Anda di halaman 1dari 19

RANGKA DAN GERAK PADA IKAN

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ichtyology)


Dosen Pengampu: Asep Yusup Hamdani, S.Pd., M,Si

Disusun Oleh
1. Ayesha Utari Hendras R (1711060012)
2. Muthya Ningsih (171106)
3. Tantri Subo Marmanik (1711060276)

SEMESTER 6
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Rangka dan Gerak Pada
Ikan” ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Asep Yusup Hamdani, S.Pd., M,Si
selaku dosen bidang studi Ichtyologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 28 Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup yang ada di dunia ini dikelompokkan menjadi 2 bagian berdasarkan
ada tidaknya tulang belakang. Makhluk hidup yang memiliki tulang belakang disebut
vertebrata dan yang tidak memiliki tulang belakang disebut invertebrata. Vertebrata sendri
memiliki 2 sistem rangka, yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Contoh hewan vertebrata
adalah ikan, katak, burung, kadal, marmot, dan lain sebagainya.

Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari morfologi, serta
memegang peran utama dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata merupakan
endoskeleton (rangka dalam), terdiri atas tulang dan tulang rawan yang saling berhubungan.
Selain mempunyai endoskeleton, pada pisces, reptilia dan aves terdapat pula sisik, dan pada
golongan kura-kura terdapat karapas dan plastron yang dapat dianggap sebagai rangka luar
atau eksoskeleton. Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain sebagai: (1) pelindung organ
dalam, (2) penunjang tubuh, (3) tempat melekatnya otot rangka, (4) alat gerak pasif (penyalur
gerakan), dan (5) tempat pembentukan sel-sel darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu rangka aksial pada ikan?
2. Apa itu rangka apendikular pada ikan?
3. Apa saja jenis sirif ikan dan fungsinya?
4. Apa saja jenis gerak pada ikan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui rangka aksial pada ikan.
2. Untuk mengetahui rangka apendikular pada ikan.
3. Untuk mengetahui jenis sirif ikan dan fungsinya.
4. Untuk mengetahui jenis gerak pada ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Rangka Pisces (Ikan)

Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ –
organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka
ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang – tulang yang membentuk sistem
rangka berkaitan dengan sistem otot serta mengalami evolusi seiring dengan adaptasi kedua
sistem tersebut terhadap lingkungannya secara terus menerus.

Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta
evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang menjadi
penegak tubuh ikan ada yang terdiri dari tulang rawan saja dan ada yang terdiri atas tulang
rawan dan tulang sejati. Kelompok ikan yang bertulang rawan saja dimamakan
Chondrichthyes. Kelompok ikan yang bertulang sejati dan bertulang rawan dikelompokan
menjadi Osteichthyes. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada permulaannya terbentuk
melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam bentuk bentuk
yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi
tulang sejati atau tulang keras1

Rangka ikan dibedakan menjadi tiga macam. Rangka pertama adalah rangka aksial,
yang merupakan poros yang memberikan bentuk dasar ikan. Rangka kedua adalah rangka
visceral yang meliputi semua bagian tulang lengkung insang dan derivate – derivatnya.
Rangka ketiga adalah rangka apendikular yaitu tulang yang menyokong sirip dan pelekatnya.2

a. Rangka aksial

Rangka aksial merupakan rangka yang memeberikan bentuk dasar tubuh ikan. Rangka
ini terdiri atas tulang tengkorak, tulang punggung (vertebra) dan tulang rusuk.

1
Iqbal Baharudin, “Buku Ikhtiologi: Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya - Deepublish,” Buku
Deepublish (blog), accessed February 28, 2020, https://penerbitbukudeepublish.com/shop/buku-
ikhtiologi/.
2
Rahardjo M.F, “Buku Ikhtiologi Rahardjo Pdf - Free Download PDF,” 2010,
https://kupdf.net/download/buku-ikhtiologi-rahardjo-pdf_59c9788e08bbc56f43686eab_pdf.
Tulang Tengkorak

Tulang Punggung
Tulang punggung ikan tersusun dari sejumlah ruas tulang punggung (Vertebra) 3. Bentuk
dasar vertebra kurang lebih sama, tetapi bentuk vertebra dari anterior ke posterior dapat
berbeda. Perbedaan bentuk ini berkaitan erat dengan bagian tubuh ikan. Pada bagian
terdepan (anterior) terdapat tulang atlas yang bergabung dengan lanjutan cranium. Tulang
punggung dibagian dada berbeda dengan tulang bagian ekor. Tiap- tiap ruas dibagian badan
dilengkapi oleh sepasang tulag rusuk kiri dan kanan yang berfungsi untuk melindungi organ –
organ didalam badan.

3
“(PDF) Morfologi Tulang Belakang (Ossa Vertebrae) Ikan Keureling, Tor Tambroides (Bleeker, 1854)
(The Morphology of Thai Mahseer’s Tor Tambroides (Bleeker, 1854) Axial Skeleton (Ossa Vertebrae)),”
accessed February 28, 2020,
https://www.researchgate.net/publication/330909545_Morfologi_tulang_belakang_ossa_vertebrae_i
kan_keureling_Tor_tambroides_Bleeker_1854_The_morphology_of_Thai_mahseer's_Tor_tambroides
_Bleeker_1854_axial_skeleton_ossa_vertebrae.
Pada bagian atas vertebra terdapat duri neural. Pada bagian batang ekor tiap – tiap
ruas dibagian bawah terdapat satu duri hemal, sedangkan dibagian atas terdapat duri neural.
Pada duri hemal terdapat lubang tempat pembuluh darah dan pada neural terdapat syaraf.

b. Rangka Viseral
Rangka viseral terdiri atas struktur tulang yang menyokong insang dan mengelilingi
tekak. Struktur ini terdiri atas 7 tulang lengkung insang4. Dua lengkung insang yang pertama
menjadi bagian dari tulang – tulang tengkorak, sedangkan yang lima lainnya berfungsi
sebagai penyokong insang.

4
Cyska Lumenta, “Avertebrata Air,” 2017.
c. Rangka Apendikular
Rangka apendikular mencakup semua tulang srip dan pelekatnya. Bila lengkap, ikan
mempunyai 5 macam sirip yakni: sirip pectoral (dada), sirip ventral (perut), sirip dorsal
(punggung), sirip anal (dubur) dan sirip kaudal (ekor).5

Pada ikan hiu, sirip dorsal disokong oleh keeping – keeping tulang rawan yang
dinamakan tulang rawan basal yang terletak dibagian bawah bertumpu pada duri neural
(Gambar 2- 10). Pada teleostei tulang-tulang penyokong sirip dorsal dan sirip anal terdiri atas
tiga potong tulang. Pangkal tulang yang terletak dalam bagian tubuh terdalam ( median
skeletogeneous septum) diapit oleh duri hemal atau duri neural dinamakan pterigiofor
proksimal ( aksonos). Tulang penyokong sirip dorsal ini dinamakan inter neural karena diapit
oleh duri neural, dan pada sirip analtulang penyokong ini disebut interhemal karena diapit
oleh duri hemal. Tulang bagian tengah disebut pterigiofor tengah, sedangkan yang terluar
disebut pterigiofor distal (baseos) yang bersandi dengan jari-jari sirip (Gambar 2-11).

Sirip pectoral elasmobranchii disokong oleh suatu tulang rawan scapula dan korakoid,
yang sering disatunamakan menjadi korakoskapula. Tulang supraskapula terapat pada

5
M.F, “Buku Ikhtiologi Rahardjo Pdf - Free Download PDF.”
beberapa spesies. Sirip pectoral bersendi pada korakoid tulng rawan basal penyokong sirip
pectoral terdiri atas tiga jenis tulang, yakni propterigium, mesopterigium,dan metapterigium.
(Gambar 2-12)

Pada gelang pectoral (pectoral girdle) ikan tolestei, scapula dan korakoid terosifikasi
menjadi tulang induk kodral dan bagian pinggiran luarnya membentuk permukaan persendian
bagi radial (aktinos) sirip pectoral. Perpaduan tulang ini memberikan tambahan bagi gelang
pectoral kedua yang terdiri atas tulamg-tulng postemporal, suprakleitrum, kleitrum,dan
poskleitrum (Gambar 2-13). Ujung atas postemporal melekat pada tulang epiotik dan ujung
bawah melekat pada pterotik atau epistotik (interkalarium). Kleitrumsering merupakan tulang
terlebar diantara tiga tulang yang lain.

Gelang pelvic elasmobranchi merupakan baris tulang rawan yang dinamakan


isiopublik yang padanya melekat radial penyokong jari-jari sirip ventra. Pada Osteichthyes
gelang pelvic merupakan sepasang tulang rawan (basipterigia) yang terpisah atau
terpadu.yangmelekat pada posterior basipterigia adalah radial yang menyokong jari-jari sirip
pelvic pada holostei.pada teleostei radial pelvic tidak ada, dan jari-jari sirip bersendi pada
basipterigia.
Tulang-tulang penyokong sirip kaudal merupakan sekumpulan ruas vertebra yang
mengalami perubahan bentuk disertai beberapa tulang tambahan. Berdasarkan bentuk-bentuk
tadi, tulang penyokong sirip ekor dikelompokkan kedalam tiga tipe, yaitu protoserkal
(difiserkal), heteroserkal dan homoserkal.
Protoserkal : ruas-ruas vertebra menyokong siripekor tanpa mengalami perubahan bentuk.
Sirip ekor simetris antara bagian atas dan bawah. Tipe ekor seperti ini dimiiki oleh ikan-ikan
anggota Cephalaspidomorphi dan oleh banyak larva ikan.
Heteroserkal :bentuk ekor tidak simetris. Bagian atas dengan bagian bawah dan disokong
oleh jari-jari sirip ekor. Dua ruas terakhir tulang punggung mengalami perubahan bentuk dan
terdapat beberapa potong tulang tambahan. Bentuk duri hemaldan duri neural kedua ruas tadi
menjadi pipih dan hamper menempel antara satu dengan yang lainya. Ruas tulang punggung
terkhir berubah bentuknya menjadi urostil sebagai ujung korda yang terosifikasidan padanya
tertempel tujuh keeping tulang yang dinamakan hipural. Di atas hipural terdapat tiga tulang
tambahan yang dinamakan epural.6
Jari-jari sirip ikan Osteichthyes terdiri atas tiga jenis yaitu jari-jari lemah, jari-jari
lemah mengeras, dan jari-jari keras. Jari-jari lemah dicirikan oleh adanya ruas-ruas, sering
bercabang dan mudah dibengkokkan. Jari-jari ini dapat berada pada semua jenis sirip, tetapi
yang pasti jari-jari ini yang menyusun semua sirip kaudal ikan Osteichthyes. Jari-jari keras
tidak beruas,tidak bercabang, kering tidak dapat dibengkokkan dan runcing, contohnya sirip
punggung ikan belanak, Liza subviridis. Jari-jari lemah mengeras menunjukkan bentuk antara
jari-jari keras dan jari-jari lemah, dengan demikian jari-jari ini bercirikn adanya ruas-ruas
( meskipun kadang-kadang tidak terlalu tampak jelas) tidak bercabang, dan tidak dapat
dibengkokkan. Contoh jari-jari lemah mengeras adalah patil pada ikan lele, dan tiga jari-jari
pertama sirip dorsal ikan mas yang melekat satu dengan yang lain.

6
M.F.
2.3 Sirip Ikan
Dalam melakukan gerakan dan menjaga keseimbangan tubuh, ikan menggunakan
sirip – siripnya. Selain sebagai alat gerak dan keseimbangan tubuh, pada beberapa jenis ikan
sirip mempunyai fungsi tambahan atau berubah fungsi. Fungsi tambahan tersebut misalnya
sebagai alat peraba, alat penyalur sperma dan lainnya

Ikan mempunyai 5 macam sirip yakni: sirip dorsal (punggung), sirip anal (dubur)
sirip kaudal (ekor), sirip pectoral (dada), sirip ventral (perut). Tiga jenis sirip pertama
dinamakan pula sebagai sirip tunggal, dan dua jenis sirip terakhir dimasukan dalam golongan
sirip ganda karena jumlahnya dua (sepasang).

Patut dicatat pula bahwa tidaklah semua jenis ikan memiliki sirip lengkap, dan
beberapa jenis ikan yang lain memiliki sirip yang mengalami perubahan bentuk.

Bawal hitam tidak mempunyai sirip ventral, namun ketika masik kecil ikan ini
mempunyai sirip ventral. Ketika ikan beranjak dewasa sirip ventralnya mengalami
degenerasi. Beberapa ikan mempunyai sirip bersambung yang merupakan kesatuan dari sirip
dorsal, sirip kaudal dan sirip anal.
Sirip ventral berperan sebagai alat penyeimbang agar posisi ikan stabil. Pada beberapa
ikan penghuni dasar perairan sirip ventralnya berubah bentuk menjadi semacam alat yang
digunakan untuk mencengkram substrat. Sirip ini sering pula berfungsi sebagai alat penyalur
sperma seperti yang terdapat pada ikan hiu.

Posisi sirip ventral terhadap sirip pectoral mempunyai berbagai variasi yang dapat
dibedakan menjadi tiga tipe yaitu tipe abdominal, tipe torasik, dan tipe jugular. Tipe
abdominal adalah sirip ventral yang terletak di belakang sirip pectoral, contohnya pada ikan
lalawak. Tipe torasik adalah sirip vental yang terletak dibawah sirip pectoral, misalnya pada
ikan tembakak. Tipe jugular adalah sirip ventral yang terletak dimuka sirip pectoral,
contohnya pada ikan sebelah.

Sirip pectoral mempunyai bentuk yang beragam. Pada ikan perenang cepat seperti
ikan tuna sirip pectoral cenderung panjang dan meruncing. Sebaliknya pada kan yang
gerakannya lambat sirip ini cenderung membundar. Ikan scorpanidae mempunyai sirip
pectoral yang membesar seperti kipas yang bila dikembangkan berguna untuk mengejutkan
atau menakut – nakuti pemangsa.

Sirip dorsal mempunyai banyak variasi. Sirip dorsal yang memanjang ditemukan pada
ikan gabus. Sirip dorsal kecil dipunyai ikan belida. Ikan gemi atau remora mempunyai sirip
dorsal berjumlah dua buah, yang pertama didepan berubah bentuk menjadi semacam piringan
yang berfungsi sebagai alat menempel pada penda atau makhluk lain.

Ordo Percesoces mempunyai sirip dorsal berjumlah dua. Pada bebrapa jenis ikan
dibelakang sirip punggung terdapat suatu tambahan sirip yang berupa lapisan lemak,
misalnya genus pangasius.

Sirip anal pada beberapa ikan letaknya memanjang seperti pada bawal hitam. Sirip
anal yang menyatu dengan sirip kaudal ditemukan pada ikan belida. Pada ikan seribu jantan,
sirip anal berubah menjadi gonopodium yang berfungsi sebagai penyalur sperma.

Sirip kaudal berperan dalam gerak ikan sebagai pendorong dan sekaligus berfungsi
sebagai kemudi. Sirip kaudal mempunyai bebrapa bentuk yaitu bundar, berpinggiran tegak,
berlekuk tunggal, bulan sabit, seperti garpu, baji dan berlekuk ganda.
2.4 Jenis Gerak Ikan
Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di sekitarnya.  Sebagian
besar ikan menghasilkan daya dorong menggunakan gerakan lateral tubuh dan sirip ekor ,7.
Penggerak sirip tubuh / ekor
Anguilliform

Pada kelompok anguilliform, berisi beberapa ikan panjang dan ramping seperti belut , ada
sedikit peningkatan amplitudo gelombang fleksi saat melewati sepanjang
tubuh. Belut menyebarkan gelombang fleksi berukuran konstan di sepanjang tubuh
rampingnya.

7
“Penggerak Ikan,” accessed March 1, 2020, https://translate.google.com/translate?
client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&pto=nl&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https
://en.m.wikipedia.org/wiki/Fish_locomotion.
Sub-carangiformSub-carangiform
Kelompok sub-carangiform memiliki peningkatan amplitudo gelombang yang lebih nyata di
sepanjang tubuh dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh bagian belakang
ikan. Secara umum, tubuh ikan lebih kaku, membuat kecepatan lebih tinggi tetapi
kemampuan manuver berkurang. Trout menggunakan penggerak sub-carangiform. 

Carangiform Carangiform
Kelompok carangiform, dinamai untuk Carangidae , lebih kaku dan bergerak lebih cepat
daripada kelompok sebelumnya. Sebagian besar gerakan terkonsentrasi di bagian paling
belakang tubuh dan ekor. Perenang Carangiform umumnya memiliki ekor berosilasi cepat. 

Thunniform

Kelompok thunniform berisi perenang jarak jauh berkecepatan tinggi, dan merupakan
karakteristik dari tuna dan juga ditemukan di beberapa hiu lamnid . Di sini, hampir semua
gerakan menyamping berada di ekor dan wilayah yang menghubungkan tubuh utama ke ekor
(gagang bunga). Ekornya sendiri cenderung besar dan berbentuk bulan sabit. Bentuk renang
ini memungkinkan ikan ini untuk mengejar dan menangkap mangsa dengan lebih mudah
karena meningkatnya kecepatan berenang, seperti di Barracudas. 

Ostraciiform
Kelompok ostraciiform tidak memiliki gelombang tubuh yang cukup besar ketika mereka
menggunakan gerakan caudal. Hanya sirip ekor itu sendiri yang terombang-ambing
(seringkali sangat cepat) untuk menciptakan daya dorong . Grup ini termasuk Ostraciidae .

Median / propulsi sirip


Boxfish menggunakan berenang sirip median, karena mereka tidak ramping dengan baik, dan
menggunakan sirip dada terutama untuk menghasilkan dorongan.

Tidak semua ikan cocok dengan nyaman dalam kelompok di atas. Mola-mola laut ,
misalnya, memiliki sistem yang sepenuhnya berbeda, mode tetraodontiform, dan banyak ikan
kecil menggunakan sirip dada untuk berenang serta untuk kemudi dan pengangkatan
dinamis . Ikan dengan organ listrik, seperti yang ada di ikan todak ( Gymnotiformes ),
berenang dengan menggulung siripnya yang sangat panjang sambil menjaga tubuh tetap agar
tidak mengganggu medan listrik yang mereka hasilkan.

Banyak ikan berenang menggunakan perilaku gabungan sirip


dada atau sirip dubur dan sirip punggungnya . Berbagai jenis propulsi sirip median dapat
dicapai dengan secara istimewa menggunakan satu pasangan sirip di atas yang lain, dan
termasuk mode rajiform, diodontiform, amiiform, gymnotiform, dan balistiform. 

Rajiform
Daya gerak Rajiform adalah karakteristik sinar, skate , dan manta ketika dorong diproduksi
oleh undulasi vertikal sepanjang sirip dada yang besar dan berkembang dengan baik. 

Diodontiform

Ikan landak (di sini, Diodonnicthemerus ) berenang dengan menggulung sirip dada mereka.
Gerakan diodontiformis mendorong undulasi ikan di sepanjang sirip dada besar, seperti yang
terlihat pada ikan landak ( Diodontidae ).

Amiiform
Penggerak amiiform terdiri dari undulasi sirip punggung yang panjang sementara sumbu
tubuh dipegang teguh dan stabil, seperti yang terlihat pada bowfin . 

Gymnotiform

Gymnotus mempertahankan punggung lurus sambil berenang untuk menghindari gangguan


rasa listriknya.
Gerakan gymnotiform terdiri dari undulasi sirip dubur yang panjang, pada dasarnya amiiform
terbalik, terlihat pada ikan todak ( Gymnotiformes ). 

Balistiform
Pada gerakan balistiform, kedua sirip dubur dan punggung berombak. Ini adalah karakteristik
keluarga Balistidae (triggerfishes). Ini juga dapat dilihat di Zeidae. 

Osilasi
Osilasi dipandang sebagai berenang berbasis sirip dada dan paling dikenal sebagai gerak
bergerak. Gerakan ini dapat digambarkan sebagai produksi kurang dari setengah gelombang
pada sirip, mirip dengan kepakan sayap burung. Ikan pari pelagis, seperti pari manta,
cownose, elang dan kelelawar menggunakan penggerak osilasi. 

Tetraodontiform
Dalam gerak tetraodontiformis, sirip punggung dan sirip dubur dikepakkan sebagai satu
kesatuan, baik dalam fase atau secara persis berlawanan satu sama lain, seperti terlihat
dalam Tetraodontiformes ( ikan kotakdan ikan buntal ). Mola laut samudera menampilkan
contoh ekstrem dari mode ini.
Labriform
Dalam gerak-gerak labriform, terlihat pada wrasses ( Labriformes ), gerakan osilasi sirip dada
adalah berbasis drag atau lift. Propulsi dihasilkan sebagai reaksi terhadap hambatan yang
dihasilkan dengan menyeret sirip melalui air dalam gerakan mendayung, atau melalui
mekanisme pengangkatan. 

Angkat dinamis

Hiu berenang menggunakan angkat dinamis dari sirip dada mereka.


Jaringan tulang dan otot ikan lebih padat daripada air. Untuk menjaga kedalaman, ikan
bertulang meningkatkan daya apung melalui kandung kemih gas . Beberapa ikan menyimpan
minyak atau lemak untuk tujuan yang sama. Ikan tanpa fitur ini malah menggunakan lift
dinamis . Hal ini dilakukan dengan menggunakan sirip dada mereka dengan cara yang mirip
dengan penggunaan sayap oleh pesawat terbang dan burung . Saat ikan-ikan ini berenang,
sirip dada mereka diposisikan untuk menciptakan gaya angkatyang memungkinkan ikan
mempertahankan kedalaman tertentu. Dua kelemahan utama dari metode ini adalah bahwa
ikan ini harus tetap bergerak agar tetap mengapung dan mereka tidak mampu berenang
mundur atau melayang. 
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180 tulang), dan
kolumna vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai
tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon  sensoris (olfactory,
optic, auditory) dan skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang
rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak
(tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena
itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang
premaxillary dentary, vomer dan tulang palatine.

2. Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang
pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya
tereduksi. Struktur dari tulang membran (tulang dermal) meliputi klavikula yang
tereduksi, kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada ikan terdiri dari
keeping-keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan sirip
pelvis. Pada ikan bertulang rawan, keping-keping tersebut bertemu dibagian tengah
membentuk simfisis pubis.

3. Dalam melakukan gerakan dan menjaga keseimbangan tubuh, ikan menggunakan sirip
– siripnya. Selain sebagai alat gerak dan keseimbangan tubuh, pada beberapa jenis ikan
sirip mempunyai fungsi tambahan atau berubah fungsi. Fungsi tambahan tersebut
misalnya sebagai alat peraba, alat penyalur sperma dan lainnya. Ikan mempunyai 5
macam sirip yakni: sirip dorsal (punggung), sirip anal (dubur) sirip kaudal (ekor),
sirip pectoral (dada), sirip ventral (perut). Tiga jenis sirip pertama dinamakan pula
sebagai sirip tunggal, dan dua jenis sirip terakhir dimasukan dalam golongan sirip
ganda karena jumlahnya dua (sepasang).
4. Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di
sekitarnya.  Sebagian besar ikan menghasilkan daya dorong menggunakan gerakan
lateral tubuh dan sirip ekor.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

Daftar Pustaka
Baharudin, Iqbal. “Buku Ikhtiologi: Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya - Deepublish.” Buku
Deepublish (blog). Accessed February 28, 2020.
https://penerbitbukudeepublish.com/shop/buku-ikhtiologi/.
Lumenta, Cyska. “Avertebrata Air,” 2017.
M.F, Rahardjo. “Buku Ikhtiologi Rahardjo Pdf - Free Download PDF,” 2010.
https://kupdf.net/download/buku-ikhtiologi-rahardjo-pdf_59c9788e08bbc56f43686eab_pdf.
“(PDF) Morfologi Tulang Belakang (Ossa Vertebrae) Ikan Keureling, Tor Tambroides (Bleeker,
1854) (The Morphology of Thai Mahseer’s Tor Tambroides (Bleeker, 1854) Axial Skeleton
(Ossa Vertebrae)).” Accessed February 28, 2020.
https://www.researchgate.net/publication/330909545_Morfologi_tulang_belakang_ossa_verte
brae_ikan_keureling_Tor_tambroides_Bleeker_1854_The_morphology_of_Thai_mahseer's_
Tor_tambroides_Bleeker_1854_axial_skeleton_ossa_vertebrae.
“Penggerak Ikan.” Accessed March 1, 2020. https://translate.google.com/translate?
client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&pto=nl&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=i
d&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Fish_locomotion.

Anda mungkin juga menyukai