Kelompok 6
Semester 6B
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................................iii
RINGKASAN..................................................................................................................iv
Daftar Isi...........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..................................................................................................6
1.2 Tujuan asuhan keperawatan...........................................................................7
1.3 Manfaat..............................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................9
2.1 Konsep dasar Penyakit.....................................................................................9
2.2 Konsep Covid-9...............................................................................................16
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS.............................................................20
3.1 Profil lahan..........................................................................................................20
3.2 Ringkasan proses asuhan keperawatan............................................................20
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................................32
4.1 Analisis.............................................................................................................32
4.2 Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga..........Error! Bookmark not defined.
4.3 Pembahasan.....................................................................................................32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................40
5.1 Kesimpulan......................................................................................................40
5.2 Saran................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................42
LAMPIRAN...................................................................................................................42
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dasar Penyakit
2.1.1 Definisi Keluarga
Menurut Achjar (2010) keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan lainnya, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
2.1.2 Macam-Macam Keluarga
1. Keluarga tradisional :
Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak
(kandung/angkat)
Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah (misal: kakek, paman, dan lain-lain).
Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri tanpa
anak.
Single parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian/kematian.
Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa.
Keluarga usila, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
2. Keluarga non tradisional :
Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup
serumah.
Orang tua (ayah ibu), yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
Homoseksual, yaitu dua individu yang sejenis, hidup dalam satu rumah
tangga.
2.1.3 Fungsi Dan Peran Keluarga
Ekasari (2000), mengidentifikasi 5 fungsi keluarga, yaitu :
1. Fungsi afektif, berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial.
2. Fungsi sosialisasi, yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
3. Fungsi reproduksi, keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi, merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi semua kebutuhan
anggota keluarga, seperti kebutuhan untuk makan, pakaian dan tempat berlindung
(rumah).
5. Fungsi perawatan kesehatan, keluarga berfungsi untuk melaksankaan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau
merawat anggota keluarga yang sakit.
2.1.4 Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap I. Pasangan Baru (keluarga baru)
Tugas perkembanangan :
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Tahap II. Keluarga ‘Child Bearing’ (kelahiran anak 1)
Tugas perkembangan :
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan.
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Tahap III. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tugas perkembangan :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, semenara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi.
Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimlasi tumbuh kembang anak.
4. Tahap IV. Keluarga dengan anak sekolah
Tugas perkembangan :
Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan.
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
5. Tahap V. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan keluarga :
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempetahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua
Hindari perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan
Perubahan system dan perauran untuk tumbuh kembang keluarga.
6. Tahap VI. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan :
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempetahankan keintiman pasangan
Membantu orang tuan suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Tahap VII. Keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan :
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
Meningkatkan keakraban pasangan
8. Tahap VIII. Keluarga usia lanjut
Tugas perkembangan :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Melakukan live review
2.1.5 Nilai – nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2.1.6 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
a. Data umum
1. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga,
status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan genongram (genogram
keluarga dalam tiga generasi)
2. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluargatersebut.
3. Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa terkait dengankesehatan
4. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
memengaruhikesehatan.
5. Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga
maupun anggota keluarga maupun anggota keluargalainnya.
6. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat rekreasi, namun
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn aktivitasrekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangankeluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
inti.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga sertakendalanya.
3. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi:
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota,
dansumberpelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan
keluarga yang hilang.
4. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari
kedua orangtua.
c. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristikrumah
2. Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi, dapur,
kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan secara
keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka
3. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
4. Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal,
keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas
ekonomi dan transportasi.
5. Mobilitas geografiskeluarga
6. Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering mempunyai
kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
7. Perkumpulan keluarga dan interaksi denganmasyarakat
8. Menjelaskan waktu yangdigunakankeluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yangada.
9. Sistem pendukungkeluarga
10. Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga dan
jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga.
d. Struktur keluarga
1. Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubahperilaku
3. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
formal/informal
4. Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut keluarga yang berhubungan dengankesehatan
e. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yangdimiliki
2. Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya danprilaku
3. Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatannya dan memeliharakesehatannya.
4. Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah
anggota keluarga
5. Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan danpapan.
f. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek danpanjang
1) Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6bulan
2) Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6bulan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh mana
keluarga berespon terhadapsituasi
3. Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang digunakan
keluarga bila menghadapipermaslahan
4. Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapimasalah.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa
data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012)
Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86; 2012)
a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan waktu yang cepat
b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi maslah
keperawatan aktual dapat terjadi dengancepat
c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhankesehatannya
3. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi
masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko, hal 93;
2012).
Perencanaan disusun dengan penekanan pada partisipasi klien, keluarga, dan
koordinasi dengan tim kesehatan lain. Perencanaan mencakup penentuan prioritas
masalah, tujuan dan rencana tindakan. Penyusunan prioritas menggunakan skala
prioritas dari Maglaya (2009).
2) Tahap Saat ini tahap perkembangan keluarga Tn. J derada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa
perkembangan
keluarga saat
ini
3) Aktivitas Sekarang ini keluarga Tn. J sudah jarang berkumpul dengan tetangga dan memilih untuk menghabiskan waktu
rekreasi dirumah saja.
keluarga
b Lingkungan
1) Lingkungan - Terdapat jendela untuk ventilasi udara namun jarang dibuka, keadaan rumah terang, tidak lembab, sinar matahari
rumah dapat masuk ke dalam rumah. Keluarga juga menyediakan sabun cuci tangan di depan rumah, dan hand sanitizer di
dalam rumah.
2) Perkumpulan Sekarang ini kegiatan yasinan telah dihentikan sementara dan hanya berkumpul untuk poskamling itupun dengan
dan interaksi tetap berusaha menjaga jarak dan memakai masker.
dengan
masyarakat
c Fungsi keluarga
1) Fungsi afeksi Di saat seperti ini Tn. J melarang anak dan istrinya untuk bepergian keluar rumah terlalu sering. Kalaupun keluar
rumah selalu saling mengingatkan untuk memakai masker.
Fungsi sosial Keluarga sekarang ini sudah jarang berkumpul dengan tetangga maupun teman-temannya dan memilih untuk
menghabiskan waktu dirumah.
Fungsi Tn. J sendiri menpunyai hipertensi + 2 tahun. Keluarga maupun Tn. J sendiri belum terlalu mengerti tentang
kesehatan penyakitnya ini, kadang Tn. J akan merasa sagat pusing dan badan terasa tidak enak saat hipertensinya kambuh. Tn. J
sendiri tidak melakukan diit terkait dengan penyakitnya. Keluarga masih suka mengkonsumsi makanan yang asin dan
sayur kemarin. Sekarang ini anak-anak Tn.J jika keluar rumah selalu memakai masker namun Tn. J dan Ny. N kadang
masih lupa dan merasa kurang nyaman memakai masker. Keluarga Tn. J juga berusaha menjaga jarak dengan orang-
orang jika diluar rumah. Keluarga tidak menggunakan masker dengan benar (masker yang digunakan tidak menutupi
15
hidung hanya mulut) dan terkadang masih memegang-megang wajah dengan tangan.
d Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan - Tn. J mempunyai hipertensi
Keluarga inti, - Selama pandemi ini keluarga tidak ada riwayat bepergian keluar kota
riwayat kesehatan - Selama pandemi keluarga Tn. J juga tidak pernah kontak dengan pasien COVID-19.
keluarga - Ibu Ny. N dulu menderita asma
sebelumnya,
penyakit keturunan
d Pemeriksaan fisik
TB, BB, TD, N, Tn. J
RR, S - TB : 160
- BB : 60
- TD : 150/90
- N : 82
- RR : 21
- S : 36,3
- Tidak ada keluhan
Ny. N
- TB : 155
- BB : 50
- TD : 130/80
- N : 80
- RR : 20
- S : 36
- Tidak ada keluhan
16
An. S
- TB : 150
- BB : 45
- TD : 110/70
- N : 78
- RR : 20
- S : 36,1
- Tidak ada keluhan
An. A
- TB : 165
- BB : 78
- TD : -
- N :-
- RR : -
- S :-
- Tidak ada keluhan
17
ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO:
Tn. J
- TB : 160
- BB : 60
- TD : 150/90
- N : 82
- RR : 21
- S : 36,3
Ny. N
- TB : 155
- BB : 50
- TD : 130/80
- N : 80
- RR : 20
- S : 36
18
DS:
Sekarang ini keluarga Tn. J sudah jarang berkumpul dengan Ketidakefektifan Koping Keluarga berhubungan dengan
tetangga dan memilih untuk menghabiskan waktu dirumah saja.
kurangnya dukungan keluarga
DO:
Terlihat kurangnya interaksi sOsial
DS:
Tn.J jika keluar rumah selalu memakai masker namun Tn. J dan Perikaku Kesehatan Cenderung Beresiko berhubungan
Ny. N kadang masih lupa dan merasa kurang nyaman memakai
dengan kurang pengetahuan keluarga akan bahaya
masker. Keluarga Tn. J juga berusaha menjaga jarak dengan
orang-orang jika diluar rumah. Keluarga tidak menggunakan penularan virus
masker dengan benar (masker yang digunakan tidak menutupi
hidung hanya mulut) dan terkadang masih memegang-megang
wajah dengan tangan.
DO:
Saat dilakukan pengakajian, terlihat Tn.J dan Ny.N masih sering
buka tutup maskernya
Diagnosa keperawatan
19
SKORING
Diagnosa. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
o
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Justifikasi
20
Potensial masalah untuk dicegah 1 2 2 Pasien
x 1=
3 3 mengalami sakit
Skala : sejak lama
Tinggi 3
Cukup
2
Rendah
1
JUMLAH 2
3
3
21
Diagnosa. Ketidakefektifan Koping Keluarga berhubungan dengan kurangnya dukungan keluarga
o
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Justifikasi
22
Tidak dapat 0
JUMLAH 2
4
3
23
Diagnosa. Perikaku Kesehatan Cenderung Beresiko berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga akan bahaya penularan
virus
o
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Justifikasi
24
Mudah 2
Sebagian
1
Tidak dapat
0
Potensial masalah untuk dicegah 1 1/3×1 = 1/3 Pasien mengalami sakit sejak lama
Skala :
Tinggi 3
Cukup
2
Rendah
1
JUMLAH 3 1/3
Prioritas
25
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga berhubungan dengan kurangnya dukungan keluarga
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
3. Perikaku Kesehatan Cenderung Beresiko berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga akan bahaya penularan virus
INTERVENSI
26
Menjelaskan proses
Keluarga mampu Mengkaji tingkat pengetahuan Untuk mengetahui seberapa
penyakit mengenai
mengenal/ keluarga mengenai penyakit pemahaman keluarga
hipertensi kepada
memahami hipertensi. mengenai hipertenssi.
keluarga
tentang Mengenali pengetahuan pasien Untuk mengetahui bagaimana
Manfaat dari perawatan
perawatan yang mengenai kondisinya. keluarga memahami mengenai
hipertensi bagi pasien
tepat bagi Memberikan informasi kepada kondisi pasien hipertensi.
dan keluarga
keluarga keluarga mengenai kondisi Untuk menambah informasi
Tanggung jawab pasien
anggota keluarga yang menderita keluarga mengenai hipertensi
dan keluarga selama
hipertensi. Untuk mampu
perawatan
Mendiskusikan perubahan gaya mengidentifikasi gaya hidup
Efek perawatan yang
hidup yang mungkin diperlukan yang sebaiknya diubah
diharapkan oleh pasien
untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang
27
333
28
Ketidakefektifan Koping Koping Konseling
Definisi: Ketidakmampuan untuk membentuk Setelah dilakukan tindakan Aktivitas:
penilaian valid tentang stressor, ketidakadekuatan keperawatan selama 3 x 24 jam, Mendemonstrasikan rasa empati,
pilihan respons yang dilakukan, dan/atau klien dapat menyelesaikan masalah, kehangatan
ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya dengan kriteria hasil: Menjelaskan tentang tujuan dari
yang tersedia Mengidentifikasi pola koping konseling
yang efektif Menggunakan teknik refleksi dan
Batasan karakteristik: Menggunakan strategi koping klarifikasi untuk memfasilitasi ekspresi
Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa yang efektif Menjelaskan bagaimana perilaku
Penurunan penggunaan dukungan sosial Menggunakan dukungan social keluarga terhadap pasien
Perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang tersedia Mendampingi pasin untuk
Letih Melaporkan penurunan gejala fisik mengidentifikasi kekuatan pasien dan
Ketidakmampuan memperhatikan informasi stress memberi pujian pada pasien
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar Berikan pujian untuk ketrampilan yang
Pemecahan masalah yang tidak adekuat baru
Penyesuaian Psikososial:
Konsentrasi buruk
Perubahan Hidup Peningkatan Koping
Gangguan tidur Definisi: respon adaptif psikososial Aktivitas:
Menggunakan koping yang mengganggu perilaku terhadap perubahan hidup individu Kenali dampak situasi kehidupan pasien
adaptif Setelah dilakukan tindakan terhadap peran dan hubungan
keperawatan selama 3 x 24 jam,
Faktor yang berhubungan: Evaluasi kemampuan pasien dalam
klien dapat menyelesaikan masalah
Derajat ancaman yang tinggi membuat keputusan
ini, dengan kriteria hasil:
Gali bersama pasien metode yang
Ketidakmampuan untuk mengubah energi Mampu menentukan tujuan
digunakan pada masa sebelumnya dalam
yang adaptif yang realistis
menghadapi masalah hidup
Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam Mengungkapkan optimisme Tentukan kemungkinan terjadinya
kemampuan mengatasi masalah terhadap masa sekarang (saat resiko menyakiti diri
ini)
29
Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat Mengungkapkan optimisme Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi
terhadap masa depan gambaran perubahan peran yang realistis
Mampu identifikasi strategi koping Gunakan pendekatan yang tenang dan
Mampu menggunakan meyakinkan
strategi koping yang efektif Turunkan rangsangan lingkungan
Mampu menggunakan dukungan yang dapat disalahartikan sebagai
sosial yang ada suatu ancaman
Gali alasan pasien terhadap kritik diri
Atur situasi yang mendukung otonomi
pasien
Hargai dan diskusikan respon alternative
terhadap situasi
Dukung penggunaan metode pertahanan
yang sesuai
Bantu pasien dalam mengidentifikasi
respon positif dari orang lain
Bantu pasien dalam mengklarifikasi
kesalahpahaman
Dukung pengungkapan secara verbal
tentang perasaan, persepsi, dan ketakutan
30
Perilaku TUK 1: Knowledge: Health Behaviour Health Education
kesehatan Setelah dilakukan intervensi Indikator: 1. Mengidentifikasi faktor eksternal
cenderung keperawatan, keluarga mampu 1. Konsumsi nutris yang sehat dan internal yang meningkatkan
bersiko mengenal dan memahami 2. Keuntungan latihan fisik rutin motivasi perubahan perilaku
perilaku kesehatan yang baik 3. Strategi menangani stres kesehatan
untuk memperbaiki status 4. Pola tidur normal 2. Menggunakan media dan metode
kesehatan 5. Efek samping penggunaan alkohol edukasi yang sesuai
6. Efek samping penggunaan rokok 3. Melakukan edukasi kesehatan
7. Efek konsumsi kafein mengenai perubahan perilaku
8. Strategi mengurangi resiko cedera
9. Strategi mencegah transmisi
penyakit infeksius
10. Teknik pemeriksaan mandiri
31
BAB IV
32
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian Keperawatan Keluarga
Setelah melakukan pengkajian dengan dua metode secara langsung dan daring
didapatkan lebih mudah melakukan pengkajian secara langsung daripada melalui daring.
Saat pengkajian dilakukan pada ke empat keluarga kelolaan semua sangat kooperatif
dalam memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa. Saat
melakukan pengkajian yang harus diperhatikan adalah menggali data tentang perilaku
kesehatan dan perilaku sosial yang dilakukan keluarga selama masa pandemi COVID-19
ini sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah atau belum.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perbedaan perilaku satu sama lain adalah:
1. Fungsi kesehatan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada keempat keluarga rata-rata sudah
mengetahui protokol kesehatan yang berlaku saat COVID-19 ini. Sebelum adalanya
pandemi ini keempat keluarga ini memang jarang pergi ke pelayanan kesehatan untuk
berobat, setelah adanya pandemi mereka menjadi lebih takut untuk pergi ke palayanan
kesehatan. Menurut WHO dalam Notoadmodjo (2007) ada 4 alasan pokok perubahan
perilaku salah satunya pemikiran atau perasaan yaitu dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap dan penilaian seseorang terhadap obyek. Dalam hal ini warga mulai
takut untuk pergi ke pelayanan kesehatan dikarenakan ketakutan akan terkena covid-
19. Karena kurang terpapar informasi dari tenaga kesehatan menjadikan beberapa dari
keluarga ini tidak mematuhi anjuran. Sedangkan edukasi-edukasi kesehatan yang
dilakukan kepada masyarakat masih kurang, sehingga banyak masyarakat yang
mempercayai berita-berita yang tidak benar.
2. Perkumpulan dan interaksi dengan masayakat
Dari keempat keluarga kelolaan ini sebelum adanya pandemi interaksi sosial dapat
berjalan dengan baik, mereka sangat akrab dengan para tetangga dan juga sering
berkumpul untuk berbincang-bincang atau melakukan kegiatan keagamaan seperti
pergi ke masjid dan yasinan. Setelah pandemi kegiatan-kegiatan tersebut sudah jarang
dilakuakan, kalaupun dilakukan saat berkumpul mereka akan tetap menggunakan
masker. Menurut WHO (2020) salah satu cara pencegahan covid-19 adalah dengan
menggunakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak. Namun untuk bapak-
bapak masih melakukan kegiatan poskamling yang mana melibatkan beberapa orang
33
untuk berkumpul dalam satu tempat. Tetap berkumpul dengan orang-orang seperti ini
akan menambah kemungkinan untuk tepapar COVID-19, dikarenakan belum terbiasa
dengan new normal orang cenderung tetap melakukan kebiasaannya untuk
bersalaman ataupun berbincang-bincang dengan menurunkan maskernya.
3. Nilai, norma dan budaya
Nilai dan norma yang dianut sangat berpengaruh bagi sebuah keluarga. Keputusan
yang diambil oleh masing-masing kepala keluarga selama ini tidak bertentangan
dengan nilai, norma, agama dan budaya yang mereka anut. Menurut Bloom dalam
Kemenkes RI (2018) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
adalah lingkungan (politik, sosial dan budaya). Selama pandemi ini semua keluarga
kelolaan sepakat untuk melarang anak-anaknya keluar rumah dan membatasi kegiatan
semua anggota keluarga di luar rumah. Semua keputusan yang diambil atas dasar
musyawarah bersama, dan mereka dapat mematuhinya.
4. Stressor jangka pendek
Pada pengkajian keempat keluarga di dapatkan Self Reporting Question skor kurang
dari 6 sehingga dapat disimpulkan tidak ada gangguan psikologis. Menurut Lestai
(2015) kecemasan yang dialami individu dibagi menjadi 3 salah satunya adalah
kecemasan ringan dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari, individu
masih waspada serta lapang presepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat
memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif
dan menghasilkan pertumbuhan. Selama pandemi memang kegiatan sosial terganggu
yang biasanya bebas menjadi dibatasi. Keempat keluarga mengatakan jika merasa
takut akan terkena covid-19.
4.2.2 Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga kelolaan selanjutnya dilakukan
analisis data untuk mendapat diagnosa keperawatan. Dalam asuhan keperawatan ini
didapatkan dua diagnosa keperawatan yaitu kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan dan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.
1. Persamaan dan perbedaan diagnosa keperawatan antara teori dan kasus yang ada
a. Persamaan diagnosa keperawatan
Berdasarkan teori diagnosa keperawatan keluarga salah satu diagnosa yang bisa
diambil untuk menghadapi new normal pada masa pandemi covid-19 ini adalah
kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan dan juga ketidakefektifan manajemen
34
kesehatan keluarga. Pada kasus yang dikelola ini diagnosa yang muncul sama dengan
yang ada di teori.
b. Perbedaan diagnosa keperawatan
Berdasarkan teori keperawatan diagnosa keperawatan yang muncul mempunyai
batasan karakteristik tertentu. Sedangkan pada kasus kelolaan tidak semua batasan
karakteristik munncul walaupun dengan diagnosa yang sama. Hal ini kemungkinan
terjadi karena adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan
seseorang. Menurut Bloom dalam Kemenkes RI (2018) ada 4 faktor yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan yaitu gaya hidup, lingkungan (ekonomi, politik dan
budaya), pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang.
2. Persamaan diagnosa keperawatan kasus kelolaan
Ada 2 diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus keluarga kelolaan yaitu:
Diagnosa pertama yang ditemukan pada keluarga kelolaan 1, 2, 3 dan 4 adalah kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan, dalam hal ini data pendukung yang didapatkan
hampir sama yaitu mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan
pencegahannya, perilaku kesehatan keluarga yang masih tidak patuh, kurang pemahaman
maupun sudah mampu melakukan anjuran kesehatan yang disarankan namun belum
maksimal, dan tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit. Selama
pandemi yang segera beralih pada keadaan new normal memunculkan perilaku kesehatan
yang baru, dimana hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Roy
(2007) menyatakan bahwa tugas seseorang adalah mendesain lingkungan untuk
meningkatkan kemampuan adaptasi atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada
saat terjadi perubahan. Hal tersebut sejalan dengan sejalan dengan hasil yang ditemukan
pada kasus kelolaan, bahwa lingkungan memiliki andil dalam perubahan adaptasi
kebiasaan baru.
Diagnosa kedua yang ditemukan pada keluarga kelolaan 2 dan 3 adalah ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga dengan data penduung yang sama seperti anggota
keluarga mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita, tidak
mengetahui diit yang dianjurkan untuk penyakinya, dan gagal melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor resiko. Menurut Lawrence Green & M. Kreuter (2005) bahwa perilaku
kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor individu maupun lingkungan. Hal tersebut dapat
35
terlihat dari data pendukung diagnosa ini bahwa keluarga kelolaan belum sepenuhnya
memahami tentang perlunya merubah perilaku terkait kondisi kesehatan yang dialami.
38
akan dapat berubah akobat pengaruh lingkungan. Dari hasil tersebut keluarga kelolaan
dapat menerima dan menerapkan edukasi kesehatan yang telah diberikan.
BAB V
1.2 Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Askep keluarga masih bisa dilakukan secara daring dengan jarak yang tidak terlalu
jauh atau masih satu wilayah agar tidak ada gangguan pada sinyal. Diharapkan tenaga
kesehatan tetap melakukan edukasi-edukasi kesehatan terhadap warga. Alangkah
39
lebih baik jika mempunyai kader untuk memantau dan mengingatkan secara langsung
serta menjadi contoh untuk masyarakat yang lainnya.
2. Bagi pasien dan keluarga diharapkan dapat tetap mematuhi dan menerapkan
implementasi yang sudah dilaksanakan seperti mencuci tangan 6 langkah, memakai
masker dan menjaga jarak dengan orang lain saat keluar rumah dan mematuhi diit
yang disarankan terkait dengan penyakit yang diderita anggota keluarga.
40
DAFTAR PUSTAKA
41