DOSEN PENGAMPU :
Dr. Munira Hasjim, S.S, M. Hum.
Disusun Oleh :
Yuyun Syahira
R021231020
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
KATA PENGANTAR .......................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................5
1.3 Tujuan ....................................................................................................................5
BAB II ...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1 Penelitian terdahulu ..............................................................................................6
2.2 LANDASAN TEORI ............................................................................................7
BAB III ..............................................................................................................................8
PEMBAHASAN ................................................................................................................8
3. 1 Hubungan Obesitas dengan Osteoarthritis ........................................................8
3.2 Karakteristik Jenis Kelamin Penderita ............................................................. 10
BAB IV ............................................................................................................................ 11
PENUTUP ....................................................................................................................... 11
4.1 Simpulan ............................................................................................................... 11
4.2 Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas
limpahan rahmat dan nikmat-Nya yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SW atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul “HUBUNGAN
OBESITAS DAN FAKTOR INDIVIDU BERUPA JENIS KELAMIN PADA
KEJADIAN OSTEOARTHRITIS KNEE”.
Penulis tentu menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman maupun dosen.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2 LANDASAN TEORI
a. Definisi Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah suatu gangguan persendian dimana terjadi perubahan
berkurangnya tulang rawan sendi, sehingga terbentuk tonjolan atau tulang pada permukaan
sendi (Muttaqin, 2011). Osteoarthritis biasanya mengenai sendi penopang berat badan
(weight bearing) misalnya pada panggul, lutut, vertebra, tetapi dapat juga mengenai bahu,
sendi-sendi jari tangan, dan pergelangan kaki (Carlos, 2013) oleh ( Niken Enestasia et al,
2014). Osteoarthritis knee adalah suatu penyakit dengan degeneratif yang berkaitan dengna
kerusakan kartilago sendi lutut, merupakan suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi
yang berkembang lambat dan tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa
faktor resiko yang berperan. Kelainan utama pada osteoarthritis knee adalah hilangnya
progresif articular tulang rawan sendi, diikuti dengan penebalan tulang subkondral,
pertumbuhan osteosit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan didasarkan pada
anemnesis yaitu riwayat penyakit, gambaran klinis dari pemeriksaaan fisik dan hasil dari
pemeriksaan radiologis.
b. Definisi Obesitas
Salah satu faktor risiko terjadinya osteoartritis knee mengalami obesitas atau
kelebihan berat badan dan orang-orang Orang yang mengalami obesitas lebih mungkin
mengalaminya osteoartritis sejati berkembang ketika terjadi trauma menopang beban
seseorang pada lututnya berlebihan. Obesitas adalah penyakit fisik kelebihan nutrisi
makronutrien (karbohidrat, protein, lemak). Perilaku makan meski tidak teratur, namun
didukung oleh kegiatan-kegiatan berikut ini. Asupan makanan berkurang itu mengendap di
dalam tubuh tanpa terbakar seluruhnya. Inilah salah satu penyebab obesitas. Obesitas kini
disebut sebagai dunia baru angka kejadian sindrom ini terus meningkat di manapun.
Kehadirannya di seluruh dunia saat ini dilaporkan beratnya lebih dari 1 miliar orang dewasa
badan besar (gemuk), minimal 300 lembar jutaan orang dianggap obesitas (BMI). Lebih
dari 30 tahun, banyak penyakit yang dapat dikaitkan dengannya obesitas, seperti diabetes,
tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, osteoartritis, stroke, bahkan beberapa jenis
kanker. Biasanya obesitas disebabkan oleh asupan kalori melalui makanan, bukan kalori
terbakar (WHO, 2008).
7
BAB III
PEMBAHASAN
Karya ilmiah ini terkait dengan hubungann osteoarthritis dengaan obesitas, serta hasil
yang didapat dari analisis uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis
kelamin dengan kejadian osteoarthritis knee.
8
rawan sendi, diikuti dengna penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteosit, kerusakan
ligamen dan peradangan ringan didasarkan pada anemnesis yaitu riwayat penyakit,
gambaran klinis dari pemeriksaaan fisik dan hasil dari pemeriksaan radiologis.
Osteofit yang terbentuk pada permukaan sendi dapat terjadi akibat proliferasi
pembuluh darah di tempat rawan sendi berdegenerasi, kongesti vena yang disebabkan
perubahan sinusoid sumsum yang tertekan oleh kista subkondral, atau karena rangsangan
serpihan rawan sendi kemudian terjadi sinovitis sehingga tumbuh osteofit pada tepi sendi,
perlekatan ligamen atau tendon dengan tulang. Dengan kata lain, osteoartritis lutut pada
seseorang yang gemuk terjadi karena sebab mekanik. Pemikiran ini didasarkan pada hasil
penelitian Kun Salimah serta Shiozaki dan kawan-kawan oleh William Kusuma dkk
(2014). Hasil penelitian longitudinal selama 14 tahun yang dilakukan oleh Shiozaki1 dan
kawan-kawan mengatakan IMT yang lebih tinggi pada saat pertama kali survei
meningkatkan resiko baik inisiasi maupun progresivitasdari osteoartritis lutut. Wanita
obesitas (IMT ≥25,0) dengan penurunan IMT sebesar dua unit atau lebih selama 14 tahun,
mempunyai resiko yang lebih rendah untuk mengalami perburukan gambaran sendi lutut
secara radiologis. Meskipun demikian, penambahan berat badan tidak mengubah resiko
secara signifikan. Wanita obesitas memiliki faktor risiko 4-5 kali untuk terserang
osteoarthritis lutut dibanding wanita yang kurus. Ketika berjalan berat badan dipindahkan
kesendi lutut 3-6 kali lipat berat badan. Maka bila proporsi berat badan lebih tinggi dari
tinggi badan (obesitas), kerja sendi pun akan semakin berat.
Seseorang dengan obesitas berisiko 2,96 kali lebih tinggi terkena OA daripada
orang dengan indeks massa tubuh normal; sedangkan overweight memiliki risiko 2 kali
lebih tinggi terkena OA.6 Obesitas meningkatkan risiko OA dengan beberapa mekanisme,
di antaranya meningkatkan beban sendi terutama pada weightbearing joint, mengubah
faktor perilaku seperti menurunnya aktivitas fisik yang akhirnya menghilangkan
kemampuan dan kekuatan protektif otot sekitar sendi. Pada OA lutut, obesitas
menyebabkan kelemahan otot–otot di sekitar sendi lutut dan meningkatkan kasus
artroplasti. Pada pasien obesitas, jaringan lemak dapat juga ditemukan di belakang patella
di area sendi lutut, biasa disebut infrapatellar fat pad, jaringan lemak ini dapat
menghasilkan adipokin, yaitu sitokin yang dihasilkan sel lemak, seperti leptin, adiponektin,
resistin, dan visfatin. Adipokin ini dapat mengalami disregulasi yang dapat mensekresikan
faktor–faktor proinflamasi.
Menurut Felson dan Zhang(a) (2000), kegemukan yang dalam penelitian Niken
Enestasia et al, 2014 diwakili oleh IMT menyebabkan stress abnormal pada sendi lutut.
Stress abnormal menyebabkan terjadinya perubahan biofisika yang berupa fraktur jaringan
kolagen dan degradasi proteoglikan. Adanya fraktur jaringan kolagen memungkinkan
cairan sinovial mengisi celah yang terdapat pada kartilago dan membentuk kista
subkondral. Osteofit yang terbentuk pada permukaan sendi dapat terjadi akibat proliferasi
pembuluh darah ditempat rawan sendi berdegenerasi, kongesti vena yang disebabkan
perubahan sinusoid sumsum yang tertekan oleh kista subkondral, atau karenarangsangan
serpihan rawan sendi kemudian terjadi sinovitis sehingga tumbuh osteofit pada tepi sendi,
perlekatan ligamen atau tendon dengan tulang. Dengan kata lain, osteoarthritis lutut pada
seseorang yang gemuk terjadi karena sebab mekanik adanya sendi lutut menahan beban.
9
3.2 Karakteristik Jenis Kelamin Penderita
Dari data yang ditemukan pada rekam medik sebanyak 25 penderita berjenis
kelamin laki-laki dengan jumlah sebesar 33,78% dan 49 orang wanita dengan jumlah
sebesar 66,22%.
Dari data yang diperoleh, jumlah penderita perempuan yang terekam lebih banyak
dari pada penderita laki-laki. Menurut studi yang dilakukan oleh Evans J, et al pada tahun
2000 oleh William Kusuma dkk (2014) , rasio jenis kelamin untuk penderita yang terkena
OA perempuan dibanding dengan laki-laki adalah 1,5:1 hingga 4:1. Perempuan memiliki
faktor resiko terkena OA karena berhubungan dengan menopause, dan perempuan yang
menjalani histerektomi juga memiliki faktor resiko mendapat O. Pada penelitian
Framingham MA4 tahun 1991 oleh William Kusuma dkk (2014) didapatkan hubungan
yang kuat antara obesitas dan OA pada perempuan.
Hasil yang didapat dari analisis uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan
antara jenis kelamin dengan kejadian osteoarthritis knee. Nilai OR adjusted = 4,59 yang
menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan berisiko 4,69 kali terkena OA genu
dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. Osteoarthritis di dunia barat menempati
urutan keempat dampak kesehatan pada wanita dan ke delapan pada pria. Hal ini
disebabkan bahwa responden wanita yang menderita OA lutut berusia antara 45-65 tahun
dimana usia lebih dari 50 tahun prevalensi perempuan lebih tinggi menderita OA
dibandingkan laki-laki karena pada masa usia 50 – 80 tahun wanita mengalami
pengurangan hormon estrogen yang signifikan saat menopause.
Untuk faktor risiko jenis kelamin perempuan lebih berisiko dibandingkan lak-laki
senada dengan penelitian epidemiologi yang dilakukan Petersson et al pada tahun 1997
menemukan bahwa prevalensi untuk osteoarthritis lutut untuk usia 18-24 tahun sebesar
14,2% untuk pria dan 12,7% untuk wanita, sedangkan untuk usia dewasa 55-59 tahun
prevalensi OA lutut sebesar 17% pada pria dan 23% pada wanita. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa prevalensi osteoarthritis knee banyak terjadi pada wanita di atas usia
55-59 tahun. Hampir setengah dari orang dewasa Amerika mungkin mengalami gejala
osteoarthritis dalam setidaknya pada salah satu lutut pada usia 85. Osteoarthritis lutut-
bentuk umum dari arthritis yang menipis bantalan tulang rawan lutut sendi-adalah
penyebab utama kecacatan arthritis. Pada tahun 2004, $ 14300 juta dihabiskan untuk biaya
rumah sakit yang terkait dengan penggantian lutut total (American college of
Rheumatology, 2012). Osteoarthritis di Indonesia merupakan penyakit reumatik yang
paling banyak ditemui pada usia lanjut dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya
(Depkes, RI, 2007).
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Osteoartritis (OA) knee merupakan gangguan sendi yang umum dijumpai, ditandai
nyeri, krepitasi, dan morning stiffness pada sendi lutut. Beberapa faktor risiko individu dan
sendi dapat menjadi pemicu OA knee. Perjalanan penyakit OA knee dipengaruhi oleh
proses peradangan yang melibatkan kartilago, cairan sinovial, dan tulang subkondral.
Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan terkadang pemeriksaan penunjang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis. Tatalaksana meliputi terapi farmakologi dan nonfarmakologi
bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup.
Terdapat hubungan signifikan antara obesitas dan osteoarthritis yang ditandai
dengan IMT berlebih. Jenis kelamin berhubungan dengan osteoarthritis knee yang pada
penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan memiliki risiko lebih tinggi
menderita osteoarthritis knee dibandingkan jenis kelamin laki-laki.
4.2 Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat menjadi
faktor risiko dari osteoarthritis knee.
2. Bagi masyarakat : menjaga berat badan ideal supaya tidak mengalami obesitas, baik
dengan cara rutin berolah raga maupun melakukan diet yang seimbang dengan
menjaga pola makan dan segera melakukan penanganan jika timbul gejala awal
oteoarthritis knee untuk menghindari semakin parahnya penyakit.
11
DAFTAR PUSTAKA
Duha, A. (2019). Hubungan Faktor Individu Berupa Usia, Jenis Kelamin, Indeks Massa
Tubuh (Imt) Life Style Pada Penderita Osteoarthritis Knee. Universitas' Aisyiyah
Yogyakarta.
Rifa Siti Nursyarifah, K. S. (N.D.). Hubungan Antara Obesitas Dengan Osteoartritis Lutut
Di Rsup Dr.Kariadi Semarang Periode Oktober-Desember 2011.
12