Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI

DOSEN PENGAMPUH :
SUWALDIYANA, S.E, MM

DISUSUN OLEH :
1. Abdul Muis

UNIVERSITAS QOMARUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PERBANKAN SYARIAH
2023/2024
BAB I
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A. Sistem Keuangan

Salah satu sub-sistem tatanan perekonomian di suatu negara yang berperan dan
melakukan aktivitas dalam berbagai jasa keuangan ialah sistem keuangan, di mana peranan
ini dijalankan oleh lembaga keuangan. Fungsi utama sistem keuangan adalah sebagai
intermediasi (perantara) dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (penabung) kepada
pengguna dana untuk kemudian dipergunakan bagi membeli berbagai barang dan jasa serta
melakukan investasi. Dari aktivitas ekonomi ini, perekonomian dapat tumbuh dan
meningkatkan standar kehidupan.

Berbagai studi menunjukkan bahwa sistem keuangan telah memainkan peran vital
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya sistem keuangan dapat pula
menjerumuskan perekonomian kepada jurang krisis ekonomi apabila tidak dikelola secara
penuh kehatihatian. Negara yany rnaju perekonomiannya ialah negara yang berhasil menata
sistem keuangan yang baik.

 Ayat Al Qur’an yang menerangkan tentang Sistem Keuangan yaitu :


 Surat Al Furqan ayat 67 :
‫َو اَّلِذ ْيَن ِاَذ ٓا َاْن َفُقْو ا َلْم ُيْس ِر ُفْو ا َو َلْم َيْقُتُر ْو ا َو َك اَن َبْيَن ٰذ ِلَك َقَو اًم ا‬
Artinya: “Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang
yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir,
di antara keduanya secara wajar”. (Q.S. Al Furqan ayat 67)

 Surat Al-Baqarah Ayat 275


‫ٱَّلِذ ي ْأُك ُلو ٱلِّر ٰو ۟ا اَل و و ِإاَّل َك ا و ٱَّلِذ ى َّبُط ٱلَّش َٰط ِم ٱْل ِّس ۚ َٰذ ِل ِبَأَّن اُل ۟ا‬
‫َك ُهْم َق ٓو‬ ‫َيَتَخ ُه ْي ُن َن َم‬ ‫َم َيُق ُم‬ ‫َيُق ُم َن‬ ‫َن َي َن َب‬
‫َءُه َمْو ِع َظٌة ِّم ن َّر ِّبِهۦ َفٱنَتَهٰى َفَل ۥُه َم ا‬
‫ِإَّنَم ا ٱْلَبْي ُع ِم ْثُل ٱلِّر َبٰو ۟ا ۗ َو َأَح َّل ٱلَّلُه ٱْلَبْي َع َو َح َّر َم ٱلِّر َبٰو ۟ا ۚ َفَم ن َج ٓا ۥ‬
‫ِف َٰخ ِل‬ ‫َٰٓلِئ‬ ‫َّلِه‬
‫َس َلَف َو َأْمُر ٓۥُه ِإَلى ٱل ۖ َو َم ْن َع اَد َفُأ۟و َك َأْص َٰح ُب ٱلَّناِر ۖ ُهْم يَها ُد وَن‬
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al
Baqarah : 275).
Sistem keuangan memiliki fungsi yang sangat vital dalam perekonomian modern.
Sistem keuangan berfungsi menyediakan mekanisme pembayaran, menyediakan dana untuk
pembiayaan/kredit, penciptaan alat penukaran, dan berbagai sarana mobilisasi tabungan.
Secara mendasar fungsi sistem keuangan ada lima, yaitu :1

1. Memobilisasi tabungan. Sistem keuangan dapat menciptakan berbagai instrumen yang


dapat digunakan untuk memobilisasi dana dalam jumlah kecil tetapi banyak.
2. Mengalokasikan sumber daya. Sistem keuangan dapat berperan sebagai pengumpul
informasi mengenai peluang-peluang investasi secara lebih efisien sehingga membantu
memperbaiki sumber daya.
3. Memantau para manajer dan melaksanakan pengawasan perusahaan. Sistem keuangan
dapat berperan dalam melakukan kegiatan monitoring dan verifikasi tersebut sehingga
berdampak positif pada perkembangan investasi dan efisiensi ekonomi.
4. Memfasilitasi perdagangan, lindung nilai, diversifikasi, dan penggabungan risiko.
5. Memfasilitasi transaksi barang dan jasa agar lebih efisien. Sistem keuangan yang mampu
menyediakan fasilitas transaksi dengan biaya yang rendah akan mendukung
pertumbuhan produktivitas ekonomi.

Sistem keuangan dunia termasuk Indonesia saat ini menganut dual economic system,
yaitu terdapat dua sistem keuangan yaitu sistem keuangan konvensional dan sistem
keuangan syariah. Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang menjembatani
antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana berbasis
pada prinsip dan aturan syariah.

Sistem keuangan syariah diformulasikan dari kombinasi dua kekuatan sekaligus,


pertama prinsip-prinsip syar'i yang diambil dari Al-Our'an dan Sunnah, dan kedua prinsip-
prinsip tabi'i yang merupakan hasil interpretasi aka! manusia dalam menghadapi masalah-
masalah ekonomi seperti manajemen, keuangan bisnis dan prinsip-prinsip ekonomi lainnya
yang relevan. Sistem keuangan syariah merupakan aliran sistem keuangan yang didasarkan
pada etika Islam. Sistem keuangan syariah tidak sekadar memperhitungkan aspek
keuntungan dan risiko, namun juga ikut mempertimbangkan nulai-nilai Islam di dalamnya.

Sasaran dan fungsi sistem keuangan syariah dan konvensional pada prinsipnya adalah
sama, yang membedakannya adalah sasaran dan fungsi sistem keuangan syariah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari aturan dan prinsip syariat Islam. Sistem keuangan syariah
pada praktiknya menggunakan variasi instrumen dalam melakukan berbagai pengendalian
pencapai sasaran keuangan (seperti target inflasi, nilai tukar, dan sebagainya), serta
instrumen-instrumen itu memiliki komitmen yang tinggi pada nilainilai spiritual, keadilan
sosio-ekonomi, dan solidaritas antar sesama.
Tranformasi sistem keuangan menuju sistem keuangan syariah menurut Umer Chapra
membutuhkan beberapa langkah, yaitu:2

1
Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keungan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 18-19
2
Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta: Gema Insani press, 2000). Hlm. 170-172
1. Bunga harus diharamkan dari sistem keuangan secara bertahap dan memperkuat
organisasi bisnis dengan berbasis pada sistem bagi hasil terutama sistem profit and loss
sharing.
2. Rasio pinjaman ekuitas di negara-negara Muslim harus ditingkatkan untuk mengubah
sifat basis pinjaman ualam ekonomi. Dalam jangka panjang dipermudah akses keuangan
melalui teknik leasing, murabahah, dan sewa beli.
3. Rcformasi sistem pajak harus dapat mempercepat proses transformasi sistem keuangan
yang mendorong ke tujuan-tujuan produktif melalui ekuitas dan cadangan.
4. Gerakan perekonomian secara luas akan meningkatkan ekuitas dan membantu
memobilisasi dana menganggur kepada para investor yang menghindari riba dan
menggunakannya untuk tujuan-tujuan produktif. Hal ini juga akan membantu
mengurangi konsentrasi kekayaan dan menyebar kepemilikan bisnis.
5. Semua proyek komersial pemerintah harus dikonversi kepada prinsip bagi hasil untuk
menghindari beban perbendaharaan publik. Sahamsaham yang diterbitkan sebaiknya
ditukar dengan obligasi syariah yang dijual oleh BUMN atau pemerintah kepada sektor
swasta termasuk lembaga finansial.
6. Bunga harus dihapuskan dari lembaga kredit khusus yang disponsori oleh pemerintah,
sebagai gantinya dipromosikan sistem bagi hasil.
7. Lembaga keuangan konvensional perlu dikonversi ke dalam sistem syariah dengan
menggunakan alternatif investasi yang lebih baik.
8. Pendirian sejumlah keuangan non bank yang mem d hkan penempatan dana sektor
swasta dan mendukung opera i dari bank komersial

B. Lembaga Keuangan
Dengan semakin berkembangnya aktivitas perekonomian masyarakat, maka mereka
membutuhkan suatu Institusi yang bertugas untuk mengelola uang yang mereka miliki. Hal
inilah yang melahirkan lembaga keuangan, pada awalnya lembaga keuangan modern yang
muncul adalah bank. Lembaga keuangan bank dibutuhkan sebagai suatu lembaga
intermediary (perantara) antara pihak yang surplus dana kepada pihak yang defisit dana.
Perkembangan selanjutnya lembaga keuangan bank maupun non bank semakin berkembang
pesat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nu. 792 Tahun 1990, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua
badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran “
dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski dalam
peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan
namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan
hanya untuk investasi perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga
keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan korssumsi dan kegiatan
distribusi barang dan jasa.
 Ayat Al Qur’an yang menerangkan tentang Lembaga Keuangan yaitu :
 Surat Al-Baqarah Ayat 283
‫َفِر َٰه ٌن َّم ْقُبوَض ٌةۖ َفِإْن َأِم َن َبْعُض ُك م َبْعًض ا َفْلُيَؤ ِّد ٱَّلِذ ى‬ ‫َو ِإ ن ُك نُتْم َع َلٰى َس َفٍر َو َلْم َتِج ُد و۟ا َك اِتًبا‬
‫َتْك ُتُم و۟ا ٱلَّش َٰهَدَةۚ َو َم ن َيْك ُتْمَها َفِإَّن ٓۥُه َءاِثٌم َقْلُبُهۥۗ َو ٱلَّلُه ِبَم ا‬ ‫ٱْؤ ُتِم َن َأَٰم َنَت ۥُه َو ْلَيَّتِق ٱلَّلَه َر َّبُهۥۗ َو اَل‬
‫ِل‬
‫َتْع َم ُلوَن َع يٌم‬
Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya;
dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S Al Baqarah: 283).

Menurut Dahlan Siamat,3 lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya
terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan dibandingkan dengan aset non-finansial
atau aset riil. Lembaga keuangan memberikan pembiayaan/kredit kepada nasabah dan
menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga
menzwarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan,
proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer
dana.
Syarif Wijaya' 4 mendefinisikan lembaga keuangan dengan lembaga yang
berhubungan dengan penggunaan uang dan kredit atau lembaga yang berhubungan dengan
proses penyaluran simpanan ke investasi. Lembaga keuangan biasanya memberikan
pembiayaan/kredit kepada nasabah dan menangkan dananya dalam bentuk surat-surat
berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai produk finansial.
Kasmirs5 mendefinisikan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak
di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya. Artinya
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan,
apakah kegiatannya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-
duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
Andri Soemitra6 mendefinisikan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang
kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan usahanya dapat berupa
menghimpun dana dan menawarkan berbagai skema, menyalurkan dana dengan berbagai
skerna, atau melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana sekaligus, di mana
kegiatan usaha lembaga keuangan diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan
konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa.

3
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: LPFE UI, 2004) hlm. 5
4
Syarif Wijaya, Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Bank, (Yogyakarta: BPFE-Yk, 2000), hlm. 6
5
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan edisi revisi, (Jakarta, Raja Gafindo Persada, 2008), hlm. 2
6
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 29
Dengan demikian, secara umum lembaga keuangan dapat diartikan sebagai suatu
institusi keuangan yang memiliki bidang usaha dalam pengelolaan keuangan, di mana dapat
melakukan penghimpunan dana, penyaluran dana, ataupun keduanya secara sekaligus baik
sebagai penghimpun dana maupun sebagai penyalur dana. Lembaga keuangan merupakan
suatu sub-sistem yang tidak terlepaskan dari sistem keuangan pada ekonomi modern yang
bertugas melayani masyarakat dalam memanfaatkan berbagai jasa keuangan.
Lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. termediasi
keuangan merupakan proses penyerapan dana dari unit yang memiliki surplus ekonomi untuk
penyediaan dana bagi unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan kegiatan
pengalihan dana dari unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit. 7
Lembaga intermediasi keuangan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari
masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu lembaga keuangan depositori
dan lembaga keuangan nondepositori.8' Lembaga keuangan depositori menghimpun dana
secara langsu g dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang diterima dari unit Burp"is
ekonomi. Lembaga keuangan nondepositori adalah lembaga keuangan yang lebih terfokus
kepada bidang penyaluran dana dan masing-masing lembaga keuangan memiliki ciri-ciri
usahanya sendiri.
Oleh karenanya lembaga keuangan secara umum dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk, yaitu bank (merupakan lembaga keuangan depositori) dan lembaga keuangan
nonbank (lembaga keuangan nondepositori). mengingat kegiatan utama dari lembaga
keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan dana, maka perbedaan antara bank dan
lembaga keuangan bukan bank dapat dilihat melalui kegiatan utama masing-masing lembaga
keuangan tersebut.
Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank, mempunyai
peran yang pznting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan lembaga keuangan
bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu inenghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup masyarakat. Bank dan
lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana
pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. Lembaga keuangan
berusaha menyalurkan dana dari pihak yang surplus dana kepada pihak yang mengalami
defisit dana.
Peran penting lembaga keuangan baik bank maupun nonbank dalam perekonomian
ialah:9
1. Pengalihan aset (asset transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang
membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana
pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaira unit surplus yang jangka waktunya
dapat diatur gesuai keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan
bukan bank telah berperan sebagai pengalih aset dari unit surplus (lenders) kepada unit

7
Veitzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: Raa Grafindo Persada, 2007) hlm.
20
8
Dahlan Siamet, Op Cit, hlm. 5-6
9
Ibid, hlm. 8
defisit (borrowers). Dalam kasus yang berbeda, pengalihan aset dapat pula terjadi jika
bank dan lembaga keugngan bukan bank menerbitkan sekuritas sekunder (giro, deposito
berjangka, dana pensiun dan sebagainya) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan
selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer (saham, obligasi, promes, commercial
paper, dan sebagainya) yang diterbitkan oleh unit defisit

Tabel 1.1. Perbedaan Kedua Bentuk Lembaga Keuangan” 10


Kegiatan Bank LKNB
Penghimpunan 1. Secara langsung berupa Hanya secara tidak langsung dari
dana simpanan dana masyarakat dana dana masyarakat (terutama
(tabungan, deposito, dan giro). melalui kertas berharga, dan bisa
2. Secara tidak langsung dari juga dari penyertaan ,
masyarakat (surat berharga, pirjaman/kredit dari lembaga lain).
penyertaan , pirjaman/kredit dari
lembaga lain).
Penyaluran 1. Untuk tujuan modal kerja 1. Terutama untuk tujuan investasi
dana Investasi, konsumsi. 2. Terutama kepada badan usaha.
2. Kepada badan usaha dan 3. Terutama untuk jangka
individu menengah dan panjang
3. Untukjangka pendek, menengah
dan panjang.

2. Transaksi (transaction) Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk-
produk yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan bukan bank (giro, tabungan,
deposito, saham, dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan
sebagai alat pembayaran.

3. Likuiditas (liguidity) Urit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Produk-produk
tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk
kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat menempatkan dananya sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingannya.

4. Efisiensi (efficiency) 4
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan
jangkauan pelayanannya. Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank sebagai
broker adalah mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan
memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.

Lembaga keuangan syariah didirikan dengan tujuan mempromosikan dan


mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi
keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Adapun yang dimaksud dengan prinsip

10
Y Sri Susilo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba Empat, 2000) hlm. 3
syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan yang
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki wewenang dalam
penetapan fatwa di bidang syariah. Prinsip-prinsip syariah yang dianut oleh lembaga
keuangan syariah dilandasi oleh nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan dan
keuniversalan.
Prinsip utama yang dianut oleh lembaga keuangan syariah dalam menjalankan kegiatan
usahanya adalah:11
1. Bebas dari maysir, gharar, riba, haram, dan bathil.
2. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan keuntungan
yang sah menurut syariah.
3. Menyalurkan zakat, infak, dan sedekah.

C. Bank Syariah
Praktik perbankan telah ada sejak zamau Babyionia, Yunani dan Romawi, meskipun
pada saat tersebut bentuk praktik perbankan tidak seperti saat ini. Pada awalnya hanya
terbatas pada tukar menukar uang, namun kemudian berkembang menjadi usaha menerima
tabungan, menitipkan ataupun meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman. Dan
hal tersebut semakin berkembang menjadi perbankan modern yang saat ini dilaksanakan
secara umum di seluruh dunia.
Pada abad ke-20 muncul suatu wacana perlunya suatu bank syariah yang bebas bunga,
demi melayani kebutuhan kaum Muslim yang tidak berkenan dengan penerapan bunga dalam
perbankan karena termasuk dalam riba, yaitu suatu transaksi yang dilarang oleh syariat Islam
Perkembangan bank syariah di dunia maupun di Indonesia saat ini cukup pesat. Hal ini
menandakan salah satu momentum kebangkitan ekonomi Islam di dunia terutama
perkembangan pada sektor keuangan syariah.
Kata bank dari kata bangue dalam bahasa Prancis, dan dari banco dalam bahasa Italia,
yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat
menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya 12
Pada abad ke12 kata banco merujuk pada meja, counter atau tempat penukaran uang. Dengan
demikian, fungsi dasar bank adalah menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan
aman dan menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan, jasa. 13
Bank konvensional yang pertama beroperasi di Venesia bernama Banco della Pizza di
Rialto pada tahun 1587 dan dianggap sebagai awal perkembangan perbankan modern dengan
perangkat utamanya bunga. Perbankan yang mulanya hanya ada di daratan Eropa kemudian
menyebar ke Asia Barat. Sejalan dengan perkembangan daerah jajahan, maka perbankan pun
ikut dibawa ke Negara jajahan mereka. Di Indonesia juga tidak terlepas dari penjajahan
Belanda yang merdirikan beberapa bank seperti De Javasche Bank, De Post Paar Bank dan
lainnya serta bank-bank milik pribumi, Cina, Jepang, Eropa seperti Bank Nasional Indonesia,
Batavia Bank dan lainnya. Di zaman kemerdekaan perbankan Indonesia sudah semakin maju,
mulai dari bank pemerintah maupun bank swasta." 14
11
Andri Soemitra, Op Cit, hlm. 36-39
12
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakrta: Alvabet, 2000) hlm. 2
13
Rimsky K Judiseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2005) hlm. 92-93
14
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta, Raja Gafindo Persada, 2008), hlm. 26-31
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada msyarkat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial
inicrmediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai: 15
1. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan menitipkan dananya di
bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
2. Agent of development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil
tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut harus saling berinteraksi, dan saling
memengaruhi satu dengan yang lainnya agar mampu mewujudkan tujuan pembangunan
bangsa.
3. Agent of services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-iasa yang
ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara
umum, misalnya jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa penjaminan.
Dalam Al-Our'an, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi jika yang
dimaksud adalah sesuatu yang meiniliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak
dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas seperti zakat, sedekah, ghanimuh
(rampasan perang), ba'i (jual beli), dayn (utang dagang), maal (harta), dan sebagainya, yang
memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi. 16

 Ayat Al Qur’an yang menerangkan tentang Bank Syariah yaitu :


 Surat An-Nisa Ayat 29

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َءاَم ُنو۟ا اَل َتْأُك ُلٓو ۟ا َأْم َٰو َلُك م َبْيَنُك م ِبٱْلَٰب ِط ِل ِإٓاَّل َأن َتُك وَن ِتَٰج َر ًة َع ن َتَر اٍض ِّم نُك ْم ۚ َو اَل‬
‫َتْقُتُلٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن ٱلَّلَه َك اَن ِبُك ْم َر ِح يًم ا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Q.S An-Nisa Ayat 29)
Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 diterangkan bahwa yang dimaksud dengan
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Dari definisi perbankan syariah di atas ada dua kelembagaan yang terdapat pada
perbankan syariah yaitu Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Munculnya dua kelembagaan
ini pada perbankan syariah di Indonesia terkait dengan dual bunking system yang dianut pada
sistem perbankan di Indonesia.

15
Y Sri Susilo, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba Empat, 2000) hlm. 6
16
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manejemen Bank Syariah, (Jakrta: Alfabet, 2000) hlm.3
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah Bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan Bank Permbiayaan Rakyat Syariah. Sementara Unit Usaha Syariah
menurut Undang-Undang No. 21 gahun 2008 adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sel 1gai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank
yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit
syariah.
Bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan
dengan masalah uang sebagai dagangan utamanya. 17
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran gerakan
renaissance Islam modern, yaitu neorevivalis dan modernis." 18 Tujuan utama dari pendirian
lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin
untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya dengan berlandaskan kepada Al-
Our'an dan As-Sunnah.
Sehingga dapat ditarik suatu definisi umum yaitu Bank Syariah ialah lembaga keuangan
yang menjalankan furgsi perantara (intermediary) dalam penghimpunan dana masyarakat
serta menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Bank syariah bukan hanya bank bebas bunga, namun memiliki orientasi pencapaian
sejahtera. Secara fundamental terdapat beberapa karakteristik bank syariah, yaitu:' 19
1. Penghapusan riba.
2. Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-ekonomi Islam.
3. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bunk komersial dan bank
investasi.
4. Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap permohonan
pembiayaan yang berorie-tasi kepada penyertaan modal, karena bank komersial syariah
menerapkan profit-loss sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis atau industri.
5. Bagi hasil cenderung mempererat hubungan antara bank syariah dan pengusaha.
6. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi .. likuiditasnya dengan
memanfaatkan instrumen pasar uang antar bank syariah dan instrumen bank sentral
berbasis syariah.
Fungsi dan peran bank syariah yang di antaranya tercantum dalam pembukaan standar
akuntansi
yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution), sebagai berikut:20
17
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia,
2003), hlm. 27
18
Abdulla Saeed, Islamic Banking and Interst: A Study of the prohibition of riba and its contemporary
Interpretation, (Leiden: EJ Brill, 1996)
19
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 67
20
Tim Pengembangan Perbankan Sayriah IBI, Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syariah,
( Jakarta : Djambatan, 2001) hlm. 24
1. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana
nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan
kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah,
bank Islam juga wajib memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola
(menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial
lainnya.

Bank syariah mempunyai beberapa tujuan di antaranya adalah:21


1. Mengarahkan kegiatan ekonomi uniat untuk bermuamalat secara islami, khususnya
muamalat yang berhuburgan dengan perbankan agar terhindar dari praktik-praktik riba
atau jenis-jenis usaha/ perdagangan iain yang mengandung unsur gharar, di mana jenis-
jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif
terhadap kehidupan ekonomi rakyat
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang lebar antara
pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang
lebih besar terutama kelompok miskin yang diarahkan pada kegiatan usaha yang
produktif menuju terciptanya kemandirian usaha.
4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang pada umumnya merupakan program
utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah di dalam
mengentaskan kemiskinan berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat
kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha
produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program
pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan monster. Dengan aktivitas bank syariah akan
mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari
persaingar yang tidak sehat antara lembaga keuangan.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank konvensional yang
masih menerapkan sistem bunga.
Menurut M. Syafi'i Antonio, ada beberapa perbedaan mendasar antara bank syariah
dengan bank konvensional, yaitu:22
1. Akad dan aspek legalitas
Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi
karena akad vang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Sering kali nasabah berani
melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya
berdasarkan hukum positif belaka. Setiap akad dalam perbankan syariah harus memenuhi
ketentuan akad, seperti berikut:
21
Isa Abdurrahman, Al Muamalat Al Haditsah wa ahkama, kairo. Hlm. 29 dalam warkum sumitro, azaz azaz
perbankan islam dan lembaga lembaga terkait BMUI dan Tafakul di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996) hlm. 18
22
Ibid, hlm, 29-34
a. Rukun, seperti:
1) Penjual
2) Pembeli
3) Barang
4) Harga
5) Akad/ljab gabul
b. Syarat, seperti:
1) Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang
haram menjadi batal demi hukum syariah.
2) Harga barang dan jasa harus jelas.
3) Tempat penyerahan harus jelas karena akan berdampak pada biaya
transportasi.
4) Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan.

2. Lembaga penyelesaian sengketa


Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah terdapat
perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua pihak diarahkan untuk
tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, melainkan sesuai tata cara dan hukum
materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip
syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Syariah Nasional atau
Basyarnas.
3. Struktur organisasi
Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya
dalam hal komisaris dan direksi, tetapi ada tambahan satu struktur lagi di dalam struktur
organisasi bank syariah, yaiti1 dengan masuknya unsur Dewan Pengawas Syariah, yang
bertugas untuk mengawasi operasionalisasi bank agar produk-produknya sesuai dengan
prinsip syariah.

4. Bisnis dan usaha yang dibiayai


Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari saringan
syariah, karena itu bank syariah tidak akan mungkir membiayai usaha yang terkandung
di dalamnya hal-hal yang diharamkan.
5. Lingkungan kerja dan corporate culture
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah,
baik dalam hal etika, profesionalitas, kapabilitas dan kepribadian.

Tabel 1.2. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


No Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional
1. Falsafah Tidak berdasarkan bunga dan Berdasarka Bunga
ketidakjelasan.
2. Operasional  Dana masyarakat berupa titipan Dana masyarakat berupa
dan investasi yang baru akan simpanan yang harus
mendapatkan hasil jika diusahaka dibayar bunganya pada
terlebih dahul. saat jatuh tempo.
 Penyaluran pada usaha yang halal Penyaluran pada sektor
dan menguntungkan. yang menguntungkan,
aspek halal tidak menjadi
pertimbangan utama.
3. Aspek Sosial Dinyatakan secara ekplisit dan tegas Tidak Diketahui Secara
yang tertuang dalam visi dan misi. Tegas
4. Organisasi Harus memiliki dewan pengawas Tidak memiliki dewan
syariah. pengawas syariah.

Menurut Ascarya 23 perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah dapat
dirangkum pada tabel 1.3. berikut.
Tabel 1.3. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Perbedaan Bank konvevensional Bank syariah
Fungsi dan kegiatan bank Intermediasi, jasa keuangan Intermediasi, manajer
investasi, sosial, jasa
keuangan
Mekanisme dan objek usaha Tidak anti riba dan dan anti Anti riba dan dan anti
maysir maysir
Prinsip dasar operasi  Bebas nilai  Tidak bebas nilai
 Uang sebagai komoditi  Uang sebagai alat tukar
 Bunga dan buakan komoditi
 Bagi hasil, jual beli,
sewa
Prioritas layanan Kepentingan pribadi Kepentingan publik
orientasi keuntungan Tujuan sosial ekonomi
isalm, keuntungan
Bentuk Bank komersil Bank komersil, bank
pembangunan, bank
universal
Evaluasi nasabah Kepastian pengambilan Lebih hati-hati karena
pokok dan bungan partisipasi dalam resiko
Hubungan nasabah Terbatas debitur kreditor Erat sebagai mitra usaha
Sumber likuiditas jangka Pasar uang, bank sentral Pasar uang syariah, abnk
pendek sentral
Pinjamana yang diberikan Komersial dan non Komersial dan non
23
Ascaraya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008) hlm. 33-34
komersial, berorientasi laba komersial, berorientasi laba
dan nirlaba
Lembaga penyelesaian Pengadilan, arbitrase Pengadilan, badan arbitrase,
Sengketa syariah nasional
Risiko usaha  Risiko bank tidak terkait  Dihadapi bersama
langsung dengan debitur, antara abnk dan nasabah
resiko debitur tidak dengan prinsip keadilan
terkait langsung dengan dan kejujuran
bank  Tidak mungkin terjadi
 Kemungkinan terjadi negative spread
negative spread
Struktur organisasi Dewan komisaris Dewan komisaris, dewan
pengawas pengawas syariah, dewan
syariah nasional
Investasi Halal atau haram Halal

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi
perbedaan utama antara bank konvensional dengan bank syariah jalah:24
1. Akad produk bank
Pada bank syariah, akad transaksi yang dibuat harus benar-benar sesuai dengan prinsip
syariah Islam serta harus pula memenuhi aturan hukum positif yang berlaku, sehingga
ada dua aspek hukum yang terpenuhi dalam pola transaksi di bank syariah yaitu aspek
hukum positif gan aspek hukum yang sesuai syariah Islam.
2. Foia hubungan dengan nasabah
Apabila pada bank konvensional pola hubungan yang tercipta ialah debitur-kreditor,
sehingga dapat muncul kemungkinan ada salah satu pihak yang dirugikan. Sedangkan
pada bank syariah pola hubungan yang tercipta ialah pola kemitraan. Hal ini dikarenakan
sistem yang disusun ialah menggunakan skema bagi hasil yang lebih memberikan
keadilan dan ketentraman kepada seluruh pihak terkait.
3. Lembaga pengawas
Pada bank konvensional, lembaga yang berfungsi untuk mengawssi hanyalah dewan
komisaris. Sedangkan pada bank syariah selain dewan komisaris yang berfungsi untuk
mengawasi operasional dan manajemen perbankan, terdapat pula dewan pengawas
syariah yang terdapat pada setiap bank syariah dan lembaga keuangan syariah dengan
fungsi dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa operasional perbankan benar-benar
telah sesuai dengan syariah. Selain itu terdapat pula Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MU!I) yang berfungsi dalam mengeluarkan berbagai fatwa
terkait akad-akad transaksi di perbankan syariah. Sinergitas antara dewan komisaris,
dewan pengawas, dan dewan syariah nasional memastikan operasional perbankan syariah
dapat berjalan sesuai dengan syariah serta aturan yang berlaku.

24
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Teori dan Praktik, (Bandung: Pustika Setia, 2012). Hlm
113-114
4. Penyelesaian sengketa
Pada bank konvensional, setiap penyelesaian sengketa diselesaikan di pengadilan.
Sedangkan pada bank syariah selain penyelesaian sengketa di pengadilan, dimungkinkan
untuk diselesaikan/dimusyawarahkan pada badan arbitrase syariah nasional (Basyarnas).
Serta dapat pula diselesaikan di Peradilan Agama berdasarkan Undang-Undang No. 3
Tahun 2006 tentang Peradilan Agama untuk Ekonomi Syariah dan Undang-Undang No.
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dalam Pasal 55 ayat 1 mengenai penyelesaian
sengketa.
5. Orientasi investasi dan keuntungan
Bank konvensional murni hanya berorientasi kepada keuntungan yang bersifat duniawi,
sehingga orientasi investasi pun mencakup segala bidang selama menguntungkan, maka
akan diarnbil tanpa melihat apakah industri tersebut halal atau haram. Sedangkan pada
bank syariah berorientasi tidak semata kepada keuntungan duniawi namun kcuntungan
ukhrawi, sehingga selain mencari keuntungan terdapat pula dimensi sosial yang diemban
oleh perbankan syariah. Orientasi bisnis pada perbankan syariah hanya terfokus pada
industri yang halal saja, sedangkan industri yang am meskipun memiliki potensi
mendapatkan keuntungan yang sangat u bo huntuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai