat peserta didik
bervarlasl; (d) Sumber belajar bukan untuk belajar sehingga prestasi
hanya guru, tetapi juga sumber belajar belajarnyapun rendah. Akibatnya,
lainnya yang memenuhi unsur kegiatan belajar yang seharusnya
edukatif, dan (e) Penilaian berorientasi pada peserta didik
menekankan proses dan hasil belajar terkalahkan oleh kegiatan mengajar
dalam upaya penguasaan atau yang didominasi oleh guru yang
pencapaian suatu kompetensi cenderung kaku dan membosankan.
(Mulyasa, 2003:42). Isi kurikulum {core curriculum
content) yang berorientasi pada
Peningkatan Mutu Pendidikan proses pembelajaran, pada Intinya
Blla dicermati, peningkatan mutu terdiri dari dua kategori. Di samping isi
pendididan nasional sesungguhnya kurikulum berkaitan dengan
dilakukan melalui perbaikan tiga Isu kemampuan dasar untuk belajar
utama, yaitu pembaharuan kurikulum, {basic learning skills) seperti
peningkatan kualltas pembelajaran, kemampuan membaca (menyerap
dan efektifitas metode pembelajaran. Informasi melalui bahan bacaan
Kurikulum pendidikan harus secara cepat), berhitung (berlatih

38 JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume VIII Tahun VI JunI 2003


paradigma baru pendidikan Islam

untuk memahami logika, angka dan di masayang akan datang.


ruang), menulis (menuangkan Kedua, pendekatan pengelolaan
gagasan melalui tulisan atau lisan), pendidikan {managerial approach);
mendengar dan menyimak (menyerap mutu pendidikan ditingkatkan melalui
informasi melalui pengamatan dan penguatan setiap satuan lembaga
pendengaran), serta mengenal pendidikan dalam menerapkan
permasalahan lingkungan agar strategl khusus secara sendiri-sendiri.
berlatih untuk memecahkan. Melalui manajemen berbasis sekolah
Is! kurlkuium juga terkait dengan {school based management), misalnya
substansi beiajar {basic learning pimpinan sekolah diberi tanggung-
contents) seperti pengetahuan, jawab sepenuhnya untuk meneliti dan
wawasan, nilai, sikap dan keterampil- mengkaji semua permasalahan
an. Informasi yang diperoleh peserta mengenal alokasi dan pendayaguna-
didik melalui membaca buku, an sumber daya pendidikan secara
mendengarkan berlta serta optimal yang dapat menghambat
pengamatan masalah sosial proses dan prestasi beiajar. Setelah
selanjutnya ditelaah {reviewed) dan memahami permasalahan, pimpinan
dijelaskan dengan konsep ilmu sekolah diberikan keleluasaan untuk
pengetahuan bersama guru dalam memutuskan apa yang terbaik bagi
diskusi di kelas. Standar isi mencakup sekolahnya untuk meningkatkan mutu
ruang iingkup materi dan tingkat dan efisiensi pendidikan serta
kompetensi yang dituangkan ke dalam meningkatkan prestasi beiajar.
persyaratan tentang kompetensi Berdasarkan mutu yang telah dicapai-
tamatan, kompetensi bahan kajian, nya itu mereka berhak mendapatkan
kompetensi mata pelajaran, dan pujian {reward) atau hukuman
silabus pembelajaran. {punishment) yang objektif dan
Pendekatan teknis kependidlkan konsistenterhadap pimpinan sekolah.
{technicalapproach)', mutu pendidikan Dengan tanpa mengabaikan
dapat ditingkatkan melalui pendekatan faktor-faktor penting lainnya, kualitas
beiajar tuntas {mastery learning). guru telah ditemukan oleh berbagai
Pendekatan ini menyaratkan peserta studi sebagai salah satufaktor penting
didik untuk dapat beiajar pada setiap dalam menentukan mutu pendidikan
tahapan hingga tahap penguasaan secara konsisten. Kewajiban pendidik
yang lebih tinggi. Untuk mengetahui (dosen), sebagaimana diamanatkan
tingkat suatu penguasaan tahapan oleh UUSPN No. 20 Tahun 2003, Pasal
beiajar, perlu diterapkan sistem ujian 40 (2): (a) menciptakan suasana
yang obyektif dan terpercaya. Kontrol pendidikan yang bermakna, menye-
mutu pendidikan harus dilakukan nangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;
secara teratur oleh lembaga (b) mempunyai komitmen secara
independent ser\a memiliki kewenang- profesional untuk meningkatkan mutu
an untuk menetapkan berbagai pendidikan; dan (c) member! teladan
standar mutu secara nasional. Hasi! dan menjaga -nama balk lembaga
pengukuran mutu tersebut dijadikan profesi, dan kedudukan sesuai dengan
sebagai masukan untuk penyempur- kepercayaan yang diberikan kepada-
naan substansi dan proses pendidikan nya.

JPIFIAI Jurusan Tarbiyah Volume VIII Tahun VI JunI2003 39


MUZHOFFAR AKHWAN, PENINGKATAN DAN STANDARISASI MUTU PENDIDIKAN

KBKsebagai Solusi evaluasl. Setelah standar kompetensi


Kurikulum Berbasis Kompetensi ditentukan dan dirumuskan, maka
(KBK), merupakan konsep yang langkah kegiatan berikutnya adalah
menawarkan otonomi pada lembaga mendesain kurlkulumnya dalam
pendidikan untuk menentukan bentuk silabus, mengimplementasl-
kebijakan lembaga dalam rangka kannya dalam bentuk kegiatan
meningkatkan mutu dan efisiensi pembelajaran, dan diakhiri dengan
pendidikan yang dapat mengakomo- melakukan evaluasi.
dasl keinglnan masyarakat setempat Perumusan standar kompetensi
serta menjalln kerjasama yang erat perlu melibatkan masyarakat
antara sekolah dengan masyarakat. pengguna lulusan untuk menentukan
Kurikulum berbasis kompetensi pengetahuan, keterampilan dan nilai-
dikembangkan untuk memberikan nilai dasar yang dibutuhkan
keterampilan dan keahilan bertahan masyarakat, kemudian dilakukan
hidup dalam perubahan, pertentang- identlfikasi dan dirumuskan
an. ketidakpastian, dan kerumitan- seperangkat kompetensi lulusan
kerumitan dalam kehidupan. Lulusan pendidikan dengan mernpertimbang-
sekolah yang diinginkan adalah yang kan karakteristik lembaga pendidikan
kompeten dan cerdas dalam Itu sendirl. Konsep kompetensi dalam
membangun Identitas budaya kurikulum meliputi empat aspek: (1)
bangsanya (Boedlono, 2002:1). kompetensi berkenaan dengan
Pengertlan kompetensi adalah kemampuan peserta didik melakukan
seperangkat tindakan cerdas, penuh sesuatu dalam berbagai konteks; (2)
tanggungjawab yang dimiliki kompetensi menjelaskan pengalaman
seseorang sebagai syarat untuk belajar yang dllalul siswa untuk
dianggap mampu oleh masyarakat menandai kompeten; (3) kompeten
dalam melaksanakan tugas-tugas di merupakan hasil belajar, mengenai
bidang tertentu. Berdasarkan hal-hal yang dapat dilakukan peserta
pengertian di atas, maka kurikulum didik melalui proses pembelajaran,
berbasis kompetensi menghendaki dan (4) kehandalan kemampuan
ketercapaian kompetensi tertentu bagi peserta didik melakukan sesuatu
lulusan pendidikan atau sekolah yang didefinisikan secara jelas, terstandar
menggambarkan profil uang utuh, yang dapat diukur.
measurable, dan observable. Hal ini Standar kompetensi yang telah
berbeda dengan konsep pendidikan dirumuskan tersebut merupakan titik
sebelumnya yang lebih menekankan tolak bagi pengembangan tahap-
pada penguasaan materl yang tahap berikutnya. Tahap-tahap yang
cenderung pada tingkat hafalan, dan perlu dikembangkan adalah:
kurang terlatih menghadapl persoalan Tahap pertama perencanaan. Ini
dalam berbagai situasi. merupakan proses pengembangan
Sedangkan pengembangan silabus yang merupakan pedoman
kurikulum berbasis kompetensi tertulis penyelenggaraan kegiatan
menurut Anik Ghufron (2004) memlliki pembelajaran. Beberapa aspek pokok
tiga tahap, yaitu merancang, yang perlu diperhatikan dalam
mengimplementasikan, dan meng- pengembangan silabus diturunkan

40 JPIFIMJurusan Tarbiyah Volume VHI Tahun VIJun}2003


Paradigma Baru Pendidikan Islam

dari kurikulum hasil belajar setiap sendiri, seperti yang terkandung


bidang studi (dulu disebut GBPP). dalam prinsip-prinslp konstruktivisme:
Silabus merupakan pemetaan (1) pengetahuan dibangun oleh siswa
kompetensi dasar dan pengurutannya secara aktif, (2) tekanan dalam proses
sesuai dengan keinginan guru atau belajar terletak pada siswa, (3)
sekelompok guru. Penyusunan silab'us mengajar adalah membantu siswa
menjadl kewenangan daerah atau belajar, (4) tekanan dalam proses
sekolah. Perumusan kurikulum belajar leblh pada proses bukan pada
berbasis kompetensi, yaitu; standar hasil akhir, (5) kurikulum menekankan
kompetensi, kompetensi dasar, materi partisipasi siswa, dan (6) guru adalah
pokok, alokasi waktu, dan sumber fasilitator (Paul Suparno, 1997: 73).
bahan. Sedangkan Rencana Kegiatan belajar mengajar hendaknya
Pembelajaran adalah program yang memberikan kesempatan kepada
disusun oleh guru untuk satu atau dua peserta didik secara balk dan
pertemuan untuk mencapai target satu termotivasi. Suasana belajar yang
kompetensi dasar yang diturunkan diclptakan guru perlu melibatkan
dari silabus. Rencana pembelajaran peserta didik secara aktif; membantu
berisi gambaran tentang kompetensi dan menghargal kinerjanya walaupun
dasar yang akan dicapai, indikator, hasilnya belum memuaskan serta
materi pokok, skenario pembelajaran mengajak mereka berpikir dan berbuat
tahap demitahap, dan penilaiannya. agar menjadl pelajar sepanjang hayat
Tahap kedua Implementasi. {lifelong education).
Impelemantasi merupakan proses Tahap ketiga evaluasl. Penerapan
pelaksanaan kurikulum yang tertulls kurikulum berbasis kompetensi pada
atau rencana tertulls. Proses ini sangat setiap jenjang pendidikan akan
menentukan, mengingat sistem mempengaruhi sistem evaluasinya.
persekolahan. lebih menekankan Evaluasl yang digunakan haruslah
dimensi proses dari pada hanya yang mampu mengungkap kompe
sekedar hasil. Keterlibatan guru dalam tensi hasil belajar yang diterjemahkan
mengawal proses implementasi dalam indikator. Oleh sebab itu
kurikulum ini sangat menentukan evaluasl performansl yang mencermati
keberhasilan pembelajaran. Strategi kinerja peserta didik dalam proses
pembelajaran yang dipilih haruslah belajar menjadl andalan. Kelebihan
sejalan dengan karakter kurikulum evaluasl performansi adalah
berbasis kompetensi, yaitu: penge- dimungkinkan evaluator memperoleh
tahuan,' keterampllan dan nilai-nilai deskripsi yang sebenarnya tentang
dasar yang direfleksikan dalam seperangkat kompetensi dasar yang
keblasaan berpikir dan bertindak telah dikuasai peserta didik setelah
sehingga peserta didik memperoleh mengikuti kegiatan pembelajaran.
pengalaman belajar yang mencermin- Perubahan kurikulum menuntut
kan penguasaan suatu kompetensi guru mengetahui, memahami,
yang dituntutoleh kurikulum. mengaplikasikan dan mendemons-
Mengingat belajar adalah proses trasikan pengalaman perubahan
bag! peserta didlk dalam mengem- proses pembelajaran dan sistem
bangkan gagasan atau pemahaman penilaiannya yang mensyaratkan

JPIFIAI Jumsan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJuni2003 41


Muzhoffar Akhwan, peningkatan dan Standarisasi MUTU Pendidikan

Perbandingan antara kurikulum konvensional dengan KBK

Kurikulum Konvensional Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


Berbasis isi Berbasis kompetensi
Berbasis waktu Berbasis kinerja
Kecepatan kelompok Kecepatan individu
Umpan balik tertunda Umpan balik seketika
Berbasis text book Berbasis bahan ajar yang multimedia
OrientasI mata pelajaran Orientasi moduler
Berbasis ruang kelas Berbasis lapangan
Guru Fasllitator/nara sumber
Tujuan umum Tujuan spesifik
Kriteria subjektif Kriteria objektif

dapat mencapal kompetensi yang iangsung terhadap kemajuan belajar


diinginkan. Untuk Itu perlu diketahul peserta didik. Guru diharapkan
perbedaan kurikulum berbasis mampu mengembangkan sllabus
kompetensi dengan kurikulum yang sesuai dengan koriripetensl
konvensional agar dapat membantu mengajarnya secara mandirl. Di
pemahaman terhadap kurikulum yang samping hal tersebut guru dianggap
dibandingkan. lebih mengenal karakteristik peserta
MencermatI perbandingan di atas, didik dan kondlsl sekolah serta
terlihat adanya perubahan dalam llngkungannya.
beberapa hal, balk perubahan filosofi, Sekolah dengan fasllitas yang
tujuan, materi, kuallfikasi guru, strategi lengkap dan modern, tetap saja tidak
pembelajaran, dan kesiapan peserta akan dapat mencapal hasil secara
didiknya. optimal tanpa disertai tenaga
Untuk menjalani perubahan itu, kependldlkan yang ada mampu
diperlukan kesadaran dari semua memfungsikan berbagal sarana yang
pihak yang terkalt, karena inl tersedla. Sebaiknya, sekolah dengan
menyangkut sikap mental yang media dan lingkungan yang ada dapat
selama ini dipahami bahwa mengajar mengembangkan kreativitas guru
adalah memberikan ilmu pengetahuan untuk mencapal kualitas yang tanpa
kepada peserta didlk, guru merupakan batas. Pernyataan bahwa al-thariqatu
satu-satunya sumber belajar, ahammu min al-maddah, kalau
kebenaran mutiak ada ditangan guru. dicermati sebenarnya al-thariqah
Dalam hal ini,walaupun guru tidak lagi (metode) itu berada di bawah kendali
merupakan satu-satunya sumber guru sebagal pendldik. Dalam hal ini,
belajar, namun iasebagai penyandang guru tetap menjadi penentu
profesi memiliki tanggungjawab keberhasilan peserta didik.

42 JPIFlAIJumsan Tarb'iyah Volume VIII Tahun VIJun}2003


PARADIGMA BARU PENDIDIKAN ISLAM

Oleh karena itu, kesadaran guru kelayakan dan kinerja program dan
akan perubahan paradigma pendidik- satuan pendidikan pada jalur
an dewasa ini hendaknya disikapi pendidikan forhial dan . non formal
dengan mencari strategl yang tepat pada setiap jenjang dan jenis
dalam pembelajaran agar peserta pendidikan, balk dilakukan oleh
didik memiliki pengalaman belajar pemerintah maupun lembaga mandiri
yang dapat menjadikan peserta didik yang berwenang sebagai bentuk
sebagai seorang yang kompeten di akuntabilltas publik.- Dengan
bidangnya. Dengan demikian, yang pendidikan bermutu diharapkan
utama harus dibenahl adalah lulusan dapat dengan cepat diserap
keprlbadian guru. Karena syakhshiyat oleh dunia kerja. Rambu-rambu dan
al-mudarris ahammu min al-tharlqah, ketentuan mengenai akreditasi telah
keprlbadian guru lebih penting darl diakomudasi secara balk dalam
pada metode, guru adalah mode! atau Undang-Undang No. 20 Tahun 2003,
sentral Identlflkasi dirl dan konsultan tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bagi peserta didlk yang selaras pasal 60 ayat (1), (2) dan (3), sehingga
dengan ajaran dan nllal-nllai llahl. semua pihak, terutama penyelenggara
MotlvasI merupakan faktor pendidikan dapat mengetahui posisi
penentu pencapaian prestasi belajar. satuan pendidikannya secara
Ada dua pembangkit motlvasi belajar transparan.
yang efeldlf, yaltu rasa Ingin tahu dan Peringkat akreditasi dapat dipakai
keyaklnan akan kemampuan dirl. sebagai salah satu dasar pemillhan
Untuk menyalurkan rasa IngIn tahu sekolah bag! calon siswa. Pada saat ini
peserta didlk, guru dapat melakukan calon siswa dan orangtua dalam
berbagai cara antara lain: mengajukan memilih sekolah di dasarkan atas
pertanyaan yang di luar kebiasaan peringkat yang dibuat oleh masyarakat
atau yang menantang. Keyakinan akan sendiri, sehingga kemungkinan
kemampuan dlri dapat ditumbuhkan kesalahannya besar. Bahkan kecende-
dengan cara memberlkan tugas yang rungan orangtua yang mampu dalam
dapat diselesaikan peserta didlk, kalau memilih sekolah mencari yang
perlu guru memberl penguatan bahwa termahal pembeayaannya, karena
peserta didik pasti bisa. Kemampuan asumsi yang dibangun adalah bahwa
guru memotivasi peserta didik agar sekolah mahal past! bermutu. Padahal
berprestasi sangat dipengaruhi oleh kenyataannya tidaklah demikian, tap!
keprlbadian guru yang berdedikasi jaminan mutu terimplementasi secara
tinggi sebagai fasilitator dan balk dalam proses pembelajaran dan
memberlkan kemudahan dan bukan' hasil pendidikan yang dapat dicapai.
berfungsi sebagai penghambat
pengalaman belajar. Kesimpulan
Untuk menjamin mutu pendidikan 1. Kesadaran akan pentingnya
di Indonesia, juga diperlukan perubahan pendidikan menuntut
akreditasi dan sertifikasi oleh Badan keharusan perubahan kurikulum
Akreditasi Sekolah yang dimuiai tahun yang berimplikasi pada pengem-
2004/2005 pada sekolah-sekolah bangan sumber daya manusia
terpilih, yang bertujuan untuk menilai dan sarana belajar, dan yang

JPI FIAIJurusan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJuni2003 43


Muzhoffar Akhwan, Peningkatan dan Standarisasi Mutu Pendidikan

aspek yang peling utama adalah Meningkatkan Kualitas Pendidikan


kesiapan dan profesionalisme Nasional, Makalah Dialog
• guru menjadi tuntutan untuk Interaktif Nasional. .Yogyakarta:
dipenuhi. Tanpa dimulai dari LPM-UNY.
pemberdayaan guru, nampaknya
pelaksanaan yang baik seperti Anik Ghufron, 2004, Konsep Dasar
kurikulum berbasis kompetensi Pengembangan KBKdi Perguruan
yang dicanangkan dan menjadi Tinggi, Makalah Semiloka
tuntutan global, akan menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi
tidak berarti. Penyelesaian oleh Kopertais Wil. IllDIY.
kendala yang bersumber dari
guru, menjadi varlabel penentu Anwar Arlfin, 2003, Memahami
keberhasilan implementasi Paradigma Baru Pendidikan
kurikulum berbasis kompetensi. Nasional daian Undang Undang
2. Kurikulum berbasis kompetensi SISDIKNAS, Jakarta, Departemen
sebagai jawaban terhadap mutu AgamaRI.
pendidikan yang tidak mampu
menjawab tuntutan global, Bobbi DePorter dan Mike Hernachi,
sehingga perlu dirumuskan 1999. Quantum Learning,
kompetensi yang relevan pada Membiasakan Belajar Nyaman dan
setiap jenis dan jenjang Menyenangkan, terjemahan
pendidikan yang berfungsl untuk Alwiyah Abdurrahman, Bandung:
mengarahkan tujuan pembelajar- Penerbit Kaifa.
an.

3. Terserapnya lulusan lembaga Boediono, 2002, Pealaksanaan


pendidikan oieh dunia kerja Kurikulum Berbasis Kompetensi,
merupakan salah satu Indikator Jakarta, Balitbang Depdiknas.
keberhasilan pendidikan, sekali-
gus mengindikasikan mutu pendi Departemen Pendidikan Nasional Rl,
dikan pada jenjang pendidikan 2003. Undang-Undang Republik
tersebut Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
4. Untuk menjamin mutu pendidikan Tentang Sistem Pendidikan
diperlukan standar mutu yang Nasional, Depdiknas: Jakarta.
dikendalikan oleh pemerintah
maupun masyarakat berupa Djemari Mardapi, 2003, "Kerangka
akredrtasi program dan satuan Dasar Pengembangan Kurikulum
pendidikan formal dan non formal, Berbasis kompetensi", Makalah
agar tidak terjadi malpraktik disampaikan pada Semiloka
pendidikan yang dapat merugikan pengembangan model
masyarakat.*** pembelajaran berbasis
kompetensi bagi dosen UNY,
Kepustakaan tanggal 29 dan 30 September
2003, Yogyakarta, UNY.
Ace Suryadi, 2004. Refleksi UUSPN
dan Prospeknya dalam

44 JPIFIAIJurusan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJuni2003


Paradigma Baru Pendidikan Islam

M. JamranI Latief, "Profil Guru Agama Paul Suparno, 1997. F/7sa/af


dalam Konteks Kurikulum Konstruktivisme dalam
• Berbasis Kompetensi", Jurnal Pendidikan, Yogyakarta, Penerbit
' P emik Iran, RI set dan Kanlsius.
. Pengembangan Pendidikan islam,
Vol 1, Nomor 1, Februari-Juli 2003, Sudarman Danim, 2003. Agenda
Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah Pembaharuan Sistem Pendidikan,
IAIN. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Mulyasa, 2003, Kurukuium Berbasis Tilaar, 2002. Membenahi Pendidikan


kompetensi, Karakteristik dan Nasional, Jakarta: PT Rineka
Implementasi, Bandung, Remaja CIpta.
Rosdakarya. Zamroni, 2001, Paradigma Pendidikan
Masa Depan, Yogyakarta, BIGRAF
Nurhadi, dkk, 2003. Pembeiajaran Publishing
Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK, Malang: Univ. Negerl
Malang.

JPIFIAIJunjsan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJuni2003 45

Anda mungkin juga menyukai