Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

OLAHRAGA DAN PERILAKU SEKS MENYIMPANG


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Sosiologi Olahraga
Dosen Pengampu : Dr. Singgih Hendarto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Tri Hastuti
O0121118

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang olahraga dan perilaku seks menyimpang. Meskipun ada banyak kekurangan di
dalamnya dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Singgih Hendarto, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Sosiologi Olahraga yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai olahraga rekreasi ini. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Surakarta, 30 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER .........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................................6
2.1 PENGERTIAN PERILAKU SEKS MENYIMPANG.........................................6
2.2 HUBUNGAN ANTARA OLAHRAGA DENGAN PERILAKU SEKS
MENYIMPANG ...........................................................................................................7
2.3 FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB PERILAKU SEKS MENYIMPANG.........8
2.4 DAMPAK PERILAKU SEKS MENYIMPANG TERHADAP INDIVIDU
YANG MELAKUKAN DAN MASYARAKAT...........................................................9
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Olahraga dan perilaku seks merupakan dua aspek penting dalam
kehidupan manusia yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
masyarakat. Olahraga memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan
kesehatan fisik dan mental, membangun karakter, serta mendorong kerjasama
dan persaingan yang sehat. Di sisi lain, perilaku seks adalah bagian alami dari
kehidupan manusia yang melibatkan interaksi, eksplorasi, dan ekspresi
seksual.
Namun, ketika membahas hubungan antara olahraga dan perilaku seks,
terdapat isu yang kontroversial dan kompleks yang muncul, terutama ketika
melibatkan perilaku seks yang dianggap menyimpang. Perilaku seks
menyimpang mengacu pada tindakan atau praktek seksual yang dianggap
melanggar norma dan nilai-nilai yang umum diterima dalam masyarakat.
Beberapa contoh perilaku seks menyimpang yang sering dibahas
adalah prostitusi, pornografi, perselingkuhan, BDSM (Bondage, Discipline,
Dominance, Submission, Sadism, Masochism), dan aktivitas seksual ilegal
seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan. Adanya keterkaitan antara
olahraga dan perilaku seks menyimpang telah menjadi perhatian dalam
beberapa diskusi dan penelitian terkait dampaknya pada individu dan
masyarakat.
Terdapat juga faktor-faktor individu dan lingkungan olahraga yang
mempengaruhi kecenderungan perilaku seks menyimpang dalam kalangan
atlet. Dampak dari perilaku seks menyimpang dalam konteks olahraga juga
penting untuk dipahami. Makalah ini akan membahas tentang olahraga dan
perilaku seks menyimpang.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari perilaku seks menyimpang?
2. Bagaimana hubungan antara olahraga dengan perilaku seks menyimpang?
3. Faktor- faktor apa saja yang menyebabkan individu melakukan perilaku seks
menyimpang?
4. Apa saja dampak yang akan diterima individu yang terlibat dan masyakarat
apabila melakukan perilaku seks menyimpang?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Memenuhi tugas mata kuliah sosiologi olahraga
2. Menambah pengetahuan tentang perilaku seks menyimpang yang terjadi pada
lingkungan olahraga
3. Menganalisis hubungan antara olahraga dan perilaku seks menyimpang dalam
konteks yang lebih mendalam.
4. Mengevaluasi dampak perilaku seks menyimpang dalam konteks olahraga
terhadap individu yang terlibat, termasuk dampak pada kesehatan mental dan fisik.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERILAKU SEKS MENYIMPANG


Perilaku seksual menyimpang adalah perilaku seksual yang tidak ada
diterima oleh masyarakat karena tidak sesuai dengan praktik dan norma agama.
Dalam penyimpangan seksual, kebutuhan neurotik mendominasi dengan hasrat
non-seksual daripada kebutuhan erotis yang mendalam akhirnya membawa
seseorang pada perilaku menyimpang. penyimpangan seksual. Hal ini dapat
merugikan orang lain dan banyak orang. Menurut Karton (1998:22)
Ketidaksesuaian seksual "Penyimpangan seksual" termasuk perilaku seksual atau
fantasi seksual yang ditujukan untuk mencapai orgasme melalui hubungan
eksternal hubungan heteroseksual dengan pasangan sesama jenis dewasa dan
bertentangan dengan norma perilaku seksual dalam masyarakat yang diterima
secara umum Berikut merupakan beberapa pengertian penyimpangan seksual
menurut para ahli:
1. Menurut Suyatno penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang
ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak
sewajamya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah
menggunakan objek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini
bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari
lingkungan pergaulan, dan faktor genetic.
2. Menurut Ivan Bloch orang yang perilaku seksualnya menyimpang
bukanlah tanda-tanda degenerasi, karena penyimpangan dari tujuan seksual
seperti halnya hubungan yang menyimpang terhadap objek seksual telah ada sejak
permulaan zaman dan selama abad-abad yang kita kenal, disetiap ras dari suku
yang paling primitif, hingga masyarakat yang paling berbudaya, dan kadang-
kadang berhasil mencapai tahap toleransi dan prevalensi umum Frustasi dalam
kepuasan seksual yang normal mungkin akan mengarah pada berjangkitnya
penyakit kejiwaan.

6
2.2 HUBUNGAN ANTARA OLAHRAGA DENGAN PERILAKU SEKS
MENYIMPANG

Hubungan antara olahraga dan perilaku seks menyimpang merupakan isu


yang kompleks dan kontroversial dalam masyarakat. Meskipun olahraga secara
umum dianggap sebagai aktivitas yang sehat dan mempromosikan nilai-nilai
positif, terdapat keterkaitan yang rumit antara olahraga dan perilaku seksual yang
dianggap melanggar norma dan nilai-nilai sosial. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa lingkungan olahraga yang kompetitif dan penuh tekanan
dapat memberikan dorongan untuk eksplorasi seksual yang ekstrem atau
melibatkan aktivitas seks menyimpang (Rahman, 2017). Faktor-faktor individu
seperti kecenderungan seksual dan masalah kejiwaan juga dapat mempengaruhi
terjadinya perilaku seks menyimpang dalam kalangan atlet. Meskipun tidak
semua atlet terlibat dalam perilaku tersebut, pemahaman tentang hubungan ini
penting dalam rangka mengembangkan langkah-langkah preventif dan intervensi
yang efektif untuk menjaga integritas olahraga serta kesejahteraan individu yang
terlibat.
Selain faktor individu, lingkungan olahraga juga berperan dalam membent
uk hubungan antara olahraga dan perilaku seks menyimpang. Budaya olahraga, n
orma, dan nilai-nilai yang berkembang dalam lingkungan tersebut dapat memberi
kan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual atlet. Misalnya, jika lingk
ungan olahraga cenderung mendukung keseragaman perilaku dan menghargai disi
plin yang tinggi, maka kemungkinan perilaku seks menyimpang dapat ditekan. Na
mun, jika ada toleransi terhadap perilaku yang melanggar norma sosial, atau bahk
an jika ada dorongan subkultur dalam olahraga yang mengikutsertakan perilaku se
ks menyimpang, maka atlet dapat terdorong untuk terlibat dalam perilaku tersebu
t (Aisyah, 2017).
Dalam rangka menghadapi masalah ini, penting untuk mempertimbangkan
implikasi etis. Perlindungan atlet dan pengelolaan organisasi olahraga yang baik d
iperlukan untuk mencegah dan menangani perilaku seks menyimpang dalam kont
eks olahraga. Hal ini dapat melibatkan penyuluhan, pendidikan, bimbingan, serta
pengembangan kebijakan dan aturan yang jelas. Selain itu, perlunya etika dalam
menghadapi masalah ini juga melibatkan pendekatan yang empatik dan memperh
atikan hak-hak individu, sambil tetap mempertahankan integritas dan nilai-nilai p
ositif olahraga.

7
2.3 FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB PERILAKU SEKS MENYIMPANG

Faktor-faktor individu memiliki peran yang signifikan dalam


mempengaruhi kecenderungan perilaku seks menyimpang dalam konteks
olahraga. Pertama, faktor psikologis seperti kecenderungan seksual, masalah
kejiwaan, dan gangguan identitas seksual dapat mempengaruhi individu untuk
terlibat dalam perilaku seks menyimpang. Kecenderungan seksual yang tidak
konvensional atau kebutuhan seksual yang kuat dapat mempengaruhi pilihan
individu untuk mencari bentuk-bentuk ekspresi seksual yang tidak sesuai dengan
norma masyarakat. Selain itu, masalah kejiwaan seperti kecanduan seks atau
ketidakstabilan emosional juga dapat memicu perilaku seks menyimpang sebagai
mekanisme koping atau pelarian dari masalah internal yang dialami. Gangguan
identitas seksual juga dapat mempengaruhi individu dalam mencari pemahaman
diri dan mengeksplorasi seksualitas mereka melalui perilaku seks yang dianggap
menyimpang.
Selain faktor psikologis, faktor sosial juga memiliki pengaruh dalam
kecenderungan perilaku seks menyimpang dalam konteks olahraga. Lingkungan
sosial dan tekanan kelompok di dalam dunia olahraga dapat mempengaruhi
individu untuk terlibat dalam perilaku seks menyimpang. Dorongan untuk
eksplorasi seksual yang ekstrem atau partisipasi dalam aktivitas seksual yang
dianggap tabu dapat dipengaruhi oleh norma dan nilai-nilai yang berkembang di
dalam kelompok atlet. Adanya lingkungan yang memfasilitasi atau memperkuat
perilaku seks menyimpang, seperti adanya kelompok atau komunitas yang
mendorong dan mengnormalisasikan praktek tersebut, juga dapat berperan dalam
mempengaruhi individu untuk terlibat dalam perilaku tersebut. Penting untuk
mengakui bahwa faktor-faktor individu dan sosial ini saling berinteraksi dan
saling mempengaruhi dalam membentuk kecenderungan perilaku seks
menyimpang dalam konteks olahraga. Memahami faktor-faktor ini secara
komprehensif akan membantu kita mengembangkan pendekatan yang lebih
holistik dalam mengatasi dan mencegah perilaku seks menyimpang dalam dunia
olahraga.

8
2.4 DAMPAK PERILAKU SEKS MENYIMPANG TERHADAP INDIVIDU
YANG MELAKUKAN DAN MASYARAKAT

Dampak perilaku seks menyimpang dalam konteks olahraga dapat


memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap individu yang terlibat. Secara
psikologis, individu yang terlibat dalam perilaku seks menyimpang dalam
dunia olahraga mungkin mengalami rasa bersalah, stres, dan depresi akibat
konflik internal dan perasaan penyalahgunaan kekuasaan. Ketidakmampuan
untuk memenuhi ekspektasi sosial dan norma yang berlaku dalam olahraga
dapat memicu perasaan negatif ini. Dari segi kesehatan fisik, perilaku seks
menyimpang dalam konteks olahraga dapat menyebabkan risiko penyebaran
penyakit menular seksual yang tinggi. Atlet yang terlibat dalam aktivitas
seksual yang tidak aman atau dengan pasangan yang tidak dikenal rentan
terhadap infeksi dan penyakit yang dapat mengganggu performa fisik mereka.
Perilaku seks menyimpang dalam konteks olahraga memiliki dampak
yang signifikan terhadap masyarakat secara luas. Salah satu dampaknya adalah
munculnya stigma dan diskriminasi terhadap individu yang terlibat dalam
perilaku seks menyimpang. Citra olahraga secara keseluruhan juga dapat
terpengaruh negatif oleh adanya perilaku tersebut. Ketika perilaku seks
menyimpang terungkap atau terlibat dengan dunia olahraga, hal ini dapat
menimbulkan kontroversi dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap
olahraga itu sendiri. Masyarakat dapat mengalami kekecewaan dan hilangnya
keyakinan pada atlet dan institusi olahraga yang seharusnya menjadi panutan
dan inspirasi (Samsinar & Maisaroh, 2022). Oleh karena itu, penting untuk
mengenali dan memahami dampak sosial dan kultural yang dihasilkan oleh
perilaku seks menyimpang dalam konteks olahraga, serta mengembangkan
langkah-langkah yang bertujuan untuk mengatasi stigma, mempromosikan
kesetaraan, dan menjaga integritas olahraga sebagai sebuah wadah positif bagi
perkembangan individu dan masyarakat.

9
Selain stigma dan penurunan citra olahraga, dampak perilaku seks
menyimpang dalam konteks olahraga juga dapat merusak iklim sosial yang
sehat. Masyarakat yang mengikuti dan mendukung olahraga dapat terpengaruh
oleh perilaku yang menyimpang tersebut, terutama jika perilaku tersebut
melibatkan pelanggaran hukum atau melanggar norma-norma moral yang
umum diterima. Hal ini dapat menciptakan ketidakpercayaan, kekecewaan,
dan ketidakstabilan dalam komunitas olahraga dan masyarakat pada
umumnya. Dampak sosial yang merugikan ini juga dapat mencakup
penurunan partisipasi masyarakat dalam olahraga, karena kekhawatiran
terhadap norma-norma etika dan moral yang dilanggar. Oleh karena itu,
perlindungan integritas olahraga dan pengembangan budaya yang mendukung
nilai-nilai positif sangat penting dalam menjaga keterlibatan masyarakat serta
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan terhadap olahraga sebagai wadah
yang sehat dan bermartabat.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Olahraga dan perilaku seks menyimpang adalah dua bidang kehidupan
manusia yang memiliki keterkaitan kompleks dan kontroversial. Analisis
mengenai hubungan antara keduanya menunjukkan adanya faktor-faktor
individu dan lingkungan olahraga yang mempengaruhi kecenderungan
perilaku seks menyimpang dalam konteks olahraga.
Perilaku seks menyimpang dalam olahraga dapat memiliki dampak
negatif pada individu yang terlibat, termasuk masalah kesehatan mental dan
fisik. Selain itu, dampaknya juga meluas ke masyarakat, seperti stigmatisasi
dan dampak negatif terhadap citra olahraga secara keseluruhan.
Dalam menghadapi perilaku seks menyimpang dalam konteks
olahraga, terdapat implikasi etis yang perlu dipertimbangkan. Perlindungan
atlet menjadi prioritas, dengan penyuluhan, pendidikan, dan dukungan
psikologis yang tersedia bagi individu yang menghadapi masalah perilaku seks
menyimpang. Pengelolaan organisasi olahraga juga harus mempertimbangkan
pembentukan kebijakan yang jelas, pengawasan yang konsisten, dan
penegakan aturan yang adil dan transparan.
Selain itu, penting untuk menjaga prinsip-prinsip privasi, keadilan,
kesetaraan, dan non diskriminasi dalam menghadapi perilaku seks
menyimpang. Semua tindakan dan keputusan yang diambil harus
memperhatikan kepentingan individu yang terlibat, sambil tetap menjaga
keamanan dan kesejahteraan umum.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. A. (2019). Perilaku penyimpangan seksual dan upaya pencegahannya di


kabupaten Jombang. prosiding seminar nasional, 234-254.

Aisyah, S. (2017). Studi kasus penyimpangan perilaku seksual pada remaja tunalaras
tipe conduct disorder. Jurnal Widia Ortodidaktika, 796-806.

Anjani, F., Raharjo, S., & Ferdyansah, M. (2022). Faktor individu dan lingkungan
sosial sebagai penyebab perilaku sexting kalangan remaja. social work jurnal,
12-22.

Kasim, F. (2014). Dampak perilaku seks beresiko terhadap kesehatan reproduksi dan
upaya penanganannya. jurnal studi pemuda, 39-48.

http://repository.untag-sby.ac.id/10319/3/BAB%202.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai