Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

DI PT SANBE FARMA DAN PT PHAPROS

Disusun oleh:

1. Muhammad Ugi khoirulloh (E0017084)


2. Mufidoh Martina Sikha (E0017085)
3. Nisa Mery Sugandi (E0017086)
4. Nur Winda Saviana (E0017087)
5. Pipit Fitriyani (E0017088)
6. Putri Anna Cintya (E0017089)
7. Reza Rizki Awaliyah (E0017090)
8. Rima Harsa Atqiya A (E0017091)
9. Royna Ananda Safitri (E0017092)

PROGRAM STUDI FARMASI S1


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2020/2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA
DI PT SANBE FARMA DAN PT PHAPROS

Disusun oleh:

1. Muhammad Ugi (E0017084)


2. Mufidoh Martina Sikha (E0017085)
3. Nisa Mery Sugandi (E0017086)
4. Nur Winda Saviana (E0017087)
5. Pipit Fitriyani (E0017088)
6. Putri Anna Cintya (E0017089)
7. Reza Rizki Awaliyah (E0017090)
8. Rima Harsa Atqiya A (E0017091)
9. Royna Ananda Safitri (E0017092)

Slawi, Januari 2020

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Farmasi, Dosen Pembimbing,

apt,Endang Istriningsih, M,Clin.Pharm apt. Agung Nur Cahyanta, M. Farm


NIPY. 1983.02 .09.11.066 NIPY. 1979.06.09.13.079

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Nyata di
Di PT Sanbe Farma Dan PT Phapros dengan baik.
Selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata ini banyak mendapat bantuan,
bimbingan serta dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu apt. Endang Istriningsih, M.Clin.Pharm selaku Ketua Program Studi
Farmasi S1 STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
2. Ibu Desi Sri Rejeki, M.Si selaku dosen koordinator pelaksanaan Kuliah
Kerja Nyata Berbasis Profesi.
3. Bapak apt. Agung Nur Cahyanta, M.Farm selaku selaku dosen
pembimbing pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Bapak apt. Achmad Fitriyanto, S. Farm dan Bapak apt. Bagus Giant
Hendra Permana, S. Farm selaku pembicara pada saat seminar PT Sanbe
Farma dan PT Phapros
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi S1 STIKes Bhakti
Mandala Husada Slawi yang telah memberikan ilmu.
6. Kedua orang tua tercinta atas kasih sayang, nasehat, dukungan moral dan
material serta doa yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
7. Seluruh teman mahasiswa Program Studi Farmasi S1 STIKes Bhakti
Mandala Husada Slawi yang telah mengajarkan pentingnya dalam
kebersamaan dan kerjasama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan
ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Slawi, Januari 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR BAGAN........................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan KKN (kuliah kerja nyata)............................................. 4
1.3 Manfaat KKN (Kuliah Kerja Nyata)......................................... 4
BAB 2 TINJAUAN UMUM........................................................................ 5
2.1 PT Sanbe Fama......................................................................... 5
A. Sejarah dan profil PT Sanbe Farma................................... 5
B. Visi dan Misi PT Sanbe Farma.......................................... 6
C. Struktur Organisasi............................................................ 8
D. Produk yang dihasilkan PT Sanbe Farma.......................... 13
2.2 PT Phapros................................................................................ 15
A. Sejarah dan profil PT Phapros........................................... 15
B. Visi dan Misi PT Phapros.................................................. 17
C. Struktur Organisasi PT Phapros......................................... 18
D. Produk yang dihasilkan PT Phapros.................................. 20
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS..................................................................... 23
3.1 PT Sanbe Farma........................................................................ 23
3.2 PT Phapros ............................................................................... 23
3.3 Kompetensi dan sistem Departemen Industri Farmasi.............. 23
BAB 4 TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN.................................. 30
4.1 Tinjauan Kasus.......................................................................... 30
4.2 Pembahasan............................................................................... 31
4.3 Leaflet/Brosur........................................................................... 36
4.4 Kemasan.................................................................................... 37
BAB 5 PENUTUP........................................................................................ 38
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 38
5.2 Saran.......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 40
LAMPIRAN................................................................................................... 41

iv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Sanbe Farma........................................... 8


Bagan 2.2 Struktur Organisasi PT.Phapros.................................................... 18

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa:
“Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat”. Pada pasal 24 ayat 2 disebutkan: “Perguruan
tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada
masyarakat”. Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut
dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan
harapan agar kelak para lulusan Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia
yang berilmu pengetahuan, memadai dalam bidang masing-masing, mampu
melakukan penelitian, dan bersedia mengabdikan diri demi masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu wujud Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada
para mahasiswa tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi di
luar kampus. Mahasiswa sebagai elemen perguruan tinggi sekaligus generasi
muda yang dibekali intelektualitas, memiliki tanggung jawab melaksanakan
hal tersebut. Sehingga mahasiswa dijuluki sebagai “agent of change” dalam
KKN mahasiswa belajar mengkaitkan antara dunia akademik-teoritik dengan
dunia empirik-praktis bagi pemecahan permasalahan masyarakat agar
masyarakat mampu memberdayakan dirinya untuk menolong diri mereka
sendiri.
KKN merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat didaerah
tertentu atau lembaga pendidikan, dilaksanakan secara kelompok,terintegrasi
antara jurusan. Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) bertujuan untuk
memberikan pengalaman kerja nyata di lapangan dalam bidang membentuk
sikap mandiri dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan
(Setyaningsih, Fitriyanto, Nugroho, & Fatyanhayanti 2015)

1
2

Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat,
yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi,
pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat
untuk didistribusikan (Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1799, 2010).
Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) yang bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
penggunaannya yang dibuktikan dengan adanya sertifikat CPOB (Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.1799, 2010).
Selain itu, industri farmasi juga wajib memiliki izin industri farmasi yang
diberikan oleh BPOM. Persyaratan untuk memperoleh izin industri farmasi
yaitu harus memiliki secara tetap paling sedikit tiga orang apoteker Warga
Negara Indonesia (WNI) yang masing-masing berperan sebagai penanggung
jawab bagian pemastian mutu, produksi dan pengawasan mutu (Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.1799, 2010).
Sebagai mahasiswa, khususnya dalam bidang Ilmu Farmasi, mahasiswa
sudah banyak mendapat materi kuliah yang berkenaan dengan Farmasi.
Sudah selayaknya bagi mahasiswa Farmasi tidak hanya memahami  teori
yang ada, namun juga ikut andil dalam meninjau lapangan yang sebenarnya.
Oleh karena itu mahasiswa farmasi STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi
mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) industri. Diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya dengan melakukan
pengamatan.
PT. Sanbe Farma merupakan perusahaan farmasi yang didirikan pada
tahun 1975 oleh anak bangsa dan berkembang pesat hingga saat ini dengan
berbagai sediaan dan produk farmasi serta diekspor ke beberapa negara. PT.
Sanbe Farma memperoleh grade A melalui audit CPOB untuk ketiga unit
bangunan pabrik dan total sertifikat CPOB yang diperoleh untuk semua
produk berjumlah 43. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Sanbe Farma berusaha
3

untuk menghasilkan obat yang aman dan berkualitas dengan menerapkan


CPOB sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tahun 1992, Sanbe mulai memasuki pasar obat bebas (OTC) dengan
salah satu merk andalannya yaitu Sanaflu. Pada tahun 1980, PT. Sanbe Farma
Unit I dan mulai memproduksi produk non penisilin, non sefalosporin,
hormon, dan obat hewan (veterinary) pada tahun 1982. Sanbe Farma menjadi
perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan menurut IMS report tahun 2007.
Sanbe Farma menempati posisi teratas dari 205 industri farmasi, termasuk 41
industri multinasional di Indonesia. Dari lima belas produk ethical yang
diresepkan di Indonesia, empat produk berasal dari Sanbe Farma.
Pada tahun 1996 bangunan PT. Sanbe Farma unit II didirikan untuk
memenuhi tuntutan produksi yang semakin besar dan sesuai dengan CPOB,
dimana bangunan untuk produk penisilin dan sefalosporin harus diproduksi di
bangunan terpisah
PT. Phapros Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi &
memasarkan produk farmasi di Indonesia. PT. Phapros, Tbk didirikan oleh
NV. Kian Gwan Handels Maatschappy (Prof. Liem Wie Hock) pada
tanggal 21 Juni 1954. PT. Phapros, Tbk bermula dari pegembangan
usaha Oei Tiong Ham Concern atau yang sering disingkat dengan OTHC.
Pada saat itu Oei Tiong Ham Concern (OTHC) adalah konglomerat
pertama di Indonesia yang menguasai bisnis di bidang argo industri dan gula.
Phapros sendiri merupakan singkatan dari NV Pharmaceutical
Processing Industries. Pada awalnya saham PT.Phapros, Tbk dikuasai oleh
OTHC sebesar 96%, namun pada saat ini sebesar 54% saham dari PT.
Phapros dikuasai PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT.RNI) dan 46%
sisanya dimiliki masyarakat umum. Pada tahun 2003, RNI menguasai 53%
saham Phapros dan selebihnya milik publik. Pada akhir 2002 Phapros
memproduksi 137 item obat, 124 diantaranya adalah obat hasil
pengembangan sendiri. Pada pertengahan 2004 Phapros memperkenalkan
produk alam dalam kelompok Agro Medicine, Agromed. Pada tahun 2012,
Phapros membuka lembaran baru dengan membukukan penjualan bersih
4

menembus angka Rp 500 Miliar. Selain itu, Perseroan ini juga berhasil
mengembangkan fasilitas produksi injeksi yang bernilai tambah tinggi,
menanam investasi dengan besaran yang material dan untuk kali pertama
meraih proper hijau.
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Profesi
Tujuan dari kuliah kerja nyata (KKN) ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami peranan dan tanggung jawab farmasis pada
bagian produksi di PT. Sanbe Farma dan PT. Phapros.
2. Mengetahui dan memahami peranan dan tanggung jawab farmasis di
industri farmasi.
3. Mengetahui dan memahami penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) di PT. Sanbe Farma dan PT. Phapros.
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Profesi
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang PT. Sanbe Farma dan PT. Phapros
Tbk.
2. Mahasiswa dapat memperluas pengetahuan dalam lingkungan dunia kerja
di industri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara produksi yang baik dan benar dari
produk PT. Sanbe Farma dan PT. Phapros Tbk.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 PT. Sanbe Farma Tbk
A. Sejarah dan Profil PT. Sanbe Farma
Secara resmi PT. Sanbe Farma didirikan pada tanggal 28 Juni
1974oleh Drs. Jahja Santoso, Apt seorang lulusan apoteker dari ITB.
Pabrik yang pertama adalah sebuah home industry yang memulai
produksinya pada tahun 1975 berlokasi di Jalan Kejaksaan, Bandung
dengan jumlah karyawan empat orang termasuk Drs. Jahja Santoso.
Dan produk pertama yang dihasilkan bernama Colsancetine Capsule.
Pada tahun 1981-1982 pabrik Unit I telah didirikan dan mulai
beroperasional. Pabrik Unit I ini berlokasi di Jalan Industri, Cimahi
dengan luas tanah 10.000 m2 dan luas bangunan 8.000 m2. Fasilitas yang
terdapat di tempat ini adalah Non Betalactam dan Cephalosphorine
Plant, Hormone Plant, dan pabrik obat hewan. Di pabrik ini produk yang
dihasilkan antara lain:
 Non Sterile : Oral Powder
 Sterile : Injection
 Premix
Kemudian pada tahun 1996 didirikan pabrik Unit II yang berlokasi
di Jalan Leuwi Gajah. Di lokasi dengan luas tanah seluas 4900 m 2
dibangun sebuah pabrik lima lantai dengan luas bangunan 5600 m2.
Fasilitas yang terdapat di tempat ini meliputi Beta Lactam (lantai ke-2),
Cephalosphorine (lantai ke-4), R&D, QC (lantai ke-3), dan BA/BE
(lantai ke-1). Kemudian pada tahun 2003, Gudang ObatJadi (GOJ) telah
rampung diselesaikan di atas tanah seluas 5.980 m2 dengan luas
bangunan 6.160 m2. Gudang Obat Jadi ini memiliki tiga lantai.
Setelah itu pada tahun 2005 sebuah pabrik steril modern di
Cimareme mulai beroperasi di lahan seluas 200.000 m 2 dan luas
bangunan 29.000 m2 dan sudah termasuk Caprifarmindo, anak
perusahaan PT. Sanbe Farma. Unit III ini juga terdapat Waste Water

5
6

Threatment dengan kapasitas 250 m3/hari (yang terbesar untuk


perusahaan farmasi di Indonesia) termasuk dengan Fire’sLagoon 500
m3 dan Vertikal Fire’s Pump se per NFPA/OSHA standart. Kini Sanbe
Farma telah menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar yang
berlevel multinasional yang mempunyai lebih dari 3000 karyawan, Sanbe
Farma beraliansi dengan Perusahaan Farmasi Internasional, antara
lain:
 Menarini Internasional, perusahaan farmasi yang berasal dari
Italia,dari tahun 1989 hingga sekarang
 Dr. Winzer Pharma GmbH, perusahaan farmasi yang berdomisili di
Jerman dari tahun 1996 hingga sekarang
 Zambaletti / Eudorug, perusahaan farmasi yang berdomisili di Italia
dan Hongkong, dari tahun 1987 hingga sekarang.
Sanbe Farma terdiri dari 11 divisi, yaitu : Ethical, OTC (Over
The Counter), Veterinary, Sanbe Vision, Infusion, Sanbe Skin Care,
Sanbe Nutrition,Diagnostics, Sanbe Biotech and Research Centre, serta
Distribusi (PT. Bina SanPrima).
Jumlah karyawan di PT. Sanbe Farma baik di Unit I, II, III, maupun
di pabrik obat hewan sebanyak ±3000 orang, yang terdiri atas :
 Apoteker
 Staff
 PhD (Konsultan)
PT. Sanbe Farma, baik yang di Unit I, II, maupun III
(termasuk Caprifarmindo) memiliki total luas area :
 Luas bangunan : 52.360 m2
 Caprifarmindo : 21.000 m2
 Luas tanah : ±241.880 m2
B. Visi dan Misi PT. Sanbe Farma
7

PT. Sanbe Farma yang bermotokan ”Where Quality Counts”, terus


menerus meningkatkan nilai lebih tinggi bagi konsumen dalam hal
kualitas dan ketersediaan obat.
1. Visi
Visi PT. Sanbe Farma adalah perusahaan berbasis inovatif dan
teknologi sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi dunia.
2. Misi Perusahaan
Misi PT. Sanbe Farma adalah menjadi perusahaan farmasi yang
terunggul dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi
serta medis.
8

C. Stuktur Organisasi

Direktur Utama

Bagian
Quality Assurance Pengawasan
Intern

Divisi Sumber Daya Manusia


Bagian Sekretariat

Bagian Umum dan Humas


Bagian Sumber Daya
Manusia

Bagian Umum dan Humas


Manajer Manajer
Bagian Sumber Daya Manajer Produksi
Keuangan Pemasaran
Manusia

Divisi Logistik dan Divisi Pemasaran Divisi Pemasaran dan Divisi Pelayanan Jasa Divisi Produksi Divisi Teknologi
Divisi Keuangan
Pemeliharaan Pemerintahan Pemerintahan Bagian Poliklinik dan Farmasi Produksi
Bagian Penjualan Institusi Imunisasi
Bagian Bagian Administrasi
Bagian Akuntansi Bagian Ekspor Bagian Virologi
Pen
ngadaa
Bagian
Perencanaan
Bagian TU Bagian Bagian Periklanan Bagian Teknologi
Keuangan Pemeliharaan I Swasta Produksi lain
Bagian Bagian Bagian Promosi &
Pemeliharaan Pemeliharaan II Penjualan Produk
Usaha Kecil

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Sanbe Farma


9

Berdasarkan struktur organisasi, dapat diuraikan mengenai fungsi


dan tugas masing-masing bagian. Berikut adalah fungsi dan tugas dari
masing-masing bagian yang terlibat pada PT. Sanbe Farma :
1. Direktur Utama
Tugas dan fungsi dari Direktur Utama, yaitu:
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan
perusahaan.
b. Membentuk susunan organisasi dan menunjuk karyawan.
c. Melakukan pengolahan data, analisis dan evaluasi hasil usaha
dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna milik
perusahaan.
d. Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
e. Mengadakan hubungan dengan pihak luar terutama mengenai hal-
hal yang menyangkut kebijaksanaan pengembangan perusahaan
dan kebijaksanaan yang bersifat umum.
2. Quality Assurance
Tugas dan fungsi dari Quality Assurance, yaitu:
a. Mengusulkan pelatihan-pelatihan sistem manajemen mutu.
b. Mengkoordinir penyusunan dokumen sistem mutu.
c. Meninjau seluruh dokumen sistem mutu.
d. Mengkoordinir pelaksanaan kampanye mutu/kesadaran tentang
sistem manajemen mutu.
e. Meninjau dokumen sistem mutu minimal 1 tahun sekali dan
merencanakan penyempurnaan secara bertahap.
f. Mengusulkan jadwal rapat tinjauan manajemen kepada Kepala
Direktur menetapkan agenda-agenda rapat dan bertindak sebagai
notulis pada rapat tinjauan manajemen.
g. Menyusun jadwal audit mutu internal dan mengatur penugasan
timaudit (audit mutu internal dilaksanakan minimal 6 bulan sekali
atau lebih sering sesuai dengan tipe aktivitas yang harus diaudit
dan dengan mempertimbangkan hasil audit sebelumnya).
10

h. Menganalisis rangkuman hasil audit dan melakukan tindak lanjut


agar pada periode audit berikutnya dicapai implementasi system
yang lebih efektif.
i. Menganalisis rangkuman dari hasil pengukuran quality objective
dari seluruh unit kerja dan mengusulkan tindakan perbaikan dan
pencegahan.
j. Melakukan tindak lanjut terhadap hasil audit oleh lembaga
sertifikasi sistem mutu setiap 6 bulan.
3. Divisi Sumber Daya Manusia
Tugas dan fungsi dari Divisi Sumber Daya Manusia, yaitu:
a. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan
pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.
b. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan
dan pengembangan pegawai.
c. Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa
pegawai dengan mempertimbangkan "internal / external equity".
d. Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu database
kepegawaian.
e. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan
kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan.
f. Mengevaluasi hasil penilaian kinerja seluruh Pegawai yang telah
dilaksanakan bersama para atasan langsung.
g. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan kebersihan
gedung, halaman, taman, dan lapangan parkir kantor pusat serta
kantor
h. Menyelenggarakan kebijakan pengadaan barang dan jasa sesuai
kebutuhan perusahaan.
i. Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan dan
penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor.
11

j. Menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja yang diperlukan


kantor pusat dan atau perusahaan (komputer, kendaraan dinas,
kendaraan operasional).
4. Bagian Sekretariat
Tugas dan fungsi dari Bagian Sekretariat, yaitu:
a. Pelaksanaan koordinasi perencanaan program, anggaran dan
laporan perusahaan.
b. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan.
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian.
d. Pengelolaan surat menyurat, dokumentasi, rumah tangga
perusahaan, kearsipan dan perpustakaan.
e. Pemeliharaan rutin gedung dan perlengkapan/peralatan kantor.
f. Pelaksanaan hubungan masyarakat dan keprotokolan.
g. Pengelolaan survey kesehatan daerah skala kota.
h. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian operasionalisasi
bidang kesehatan.
i. Pelaksanaan administrasi perizinan/rekomendasi
5. Bagian Umum dan Humas
Tugas dan fungsi dari Bagian Umum dan Humas, yaitu:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana.
b. Pelaksanaan urusan tata usaha, perusahaan dan perlengkapan.
c. Pelaksanaan urusan hubungan masyarakat dan hubungan antar
lembaga.
6. Satuan Pengawasan Intern
Tugas dan fungsi dari Satuan Pengawasan Intern yaitu:
a. Menjabarkan visi dan misi perusahaan kedalam konsep audit
internal dan pengawasan manajemen pada tingkat korporasi.
b. Mengendalikan kegiatan pemeriksaan internal agar mencapai
sasaran dan sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal.
12

c. Melakukan review atas kebijakan Perusahaan sebagai akibat


perubahan lingkungan dan mengusulkan perbaikan kebijakan
yang dinilai tidak serasi lagi dengan pola kerja perusahaan.
d. Memantau dan melakukan pengujian terhadap implementasi dari
kebijakan perusahaan.
e. Memberikan peringatan dini / awal kepada Direktur Utama atas
potensi masalah yang mungkin akan timbul akibat tidak
dilaksanakannya kebijakan perusahaan.
f. Membina hubungan dengan Instansi dari Luar Perusahaan agar
diperoleh informasi lebih dini tentang perkembangan Internal
Audit Standard yang berlaku.
7. Manajer Keuangan
Tugas dan fungsi dari Manajer Keuangan, yaitu:
a. Mengurus keuangan dalam perusahaan.
b. Mengeluarkan dana untuk keperluan perusahaan.
c. Memeriksa laporan tahunan anggaran keuangan perusahaan.
d. Melaksanakan kegiatan dan pengawasan administrasi dan
keuangan.
e. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan pengembangan
personil secara profesional.
f. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pekerjaan setiap
bagian bidang usaha yang dipimpin.
g. Melaporkan kegiatan dan hasil kerja secara berkala dan
memberikan usul kepada pihak terkait.
8. Manajer Pemasaran
Tugas dan fungsi dari Manajer Pemasaran, yaitu:
a. Melaksanakan kegiatan pemasaran terhadap produk yang ada di
perusahaan
b. Menghimpun dan mengolah data tentang banyaknya konsumen
perusahaan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
13

c. Melaporkan kegiatan dan hasil kerja secara berkala dan


memberikan usul kepada pihak yang terkait.
9. Manajer Produksi
Tugas dan fungsi dari Manajer Produksi, yaitu:
a. Membuat rencana kegiatan produksi sesuai dengan informasi dari
Manajer Pemasaran.
b. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap hasil pekerjaan.
10. Kepala Bagian Sekuriti
Tugas dan fungsi dari Kepala Bagian Sekuriti, yaitu:
a. Menjaga dan Mengawasi seluruh keamanan diperusahaan
b. Memberi perintah kepada pegawai sekuriti
c. Menerima laporan keamanan dari pegawai sekuriti dibawahnya
11. Pegawai Bagian Sekuriti
Tugas dan fungsi dari Pegawai Bagian Sekuriti, yaitu:
a. Bertugas menjaga kemanan diperusahaan
b. Menerima perintah dari kepala keamanan
c. Membuat laporan keamanan untuk kepala keamanan.
D. Produk yang Di hasilkan PT. Sanbe Farma
Produk yang di hasilkan PT. Sanbe Farma antara lain :
1. Becom C Multivitamin
14

2. Becom Zet

3. Elkana Sirup 60 ml

4. Epexol Sirup

5. Folavit 1000 MCG Suplemen

6. Poldan Mig tablet


15

7. Sanvita B sirup

8. Tremenza tablet

2.2 PT.Phapros Tbk


A. Sejarah dan Profil PT.Phapros Tbk
PT. Phapros, Tbk. didirikan oleh NV. Kian Gwan Handels
Maatschappy (Prof. Liem Wie Hock) pada tanggal 21 Juni 1954.
PT. Phapros, Tbk merupakan bagian dari pengembangan usaha Oei
Tiong Ham Concern (OTHC), konglomerat pertama Indonesia yang
menguasai bisnis gula dan agro industri. Cikal bakal salah satu
perusahaan farmasi tertua di Indonesia ini adalah NV Pharmaceutical
Processing Industries, yang disingkat menjadi Phapros.
16

Pada awal pendiriannya, OTHC menguasai 96% saham Phapros


tetapi dalam perkembangan kepemilikan sahamnya mengalami
perubahan. Hingga saat ini saham PT. Phapros, Tbk. dimiliki oleh
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (BUMN di bawah Departemen
Keuangan) sebesar 54% dan sisanya 46% dimiliki oleh masyarakat
umum, terutama dari kalangan dokter, apoteker dan profesional lainnya
di bidang kesehatan yang berjumlah 300 orang. Pada tahun 2000 status
PT. Phapros, Tbk. berubah dari perusahaan tertutup menjadi
perusahaan terbuka karena modal setornya sudah di atas ketentuan 3
miliar rupiah.
Dalam perkembangannya, PT. Phapros, Tbk. selalu
berusahamengembangkan produknya. Perkembangan produksi yang
telah dilakukan PT. Phapros, Tbk. adalah sebagai berikut :
a. Tahun 1957 : tablet dan tablet salut gula (Livron B Plex)
b. Tahun 1960 : injeksi (Pehacain Injeksi)
c. Tahun 1963 : kapsul (Pehacycline)
d. Tahun 1964 : sirop (Livron Tonic)
e. Tahun 1972 : salep dan cream (Fluocort N Cream dan NB Tab
Oint)
f. Tahun 1978 : tablet salut selaput (Metaneuron)
g. Tahun 1990 : memperoleh sertifikat CPOB
h. Tahun 1999 : memperoleh sertifikat ISO 9001 mengenai sistem mutu
i. Tahun 2000 : memperoleh sertifikat ISO 14001 mengenai
lingkungan
j. Tahun 2002 : memproduksi 137 item obat, 124 diantaranya adalah
obat hasil pengembangan sendiri.
k. Tahun 2004 : PT. Phapros, Tbk. memperkenalkan produk alam
dalam kelompok Agro-Medicine (Agromed)
l. Tahun 2009 : sertifikasi OHSAS 18001:2007 (Occupational
Health and Safety Assessment Series)
17

Guna memperkuat jaringan dan distribusi, PT. Phapros, Tbk.


Mempererat kerja sama dengan PT. Rajawali Nusindo yang merupakan
distributor tunggal dalam memasarkan produk PT. Phapros, Tbk. Sejak
tahun 1997 pemasaran untuk obat-obat ethical ditangani sendiri oleh PT.
Phapros, Tbk., sedangkan untuk obat-obat generik dan Inpres
dilaksanakan oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
B. Visi dan Misi PT.Phapros Tbk
1. Visi
Menjadi Perusahaan Farmasi terkemuka yang menghasilkan
produk inovatif dan jasa kesehatan yang didukung oleh
manajemen profesional serta kemitraan strategis guna
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2. Misi
a. Menyediakan produkkesehatan yang terbaik guna memenuhi
kebutuhan masyarakat.
b. Memberikan imbal hasil kepada pemegang saham
sebagairefleksi kinerja perusahaan dan memberikan
penghargaanterhadap karyawan yang memberikan kontribusi
serta melakukan inovasi.
c. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial
dan ramah lingkungan.

C. Stuktur Organisasi PT.Phapros Tbk


18

Direktur

Manager Produksi Manager QC

QA Manager

Production Lab Supervisor


Planning dan INT, Audit
Inventory Control
Dept Mikrobiology
Validation Off

Production IPC Supervisor


Departemen Product
Stability

Purchasing
Departemen

Bagan 2.2 Struktur Organisasi PT.Phapros

Adapun tugas dan fungsi berdasarkan struktur organisasi PT.


Phapros
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Direktur adalah yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
perusahaan danmemegang segala kewenangan. Direktur juga
orang yang berhak untuk mengambil keputusan dalam
menjalankan perusahaan
2. Manager Produksi tugasnya yaitu merencanakan pengadaan dan
permintankebutuhan produksi rutin dan non rutin yang dianggap
perlu guna kelancaranproses produksi. Kemudian tugasnya
mengatur dan mengkoordinasikan semua tugas koordinator
produksi, sehingga produksi sesuai rencana kerja dan sesuai
prosedur yang berlaku secara aman
19

3. Manager QC tugasnya yaitu Meluluskan atau Menolak bahan


awal, bahan pengeras, dan produk ruahan menurut spesifikasi yang
telah ditetapkan
4. Production Planning & Inventory Control Departement bertugas
menyusun rencana produksi dan mengendalikan persediaan di
gudang
5. Production Departement Bertugas untuk membuat obat sesuai
dengan perencanaan
6. Purchasing Departement Bertugas melakukan pembelian bahan
baku baik impor maupun lokal dan pembelian kemasan yang
diperlukan oleh departement lain
7. Packaging bertugas untuk mengemas obat yang telah jadi yang
tentunyasetelah melewati pemeriksaan oleh departement pengawasan
mutu
8. QA Manager bertugas memantau kinerja sistem mutu dan
prosedur sertamenilai efektifitasnya dan mendorong perbaikan,
kemudian melakukan pelulusan atau penolakan akhir/obat jadi
9. Int Audit bertugas menilai kualitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabyang telah dibebankan
10. Validation bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
validasi di industry farmasi Pharos dengan pedoman pelaksanaan
validasi
11. Product Stability bertugas untuk menguji stabilitas pada setiap
produk baru yang dikeluarkan
12. Lab Supervisor bertugas melaksanakan supervisi terhadap
pelayanan laboraturium baik teknis maupun administratif serta
juga membantupengawasan, pengontrolan, dan evaluasi
pelayanan laboraturium sesuai dengan standar operasional prosedur
13. Microbiology bertugas untuk mempelajari segala hal yang
berhubungandengan obat yang akan diproduksi dan
mengembangkannya menjadi sebuah produk yang baik
20

14. IPC Supervisor tugasnya hamper sama dengan supervisor dan saling
bekerja sama dengan supervisor.
D. Produk yang Di hasilkan PT. Phapros Tbk
Produk yang di hasilkan oleh PT. Phapros Tbk antara lain sebagai
berikut :
1. Antimo

2. Antimo anak

3. Calcitriol

4. Dextamine sirup
21

5. Dexamethasone Injeksi

6. Gemfibrozil

7. Hemorogard

8. Nourish Skin
22

9. Proris

10. Thermolyte plus


BAB 3
TINJAUAN KHUSUS

3.1 PT. Sanbe Farma


PT Sanbe Farma merupakan group perusahaan farmasi yang
melaksanakan pengembangan formulasi, produksi, dan penjualan produk obat
yang aman dan berkualitas tinggi. Sanbe Farma didirikan oleh Jahja Santosa
Apt pada tahun 1975. PT Sanbe Farma memperoleh grade A melalui audit
CPOB untuk ketiga unit bangunan pabrik dan total sertifikat CPOB yang
diperoleh untuk semua produk berjumlah 43. Hal ini menunjukan bahwa PT.
Sanbe Farma berusaha untuk menghasilkan obat yang aman dan berkualitas
dengan menerapkan CPOB sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3.2 PT. Phapros
PT. Phapros, Tbk. didirikan oleh NV. Kian Gwan Handels Maatschappy
(Prof. Liem Wie Hock) pada tanggal 21 Juni 1954. PT. Phapros, Tbk.
merupakan bagian dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Concern
(OTHC), konglomerat pertama Indonesia yang menguasai bisnis gula dan
agro industri. Cikal bakal salah satu perusahaan farmasi tertua di Indonesia
ini adalah NV Pharmaceutical Processing Industries, yang disingkat menjadi
Phapros.
3.3 Kompetensi dan Sistem Departemen Industri Farmasi
A. Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan (PPIC)
PPIC merupakan bagian yang berperan sebagai penghubung dua
departemen, yaitu marketing dan produksi. PPIC membuat rencana
produksi yang berkoordinasi dengan bagian produksi untuk memenuhi
permintaan bagian marketing. PPIC di PT Sanbe Farma Unit II
membawahi 2 sub-departemen yaitu Production Planning Control (PPC)
dan Inventory Control (IC)/Warehouse Departement (WD). Adapun
PPIC untuk unit I dan II berpusat di Unit I.
Berikut adalah tugas-tugas PPIC secara umum, meliputi:
24

a. Membuat jadwal produksi dengan berpedoman pada sales forecast


(dari pihak marketing) dengan berkoordinasi dengan bagian produksi.
b. Merencanakan pengadaan bahan baku dan pengemas berdasarkan
kondisi stock dengan menghitung kebutuhan material produksi
menurut standar stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal
yang harus tersedia).
c. Memantau semua inventory untuk proses produksi, stock yang ada di
gudang maupun yang didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan
pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang.
d. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana, realisasi produksi,
sales serta data inventory serta membuat evaluasi hasil produksi, hasil
penjualan maupun kondisi inventory.
e. Memantau perubahan rencana produksi dan bertanggungjawab dalam
pencapaian target produksi.

Departemen Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan di


PT. Phapros biasa desebut Departemen PPP, bertugas merencanakan dan
mengembangkan produk baru dengan mengadakan riset dalam bidang
teknologi formulasi hingga rancangan kemasan, menggali potensi produk
lama dengan penyempurnaan formula, penyempurnaan kemasan,
standardisasi bahan awal, produk toll in/toll out, serta dokumentasi dan
registrasi. Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari
tahap penelusuran ide hingga produk baru yang siap dipasarkan. Dalam
perkembangan terakhir, pengembangan produk PT. Phapros Tbk.
difokuskan pada pengembangan produk Agromed dan produk rutin.
Pengembangan produk Agromed dilakukan untuk memperkuat
pangsa pasar khususnya jenis produk herbal
Departemen PPIC di PT. Phapros membawahi 6 departemen yaitu,
pengembangan formula, pengembangan analisa, pengembanan kemasan,
dokumetasi, registrasi dan Technical Support.
25

B. Pengadaan/Pembelian Produksi (Purhasing)


Strategi puchasing mengandung mengandung ide-ide yang jelas
mengenai berapa banyak segmen pasokan untuk dibeli, berapa banyak
pilihan supplier yang ada, tipe kerja sama yang mungkin dijalin dengan
supplier untuk tiap item, tipe kontrak apa yang tepat untuk tiap hubungan
kerja sama dengan supplier dan tipe strategi operasional pengadaan apa
yang tepat untuk tiap item pengadaan. Menurut Kraljic (1983)
menyatakan biaya pembelian memberikan kontribusi yang cukup besar
sekitar 40-80% terhadap total biaya perusahaan, sehingga supplier yang
tidak tepat dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi
perusahaan, dalam buku (Indrajit dan Djokopranoto,2005) biaya
pembelian merupakan pengeluaran yang paling besar dalam keseluruhan
anggaran atau pendapatan perusahaan, di Amerika utara presentase biaya
pembelian melebihi 60%, dari tipikal perusahaan manufaktur 5% saja
penghematan dalam pembelian barang dan jasa dapat menaikkan
keuntungan sebesar 30% sampai 50%. Perusahaan manufaktur swasta
memiliki karateristik kebutuhan bahan baku yang berbeda-beda
tergantung dengan jenis item pengadaan yang dibutuhkan. Oleh karena
itu, dibutuhkan model purchashing portfolio untuk mengatasi
permasalahan pembelian pada perusahaan. Model Purchasing Portfolio
menjadi suatu literatur yang banyak diperhatikan oleh para ahli
purchasing, salah satu model purchasing portfolio yang terkenal adalah
Model Kraljic matrix di mana modelnya memberikan pengaruh yang
sangat besar bagi para ahli purchasing (Gelderman dan Weele, 2005).
C. Pengawasan Mutu (QC)
Pengawasan Mutu atau Quality Control (QC) merupakan bagian
yang bertanggung jawab dalam menjamin mutu obat yang diproduksi
agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
dan industri itu sendiri. QC adalah suatu bagian yang berhak untuk
meluluskan atau menolak bahan baku (bahan baku obat maupun bahan
baku kemas) serta produk ruahan.
26

Departemen QC PT Sanbe Farma Unit II bertugas dalam


melakukan pengujian terhadap raw material, packaging material, bulk
material/ intermediate material product, dan obat jadi; menentukan
rencana pengambilan sampel, menetapkan spesifikasi raw material,
packaging material; menetapkan spesifikasi produk jadi, melakukan
pengujian terhadap air, serta melakukan pengujian terhadap stabilitas.
Pengujian yang dilakukan Quality Control di PT. Sanbe Farma Unit II
dibagi menjadi 3 macam pengujian yaitu Pengujian Fisika-Kimia,
Mikrobiologi, dan Stabilitas.
Manajemen Mutu adalah pengelolaan menyeluruh seluruh
komponen (sumber daya) dalam industri agar tujuan mutu tercapai. PT.
Phapros Tbk. telah menerapkan CPOB dalam hal manajemen mutu yang
berimplementasi pada pemisahan kewenangan/fungsi QA (pemastian
mutu) dan QC (pengendalian mutu). Kedua bagian ini bersama Quality
Sistem (QS) dipegang oleh Manajer Pengendalian dan Pemastian Mutu
(PPM) yang memegang kendali mutu dan kualitas produk di PT. Phapros
Tbk. Departemen ini terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Bagian ini bertanggung jawab atas pemeriksaan Bahan Awal
(bahan baku dan bahan kemas), pemeriksaan bahan awal dilakukan
melalui pemeriksaan tahap I (pemeriksaan visual melalui dokumen)
dan pemeriksaan tahap II (pemeriksaan laboratorium berdasarkan
spesifikasi referensi). Bahan yang diperiksa meliputi bahan baku
untuk produksi dan bahan pengemas. Pemeriksaan dalam Proses (IPC)
contohnya pemeriksaan pada saat pembuatan, trial cetak, produk
antara dan produk ruahan. Selain itu juga selama proses pengemasan
berupa tes kebocoran dan kontrol volume. Pemeriksaan selama proses
dilakukan oleh Departemen produksi, namun hanya berkaitan dengan
uji fisik saja. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini
kesalahan yang terjadi selama proses produksi. Bagian Pengendalian
Mutu juga bertanggung jawab atas pemeriksaan produk jadi.
27

Pemeriksaan produk jadi meliputi inspeksi akhir terhadap


kelengkapan kemasan dan mengkaji Catatan Pengolahan Bets (CPB).
Selain itu bagian ini juga melakukan pemeriksaan sarana produksi
(infrastruktur), Pemeriksaan sarana produksi antara lain pemeriksaan
air, kualifikasi ruangan/peralatan dan pemeriksaan lingkungan,
pemeriksaan validasi (proses, metode analisis, validasi kebersihan).
Pemeriksaan stabilitas, pemeriksaan pemrosesan ulang, pengelolaan
sistem sampling, pengelolaan reagensia, standar acuan, sampel bahan
baku/ bahan kemas, pengelolaan dokumentasi, dan pengelolaan
instrumentasi QC merupakan tanggung jawab bagian Pengendali
Mutu juga
b. Pemastian Mutu (Quality Assurance)
Bagian ini bertanggung jawab atas pelulusan produk jadi, uji
stabilitas ‘on going’ untuk menguji produk yang sudah ada di pasaran
serta penanganan produk kembalian/penarikan produk. untuk
mengelola risiko seperti penanganan produk komplain, produk
kembalian, dan kembalian produk, di PT. Phapros Tbk. ditangani
khusus oleh bagian Entreprise Risk Management (ERM). Selain itu
bagian ini juga melakukan kajian produk tahunan. Semuanya
termasuk dalam pasca produksi.
Bagian ini juga memastikan kepatuhan terhadap CPOB, meliputi
inspeksi atau audit, yang bertujuan untuk memastikan sistem mutu
terimplementasikan dengan baik seperti audit vendor, analisis risiko ,
inspeksi diri dan audit toll out manufacturer, penanganan keluhan,
penanganan penyimpangan, pengendalian perubahan. Setiap
perubahan yang terjadi harus dilaporkan dengan mekanisme change
control.
D. Pemastian Mutu Gudang Bahan Baku dan Produk Jadi (QA)
Bagian ini bertanggung jawab atas pelulusan produk jadi, uji
stabilitas ‘on going’ untuk menguji produk yang sudah ada di pasaran
serta penanganan produk kembalian/penarikan produk. untuk mengelola
28

risiko seperti penanganan produk komplain, produk kembalian, dan


kembalian produk, di PT. Phapros Tbk. ditangani khusus oleh bagian
Entreprise Risk Management (ERM). Selain itu bagian ini juga
melakukan kajian produk tahunan. Semuanya termasuk dalam pasca
produksi.
Bagian ini juga memastikan kepatuhan terhadap CPOB, meliputi
inspeksi atau audit, yang bertujuan untuk memastikan sistem mutu
terimplementasikan dengan baik seperti audit vendor, analisis risiko ,
inspeksi diri dan audit toll out manufacturer, penanganan keluhan,
penanganan penyimpangan, pengendalian perubahan. Setiap perubahan
yang terjadi harus dilaporkan dengan mekanisme change control.
Keberadaan Quality Assurance (QA) dimaksudkan untuk
menjamin bahwa keseluruhan sistem telah berjalan sebagaimana
mestinya dan senantiasa memenuhi hasil yang diinginkan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Tugas dari QA antara lain:
a. Pelatihan CPOB Terkini (training)
Pelatihan CPOB terkini diberikan kepada setiap karyawan baru
sebelum mulai bekerja dan untuk karyawan lama harus diberikan
refresher training setiap satu tahun sekali. Untuk mengetahui
efektivitas training, peserta training dievaluasi dengan memberikan tes
pada awal maupun pada akhir training. Data training yang diikuti tiap
karyawan dicatat dalam training record dan dikumpulkan dalam suatu
personnel file yang berisi catatan masing-masing karyawan mengenai
training apa saja yang pernah diikuti dan hasil evaluasinya.
b. Penyusunan APR (Annual Product Review)
Data mengenai produk yang dihasilkan selama satu tahun
dikumpulkan, dievaluasi, dan dihasilkan suatu saran yang berguna
untuk mempertahankan atau memperbaiki mutu produk. APR berisi
gambaran dari produk yang dibuat dan diuji, yaitu meliputi besar bets,
bahan baku, mesin dan peralatan, pengumpulan parameter kritis pada
proses produksi dan hasil pemeriksaan di laboratorium QC, juga
29

apabila terjadi perubahan atau penyimpangan proses. Berdasarkan


data tersebut dibuat trend analysis.
c. Mengkoordinasi Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit harus senantiasa sesuai acuan standar yang
telah ditetapkan oleh PT Sanbe Farma Unit II. Standar yang
digunakan mengacu terhadap CPOB terkini dan standar kualitas, QMS
PT Sanbe Farma Unit II, standar material dan produk, SOPs maupun
Working Instruction, dan persyaratan regulasi yang mengatur.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Kasus


Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar
diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua
umur terutama pada masa pertumbuhan. Kurang Vitamin A dalam tubuh
dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition
Related Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi
dari organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan
menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang vitamin A
adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan - 4
tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang
(Depkes, 2003).
Mengingat β-karoten atau provitamin A sangat penting untuk kesehatan,
mengkonsumsi pangan yang mengandung zat gizi ini perlu menjadi
kebiasaaan setiap hari termasuk diantaranya mengkonsumsi wortel.
Kebanyakan masyarakat tidak menyukai rasa dari wortel terutama anak-anak
walaupun sudah dibuat dalam bentuk yang berbeda contohnya jus. Salah satu
upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih praktis dan
efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama anak-
anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan
dalam bentuk sediaan tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam
tablet hisap tersebut akan lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah
dilepaskan sebagai bahan aktif di dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat
sebagai tablet hisap, rasa yang tidak enak dan bau yang tidak disukai dapat
tertutupi sehingga dapat dikonsumsi seperti permen dengan rasa dan aroma
yang enak sehingga digemari orang dewasa maupun anak-anak.

4.2 Pembahasan
31

A. Formulasi
R/ Ekstrak Wortel 25 mg
PVP 3%
Metil selulosa 4000 5%
Etanol 70% 2%
Mg Stearat 1%
Sukrosa ad 800 mg
m.f tab 800 mg
B. Prosedur Pembuatan
1. Komposisi
Bahan penelitian adalah umbi wortel bentuk tumpul (chantenay)
yang diperoleh dari sekitar objek wisata Guci. Bahan kimia yang
digunakan adalah baku standart betakaroten (Calbiochem),
metilselulose 4000 (N.V Laksmi Echa & Co), Mg stearat(cab-O-Sil),
sukrosa (merek le le), aseton teknis(Brataco), etanol 70%(brataco).
2. Cara Pembuatan
1) Pembuatan Ekstrak Wortel
Umbi wortel dibersihkan terlebih dahulu, ditimbang
kemudian diparut. Hasil parutan kemudian dikeringkan pada suhu
kamar dan tempat gelap sampai kadar airnya kurang dari 10%,
lalu diserbuk dengan gilingan dan diajak menggunakan mesh 40
lalu ditimbang dan tahap pengetesan perklorat, terus menerus
sampai diperoleh ekstrak (perklorat) yang jumlahnya 1-5 kali
bahan (Departemen Kesehatan RI, 2000). Pada tahap
pengembangan serbuk wortel dibasahi dengan aseton selama 2
jam. Serbuk yang sudah dibasahi tersebut dimasukkan kedalam
perkolator dan ditambahkan aseton hingga 3-4 cm di atas bahan,
kemudian didiamkan selama 24 jam (maserasi antara). Setelah 24
jam dilakukan penetesan hasil perkolasi / perklorathingga volume
pelarut didalam perkolator turun dan hampir sama dengan batas
atas serbuk dalam perkolator. Penetesan kemudian dihentikan dan
32

dilakukan lagi penuangan pelarut kedalam perkolator. Demikian


seterusnya hingga terjadi perubahan warna didapatkan perkolat
yang jumlahnya 5 kali bahan.
Ekstrak wortel hasil perkolasi yang didapatkan kemudian
dipekatkan menggunakan rotavapor pada suhu dibawah 35˚C.
Ekstrak pekat yang didapatkan kemudian dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu kamar sampai didapatkan bobot
ekstrak wortel yang konstan. Selanjutnya ekstrak ini siap untuk
diformulasikan menjadi tablet hisap ekstrak wortel. Seluruh
proses mulai dari pembuatan serbuk simplisia sampai
pemekatanekstrak dilakukan dalam cahaya redup dan hindari
pemanasan karena beta karoten cenderung akan mengalami
oksidasi yang cepat dan isomerasi saat terpapar oleh cahaya panas
(Ikan, 1984).
2) Pembuatan Granul
Untuk memperbaiki sifat kompresibilitas dari ekstrak wortel
ditambahkan metilselulosa 4000 sebagai pengikat internal dan
ditambahkan sukrosa sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen.
Bahan pengikat metilselulosa 4000 ditambah etanol 70%, terus
sampai terbentuk mucilago, kemudian tambahkan mucilagoini
kedalam campuran serbuk, gerus hingga terbentuk massa granul.
Massa granul kemudian diayak menggunakan granul dengan
ukuran mesh 18 kemudian dikeringkan dalam lemari pengering
sampai kadar air <20% (30 menit). Setelah dikeringkan granul ini
menggunakan pengayak granul dengan mesh 20.
3) Pemeriksaan Mutu Fisik Granul
Sebelum granul dicetak menjadi tablet maka dilakukan
pemeriksaan mutu granul yang meliputi: kadar air, distribusi
ukuran, granul, penentuan sifat alir, sudut diam dan
kompresibilitas.
4) Pembuatan Tablet Hisap
33

Tablet hisap ekstrak wortel direncanakan mengandung 0,5


mg beta karoten per tablet. Kadar beta karoten dalam ekstrak
diperhitungkan dari pendekatan pustaka (Linde, 1992) yang
menyebutkan bahwa dalam 1 kg wortel segar mengandung 66 mg
beta karoten. Jadi, 1 kg wortel segar dapat dibuat tablet sebanyak
132 tablet. Jadi untuk membuat 600 tablet diperlukan wortel segar
5 kg. Ekstraksi 5 kg wortel segar didapatkan ekstrak sejumlah 15
gram. Jadi jumlah ekstrak wortel per tablet adalah 25,0 mg.
Masing-masing granul yang sudah kering dicampur dengan Mg
stearat 1% selama 5 menit. Perhitungan Mg stearat berdasarkan
berat granul. Campuran massa granul dicetak menjadi tablet
dengan bobot 800 mg dan diameter 13 mm dengan mesin
pencetak tablet.
5) Pemeriksaan mutu fisik tablet
Pemeriksaan mutu fisik tablet yang dilakukan yakni:
keseragaman bobot tablet, ukuran tablet, kekerasan, kerapuhan,
waktu melarut.
C. Keunggulan Bahan yang digunakan dan Bentuk Sediaan
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan
digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para
dokter maupun pasien dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini
disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan
penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam
penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara. Transportasi
dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampaikan kepada pemakai.
Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, memberikan
dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan mudah
transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.
Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar
lebih praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh
masyarakat terutama anak-anak adalah dengan membuatnya dalam
34

bentuk ekstrak yang diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap,


sehingga tanaman yang terkandung dalam tablet hisap tersebut akan lebih
mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif di
dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet hisap, rasa yang
tidak enak dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga dapat
dikonsumsi seperti permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga
digemari orang dewasa maupun anak-anak.
β-karoten memiliki sifat tidak tahan pemanasan dan kelembapan,
maka metode yang dipilih adalah granulasi basah dengan pelarut mudah
menguap seperti etanol untuk mencegah stabilitas senyawa β-karoten
terhadap pemanasan dan kelembapan.Perbedaan antara tablet hisap
dengan tablet konvensional terletak pada sifat-sifat organoleptik, sifat
non-desintegrasi, dan laju disolusi yang diperpanjang pada lidah. Tablet
hisap seharusnya terkikis (bukan hancur) selama berada di dalam mulut
(Peters, 1989). Tablet hisap dirancang agar tidak mengalami kehancuran
di dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan- lahan dalam
jangka waktu 5-10 menit (Peters, 1989). Adapun keuntungan dari tablet
hisap antara lain memiliki rasa manis yang menyenangkan, mudah dalam
penggunaan, kepastian dosis, memberikan efek lokal, dan tidak
diperlukan air minum untuk menggunakannya (Banker&Anderson,1994).
Untuk membentuk tablet hisap yang kompak dan memenuhi
kekerasan tablet yang cukup diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat
adalah zat tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan kekompakkan
dan daya tahan tablet melalui penyatuan partikel bersama serbuk lain
dalam butir-butir granul (Voigt, 1994). Bahan pengikat yang umum
digunakan adalah polivinil pirolidon (PVP), gelatin, HPMC, CMC-Na
dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih bahan pengikat PVP K-30
karena mampu membentuk ikatan yang kuat antar granul, sehingga tablet
yang dihasilkan memilki kekerasan dan kerapuhan yang cukup. PVP K-
30 juga memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum dan
menghasilkan daya kompaktibilitas lebih baik (Muktamar, 2007) dan
35

PVP K-30 terbukti aman bahkan bisa digunakan pada larutan plasma
ekspander. PVP K-30 pada pembuatan tablet hisap memiliki kadar antara
0,5-5% (Rowe et al, 2009). Penggunaan PVP K-30 pada konsentrasi 1-
3% pada pembuatan tablet ekstrak tanaman dapat menghasilkan tablet
hisap yang mempunyai kekerasan cukup, kerapuhan yang rendah dan
waktu melarut yang lama (Muktamar, 2007).
Adapun persyaratan untuk tablet hisap diantaranya adalah kekerasan
diantara 10-20 kg (Davies, 1995), kerapuhan tablet yang diperbolehkan
adalah kurang dari 1% (Agoes, 2012), dan waktu melarut tablet yang
baik adalah 5-10 menit (Peters,1989). Syarat tablet hisap adalah memiliki
kekerasan yang tinggi dan hal ini dapat dicapai dengan metode granulasi
basah (Swarbick & Boyland, 1994).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian
dengan menggunakan mannitol sebagai bahan pengisi, PVP K-30 sebagai
bahan pengikat dengan kadar 1%, 2%, dan 3%, Magnesium Stearat
sebagai lubrikan, dan digunakan metode granulasi basah, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan pengaruh pengikat PVP K-30 terhadap mutu fisik
tablet hisap yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut
tablet. Dari penelitian ini dapat diketahui kadar.
PVP K-30 optimal yang dapat menghasilkan mutu tablet hisap
ekstrak wortel yang memenuhi persyaratan.
D. Khasiat Sediaan
a. Mencegah dan mengobati gejala kekurangan vitamin A.
b. Kemungkinan memperlambat perjalanan penyakit mata yang
memengaruhi retina.
c. Apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup, vitamin A akan membantu
penglihatan lebih optimal ketika cahaya sedang
d. Mendukung sistem imunitas tubuh bekerja lebih optimal dalam
menghalau infeksi.
e. Menjaga kulit tetap sehat.
4.3 Leaflet / Brosur
36

VitA WOR 800 mg

Komposisi:

Tiap tablet hisap mengandung

Betacaroten(calbiochem)……………………………………….25mg

Bahan tambahan
, sukrosa (merekle le), asetonteknis (Berataco) ,etanol 70% (Brataco)

alah senyawa organik atau bahan kimia alami yang merupakan provitamin A juga sebagai salah satu anti-oksidan alami yang kuat, yang akan membantu melindungi tubuh dari radikal bebas berb

han tubuh

an bersama dengan alkohol.

t. Digunakan 2 tablet sehari.

4.4 Kemasan
37
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh manajemen rantai
pasokan terhadap biaya distribuasi pada PT Sanbe Farama maka dapat ditarik
kesimpulan.
1. Manajemen rantai pasokan produck ethical yang terdiri dari struktur,
proses dan hubungan yang dilaksanakan oleh PT Bina San Prima dinilai
baik oleh responden. Hal ini terbukti dari tinjauan kontinum manajemen
rantai pasokan secara keseluruhan yang dikategorokan tinggi. Artinya
koordinasi dari seluruh aktifitas rantai pasokan dalam mendistribusikan
produk ethical PT Sanbe Farma sudah efektif, sehingga konsumen
mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan cepat dan pelayanan yang
terpercaya.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya disribusi yang dikeluarakn
oleh PT.Bina San Prima untuk mendistribusikan produk ethical PT Sanbe
Farma yang terdiri biaya bahan bakar, biaya parkir dan retribusi serta
biaya komisi penjualan lebih banyak dikeluarkan pada interval (rentang)
biaya yang kecil. Dengan modus rentang Rp 34.180 sampai dengan
258.973 untuk setiap bulanya ke apotik yang menjadi mitra bisnisnya.
Kesimpulanya biaya distribusi yang dikeluarkan masih tergolong efisien
akan tetapi apabila nilainya dijumlahkan secara total biaya yang
dikeluarkan akan terlihat meningkat.
3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa manajemen rantai pasokan
secara simultan dan parsial berpengaruh posistif terhadap biaya distribusi
produk ethical PT Sanbe Farma. Yang artinya semakin baik manajemen
rantai pasokan akan meningkatkan biaya distribusi.
39

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh manajemen
rantai pasokan terhadap biaya distribusi produk ethical PT Sanbe Farma maka
untuk mencapai maksud dan tujuan dari manajemen rantai pasokan dan
mengoptimalkan biaya distribusi, peneliti mengajukan beberapa saran yang
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT Sanbe Farama dalam menentukan
strategi usahanya di masa yang akan datang.
1. Untuk dapat mengefektifkan biaya distribusi di dalam penyaluran produk
ethical sebaiknya pihak manajemen meningkatkan kemampuan
manajemen rantai pasokan yang terdiri dari struktur, proses dan
hubungan antara struktur dengan proses sehingga koordinasi antara setiap
anggota di dalam ratai pasokan terintegrasi dan terjadi kepastian di dalam
aktifitas-aktifitas usaha yang dijalankan oleh anggota rantai pasokan.
2. Biaya distribusi yang dikeluarkan oleh pihak PT Bina San Prima
sebenarnya lebih condong dengan pengeluran yang kecil.Tetapi bukan
berarti biaya tersebut dijadikan sebagai hal yang enteng karena biaya
yang kecil tersebut jika dijumlahkan bisa menjadi membengkak.
Sebaiknya pihak distributor terutama bagian tranportasi memeperhatikan
dan memonitor lebih sering pengeluran untuk biaya distribusi ini
sehingga sebisa mungkin sesuai dengan biaya anggaran yang dikeluarkan
untuk biaya distribusi.
3. Di perlukan suatu penelitian lanjutan berkenaan dengan penelitian
manajemen rantai pasokan terhadap biaya distribusi terutama terhadap
faktor-faktor lainya yang belum dapat diteliti di dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Tinjauan Umum PT.Sanbe Farma Sejarah dan Perkembangan.


Diakses pada tanggal 10 januari 2021 melalui www.adoc.pub.id

Anonim. 2013. Profil PT.Phapros. diakses pada tanggal 10 januari melalui


www.phapros.co.id

Elhadi, Wahyu. 2014. https://latarkelas.wordpress.com/2014/05/29/merancang-


proses-produksi/.Diakses pada Jumat, 11 Januari 2021 pukul 21.20 WIB.

Gelderman dan Weele, 2005 “Purchasing Portfolio Models :A Critique and


Update”.Journal of Supply Chain Management:A global Review of
Purchasing and Supply, August

Kraljic,Peter,1983. “Purchasing must become supply Management”. Harvard


Business Review. USA

Luthfi. 2016. https://luthfan.com/contohproposalusahamakanan/. Diakses pada 10


Januari 2021 pukul 12:17 WIB.

Porri Mario, Frans. 2006. http://repository.unair.ac.id/10159/2/gdlhub-gdl-s1-


2006-mairifrans-1591-ff.66_06.pdf. Diakses pada Minggu, 11 Januari 2021
pukul 19.00 WIB.

PT. Phapros, T. (2017). PT. Phaptos, Tbk. Diakses Tanggal 06 November 2017,
dari http://www.phapros.co.id/
LAMPIRAN
42

Gambaran produksi PT Phapros


43

Gambaran produksi PT Sanbe Farma


44

Pembicara dari PT Phapros dan PT Sanbe Farma


45

Lampiran Kehadiran Seminar

Muhammad Ugi (E0017084) Mufidoh Martina Sikha(E0017085)

Nisa Mery Sugandi (E0017086) Nur Winda Saviana (E0017087)


46

Pipit Fitriyani (E0017088) Reza Rizki Awaliyah (E0017090)

Rima Harsa Atqiya (E0017091)


47

Royna Ananda Safitri (E0017092)

Anda mungkin juga menyukai