Anda di halaman 1dari 111

PENERAPAN KHIYAR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR

TRADISIONAL CENDRAWASIH METRO PUSAT


KOTA METRO PADA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi dari Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :
DWI VINA MUSTIKA
NPM. 13130010

FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM


PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU ( IAIM NU )


METRO LAMPUNG
1439 H/ 2017 M

i
PERSETUJUAN

ii
NOTA DINAS

iii
PENGESAHAN

iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Kalidadi Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung

Tengah, pada tanggal 22 juli 1995, anak kedua dari empat bersaudara dari

pasangan Bapak Munawir dan Ibu Sopiyah dan penulis mempunyai satu orang

kakak yang bernama Muhammad Musyafa, dan dua orang adik yaitu Maussul, dan

Muhammad Ikhsan.

Riwayat pendidikan penulis di awali dari Taman Kanak-kanak dan lulus

tahun 2000, Sekolah Dasar di SDN I Kalirejo Lampung Tengah diselesaikan pada

tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama di MTs Ma‟arif 20 Kalidadi kecamatan

Kalirejo kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2010, Sekolah

Menengah Atas di MAN 1 Kebumen Jawa Tengah diselesaikan pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program SI

Perbankan Syari‟ah di Institut Agama Islam (IAI) Ma‟arif NU Metro Lampung.

v
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi

arti dalam perjalanan hidupku :

1. Ayahku tercinta yakni Bapak Munawir dan Ibuku tercinta Sopiyah. Inilah

sebagian dari perjuangan untuk meraih cita-citaku, iringan doa dan

restumu membuat Allah SWT membukakan pintu rahmatya hingga jerih

payah dan usaha ini telah tanpak di depan mata. Semoga bermanfaat dan

tiada sia-sia.

2. Kakaku tercinta yaitu Ahmad Musyafa dan kakak iparku tercinta serta

adik-adikku tersayang, Maussul dan Muhammad Ikhsan. Dan

keponakanku yang paling aku sayangi, yang selalu membuat aku kangen

dan aku cintai Ayesha Naufalyn Faeyza yang paling imut sendiri di rumah.

3. Romo Kyai Dimyati selaku pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut

Tholibin sekeluarga yang selalu mendoakan dan memberi doa restu serta

dorongan moril, material maupun spiritual

4. Teman-temanku satu kelas angkatan 2013 kalian semua adalah teman

terbaikku yang saling menyemangati.

5. Dan sahabat-sahabatku tersayang Ulfa Khoirun Nikmah dan Ditha

Primasari yang selalu menyemangatiku, menemaniku dan mau

mengantarkanku kemanapun dimanapun yang aku mau, baik dalam proses

pembuatan skripsi maupun yang lainya.

vi
6. Untuk Orang yang sangat menyayangiku dan mencintaiku trimakasih

banyak, tiada kata yang bisa aku ucapkan selain aku sayang.

7. Dan untuk teman sekamarku dan teman pendengar keluh kesahku yang

paling gokil-gokil dan cantik-cantik di Pondok Pesantren Roudlotut

Tholibin Siti Maysaroh dan Fatmala Dewi yang paling aku sayangi, dan

selalu menyemangatiku serta slalu membuatku bahagia dikala jenuh.

8. Almamater IAI Ma‟arif NU Metro Lampung.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena

limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah senantiasa memberikan kekuatan

Iman, Islam dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul : “ PENERAPAN KHIYAR DALAM

TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL

CENDRAWASIH METRO PUSAT KOTA METRO PADA TAHUN

2017 “ ini tanpa ada halangan apapun. Rahmat dan salam mudah-

mudahan senantiasa Allah SWT tetapkan pada Nabi Muhammad SAW

yang telah menghantarkan umatnya ke alam yang penuh barokah ini.

Penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada pihak yang

telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini:

1. Bapak Dr. Mispani, M.Pd.I, selaku Rektor IAIM NU Metro Lampung

2. Bapak Ahmad Muslimin Lc, M.H.I, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Ekonomi Islam IAIM NU Metro Lampung

3. Bapak Harto A. Setyo, SE. M.M, selaku Ketua Prodi Perbankkan SI,

4. Bapak Ahmad Muslimin Lc, M.HI sebagai dosen pembimbing I dan ibu

Annikmah Farida, M.Sy sebagai dosen pembimbing II dalam penulisan

skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

viii
5. Bapak Ibu Dosen Perbankkan Syariah IAIM NU Metro Lampung yang

selama ini memberikan banyak ilmu pengetahuan dan arahan serta

mengampu dari awal kuliah sampir merampungkan kuliah.

6. Ibu Eni Purwati, ST selaku Kepala Seksi Pendapatan Di Dinas

Perdagangan Pasar Di Bidang Pasar yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis selama menjalankan survei, wawancara dan observasi.

7. Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa memberikan motivasi baik secara

moril maupun materiil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak, mbak iparku, adik-aidik serta keponakanku serta saudara-saudaraku

tercinta yang selalu memberikan motivasi dan kebahagian kepada penulis.

9. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian

ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis berharap semoga saran dan bimbingan dari semua pihak

dapat memberikan manfaat terhadap Skripsi ini, dan semoga menjadi

amal baik serta mendapat ganjaran yang setimpal dari Allah SWT.

Amien.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Metro, ...................2017
Penulis

DWI VINA MUSTIKA


NPM. 13130010

ix
MOTTO

            ...

...

Artinya: ...janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu...(QS. An-Nisa: 29)1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, (Bandung: diponegoro, 2000), h.
65

x
ABSTRAK
PENERAPAN KHIYAR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR
TRADISIONAL CENDRAWASIH METRO PUSAT
KOTA METRO PADA TAHUN 2017
DWI VINA MUSTIKA
NPM. 13130010

Kedudukan manusia sebagai khalifah adalah untuk membangun dunia ini


dan untuk mengekploitasi sumber-sumber alamnya dengan cara melakukan
pekerjaan dan kegiatan bisnis. Istilah perdagangan atau jual beli, tentu tidak dapat
dipisahkan dari kata pasar. Pengertian pasar adalah tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli, yang saling bertemu dan membentuk harga. Maka dalam
transaksi jual beli, juga diberikan hak Khiyar (hak memilih) oleh syara‟ bagi
penjual dan pembeli dalam memastikan akadnya agar terhindarnya kezaliman
yang dapat merugikan salah satu pihak yang berakad, maupun kedua-duanya.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana
penerapan khiyar dalam transaksi jual beli di pasar tradisional Cendrawasih Metro
Pusat kota Metro. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
penerapan khiyar dalam transaksi jual beli di pasar tradisional Cendrawasih Metro
Pusat kota Metro. Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Dan mengamambil
teori-teori dari buku-buku, sekripsi dan lain-lain. Adapun sifatnya , penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif, Dalam usaha menghimpun data teori dan data dari
lokasi penelitian. Digunakan beberapa diantaranya: metode observasi, interview
dan dokumentasi. Adapun dalam analisa data digunakan metode kualitatif, serta
pengambilan kesimpulan dengan pendekatan induktif.
Jual beli adalah tukar menukar barang dengan barang. Dalam jual beli
diberikan hak khiyar. Khiyar adalah memilih yang terbaik untuk melangsungkan
jual beli atau membatalkan jual beli. Khiyar ada tiga macam : khiyar majelis,
Khiyar aib, dan khiyar syarat.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan beberapa pedagang
dan pembeli di pasar tradisional Cendrawasih Kota Metro, maka peneliti
menyimpulkan bahwa pada dasarnya praktek khiyar sudah dilaksanakan oleh para
pedagang di Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro. Mayoritas pedagang
menerapkan khiyar „aib dan syarat. Pedangang hendaknya berlaku jujur kepada
setiap pembeli. Apabila ada cacat atau kerusakan pada barang maka jangan di
tutup-tutupi. Sebab dengan jujur akan diberikan keberkahan dalam kehidupan.
Jadikanlah jujuran sebagai sebuah budaya baik dalam jual beli.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

NOTA DINAS .............................................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

MOTTO ....................................................................................................... xi

ABSTRAK ................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Penegasan Judul ...................................................................... 1

B. Alasan Memilihan judul ......................................................... 4

C. Latar Belakang Masalah ........................................................ 4

D. Rumusan Masalah .................................................................. 16

E. Tujuan dan Kegunaan Penenelitian ...................................... 16

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 18

A. Jual Beli .................................................................................... 18

1. Pengertian Jual Beli. ............................................................ 18

2. Dasar Hukum Jual Beli. ....................................................... 21

xii
3. Rukun dan Syarat Jual Beli .................................................. 23

4. Macam-Macam Jual Beli ..................................................... 28

5. Hikmah Jual Beli.................................................................. 38

B. Khiyar ...................................................................................... 40

1. Pengertian Khiyar ................................................................ 40

2. Dasar Hukum Khiyar. .......................................................... 42

3. Macam-Macam Khiyar. ....................................................... 44

4. Hikmah Khiyar..................................................................... 51

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 53

A. Jenis dan Sifat Penelitian ....................................................... 53

B. Sumber Data ............................................................................ 54

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 56

D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 61

E. Metode Analisa Data ............................................................... 66

BAB IV. LAPORAN HASIL PENELITIAN ............................................ 68

A. Diskripsi Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro ........ 68

1. Sejarah Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro ........... 68

2. Profil Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro. ............. 70

3. Jumlah Pedagang dan Jenis Barang Yang di Jual di Pasar

Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro . ........... 73

4. Visi dan Misi Pasar Metro Pusat Kota Metro ...................... 74

5. Struktur Organisasi Pasar Tradisional Metro Pusat Kota

Metro .................................................................................... 75

xiii
B. Penerapan Khiyar dalam Transaksi Jual Beli di Pasar

Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro. ............ 77

C. Analisa Penerapan Khiyar dalam Transaksi Jual Beli di

Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro. ........................................................................................ 88

BABA V KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................... 91

A. Kesimpula .................................................................................. 91

B. Saran........................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul skripsi ini adalah “Penerapan Khiyar Dalam Transaksi Jual

Beli Di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro Pada

Tahun 2017”

Untuk mengetahui pokok pembahasan yang terkandung di dalam judul

tersebut, perlu penulis memberikan penjelasan sebagai berikut :

1. Penerapan

Penerapan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah

pemasangan, pengenaan,perihal mempraktekan.2

Yang dimaksud dengan penerapan dalam penelitian ini adalah

membahas mengenai praktek Khiyar dalam transaksi jual beli. Penulis

ingin mengetahui seperti apa Khiyar Dalam Transaksi Jual Beli di Pasar

Tradisional Cendrawasih.

2. Khiyar

Pengertian Khiyar menurut Ulama Fiqih adalah suatu keadaan

yang menyebabkan aqid memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni

menjadikan atau membatalkan jika Khiyar tersebut beruapa Khiyar

syarat,‟aib, atau ru‟yah atau hendaklah memilih diantara dua barang jika

Khiyar ta‟yin.3

2
Em Zul Fajri dkk, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Difa Publisher, 2008), h.
809
3
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.103

1
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa khiyar adalah

hak kedua belah pihak yang melakukan transaksi dalam meneruskan atau

membatalkan transaksi. Dalam dunia ekonomi Islam makna khiyar itu

dirangkum dalam pertanyaan apakah akan meneruskan jual beli atau mau

mengurungkanya.

3. Transaksi

Transaksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

adalah persetujuan jual beli antara dua pihak.4

Yang dimaksud dengan transaksi dalam penelitian ini adalah

aktifitas atau perbuatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

melakukan kerjasama.

4. Jual Beli

Jual beli (al-bai‟) secara etimologi adalah pertukaran barang

dengan barang (barter). Jual beli merupakan istilah yang dapat di gunakan

untuk menyebut dari dua transaksi yang terjadi sekaligus, yaitu menjual

dan membeli.5

Adapun jual beli menurut istilah syara‟ ialah saling menukar harta

dengan yang lainya dengan cara-cara tertentu, atau menukar harta dengan

harta lainya yang dapat dikembangkan setelah adanya serah terima

dengan cara yang telah di atur.6

4
Em Zul Fajri dkk, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Difa Publisher, 2008), h.
827
5
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Lampung: STAIN Jurai Siwo Metro
Lampung, 2014), h.19
6
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi‟i 1, (Jakarta: Almahira, 2008), h.618

2
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan jual beli adalah tukar

menukar harta dengan harta atau dengan lainya dengan cara yang sesuai

dengan aturan.

5. Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat

Pasar Tradisional mempunyai dua pengertian, yaitu Pasar adalah

tempat bertemunya antara pembeli dengan penjual.7 Dan tradisional

adalah sikap, cara berfikir dan bertindak selalu berpegang pada norma dan

adat kebiasaan, menurut tradisi. 8

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pasar

tradisional adalah pasar yang pelaksanaannya bersifat tradisional

tempat bertemunya penjual pembeli, terjadinya kesepakatan harga

dan terjadinya transaksi setelah melalui proses tawar-menawar

harga.

Cendrawasih Metro Pusat adalah nama dari tempat yang di

jadikan obyek penelitian. Pasar Tradisional Cendrawasih adalah

pasar yang ada di kota Metro.

Dari penjelasan dan penegasan bagian-bagian penting dari

judul di atas, maka yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini

adalah penerapan Khiyar atau meneruskan akad jaul beli atau

membatalkan jual beli dalam transaksi jual beli di Pasar Tradisional

Cendrawasih Metro Pusat.

7
Wilson Bangun, Teori Ekonomi Mikro, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.97
8
Em Zul Fajri dkk, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Difa Publisher, 2008), h.
826

3
B. Alasan Memilih Judul

Dalam menentukan sebuah pilihan, tentunya tidak terlepas dari suatu

alasan tersendiri. Begitu pula halnya dengan penerapan judul skripsi ini juga

tidak lepas dari alasan-alasan tertentu.

Adapun yang mendasari peneliti memilih judul skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Khiyar Dalam Transaksi Jual

Beli di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat.

2. Penyusun berharap dengan mengenalkan Khiyar dalam transaksi jual beli

akan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pentingnya

mengetahui Khiyar dalam transaksi jual beli.

C. Latar Belakang Masalah

Kehidupan adalah rentetan dari perubahan keadaan, pertukaran

angkatan, dan pengalaman-pengalaman. Tidak ada dua orang yang sama dan

tidak ada dua pengalaman yang sama. Dari hari ke hari kita meneropong aneka

warna kehidupan yang berubah-ubah dengan cepat. Hal inilah yang membuat

penting bagi kita untuk menyesuaikan diri dengan orang lain.9

Manusia adalah khalifah Allah SWT di muka bumi dan Allah SWT

telah menundukkan alam semesta ini untuk kepentingan manusia. Kedudukan

manusia sebagai khalifah adalah untuk membangun dunia ini dan untuk

9
Yusuf Suryana dkk, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses,
(Jakarta: Kencana, 2010), h.3

4
mengekploitasi sumber-sumber alamnya dengan cara melakukan pekerjaan

dan kegiatan bisnis.10

Sebagai makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan andilnya

kepada orang lain. Saling bekerjasa dan bergotong royong untuk memenuhi

hajat hidup dan mencapai kemajuan dalam hidupnya. Karena Islam

mengajarjan sunnatulloh manusia harus bermasyarakat, tunjang-menunjang,

topang-menopang dan tolong-menolong antara satu dengan yang lainya.

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling


menguntungkan atau memberikan manfaat. Menurut arti dasarnya, bisnis
memiliki makna sebagai “The Buying And Selling Of Goods And Services.”
Bisnis berlangsung karena adanya ketergantungan antar individu, adanya
peluang Internasional, usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan
standar hidup dan lain sebagainya.11

Setiap manusia umumnya mempunyai keinginan dan kebutuhan.

Manusia akan selalu berusaha untuk mengejar dan mendapatkan kepuasan dari

yang diperlukan untuk menunjang hidup. Perasaan kekurangan mendorong

manusia untuk bekerja keras. Apabila keinginan dan kebutuhanya telah

terpenuhi maka ia akan merasa aman, senang, dan lega.12

Sejak manusia mengenal hidup bergaul, tumbuhlah suatu masalah


yang harus di pecahkan bersama-sama, yaitu bagaimana setiap manusia
memenuhi kebutuhan hidup mereka masing-masing? Karena kebutuhan
seseorang tidak mungkin dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri. Makin luas
pergaulan mereka, bertambah kuatlah ketergantungan antara satu sama lain
untuk memenuhi kebutuhan itu.13

10
Buchari Alma dkk, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h.1
11
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 3
12
Lili M. Sadeli dkk, Pengantar Bisnis Ilmu Menjual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.14
13
Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Ekonomi dalam Persepektif Islam, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2002), h.11

5
Manusia memenuhi kebutuhan hidup bisa dengan berbagi cara, ada

yang dengan cara yang halal dan ada yang dengan cara yang haram tergantung

manusia tersebut memilih cara yang halal atau yang haram. Dengan cara yang

halal contohnya saja berbisnis sesuai dengan syariat Islam.

Hubungan manusia dengan sesamanya membutuhkan berbagai


lembaga, organisasi, sarana, dan prasarana yang kesemuanya saling
melengkapi yang sama-sama mampu menegakkan prinsip-prinsip dasar,
kaidah, dogma, dan program yang representatif dalam suatu sistem untuk
dapat mencapai sasaran. Mengutamakan berbisnis dengan sesama muslim
akan mempermudah menjalin hubungan-hubungan bisnis serta
mengembangkanya. Setelah hungan antarmuslim sudah terjalin, sebagai
sesama manusia, seorang muslim dapat melakukan kerjasama dengan non
muslim.14

Dalam aktivitas bisnis, menjaga kemurnian perikatan (akad)

merupakan suatu keharusan. Karena ia yang menghantarkan keberlangsungan

kerja sama bisnis. Akan tetapi, terkadang, godaan materil dalam bisnis begitu

sangat kuat sehingga perikatan yang sudah disepakati bisa menjadi buyar dan

tidak lagi di hormati sebagai sebuah petunjuk etika bisnis.15

Terkadang manusia tidak bisa menahan nafsunya dalam berbisnis yang

membuat pembisnis melakukan segala cara agar bisnisnya mendapat

keuntungan banyak. Sehingga etika bisnispun ditinggalkan tidak dihiraukan

dan di taati lagi.

Dalam subjek perikatan, suatu transaksi dalam bisnis Islam benar-

benar mengedepankan “kelayakan” seseorang untuk berbisnis agar bisnis

terhindar dari kerugian. Karena Islam begitu mengedepankan pada hasil yang

14
Suyitno dkk, Paradigma Ilmu Syariah, (Yoyakarta: Gama Media, 2004), h.113
15
Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 79

6
baik dan maksimal. Hasil yang baik dan maksimal bagian dari tujuan suatu

bisnis dalam Islam.16

Untuk mencapai tujuan Allah SWT telah memberikan aturan hidup

melalui petunjuk Rasulnya, Muhammad SAW. Petunjuk tersebut dinamakan

Ad-Dinul Islam (Agama Islam). Agama Islam adalah suatu sistem hidup

komprehensif yang Allah SWT turunkan melalui Rasulnya, Muhammad SAW

yang meliputi Aqidain, Ubudiah, Muamalah, Mu‟asyarah dan Akhlak yang

memandu manusia sehingga hidup penuh kemuliaan, yaitu berusaha

semaksimal mungkin melaksanakan semua syariah (aturan) Islam di segala

aspek kehidupan , termasuk dalam pencaharian kehidupan. 17

Sesuai dengan skema Zarqa, syariah terdiri atas bidang Muamalah


(sosial) dan bidang Ibadah (ritual) ibadah merupakan sarana manusia untuk
berhubungan dengan Sang Pencipta-Nya (Hablum Minalloh) sedangkan
Muamalah digunakan sebagai aturan main manusia dalam berhubungan
dengan sesamanya (Hablum Minanass). Muamalah inilah yang menjadi obyek
paling luas yang harus digali manusia dari masa kemasa, karena seiring
dengan perkembangan kebutuhan hidup manusia akan senantiasa berubah.18

Manusi harus bisa seimbang antara hablum minalloh dan hablum

minannas. Jika di antara keduanya bisa seimbang dan berhubungan maka

dalam menjalani kehidupan akan lebih tentram dan nyaman. Dunia dan

akhiratpun bisa diraih. Jika manusia berhubungan dengan sang pencipntanya

bisa selalu di tepati maka dalam menjalani hubungan dengan sesamanya lebih

berkah. Contohnya saja dalam bermuamalah lebih lancar dan berkah.

16
Ika Yunia Fauzia dkk, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Pesepektif Maqasid Al
Syariah, (Jakarta: Kencana,2015), h. 238
17
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga,2012), h.2-3
18
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 1

7
Dalam bermuamalah yang harus di perhatikan adalah bagaimana
seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun
oleh nilai-nilai ketuhanan. Paling tidak dalam setiap melakukan aktifitas
bermuamalah ada semacam keyakinan dalam hati bahwa Allah SWT selalu
mengawasi seluruh gerak langkah kita dan selalu berada bersama kita. Kalau
pemahaman semacam terbentuk dalam setiap pelaku Muamalah (bisnis), maka
akan terjadi Muamalah yang jujur, amanah, dan sesuai tutunan syariah.19

Adapun hal-hal yang perlu di perhatikan dalam transaksi jual beli yang

dapat di jadikan petunjuk transaksi jual beli sebagai berikut :

1. Menyempurnakan takaran dan timbangan. Al-Quran mengecam

pelaksanaan jual beli yang mempunyai unsur kecurangan baik dalam

bentuk mengurangi takaran, mengurangi timbangan, maupun

menyembunyikan cacat-cacat pada barang.

2. Perikatan diadakan oleh kedua belah pihak (pembeli dan penjual) secara

tetulis atau dengan dua orang saksi. Jual beli dapat dilakukan dengan tunai,

dapat pula dilakukan dengan pembayaran yang ditangguhkan. Al-Quran

memberikan petunjuk yang berkenaan dengan perikatan jual beli secara

tidak tunai20, berdasarkan surah Al-Baqarah (2) ayat 282 :

          

           

            

              

           

19
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 8
20
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2007), h.145

8
         

           

            

           

         

             

          

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu


bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu
lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah

9
mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al
Baqarah: 282)21

Pengertian yang terkandung dalam ayat di atas, memberikan manfaat

yang jelas yaitu memberikan kepastian hukum kepada masing-masing pihak

yang terlibat didalam perikatan itu. Dan juga agar setiap pihak-pihak yang

melakukan perikatan tersebut tidak melakukan hal-hal yang curang. Selain itu,

untuk menghindari adanya kemungkinan sengketa diantara pihak-pihak yang

berkepentingan.

Oleh karena itu, fiqh muamalah diajarkan pedoman kode etik bagi
muslimin yang terlibat dalm berusaha. Pedoman itu diantaranya adalah (1)
bertindak jujur dan benar, (2) menjaga ucapan, (3) bertransaksi dengan
muslim sebelum bertransaksi dengan nonmuslim, (4) bertindak lebih
mencintai Alloh SWT dari pada bisnisnya, (5) bertindak sederhana dalam
hidup, (6) saling berkonsultasi, (7) tidak bertindak curang dan menipu dalam
berbisnis, (8) tidak boleh menyuap, dan (9) berbisnis secara adil.22

Maka untuk menjalin keselarasan dan keharmonisan dalam dunia

dagang di butuhkanlah suatu kaidah, patokan atau norma yang mengatur

perhubungan manusia dalam perniagaan, yakni hukum dan moralitas

perdagangan. Dalam tulisan ini, penyusun akan lebih menyoroti bidang

moralitas dalam kegiatan jual beli sesuai syariat Islam, terutama kegiatan

Khiyar dalam praktek jual beli tersebut.

Memperoleh harta yang telah dimiliki oleh seseorang melalui suatu


transaksi. Bentuk ini dipisahkan pada dua cara. Pertama peralihan harta
berlangsung dengan sendirinya atau disebut juga dengan ijbari yang siapapun
tidak dapat merencanakan atau menolaknya seperti melalui warisan. Kedua
peralihan harta berlangsung tidak dengan sendirinya, dengan arti atas
kehendak dan keinginan sendiri, yang disebut ikhtiyar, baik melalui kehendak

21
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2000),
h.37
22
Suyitno dkk, Paradigma Ilmu syariah, h.111

10
sepihak seperti hibah atau pemberian; maupun melalui kehendak dan
perjanjian timbal balik antara dua atau beberapa pihak, seperti jual-beli.23

Jual beli merupakan suatu persetujuan antara dua pihak. Pihak pertama

menyerahkan suatu barang dan pihak kedua membayar harga yang telah di

sepakati oleh kedua belah pihak.24

Istilah perdagangan atau jual beli, tentu tidak dapat dipisahkan dari

kata pasar. Berdagang adalah aktifitas paling umum yang dilakukan dipasar.

Pengertian pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau

lebih jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area, yang mengandung kekuatan

permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga.25

Berdasarkan pembahasan di atas, perlu kita cermati beberapa hal

tentang jual beli yang patut di perhatikan oleh para penjual dan pembeli atau

seseorang yang tiap harinya tidak lepas dari kegiatan jual beli.

Hal tersebut di rangkum dalam jual beli Islam, aturan kemasyarakatan

di kenal dengan istilah Fiqih Muamalah. Muamalah merupakan aktifitas yang

lebih pada tataran hubungan manusia lainya yang berbeda dengan ibadah

mahdah yang merupakan hubungan vertikal murni antara manusia dengan

Allah SWT.26 Fiqih muamalah adalah kumpulan hukum yang ditetapkan demi

terciptanya rasa aman, tegaknya undang-undang dalam negara atau

masyarakat Islam, juga demi terwujudnya keadilan dan persamaan antara

individu dalam komunitas atau masyarakat ini dengan cara menyeimbangan

anatara kepentingan yang saling bertentangan dan menjaga wilayah terlarang

23
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 183-184
24
Lili M. Sadeli dkk, Pengantar Bisnis Ilmu Menjual, h.1
25
M Fuad dkk, Pengantar Bisnis(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2000),h.120
26
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, h.5

11
yang lebih utama untuk di jaga dan dilestarikan dan tidak menghilangkan

makna taat kepada Allah SWT dan menjaga haknya dan siapa yang

meninggalakan hal ini di anggap bermaksiat kepada Allah SWT dan

melalaikan hak-Nya.27 Dengan adanya ilmu Fiqih Muamalat, dapat menjadi

sandaran dan patokan umat muslim dalam praktek jual belinya.

Kegiatan ekonomi sebagai salah satu dari aspek Muamalah, oleh


karena itu kaidah Fiqih yang di gunakan dalam mengidentifikasi transaksi-
transaksi ekonomi juga menggunakan kaidah Fiqih Muamalah. Kaidah Fiqih
Muamalah itu adalah”al ashlu fil muamalati al ibahah hatta yadulluad
daliluala tahrimiha” (hukum asalah dalam urusan Muamalah adalah boleh,
kecuali ada dalil yang mengharamkanya). Hal ini berarti bahwa semua hal
yang berhubungan dengan Muamalah yang tidak ad ketentuan baik larangan
maupun anjuran yang ada di dalam Islam (Al-Qur‟an maupun Al-Hadits),
maka hal tersebut adalah diperbolehkan dalam islam. Fiqih Muamalah
mengatur proses transaksi Ekonomi yang dilarang yaitu: (1) haram objek
transaksinya, (2) haram cara bertransaksinya, (3) tidak sah atau tidak lengkap
akadnya.28

Berikut adalah macam-macam jual beli yang dilarang oleh hukum

Islam:

1. Menjual barang yang dibeli sebelum diterima barangnya.

2. Menjual barang untuk mengungguli penjualan orang lain.

3. Membeli dengan menaikan harga barang, padahal tidak bermaksud

untuk membelinya.

4. Memperjualbelikan barang haram dan najis.

5. Jual beli Gharar (yang terdapat unsur penipuan di dalamnya).

6. Dua bentuk transaksi pada satu barang atau harta.

27
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam
(Jakarta : Amzah,2010), h.6
28
Muhammad Alim, Pengantar Ilmu Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka, 2007), h.100

12
7. Membeli suatu barang atau harta kepada orang yang sedang

menuju ke pasar.

8. Jual beli ijon adalah jual beli barang yang belum layak di perjual

belikan.29

Hukum jual beli yang dilarang ini adalah haram; sedangkan

alasan keharamanya itu adalah adanya unsur penipuan. Bila jual beli

berlangsung dengan cara ini, tetap sah karena unsur jual beli telah

terpenuhi. Namun si pembeli berhak untuk memilih (Khiyar) antara

melanjutka jual beli atau membatalkan setelah ia mengetahui kena

tipu.30

Jual beli sesuatu yang terdapat unsur penipuan adalah dilarang


oleh hukum perdata Islam.dengan demikian, penjual tidak boleh
menjual ikan yang masih ada di dalam air, daging yang masih ada
diperut domba, air susu yang masih ada dalam susu binatang, buah-
buahan yang masih kecil (belum matang), barang yang tidak dapat
dilihat atau di terima atau diraba ketika sebenarnya barang dagang
tersebut ada dan bila barang dagang itu tidak ada maka tidak boleh
memperjual beliaknya tanpa mengetahui sifat ataupun jenis dan
keberadaanya (kualitasnya).31

Setiap transaksi jual beli yang memberi peluang terjadinya

persengketaan, karena barang yang di jual tidak transparan atau ada

unsur penipuan yang dapat membangkitkan permusuan antara dua

belah pihak bertransaksi atau salah satu pihak menipu pihak lain,

dilarang oleh Nabi SAW sebagai antisipasi terhadap munculnya

kerusakan yang lebih besar (Saddudz Dzari‟ah).

29
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.146-149
30
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h.209
31
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.148

13
Maka dalam transaksi jual beli, juga diberikan hak Khiyar

(hak memilih) oleh syara‟ bagi penjual dan pembeli dalam

memastikan akadnya agar terhindarnya kezaliman yang dapat

merugikan salah satu pihak yang berakad, maupun kedua-duanya.

Berdasarkan hadits Rosululloh SAW:

ِ ‫بل ْانبَ ٍْ َع‬


ٌ‫ب‬ َ ًِ ِ‫ض ًَ هللاُ َع ْنوُ ع ْنوُ ع ٍَِ ْاننَّب‬
َ َ‫صهَى هللاُ َعهَ ٍْ ِو َو َسهَّ َى ق‬ ِ ‫ع ٍَْ َح ِكٍ ِْى ب ٍِْ ِحزَ ٍاو َر‬

ْ َّ‫ص َذقَب َو بٍََّنَب بُىْ ِركَ نَهًُب فِى بَ ٍْ ِع ِه ًَب َو اِ ٌْ َكتَ ًَب َو َك َذ بَب ُي ِحق‬
‫ت‬ ِ ٍَ َ‫بِ ْبنخ‬
َ ٌْ ِ ‫بر َيب نَ ْى ٌَتَفَ َّزقَب فَب‬

)‫بَ َز َكتُ بَ ٍْ ِع ِه ًَب (رواه انبخزي‬

Artinya : “Dari Hakim Bin Hizam ra. Rosululloh SAW


bersabda : dua orang yang berjual beli itu khiyar memilih selama
belum berpisah atau beliau bersabda : sehingga keduanya berpisah.
Jika keduanya jujur dan terus terang maka keduanya mendapat
berkah dalam berjual beli itu. Jika keduanya menyembunyikan dan
berdusta maka dihapuskan berkah jual belinya itu.”(HR. Bukhari)32

Pengertian Khiyar itu sendiri yaitu hak menetukan pilihan


antara meneruskan atau membatalkan akad. Meskipun kita ketahui
bahwa hukum asal jual beli itu berlaku tetap, sebab tujuan jual beli
ialah memindahkan hak kepemilikan atas suatu barang. Sementara
itu, hak kepemilikan menuntut adanya aturan syara‟ tentang
pengelolaan harta. Hanya saja syariat memberikan toleransi berupa
Khiyar dalam jual beli untuk memberi kemudahan bagi para pihak
yang bertransaksi.33

Menurut Abdul Aziz Muhammad Azzam, adanya hak Khiyar

agar kedua orang yang berjual beli dapat mengetahui harga dan

barang yang di hargakan, selamat dari penipuan, menolak

32
Umairul Ahbab Baiquni dkk, Terjemah Hadits Shahih Bukhari, (Bandung: Husaini,) h.
743-744
33
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi;i 1, h.674-675

14
kemudaratan yang bisa menimpa kedua orang yang berakad oleh

sebab itu Khiyar disyariatkan karena termasuk yang mendesak.34

Khiyar bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan bagi

pihak-pihak yang melakukan transaksi itu sendiri. Sebab Islam sangat

melarang adanya paksaan dalam jual beli, Islam juga melarang akan

adanya pembohongan dan penipuan dalam bermuamalah. maka

adanya Khiyar merupakan suatu tindakan untuk meminimalkan

tindakan yang tidak terpuji tersebut. Oleh karenanya penulis tertarik

untuk mengangkat Khiyar sebagai pembahasan utama dalam skripsi

ini.

Kota Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah

Penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan

wilayah ini, Lampung Tengah dan Lampung Timur, mencari nafkah

dengan berdagang dan menjual jasa. Pemerintah daerah kota Metro

memiliki area perdagangan yang berada di pusat kota. Perdagangan

barang jadi, pakaian, tekstil, elektronik dan barang kebutuhan lainya,

bisa ditemukan di Shopping Center, Pasar Cendrawasih, dan yang

terbaru Mega Mall.

Pasar tradisional Cendrawasih berdiri dengan dua lantai.

Mayoritas pedagangnya dipadati oleh orang-orang metro dan

sekitarnya. Selain itu terdapat juga pedagang dari luar metro. Lantai

satu Pasar Tradisional Cendrawasih banyak di isi oleh pedagang-

34
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam,
h.100

15
pedagang baju, sepatu, perhiasan, makanan, kosmetik, kerudung,

pakaian dalam, toko jam dan toko kain. Sedangkan pada lantai dua

tidak jauh berbeda dengan lantai satu yang kebanyakan pedagangnya

penjual baju, sepatu, tas, dan perhiasan.

Menurut data Pra Survey yang saya peroleh, saya

mewawancarai salah satu pedagang baju yang bernama bapak

Sarbini, jika ada barang yang cacat atau rusak bisa di kembalikan

ataupun di tukarkan dengan barang lain tetapi yang sejenis dan jika

masih berada di tempat bisa langsung di tukarkan ataupun bisa

membatalkan akad jual beli.35

Penyusun memilih Pasar Metro sebagai objek penelitian

dalam skripsi ini karena pasar ini bertempat strategis yang berdekatan

dengan beberapa kampus Islam, diantaranya IAIM NU Metro,

Universitas Muhammadiyah Metro, IAIN Jurai Siwo, dan Sekolah

Tinggi Ilmu Tarbiyah Agus Salim. Dengan mayoritas konsumen dari

mahasiswa kampus Islam tersebut dapat memperkirakan transaksi

yang berlangsung di pasar itu berjalan sesuai syariah. Inilah salah

satu yang menjadi daya tarik penulis. Adapun pasar Metro Pusat

adalah ikon pasar tradisional di wilayah Metro.

35
Wawancara dengan Bapak Sarbini, Di Pasar Cendrawasih pada hari Sabtu, Metro, 11
Maret 2017, Pukul 13:30

16
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis dapat merumuskan

masalah yaitu “Bagaimana Penerapan Khiyar Dalam Transaksi Jual Beli Di

Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro?”

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uaraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut “ Untuk mengetahui dengan jelas

Penerapan Khiyar Dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tradisional

Cendrawasih Metro”.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah di

harapkan semoga penelitian ini dapat:

1) Dijadikan refrensi lebih lanjut bagi penelitian selanjutnya

mengenai Khiyar khususnya tentang Penerapan Khiyar Dalam

Transaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro

Pusat.

2) Menambah informasi tentang penerapan Khiyar dalam Transaksi

Jual Beli di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro.

b. Kegunaan Praktis

17
Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini secara praktis adalah

diharapkan semoga penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber

informasi yang akurat dan memberikan informasi atas hal-hal yang

berkenaan dengan penelitian Khiyar dalam jual beli melalui resert

yang di lakukan di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro sebagai salah satu kajian ilmiah kepada masyarakat dalam

membantu menjunjung pembangunan nasional.

18
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jual Beli

1. Pengertian Jual Beli

a. Pengertian jual beli menurut bahasa

Walaupun dalam bahasa arab kata jual (‫ )انبٍع‬dan kata beli


(‫ )انشزاء‬adalah dua kata yang berlawanan artinya, namun orang-orang
arab biasa menggunakan ungkapan jual beli itu dengan satu kata yaitu
‫انبٍع‬. Untuk kata ‫ انشزاء‬sering di gunakan derivasi dari kata jual yaitu
‫ابتبع‬. Secara arti kata ‫ انبٍع‬dalam penggunaan sehari-hari mengandung
arti “saling tukar” atau tukar menukar. Dalam Al-Qur‟an banyak
terdapat kata ‫ ببغ‬dan derivasinya dengan maksud yang sama dengan
arti bahasa.36

Kata “buyuk” (‫ )بٍىع‬adalah jamak dari kata “baiun” (‫)بٍع‬.37

Bai‟ merupakan satu kata yang mempunyai dua makna yang

berlawanan, yaitu makna “membeli” (syira‟) dan lawanya menjual

(bai‟). Syira‟ merupakan merupakan sifat yang ditunjukan bagi orang

yang melakukan aktifitas pembelian. Lebih jelasnya, syira‟ ialah

mengalihkan hak memilih dengan imbalan harga dengan cara tertentu.

Bai‟ juga menunjukan makna hak milik.38 Pengertian jual beli dari

segi etimologis adalah menukar harta dengan harta.39

36
Amir Syarifiddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), h.192-193
37
Al Imam Al Alim Al Alammah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Bin Qosim Asy-
Syafi‟i, Terjemah Fathul Qorib, terj. Imron Abu Amar, (Kudus: Menara Kudus,1983), h.228
38
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi‟i 1, (Jakarta: Almahira, 2008), h.617
39
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012), h.110

19
Menurut arti bahasanya,”jual beli,” adalah menukarkan sesuatu

dengan sesuatu yang lain, sedang menurut syara‟ ialah menukarkan

harta dengan harta pada wajah tertentu.40

Dari beberapa pengertian di atas Jual beli menurut bahasa

adalah menukarkan sesuatu dengan sesuatu dengan cara tertentu.

b. Pengertian jual beli menurut istilah

Adapun jual beli menurut terminologi, terdapat beberapa

definisi jual beli yang di kemukakan para Ulama Fiqh. Diantaranya:

1) Jual beli menurut Hanafiyah yang dikutib Rachmat Syafe‟i :

‫يببدنت يبل بًبل عهى وجهًخصىص‬

“Menukarkan harta dengan harta melalui cara tertentu”

2) Jual beli menurut Nawawi yang kutib Rachmat Syafe‟i:

‫يببدنت يبل بًبل تًهٍكب‬

“Menukarkan harta dengan harta untuk menjadi hak milik”

3) Jual beli menurut Ibn Qudamah yang dikutib Rachmat Syafe‟i:

‫يببدنت يبل بًبل تًهٍكب و تًهٍكب‬

“Penukaran harta dengan harta untuk saling menjadikan milik” 41

4) Jual beli menurut Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibariy yang di

terjemahkan Aliy As‟ad:

‫يقببهت يبل بًبل عهى وجو يخصىص‬

“menukarkan harta dengan harta pada wajah tertentu” 42

40
Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibariy, Terjemah Fathul Mu‟in, terj. Aliy As‟ad,
(Kudus: Menara Kudus, 1980), h.158
41
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.73-74

20
5) Jual beli menurut Sayyid Sabiq yang dikutib Beni Ahmad Saebani:

jual beli adalah memberikan sesuatu karena ada

penggantian yang memiliki nilai yang sama dengan harga

tertentu.43

6) Jual beli menurut Lukman Hakim:

Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang

lain dengan cara tertentu (akad).44

7) Jual beli menurut Imam Syafi‟i yang dikutib Wahbah Zuhaily:

Jual beli adalah saling menukar harta dengan harta lainya

yang dapat dikembangkan setelah adanya serah terima dengan cara

yang telah di atur.45

Dari pengertian di atas yang dikemukakan di atas, dapat di


ambil dipahami bahwa jual beli merupakan kegiatan manusia yang
berkaitan dengan hal-hal berikut:
1) Adanya pertukaran harta benda dan jasa.
2) Adanya pertukaran nilai benda yang sama dalam jenis yang
berbeda atau jasa yang di hargakan dengan kebendaaan dalam
harga yang sepadan.
3) Adanya pengambilan manfaat atas benda atau jasa yang berbeda
oleh pihak penjual dan pihak pembeli.
4) Adanya perpindahan hak milik dari atau jasa seseorang kepada
orang lain.
5) Adanya peraturan yang berkaitan dengan legalitas jual beli.
6) Adanya sikap saling merelakan diantara penjual dan pembeli.46

c. Pengertian jual beli menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Bai‟ adalah jual beli antara benda dengan benda, atau

pertukaran benda dengan uang.47

42
Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibariy, Terjemah Fathul Mu‟in, ter. Aliy As‟ad, h.158
43
Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h.293
44
Lukman Hakim, Prinsip-Prisip Ekonomi Islam, h.110-111
45
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi‟i 1, h.618
46
Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam, h.294

21
Dari beberapa definisi jual beli di atas dapat di pahami bahwa

inti jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang

yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak,

yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai

dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara‟ dan

disepakati.

2. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat

manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Qur‟an dan Assunah

Rasululloh SAW. Terdapat beberapa ayat Al-Qu‟ran, Sunah Rasululloh

SAW dan Ijma‟, antara lain:

a. Al-Qur‟an, diantaranya:

1) Surah Al-Baqarah ayat 275 :

)275 :‫ (انبقزة‬...     ...

Artinya: “...Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba...” (Al-Baqarah: 275) 48

2) Surah Al-Baqoroh ayat 198:

)198 :‫(انبقزاه‬...         

Artinya: “tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia

(rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu...”(QS. Al Baqarah:198)49

47
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Bandung: Fokus Media, 2010), ed. Revisi, h.15
48
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2000),
h.36

22
b. Dasar hukum jual beli berdasarkan Sunah Rasululloh :

‫ي‬ َ ًَ ِ‫ض ًَ هللاُ َع ْنوُ أٌََ اننَّب‬


ُ َ‫ا‬: ‫صهَى هللاُ َعهَ ٍْ ِو َو َسهَّ َى ُسئِ َم‬ ِ ‫ع ٍَْ ِرفَب َعتَ ب ٍِْ َرافِ ٍع َر‬

َ َ‫ْان َك ْ ِ أَ ٍَْ ُ ق‬
‫بل َع ًَ َم ان َّزج ُِم بٍَِ ِذ ِه َو ُك ُم بٍَ ٍْع َي ْبزُوْ ٍر(رواه انزار و صححو‬

)‫انحبكى‬

Artinya: dari Rifa‟ah bin rafi‟ ra bahwasanya nabi pernah di

tanya: “pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjawab,

pekerjaan seseorang dengan tanganya sendiri dan setiap jual beli

yang baik.”(HR.Al-Bazzaru dan di nilai Shahih oleh imam hakim)50

c. Ijma‟

Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan

alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan

dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau

barang milik orang lain yang dibutuhkanya itu, harus diganti dengan

barang lainya yang sesuai.51

Dari dasar hukum di atas, bahwa hukum asal dari jual beli di

atas yaitu mubah (boleh). Dengan alasan bahwa manusia tidak akan

mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain.

Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang

dibutuhkanya itu harus diganti dengan barang lainya yang sesuai.

49
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, h. 24
50
Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Hadits Hukum-Hukum Syari‟at
Islam, terj. Achmad Sururi (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2011), h. 316
51
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h.75

23
3. Rukun dan Syarat Jual Beli

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 95, Jual beli

yang memenuhi syarat dan rukunya adalah sah.52 Jual beli mempunyai

rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual beli itu dapat

dikatakan sah oleh syara‟. Dalam menentukan rukun jual beli tedapat

perbedaan pendapat ulama hanfiyah dengan jumhur ulama.53

Menurut Ulama Hanafiyah, rukun jual beli adalah ijab dan

qobul yang menunjukkan pertukaran barang secara rida, baik

dengan ucapan maupun perbuatan. 54

Akan tetapi, jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual

beli itu ada empat, yaitu:

a. Penjual dan pembeli

b. Shighat (lafal ijab dan qobul)

c. Ada barang yang dibeli

d. Ada nilai tukar pengganti barang

Menurut Ulama Hanafiyah, orang yang berakad, barang yang

dibeli, dan nilai tukar barang termasuk kedalam syarat-syarat jual beli,

bukan rukun jual beli.55

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 56

rukun atau unsur jual beli ada tiga yaitu:

a. Pihak-pihak

52
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana 2010), h. 41
53
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010), h.70-71
54
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h. 75-76
55
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h.71

24
b. Obyek, dan

c. Kesepakatan.56

Menurut mayoritas para Ulama, menetapkan bahwa

syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli di atas, yaitu:

a. Syarat bagi penjual dan pembeli:

1) Penjual dan pembeli harus mumayyiz

2) Keduanya merupakan pemilik barang atau yang dijadikan wakil

3) Keduanya dalam keadaan sukarela.

4) Penjual harus sadar dan dewasa.57

Menurut Abdul Rahman Ghazaly syarat-syarat orang yang

berakad :

1) Berakal, oleh sebab itu, jual beli yang dilakukan anak kecil yang

belum berakal dan orang gila hukumnya tidak sah.

2) Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda. Artinya,

seseorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang bersamaan

sebagai penjual dan sekaligus pembeli. Misalnya saja ahmad

menjual sekaligus membeli barangnya sendiri.58

Syarat penjual dan pembeli :

1) Berakal, agar ia tidak terkecoh.

2) Dengan kehendak sendiri

3) Tidak mubazir atau pemboros

56
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, h.30
57
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h. 81
58
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalah, h.71-72

25
4) Baligh (berumur 15 tahun ke atas/dewasa)59

b. Syarat ma‟qud „alaih (barang)

1) Suci

2) Bermanfaat

3) Dapat diserah terimakan

4) Barang milik sendiri atau menjadi wakil orang lain

5) Jelas dan diketahui oleh kedua orang yang melakukan akad60

Syarat obyek yang diperjualbelikan menurut

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 78 adalah:

1) Barang yang diperjualbelikan harus ada.

2) Barang yang diperjualbelikan harus dapat diserahkan.

3) Barang yang diperjualbelikan harus berupa barang yang memiliki

nilai/harga tertentu.

4) Barang yang diperjualbelikan harus halal.

5) Barang yang dijualbelikan harus diketahui oleh pembeli.

6) Ke khususan barang yang dijualbelikan harus diketahui.

7) Penunjukkan dianggap memenuhi syarat kekhususan barang yang

dijualbelikan jika barang itu ada ditempat jual beli.

8) Sifat barang yang dapat diketahui secara langsung oleh pembeli

tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut.

9) Barang yang dijual harus ditentukan secara pasti pada waktu

akad.61

59
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), h.279
60
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h. 83

26
Menurut Zainuddin „Abdul Aziz Al-Malibary yang

dikutib oleh Aliy As‟ad Syarat Ma‟qud „alaih yaitu:

1) Barang milik penjual dan tsaman (uang harga) milik pembeli.

2) Ma‟qud „alaih di syaratkan barang suci

3) Ma‟qud „alaih disyaratkan keadannya terlihat

4) Ma‟qud „alaih di syaratkan keadaanya dapat diserah terimakan62

Menurut Abdul Rahman Ghazaly syarat-ayarat barang

yang diperjual belikan (Ma‟qud „Alaih).

1) Barang itu ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual

sanggup untuk mengadakan barang itu.

2) Dapat di manfaatkan dan bemanfaat bagi manusia

3) Milik seseorang

4) Boleh diserahkan saat akad berlangsung atau pada waktu yang

telah disepakati bersama ketika transaksi berlangsung.63

c. Syarat-syarat akad, adalah:

1) Adanya kesepakatan yang tidak terpisahkan, terjadi secara

bersamaan,

2) Tidak diselingi oleh kata-kata lain, dan

3) Menggunakan kalimat yang jelas, mudah dipahami oleh kedua

belah pihak.64

61
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, h.34-35
62
Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibariy, Terjemah Fathul Mu‟in, terj. Aliy As‟ad, h. 163-
166
63
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h.75-76
64
Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam, h.297

27
Syarat shighat menurut Madzab Syafi‟i:

1) Berhadap-hadapan

2) Ditujukan pada seluruh badan yang akad

Tidak sah mengatakan, “saya menjual barang ini kepada kepala

atau tangan kamu”.

3) Qobul di ucapkan oleh orang yang di tuju dalam ijab

4) Harus menyebutkan barang atau harga

5) Ketika mengucapkan shighat harus disertai niat atau maksud

6) Pengucapan ijab dan qobul harus sempurna

7) Ijab qobul tidak terpish

8) Antara ijab dan qobul tidak terpisah dengan pernyaan lain

9) Tidak berubah lafaz

10) Bersesuain antara ijab dan qobul secara sempurna

11) Tidak dikaitkan dengan sesuatu

12) Tidak dikaitkan dengan sesuatu65

Menurut Abdul Rahman Ghazaly syarat-syarat yang terkait dengan

ijab qobul.

1) Orang yang mengucapkan telah baligh dan berakal

2) Kabul sesuai dengan ijab

3) Ijab dan qobul itu dilakukan dalam satu majelis.66

d. Syarat-syarat nilai tukar (harga barang)

1) Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya.

65
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h. 82-83
66
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h.72-73

28
2) Boleh diserahkan pada waktu akad

3) Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan

barang maka barang yang menjadikan nilai tukar bukan barang

yang diharamkan oleh syara‟, seperti babi dan khamar.67

Menurut Syaikh Zainuddin Abdul Aziz yang di kutib oleh Aliy

As‟ad syarat sah ijab dan qobul yaitu antara keduanya tidak terpisahkan

dengan diam dalam waktu lama, lain halnya jika hanya sejenak. Tidak di

sela-selai walaupun sedikit dengan kata ajnabiya. Hendaknya kedua-

duanya mempunyai ma‟na yang bersesuain bukan harus lafadnya. Ijab dan

qobul tidak tergantung pada suatu kejadian, maka bila tergantungkanya,

akad tidak sah. Juga tidak di batasi waktu perikatan.68

Kesepakatan dapat dilakukan dengan tulisan, lisan dan isyarat,

ketiganya mempunyai makna hukum yang sama. Ada dua bentuk akad,

yaitu akad dengan kata-kata dan akad dengan perbuatan.69

4. Macam-Macam Jual Beli

a. Jual beli ada tiga macam, yaitu sebagai berikut:

1) Jual beli barang yang dapat disaksikan langsung, seperti jual beli

pulpen, tanah, atau mobil. Hukumnya boleh berdasarkan

kesepakatan para ulama.

2) Jual beli sesuatu yang di tentukan sifat-sifatnya dalam tanggungan.

Jual beli seperti ini disebut akad salam (pesanan).

67
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h. 76-77
68
Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibariy, Terjemah Fathul Mu‟in, ter. Aliy As‟ad, h.160-
161
69
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, h.102

29
3) Jual beli barang yang tidak dapat disaksikan langsung. Jual beli

demikian tidak sah, menurut jumhur ulama dan tabi‟in selain

Madzab Hanafi. Sebab nabi melarang jual beli gharar.70

b. Jual beli berdasarkan pertukaranya secara umum di bagi empat

macam:

1) Jual beli Salam (pesanan)

Jual beli salam adalah jual beli melalui pesanan, yakni jual beli

dengan cara menyerahkan terlebih dahulu uang muka kemudian

barangnya belakangan.

2) Jual beli Muqayadhah (barter)

Jual beli muqayadhah adalah jual beli dengan cara menukar barang

dengan barang, seperti menukar baju dengan sepatu.

3) Jual beli Muthlaq

Jual beli muthlaq adalah jual beli barang dengan sesuatu yang telah

disepakati sebagai lat pertukaran, seperti uang.

4) Jual beli alat penukar dengan alat penukar

Jual beli alat penukar dengan alat penukar adalah jual beli barang

yang biasa di pakai sebagai alat penukar dengan alat penukar lainya,

seperti uang perak dengan uang emas.

c. Berdasarkan segi harga, jual beli di bagi pula menjadi empat bagian:

1) Jual beli yang menguntungkan (Al Murabahah).

70
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi‟i 1, h.618-619

30
2) Jual beli yang tidak menguntungkan, yaitu menjual dengan harga

aslinya (At-Tauliyah).

3) Jual beli rugi (Al-Khasarah).

4) Jual beli Al-Musawah, yaitu penjual menyembunyikan harga

aslinya, tetapi kedua orang yang akad saling meridhai, jual beli

seperti inilah yang berkembang sekarang.71

d. Ditinjau dari segi pelaku akad ( subyek), jual beli terbagi menjadi tiga

bagian: dengan lisan, dengan perantara, dan dengan perbuatan.

1) Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan adalah akad yang

dilakukan oleh kebanyakan orang. Bagi orang bisu diganti dengan

isyarat karena isyarat merupakan pembawaan alami dalam

menampakan kehendak.

2) Penyampaian akad jual beli melalui utusan, perantara, tulisan, atau

surat menyurat sama halnya dengan ijab kabul dengan ucapan,

misalnya via Pos dan Giro. Jual beli ini dilakukan antara penjual

dan pembeli tidak berhadapan dalam satu majelis akad, tetapi

melalui Pos atau Giro, jual beli seperti ini di bolehkan dalam

syara‟.

3) Jual beli dengan perbuatan (saling memberikan) atau dikenal

dengan istilah mu‟athah yaitu mengambil dan memberikan barang

tanpa ijab kobul, seperti seseorang mengambil rokok yang sudah

71
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h. 101-102

31
bertuliskan label harganya, dibandrol oleh penjual dan kemudian

diberikan uang pembayaranya kepada penjual.72

e. Beberapa macam jual beli yang dilarang oleh agama, tetapi sah

hukumnya, tetapi orang yang melakukanya mendapat dosa. Jual beli

tersebut antara lain:

1) Menemui orang-orang Desa sebelum mereka masuk ke pasar untuk

membeli benda-bendanya dengan harga semurah-murahnya,

sebelum mereka tahu harga pasaran, kemudian ia jual dengan harga

yang setinggi-tigginya.

2) Menawar barang yang sedang ditawar oleh orang lain, seperti orang

berkata, “tolaklah harga tawaranya iyu, nanti aku yang membeli

dengan harga yang lebih mahal”. Hal ini dilarang karena akan

menyakitkan orang lain.

3) Menjual diatas penjualan orang lain, umpamanya seseorang

berkata: “kembalikan saja barang itu kepada penjualnya, nanti”

barangku saja kau beli dengan harga yang lebih murah dari itu.73

f. Jual beli yang dilarang sebab ahliah (ahli akad)

1) Jual beli orang gila

Ulama sepakat bahwa jual beli orang gila tidak sah

2) Jual beli anak kecil

Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli anak kecil di pandang

tidak sah, kecuali dalam perkara-perkara yang ringan atau sepele.

72
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali, 2011) h.77-78
73
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 82-83

32
Menurut ulama Syafiiyah, jual anak mumayyiz yang belum baligh,

tidak sah sebab.

3) Jual beli orang buta

Jual beli orang buta dikategorikan shahih menurut jumhur

ulama jika barang yang dilinya diberi sifat. Adapun menurut ulama

Syafi‟iyah, jual beli orang buta itu tidak sah sebab ia tidak dapat

membedakan barang yang jelek dan yang baik.

4) Jual beli terpaksa

Menurut ulama Hanafiyah hukum jual beli orang terpaksa

seperti jual beli fudhul yakni di tangguhkan.

5) Jual beli fudhul

Jual beli fudihul adalah jual beli milik orang tanpa seizin

pemiliknya.

6) Jual beli orang yang terhalang

Maksud terhalang disini adalah terhalang karena

kebodohan, bangkrut, ataupun sakit.

7) Jual beli malja‟

Jual beli malja‟ adalah jual beli orang yang sedang dalam

bahaya, yakni untuk menghindari perbuatan zalim. Jual beli

tersebut fasid.74

74
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h. 93-95

33
g. Jual beli yang dilarang sebab shighat

1) Jual beli mu‟athah

Adalah jual beli yang telah disepakati oleh pihak akad,

berkenaan dengan barang maupun harganya, tetapi tidak memakai

ijab qobul.

2) Jual beli melalui surat atau melalui utusan

Disepakati ulama Fiqih bahwa jual beli melalui surat atau

utusan adalah sah. Tempat berakad adalah sampainya surat atau

utusan dari aqid pertama pada aqid kedua. Jika qobul melebihi

tempat, akad tersebut dipandang tidak sah, seperti surat tidak

sampai ketangan yang dimaksud.

3) Jual beli dengan isyarat atau tulisan

Disepakati kesahihan akad dengan isyarat atau tulisan

khususnya bagi yang udzur sebab sama dengan ucapan. Selain itu

isyarat juga, menunjukkan apa yang ada dalam hati aqid. Apabila

isyarat tidak dapat dipahamidan tulisanya jelek akad tidak sah.

4) Jual beli yang tidak ada di tempat akad

Ulama Fiqih sepakat bahwa jual beli atas barang yang tidak

sah di tempat adalah tidak sah sebab tidak memenuhi syarat in‟iqad

(terjadinya akad).

5) Jual beli yang tidak bersesuain antara ijab dan qobul

Hal ini dipandang tidak sah menurut kesepakatan para ulama.

34
6) Jual beli munjis

Jual beli munjis adalah yang dikaitkan dengan suatu syarat

atau ditangguhkan pada waktu yang akan datang.75

h. Jual beli yang dilarang oleh hukum Islam, hal ini di ungkapkan

beberapa contoh sebagai berikut:

1) Jual beli Gharar

jual beli yang mengandung unsur-unsur penipuan. Alasan

diharamkanya adalah tidak pasti dalam objek, baik barang atau

uang atau cara transaksinya itu sendiri.

2) Jual beli Mulaqih

jual beli yang barang yang menjadi objeknya hewan yang

masih berada dalam bibit jantan sebelum bersetubuh dengan yang

betina. Alasan pelaranganya disini adalah apa yang di perjual

belikan tidak berada di tempat akad dan tidak dapat pula dijelaskan

kualitas dan kuantitasnya.

3) Jual beli Mudhamin

transaksi jual beli yang objeknya adalah hewan yang masih

berada dalam perut induknya. Alasanya adalah tidak jelas objek

jual beli.

4) Jual beli Hushah atau lemparan batu

Jual beli sesuatu barang yang terkena oleh lemparan batu

yang disediakan dengan harga tertentu.

75
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, h. 95-97

35
5) Jual beli Muhaqolah

Jual beli buah-buahan yang masih berada di tangkainya dan

belum layak untuk dimakan. Alasan haramnya jual beli adalah

karena objek yang diperjualbelikan masih belum dapat di

manfaatkan.

6) Jual beli Munabazah

Jual beli yang diartikan dengan mempertukarkan kurma

yang masih basah dengan yang sudah kering dan mempertukarkan

anggur yang masih basah dengan yang sudah kering dengan

menggunakan alat ukur takaran. Alsan haramnya adalah karena

ketidak jelasan dalam barang yang dipertukarkan ini dalam

takaranya.

7) Jual beli Mukhabarah

Muamalah dalam penggunaan tanah dengan imbalan bagian

dari apa yang akan dihasilkan oleh tanah tersebut. Alasan

haramnya adalah ketidak jelasan dalam pembayaran.

8) Jual beli Tsunayya

Yaitu transaksi jual beli dengan harga tertentu, sedangkan

barang yang jadi objek jual beli adalah sejumlah barang dengan

pengecualian yang tidak jelas. Alasan haram jual beli ini adalah

ketidak jelasan objek jual beli yang dapat membawa kepada

ketidak relaan pelaku transaksi.

36
9) Jual beli „Asb Al-Fahl

Yaitu memperjualbelikan bibit pejantan hewan untuk

dibiakkan dalam rahim hewan betina untuk mendapatkan anak.

Alasan pelaranganya disini adalah tidak jelasnya objek transaksi,

karena sukar ditentukan seberapa banyak bibit yang disalurkan

kerahim betina.

10) Jual beli Mulamasah

Ialah jual beli yang berlaku antara dua pihak, yang satu di

antaranya menyentuh pakaian pihak lain yang diperjual belikan

waktu malam atau siang, dengan ketentuan mana yang tersentuh

itu, itulah yang di jual. Alasan keharamanya adalah karena

ketidakjelasan objek transaksi, yang dijadikan salah satu syarat dari

barang yang di perjualbelikan.

11) Jual beli „Urban

Jual beli atas suatu barang dengan harga tertentu , dimana

pembeli memberikan uang muka dengan catatan bahwa bila jual

beli jadi dilangsungkan akan memebayar dengan harga yang telah

disepakati, namun kalau tidak jadi, uang muka untuk penjual yang

telah menerimanya lebih dahulu. Alasan haramnya jual beli bentuk

ini adalah ketidak pastian dalam jual beli, oleh karena itu

hukumnya tidak sah, karenanya menyalahi syarat jual beli.

37
12) Jual beli Talqi Rukban

Yaitu jual beli setelah si pembeli datang menyongsong

penjual sebelum dia sampai di pasar dan mengetahui harga

pasaran. Alasan larangan disini adalah penipuan terhadap penjual

yang belum mengetahui keadaan pasar.

13) Jual beli orang kota dengan orang desa

Yang dimaksud disini adalah orang pasar yang telah

mengetahui harga pasaran menjual barangnya kepada orang desa

yang baru datang dan belum mengetahui harga pasar. Alasan

keharamanya karena mengandung unsur penipuan sebab si pembeli

belum mengetahui harga dari barang yang di belinya itu.

14) Jual beli Musharrah

Adalah hewan ternak yang di ikat puting susunya sehingga

kelihatan air susunya banyak. Alasan haramnya adalah adanya

unsur penipuan yang dapat menghilangkan rasa suka sama suka.

15) Jual beli Shubrah

Ialah jual beli barang yang ditumpuk yang mana bagian

luar yang kelihatan lebih baik dari bagian dalam.lasan haramnya

adalah penipuan.

16) Jual beli Najasy

Sebenarnya jual beli yang sifat pura-pura dimana si pembeli

menaikkan harga barang, bukan untuk membelinya, tetapi hanya

38
untuk menipu pembeli lainya membeli dengan harga tinggi. Alasan

haramnya itu adalah adanya unsur penipuan. 76

5. Hikmah Jual Beli

a. Penjual

1) Mendapat rahmat dan keberkatan dari pada Alloh SWT dengan

mengikuti apa yang telah di syariatkan.

2) Dapat berniaga dengan aman tanpa berlakunya khianat

mengkhianati antar satu sama lain

b. Pembeli

1) Berpuas hati di atas urus niaga yang dijalankan karena perniaga

menjalankan urusan mengikuti syariat Islam.

2) Mendapat keridhoan dan rahmat dari Alloh SWT di atas urusan

niaga yang berlandaskan syariat Islam.

3) Terhindar dari pada siksaan Api Neraka.

c. Masyarakat

1) Menyenangkan manusia bertukar-tukar faedah harta dalam

kehidupan seharian.

2) Menghindarkan kejadian rampas merampas dan ceroboh

mencerobohi dalam usaha memiliki harta.

3) Menggalakkan orang ramai supaya hidup berperaturan, bertimbang

rasa, jujur dan ikhlas.

76
Amir Syarifiddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h. 201-209

39
4) Menata struktur kehidupan masyarakat yang menghargai hak milik

orang lain.

5) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.

d. Negara

1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ke tahap yang lebih

baik.

2) Dapat menarik pelabur asing untuk melabur dalam ekonomi

negara.

3) Menggalakkan persaingan ekonomi yang sehat sesama negara

Islam.77

Adapun hikmah dibolehkanya jual beli adalah menghindarkan


manusia dari kesulitan dalam bermuamalah dengan hartanya. Seseorang
memiliki harta ditanganya, namun dia tidak memerlukanya. Sebaliknya dia
memerlukan suatu bentuk harta, namun harta yang diperlukanya itu ada
ditangan orang lain. Kalau seandainya orang lain yang memiliki harta
yang ada di tanganya yang tidak diperlukanya itu ada di tangan orang lain.
Kalau seandainya orang lain yang memiliki harta yang diingininya itu
juaga memerlukan harta yang ada di tanganya yang tidak diperlukanya itu,
maka dapat berlaku usaha tukar-menukar yang dalam istilah berbahasa
arab di sebut jual beli. Namun, karena apa yang diperlukan seseorang
belum tentu sama dengan apa yang diperlukan orang lain, tentu tidak dapat
dilakukan cara tukar menukar itu. Untuk itu digunakan alat tukar yang
resmi dan selanjutnya berlangsunglah jual beli dalam arti sebenarnya.
Seandainya jual beli itu tidak disyariatkan, manusia akan mengalami
kesukaran dalam kehidupanya.78

Hikmah disyariatkanya jual beli ialah seorang muslim bisa

mendapatkan apa yang di butuhkan dengan sesuatu yang ada ditangan

saudaranya tanpa kesulitan yang berarti. 79

77
http://www.trendilmu.com/2016/01/hikmah-jual-beli-dalam-islam.html?m=1, Di akses
tanggal. 20 Maret 2017, Pukul 19.03
78
Amir Syarifiddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h.194
79
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, h.111

40
Alloh SWT mensyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan
dan keleluasaan kepada hamba-hambanya, karena semua manusia secara
pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan.
Kebutuhan seperti ini tak pernah putus selama manusia masih hidup. Tak
seorangpun dapat memenuhi hajat hidupnya sendiri, karena itu manusia
dituntut berhubungan satu sama lainya. Dalam hubungan ini, tak ada satu
halpun yang lebih sempurna dari pada saling tukar, dimana seorang
memberikan apa yang ia miliki untuk kemudian ia memperoleh sesuatu
yang berguna dari orang lain sesuai dengan kebutuhanya masing-masing.80

Dengan adanya jual beli menghindarkan seseorang dalam

kesulitan. Karena di antara penjual dan pembeli saling membutuhkan yang

satu dan yang pihak satunya membutuhkan barang untuk memenuhi

kebutuhan. Masing masing pihak merasa puas. Penjual melepas barang

daganganya dengan ikhlas dan menerima uang, sedangkan pembeli

memberikan uang dan menerima barang dagangan dengan puas pula.

Dengan demikian jual beli juga mampu mendorong untuk saling bantu di

antara keduanya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan pada

intinya saling tukar menukar.

B. Khiyar

1. Pengertian Khiyar

a) Pengertian khiyar menurut bahasa

Khiyar secara bahasa adalah kata nama dari ikhtiyar yang

berarati mencari yang baik dari dua urusan baik menerusakan akad

atau membatalkanya.”81

80
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h.88-89
81
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam,
(Jakarta: Amzah,2010), h.99

41
Kata al-khiyar dalam bahasa arab berarti pilihan. Pembahasan

al-khiyar dikemukakan para ulama Fiqh dalam permasalahan yang

menyangkut transaksi dalam bidang perdata khususnya transaksi

ekonomi, sebagai salah satu hak bagi kedua belah pihak yang

melakukan transaksi ketika terjadi beberap persoalan dalam transaksi.

b) Pengertian khiyar menurut istilah

Pengertian Khiyar menurut Ulama Fiqih adalah suatu keadaan

yang menyebabkan aqid memiliki hak untuk memutuskan akadnya,

yakni menjadikan atau membatalkanya jika Khiyar tersebut berupa

Khiyar syarat, „aib atau ru‟yah, atau hendaklah memilih di antara dua

barang jika Khiyar ta‟yin.82

Menurut Abdul Aziz Muhammad Azzam khiyar yaitu mencari

yang baik dari dua urusan baik berupa meneruskan akad atau

membatalkanya.83

Menurut Amir Syarifuddin hak opsi atau Khiyar ialah hak

pihak-pihak yang melakukan transaksi jual beli untuk meneruskan jual

beli atau membatalkanya.84

M. Abdul Mujieb mendefinisikan Khiyar ialah hak memilih

atau menentukan pilihan antara dua hal bagi pembeli dan penjual,

apakah akad jual beli akan diteruskan atau di batalkan.85

82
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h.103
83
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi Dalam Islam, h.99
84
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h. 213
85
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h. 97

42
c) Pengertian khiyar menurut kompilasi hukum ekonomi syariah

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 20 Khiyar

adalah hak pilih bagi penjual dan pembeli untuk melanjutkan atau

membatalkan akad jual beli yang dilakukanya.86

Dari beberapa definisi Khiyar di atas dapat di pahami bahwa inti

dari Khiyar adalah hak memilih yang terbaik bagi pembeli atau penjual

untuk meneruskam akad jual beli atau membatalkanya. Hal ini agar kedua

belah pihak dapat memikirkan sejauh mungkin kebaikan berlangsungnya

jual beli atau kebaikan untuk membatalkan jual beli, agar masing-masing

pihak tidak menyesal atas apa yang telah di jual atau dibelinya. Sebab

penyesalan tersebut bisa terjadi karena kurangnya kehati-hatian, tergesa-

gesa atau karena faktor-faktor lain.

2. Dasar Hukum Khiyar

Bagi penjual dan pembeli ada hak memilih antara meneruskan atau

membubarkan jual belinya. Artinya bagi penjual dan pembeli ada hak tetap

untuk memilih beberapa macam akad jual beli.87

Dalil Ijma‟ Ulama telah sepakat bolehnya melakukan Khiyar dalam

jual beli karena akad jual beli adalah akad mubah dan bolehnya jual beli

termasuk sesuatu yang sudah diketahui dari urusan agama secara pasti

dengan begitu Khiyar juga termasuk di dalamnya.88

86
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, h.16
87
Al Imam Al Alim Al Alammah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Bin Qosim
Asy-Syafi‟i, Terjemah Fathul Qorib, terj. Imron Abu Amar, h. 235
88
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam,
h.100

43
Menurut Islam hak Khiyar di bolehkan. Landasan hukum Khiyar

dalam al Qur‟an memang tidak di jelaskan secara rinci. Al Qur‟an hanya

menyebutkan secara garis besar bahwa dalam persoalan harta tidak boleh

dengan cara bathil sebagaimana di sebutkan dalam dalil sebagai berikut:

a. Dasar hukum khiyar berdasarkan Al-Qur‟an;

         

            

  


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di

antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(QS. An Nisa:29)89

b. Dasar hukum khiyar berdasarkan Sunah Rasululloh:

‫بل‬ َ ًِ ِ‫ض ًَ هللاُ َع ْنوُ ع ْنوُ ع ٍَِ ْاننَّب‬


َ َ‫صهَى هللاُ َعهَ ٍْ ِو َو َسهَّ َى ق‬ ِ ‫ع ٍَْ َح ِكٍ ِْى ب ٍِْ ِحزَ ٍاو َر‬

‫ص َذقَب َو بٍََّنَب بُىْ ِركَ نَهًُب فِى بَ ٍْ ِع ِه ًَب َو اِ ٌْ َكتَ ًَب َو‬ ِ ٍَ َ‫بٌ بِ ْبنخ‬
َ ٌْ ِ ‫بر َيب نَ ْى ٌَتَفَ َّزقَب فَب‬ ِ ‫ْانبَ ٍْ َع‬
ْ َّ‫َك َذ بَب ُي ِحق‬
)‫ت بَ َز َكتُ بَ ٍْ ِع ِه ًَب (رواه انبخزي‬

Artinya : “Dari Hakim Bin Hizam ra. Rosululloh


SAW bersabda : dua orang yang berjual beli itu khiyar
memilih selama belum berpisah atau beliau bersabda :
sehingga keduanya berpisah. Jika keduanya jujur dan terus
terang maka keduanya mendapat berkah dalam berjual beli

89
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, h. 65

44
itu. Jika keduanya menyembunyikan dan berdusta maka
dihapuskan berkah jual belinya itu.”(HR. Bukhari)90
Dari dasar hukum diatas, hukum khiyar adalah boleh,

sejauh memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan,

dan juga suatu keperluan yang mendesak dalam

mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak yang

melakukan transaksi, tetapi khiyar untuk menipu hukumnya

haram dan dilarang.

3. Macam-Macam Khiyar

Jumlah Khiyar sangat banyak dan diantara para Ulama telah terjadi
perbedaan pendapat. Menurut Ulama Hanafiyah, jumlahnya ada 17.

Ulama Malikiyah membagi Khiyar menjadi dua bagian yaitu


Khiyar Al-Taammul(melihat, meneliti), yakni Khiyar secara mutlak dan
khiyar Naqish (kurang), yakni apabila terdapat kekurangan atau aib pada
barang yang di jual (khiyar Al Hukmy). Ulama Malikiyah berpendapat
bahwa Khiyar Majlis itu batal.

Ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa Khiyar terbagi menjadi dua


khiyar At-Tasyahi adalah Khiyar yang menyebabkan pembeli memperlama
transaksi sesuai dengan seleranya terhadap barang, baik dalam majlis
maupun syarat. Kedua adalah Khiyar Naqishah yang disebabkan adanya
perbedaan dalam lafaz atau adanya kesalahan dalam perbuatan atau adanya
penggantian.91

Disini penulis hanya akan membahas Khiyar yang paling masyhur

saja, diantaranya sebagai berikut:

a. Khiyar Syarat

1) Pengertian Khiyar Syarat

Yaitu suatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang

akad atau masing-masing yang akad atau selain kedua pihak yang
90
Umairul Ahbab Baiquni dkk, Terjemah Hadits Shahih Bukhari, (Bandung: Husaini,) h.
743-744
91
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h.103-104

45
akad memiliki hak atas pembatalan atau penetapan akad selama

waktu yang ditentukan. Misalnya seorang pembeli berkata, “ saya

beli dari kamu barang ini dengan catatan saya berkhiyar (pilih-pilih)

selama sehari atau tiga hari.”92

2) Batasan Khiyar Syarat

Khiyar Syarat itu paling lama adalah 3 hari terhitung sejak

sejak dipersyaratkanya, baik dipersyaratkan sewaktu aqad atau di

majelis aqad : lain halnya jika disebutkan secara mutlak tidak

menjelaskan berapa lama atau di sebutkan lebih dari tiga hari; maka

bila lebih dari tiga hari, akadnya tidak sah.93

Jika masa waktu yang ditentukan telah berakhir dan akad

tidak di fasakhkan, maka jual beli wajib dilangsungkan. Khiyar batal

dengan ucapan dan tindakan si pembeli terhadap barang yang ia beli,

dengan jalan mewakafkan, menghibahkan, atau membayar hutang,

karena yang demikian itu menunjukkan kerelaan.94

3) Membatalkan dan meneruskan Khiyar Syarat

Pembatalan dan meneruskan akad dapat terjadi pada masa Khiyar

dengan ungkapan yang mengarah terhadap keduanya. Pada saat

membatalkan akad, pembeli atau penjual menggunakan kalimat,

“aku membatalkan jual beli,”. Pada saat meneruskan akad, seseorang

dapat berkata, “aku teruskan jual beli” dan unkapan sejenis lainya.95

92
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h.104-105
93
Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibariy, Terjemah Fathul Mu‟in, ter. Aliy As‟ad, h.185
94
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h. 103
95
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi‟i 1, h.681

46
4) Hukum akad pada masa khiyar

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa tidak terjadi akad pada

jual beli yang mengandung khiyar, tetapi ditunggu sampai gugurnya

khiyar.

Ulama Syafi‟iyah berpendapat jika khiyar syarat berasal dari

pembeli, barang menjadi milik pembeli sebaliknya, jika khiyar

berasal dari penjual, barang menjadi milik penjual. Jika khiyar syarat

berasal dari penjual atau pembeli, ditunggu sampai jelas.96

b. Khiyar Majelis

1) Pengertian khiyar Majelis

Yaitu hak pilih untuk melanjutkan transaksi yang telah

dilakukan antara meneruskanya atau membatalkanya selama masih

berada dalam majlis/ tempat melakukan akad.97 Artinya transaksi

baru di anggap sah bila kedua belah pihak yang melakukan akad

telah berpisah badan, atau salah seorang diantara mereka telah

melakukan pilihan untuk menjual dan atau membeli. Khiyar seperti

jual beli dan sewa menyewa.98

Khiyar Majelis dikenal dikalangan ulama Syafi‟iyah dan

Hanabilah. Dengan demikian, akad akan menjadi lazim, jika kedua

belah pihak telah berpisah atau memilih. Hanya saja, Khiyar Majelis

tidak dapat berada pada setiap akad . Khiyar Majelis hanya ada pada

96
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h. 111
97
Amir Syarifiddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h. 213
98
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h. 99

47
akad yang sifatnya pertukaran. Seperti jual beli, upah mengupah, dan

lain-lain.99

2) Habislah Khiyar Majelis apabila:

a) Keduanya memilih akan meneruskan akad. Jika salah seorang

dari keduanya memilih akan meneruskan akad, habislah Khiyar

dari pihaknya, tetapi hak yang lain masih tetap.

b) Keduanya terpisah dari tempat jual beli. Arti berpisah ialah

menurut kebiasaan. Apabila kebiasaan telah menghukum bahwa

keadaan keduanya sudah berpisah, tetaplah jual beli antara

keduanya. Kalau kebiasaan mengatakan belum berpisah, masih

terbukalah pintu Khiyar antara keduanya. Kalau keduanya

berselisih umpanya seseorang mengatakan sudah berpisah,

sedangkan yang lain mengatakan belum, yang mengatakan

belum hendaklah di benarkan dengan sumpahnya, karena yang

asal belum berpisah.100

c) Pandangan para ulama tentang khiyar majelis

(1) Ulama Hanafiyah dan Malikiyah

Golongan ini berpendapat bahwa akad menjadi lazim

dengan adanya ijab dan qobul, serta tidak bisa hanya dengan

khiyar, sebab Allah SWT menyuruh untuk menepati janji,

sedangkan khiyar menghilangkan keharusan tersebut.

99
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h.113
100
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, h. 286-287

48
Selain itu akda tidak akan sempurna, kecuali dengan

adanya keridaan. Sedangkan keridaan hanya dapat diketahui

dengan ijab dan qobul. Dengan demikian, keberadaan akad

tidak dapat digantungkan atas khiyar majelis.101

(2) Ulama Syafi‟iyah dan Hanabilah berpendapat adanya khiyar

majelis. Kedua golongan ini berpendapat bahwa jika pihak

yang akad menyatakan ijab dan qobul, akad tersebut masih

termasuk akad yang boleh atau tidak lazim selagi keduanya

masih berada di tempat atau belum berpisah badanya.102

c. Khiyar „Aib

1) Pengertian Khiyar „Aib

Yaitu barang yang dijual terdapat cacat yang mengurangi

nilainya. Namun, tidak diketahui oleh pihak pembeli, meskipun ia

setuju dengan barang itu pada waktu penawaran, maka pihak

pembeli mempunyai hak pilih untuk meneruskan atau

membatalkan jual beli dimaksud.103 Misalnya, seorang membeli

telur satu kg, kemudian satu butir diantaranya telah busuk atau

ketika telur dipecahkan telah menjadi anak ayam.

Dengan demikian penyebab Khiyar „Aib adalah adanya

cacat dari barang yang di jual belikanatau harga , karena kurang

101
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h. 113-114
102
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h. 115
103
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 145

49
nilainya atau tidak sesuai dengan maksud, atau orang dan yang

akad tidak meneliti kecacatanya ketika akad.104

2) Syarat tetapnya khiyar „aib

a) Adanya „aib setelah akad atau sebelum diserahkan, yakni „aib

tersebut telah lama ada. Jiak adanya setelah penyerahan atau

ketika berada di tangan pembeli, „aib tersebut tidak tetap

b) Pembeli tidak mengetahui adanya cacat ketika akad dan ketika

menerima barang.

c) Pemilik barang tidak mensyaratkan agar pembeli membebaskan

jika ada cacat.105

3) Waktu khiyar „aib

Khiyar „aib tetap ada sejak munculnya cacat walaupun akad

telah berlangsung cukup lama. Mengenai membetalkan akad setelah

diketahui ada cacatnya, baik secara langsung atau di tangguhkan

terdapat dua pendapat.

Ulama Hanafiyah dan Hanabilah bahwa membatalkan akad

setelah akad diketahui adanya cacat adalah ditangguhkan, yakni

disyaratkan secara langsung.

Adapun ulama Syafi‟iyah dan Malikiyah berpendapat bahwa

pembatalan akad harus dilakukan sewaktu diketahui cacatnya yakni

langsung menurut adat, tidak boleh ditangguhkan.106

104
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h.116
105
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h. 117
106
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h. 117-118

50
4) Cara pengembalian Khiyar „Aib

Apabila barang masih berada di tangan pemilik pertama

yakni belum di serahkan kepada pembeli, akad dianggap telah di

kembalikan (dibatalkan), dengan ucapan,”saya kembalikan”, dalam

hal ini tidak memerlukan keputusan seseorang hakim, tidak pula

membutuhkan keridaan. Hal ini disepakati oleh ulama Syafi‟iyah

dan Hanafiyah.

Ulama Hanafiyah berpendapat apabila barang sudah

diserahkan kepada pembeli, harus ada kerelaan ketika

menyerahkanya atau di serahkan melalui keputusan hakim . hal ini

untuk mencegah adanya pertentangan sebab adanya kemungkinan

cacat tersebut baru sehingga tidak wajib dikembalikan atau

cacatnya sudah lama sehingga wajib di kembalikan.

5) Hukum akad dalam Khiyar „Aib

Dampak dari Khiyar „Aib adalah menjadikan akad tidak

lazim bagi yang berhak Khiyar , baik rela atas cacat tersebut

sehingga batal Khiyar dan akad menjadi lazim, atau

mengembalikan barang kepada pemiliknya sehingga akad batal.

6) Perkara yang menghalangi untuk mengembalikan barang yang cacat

1. Ridha setelah mengetahui adanya cacat

2. Menggugurkan Khiyar,

3. Barang rusak karena perbuatan pembeli

51
4. Adanya tambahan pada barang yang bersatu dengan barang

tersebut dan bukan berasal dari aslinya atau tambahan yang

terpisah dari barang, tetapi berasal dari aslinya.107

4. Hikmah Khiyar
a. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan jual beli.
b. Menghindarkan kemungkinan terjadinya unsur penipuan dalam jual
beli.
c. Mendidik penjual agar bersikap jujur dalam menjelaskan kualitas
barang daganganya.
d. Menghindarkan terjadinya penyesalan dikemudian hari bagi penjual
dan pembeli.108

Hikmah Khiyar:
a. Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung memenuhi prinsip-
prinsip Islam, yaitu suka sama suka sesama pembeli dan penjual.
b. Pembeli mendapatkan barang dagangan yang baik atau benar-benar
yang di sukainya.
c. Terhindar dari unsur-unsur penipuan baik dari pihak pembeli maupun
penjual, karena tidak adanya kehati-hatian.
d. Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih
sesama.
e. Menghindari rasa permusuhan109

Hikmah Khiyar menurut Abdul Rahman Al Ghazaly sebagai berikut:

a. Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung menurut prisip-prisip

Islam.

b. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan akad jual beli.

c. Penjual tidak semena-mena menjual barangnya kepada pembeli, dan

mendidiknya agar bersikap jujur dalam menjelaskan keadaan

barangnya.

107
Racmat Syafei, Fiqih Muamalah, h. 118-119
108
http://sulfiana22.blogspot.co.id/2014/04/hikmah-khiyar-jual-beli.html?m=1, Di akses
tanggal 20 Maret 2017, Pukul 18.32
109
http://poetri-mpoetcaem.blogspot.co.id/2008/05/hikmah-khiyar.html?m=1, Di akses
Tanggal 20 Maret 2017, Pukul 18.45

52
d. Terhindar dari unsur-unsur penipuan, baik dari pihak penjual maupun

pembeli.

e. Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar

sesama.110

Hikmah dari Khiyar, agar orang yang mempunyai hak Khiyar

mengetahui harga, dan barang yang dihargakan, selamat dari penipuan,

menolak kemudharatan yang bisa menimpa kedua orang yang berakad

oleh sebab itu Khiyar di syariatkan karena termasuk mendesak.111

Dengan adanya khiyar dalam melakukan transaksi jualbeli

terhindar maupun selamat dari penipuan maupun kemudharatan lainya,

serta memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar sesama.

Adapun ketidak jujuran pada akhirnya akan berakibat pada penyesalan dan

penyesalan di salah satu pihak dapat mengarah pada kemarahan,

kedengkian, dendam, dan akibat buruk lainya. Sehingga dengan adanya

khiyar sendiri banyak sekali hikmah yang bisa di ambil.

110
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, h. 104
111
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah Sistem Transaksi Dalam Fiqh
Islam, h. 100

53
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

lapangan (Field Research), hal tersebut dapat dilihat dari segi lokasi

penelitian ini akan dilaksanakan. Penelitian lapangan pada hakikatnya

merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang

tengah terjadi pada saat penelitian dan hanya mengandalkan pengamatan

wawancara dalam pengumpulan data di lapangan .112 Tujuan penelitian

lapangan adalah “untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang

keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu,

kelompok, lembaga atau masyarakat”.113

Disini penulis langsung terjun ke lapangan untuk meneliti penerapan

khiyar dalam transaksi jual beli di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro

Pusat Kota Metro sebagai suatu permasalahan objek penelitian.

112
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), Cet-7, h. 28
113
Cholid Narbuko Dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Memberikan Bekal
Teoritis Pada Mahasiswa Tentang Metodologi Penelitian Serta Diharapkan Dapat Melaksanakan
Penelitan Dengan Langkah-Langkah Yang Benar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), Cet-9, h.46

54
2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk

memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara

sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.114

Deskripsi teori dalam suatu penelitian ini merupakan uraian sistematis


tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah
kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskrisikan, akan tergantung pada
luanya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang
diteliti.115

Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini mengambarkan fakta yang

terjadi dengan cara sistematis, dan akurat mengenai Penerapan Prinsip Khiyar

Dalam Transaksi Jual Beli di pasar Metro Pusat.

B. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

“Sumber data primer yaitu si peneliti (penulis) secara langsung

melakukan observasi atau penyaksian kejadian-kejadian yang

dituliskan”.116 Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu:

a. Kepala seksi pendapatan Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat

Kota Metro,

b. Pembeli Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro

c. Pedagang Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro:

114
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Bogor: Bumi
Aksara, 2009), Cet-3, h. 47.
115
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), h. 58
116
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010
), h.74

55
1) Pedagang Pakaian

2) Pedagang Khusus Kerudung

3) Pedagang Sepatu dan Tas

4) Pedagang Aksesoris

2. Sumber Data Sekunder

“Sumber data sekunder yaitu peneliti melaporkan hasil observasi

orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya”.117

Sumber data sekunder dalam penelitian yang berkaitan dengan

penelitian. Seperti buku-buku dan kitab-kitab. Buku pokok yang di pakai

yaitu Fiqih Muamalah pengarang Rachmat Syafe‟i, Fiqh Muamalat

pengarang Abdul Rahman Ghazaly Dkk, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh

Muamalah pengarang Mardani, Fiqh Muamalah pengarang Hendi

Suhendi, Terjemah Fathul Qorib pengarang Al Imam Al Alim Al

Alammah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Bin Qosim Asy-Syafi‟i,

Terjemah Fathul Mu‟in Pengarang Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibari.

3. Sumber Data Tersier

Sumber data tersier adalah suatu kumpulan dan kompilasi sumber

primer dan sumber skunder.118 Data ini merupakan data pendukung yang

tidak berkaitan langsung dengan tinjauan hukum terhadap judul kami, data

ini di ambil dari internet, kamus,dan ensiklopedia.

Dari tiga pengertian sumber data primer, sekunder dan tersier yang

sudah diterangkan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan sumber data

117
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, h.74
118
Https://Brainly.Co.Id/Tugas/636525, di Akses Tanggal 15 Juli 2017, Pukul 12.30

56
primer, sekunder, dan tersier diharapkan memperoleh data yang akurat

sesuai yang diharapkan dalam penelitian dan dapat menemukan jawaban

atas permasalahan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut kamus riset karangan Drs.Komarudin yang di kutib oleh

Mardalis, yang di maksud dengan populasi adalah semua individu yang

menjadi sumber pengambilan sampel.119 Sementara itu menurut Khusain

Usman dkk populasi ialah semua nilai baik perhitungan maupun

pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik

tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.120 Sedangkan

dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, populasi adalah penghuni suatu

tempat, jumlah orang yang mempunyai kesamaan ciri , sekelompok orang,

benda atau binatang yang menjadi pengambilan sampel.121Berdasarkan

ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

semua individu yang diteliti secara keseluruhan. Adapun yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah pedagang dan pembeli di Pasar

Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro yang berjumlah

pedagang kurang lebih 330 pedagang.

119
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, h. 28
120
Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet-
2, h. 42
121
Em Zul Fajri dkk, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Difa Publisher, 2008),
h. 665

57
Tabel 3.1 Data Jenis Barang Yang di Jual dan Jumlah

Pedagang di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro.

No Pedagang Jumlah Pedagang

1 Baju (sandangan) 110

2 Aksesoris 40

3 Sepatu & Sendal 30

4 Tas 17

5 Khusu Kerudung 50

6 Daleman 20

7 Kosmetik 3

8 Buah 13

9 Masakan Jadi 10

10 Perabotan Rumahan 4

11 Pedagang Jus 3

12 Sembako 9

13 Mainan 6

14 Kaset 2

15 Parfum 3

16 Khusus Kaos Kaki 10

Jumlah 330

58
2. Sampel

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.122 Sementara itu

menurut Husaini Usman dkk Sampel (contoh) ialah sebagian anggota

populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut

dengan teknik sampling.123 Dengan demikian yang dimaksud dengan

sampel disini adalah bagian dari populasi dengan harapan agar proses

penelitian tidak terlalu berat karena jumlah populasi yang besar.

Mengenai jumlah sampel yang sesuai sering disebut aturan

sepersepuluh, jadi 10 persen dari jumlah populasi. Jika populasi 1000


124
orang, maka sampel 100 orang dianggap cukup memadai. Jadi

berdasarkan populasi 330 orang pedang 10 pesennya yaitu 33 orang

pedangang di jadikan sampel.

Untuk menentukan anggota yang akan diteliti, maka peneliti


menggunakan metode sampel bertujuan atau purposive sample.
“Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.”125

Berdasarkan Purposive Sampling maka sampel dalam penelitian ini

ada 10 pembeli, dan 33 (tigapuluhtiga) orang pedagang Pasar Tradisional

Cendrawasih Kota Metro alasannya adalah 33 (tigapuluhtiga) orang

tersebut sebagai pedagang tetap, pedagang yang dianggap sering terjadi

122
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, h. 81
123
Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, Cet-2, h. 43
124
S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet-9,
H. 101
125
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, h. 2018-219

59
khiyar dan orang yang tahu tentang yang diharapkan peneliti di Pasar

Tradisional Cendrawasih Kota Metro.

Tabel 3.2 Daftar Nama Pedagang dan Jenis Barang yang di

Jual Yang di Jadikan Sampel.

No Nama Jenis Barang Yang Di Jual

1 Munthohir Sepatu dan Sandal

2 Meta Dahlia Sepatu dan Sendal

3 Asih Sriati Khusus kerudung

4 Defriadi Aksesoris

5 Liza Zahara Baju

6 Elin Novianti Baju

7 Sri Haridayati Aksesoris

8 Sunerni Baju dan Mukena

9 Antoni Tas dan Aksesoris

10 Leni Baju

11 Sarbini Sembako

12 Emi Laila Kosmetik

13 Kato Midra Aksesoris

14 Uyung Daud Aksesoris(Jam)

15 Ela Prastika Tas dan Sepatu

16 Muslim Baju

17 Umi Natun Tas

60
18 Suratman Sendal dan Sepatu

19 Sunyoto Baju

20 Siti Mariamah Khusus kerudung

21 Adminah Sepatu dan Sandal

22 Toyibah aksesoris

23 Ma‟ruf Khusus kerudung

24 Ningsih Aksesoris

25 Bani Baju

26 Udin Baju

27 Eni Aksesoris

28 Bambang krudung

29 Siti Aminatun Tas dan Aksesoris

30 Sumidah Baju

31 Aminah Sembako

32 Opsah Kosmetik

33 Adi Riyanto Aksesoris

Tabel 3.3 Nama Pembeli Yang dijadikan Sampel

No Nama Jenis Barang Yang Di Beli

1 Nikmatul Fauziah Baju Anak

2 Alfi Sururoh Kerudung

3 Khufyah Robi‟ Baju

61
4 Yani Mainan

5 Sukarjo Grosir Perabotan Rumah Tangga

6 Hesti Winingsih Aksesoris

7 Muzayanah Baju

8 Khoiron Sendal

9 Asnawiyah Baju Anak

10 Sariyo Tas

D. Metode Pengumpulan Data.

1. Observasi

Ketika peneliti mengumpulkan data untuk tujuan penelitian ilmiah

kadang-kadang ia perlu memerhatikan sendiri berbagai fenomena, atau

kadang-kadang menggunakan pengamatan orang lain. Observasi atau

pengamatan dapat didefinisikan sebagai „perhatian yang berfokus

terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.126

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu


proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses
biologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,


penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila Responden yang diamati tidak terlalu besar.127

Yang di observasi dalam penelitian ini adalah observasi secara

langsung, dalam artian secara langsung terjun kelapangan untuk

126
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.
37-38
127
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, h. 145

62
memperoleh data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang

diteliti, dimana peneliti mengamati dan mencatat fenomena-fenomena

yang ada pada pedagang dan pembeli tentang kegiatan khiyar dalam

transaksi jual beli di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro.

2. Metode Wawancara / Interview

Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.128

Wawancara dapat didefinisikan sebagai “interaksi bahasa yang

berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah

seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau

ungkapan kepada orang yang diteliti yang beroutar disekitar pendapat dan

keyakinanya.129

Dalam bentuknya yang paling sederhana wawancara terdiri dari

atas sejumlah pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti dan diajukan

kepada seseorang mengenai topik penelitiansecara tatap muka dan peneliti

merekam jawaban-jawabanya sendiri.130

Dalam pengambilan sampel, penulis hanya mengambil sampel

sebanyak 44 orang. 1 dari pengelola pasar, 33 dari pedagang dan 10 dari

pihak pembeli.
128
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, h. 137
129
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analis Data, h.50
130
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analis Data, h.49-50

63
Adapun yang menjadi narasumber untuk diwawancarai yaitu:

a. Kepala seksi pendapatan Pasar Tradisonal Cendrawasih Metro Pusat

Kota Metro : Eni Purwati, ST

b. Pedagang Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro:

No Nama Umur Jenis Barang Yang Tingkat

Di Jual Pendidikan

1 Munthohir 29 Sepatu Dan Sendal SMA

2 Sarbini 43 Sembako SMA

3 Asih Sriati 40 Khusus kerudung SMA

4 Defriadi 26 Aksesoris SMA

5 Liza Zahara 25 Baju SMA

6 Elin Novianti 23 Baju SMA

7 Sri Haridayati 48 Aksesoris SMP

8 Sunerni 60 Baju dan Mukena Pesantren

9 Antoni 31 Tas dan Aksesoris SMA

10 Leni 24 Baju SMA

11 Meta Dahlia 26 Sepatu dan Sendal SMA

12 Emi Laila 42 Kosmetik SMA

13 Kato Midra 45 Aksesoris SMA

14 Uyung Daud 60 Aksesoris(Jam) SD

15 Ela Prastika 24 Tas dan Sepatu SMA

16 Muslim 50 Baju SMP

64
17 Umi Natun 40 Tas SMP

18 Suratman 48 Sendal dan Sepatu SMP

19 Sunyoto 56 Baju SMP

20 Mariamah 46 Khusus kerudung SMP

21 Adminah 50 Sepatu dan Sandal SMA

22 Toyibah 45 aksesoris SMA

23 Ma‟ruf 50 Khusus kerudung SMA

24 Ningsih 40 Aksesoris SMA

25 Bani 31 Baju SMA

26 Udin 34 Baju SMA

27 Eni 27 Aksesoris SMA

28 Bambang 40 krudung SMA

29 Siti Aminatun 49 Tas dan Aksesoris SMA

30 Sumidah 47 Baju SMA

31 Aminah 38 Sembako SMA

32 Opsah 45 Kosmetik SMA

33 Adi Riyanto 35 Aksesoris SMA

c. Pembeli Pasar Tradisonal Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro :

No Nama Umur Jenis Barang Tingkat

Yang Di Beli Pendidikan

Terakhir

65
1 Nikmatul Fauziah 25 Baju Anak SMA

2 Alfi Sururoh 20 Kerudung Kuliah

3 Khufyah Robi‟ 23 Baju Kuliah

4 Yani 40 Mainan SMP

5 Sukarjo 50 Grosir SD

Perabotan

Rumah Tangga

6 Hesti Winingsih 17 Aksesoris SMA

7 Muzayanah 47 Baju S1

8 Khoiron 49 Sendal SMA

9 Asnawiyah 39 Kosmetik SMA

10 Sariyo 48 Tas S1

Interview dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui fakta-fakta

atau keterangan dari pedagang dan masyarakat yang dianggap perlu diajak

berkomunikasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana para

pedagang dan pembeli di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro yang menjadi objek penelitian dalam penerapan khiyar dalam

kegiatan berdagang. Peneliti bercakap-cakap atau bertatap muka langsung

dengan pedagang dengan mengajukan beberapa pertanyaaan yang

mengenai permasalahan yang akan dibahas dan mencatatnya sebagai

sumber informasi.

66
3. Dokumentasi

Disamping observasi dan wawancara, para peneliti kualitatif dapat

juga menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan

terarah. Apabila tersedia dokumen-dokumen ini dapat menambah

pemahaman atau informasi untuk penelitian.131

Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa pada waktu yang lalu.132 Dokumentasi adalah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan transip, buku surat kabar, majalah dan

sebagainya. Seperti Visi dan Misi Pasar Tradisional Cendrawasih Kota

Metro, data jumlah pedagang Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro,

dan pembagian luas bangunan Pasar Tradisional Cendrawasih Kota

Metro.

E. Metode Analisa Data

Menurut Taylor yang dikutib oleh Lexy. J Maleong mendefinisikan

analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan

hipotesis.133

Analisa data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis


berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

131
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analis Data, h.61
132
W. Gulo, Metodologi Penelitian, cet-5, (Jakarta: Grasindo, 2007), cet-5, h.123.
133
J.Muleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h. 103

67
hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang di rumuskan berdasarkan data tersebut,
selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya
dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan
data yang terkumpul.134

Analisa data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang

ditemukan dilapangan dan kemudian di kontruksikan menjadi hipotesis atau

teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

suatu data yang mengandung makna.135

Metode penelitan kualitaif adalah metode penelitian yang berlandaskan


pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.136

Berdasarkan keterangan di atas maka dalam menganalisa data penulis

menggunakan data yang telah diperoleh dalam bentuk uraian-uraian

kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan cara berfikir induktif

yang bersifat induktif yang berangkat dari informasi tentang Penerapan

Khiyar Dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro

Pusat Kota Metro.

134
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h.245
135
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 8-9
136
Sugiyono , Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h.9

68
BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro

1. Sejarah Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro137

Kehadiran pasar telah di mulai sejak jaman dulu meski dalam

bentuk-bentuk yang sederhana. Pasar Tradisional Cendrawasih Metro

Pusat Kota Metro berdiri diatas lahan Pasar Inpres tahun 1982 dan berdiri

pada tahun 1995 oleh PT. Satria Sukarso Wawai pembangunan di serah

terimakan dan di sahkan kepada bupati kepala daerah tingkat II Lampung

Tengah pada tahun 1996. Namun pada saat awal berdirinya kondisi masih

sangat sederhana, belum permanen dan dapat dikatakan tradisional.

Demikian pula komoditi yang diperjual belikan lebih banyak mengenai

barang-barang kehidupan sehari-hari, seperti sayur-mayur, bumbu dapur

dan barang-barang keperluan pokok rumah tangga.

Pada tanggal 26 September 2016 telah diserah terimakan objek

perjanjian yaitu bangunan tempat usaha pertokoan Pasar Tradisional

Cendrawasih kota Metro yang berlokasi di kelurahan Imopuro Kecamatan

Metro Pusat yang telah berakhir jangka waktu pengelolaanya yang semula

dikelola oleh PT. Satria Sukarso Wawai. Secara otomatis telah menjadi

tanggung jawab pemerintah kota Metro. PT. Satria Sukarso Wawai adalah

perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, PT tesebut berlokasi di

137
Ibu Eni Purwati, Di Kantor Dinas Perdagangan Kota Metro, Wawancara, Pada Hari
Selasa, Metro, 13 Juni 2017, Pukul 11:35

69
Jalan Anggrek No 10 kota Metro. Dan dari sampai sekarang pasar tersebut

telah beroprasi selama 21 tahun.

Pada tahun 1995 kurang lebih telah diadakan perbaikan pasar, yang

tadinya bangunanya masih sederhana mulai menjadi teratur dan ada los

bagian barang-barang kelontongan, ada los bagian barang-barang pecah

belah, los sayur mayur, ikan dan sebagainya yang masing-masing

tempatnya terpisah dan campur aduk. Dan juga pada tahun itu juga

pembangunan di serah terimakan kepada kepala daerah tingkat II.

Pengelolaan hak guna bangunan berakhir sekitar 30 tahun sejak

berdirinya Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro dan di

serahkan kembali kepada pemerintahan kota metro karena hak sewa guna

bangunanya sudah berakhir.

Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro hanya

mengalami renofasi kecil saja tidak mengalami perbaikan yang besar dari

dulu hingga sekarang. Bangunan pasar tersebut dari dulu hingga sekarang

tetap sama tidak ada perbedaan yang besar tetapi untuk pedagangnya

semakin banyak karena di pasar tradisional cendrawasih di area depan

telah di padati pedagang kaki lima.

Belum lama ini juga telah di adakan perbaikan yang cukup besar di

samping Pasar Cendrawasih bangunanya di ganti dengan bangunan yang

lebih bagus, modern dan mempunyai beberapa lantai. Tempatnya juga

lebih luas dan lebih nyaman dibanding bagian pasar yang. Tetapi ruko-

70
rukonya masih banyak sekali yang kosong karena belum lama baru di

resmikan.

2. Profil Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro

Pasar Metro Pusat Kota Metro yang terletak pada jantung kota

ataupun berada di pusat Kota Metro. Pasar tersebut sangat strategis karena

mudah di jangkau dan berdekatan dengan pemerintahan kota Metro,

taman, perguruan tinggi dan fasilitas-fasilitas yang ada di kota. Perguruan

tinggi diantaranya IAIN Raden Intan, IAIM Ma‟arif NU Metro, STIT

Agus Salim dan perguruan tinggi lainya. Dan juga mudah di jangkau

dengan menggunakan kendaraan umum.

Pasar Metro Pusat Kota Metro terbagi atas beberapa pasar yaitu

pasar Shopping Center, Pasar Cendrawasih dan pasar yang baru saja

dibangun pasar Metro Mega Mall. Di pasar Shopping Center terdiri atas

dua lantai, lalu di pasar Cendrawasih juga terdiri atas 2 lantai sedangkan di

pasar Metro Mega Mall hanya terdiri satu lantai tetapi tempatnya lebih

bersih dan terasa lebih nyaman di banding Shopping dan Cendrawasih.

Dan memang pasar Shopping dan Cendrawasih bangunan yang sudah

lama. Mayoritas pedagangnya di padati oleh orang-orang Metro dan

sekitarnya. Selain itu terdapat juga pedagang yang berasal dari luar Metro

seperti Lampung Timur dan Lampung Tengah.

Pasar shopping Center, Pasar Cendrawasih dan Pasar Metro Mega

Mall mayoritas pedagang di isi oleh pedagang baju, sepatu, perlengkapan

sekolah, make up dan toko lain. Yang menjadi pembeda dari ketiga pasar

71
tersebut adalah di pasar Metro Mega Mall dan Cendrawasih ada yang

berjualan sembako atau pangan sedangkan di pasar Shopping Center tidak

ada yang berjualan sembako atau pangan.

Pasar Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah

penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan

wilayah ini, Lampung Tengah dan Lampung Timur juga banyak yang

berdagang berbelanja di pasar Metro. Karena itu, di siang hari penduduk

kota Metro lebih banyak di banding jumlah penduduk resminya.

Peneliti memilih pasar Cendrawasih sebagai objek penelitian. Pasar

Cendrawasih terletak di samping pasar Shopping Center, pasar Metro

Mega Mall dan di depan terminal Metro di antara jalan Imam Bonjol, jalan

Teuku Umar dan jalan Jendral Sudirman.

Pasar Cendrawasih berdiri dengan dua lantai yaitu lantai dasar dan

lantai atas. Jumlah pedagang yang mempunyai sertifikat hak guna

bangunan 200 unit dan yang mempunyai surat sewa pemakaian 7 unit. Dan

yang lainya kebanyakan pedagang kaki lima. Di lantai dasar banyak di isi

oleh pedang baju, sepatu tas, make up, sembako, dan toko lain.

Selanjutnya di lantai atas hanya ada beberapa toko, di lantai atas jumlah

pedagangnya jauh lebih sedikit dibanding lantai dasar karena banyak kios-

kios yang masih kosong. Di lantai atas pedagangnya tidak jauh berbeda

dengan pedagang lantai dasar, perbedaanya tidak ada yang berdagang

sembako di lantai atas.

72
Di pasar Cendrawasih juga terdapat pedagang kaki lima yang

terletak di pinggiran pasar Cendrawasih bagian depan dekat jalan raya dan

terminal kota Metro. Beraneka ragam barang jualan diperdagangkan antara

lain buah-buahan dan komoditi non pangan seperti sandal mainan anak

dan lainya.

Mengenai jumlah pedagang di pasar tradisional Cendrawasih dan

luas pasar Tradisional Cendrawasih tampaknya juga masih belum jelas

dengan pasti. Ibu Eni Purwati selaku kepala seksi pendapatan yang saya

wawancarai hanya mengetahui luas hamparan kurang lebih 900 m2.

Tabel.4.1 Pembagian Luas Bangunan Pasar Cendrawasih

Lantai Satu.138

No Ukuran m2 Banyak Unit

1 3x3 m2 56 Unit

2 4x3,5 m2 11 Unit

3 4x4 m2 72 Unit

5 3x4 m2 58 Unit

6 2x2 m2 2 Unit

138
Dokumentasi Dinas Perdagangan Kota Metro, Pada Hari Selasa, Metro, 13 Juni 2017,
Pukul 11:35

73
3. Jumlah Pedagang dan Jenis Barang yang di Jual di Pasar Tradisional

Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro

Jumlah pedagang yang ada di pasar Tradisional Cendrawasih

Metro Pusat Kota Metro sekitar 330 pedagang. Di pasar Tradisional

Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro pedagangnya sangat bervariasi. Di

samping penjualnya yang sangat bervariasi, pasar Tradisional

Cendrawasih Kota Metro juga terkenal sebagai sentral yang murah.

Di sini penulis hanya menyajikan data jumlah pedagang yang ada

di pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro karena pedagang mengambil

penelitian di pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro,

yaitu:

Tabel 4.2 Data Jenis Barang Yang di Jual dan Jumlah

Pedagang di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro.139

No Pedagang Jumlah Pedagang Jumlah Pedagang

Lantai Bawah Lantai Atas

1 Baju (sandangan) 114 6

2 Aksesoris 35 5

3 Sepatu & Sendal 29 1

4 Tas 12 5

5 Khusu Kerudung 47 3

139
Dokumentasi Kantor Dinas Perdagangan Kota Metro, Pada Hari Selasa, Metro, 13
Juni 2017, Pukul 11:35

74
6 Daleman 19 1

7 Kosmetik 3 -

8 Buah 13 -

9 Masakan Jadi 8 2

10 Perabotan Rumahan 1 3

11 Pedagang Jus 3 -

12 Sembako 9 -

13 Mainan 4 2

14 Kaset 2 -

15 Parfum 3 -

16 Khusus Kaos Kaki 10 -

Jumlah 302 28

Dari tabel di atas pedagang di pasar Tradisional Cendrawasih Kota

Metro di lantai bawah lebih banyak di bandingkan di lantai atas. Di lantai

bawah jumlah pedagang sekitar 302 pedagang, sedangkan di lantai atas

sekitar 28 pedagang. Sedangkan jumlah pedagang yang paling banyak

berdagang di pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Meto yaitu

pedagang baju.

4. Visi dan Misi Pasar Metro Pusat Kota Metro

Menelaah Visi dan Misi pembangunan kota Metro tahun 2016-

2021 di tunjukkan untuk memahami arah pembangunan yang akan di

laksanakan selama kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih dan

75
untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong

pelayanan dinas perdagangan yang dapat mempengaruhi pencapaian Visi

dan Misi tersebut, maka Dinas Perdagangan Kota Metro memiliki Misi

SKPD Dinas Perdagangan tahun 2016-2021 yaitu:

a. Mewujudkan pasar wisata tradisional dengan pengelolaan modern

b. Menciptakan pasar yang teratur, aman dan tertib

c. Menciptakan pelaku pasar yang bermartabat dalam arti pelaku pasar

mengerti, paham dan taat pada peraturan atau perundang-undangan.

d. Meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor perdagangan dan

pasar.140

5. Struktur Organisasi Pasar Tradisional Metro Pusat Kota Metro

Dengan adanya pembagian tugas, kemudahan dalam melakukan

pekerjaan sehari-hari sehingga menjadi koordinasi antara petugas satu

dengan petugas lainya akan terlaksana. Penentuan tugas dan tanggung

jawab ini dapat diketahui melalui struktur yang ada di oganisasi.

140
Dokumentasi Kantor Dinas Perdagangan Kota Metro, Pada Hari Rabo, Metro, 14 Juni
2017, Pukul 13.00

76
Struktur Organisasi141

141

77
B. Penerapan Khiyar dalam Transaksi Jual Beli di Pasar Tradisional

Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro

Dari hasil temuan di Pasar Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota

Metro menunjukkan bahwa kekurangannya belum terealisasi praktik khiyar

secara sempurna. Sebagian pedagang belum sepenuhnya mengenal konsep

khiyar dalam Islam, meskipun beberapa ada yang sudah melakukanya.

Seringkali para pedagang retail tradisional acuh terhadap kenyamanan dan

keamanan para konsumen tidak sebagaimna yang dilakukan retail modern.

Dalam pengamatan ini tidak semua pedagang dan pembeli peneliti

masukkan dalam penelitian, peneliti membatasi jenis komoditi pedagang.

Yaitu pedagang pakaian atau sandangan, pedagang khusus krudung,

pedagang sepatu tas, dan pedagang aksesoris.

1. Pedagang Pakaian atau sandang

Pedagang pakaian ialah mereka yang melakukan kegiatan usaha

dagang di bidang pakaian. Pakaian adalah suatu kebutuhan pokok

manusia selain makanan dan tempat tinggal. Manusia membutuhkan

pakaian untuk melindungi dan menutupi dirinya. Namun seiring dengan

perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan simbol

status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya.

Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,

kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing.

Berdasarkan temuan, pedagang pakaian ini lebih berpotensi akan

adanya hak khiyar dalam transaksi jual beli karena konsumen biasanya

78
belum langsung pas dengan pembelinya. Misalnya terkadang pembeli

yang ukuran atau warna pakaian tidak sesuai dan juga banyak ditemui

seperti ditemukanya kecatatan dalam sandangan yang kita beli,

contohnya saja bajunya robek atau ret sletingnya rusak. Peristiwa ini

sering terjadi di pasar.

Ibu Sunerni salah satu pedagang pakaian dan perlengkapan ibadah

yang saat ini masih berjualan di pasar tradisional Cendrawasih. Beliau

mulai berjualan di pasar cendrawasih sejak tahun 1987. Beliau adalah

satu-satunya pedagang yang peneliti wawancarai yang paham dengan

khiyar. Karena dari sekian pedagang yang peneliti wawancarai tidak ada

yang mengetahui khiyar kecuali ibu Sunerni. Beliau mengaku sering

menghadapi pembeli yang meminta penukaran barang. “Dulu pernah ada

pembeli (wanita) yang membeli mukena, baru sampai depan toko saya ia

kembali lagi ingin membatalkanya dengan alasan yang tidak jelas. Ya

saya tidak terima, karena ini sudah ada akad di awal kecuali barangnya

rusak.” Tutur Sunerni. “biasanya orang yang beli mukena disini, datang

kembali untuk menukar mukena yang tidak cocok baik warna ataupun

yang lainya. Kalau itu saya terima biasanya dikasih waktu 1-3 hari. ”

tambah Sunerni.142

Ibu Liza Zahara salah satu pedagang di pasar cendrawasih juga.

Beliau belum lama berjualan di pasar tersebut sekitar dua tahunan. Beliau

mengatakan bahwa kata-kata khiyar menurut beliau asing ditelinganya.

142
Ibu Sunerni, Pedagang Baju Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara, Pada
Hari Kamis, Metro, 01 Juni 2017, Pukul 10:37

79
Dan beliau mengaku bahwasanya pembeli boleh mengembalikan barang

pembelianya dengan catatan bahwa barang tersebut cacat tetapi bukan

cacat karena pembeli ataupun ukuran barang yang di beli kurang besar

atau kekecilan. Serta tidak boleh melebihi batas waktu 2 hari. Tetapi jika

barang yang di kembalikan sudah tercium bau parfum ataupun tanda-

tanda sudah di pakai pembeli maka toko tidak bisa menerimanya dan

otomatis barang tersebut sudah menjadi milik pembeli. Tetapi jika barang

yang dibeli pesanan orang lain dan ada kesepakatan atau omongan dari

pembeli maka boleh di kembalikan jika salah warna maupun size .143

Sebagai pedagang disana telah menciptakan pemahaman bahwa

transaksi dianggap sah apabila kedua belah pihak telah serah terima

barang dengan uang. Mereka berdalih bahwa uang yang suadah diterima

pembeli kadua-duanya tidak dapat kembali.

Khiyar aib mayoritas telah diterapkan dalam jual beli sandang atau

pakaian. Selain itu, beberapa penjual juga menerapkan kesepakatan

pengembalian atau pembatalan barang yang di beli dalam beberapa

waktu, yang disebut khiyar syarat. Terkait khiyar majelis, beberapa

pedagang pakaian yang menjadi informan mengaku tidak menerakanya,

tapi sebagian kecil saja yang menerapkanya. Biasanya boleh dilakukan

khiyar majelis sebelum pembeli keluar dari toko. Biasanya pembeli

memberikan tenggang waktu selama pembeli belum meninggalkan toko

143
Ibu Liza Zahara, Pedagang Baju Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara, Pada
Hari Sabtu, Metro, 03 Juni 2017, Pukul 11:19

80
saja. Apabila pembeli telah telah pergi maka khiyar majlis tidak berlaku.

Itupun harus dengan alasan tertentu.

2. Pedagang Khusus Kerudung

Pedagang kerudung ialah mereka yang menjalankan bisnis di

bagian penjualan kerudung, seperti kerudung segi empat, kerudung

instan, syar‟i dan lain sebagainya. Saat ini model dan bentuk

kerudungpun sangat bervariasi, ada kerudung syar‟i yang terkenal besar-

besar yang lagi trend dan kekinian, ada juga kerudung segi empat biasa,

dan kerudung langsungan ataupun instan. Pedagang kerudung di pasar

Cendrawasih terhitung lumayan banyak. Lokasi perjualan mereka

berjejer-jejer dan ada juga yang terpisah.

Ibu Asih Sriati salah satu pedagang khusus kerudung. Ibu Asih

Sriati memulai usahanya pada tahun 2015. Beliau juga tidak faham

dengan khiyar. Menurut beliau, “beliau pernah menjumpai pembeli yang

sudah sepakat membeli krudung yang dibelinya tetapi setelah membayar

dan keluar dari toko saya tiba-tiba membatalkan untuk membelinya

dengan alasan tidak suka dengan krudungnya, sedangkan tadinya sudah

membeli, seketika itu saya tidak terima dan saya anggap memang jual

beli tersebut sudah sah karena pembeli sudah mencoba dan melihat

barangnya dan pembeli sudah menyepakati transaksi tersebut. Kecuali

81
kalau barangnya rusak atau cacat baru boleh di kembalikan.” Jelas ibu

Asih Sriati144

Ibu Mariamah salah satu pedagang di pasar cendrawasih juga.

Beliau belum lama berjualan di pasar tersebut sekitar 5 tahunan. Beliau

mengatakan bahwa kata-kata khiyar menurut beliau asing ditelinganya.

Dan beliau mengaku bahwasanya pembeli boleh mengembalikan barang

pembelianya dengan catatan bahwa barang tersebut cacat ataupun

bolong. Serta tidak boleh melebihi batas waktu 2 hari. Tetapi jika barang

yang di kembalikan sudah tercium bau parfum ataupun tanda-tanda sudah

di pakai pembeli maka toko tidak bisa menerimanya dan otomatis barang

tersebut sudah menjadi milik pembeli. Tetapi jika barang yang dibeli

pesanan orang lain dan ada kesepakatan di awal pembelian dari pembeli

maka boleh di kembalikan jika salah warna atau salah model.145

Khiyar aib mayoritas telah diterapkan dalam jual beli kerudung

Selain itu, beberapa penjual juga menerapkan kesepakatan pengembalian

atau pembatalan barang yang di beli dalam beberapa waktu, yang disebut

khiyar syarat. Terkait khiyar majelis, beberapa pedagang kerudung yang

menjadi informan mengaku tidak menerapanya, tapi sebagian kecil saja

yang menerapkanya. Biasanya boleh dilakukan khiyar majelis sebelum

pembeli keluar dari toko. Biasanya pembeli memberikan tenggang waktu

selama pembeli belum meninggalkan toko saja. Apabila pembeli telah

144
Ibu Asih Sriati, Pedagang Krudung Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara,
Pada Hari Sabtu, Metro, 03 Juni 2017, Pukul 10:54
145
Ibu Mariamah, Pedagang Kerudung Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara,
Pada Hari Sabtu, Metro, 03 Juni 2017, Pukul 11:19

82
telah pergi maka khiyar majlis tidak berlaku. Itupun harus dengan alasan

tertentu.

3. Sepatu dan tas

Pedagang sepatu dan tas di pasar Cendrawasih terhitung lumayan

banyak. Lokasi pedagang sepatu dan tas berkelompok dan berjejeran.

Pembeli tidak susah dalam mencari pedagang sepatu dan tas karena

pedagang tersebut berkelompok dan berderet berjejeran.

Bapak Muntohir salah satu pedang sepatu sendal yang berjualan di

pasar Cendrawasih. Beliau berjulan di pasar Cendrawasih sejak tahun

2011. Banyaknya sekolah-sekolah dan perguruan tinggi merupakan

alasan kenapa beliau memilih untuk berjualan sendal sepatu. Alasan

lainya seperti mudahnya akses pembeli menuju pasar Metro karena pasar

Metro terletak di tengah kota. Menurutnya pembeli pernah salah dan

penjualpun bisa salah. Apa salahnya jika seorang pembeli menukarkan

pembelianya setelah bertransaksi selama ada cacat pada barang yang di

beli. “Biasanya juga saya mempersilahkan pembeli untuk mencoba dan

melihat barang yang akan di belinya, Karena jika tidak demikian pembeli

akan merasa menyesal dan terpaksa membeli barang itu. ini jalanya untuk

menghilangkan keterpaksaaan dalam jual beli barang. Dan jika ada

pembeli yang menukarkan barangnya biasanya karena sepatu atau sandal

tersebut tidak sama ukurannya ataupun kurang besar ukuranya, itu boleh

83
di tukarkan dengan jangka waktu paling lama 3 hari dari pembelian

barang. ” Tutur bapak Muntohir 146

Ibu Ela Prastika juga merupakan penjual tas di pasar Cendrawasih.

Beliau berjualan sejak tahun 2000. Menurut beliau kalau tidak di jelaskan

tentang khiyar, beliau sangat tidak paham dengan khiyar dan juga kata-

kata khiyar menurutnya asing baru kali ini beliau mendengarnya.

“biasanya menurut beliau yang membeli di toko beliau rata-rata ibu-ibu

yang seringkali membelikan tas gendong untuk anaknya. Biasanya toko

kami ramai menjelang masuk sekolah setelah liburan semester. Saat

itulah sang ibu membeli barang dengan kesepakatan saat bertransaksi

bahwa barangnya akan di tukar dalam beberapa waktu jika anaknya tidak

cocok dengan tas yang di belinya. Dan biasanya saya memberi waktu

paling lama 3 hari ketika sudah disepakati dan jika melebihi waktu yang

disepakati maka dianggap toko barang tersebut sah di beli pembeli. ”

Jelas ibu Ela Prastika147

Khiyar aib juga tidak terlalu sering terjadi karena baik pedagang

ataupun pembeli sudah mengecek dan mencoba barang yang di belinya.

Khiyar majelis semua informan yang di wawancarai mengaku tidak

menerapkan khiyar tersebut karena merasa di rugikan oleh pihak

pembeli. Sedangkan khiyar syarat berlaku jika terjadi kesalahan nomor

146
Bapak Munthohir, Pedagang Sepatu Sandal Di Pasar Cendrawasih Kota Metro,
Wawancara, Pada Hari Sabtu, Metro, 03 Juni 2017, Pukul 13:30
147
Ibu Ela Prastika, Pedagang Tas Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara, Pada
Hari Kamis, Metro, 01 Juni 2017, Pukul 10:27

84
ataupun ukuran kurang besar. Dan jika melebihi hari yang sudah di

sepakati maka jual beli tersebut dianggap sah.

4. Aksesoris

Pedagang aksesoris ialah mereka yang melakukan kegiatan dagang

di bidang aksesoris ataupun manik-manik. Seperti bros, kaos kaki tangan,

topi, cincin, gelang, dompet, jam dan lainya. Pedagang aksesoris di pasar

Cendrawasih lumayan banyak. Lokasi area mereka berjejeran dan

berkelompok. Mudah di cari dan biasa langsung di tuju karena mereka

berkelompok.

Ibu Sri Haridayati merupakan salah satu pedagang di pasar

Cendrawasih. Beliau mulai berdagang sejak tahun 1997. Menurut ibu Sri

beliau tidak mengerti khiyar. Ibu Sri mengaku pernah menjual Dompet

yang terdapat cacat tersembunyi pada barang. “ awalnya saya dan

pembeli sama-sama tidak tahu kalau ada cacat atau rusak dalam barang

yang di beli. Biasanya setelah sampai dirumah di dapati ada cacat dalam

barang tersebut itu tidak apa-apa kita bisa menukarkan dengan barang

baru, biasanya di kasih waktu 1 minggu. 148

Bapak Defriadi juga merupakan salah satu pedagang jam. Beliau

mulai berjualan di pasar Cendrawasih pada tahun 1996. Menurut beliau

cara agar konsumen berlangganan ke tokonya dengan cara memberikan

garansi. Dan juga memberikan pengetahuan bahwasanya barang yang

KW atau tiruan tidak bergaransi. Jika terjadi cacat dalam jam tangan

148
Ibu Sri Haridiati, Pedagang Aksesoriadi Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara,
Pada Hari Sabtu, Metro, 03 Juni 2017, Pukul 11:02

85
yang di belinya bisa menukar dengan barang yang baru, biasanya toko

memberikan waktu 3 hari. Jika lebih dari itu, bisa juga di servis gratis.

Karena setiap barang yang di jual di sini kebanyakan bergaransi.149

Bapak Kato Midra yang berjualan Jam, Kacamata Dan Kalkulator

di pasar Cendrawasih. Beliau sudah berjualan di pasar Cendrawasih

sudah lama sekitar tahun 1997. Menurut beliau barang yang boleh di

tukarkan apabila barang tersebut pembelianya grosir. Sedangkan pembeli

yang membeli barang dengan eceran maka tidak boleh di kembalikan

karena sebelumya pembeli yang membeli eceran sudah lebih dahulu

diteliti sebelum membelinya. Bapak kato midra biasanya memberikan

batasan waktu selama 3-4 hari dan jika melebihi waktu yang diberikan

maka di anggap sah jual belinya.150

Khiyar aib mayoritas telah diterapkan dalam jual beli aksesoris.

Selain itu jg terjadi cacat bisa di perbaiki lagi jika membeli di toko jam.

Beberapa penjual juga menerapkan kesepakatan pengembalian ataupun

pembatalan barang yang di beli dalam beberapa waktu, yang disebut

khiyar syarat.

5. Pembeli

Pembeli adalah orang yang berbelanja dan melakukan tawar

menawar dengan penjual. Tanpa pembeli jual belipun tidak bisa

149
Bapak Defriadi, Pedagang Jam Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara, Pada
Hari Sabtu, Metro, 03 Juni 2017, Pukul 11:30
150
Bapak Kato Midra, Pedagang Jam, Kacamata, Dan Kalkulator Di Pasar Cendrawasih
Kota Metro, Wawancara, Pada Hari Kamis, Metro, 01 Juni 2017, Pukul 10:12

86
dilakukan. Pembeli adalah yang paling penting dalam jual beli, sebab

pembeli termasuk rukun dari jual beli.

Peneliti mewawancarai salah satu pembeli di Pasar Metro. Pembeli

tersebut bernama mbak Khufyah Robig Nor. Beliau saat ini menempuh

sekolah di perguruan tinggi IAIN Jurai Siwo. Pasar Cendrawasih

dipilihnya karena pasarnya mudah di jangkau dengan kendaraan

anggkutan dan juga di pasar tersebut lebih murah di banding pasar di

kampung halamanya. Mbak Khufyah biasanya berbelanja baju dan

kerudung. Kata-kata khiyar menurutnya sudah tidak asing lagi karena

beliau sudah pernah mempelajari khiyar di kampusnya. Menurutnya

penjual di pasar Metro sudah memberikan harga yang sesuai dengan

kualitas barangnya. Karena pembeli melihat langsung dan terkadang juga

langsung mencobanya. Jika ada barang yang cacat atau rusak dari toko

saya kembalikan satu hari setelah pembelian barang. Dan syukunya

pedagang di toko tersebut mengganti dengan barang serupa yang saya

beli.151

Pembeli lainya yang peneliti mewawancarai bapak Sukarjo. Beliau

tinggal di Batang hari Lampung Timur. Beliau tidak faham dengan

khiyar. Bapak sukarjo memilih pasar Cendrawasih sebagai tempat

belanjanya karena beliau di rumah mempunyai warung yang memang

pasar Metro menyediakan barang-barang yang di jual dengan harga

grosir karena menurut beliau lebih murah. Jika barang grosir yang saya

151
Mbak Khufyah Robig Nor, Pembeli Baju Di Pasar Cendrawasih Kota Metro,
Wawancara, Pada Hari Rabu, Metro, 07 Juni 2017, Pukul 11:02

87
beli terdapat kecacatan biasanya saya langsung mengembalikanya karena

pedagang pasti mau mentolerir karena memang barang tersebut dari saya

beli sudah cacat di samping itu juga saya juga sudah berlangganan di

toko tersebut, sehingga pedagang selalu percaya dengan saya.152

Pembeli yang juga menjadi informan yaitu ibu Yani. Beliau tinggal

di daerah 22 kota Metro. Beliau memilih pasar metro karena lebih dekat

dengan rumahnya. Suatu hari ibu yani pernah membelikan anaknya

sebuah mainan dalam kardus. Setelah beliau pulang kerumah mainan

tersebut ternyata terdapat kerusakan. Pagi harinya beliau langsung

menukarkan kembali ke pedagang mainan dan menukarkan dengan

mainan yang persis dengan mainan yang di beli beliau kemarin.153

Khiyar majelis menurut mayoritas pembeli yang menjadi informan

belum terealisasikan dengan sempurna tetapi untuk khiyar aib dan khiyar

syarat kebanyakan sudah terealisasikan. Jika barang yang hendak di

kembalikan cacat ataupun dengan alasan yang masuk akal. Biasanya

khiyar aib terjadi pada komoditi yang sifatnya tertutup maupun grosiran

atau tidak terlihat.

152
Bapak Sukarjo, Pembeli Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara, Pada Hari
Rabo, Metro, 07 Juni 2017, Pukul 11:45
153
Ibu Yani, Pembeli Di Pasar Cendrawasih Kota Metro, Wawancara, Pada Hari Senin,
Metro, 12 Juni 2017, Pukul 10:25

88
C. Analisa Penerapan Khiyar dalam Transaksi Jual Beli di Pasar

Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro

Dari hasil wawancara yang di survei oleh peneliti bahwasanya

penerapan khiyar sebagai berikut:

1. Khiyar majelis

Khiyar majelis merupakan hak menetukan pilihan yang terbaik

antara melangsungkan atau mengurungkanya transaksi ketika keduanya

masih dalam satu majelis akad. Khiyar ini masih belum serempak di

aplikasikan di Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro bahkan dari

hasil survei penulis hanya ada beberapa pedagang saja, yaitu jumlah

pedagang yang menerapkan khiyar majelis di pasar tradisional

cendrawasih kota metro dari 20 orang yang di jadikan sampel hanya 2

orang yang menerapkanya, sedangkan mayoritas mereka tidak

menerapkanya. Sebab sebagian pedagang disana telah menciptakan

pemahaman bahwa transaksi dianggap sah apabila kedua belah pihak telah

serah terima barang dan uang dengan alasan bahwa uang yang sudah

diterima penjual dan barang yang sudah diterima pembeli kedua-duanya

tidak dapat kembalikan. Hal ini untuk mendorong pembeli agar sebelum

akad berlangsung perlu berpikir matang-matang supaya tidak menyesal

setela membelinya. Biasanya boleh dilakukan sebelum pembeli keluar dari

toko atau mengakhiri jual beli dengan berkata sepakat membeli. Biasanya

pihak penjual memberikan tenggang waktu selama pembeli belum

89
meninggalkan toko saja. Apabila pembeli telah pergi maka khiyar majlis

tidak berlaku. Itupun harus dengan alasan tertentu.

2. Khiyar syarat

Khiyar Syarat merupakan dispensasi menetukan pilihan terbaik

diantara melanjutkan atau mengurungkan transaksi yang berlaku atas dasar

kesepakatan terhadap syarat berupa batasan waktu tertentu. Khiyar ini

diterapkan oleh semua pedagang dari 20 pedagang yang di ambil sampel di

Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro dan sering terjadi ketika

pembeli membeliakan barang untuk orang lain yang sering kali tidak

sesuai, maka barang tersebut dapat di kembalikan sesuai kesepakatan.

Waktu batasan khiyar kebanyakan 1-3 hari sesuai dengan syariat Islam.

Jika pembeli tidak melakukan pembatalan akad sampai pada hari yang

ditentukan maka jual beli beli dianggap sah. Penjual ingin waktu secepat

mungkin karena mereka mengkhawatirkan barang yang akan akan di beli

akan cacat di tangan pembeli. Ketika sudah disepakati hal memilih sampai

dua hari, namun si pembeli tidak melakukan apa-apa maka perjanjian ini di

anggap batal. Biasanya dalam menentukan masa tenggang waktu lebih

kondisional. Jika jarak dari rumah ke pasar dekat masa tenggang hanya

satu hari. Bila jarak jauh bisa sampai 2-3 hari.

3. Khiyar „aib

Khiyar „aib merupakan hak membatalkan atau melangsungkan jual

beli bagi kedua belah pihak yang berakad apabila terjadi cacat pada objek.

Khiyar ini juga di terapkan oleh semua pedagang dari 20 pedagang yang di

90
ambil sampel di Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro. Kebanyakan

pedagang menerapkan ketika pembeli merasa dirugikan dalam membeli

barang yang didapati cacat atau rusak pada barang. Khiyar ini terjadi pada

suatu komoditi yang sifatnya tertutup atau tidak terlihat dan juga grosiran.

Namun sebagian pedagang ada yang tidak menerapkanya karena barang

sudah diteliti sebelum dibeli. Maka barang yang sudah bibeli tidak dapat di

tukar atau di batalkan lagi.

Praktik khiyar yang dilakukan di pasar tradisional Cendrawasih telah

sesuai dengan ketentuan Islam mengenai syarat khiyar. Akan tetapi

kebanyakan terjadi di pasar hanya dua khiyar yaitu khiyar „aib dan khiyar

syarat. Untuk permasalahan khiyar majlis, selanjutnya para fuquha berbeda

pendapat masalah khiyar majlis karena khiyar ini terjadi akibat kelalaian

seseorang saja dalam memutuskan jual beli. Menurut pedagang, jika

khiyar ini diterapkan khawatir para pembeli akan bertindak semena-mena

dalam membatalkan jual beli mereka. Padahal pada saat akad sudah terjadi

perjanjian akad beli.

Dari 20 orang yang di jadikan sampel 2 pedagang yang menerapkan

khiyar majelis, dan untuk khiyar syarat serta khiyar aib semua pedagang

yang di jadikan sampel menerapkanya.

91
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan beberapa pedagang

dan pembeli di pasar tradisional Cendrawasih Kota Metro, maka peneliti

menyimpulkan bahwa pada dasarnya praktek khiyar sudah dilaksanakan oleh

para pedagang di Pasar Tradisional Cendrawasih Kota Metro.

Mayoritas pedagang menerapkan khiyar „aib dan syarat. Dimana para

pembeli diberikan garansi ganti rugi ketika terjadi cacat atau kerusakan pada

barang yang telah dibeli. Banyak juga penjual yang menggunakan khiyar

syarat, dimana penjual memberikan perpanjangan waktu untuk melanjutkan

atau membatalkan jual beli sesuai waktu yang disepakati. Sedangkan khiyar

majelis, pedagang cenderung tidak ada yang menerapkan khiyar ini karena

dianggap merugikan pedangnya sendiri kecuali dengan alasan-alasan

tertentu., seperti pembeli yang lupa membawa uang dan alasan lainnya yang

memang terjadi secara tidak sengaja.

B. Saran

Kesimpulan akhir yang dicapai oleh penyusun bukanlah kebenaran

yang mutlak, akan tetapi masih di butuhkan banyak lagi pertimbangan dan

perbaikan terhadap penelitian ini, berikut saran-saran yang dapat diberikan:

92
1. Bagi penjual

Pedangang hendaknya berlaku jujur kepada setiap pembeli.

Apabila ada cacat atau kerusakan pada barang maka jangan di tutup-

tutupi. Sebab dengan jujur akan diberikan keberkahan dalam kehidupan.

Jadikanlah jujuran sebagai sebuah budaya baik dalam jual beli.

Pedagang perlu teliti dalam memeriksa keadaan barang apakah ada

kerusakan atau tidak. Hal itu untuk menghindari pengembalian barang

dari pembeli karena cacat dikemudian hari.

2. Bagi pembeli

Pembelipun harus teliti dalam memilih barang yang hendak dia

beli. Pembeli sebaiknya jangan tergiur dengan harga murah tapi perlu

diketahui kualitas juga. Sebab biasanya harga yang murah kualitas belum

tentu tinggi.

Pembeli jangan ragu untuk mengajukan hak khiyar supaya tidak

mengalami kerugian apabila barang yang sudah dibeli terdapat cacat atau

kerusakan didalamnya. Dengan cara meminta bukti pembelian berupa

kwitansi akan memudahkan pembeli mengajukan pengembalian barang

jika terjadi cacat di kemudian hari.

3. Bagi dinas perdaganggan

Dinas perdagangan harus mempunyai profil dan sejarah Pasar

Tradisional Cendrawasih Metro Pusat Kota Metro supaya jika ada

mahasiswa ataupun yang lainya ingin melakukan penelitian lebih mudah

dalam menyelesaikan penelitianya.

93
Demikian penulis skripsi ini dapat diselesaikan dengan segala

keurangan dan sebatas kemampuan penyusun, semoga peulisan ini dapat

bermanfaat dalam menambah wawasan Islami kita tentang praktik jual

beli. Penulisan ini tentunya tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,

maka penyusun sangat berharap kritikan dan saran untuk

menyempurnakanya. Atas semua kekurangan dan kekhilafan yang ada,

penyusun senantiasa barharap pertolongan serta ampunan Allah SWT.

94
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah Sistem Transaksi Dalam Islam
Jakarta : Amzah, 2010

Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalat, Jakarta: Kencana, 2010

Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Persepektif Islam, Bandung: CV


Pustaka Setia, 2002

Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Bulughul Marom, Terj. Achmad Sururi,


Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2011

Al Imam Al Alim Al Alammah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Bin


Qosim Asy- Syafi‟i , Terjemah Fathul Qorib, terj. Imron Abu Amar,
Kudus: Menara Kudus, 1983

Amir Syarifiddin, Garis-Garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana, 2003

Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2007

Buchari Alma dkk, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Alfabeta, 2009

Cholid Narbuko Dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Memberikan Bekal


Teoritis Pada Mahasiswa Tentang Metodologi Penelitian Serta
Diharapkan Dapat Melaksanakan Penelitan Dengan Langkah-Langkah
Yang Benar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet-9, 2008

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro,


2000

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan


Konvensional, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005

Em Zul Fajri dkk, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Difa


Publisher, 2008

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analis Data, Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali, 2011

Https://Brainly.Co.Id/Tugas/636525, Di Akses Tanggal 15 Juli 2017, Pukul 12.30

95
Http://Poetri-Mpoetcaem.Blogspot.Co.Id/2008/05/Hikmah-Khiyar.Html?M=1, Di
Akses Tanggal 20 Maret 2017, Pukul 18.45

Http://Sulfiana22.Blogspot.Co.Id/2014/04/Hikmah-Khiyar-Jual-Beli.Html?M=1,
Di Akses Tanggal 20 Maret 2017, Pukul 18.32

http://www.trendilmu.com/2016/01/hikmah-jual-beli-dalam-islam.html?m=1, Di
akses tanggal. 20 Maret 2017, Pukul 19.03

Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, Cet-2,
2009

Ika Yunia Fauzia dkk, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Pesepektif Maqasid
Al Syariah, Jakarta: Kencana, 2015

Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta: Kencana, 2013

Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, Lampung: Stain Jurai Siwo Metro
Lampung, 2014

J.Muleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2009

Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, Bandung: Pustaka Setia, 2012

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Bandung: Fokus Media, Ed. Revisi, 2010

Lili M. Sadeli dkk, Pengantar Bisnis Ilmu Menjual, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta: Erlangga, 2012

M Fuad dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi


Aksara, Cet7, 2004

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, Jakarta: Kencana, 2015

Muhammad Alim, Pengantar Ilmu Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka, 2007

Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Bogor:


Bumi Aksara, Cet-3, 2009

Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001

96
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2015

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013

S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2010

Suyitno dkk, (2004), Paradigma Ilmu Syariah, Yoyakarta: Gama Media

Umairul Ahbab Baiquni dkk, Terjemah Hadits Shahih Bukhari Hadits


Hukum-Hukum Syari‟at Islam, Bandung: Husaini, 2011

W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, Cet-5, 2007

Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi‟i 1, Jakarta: Almahira, 2008

Wilson Bangun, Teori Ekonomi Mikro, Bandung: Pt Refika Aditama, 2007

Yusuf Suryana dkk, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan


Sukses, Jakarta: Kencana, 2010

Zainuddin „Abdul „Aziz Al Malibariy, Terjemah Fathul Mu‟in, Terj. Aliy As‟ad,
Kudus: Menara Kudus, 1980

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2007

97

Anda mungkin juga menyukai