PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rangka adalah jaringan antar tulang yang termineralisasi yang dihubungkan
oleh ikatan sendi, urat daging. Jaringan yang termineralisasi sebagian besar
adalah tulang, tetapi ada juga dentin, tulang rawan dan email atau unsur
enameloid. Osteoblast menghasilkan tulang, odontoblasts menghasilkan dentin,
chondroblasts menghasilkan tulang rawan, dan ameloblasts menghasilkan
kebanyakan email. Sel- sel khusus ini berasal dari scleroblast yang terdiferensiasi
yang berasal dari mesenchyme
Rangka tubuh merupakan rangkaian tulang yang memberi ketegapan dan rupa
susuk badan. Sedangkan sistem rangka adalah suatu sistem organ yang
memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup.
dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik),
walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari
dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Semua hewan memiliki kerangka untuk memungkinkan mereka untuk
berdiri dan melindungi organ internal mereka dan jaringan. Pada vertebrata
kerangka dewasa biasanya terbentuk dari zat tulang atau tulang rawan-hidup
yang tumbuh dengan binatang, berbeda dengan berbagai jenis kerangka
invertebrata yang tidak tumbuh atau sekresi mati, deposito, atau kristal. Posisi
internal tulang dan posisi utama dalam tungkai memberikan dukungan yang kuat
bagi hewan kecil dan besar. Bagian komponen dari kerangka vertebrata,
meskipun sangat seragam dalam rencana dasar, tunduk pada perbedaan dangkal
yang luas, yang berhubungan dengan kelas masing-masing dan dengan adaptasi
untuk kebiasaan tertentu atau lingkungan. Kerangka aksial terdiri dari tengkorak
dan tulang punggung . Kerangka apendikular mendukung sirip ikan dan kaki di
tetrapoda (hewan berkaki empat) dan berhubungan dengan girdle tungkai, yang
menjadi semakin lebih erat terkait dengan tulang punggung dalam vertebrata
yang lebih tinggi. Dangkal mungkin ada exoskeleton sisik, beberapa sisik di
kepala dapat dimasukkan ke dalam tengkorak.
3.
hewan vertebrata
Untuk mengetahui dan memahami komparatif Costae pada hewan
4.
vertebrata
Untuk mengetahui dan memahami komparatif sternum pada hewan
5.
vertebrata
Untuk mengetahui dan memahami komparatif cranium pada hewan
6.
vertebrata
Untuk mengetahui dan memahami komparatif skeleton Appendiculare
pada hewan vertebrata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur dan Fungsi Umum Sistem Rangka pada Hewan Vertebrata
Rangka adalah
dihubungkan oleh
yang
termineralisasi sebagian besar adalah tulang, tetapi ada juga dentin, tulang rawan
tetrapoda.
Tulang-tulang sirip median pada ikan
c. Tulang-tulang heterotopik, yaitu tulang-tulang yang tempatnya
menyimpang dari tempat tulang-tulang yang lain.
2. Berdasarkan atas jenis dan asal-usulnya tulang dibedakan menjadi:
a. Tulang (Osseum)
Di dalam tubuh embrio vertebrata, mula-mula terbentuk blastema
bakal rangka (preskeletal blastema), berupa sel-sel mesenkim yang belum
mengalami diferensiasi. Umumnya rangka pada hewan dewasa terbentuk
dari blastema yang berasal dari mesoderm, akan tetapi tulang-tulang
tengkorak dan lengkung pharynx sebagian terbentuk dari mesenkim yang
berasal dari ectoderm. Tulang-tulang yang langsung terbentuk dari
blastema mesenkim disebut tulang membrane dan proses penulangannya
disebut penulangan intramembran (intramembranous ossification). Proses
penulangan seperti ini menghasilkan tulang-tulang tengkorak,gelang bahu,
tulang dermal,vertebrae pada ikan dan urodela dan beberapa tulang
heterotopik.
Tulang yang terbentuk dari tulang rawan, disebut tulang pengganti
(replacement bone) karena tulang itu bersifat mengganti tulang rawan yang
sebelumnya ada pada tempat tulang itu berada. Proses penulangan seperti
ini disebut penulangan endokondral (endochondral ossification)
b. Tulang dermal
Tulang dermal merupakan tulang yang terbentuk pada kulit. Tulang
seperti ini banyak dijumpai pada beberapa jenis vertebrata purba yang
telah punah berupa perisai pelindung (armor) misalnya pada Ostracodermi
dan Placodermi, sedangkan pada vertebrata modern yang masih hidup
tulang dermal dapat dijumpai berupa cangkang tulang pada penyu,
lempeng tulang pada buaya, dan sabuk tulang pada armadillo (Dasypus sp)
3.
d.
belakang
Tulang Heterotopik
Di samping tulang dan tulang rawan sebagai penyusun rangka
secara umum, terdapat pula tulang-tulang yang terbentuk pada tempattempat tertentu di dalam tubuh vertebrata. Tulang-tulang itu disebut tulang
dengan aturan makan yang dikonsumsi. Ketika serum zat kapur jumlahnya
meningkat, zat kapur berlebih yang tidak diekskresikan disimpan bersama dengan
fosfat organik sebagai kristal hydroxyapatite. Ketika serum zat kapur dalam kadar
rendah, zat kapur diambil dari tulang, rangka dan deposit lain. Dengan demikian
kadar serum zat kapur dipertahankan dalam kadar normal. Penarikan diatur oleh
hormon parathyroid dan calcitonin, ketersediaan zat kapur tidak mungkin
dikendalikan oleh endocrine
Arcus
Pada bagian dorsal centrum vertebrae, terdapat arcus neuralis. Arcus
Taju
Taju merupakan tonjolan pada centrum vertebrae dan pada arcus
2.2.4
10
Pada ikan, columna vertebralis tersusun oleh dua tipe vertebrae yakni
vertebrae cranialis (vertebrae abdominalis) dan vertebrae caudalis yang
memiliki arcus hemalis.
Pada elasmobranchii, columna vertebralisnya berupa cartilage dengan tipe
amphocoel dan chorda dorsalis memanjang di tengah-tengah centrum. Pada
daerah ekor terbentuk arcus haemalis serta persatuan kedua arcus haemalis
membentuk spinna haemalis.
Pada vertebra caudalis beberapa elasmobranchii dan beberapa ikan lainnya
seperti amia, terdapat dua centrum pada satu vertebra. Keadaan ini disebut
diplospondylus. Keadaan diplospondylus ini memungkinkan gerakan ekor
secara fleksibel selama berenang.
Pada teleostei, sebagian besar memiliki vertebrae tipe amphicoel yang
mengalami penulangan sempurna.
11
12
14
15
16
17
18
19
Gambar 2.21. Rusuk dorsal dan ventral pada Polypterus (Pisces) dan rusuk
bicipital pada tetrapoda. Basal stump pada (a) dan parapophysis pada (b) tidak
homolog.
2.3.1
Pisces
20
Amphibia
21
Reptilia
Pada kelas Reptilia tulang rusuknya sudah melekat pada sternum, muncul
dari truncus dan ekor. Ordo Chelonian tidak mempunyai costae pada bagian
leher. Pada vertebrae dada terdapat 10 pasang tulang rusuk pipih dan lebar
22
yang tidak bergeser karena tepat berada dibawah karapas. Tiap costae
mempunyai kepala atau kapitulum untuk artikulasi dengan columna
vertebralis. Kura-kura tidak memiliki tulang rusuk cervical. Masing-masing
tulang rusuk bagian badan bergabung dengan lempeng costal dari karapas.
Dua tulang rusuk sakralis tidak menyatu dengan karapas. Tulang rusuk
sakralis ini pendek, dan meluas hingga ke bagian akhir distal, tulang rusuk ini
kemudian melengkung menuju ilia dari pervic girdle (gelang panggul).
Mereka menyangga panggul dari tulang vertebra.
23
lebih) tulang rusuk posterior dari kadal naga peluncur memanjang dengan sangat
panjang. Mereka bisa berotasi keluar untuk mengangkat sebagian besar beban
tubuhnya. Patagium, yaitu
menyebabkan kadal ini dapat melambung tinggi. Pada saat tidak digunakan,
patagium ini terlipat pada masing-masing sisi badan.
(a)
(b)
Gambar 2.28. (a) Kerangka Subordo Sarpentes/Ophidia dan (b) Tulang rusuk
Spreading adder (ular kobra).
(Draco volans)
24
Aves
Dua pasang tulang rusuk pertama pada banyak karina berartikulasi
(membengkok) dengan dua tulang vertebra terakhir pada dasar leher.
Tulang-tulang ini pada umumnya dapat berpindah dan tidak memiliki
segmen tulang dada. Tulang rusuk torakis membentuk skeleton utama dari
rongga dada. Tulang rusuk ini strukturnya kurus, rata, dan lebar.
Kebanyakan dari tulang rusuk ini menopang prosesus uncinatus. Tulang
rusuk yang lebar dan tipis serta prosesus uncinatus memungkinkan burung
yang memiliki rangka dinding dada yang ringan memberi perlekatan bagi
otot kuat yang digunakannya untuk terbang. Prosesus uncinata juga
ditemukan pada beberapa kadal dan juga terdapat pada beberapa
Labyrinthodont primitive. Tulang rusuk ekor dan rongga dada tersusun
hingga ke bagian bawah synsacrum. Synsacrum merupakan suatu struktur
gabungan dari 14 hingga 16 tulang vertebra. Vertebra yang dimaksud
yaitu, 6 vertebra lumbalis, 2 vertebra sakralis, dan 7 vertebra caudalis.
Struktur ini menyokong illium dari pelvic girdle (gelang panggul).
25
26
2.3.5
Mamalia
Tulang rusuk pada mamalia biasanya bicipital. Tulang rusuk
torakalis berkembang pada golongan ini. Bagian sternalis bergabung
menjadi satu yang disebut costaecartilago. Tulang rusuk pada mamalia
tidak memiliki prosesus uncinatus.
27
28
29
tulang rawan. Linea alba secara langsung bergabung dari bagian ekor hingga pada
tulang rawan korakoid dari pectoral girdle dan memanjang hingga ujung
proksimal disebelah myosepta. Ordo apoda tidak memiliki sternum sama sekali.
Gambar 2.38 anggota gerak depan Ordo Anura (Rana catesbeiana) dan Sternum
2.4.2
Reptilia
Kadal merupakan pemanjat dan pelari yang lincah. Korelasi anatominya,
gelang panggulnya yang kuat secara tegap menyangga tulang rawan yang
berbentuk sternum. Tulang dada dari crocodilian lumbering merupakan suatu
lempengan tulang rawan yang sederhana yang melekat pada prokorakoid dari
pectoral girdle (gelang panggul). Bagian ekor menyambung pada perpanjangan
membran berserat termasuk gastralia (tulang rusuk abdominal). Sementara pada
penyu tidak memiliki tulang dada. Keduanya membelah gelang panggul yang
disatukan pada bagian ventral oleh jaringan ikat berserat.
2.4.3
Aves
Sternum dari burung-burung yang lebih modern yang sanggup terbang
tinggi memiliki lunas yang sangat besar, atau yang disebut karina sterni. Karina
sterni ini digunakan sebagai tempat pelekatan otot terbang yang sangat besar.
Perkembangan karina pada pterosaurus hingga burung merupakan contoh dari
evolusi konvergen. Sternum dari Archaeopteryx berbentuk kecil dan tidak
30
Mamalia
Tulang dada pada mamalia terrestrial, termasuk manusia, tersusun atas
serangkaian segmen bertulang, atau yang biasa disebut sternebra dan dapat
dibandingkan secara sempit dengan reptil. Sternebra yang terakhir, Xiphisternum,
menyangga prosesus xiphoid yang keras atau yang masih bersifat tulang rawan.
Mamalia akuatik cenderung untuk memiliki suatu tulang dada yang pendek, hanya
sejumlah kecil tulang rusuk yang menjangkau sternum, dan sternebra yang
tunggal cenderung lenyap atau menyatu. Kondisi pada setasean ini mungkin
berkaitan dengan cara berenang, yang diakibatkan oleh tidak adanya sirip depan
yang fungsional.
Usaha menentukan sifat alami dari tulang dada yang paling awal telah
terhalang oleh adanya bukti kecil tulang dada pada labyrinthodont (amphibi).
Kecenderungan dari jaringan tulang rawan (yang meliputi myosepta dan linea
alba) untuk mengalami pengerasan ketika diberikan tekanan mekanis secara terus
menerus. Ini mungkin merupakan pengerasan pada bagian cephalic dari linea
alba yang akhirnya membentuk sterna, hal ini merupakan suatu respon terhadap
tekanan mekanis terus menerus yang dihasilkan dari pergerakan saat di darat.
Suatu tulang dada mungkin muncul beberapa kali dalam evolusi dari tetrapoda,
barangkali secara independen pada urodela, anura, dan pada garis evolusi
amphibia menuju amniota.
2.5 Tengkorak (Cranium )
Cranium ikan bertulang keras (Osteichthyes) lebih kompleks, berpasangan
bila terletak di lateral dan tunggal bila terletak di median. Selain itu, cranium
Osteichthyes disusun oleh tulang rawan dan dermal bone (tulang keras). Cranium
dibedakan menjadi :
1. Tulang tulang yang terletak di sekitar otak dan organ sensoris
(neurocranium)
2. Tulang tulang yang menyusun komponen wajah (branchiocranium)
31
1.
2.
3.
4.
region yaitu :
1. Regio Mandibularis
2. Regio Hyoideus
3. Regio Branchialis
Regio mendibularis terbagi menjadi rahang atas dan rahang bawah.Tulang
tulang pada regio ini seluruhnya berpasangan. Tulang rawan penyusun tulang atas
adalah :
1. Os palatine (tulang langit langit) bergigi
2. Os quadratus disebut key stone karena berfungsi sebagai
penghubung antara os pterygoideus, os hyoids superior dan os
mandibula
3. Os metapterygoideus berbentuk sayap
Tulang dermal penyusun rahang atas adalah :
1. Os premaxillaris bergigi pada beberapa spesies ikan
2. Os maxilaris (tulang dagu) pada ikan bergigi, caudoproximal os
maxillaris dijumpai tulang kecil disebut os supramaxillaris
3. Os pterygoideus
4. Os mesopterygoideus
Tulang rawan penyusun rahang bawah hanya satu buah, yaitu os
articularis.Lokasi tulang ini di posterior dan mengadakan persendian dengan os
quadratus.Ujung posterior tumpul dan pipih sedangkan ujung anterior tajam dan
membentuk huruf V.os articularis membagi dua os dentarius.
Tulang dermal penyusun rahang bawah adalah :
1. Os angularis melekat pada ventral os articularis
32
Amphibi
Cranium yang sempit.Beberapa pasang capsula sensoris dari hidung
capsula pendengar dan capsula yang besar untuk mata.Tulang-tulang rahang, os
hyoid dan tulang rawan dari larynx (skeleton visceral).Bagian atap cranium
sebagian besar tersusun oleh os fronto parientalis os nasalis menutupi capsula
nasalis, os prootic sebagai pelindung bagian dalam dari telinga, sedang disebelah
posteriornya kita jumpai os exooccipicondylus occipitalis.Kedua condylus
tertanam kokoh pada vertebrae yang pertama dan memungkinkan kepala dapat
digerakkan ke suatu arah.Diantara condylus terdapat lubang yang besar yang
disebut foramen magnum.Melalui foramen ini terhubunglah otak dengan sumsum
tulang
belakang
(nervecord).Masing-masing
tulang
rahang
atas
(archus
maxillaries) yang terdiri atas premaxillaris, maxillae yang bergigi dan os quadrato
jugularis.Semua bagian tersebut bersatu dengan cranium.Rahang bawah (archus
mandibularis) pada masing-masing setengah bagian tersusun atas batang tulang
rawan (mento mackelian) sebelah anterior, bersambung dengan os dentary dan os
angulosplenial. Tulang rawan yang terakhir mempunyai hubungan sendi dengan
tulang rawan quadrate pada cranium.
33
Aves
Tulang tempurungnya pada hewan yang masih muda akan terpisah antara satu
dengan yang lainnya namun setelah tua akan bersenyawa menjadi satu. Tulang
tempurung kepala terdiri atas kotak otak yang bulat, rongga mata dan rahang yang
terproyeksi ke luar (sebagai paruh), rahang bawah bersendi dengan tulang quadrat
yang mudah digerakkan. Persendian antara tulang kepala dan leher dengan sebuah
system condylus (condylus ocipitalis)
34
35
Mamalia
Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan sepasang orbita sebagai
tempat biji mata dan disebelah ventral terdapat plat dengan ditepi tulang rahang
atas yang mengandung gigi. Pada permukaan sebelah posterior terdapat lubang
foramen magnum yang dilalui oleh medulla spinalis yang berhubungan dengan
otak.Disebelah kanan kiri foramen magnum terdapat condyllus occipitalis yang
36
merupakan sendi yang berhubungan vertebrae pertama atau atlas. Rahang bawah
mengandung gigi terdiri atas sebuah tulang yang bersendi dengan tulang
squamosa pada cranium
37
Lamprey
Caecilians
Ular
Bahu
(Pectoral
Girdle)
adalah
kompleks
tulang
yang
38
Clavikula
Clavikula merupakan salah satu tulang dermal yang berhubungan dengan
tulang dada. Pada manusia, clavikula sering disebut tulang selangka, yakni
tulang yang menghubungkan tulang dada dan tulang belikat..
Cleithrum
Cleithrum merupakan membran tulang yang pertama kali muncul sebagai
bagian dari kerangka pada ikan primitif, dimana dapat ditemukan di sepanjang
tulang scapula. Pada ikan modern, cleithrum merupakan tulang besar yang
memanjang dari dasar sirip ke arah tengkorak di atas insang, membentuk ruang
insang.
Supracleitrum
Supracleitrum merupakan tulang dermal yang menghubungkan bagian dorsal
(punggung) dengan posttemporal dan bagian ventral (perut) dengan cleitrum.
Supracleitrum merupakan bagian dari gelang bahu (pectoral gridle) sekunder
dan biasa ditemukan pada bagian dalam gurat sisi.
Posttemporal
Merupakan tulang yang menghubungkan supraclavicle dengan rangka dada
pada ikan.
Postcleithrum
Postcleithrum merupakan tulang dermal yang terletak ventral terhadap
supracleithrum dan posterior terhadap cleithrum.
39
40
Tetrapoda
Gelang bahu (Pectoral girdle) dari tetrapoda awal, sangat berbeda dari ikan
bertulang awal (Ikan primitif). Pada tetrapoda awal terdapat interclavicle yang
41
42
Tetrapoda
Pada embrio tetrapoda juga berkembang pelvic plate. Setiap lempeng
(plate) mengalami pengapuran. Pada bagian dorsal pelvic plate, sebuah blastema
tambahan akan berkembang dan membentuk ilium.
dengan ilia dan melalui simfisis bagian ventral dengan ischia dan tulang pubik.
Proporsi penyaluran energinya bergantung kepada postur dari hewan itu sendiri.
Struktur gelang panggul (pelvic gridles) pada reptil berhubungan dengan
struktur tubuh mereka yang beragam dan dengan modus gerak yang bervariasi
dari lamban sampai sangat tangkas. Ilum telah menjadi penyangga yang terhutang
dengan vertebra tambahan. Pada kebanyakan reptil, pubis berada jauh dari
ischium, menghasilkan Triradiate Girdle. Namun pada dinosaurus Ornithischian
dan pada burung sendiri, ischium dan pubis sejajar dan diarahkan ke caudal. Pada
beberapa reptil, sebuah Ischiopubic fenestra berkembang di antara iscium dan
pubis di setiap sisi.
Ilia dan Ischia pada burung modern terlihat jelas dan bersatu dengan
sinsacrum. Hal ini dipergunakan untuk menyediakan permukaan yang luas untuk
otot kaki belakang yang digunakan dalam postur tubuh dan untuk dorongan yang
dibutuhkan oleh beberapa spesies untuk lepas landas saat terbang. Tulang pubic
mengalami reduksi.
Pada mamalia, ilium, ischium dan pubis membentuk bagian kanan dan kiri
tulang innominate (coral). Pada bagian ventral, pubis dan ischia bertemu di
simfisis pubis atau ichiopubic untuk menyempurnakan dinding rongga panggul.
2.6.3 Sirip (Pinnae)
Sirip berfungsi sebagai organ kemudi untuk mengubah arah, sebagai
stabilisator yang mencegah tubuh dari rolling atau wobling, dan sebagai perangkat
yang mengendalikan tubuh tetap berenang di arah horizontal. Sirip berpasangan
juga berfungsi sebagai rem yang memperlambat atau menghentikan gerak maju,
tetapi biasanya memainkan peran kecil dalam gerakan maju. Beberapa species
menggunakan sirip dada khusus untuk bergerak maju. Gerakan maju pada
kebanyakan ikan dihasilkan oleh undulasi lateral pada bagian posterior dari ekor,
dan sirip ekor.
Sirip, baik itu sirip dipasangkan (Paired fins), median, atau ekor, sebagian
besar terdiri dari dua permukaan kulit yang saling tumpang tindih, bagian ini
menjadi kaku oleh adanya pembuluh sirip yang keluar dari dasar kerangka.
Pembuluh ini berada pada dermis dan terdiri dari dua varietas. Pembuluh sirip
pada ikan bertulang, lepidotrichia, terdiri dari penggabungan sisik tulang dermal
44
yang selaras dari ujung ke ujung. Ceratotrichia, pembuluh pada ikan bertulang
rawan, adalah pembuluh yang panjang yang dari bahan yang sama dengan yang
terdapat duri di punggung ikan hiu. Actinotrichia yang halus dan pendek
berkembang distal pada kedua kelompok ikan tersebut.
Bagian dasar rangka sirip tempat fin rays, baik pada sirip berpasangan
(Paired fins) maupun pada sirip median terdiri dari deretan kartilago atau basalia
dan satu atau lebih deretan radialia. Anatomi ini berbeda pada setiap taksa. Pada
Polypterus, umumnya fin rays pada bagian sirip dada terdiri dari 3 basalia yang
besar dan 2 radial.
a. Paired Fins
Sirip berpasangan (Paired fins) dikelompokkan dalam tiga kategori yang
pembagiannya disesuaikan dengan tiga kategori ikan yang muncul dari Devonian
dan telah bertahan sampai sekarang: (1) sarcopterygians (actinistians dan
rhipidistians), (2) chondrichtyans (elasmobranchs dan chimera) dan (3)
actinopterygians (ray-bersirip ikan ). (Ikan berduri (Spiny Fins), karakteristik
acanthodians, telah menghilang pada akhir Paleozoikum). Ketiga sirip tersebut
antara lain:
(1) Lobed Fins
Sirip lobed terdiri dari lobus proksimal berdaging yang mengandung
kerangka sirip dan otot serta sebagian distal membran yang kaku oleh ray fins.
Sirip muncul dari basis sempit dan menyerupai dayung. Kerangka sirip
berpasangan dari Dipnoan Neoceratodus, terdiri dari poros tengah yang bersatu,
yang berfungsi seperti Basalia, dan serangkaian praaxial radial dan postaxial
radial. Sirip dikatakan biserial karena memiliki dua radial.
45
(2)
modern dan lebih luas lagi pada Paleozoikum. Sirip ini terdiri dari tiga basalia
yang disebut pro-, meso-dan metapterygia. Pada Chondrychthyes jantan, basalia
dari sirip perut dimodifikasi menjadi organ intromittent, yakni clasper.
46
47
Beberapa ikan yang dapat terbang, meskipun dalam jarak pendek seperti
Characin yakni salah satu jenis teleost yang menghuni perairan tropis,
mendapatkan dorongan awal dari air dengan menggunkan sirip ekor dan
mengepakkan bagian seperti sayap pada bagian dada. Prilaku ini hanya dilakukan
ikan ketika berada dalam bahayan.
Medium Fins
Ikan memiliki satu, dua atau serangkaian sirip punggung median (dorsal fin
median), dan sebagian besar memiliki
(2) Diphycercal
48
Sebuah ekor yang berbentuk simetri dimana bagian kolom tulang belakang
hanya sedikit berada pada sirip ekor. Contohnya pada Dipnoans dan Latimeria.
(3) Homocercal
Sebuah ekor yang berbentuk simetri dimana notochord terbungkus seludang
tulang dan berlanjut sampai bagian akhir sirip ekor. Sirip ekor ini terdapat pada
sebagain besar teleost, tapi tidak semuanya.
49
Pada reptil lainnya dan pada mamalia, telah menjadi rotasi appandage pada
seluruh arah tubuh, sehingga sumbu panjang humerus dan femur hampir paralel
dengan tulang punggung, siku mengarah pada caudal dan lutut mengarah pada
kepala.
50
Anggota badan ini sangat efektif dalam mengatasi shock, postur ini juga
memberikan dukungan lebih bagi tubuh di atas tanah dan lebih optimal untuk
bergerak di darat.
Kerangka Ekstremitas pada Tetrapoda terdiri dari tiga segmen: propodium,
epipodium, dan autopodium. Pada kaki depan, Ketiga bagian ini berhubungan
dengan tulang lengan atas (upper arm), lengan bawah (forearm), dan manus atau
tangan.
Segmen
Extremitas atas
1. Upper
Rangka
Arm Humerus
(Brachium)
2. Forearm
(Antebrachium)
3. Wrist (Carpus)
4. Palm (metacarpus)
5. Digits
(3,4,5 = Manus)
Extremitas Bawah
1. Thigh (Femur)
Femur
51
2. Shank (Crus)
3. Ankle (Tarsus)
4. Instep (Metatarsus)
Tarsals
5. Digits
Metatarsals
(3,4,5 = Pes)
Phalanges
52
53
(ulnare) pada akhir ulna, dan Intermedium diantara keduanya. Pada akhir ulnaris
dari baris proksimal pada reptil dan mamalia kebanyakan adalah tulang sesamoid,
pisiform. Baris tengah carpals terdiri dari Centralia terdapat tiga atau empat pada
tetrapoda awal, salah satunya kadang-kadang dipindahkan ke baris proksimal atau
distal dari karpel.
Metacarpals adalah kerangka pada telapak tangan. Banyaknya metacarpal ini
sesuai dengan jumlah jari yang dimiliki oleh spesies tersebut.
54
yang berdekatan, dan fusi antara embrio Centralia dan carpals proksimal atau
distal adalah umum. Di samping itu, beberapa carpals leluhur telah hilang
sepenuhnya.
Tangan pada reptil dan mamalia nonavian seperti serangga dan primata cenderung
tetap pentadaktili dan memiliki metacarpals dan pelengkap hampir penuh carpals
kecuali carpals pusat, atau Centralia. Apabila ada, carpal pusat (centrale) mungkin
terletak pada baris distal carpals, seperti pada kelinci atau mungkin bersatu
dengan radialis dan intermedium dan membentuk tulang scapholunar, seperti pada
kucing. Pada fetus manusia, carpal pusat ini dapat diamati hanya sampai bulan
ketiga. Pada bulan ketiga ini bagian central ini mulai menyatu dengan radial.
55
56
Kelelawar memiliki lima jari. Jempol adalah normal dan memiliki cakar.
Empat
jari
lainnya
mengalami
pemanjangan
sekaligus
dengan
empat
metacarpalnya. Tiga carpals proksimal bersatu dalam satu tulang. Gerakan tangan
bertanggung jawab atas lepas landas dan penerbangan di kelelawar.
Gliding lemur memiliki patagium, tetapi kurang berkembang baik
daripada di kelelawar dan pterosaurus, dan jari-jaring yang tertanam di dalamnya
tidak mengalami pemanjangan. Gliding lemur melambung tetapi tidak sanggup
terbang. Petagiums pada hewan yang tidak terkait, seperti pterosaurus, kelelawar,
meluncur lemur, dan kadal meluncur adalah contoh dari konvergensi evolusi.
b. Adaptasi Extremitas pada Hewan yang hidup di Samudra
Tangan telah menjadi dayung seperti sirip di Amniota laut. Contohnya
pada singa laut, cetacean, Sirenians, ichthyosaurus dan plesiosaurus, segel, dan
penguin. Sirip umumnya diratakan dan gemuk, dan di beberapa taksa jumlah
phalang telah sangat meningkat. Pada beberapa Ichthyosaurus, ada sebanyak 26
phalang per jari dan lebih dari 100 di satu tangan. Pada fippers dari perenang
lainnya, bagaimanapun, kerangka sesuai dengan struktur tetrapod pada umumnya.
Beberapa mamalia air telah kehilangan semua kaki belakang.
Penguin memperoleh dorong untuk berenang semata-mata dari sayap
seperti flipper mereka, kaki berselaput mereka berguna sebagai kemudi. Kurakura laut, anjing laut, singa laut berenang dengan menggunakan Flipper bagian
depan.
57
c.
Adaptasi
Mamalia dengan tangan dan kaki pentadaktili biasanya plantigrade, yang
berarti bahwa pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan digit semua berada di
tanah. Umumnya terdapat pada mamalia, seperti monotremes, marsupial,
insektivora, primata, beruang dan raccons arboreal. Mamalia yang jari pertamanya
mengalami fusi atau berkurang ataupun hilang cenderung digitgrade, berarti
bahwa mereka menanggung beban mereka pada lengkungan jari sedangkan
pergelangan tangan dan pergelangan kaki ditinggikan. Di antara mamalia
digitigrade adalah kelinci, rotens, dan anjing.
58
59
jari pada setiap sendi interphalangeal. Primata adalah salah satu mamalia beberapa
yang bisa melakukan hal ini.
2.6.5. Extremitas Bawah: Pes
Rangka pada kaki umum sebanding dengan tulang pada tangan, kecuali
tidak adanya pisiform pada tulang kaki. Pada tetrapoda awal, terdapat empat
centralia pada pergelangan kakinya (labyrinthodont). Jumlah tulang centrale teus
mengecil didasarkan pada pola pergerakan spesies.
60
di
sphenodon
dan
banyak
kadal
dan
telah
diberi
nama
61
sepanjang aspek posterior pergelangan kaki untuk menyisipkan pada cakarbantalan digit. Berat tubuh menarik pada tendon, menjaga cakar tertekuk pada
bertengger.
63
BAB III
PENUTUP
3.1Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Bahwa Struktur rangka pada hewan vertebrata terdiri dari rangka
aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial terdiri dari tengkorak,
tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk . Sedangkan rangka
apendicular terdiri dari gelang bahu, gelang panggul, kerangka sirip,
dan extremitas atas dan bawah. Adapun fungsi dari sistem rangka
adalah sebagai penyokong tubuh, sebagai tempat melekat bagi otot,
64
Teleost
atau
Tetrapoda
neucranium
kertilaginous
dan ikan.
Tulang belakang terdiri dari tiga bagian yaitu badan (centrum),
lengkung saraf (arcus neuralis), taju (prossesus spenosus). Tulang
belakang pada ikan bertulang rawan , notochord terdapat di
sepanjang tulang punggung dewasa dan terbatas pada setiap
centrum. Pada tetrapoda, Notochord secara terus-menerus berada
di sepanjang tubuh, tetapi terbatas
3.2 Saran
Sistem rangka memiliki fungsi yang sangat penting bagi mahluk hidup
sebagai penyokong tubuh makhluk hidup, untuk itu perlu kiranya untuk
memahami sistem rangka pada makhluk hidup.
66