PROPOSAL
Di Susun Oleh :
NOVIANSYAH
NPM. 161120027
i
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan hidupnya, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Dalam hal
ini, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan dan kerjasama dengan orang lain,
potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga
yang sesuai dengan ajaran Islam, oleh sebab itu orang Islam berusaha
berikut :
1
ٍ اح و ُز َهْي ر بْن ح ر
ب َوعُثْ َم ا ُن بْ ُن َأيِب َش ْيبَةَ قَ الُْوا َّ َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن
ْ َ ُ ُ َ ِ َّالص ب
ِ َ َالز َبرْيِ َع ْن َج ابِ ٍر ق
ُص لَّى اهللَ ال لَ َع َن َر ُس ْو ُل اهلل ْ َح َّد َثنَا ُه َش ْي ٌم
ُّ َأخَبَرنَ ا َأبُ و
ال ُه ْم َس َواءٌ (رواه ِ الرب ا ومْؤ كِلَ ه و َكاتِب ه وش
َ َاه َديْ ِه َوق ََّعلَْي ِه َو َس ل
َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ ِّ كِل َ َ ا
َ م
.)مسلم
Artinya : “Muhammad bin al-Shabah, Zuhair bin Harb dan Utsman bin Abi
uangnya itu dengan jalan riba. Maka, diharamkannyalah riba itu sedikit
(BMT). BMT terdiri dari dua istilah yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil.
Baitul Maal lebih mengarah pada usaha dalam mengelola dana. Adapun
Baitul Tamwil adalah sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana. BMT
1
Moh. Syamsi Hasan, Hadis-Hadis Populer Shahih Bukhari & Muslim, (Surabaya:
Amelia, tt.), hlm. 506.
2
Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
2010), hlm. 367
2
Menurut Andri Soemitra, Baitul Maal Wattamwil (BMT) ialah
prinsip syariah”.3
merupakan “balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan lembaga bait
ekonomi.
2. Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah
amanahnya.5
yang baik tetapi juga harus tetap berhubungan secara baik dengan masyarakat
sebagai nasabahnya. Hubungan ini dijalankan dengan tujuan agar BMT dapat
3
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.
451
4
Ahmad Hasan Ridwan, BMT & Bank Islam; Instrumen Lembaga Keuangan Syariah,
(Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm. 29
5
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah., hlm. 451
3
diberikan. Kepuasan nasabah ini merupakan bagian terpenting dari BMT.
Oleh karena itu harus diberikan pelayanan dengan mutu terbaik, karena tanpa
nasabah BMT tidak ada artinya. Kegiatan ini tidak lepas dari usaha BMT
efektif.
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang lebih
kepuasan kepada nasabah. Oleh karena itulah upaya pembiayaan yang baik
sangat diperlukan, agar masyarakat lebih tertarik dan puas atas pelayanan
BMT ini, sepanjang tidak bertentangan dengan dasar-dasar etika BMT. Dalam
BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
4
keuangan berprinsip syari’ah tersebut, maka akad dan prinsip-prinsip
dalam dunia perdagangan besar yang biasa menggunakan cheque dari bank.
pihak kepada pihak lain. Dalam hal ini ada tiga pihak, yaitu pihak yang
berutang (muhil atau madin), pihak yang memberi utang (muhal atau da’in)
Assyafi’iyah Cabang Metro, hiwalah adalah produk jasa talangan dana yang
dibutuhkan sangat cepat sementara piutang nasabah di tempat lain belum jatuh
tempo.
untuk keperluan biaya sekolah keluarga anggota, rumah sakit atau jika anggota
memiliki hutang di pihak lain sedangkan hutang anggota tersebut sudah jatuh
6
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor:
12/DSN-MUI/IV/2000, tentang Hiwalah
7
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Azkia Publisher, 2009),
hlm. 15
5
dahulu. Dalam pelaksanaan akad hiwalah tersebut BMT Assyafi’iyah Cabang
Metro menggunakan fee, yang dalam fiqih muamalah disebut dengan ujrah
(upah). Hal ini berbeda dengan teori dasar akad hiwalah, yakni akad tabarru’
qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka
tersebut terdapat tiga pihak yang terlibat, yakni muhil, muhal dan muhal alaih.
dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak BMT Assyafi’iyah Cabang Metro dan
pihak anggota, sehingga jika dilihat, akad tersebut hampir sama dengan akad
sesuai dengan ketentuan syariah yang berlaku. Dalam hal ini penulis
2017)”
B. Identifikasi Masalah
6
Berdasarkan latar Belakang Masalah tersebut diatas, penulis dapat
2. Pembiayaan yang jatuh tempo oleh nasabah yang sangat merugikan pihak
C. Batasan Masalah
diatas, penulis dapat memberikan batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
D. Rumusan Masalah
Metro?
7
1. Tujuan Penelitian
apa-apa. Oleh karena itu sulit sekali mendapatkan contoh yang tidak
bertujuan. Tidak ada satupun usaha yang tidak memiliki tujuan. Demikian
pula dalam penelitian ini juga terkandung tujuan yang hendak dicapai
yaitu:
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis
berbasis Syariah.
c. Bagi Masyarakat