Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA LANSIA”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Penyakit Tidak Menular pada Lansia

Tanggal/ Waktu : 06 September 2022/ 16:00 WITA

Lokasi : Lapangan Bulutangkis (Rumah Ibu Wati)

Sasaran : Lansia

Pelaksana : Kelompok 1

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu


memahami danmengerti tentang pentingnya penerapan perilaku CERDIK
untuk pencegahan penyakit tidak menular (PTM).

B. Tujan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan tentang perilaku CERDIK diharapkan


peserta dapat:
a. Mengerti dan memahami tentang penyakit tidak menular

b. Menyebutkan perilaku CERDIK

c. Mengerti dan memahami tentang Cek kesehatan secara berkala

d. Mengerti dan memahami tentang Enyahkan asap rokok

e. Mengerti dan memahami tentang Rajin aktivitas fisik

f. Mengerti dan memahami tentang Diet sehatdan gizi seimbang

g. Mengerti dan memahami tentang Istirahat yang cukup

h. Mengerti dan memahami tentang Kelolastress


i. Mempraktekkan senam CERDIK

C. Materi

Perilaku CERDIK

D. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab.

E. Media

1. Leaflet
2. Lembar Balik
F. Kegiatan Penyuluhan

Adapun jadwal kegiatan penyuluhan sebagai berikut

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. Pembukaan 4 menit - Mengucapkan salam. - Menjawab salam.


- Memperkenalkan diri. - Mendengarkan
- Menyampaikan topik dan -
tujuan yang akan dicapai
- Menanyakan pendapat peserta
tentang Penyakit Tidak
Menular pada Lansia
- Menjelaskan tentang
pengertian senam nifas
- Menjelaskan tentang tujuan
2. Pengembangan 16 menit - Merespon
Penyakit Tidak Menular pada
Lansia
- Memperagakan Penyakit - Mendengarkan
Tidak Menular pada Lansia
- Memberi kesempatan peserta
- Mendengarkan
untuk bertanya. - Memperagakan
- Meminta peserta untuk - Memperhatikan
mengulang kembali materi penjelasan
yang telah disampaikan. - Merespon
- Memberi reward positif pada - Merespon
3. Penutup 10 menit peserta.
- Menutup dengan
- Menjawab salam
mengucapkan terima kasih
dan salam.

G. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur :
 Kelengkapan media ; tersedia dan siap digunakan
 Pelaksana siap melakukan penkes
2. Evaluasi proses :
 Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu
 Sasaran aktif dalam penkes
 Sasaran mampu menjawab pertanyaan
 Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap
3. Evaluasi hasil :
 Ibu mampu menjelaskan tentang pengertian PTM pada lansia
 Ibu mampu menyebutkan tujuan PTM pada lansia
 Ibu mampu mempraktekan Penyakit Tidak Menular pada Lansia
MATERI PENYULUHAN

I. ASI EKSLUSIF

Pengertian Teknik Menyusui

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan bayi dengan benar.(Perinasia, 1994)

Pembentukan dan Persiapan ASI

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.


Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan
persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar,
puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola
mamae makin menghitam.

ASI Eksklusif

A. Pengertian

Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian


ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, airt teh, air
putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nASI dan tim.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan


minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

Pada tahun 2001 World Health Organization/OrganisASI Kesehatan


Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup
bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa
ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi

B. Keuntungan ASI

Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-


usus, sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi
terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit
(misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi
sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui
ASI. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level
bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan
diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi
tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.

Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga


memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman,
nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si
anak di masa depan. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang
terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna.

Manfaat ASI bagi bayi

Dibawah ini diuraikan manfaat ASI :

1. Kolostrum memberikan bayi air, protein, lemak, lactose, mineral,


vitamin dan antibody yang akan melindungi dirinya dari infeksi,
terutama terhadap kuman yang menyebabkan gastroenteritis.
Kemungkinan terjadinya radang tenggorokan kurang dari setengahnya
dibandingkan bayi yang menyusu botol sedotan yang lama dan kerap
segera setelah persalinan akan memberikan banyak kolostrum yang
bermanfaat bagi bayi. Disamping itu juga mempercepat penggantian
produksi susu dari payudara yang penuh dan matang.
2. ASI benar-benar bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan.
Komposisinya unik bagi bayi serta bervariasi bersamaan dengan
pertumbuhannya. ASI mudah dicerna dan langsung terserap.
Kekurangan gizi, alergi, kolik, asi, dan obesitas tampaknya lebih kecil
kemungkinannya menjangkiti bayi ASI.

3. Saat-saat menyusui berkaitan dengan kenyamanan, rasa aman dan


kebahagian karena bayi akan berhadapan dengan wajah ibunya, berada
dekat dengan ibu dan memberikan banyak sentuhan kulit. Pemberian
ASI meyakinkan bayi bahwa ia berada dalam perawatan seseorang
yang dapat diandalkan yaitu ibunya.

Manfaat ASI bagi ibu

Yang tidak kalah pentingnya adalah manfaat yang tidak perlu diragukan
lagi bagi ibu:

1. Hisapan awal, kerap dan terus-menerus menstimulasi hormon yang


memproduksi dan pelepasan kolostrum, selanjutnya ASI. Kontraksi
otot rahim juga membantu untuk kembali pada ukuran pra-hamil.
Pemeberian ASI secara penuh selama paling tidak 6 bulan membantu
ibu kembali pada bentuk tubuh semula tanpa perlu menjalankan diet
khusus.

2. Ibu menyadari bahwa ibu tetap memberikan makan bayi diluar rahim,
karena dengan sesuatu yang dihasilkan oleh tubuh ibu. Kesadaran ini
memberikan kepuasan yang besar. Pemberian ASI merupakan bagian
tak terpisahkan dari peranan sebagai ibu yang baik. Sekali sudah
berjalan, ibu dapat menikmatinya.

3. Makin bayi menghisap, makin banyak pula susu yang dihasilkan.


Pembuatan susu adalah proses berkelanjutan sebagai tanggapan atas
rangsangan hisapan yang kerap. Susu tidak pernah “terhisap habis” dan
kualitasnya tetap terjaga. Bahkan jika ibu tidak makan dengan baik dan
tidak merawat diri, kecuali jika ibu membuat diri sendiri kelaparan,
kesehatan adalah yang akan terganggu bukan bayi.

4. Pemberian ASI tidak memerlukan biaya dan menyenangkan :


gabungan dari makanan dan minum dan tidak memerlukan persiapan.
Selalu siap memenuhi tuntutan, siang dan malam. Jika anda bertamu
atau bertamasya, bayi dapat anda bawa serta tanpa banyak repot dan
membawa peralatan kecuali popok yang bersih. Dan pada saat-saat
bahaya dan darurat ASI dapat menjadi factor penyelamat bayi anda.

5. Pemberian ASI secara penuh mempunyai efek kontraseptif tertentu,


memperkecil kemungkinan kehamilan walaupun tidak mungkin
mencegahnya 100%. Maka sebaiknya ibu meminta nasihat dokter
mengenai pencegahan kehamilan setelah kelahiran anak, sebelum anda
melakukan hubungan seksual.

Pembagian ASI

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar


mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang
terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan
segera sesudah melahirkan anak.

Tentang colostrums :

a. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga
atau keempat, dari masa laktasi.

b. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-


kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
c. Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan
meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.

d. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature,


tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama
adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin,
sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap
infeksi.

e. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature


yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan
pertama.

f. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58


kalori/100 ml colostrum.

g. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam


air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.

h. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

i. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

 Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.

 Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada


pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada
minggu ke 3 – ke 5.

 Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan


karbohidrat semakin tinggi.

 Volume semakin meningkat.


3. Air Susu Mature

 ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan


komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.

 Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada


yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan
satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

 ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia,


siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.

 Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung


casienat, riboflaum dan karotin.

 Volume: 300 – 850 ml/24 jam

 Terdapat anti microbaterial factor, yaitu : antibodi terhadap bakteri


dan virus, cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle
type T), enzim (lysozime, lactoperoxidese), protein (lactoferrin,
B12 Ginding Protein), faktor resisten terhadap staphylococcus, dan
complecement (C3 dan C4)

4. Komposisi ASI

Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena


colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak
mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih,
terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi,
terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan
laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung
mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Berdasrkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research
Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum
ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:

Waktu Pemberian

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World
Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup
empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

Tidak ada jadwal khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian ASI
pada bayi. Jadi, ibu harus siap setiap saat bayi membutuhkan ASI.
Akibatnya, jika ibu diharuskan kembali bekerja penuh di luar rumah
sebelum bayi berusia enam bulan, pemberian ASI eksklusif ini tidak bisa
berjalan sebagaimana mestinya.

Setelah ASI eksklusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian


ASI dihentikan. Seiring dengan pengenalan makanan pada bayi, pemberian
ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi
WHO.

Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI

Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:

1. Makanan Ibu

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat
dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang
setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk
membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan
makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu
setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat


tamabahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan
ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami
kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang
sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas
pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan
disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan
kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan
untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

2. Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.


Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa
tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan
gagal dalam menyusui bayinya.

3. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik


terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di
rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar
persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam
keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat
perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan
atau susu sapi.

4. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan


progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi
ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling
tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu
IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga
secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin,
yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.

5. Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan,


yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat
penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada
waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Nelson, Joan. 1995. Cara Menyusui Yang Baik. Jakarta : Arcan

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai