Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATERI 7

1. Apa perbedaan pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung, uraikan


secara rinci tentang kedua pendekatan tersebut dan bagaimana
implementasinya dalam pendidikan jasmani;
2. Sebutkan dan jelaskan secara ringkas jenis jenis gaya mengajar menurut
MUSTON
3. Dalam Gaya Mengajar Muston dikenal istilah Pre Impact Set, Impact Set dan
Post Impact Set. Jelaskan ketiga istilah tersebut.
4. Terdapat tujuh strategi pengajaran yang dapat dikemukakan di sini yang
berhubungan dengan penataan pengalaman belajar dalam penjas:
 Pengajaran interaktif (interactiveteaching)
 Pengajaran berpangkalan/berpos (station teaching)
 Pengajaran sesamateman (peer teaching)
 Pembelajaran kooperatif (cooperativelearning)
 Strategi pengajaran diri (Self-instructional
strategies)
 Strategi kognitif (Cognitivestrategies)
 Pengajaran beregu (Team teaching)
Jelaskan secara ringkas masing masing strategi tersebut?

5. Apa Komentar / Kritik Anda terhadap Materi 7

JAWAB

1. a. Pembelajaran Langsung Metode pembelajaran langsung adalah pengajaran yang


terpusat pada guru karena peranan guru adalah sebagai penguji materi (pengajar),
penjelasan materi disampaikan langsung kepada siswa disertai dengan contoh dan
selanjutnya.
b. Pembelajaran Tidak Langsung metode Pembelajaran tidak langsung adalah pengalihan
tugas mengontrol pembelajaran pada siswa yang melakukan pembelajaran. Artinya, guru
tidak lagi mengendalikan pembelajaran secara penuh, tetapi memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bersamasama melakukannya tidak lagi mengendalikan pembelajaran
secara penuh, tetapi memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersamasama
melakukannya.

2. Gaya A Komando (Command Style) Semua keputusan dikontrol guru. Murid hanya
melakukan apa yang diperintahkan guru. Satu aba-aba, satu respons siswa.
Gaya B Latihan (Practice Style) Guru memberikan beberapa tugas, siswa menentukan di
mana, kapan, bagaimana, dan tugas mana yang akan dilakukan pertama kali. Guru
memberi umpan balik.
Gaya C Berbalasan (Reciprocal Style) Satu siswa menjadi pelaku, satu siswa lain
menjadi pengamat dan memberikan umpan balik. Setelah itu, bergantian.
Gaya D Menilai diri sendiri (Self Check Style) Siswa diberi petunjuk untuk bisa menilai
penampilan dirinya sendiri. Pada saat latihan, siswa berusaha menentukan kekurangan
dirinya dan mencoba memperbaikinya.
Gaya E Partisipatif atau Inklusif (Inclusion Style) Guru menentukan tugas
pembelajaran yang memiliki target atau kriteria yang berbeda tingkat kesulitannya, dan
siswa diberi keleluasaan untuk menentukan tingkat tugas mana yang sesuai dengan
kemampuannya. Dengan begitu, setiap anak akan merasa berhasil, dan tidak ada yang
merasa tidak mampu.
Gaya F Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Guru membimbing siswa ke arah
jawaban yang benar melalui serangkaian tugas atau permasalahan yang dirancang guru.
Guru setiap kali meluruskan atau memberikan petunjuk untuk mengarahkan anak pada
penemuan itu.
Gaya G Pemecahan Masalah (Problem Solving) Guru menyediakan satu tugas atau
permasalahan yang akan mengarahkan siswa pada jawaban yang bisa diterima untuk
memecahkan masalah itu. Oleh karena itu, jawaban atau pemecahan yang diajukan siswa
bisa bersifat jamak.
Gaya H, I, J Program yang dirancang siswa/Inisiatif siswa/Pengajaran diri Sendiri
(Learner designed program/learner initiated/self-teaching) Siswa mulai mengambil
tanggung jawab untuk apa pun yang akan dipelajari serta bagaimana hal itu akan
dipelajari.
3. 1. Pre-impact set, mencakup semua keputusan yang harus dibuat sebelum terjadinya
tatap muka antara guru dengan murid. Keputusan dalam setting ini mencakup tugas
gerak yang harus dipelajari, waktu, pengorganisasian alat, tempat berlangsungnya gerak,
kriteria keberhasilan, serta prosedur dan materi penilaiannya. Keputusan ini menegaskan
tentang maksud.
2. Impact set, meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pelaksanaan
maksud di atas, atau hal-hal yang diputuskan pada tahap pre-impact set. Keputusan
dalam tahap ini menentukan aksi.
3. Post-impact set, memasukkan keputusan yang berhubungan dengan penilaian
penampilan atau pelaksanaan tugas pada masa impact set serta kesesuaian antara maksud
dan aksi. Pemberian koreksi dan umpan balik serta penilaian, termasuk pada setting ini.
4. Pengajaran Interaktif Strategi yang benar-benar paling umum dalam perencanaan
pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani adalah strategi yang bersifat interaktif.
Umumnya kita tidak akan kesulitan mengkonseptualisasikan strategi interaktif.
Pengertian pengajaran mempunyai makna guru memberitahukan, menunjukkan, atau
mengarahkan sekelompok anak tentang apa yang harus dilakukan; lalu siswa
melakukannya; dan guru mengevaluasi seberapa baik hal itu dilakukan dan
mengembangkan isi pelajaran lebih jauh. Inilah tipe dari pengajaran interaktif. Dalam
pengajaran jenis ini, guru mengontrol proses pengajaran. Dalam pengajaran interaktif,
gerakan guru didasarkan pada respons siswa pada gerakan guru sebelumnya. Rencana
guru memudahkan proses itu, tetapi gerakan guru selanjutnya didasarkan pada respons
murid. Guru sangat dominan dalam strategi ini dan yang paling bertanggung jawab
dalam untuk keempat fungsi pengajaran dalam menyusun pengalaman pembelajaran
yang dibicarakan di bagian sebelumnya. Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas yang
sama atau dalam kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini dengan gaya
komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang sama.
Pengajaran Berpangkalan Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua
atau lebih tugas bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan. Biasanya, setiap
tugas harus dilakukan dalam pangkalan yang berbeda dengan tugas lainnya, sehingga
setiap tugas memiliki pangkalannya masing-masing. Siswa berputar dari satu pangkalan
ke pangkalan lain. Kadang-kadang, pengajaran berpangkalan ini disebut juga pengajaran
tugas. Pengajaran ini telah menjadi strategi yang sangat populer dalam pendidikan
jasmani. Jika dilakukan secara efektif, strategi ini akan menyediakan satu kerangka
untuk pengalaman pembelajaran yang memuaskan seluruh fungsi pengajaran. Strategi ini
dalam tataran gaya mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style)
Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching) Pengajaran sesama teman adalah strategi
pengajaran yang mengalihkan tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya kepada
siswa. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi lain tetapi berharga
untuk dieksplorasi secara terpisah. Sebenarnya, strategi pengajaran sesama dapat
digunakan dengan setiap fungsi pengajaran yang sesuai, baik untuk keseluruhan
pelajaran maupun hanya sebagian pelajaran. Strategi ini tidak terlalu jauh berbeda
dengan gaya berbalasan (reciprocal style), dalam halsiswa sendiri memberikan
pengarahan kepada siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama teman, siswa yang
bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan satu siswa, tetapi bisa dengan
sekelompok siswa
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pengajaran
yang telah menjadi populer sejak diperkenalkan pertama kali oleh Johnson dan Johnson
tahun 1975. Pembelajaran kooperatif memiliki potensi untuk meningkatkan
pembelajaran anak, juga menyumbang pada pengembangan sosial dan afektif.
Strategi Pelajaran Sendiri Dalam arti sederhana, strategi pelajaran sendiri melibatkan
program yang ditetapkan sebelumnya untuk pembelajaran yang boleh melibatkan guru
dalam peranan tutorial atau pengaturan tetapi pada dasarnya mengurangi fungsi
pengajaran guru yang lebih tradisional selama prosesnya. Strategi pengajaran sendiri
menyandarkan diri sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi yang
ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk memenuhi satu atau lebih,
terkadang seluruhnya, fungsi pengajaran
Strategi Kognitif Strategi kognitif adalah nama yang diberikan pada sekelompok
strategi pengajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa secara kognitif dalam dalam
isi pelajaran melalui penyajian tugasnya. Istilah gaya pemecahan masalah, penemuan
terbimbing (Mosston, 1986), dan gaya lain yang memerlukan fungsi kognitif anak,
seperti pengajaran melalui pertanyaan (Siedentop, 1991), atau inquiry learning. Semua
model di atas pada dasarnya menggambarkan pendekatan yang melibatkan siswa dalam
memformulasikan respons sendiri dari pada hanya meniru apa yang sudah diperlihatkan
guru sebelumnya.
Pengajaran Beregu Pengajaran beregu adalah strategi pengajaran yang melibatkan
lebih dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk menyajikan pelajaran kepada
sekelompok siswa. Ketika pelajaran pendidikan jasmani bersifat co-educational
(melibatkan siswa putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team teaching
sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra maupun putri yang terkelompokkan
secara heterogen dengan mendapat guru pria dan wanita di saat bersamaan.
5. Seorang guru belajar tentang bagaimana cara pendekatan terhadap murid secara
langsung maupun tidak langsung. Seorang guru juga dapat belajarn macam macam
strategi pembelajaranb yang cocok dengan pelajaran.
TUGAS MATERI 8

1. Sebutkan kelamahan dan kelebihan gaya komando?


2. Sebutkan kelamahan dan kelebihan gaya latihan?
3. Apa yang anda fahami tentang gaya mengajar Resiprokal ?
Apa kelemahan dari gaya mengajar ini, kapan saatnya gaya ini dapat
diterapkan dalam Penjas?
4. Apa yang harus dilakukan guru pada saat mengajar dengan gaya Self Chek
(Evaluasi Diri)
5. Apa yang anda fahami dengan gaya inklusi? Berikan contohnya dalam
pemebelajaran Lompat Tinggi?
6. Apa yang anda ketahui dengan gaya penemuan terpandu ?
7. Apa yang anda ketahui tentang gaya penemuan konvergen?
8. Terdapat beberapa variasi gaya dalam mengajar, antara lain: Suara,
pemusatan perhatian, kesenyapan, kontakpandang,
gerakananggotabadan/mimic, perpindahanposisi guru.
Jelaskan secara ringkas beberapa variasi tersebut.

JAWAB
1. Kelebihan gaya Komando Adalah :
1)      Keseragaman gerak
2)      Jika dilakukan oleh banyak orang dapat membuat suasana indah dan menyenangkan
3)      Mengembangkan perilaku disiplin
4)      Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
5)      Bila waktu yang tersedia pendek gaya komando memberikan hasil kesegaran jasmani dan
perkembangan motorik daripada gaya yang lain.
6)      Untuk keberhasilannya, tidak memerlukan pengetahuan yang mendalam.
7)      Guru dapat mengontrol proses belajar sehinga tidak ada kemungkinan timbul sesuatu yang tidak
di harapkan sesuai dengan gagasan siswa.

Kekurangan Gaya Komando Adalah :


1)      Kurang mengembangkan penalaran
2)      Kurang mengembangkan pembentukan sifat
3)      Tidak demokratis
4)      Penyaluran aspek sosial, emosional, dan kognitif sangat terbatas
5)      Tidak peka terhadap keperluan dan perbedaan perorangan.
6)      Menghambat perkembangan kreativitas dan individualitas.
7)      Tidak membangkitkan gairah untuk berlatih di luar jam pelajaran.

2. Kelebihan
1)      Guru dapat memberikan umpan balik secara individual
2)      Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab
3)      Memungkinkan penggunaan alat pengajaran secara lebih efisien.
4)      Kegagalan dan keberhasilan seorang siswa tidak akan diketahui seluruh kelas.
5)      Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
6)      Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam
belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik
saat berlangsungnya pengajaran

Kekurangan
1)      Kurang mengembangkan kreatifitas
2)      Tugas yang kurang jelas dan terlalu panjang dapat menimbulkan lupa
3)      Bagi sebagian anak dapat menghindari dari tugas yang sebenarnya
4)      Siswa dapat menyembunyikan dirinya, atau mengasingkan diri dari kelompok dan gurunya.

3. Pada gaya resiprokal, kelas diorganisir dan dikondisikan dalam peran-peran


tertentu (dibagi menjadi dua kelompok), ada peserta didik/siswa yang
berperan sebagai pelaku, dan sebagai observer (pengamat) terhadap
aktivitas yang dilakukan oleh kelompok pelaku, sedangkan guru sebagai
fasilitator. Kelompok siswa yang bertindak sebagai observer mengamati
tampilan/aktivitas yang dilakukan oleh temannya (pelaku) dfengan membawa
lembar observasi (pengamatan) yang telah disusun oleh guru, selanjutnya
observer tersebut mengevaluasi tampilan dari kawannya yang bertindak
sebagai pelaku.

Kekurangan itu dapat dikemukakan sebagai berikut:


·                  Sering menimbulkan situasi yang emosional antar apelaku dan pengamat yang disebabkan
pengamat berlaku berkelebihan dalam menyampaikan informasi yang bersangkutan. Perilaku
yang berkelebihan antara alain menyampaikan dengan nada mengejek, menghakimi, bergaya
mengurui yang serba tahu.
·                  Pada umumnya pelaku tidak tahan terhadap kritik siswa pengamat sehubungan dengan hasil
belajar yang pemah dilakukan sebelumnya. Siswa pelaku tidak mau terima hasil pengamatan
temannya. Situasi ini sering menimbulkan ketegangan anatara siswa pelaku dan siswa pengamat.
·                  Sering juga terjadi pasangan ini justru memantapkan suatu perilaku belajar yang sama,
disebabkan mereka salah menafsirkan deskripsi gerakan atau pokok bahasan yang tertera dalam
lembaran kerja.

4. 1. Anatomi Gaya Periksa Diri


2. Peranan Siswa
3. PeneraNan Gaya Periksa Diri
4. Implikasi Gaya Periksa Diri
5. Memilih dan Menyusun Pokok Bahasan
6. Pertimbangan-pertimbangan Mengenai Periksa Diri
7. Memilih Desai Tugas Gaya Periksa Diri

5. Gaya pembelajaran inklusi adalah suatu gaya pembelajaran yang digunakan oleh


guru, dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci dan menawarkan
tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan, yang bertujuan agar
siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan
gerak, juga siswa diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pada tingkat
kesulitan mana? untuk memulai belajar suatu gerakan. Serta diberi kebebasan dan
keleluasaan pula untuk menentukan berapa kali siswa harus mengulangi gerakan,
dalam mempelajari suatu teknik gerakan dalam setiap pertemuan.
Contoh gaya pembelajaran inkusi dalam lompat tinggi, jadi pada lompat tinggi ini
pembelajaran inklusi sangat berhubungan. Karena pada lompat tinggi ada 4 gaya
untuk melakukan lompat tinggi, jadi dalam pembelajaran inklusi ini siswa
disarankan untuk memilih gaya apa yang akan digunakan untuk melakukan lompat
tinggi.

6. Tujuan dari gaya ini adalah untuk menemukan konsep dengan menjawab serangkaian
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hakikat: dengan menanyakan serangkaian pertanyaan
dengan spesifik, secara sistematik akan menuntun siswa untuk menemukan target yang
ditetapkan dan belum diketahui sebelumnya oleh siswa.

6. Pada gaya ini, siswa mencari solusi dari masalah dan belajar untuk mengklarifikasi isu
dan menghasilkan kesimpulan dengan menggunakan prosedur yang logis, beralasan,
dan berpikir kritis. Hakikat: guru mengajukan pertanyaan. Struktur instrinsik dari
tugas atau pertanyaan membutuhkan satu jawaban tepat. Siswa terlibat dalam kegiatan
berfikir (atau kegiatan kognitif lainnya) dan berusaha mencari satu jawaban atau solusi
yang tepat.
8.

1. Variasi suara. Variasi suara dapat dilakukan seperti perubahan nada suara


dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, dari
suara gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-
kata tertentu.
2. Memusatkan perhatian. Pemusatan dengan lisan diikuti dengan syarat seperti
menunjuk pada gambar yang tergantung di dinding atau papan tulis dan
sebagainya. Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek kunci guru
dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata.
Misalnya: “perhatikan baik-baik”, “jangan lupa ini dicatan baik-baik”, dan
sebagainnya.
3. Membuatan kesenyapan sejenak. Kesenyapan adalah suatu keadaan atau
diam secara tiba-tiba ditengah-tengah kegiatan pembelajaran atau saat
menerangkan sesuatu. Kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk
menarik perhatian siswa. Kesenyapan ada untuk memberi waktu berfikir, supaya
siswa bisa mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal,
sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.
4. Mengadakan kontak. Saat guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa,
sebaiknya pandangan guru menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata siswa
untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi (seperti membesarkan mata tanda
tercengang), atau dapat juga digunakan untuk mengetahui pengertian dan
pemahaman siswa.
5. Variasi gerakan badan dan mimik. Suatu gerakan dalam proses belajar
mengajar yang dilakukan guru pada saat menerangkan materi yang disampaikan,
dan hal itu tidak boleh terlalu berlebihan. Begitu juga dengan ekspresi wajah-wajah
yang merupakan alat komunikasi yang kuat. Misalnya: memasang ekspresi wajah
yang penuh semangat, ceria dan mendukung suasana belajar yang kondusif agar
siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan.
6. Mengubah posisi dengan gerak. Perpindahan posisi, selain bermanfaat bagi
guru agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Sebaiknya
pergerakan atau perpindahan posisi guru didasarkan pada tujuan, misalnya karena
sebwlah kanan kelas terdapat siswa yang ribut, maka dengan perpindahan posisi
guru kesebelah kanan dapat mengurangi atau menghentikan kegaduhan siswa.

Anda mungkin juga menyukai