DASAR
(Manusia, Kesetaraan dan Keragaman)
Dosen Pembimbing :
Amiruddin, SS., M. Hum
Disusun Oleh :
Esti Nur Rahayu P07224318009
Fadhillah Hannindhiya H P07224318010
Ade Irma Samsuddin P07224318011
Hanik Pramasta Ningrum P07224318012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai “Manusia, Kesetaraan dan
Keragaman”.
2. Orang tua kami tercinta yang tak henti-hentinya memberi dukungan kepada penulis
dalam penyusunan makalah ini.
Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa jualah penulis memohon doa sehingga bantuan dari
berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat penulis
berikan. Penulis juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca sehingga
penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................5
C. TUJUAN............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
A.Pengertian...........................................................................................................................7
B.Makna.................................................................................................................................7
C.Problematika dan solusi....................................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus
keniscayaan dalam kehidupan dimasyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas
utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan dimasa silam, kini dan diwaktu-waktu
mendatang. Sebagai fakta,keragaman sering disikapi secara berbeda. Disatu sisi diterima
sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi disisi lain dianggap
sebagai faktor penyulit.Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun
juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak
dikelola dengan baik. Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman
identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inherent yang dimiliki
manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat
pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan
derajat individu melihat individu sebagai manusia yang berderajat sama dengan
meniadakan hierarki atau jenjang sosial yang menempel pada dirinya berdasarkan atas
asal rasial, suku bangsa, kebangsawanan ataupun kekayaan dan kekuasaan.
4
karakter utama mengakui pluralitas dan kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui
keragaman dan menghormati kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk menghantarkan
masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan peradabannya.Cita-cita yang mendasari
berdirinya NKRI yang dirumuskan pada pendiri bangsa telah membekali bangsa
Indonesia dengan konsepsi normatif Negara Bhineka Tunggal Ika,membekali hidup
bangsa dalam keberagaman, kesetaraan dan harmoni. Hal tersebut merupakan
kesepakatan bangsa yang bersifat dasar.Konsitusi secara tegas menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara yang berkesetaraan. Pasal 27 menyatakan: “Setiap warga negara
bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan” adalah rujukan yang
melandasi seluruh produk hukum dan ketentuan moral yang mengikat warga negara.
Keberagaman bangsa yang berkesetaraan merupakan kekuatan besar bagi kemajuan
dan kesejahteraan negara Indonesia. Negara yang beragam tetapi tidak memiliki
kesetaraan dan diskriminatif akan menghadirkan kehancuran.Semangat
multikulturalisme dengan dasar kebersamaan, toleransi, dan saling pengertian merupakan
proses terus menerus, bukan proses sekali jadi dan sudah itu berhenti.Disinilah setiap
komunitas masyarakat dan kebudayaan dituntut untuk belajar terus menerus atau belajar
berkelanjutan. Proses pembelajaran semangat multikulturalisme terus menerusdan
berkesinambungan perlu dilakukan. Untuk itu, penting bagi kita memiliki dan
mengembangkan kemampuan hidup bersama dalam multikulturalisme masyarakat dan
kebudayaan Indonesia. Kemampuan belajar hidup bersama didalam perbedaan inilah
yang mempertahankan, bahkan menyelamatkan semangat multikulturisme. Tanpa
kemampuan belajar hidup bersama yang memadahi dan tinggi niscaya semangat
multikulturalime akan meredup. Sebaliknya, kemampuan belajar hidup bersama yang
memadai dan tinggi akan menghidupkan dan mengfungsionalkan semangat
multikulturalime. Proses pembelajaran semangat multikulturalime atau kemampuan
belajar hidup bersama ditengah perbedaan dapatdibentuk, dipupuk, atau dikembangkan
dengan kegiatan, keberanian melakukan perantauan budaya (cultural passing over)
pemahaman lintas budaya (cross cultural understanding) dan pembelajaran lintas budaya
(learning a cross culture).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Manusia, Kesetaraan dan Keragaman ?
2. Makna dari Manusia, Kesetaraan dan Keragaman ?
5
3. Contoh Problematika dan solusi yang dapat dilakukan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Manusia, Kesetraan dan Keragaman
2. Untuk mengetahui Makna dari Manusia, Kesetaraan dan Kearagaman
3. Untuk mengetahui contoh Problematika nya dan sosulsi yang dapat dilakukan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Keragaman dapat diartikan dengan suatu hal yang “banyak macamnya”, “beda”
atara satu dan sifatnya tidak tunggal. Sedangkan kesetaraan dapat diartikan sebagai
“sama”,”tidak Berbeda” atau “sederajat”. Beberapa istilah yang dianggap sesuai dengan
keragaman salah satunya ialah pluralitas (plurality) yaitu suatu konsep yang
mengandalkan adanya “hal-hal yang lebih dari satu”. Sisi lain dari pluralitas adalah
kemajemukan yang didasari oleh keutamaan (keunikan) dan kekhasan. Karena itu,
pluralitas tidak dapat terwujud atau diadakan atau terbayangkan keberadaannya kecuali
sebagai objek komparatif dari keseragaman dan kesatuan yang merangkum seluruh
dimensinya.
Istilah lain yang digunakan untuk masyarakat yang terdiri dari agama, ras, bahasa,
dan budaya yang berbeda, yakni keragaman (divercity) yang menunjukkan bahwa
keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen dan bahwa tidak dapat
disamakan. Furnivail adalah yang pertama kali mengintrogasi konsep masyarakat
majemuk pada waktu dia membahas kebijakan dan praktek-praktek pemerintah jahjahan
di Indonesia. Konsep multikulturalisme juga dapat dianggap sesuai dengan masalah-
masalah “perbedaan”, bahkan konsep ini juga mampu menjembatani perbedaa-perbedaan
yang muncul dari kemajemukan.
7
1. MAKNA KERAGAMAN MANUSIA
jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. manusia sebagai mahluk tuhan tetaplah
perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahluk individu yang setiap
individu memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama di tinjau dari sipat-
sipat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Contoh,
sebagai mahasiswa baru kita akan menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengan
sipat dan watak yang bergam. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan
keragaman akan sipat dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang kita jumpai. Jadi
manusia sebagai pribadi adalah unik dan beragam Selain mahluk individu, manusia
juga mahluk social yang membentuk kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok
persekutuan hidup manusia juga beragam. Masyarajat sebagai persekutuan itu berbeda
dan beragam karena ada perbedaan, misalnya dalam hal ras, suku, agama, budaya,
ekonomi, agama, budaya, ekonomi, status social, jenis kelamin, daerah tempat tinggal,
dan lain-lain. Hal-hal demikian kita katakan sebagai unsur-unsur yang membentuk
tingkat masyarakat merupakan tingkat realitas atau kenyataan yang meski kita hadapi
dan alami. Keragaman individual maupun social adalah implikasi dari kedudukan
manusia, baik sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Kita sebagai individu akan
berbeda dengan seseorang sebagai individu yang lain. Demikian pula kita sebagai
tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu
8
bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa di bedakan adalah ciptaan
dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai mahluk mulia dan tinggi derajatnya di
banding mahluk lain. di hadapan tuhan, di hadapan tuhan, semua manusia adalah sama
ketaqwaan manusia tersebut terhadap tuhan yang maha esa Persamaan kedudukan atau
tingkatan manusia ini berimplikasi pada adanya pengakuaan akan kesetaraan atau
adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban, sebagai sesama,
manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak setiap manusia
furnivall tahun 1948 yang mengtakan bahwa ciri utama masyarakat adalah kehidupan
secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan
sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik, konsep ini merujuk pada masyarakat
Indonesia masa kolonial. Masyarakat hindia belanda waktu itu dalam pengelompokan
komunitasnya di dasarkan atas ras, etnik, ekonomi, dan agama. Masyarakat tidak
hanya terkelompok antara yang memerintah dengan yang di perintah tetapi secara
fungsional terbelah berdasarkan satuan ekonomi, yaitu antara pedaggang cina, arab,
india, dan kelompok petani bumi putra. Masyarakat dalam satuan-satuan ekonomi
tersebut hidup pada lokasi masing-masing dengan sistem sosialnya sendiri, meskipun
9
di bawah kekuasaan politik kolonial. Konsep masyarakt majemuk Furnivall di atas, di
2. Bahasa daerah
4. Agama
2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
ulas tentang kemajemukan masyarakat Indonesia karena unsur-unsur ras dan etnik.
1. RAS
dalam berbagai ras. Manusia di bedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi
10
badan,warna kulit, mata, hidung dan karakteristik fisik lainnya . Jadi ras adalah
perbedaan manusia menurut atau berdasarkan cirri fisik biologis. Ciri utama
pembeda antar ras antara lain ciri alamiah rambut pada badan: warna alami
rambut, kulit, dan iris mata ; bentuk lipatan penutup mata ; bentuk hidung serta
bibir ; bentuk kepala dan muka ; ukuran tinggi badan. Misalnya, ras melayu
secara umum bercirikan kuli sawo matang,rambut ikal, bola mata hitam, dan
berperawakan badan sedang. Ras negro bercirikan kulit hitam dan berambut
keriting.
yang sebagian besar secara biologis maupun berkembang biak dan bertahan,
mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam sutau bentuk
sendiri ciri kelompok yang di terima kelompok lain dan dapat di bedakan dari
kelompok populasi lain. Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk dengan jumlah etnik yang besar. Berapa persis jumlah etnik di
sosial, lengkap menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa Indonesia ada 400
heterogen.
11
C. Problematika dan Solusi
Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu “.
Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa
“Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat”
2) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang
dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
1)Kegagalan kepemimpinan
3) Krisis politik
4)Krisis sosial
12
6)Interfensi asing
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan
oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
1. Semangat Religius
2. Semangat Nasionalisme
3. Semangat Fluralisme
4. Dialog antar umat beragama
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keragaman dapat diartikan dengan suatu hal yang “banyak macamnya”, “beda” atara satu
dan sifatnya tidak tunggal. Sedangkan kesetaraan dapat diartikan sebagai “sama”,”tidak
Berbeda” atau “sederajat”
DAFTAR PUSTAKA
Giri Wiloso, Pamerdi, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Salatiga: Widya Sari.
Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.