Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Menyusui

Oleh :

Rosi Mulyo H 4003150040


Suci Islamiati 4003150034
Utari Putri Mahendra 4003150006
Widi Astuti 4003150032
Witri Amanda Dewi 4003150051
Yayang Reni H 4003150012
Yulia Siska P 4003150026

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKes Dharma Husada Bandung

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Menyusui

Sub pokok pembahasan : Pentingnya ASI

Sasaran : Ibu Menyusui Di Ruang Alamanda A

Hari/tanggal : Jumat, 13 Oktober 2017

Tempat : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung / Ruang Alamanda A

Penyuluh : Mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung

A. Tujuan
Tujuan Umum

Ibu menyusui membutuhkan pendidikan kesehatan, salah satunya adalah tentang ASI.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang ASI diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami
manfaat ASI bagi ibu dan bagi bayi.

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI diharapkan ibu dapat :

1. Ibu dapat memahami pengertian ASI.


2. Ibu dapat memahami komposisi dari ASI.
3. Ibu dapat memahami bagaimana langkah langkah menyusui yang benar.
4. Ibu dapat memahami apa yang harus dilakukan ibu jika sedang bepergian atau
bekerja sedangkan ibu dalam proses pemberian ASI untuk anaknya.
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian ASI
2. Komposisi dari ASI.
3. Langkah langkah menyusui yang benar.
4. Apa yang harus dilakukan ibu jika sedang bepergian atau bekerja sedangkan ibu dalam
proses pemberian ASI untuk anaknya.
C. Media
1. Power Point
2. LCD / Proyektor
3. Laptop
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Setting Tempat

: Moderator

: LCD / Proyektor

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer
F. Pengorganisasian
Moderator : Yayang Reni Haryani
Penyuluh : Yulia Siska Pratiwi
Notulensi : Suci Islamiati
Fasilitator : Widi Astuti, Rosi Mulyo Handayani, Utari Putri Mahendra
Observer : Witri Amanda Dewi
Pembagian Tugas
Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir.
Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan.
Notulensi : Mencatat semua kegiatan tanya jawab.
Fasilitator : Memotivasi peserta untuk bertanya.
Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir.
G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
Penyuluhan 3. Menjawab pertanyaan
4. Menyebutkan tema 4. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
5. Membuat kontrak 5. Menyetujui kontrak
waktu waktu

2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan


(25 menit) pengertian ASI 2. Mengajukan
2. Menjelaskan pertanyaan
komposisi dari ASI .
3. Menjelaskan langkah
langkah menyusui
yang benar.
4. Menjelaskan apa
yang harus dilakukan
ibu jika sedang
bepergian atau
bekerja sedangkan
ibu dalam proses
pemberian ASI untuk
anaknya.
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
1. Menanyakan kepada
peserta apakah sudah
memahami tentang
3. Evaluasi penyuluhan yang 1. Menjawab pertanyaan
(5 menit) diberikan mengenai
pentingnya
pemberian ASI

1. Mengucapkan terima
kasih atas peran
sertanya
2. Mengucapkan salam
4. Terminasi penutup 1. Mendengarkan
(2 menit) 2. Menjawab salam

H. Evaluasi Lisan

Ibu hamil dan Ibu Menyusui di Ruang Alamanda A dapat:


menjelaskan pengertian ASI
menjelaskan apa saja Komposisi dari ASI
menjelaskan apa Keunggulan ASI
menjelaskan apa Manfaat ASI tersebut
menjelaskan apa saja hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
Menjelaskan bagaimana cara mengetahui apakah bayinya sudah cukup memperoleh ASI
Menjelaskan apa saja yang bisa dilakukan ibu apabila sedang bekerja atau bepergian
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi

baik fisik, psikologisosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon,

unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI

mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2003).

ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi

kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan

penyakit.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan

air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada

saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat

pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).

B. KEUNTUNGAN MENYUSUI SECARA EKSLUSIF

Ada beberapa keuntungan menyusui dengan ASI secara umum, yaitu :

1. Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kulitas dan kuantitas bagi bayi.

Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental yang

berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu, pada

periode akhir atau trimester ketiga kehamilan kolostrum dikeluarkan pada hari

pertama setelah kelahiran.

Kolostrum sangat penting bagi bayi, karena :


a. Kolostrum pada hari pertama sampai hari ke empat, merupakan cairan yang

kaya akan nutrisi dan antibodi

b. Jumlah kolostrum bervariasi antara 10-100 ml per hari.

c. Jumlah kolostrum akan bertambah da mencapai komposisi ASI biasa/matur

sekitar 3-14 hari

d. Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi dan alergi

e. Memberikan imunisasi pertama, ASI dapat dikatakan sebagai cairan hidup

f. Kandungan pada kolostrum :

1) Lysozyme, yaitu enzim yang aktif di saluran pencernaan yang jumlahnya

ribuan kali dibandingkan kadar lysozyme yang ada di susu formula.

Tugasnya menghancurkan dinding sel patogen dan melindungi saluran

pencernaan bayi.

2) Bifidobakteri, bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri patogen

dan parasit tidak mampu bertahan hidup

3) Lactoferin, bertugas mengikat besi sehingga bakteri patogen yang

membutuhkan zat besi diboikot, tidak mendapat suplay zat besi hingga

mati

4) Lactoperoksida, bersma unsur lain berperang melawan serangan bakteri

sterptococus (yang dapat menimbulkan gejala penyakit paru-paru)

5) Makrofage, berfungsi melindungi kelenjar susu ibu dan saluran

pencernaan bayi.
2. Meningkatkan kecerdasan secara :

a. Asuh ( fisik-biomedis)

Menunjukan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan

suatu jaringan sangan dibutuhkan nutrisi atau makanan bergizi. Dan, ASI

memenuhi kebutuhan ini.

b. Asah (stimulasi-pendidikan)

Menunjukan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan merangsang

perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Ibu menyusui termasuk guru

pertama yang terbaik bagi anaknya. Dengan demikian, perkembangan

sosialisasinya akan baik dan ia akan mudah berinteraksi dengan lingkunganya

kelak.

ASI dan menyusui secara eklusif akan menciptakan faktor lingkungan yang

optomal untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui pemenuhan

semuakebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan.

c. Asih (fisik-biomedis)

Menunjukan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya. Yang

terpenting disini adalah pemberian kasih sayang dan rasa aman. Seorang anak

yang merasa disayangi akan mampu menyayangi lingkungannya sehingga ia akan

berkembang menjadi manusia dengan budu pekerti dan nurani yang baik. Selain

itu seorang bayi merasa aman, karena merasa dilindungi, akan berkembang

menjadi orang dewasa yang mandiri dan emosi yang stabil.


C. MANFAAT ASI BAGI BAYI

1. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi

2. Secar alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia

kelahiran bayi (seperti pada bayi prematur, ASDI memiliki kandungan

protein yang lebih tinggi dibanding pada bayi yang cukup bulan)

3. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

4. ASI sebagai zat antivirus dan bakteri

5. ASI bebas kuman karena diberikan secara langsung

6. Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

7. ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi

8. ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari

kerusakan

9. ASI akan melatih daya isap bayi dan membantuk otot pipi yang baik

D. MANFAAT ASI BAGI IBU

1. Membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan

mengurangi pendarahan setelah kelahiran

2. Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli

3. Mencegah kanker payudara (karena pada saat menyusui hormon esterogen

mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar

hormon esterogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu

pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan hormon

esterogen dan progesteron)

4. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap

5. Memberikan secara puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil

menyusui bayinya
6. Pemberian ASI secara eksklusif dapat sebagai kontrasepsi selama 6 bulan

setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang prolaktin yang

menghambat terjadinya ovulasi/ pematangan telur sehingga menunda

kesuburan

E. CARA PEMBERIAN

Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal hal di

bawah ini:

1. Teknik menyusui

Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan

keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak

produksi AS

2. Posisi ibu menyusui

Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada

sandaran punggung dan lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi,

agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara

3. Memasukkan putting susu

Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi

pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan

ibu. Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu

memegang pantat / paha kanan bayi. Sanggahlah payudara kanan ibu

dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi

tidak diatas bagian yang berwarna hitam ( aerola mamae ). Sentuhlah mulut

bayi dengan putting susu. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar.

Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna

hitam.
1. Melepaskan hisapan bayi

Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan

bayi dengan cara :

a. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut

bayi atau

b. Dengan menekan dagu bayi kebawah

c. Dengan menutup lubang hidung bayi

d. Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya

2. Menyendawakan bayi

Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum

menyusukan dengan payudara yang lain, dengan cara :

a. Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya

dengan pelan sampai keluar sendawa

b. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok

punggungnya.

3. Tanda-tanda menyusui yang benar

a. Bayi cukup tenan

b. Mulut bayi terbuka lebar

c. Bayi menempel betul pada ibu

d. Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu

e. Seluruh areola tertutup mulut bayi

f. Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat

g. Putting susu ibu tidak terasa nyeri

h. Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis


i. Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan

digendong

4. Hal-hal yang perlu diingat

a. Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian

b. Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh

c. Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

F. MASALAH DALAM MENYUSUI

1. Asi Kurang.

Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal

sebenarnya tidak, apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-

gesa ingin memberikan tambahan susu formula.

Penanggulangannya :

a. Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi

b. Menyusuilah dengan sabar

c. Menyusui secara bergantian antara kedua payudara

d. Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan

membingungkan bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan

untuk memproduksi ASI

2. Bayi Bingung Putting

Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan

ASI akan mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu

ibunya sering terputus-putus bahkan kadang-kadang menolak

menyusu ibunya. Penanggulangan :

a. Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif

b. Menyusui dengan cara yang benar


c. Menyusui lebih lama dan sering

3. Payudara Bengkak

Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif

sehingga ASI mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh

darah dan saluran limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi

bengkak dan nyeri. Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :

a. Susui bayi segera setelah bayi lahir

b. Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan

c. Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang

benar

d. Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa.

Penanggulangan :

1) Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan

2) Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri

3) Lakukan pengurutan atau massage payudara

4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet

Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting

susu yang masuk ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak

masuk mulut. Disamping itu juga disebabkan karena perawatan

yang tidak benar pada payudara. Penanggulangan :

a. Lakukan tehnik menyususi yang benar

b. Menyususi pada payudara yang tidak lecet

c. Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol


5. Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi.

Biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan

yang tersumbat atau luka pada putting yang terinfeksi.

Penanggulangan :

a. Kompres air hangat

b. Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak

terinfeksi

c. Cukup istirahat

d. Minum air putih minimal 2 liter/hari

e. Minum anti biotik

f. Lakukan perawatan payudara

6. Kurang optimalnya pemberian ASI karena ibu bekerja

ASI merupakan makanan utam dan satu-satunya untuk bayi

sehat usia 0-6 bulan. Setelah itu pemberian ASI dilanjutkan sampai

usia 2 tahun dengan diberikan makanan pendamping. Akan tetapi

pada zaman globalisasi ini dimana semakin banyak wanita yang

sibuk bekerja, maka semakin sedikit waktu yang dimiliki seorang

ibu untuk menyusui bayinya.

Salah satu cara yang terbaik untuk tetap bisa member ASI

kepada bayi tanpa mengganggu waktu bekerja adalah dengan

memompa ASI dan menyimpannya sehingga ASI bisa diberikan

kapan saja dan dimana saja oleh pengganti ibu dalam mengasuh

bayi. Namun sekarang ini banyak sekali kesalahan baik dalam cara

pemompaan, penyimpanan dan pemberian ASI sehingga


memberikan efek buruk pada si kecil. Berikut tips-tips cara

penyimpanan ASI agar tetap aman di konsumsi oleh bayi;

a. Siapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan,

biasanya berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari gelas

tahan panas.

b. Gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan

bayi untuk sekali minum, misalnya 125 ml.

c. Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak

perlu di simpan di lemari pendingin. Sebaiknya jangan

menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.

d. Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI

perah ke dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius

(jangan sampai beku).

e. Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau

lebih, maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan

dalam lemari pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan

pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah. ASI yang

sudah dibekukan dapat disimpan antara 3 6 bulan.

f. Bila mungkin, simpanlah ASI di lemari pendingin bagian

tengah, atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi

tersebut memiliki temperatur yang lebih dingin dan konstan.

g. Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu

lemari pendingin karena temperatur di tempat ini mudah

berubah ketika pintu dibuka dan ditutup.


h. Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan

ASI tersebut diperah.

i. Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI

akan memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih bagian

kosong.

j. ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi

untuk diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.

k. Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah

komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa

senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang

berfungsi melawan organisme berbahaya. Risiko kontaminasi

juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam sehingga susu cair dan

dibekukan kembali.

l. Simpan ASI beku sebagai cadangan untuk keadaan darurat.

Jika sedang di rumah, susui bayi. (me)

G. CARA MEMERAH ASI YANG BENAR

Tips persiapan sebelum memerah ASI :

1. Buatlah jadwal memerah ASI sekitar 3-4 jam sekali secara teratur

untuk menjaga produksi ASI. Perhatikan waktu yang tepat untuk

memeras, yaitu bila payudara sudah dalam kondisi penuh.

2. Sebelum memerah, sebaiknya Ibu minum segelas air putih, jus buah,

susu, sari kacang hijau, teh atau minuman hangat. Hindari minuman

yang dingin. Jangan lupa konsumsi makan dan sayuran yang cukup.
3. Pilih tempat yang nyaman dan tenang untuk memeras ASI

4. Cuci dengan sabun kedua tangan Mama, pastikan semuanya sudah

bersih,.

5. Siapkan gelas kaca bersih yang sudah disterilkan dengan air panas.

6. Kompres payudara dengan handuk kecil atau waslap yang telah

direndam air hangat, secara perlahan.

Selanjutnya Ibu siap memerah ASI untuk mengumpulkan stok ASI bagi

buah hati. Teknik memerah susu dengan tangan sangat mudah dilakukan.

Sesuai prosedur pemerahan ASI dengan tangan atau lebih dikenal dengan

teknik Marmet, ada 4 (empat) langkah yang harus dilakukan :

Langkah pertama dimulai dengan mengurut payudara atau massage:

1. Gunakan 2 jari, yaitu telunjuk dan jari tengah.

2. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut

payudara kanan.

3. Bila payudara besar, Mama dapat menggunakan keempat jari.

4. Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar

payudara dengan gerakan spiral ke arah puting susu.

Langkah kedua disebut proses stroke:

1. Tekan-tekanlah secara lembut kedua payudara dengan menggunakan

jari-jari tangan, mulai dari dasar payudara ke arah puting susu dengan
garis lurus, kemudian dilanjutkan secara bertahap ke seluruh bagian

payudara.

2. Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan sisir yang bergigi

lebar dan tumpul, sisirlah payudara secara lembut, dari dasar

payudara ke arah puting susu.

Langkah ketiga, proses shake payudara. Condongkan tubuh ke arah depan

kemudian kocok atau goyangkan payudara dengan lembut. Dalam proses

ini biarkan daya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengeluaran ASI.

Setelah tiga tahap persiapan tersebut di atas, selanjutnya proses memerah

ASI siap dilakukan :

1. Ambil posisi yang paling nyaman, dan condongkan tubuh Mama ke

arah depan

2. Sanggalah payudara Mama dari sebelah bawah dengan salah satu

tangan

3. Letakkan ibu jari tangan satunya di sekitar areola (di atas puting) dan

telunjuk di bawah puting sehingga membentuk posisi seolah menjepit

puting.

4. Mulailah memijat dengan lembut ke arah dalam, lalu pijat aerola di

belakang puting.

5. Kemudian lakukan gerekan menekan dan melepas beberapa kali

sampai ASI keluar. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian.

6. Tampunglah ASI dalam gelas kaca, kemudian masukkan dalam botol

kaca atau kantong plastik untuk disimpan dalam termos atau lemari es.
Seluruh proses persiapan hingga pemerahan dengan tangan membutuhkan

waktu kurang lebih 20-30 menit. Mama tidak perlu terburu-buru dalam

mengerjakannya. Tetap rileks supaya ASI yang dihasilkan cukup banyak

dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2002, Asuhan Keperawatan Ibu Hamil, Modul


Diklat Jarak Jauh, Jakarta

Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, 2001,


EGC, Jakarta.

FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal,

Persis Mary Hamilton, Dasar


dasar Keperawatan Maternitas, 2005, EGC, Jakarta.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan


Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan Antenatal,
Buku 2, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai