Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Dasar manajemen Gangguan Reproduksi dengan Abses Kista

Bartholini

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas

Nama :

Umur : Kista bartholin merupakan jenis masalah

yang umum yang dialami wanita pada usia

produktif, yaitu antara usia 20 hingga usia

30 tahun. Jarang ditemukan pada pasien

berusia diatas 40 tahun. Namun tidak

menutup kemungkinan dapat terjadi pada

perempuan yang lebih tua atau lebih muda

(Amiruddin, 2015)

Agama :

Suku/ Bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. Keluhan utama :

Kista yang terinfeksi dan berkembang menjadi abses bartholini

dengan keluhan berupa : Nyeri saat berjalan, duduk,


beraktifitas fisik atau saat berhubungan seksual.

(Amiruddin, 2015)

3. Riwayat Kesehatan Klien

a. Riwayat Kesehatan yang lalu

Penyakit/ Kelainan Reproduksi :

Penyakit Kardiovaskuler :

Penyakit Darah :

Penyakit Paru-paru :

Penyakit Saluran Pencernaan :

Penyakit Hati :

Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :

Penyakit Endokrin :

Penyakit Saraf :

Penyakit Jiwa :

Penyakit Sistem imunologi :

Penyakit Infeksi : Riwayat penyakit menular

seksual sebelumnya,

(Amiruddin, 2004)

Infeksi kelenjar bartholini

terjadi oleh infeksi

gonokokus. Suatu abses

terjadi bila kista menjadi

terinfeksi. Abses bartholini


dapat disebabkan oleh

sejumlah bakteri. Ini

termasuk orgasme yang

menyebabkan penyakit

menular seksual seperti

Klamidia dan Gonorrhea.

(Setyadeng, 2010).

b. Riwayat Kesehatan sekarang:

Apa yang dirasakan klien sejak ia merasakan keluhan

hingga masuk RS

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Mempunyai Riwayat penyakit kelamin pada keluarga

(Amiruddin, 2004).

5. Riwayat Menstruasi :

Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ


reproduksinya (Sulistyawati,2010).
Riwayat siklus :
Lama haid :
Kehamilan Persalinan Anak Nifa
No
UK Pny Jns PnIg Tmp Pny JK BB/PB H M Abnorm Lakt

6. Riwayat Obstetrik

7. Riwayat Kontrasepsi :

8. Pola Fungsional Kesehatan :


Pola Keterangan
9. Nutrisi

Eliminasi

Istirahat

Aktivitas Nyeri saat berjalan, duduk, dan beraktifitas (Amiruddin, 2004)

Personal Hygiene

Kebiasaan

• Apakah pernah berganti pasangan seks ? (Amiruddin, 2015)


Seksualitas
• Mengalami kesulitan pada waktu koitus (Amiruddin, 2015)

Riwayat Psikososiokultural Spiritual :

a) Psikologis :
(1) Riwayat pernikahan :
Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan
sah/tidak
b) Sosial :
(1) Penerimaan keluarga terhadap keadaannya penyakitnya
saat ini
c) Kultural :
(1) Adat istiadat yang dapat merugikan ibu jika dilakukan
saat proses penyembuhan penyakitnya
d) Spiritual :
(1) Pola ibadah selama ibu sakit

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran :

Tanda Vital :
Tekanan darah :
Nadi :
Suhu Tubuh : Umumnya tidak disertai

demam kecuali jika

terifeksi dengan organisme

yang ditularkan melaui

hubungan seksual.

(Amiruddin, 2015)

Pernapasan :
Antropometri :

Tinggi badan :

Berat badan sekarang :

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Kepala : Kulit kepala tampak bersih, distribusi rambut


merata
Wajah : Tidak tampak pucat dan oedema, tidak tampak
kloasma gravidarum
Mata : tampak simetris, kelopak mata tidak oedema,
tampak sclera berwarna putih, tidak tampak
kelainan, konjungtiva tampak berwarna merah
muda
Hidung : tampak bersih, tidak tampak cuping hidung, polip,
dan peradangan
Mulut : tampak bibir bersih, mukosa mulut lembab, lidah
bersih dan tremor, gigi geraham lengkap, tidak
tampak stomatitis, caries dentis, dan pembesaran
tonsil
Telinga : tampak bersih, tidak tampak pengeluaran sekret
Leher : tidak tampak hyper-pigmentasi, tidak tampak
pembesaran tonsil, faring, laring, vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
Dada : tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding
dada
Payudara : tampak simetris, tidak tampak hyperpigmentasi,
tidak tampak oedema.
Abdomen : tampak simetris, tampak/tidak tampak bekas luka
operasi
Genetalia : Tampak kemerahan dan pembengkakan pada
daerah vulva, dan tampak pengeluaran sekret di
vagina. (Amiruddin, 2015).
Ekstremitas: tampak simetris, tidak tampak oedema

Palpasi

Kepala : tidak teraba tumor / massa


Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
getah bening, dan kelenjar tiroid
Payudara : tidak teraba massa
Genetalia : teraba benjolan, nyeri tekan (+)

Auskultasi

Dada : tidak terdengar wheezing dan Ronki

Perkusi

Dada : Tidak terdengar suara redup di seluruh lapang

dada
Abdomen : Tidak terdengar bunyi hypertimphani

3. Pemeriksaan Penunjang :

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosis : Papah dengan menometroragia

Masalah :-

Kebutuhan :-

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

a. Anemia

b. Syok (Doenges,2011)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN/TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :

a. Terapi oksigen

b. Pasang infus

c. Transfusi darah (Doenges,2011)

V. INTERVENSI

1. Berikan KIE tentang personal hygiene

Rasional: mencegah terjadinya infeksi karena adanya pengeluaran

darah

2. Kaji dan catat jumlah,tipe dan sisi perdarahan.


Rasional : perkiraan kehilangan darah, arterial versus vena, dan

adanya bekuan-bekuan membantu membuat diagnosa banding dan

menentukan kebutuhan penggantian.

3. Pantau hipotensi atau takikardi,sianosis dasar kuku,membran

mukosa dan bibir.

Rasional : tanda-tanda ini merupakan hipovelemik dan terjadinya

syok dan sianosis tanda akhir dari hipoksia.

4. Kolaborasi dengan dr.SpOG dalam pemberian terapi dan

penanganan lanjutan

Rasional: Mendapat penanganan tepat ,mencegah terjadinya

komplikasi lebih lanjut.

(Doenges,2011)

VI. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan

rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau

anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan

asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan

dalam bentuk SOAP.

Anda mungkin juga menyukai