Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA

DASAR
(Manusia, Kesetaraan dan Keragaman)
Dosen Pembimbing :
Amiruddin, SS., M. Hum

Disusun Oleh :
Esti Nur Rahayu P07224318009
Fadhillah Hannindhiya H P07224318010
Ade Irma Samsuddin P07224318011
Hanik Pramasta Ningrum P07224318012

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


D IV KEBIDANAN TINGKAT 1
TAHUN AJARAN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai “Manusia, Kesetaraan dan
Keragaman”.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan,


arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam penulis kepada yang
terhormat :

1. Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

2. Orang tua kami tercinta yang tak henti-hentinya memberi dukungan kepada penulis
dalam penyusunan makalah ini.

3. Rekan-rekan D4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kaltim yang telah banyak


memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.

Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa jualah penulis memohon doa sehingga bantuan dari
berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat penulis
berikan. Penulis juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca sehingga
penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.   

Samarinda, 02 Februari 2019

Penyusun, 

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................5
C. TUJUAN............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
A.Pengertian...........................................................................................................................7
B.Makna.................................................................................................................................7
C.Problematika dan solusi....................................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus
keniscayaan dalam kehidupan dimasyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas
utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan dimasa silam, kini dan diwaktu-waktu
mendatang. Sebagai fakta,keragaman sering disikapi secara berbeda. Disatu sisi diterima
sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi disisi lain dianggap
sebagai faktor penyulit.Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun
juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak
dikelola dengan baik. Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman
identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inherent yang dimiliki
manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat
pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan
derajat individu melihat individu sebagai manusia yang berderajat sama dengan
meniadakan hierarki atau jenjang sosial yang menempel pada dirinya berdasarkan atas
asal rasial, suku bangsa, kebangsawanan ataupun kekayaan dan kekuasaan.

Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa, antar penganut keyakinan


keagamaan, ataupun antar kelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta harta
benda,seperti kasus Sambas, Ambon, Poso, dan kalimantan Tengah. Masyarakat
majemuk Indonesia belum menghasilkan tatanan kehidupan yang egalitarian dan
demokratis.Persoalan-persoalan tersebut sering muncul akibat adanya dominasi sosial
oleh suatu kelompok. Adanya dominasi sosial didasarkan pada pengamatan bahwa
semua kelompok manusia ditunjukkan pada struktur dalam sistem hirarki sosial pada
suatu kelompok.Didalamnya ditetapkan satu atau sejumlah kecil dominasi dan hegemoni
kelompok padaposisi teratas dan satu atau sejumlah kelompok subordinat pada posisi
paling bawah. Diantara kelompok-kelompok yang ada, kelompok dominan dicirikan
dengan kepemilikan yang lebih besar dalam pembagian nilai-nilai sosial yang berlaku.
Adanya dominasi sosial ini dapat mengakibatkan konflik sosial yang lebih tajam.Negara
Indonesia yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dapatdisebut
sebagai masyarakat multikultural. Berbagai keragaman masyarakat Indonesia terwadahi
dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbentuk dengan

4
karakter utama mengakui pluralitas dan kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui
keragaman dan menghormati kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk menghantarkan
masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan peradabannya.Cita-cita yang mendasari
berdirinya NKRI yang dirumuskan pada pendiri bangsa telah membekali bangsa
Indonesia dengan konsepsi normatif Negara Bhineka Tunggal Ika,membekali hidup
bangsa dalam keberagaman, kesetaraan dan harmoni. Hal tersebut merupakan
kesepakatan bangsa yang bersifat dasar.Konsitusi secara tegas menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara yang berkesetaraan. Pasal 27 menyatakan: “Setiap warga negara
bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan” adalah rujukan yang
melandasi seluruh produk hukum dan ketentuan moral yang mengikat warga negara.
Keberagaman bangsa yang berkesetaraan merupakan kekuatan besar bagi kemajuan
dan kesejahteraan negara Indonesia. Negara yang beragam tetapi tidak memiliki
kesetaraan dan diskriminatif akan menghadirkan kehancuran.Semangat
multikulturalisme dengan dasar kebersamaan, toleransi, dan saling pengertian merupakan
proses terus menerus, bukan proses sekali jadi dan sudah itu berhenti.Disinilah setiap
komunitas masyarakat dan kebudayaan dituntut untuk belajar terus menerus atau belajar
berkelanjutan. Proses pembelajaran semangat multikulturalisme terus menerusdan
berkesinambungan perlu dilakukan. Untuk itu, penting bagi kita memiliki dan
mengembangkan kemampuan hidup bersama dalam multikulturalisme masyarakat dan
kebudayaan Indonesia. Kemampuan belajar hidup bersama didalam perbedaan inilah
yang mempertahankan, bahkan menyelamatkan semangat multikulturisme. Tanpa
kemampuan belajar hidup bersama yang memadahi dan tinggi niscaya semangat
multikulturalime akan meredup. Sebaliknya, kemampuan belajar hidup bersama yang
memadai dan tinggi akan menghidupkan dan mengfungsionalkan semangat
multikulturalime. Proses pembelajaran semangat multikulturalime atau kemampuan
belajar hidup bersama ditengah perbedaan dapatdibentuk, dipupuk, atau dikembangkan
dengan kegiatan, keberanian melakukan perantauan budaya (cultural passing over)
pemahaman lintas budaya (cross cultural understanding) dan pembelajaran lintas budaya
(learning a cross culture).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Manusia, Kesetaraan dan Keragaman ?
2. Makna dari Manusia, Kesetaraan dan Keragaman ?

5
3. Contoh Problematika dan solusi yang dapat dilakukan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Manusia, Kesetraan dan Keragaman
2. Untuk mengetahui Makna dari Manusia, Kesetaraan dan Kearagaman
3. Untuk mengetahui contoh Problematika nya dan sosulsi yang dapat dilakukan

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia, Kesetaraan dan Keragaman

Keragaman dapat diartikan dengan suatu hal yang “banyak macamnya”, “beda”
atara satu dan sifatnya tidak tunggal. Sedangkan kesetaraan dapat diartikan sebagai
“sama”,”tidak Berbeda” atau “sederajat”. Beberapa istilah yang dianggap sesuai dengan
keragaman salah satunya ialah pluralitas (plurality) yaitu suatu konsep yang
mengandalkan adanya “hal-hal yang lebih dari satu”. Sisi lain dari pluralitas adalah
kemajemukan yang didasari oleh keutamaan (keunikan) dan kekhasan. Karena itu,
pluralitas tidak dapat terwujud atau diadakan atau terbayangkan keberadaannya kecuali
sebagai objek komparatif dari keseragaman dan kesatuan yang merangkum seluruh
dimensinya.

Pluralitas, sebagaimana halnya seluruh fenomena pemikiran, memiliki sifat


pertengahan, keseimbangan juga mempunyai sisi yang ekstern, baik yang melebih-
lebihkan atau mengurang-ngurangkan. Pluralitas juga bisa dianggap sebagai motivator
dalam menghadapi ujian, cobaan, kesulitan berkompetensi, dan berlomba-lomba dalam
berkarya dan berinteraksi diantara masing-masing pihak yang berbeda-beda dalam
peradaban.

Istilah lain yang digunakan untuk masyarakat yang terdiri dari agama, ras, bahasa,
dan budaya yang berbeda, yakni keragaman (divercity) yang menunjukkan bahwa
keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen dan bahwa tidak dapat
disamakan. Furnivail adalah yang pertama kali mengintrogasi konsep masyarakat
majemuk pada waktu dia membahas kebijakan dan praktek-praktek pemerintah jahjahan
di Indonesia. Konsep multikulturalisme  juga dapat dianggap sesuai dengan masalah-
masalah “perbedaan”, bahkan konsep ini juga mampu menjembatani perbedaa-perbedaan
yang muncul dari kemajemukan.

B. Makna Kesetaraan Manusia dan Keragaman Manusia

7
1. MAKNA KERAGAMAN MANUSIA

Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis-

jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. manusia sebagai mahluk tuhan tetaplah

berjenis satu. Keragaman manusia di maksudkan bahwa setiap manusia memiliki

perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahluk individu yang setiap

individu memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama di tinjau dari sipat-

sipat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Contoh,

sebagai mahasiswa baru kita akan menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengan

sipat dan watak yang bergam. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan

keragaman akan sipat dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang kita jumpai. Jadi

manusia sebagai pribadi adalah unik dan beragam Selain mahluk individu, manusia

juga mahluk social yang membentuk kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok

persekutuan hidup manusia juga beragam. Masyarajat sebagai persekutuan itu berbeda

dan beragam karena ada perbedaan, misalnya dalam hal ras, suku, agama, budaya,

ekonomi, agama, budaya, ekonomi, status social, jenis kelamin, daerah tempat tinggal,

dan lain-lain. Hal-hal demikian kita katakan sebagai unsur-unsur yang membentuk

keragaman dalam masyarakat. Keragaman manusia baik dalam tingkat individu di

tingkat masyarakat merupakan tingkat realitas atau kenyataan yang meski kita hadapi

dan alami. Keragaman individual maupun social adalah implikasi dari kedudukan

manusia, baik sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Kita sebagai individu akan

berbeda dengan seseorang sebagai individu yang lain. Demikian pula kita sebagai

bagian dari satu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya.

2. MAKNA KESETARAAN MANUSIA

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki

tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu

8
bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa di bedakan adalah ciptaan

dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai mahluk mulia dan tinggi derajatnya di

banding mahluk lain. di hadapan tuhan, di hadapan tuhan, semua manusia adalah sama

derajat, kedudukan, atau, tingkatannya. Yang membedakan nantinya adalah tingkat

ketaqwaan manusia tersebut terhadap tuhan yang maha esa Persamaan kedudukan atau

tingkatan manusia ini berimplikasi pada adanya pengakuaan akan kesetaraan atau

kesederajatan manusia. Jadi, kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna

adanya persamaan kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui

adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban, sebagai sesama,

manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak setiap manusia

bisa merealisasikan serta perlunya merumuskan sejumlah kewjiban-kewajiban agar

semua bisa melaksanakan agar tercipta tertib kehidupan

3. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA

Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan

masyarakat, majemuk. Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis.

Konsep masyarakat majemuk, ( plural society ) pertama kali di perkenalkan oleh

furnivall tahun 1948 yang mengtakan bahwa ciri utama masyarakat adalah kehidupan

secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan

sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik, konsep ini merujuk pada masyarakat

Indonesia masa kolonial. Masyarakat hindia belanda waktu itu dalam pengelompokan

komunitasnya di dasarkan atas ras, etnik, ekonomi, dan agama. Masyarakat tidak

hanya terkelompok antara yang memerintah dengan yang di perintah tetapi secara

fungsional terbelah berdasarkan satuan ekonomi, yaitu antara pedaggang cina, arab,

india, dan kelompok petani bumi putra. Masyarakat dalam satuan-satuan ekonomi

tersebut hidup pada lokasi masing-masing dengan sistem sosialnya sendiri, meskipun

9
di bawah kekuasaan politik kolonial. Konsep masyarakt majemuk Furnivall di atas, di

pertanyakan validitasnya sekarang ini sebab telah terjadi perubahan fundamental

akibat pembangunan serta kemajuaan ilmu pengetahuaan dan teknologi. USMAN

PELLY ( 1989 ) mengkategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua

hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertical. Secara horizontal

masyarakat majemuk di kelompokkan berdasarkan :

1. Etnik dan ras atau asal-usul keturunan

2. Bahasa daerah

3. Adat istiadat atau perilaku

4. Agama

5. Pakaian, Makanan, dan budaya, material lainnya

Secara vertikal, masyarakat majemuk di kelompokan berdasarkan :

1. Penghasilan atau ekonomi

2. Pendidikan

3. Pemukiman

4. Pekerjaan

5. Kedudukan dan sosial politik

Seperti telah di uraikan di muka, hal-hal demikian dapat di katakan sebagai

unsure-unsur yang mempengaruhi keragaman masyarakat. Keragaman atau

kemajemukan masyarakat terjadi karena unsure-unsur, seperti ras, etnik, agama,

pekerjaan ( profesi ), penghasilan, pendidikan, dan sebagainya.pada bagian ini akan di

ulas tentang kemajemukan masyarakat Indonesia karena unsur-unsur ras dan etnik.

1. RAS

Berdasarkan karakter biologis, pada umunya manusia di kelompokan

dalam berbagai ras. Manusia di bedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi

10
badan,warna kulit, mata, hidung dan karakteristik fisik lainnya . Jadi ras adalah

perbedaan manusia menurut atau berdasarkan cirri fisik biologis. Ciri utama

pembeda antar ras antara lain ciri alamiah rambut pada badan: warna alami

rambut, kulit, dan iris mata ; bentuk lipatan penutup mata ; bentuk hidung serta

bibir ; bentuk kepala dan muka ; ukuran tinggi badan. Misalnya, ras melayu

secara umum bercirikan kuli sawo matang,rambut ikal, bola mata hitam, dan

berperawakan badan sedang. Ras negro bercirikan kulit hitam dan berambut

keriting.

2. ETNIK ATAU SUKU BANGSA

F.BAAR ( 1988 ) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat

yang sebagian besar secara biologis maupun berkembang biak dan bertahan,

mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam sutau bentuk

budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan

sendiri ciri kelompok yang di terima kelompok lain dan dapat di bedakan dari

kelompok populasi lain. Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang

majemuk dengan jumlah etnik yang besar. Berapa persis jumlah etnik di

Indonesia sukar untuk di tentukan. Sebuah buku pintar rangkuman pengetahuan

sosial, lengkap menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa Indonesia ada 400

buah klasifikasi dari suku bangsa di Indonesia biasanya di dasarkan system

lingkaran hukum adat. VAN VOLLENHOVEN mengemukakan adanya 19

lingkaran hukum adat di Indonesia. Keanekaragaman kelompok etnik ini

dengan sendirinya memunculkan keanekaragaman di kebudayaan di Indonesia.

Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional, bangsa Indonesia adalah

heterogen.

11
C. Problematika dan Solusi

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang


atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status,
kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandangan
ideologi, danpolitik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.

Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu “.
Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa
“Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat”

Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi


diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan
antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.Pada
dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor
penyebab antara lain adalah

1) Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama


ekonomi.

2) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang
dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.

3) Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan


membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.Dari kajian
yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan hancurnya sebuah
negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang sedikit demi sedikit
bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu

1)Kegagalan kepemimpinan

2)Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

3) Krisis politik

4)Krisis sosial

5)Demoralisasi tentara dan polisi

12
6)Interfensi asing

Terciptanya “ Tungal Ika “ dalam masyarakat “ Bhineka “ dapat diwujudkan melalui


“ Integrasi Kebudayaan “ atau “ Integrasi Nasional “.

Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta


masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :
1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia 
dengan dunia lingkungannya.
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam -
macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras atau sukunya kelompoknya
lebih tinggi dari ras, suku atau kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan
oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
1.      Semangat Religius
2.      Semangat Nasionalisme
3.      Semangat Fluralisme
4.      Dialog antar umat beragama

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keragaman dapat diartikan dengan suatu hal yang “banyak macamnya”, “beda” atara satu
dan sifatnya tidak tunggal. Sedangkan kesetaraan dapat diartikan sebagai “sama”,”tidak
Berbeda” atau “sederajat”
DAFTAR PUSTAKA

Giri Wiloso, Pamerdi, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Salatiga: Widya Sari.

Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai