Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PIPIT FITRIYANI

NIM : E0017088

KELAS : 3B Farmasi

MATA KULIAH : PENGANTAR FARMASI KLINIK&KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU : Dra Yani Kusumaningjati MSi, Apt

UTS

1. Ada dua tahapan revitalisasi apotek, sebut dan jelaskan tentang fokus
perubahan pada masing-masing tahapan tersebut !
JAWAB :
Tahapan revitalisasi apotek :
a. Implementasi PP No. 25 tahun 1980 sebagai Perubahan atas PP No. 26
Tahun 1965 tentang Apotek dapat dipandang sebagai upaya revitalisasi
praktik farmasi komunitas pertama di Indonesia.
Fokus Perubahan PP No. 26 tahun 1965 PP No. 25 tahun 1980

Status Apotek Tempat usaha Tempat pengabdian profesi

Penerima Izin Perusahaan swasta, koperasi Apoteker yang telah


mengucapkan sumpah

Pengelola Direktur/Pemilik apotek Apoteker

Posisi Apoteker Penanggung jawab teknis Pengelola dan penanggung jawab


farmasi sepenuhnya

Karyawan

b. Implementasi PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian


dapat dipandang sebagai upaya revitalisasi kedua, dengan diaturnya
kembali penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, termasuk
diaturnya kembali kewenangan dan kompetensi apoteker.
Ada 3 hal baru berkenaan dengan pengaturan kewenangan dan
kompetensi apoteker, yaitu :
- Sertifikat Kompetensi Apoteker
- Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), dan
- Surat Izin Praktik/Kerja Apoteker (SIPA/SIKA)

2. Apa yang dimaksud dengan farmasi klinik dan salah satu ruang lingkup
farmasi klinik adalah konseling, jelaskan kriteria keluarga/pasien yang
perlu diberi konseling!
JAWAB :
Definisi :
- Farmasi klinik :
sebagai suatu penerapan pengetahuan obat untuk kepentingan penderita,
dengan memperhatikan kondisi penyakit penderita dan kebutuhannya
untuk mengerti terapi obatnya, dan pelayanan ini memerlukan hubungan
profesional antara apoteker, penderita, dokter, perawat, dan yang terlibat
dalam medis.
- Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati
dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya : TB,
DM, AIDS, epilepsi).
c. Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).
d. Pasien yg menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin, teofilin).
e. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk
indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui
dapat disembuhkan dengan satu jenis Obat.
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah

3. Materi konseling yg dapat diberikan pada pasien hipertensi antara lain


kemungkinan efek samping dan target terapi hipertensi menurut JNC-8
a. Sebutkan efek samping obat antihipertensi golongan ACE-inhibitor
dan ARB
b. Sebutkan target terapi hipertensi menurut JNC-8
JAWAB :
a. Efek samping obat :
- ACE-inhibitor : batuk kering, hipotensi, sakit kepala, gangguan
fungsi ginjal
- ARB : hipotensi, hyperkalemia, gangguan fungsi ginjal
b. Target terapi hipertensi menurut JNC-8 :
Berdasarkan usia dan penyakit penyerta yaitu sbb :
Umur Tekanan Darah
< 60 tahun < 140/90
60 – 79 tahun < 150/90
>80 tahun < 150/90
Co-morbiditas :
Diabetes < 140/90
CKD < 140/90

4. Materi konseling yg dapat diberikan kepada pasien DM ada 7,


diantaranya adalah tentang hipoglikemia.
a. Apa yang dimaksud dengan hipoglikemia
b. Sebutkan tanda-tanda hipoglikemia !
JAWAB :

a. Definisi Hipoglikemia :
Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa serum ( <70 mg/dl)
dengan atau tanpa adanya gejala sistem otonom,
b. Tanda-tanda hipoglikemia :
- Otonom : rasa lapar, berkeringat, gelisah, paresthesia, palpitasi
dengan gejala : pucat, takikardia,
- Neurogliopenik : lemah, lesu, bingung, pusing, perubahan sikap,
gangguan kognitif, pandangan kabur dengan gejala : hipotermia,
kejang, koma

5. Sebutkan fungsi asuhan kefarmasian dan sebutkan 8 kategori umum


DRP disertai dengan penjelasan secara singkat !
JAWAB :
Fungsi Asuhan Kefarmasian:
- Mengidentifikasikan DRP yang potensial dan aktual.
- Memecahkan DRP yang aktual.
- Mencegah DRP yang potensial.
DRP :
merupakan suatu masalah yang timbul dalam penggunaan obat atau
terapi obat yang secara potensial maupun aktual dapat mempengaruhi
outcome terapi pasien, meningkatkan biaya perawatan serta dapat
menghambat tercapainya tujuan terapi
DRPs aktual yaitu problem yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi
obat yang sedang diberikan pada pasien.
DRPs potensial yaitu problem yang diperkirakan akan terjadi yang
berkaitan dengan terapi obat yang sedang digunakan oleh pasien
8 Kategori DRP :
1) Membutuhkan obat tambahan
2) Menerima obat tanpa indikasi yg sesuai/tidak perlu obat
3) Menerima obat yang salah.
4) Dosis terlalu besar
5) Dosis terlalu kecil
6) Pasien mengalami adverse drug reactions
7) Pasien mengalami kondisi keadaan yang tidak diinginkan akibat
tidak minum obat secara benar (non compliance)
8) Interaksi Obat

6. Jelaskan 4 fase yang biasanya terjadi pada medication error !


JAWAB :
Kesalahan pengobatan (medication error) dapat terjadi pada empat fase
yaitu :
a. kesalahan peresepan (prescribing error),
- penulisan resep yang sulit dibaca dibagian nama obat,satuan numerik
obat yang digunakan, bentuk sediaan yg dimaksud, tidak ada dosis
sediaan, tidak ada umur pasien, tidak ada nama dokter, tidak ada SIP
dokter, tidak ada tgl pemberian
b. kesalahan penerjemahan resep (transcribing erorr),
- melakukan pembacaan resep dari prescriber
c. kesalahan menyiapkan dan meracik obat (dispensing erorr)
- salah obat (wrong medicine), salah kekuatan obat (wrong drug
strength), dan salah kuantitas (wrong quantity)
d. kesalahan penyerahan obat kpd pasien (administration error) 
- kesalahan waktu pemberian obat, kesalahan teknik pemberian obat,
dan obat tertukar pada pasien yg namanya sama (right drug for
wrong patient)

7. Jelaskan secara lengkap kegiatan pengkajian dan pelayanan resep


disertai contohnya !
JAWAB :
Kegiatan pengkajian Resep meliputi Administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimbangan klinis.

a. Kajian administratif meliputi:


- nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan;
- nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor
telepon dan paraf; dan
- tanggal penulisan Resep.
b. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
- bentuk dan kekuatan sediaan;
- stabilitas; dan
- kompatibilitas (ketercampuran Obat).
c. Pertimbangan klinis meliputi:
- ketepatan indikasi dan dosis Obat;
- aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
- duplikasi dan/atau polifarmasi;
- reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat,
manifestasi klinis lain);
- kontra indikasi; dan
- interaksi.

8. Setiap Tenaga Kefarmasian yg melakukan Pekerjaan Kefarmasian di


Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi. Sebutkan persyaratan
untuk memperoleh STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker)
JAWAB :
Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan:
- memiliki ijazah Apoteker;
- memiliki sertifikat kompetensi profesi;
- mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
Apoteker;
- mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik; dan
- membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.

Anda mungkin juga menyukai