Anda di halaman 1dari 50

MODUL 1 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-Visible

PENETAPAN LINIERITAS, Revisi : 1


LIMIT DETEKSI, DAN LIMIT Tanggal Revisi : 10 September 2021
KUANTIFIKASI Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.001
SPEKTROFOMETER UV-
VISIBLE PADA DAERAH
VISIBLE
1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Melakukan pengoprasian spektofotometer cahaya tampak
untuk sampel dengan efek matrik yang bisa di abaikan.
- Menetapkan linieritas dan limit deteksi larutan besi
- Membedakan antara kurva kalibrasi dan kurva standar

2. Istilah Dan Definisi


Limit deteksi adalah kepekatan analit minimum yang bisa di deteksi oleh alat
pada suatu tingkat kepercayaan tertentu yang di ketahui. Limit ini
tergantung pada rasio perbesaran sinyal analitik terhadap ukuran
fluktuasi statistical sinyal larutan blanko (yang di pengaruhi oleh galat
acak). Berarti pengukuran mendekati limit deteksi akan menghasilkan
sinyal analitik dengan besaran mendekati rata- rata sinyal blanko.
Kurva kalibrasi merupakan yang di bentuk oleh sinyal analitis vs
kepekatan analit dengan rentang lebar dan digunakan untuk mengetahui
daerah kerja instrumen ukur. Kurva kalibrasi tidak dilinierkan belum tentu
linier, dan belum tentu lengkung mengikuti fungsi persamaan tertentu.
Karena itu harus di buat apa adanya. Dari kurva kalibrasi dapat di tentukan
titik – titik limit deteksi, limit kuantitasi, dan limit linieritas. Kurva standar di
buat pada batas – batas tertentu sesuai dengan kebutuhan pengukuran
analitik. Kurva ini belum tentu linier, umumnya berbentuk lengkung,
namun masih boleh di linierkan. Kurva standar mutlak di perlukan jika
pengukuran itu tidak mengikuti ketentuan
oritis tertentu (Seperti pada potometri nyala atau pada spektrofotometri
jika pengukuran sudah keluar dari batas pemberlakuan hukum Beer).

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- Lusiana Ariadi Retno, Widodo Setiyo Didik., 2010.Kimia Analisis
Kuantitatif., Graha Ilmu.,Jakarta.
- Rouessac Francis, Rouessac Annick.,2007.,Chemical Analysis.,John
Wiley & Sons,INC.
- Skoog Douglas A, Holler James H, Nieman Timothy A.,1998. Principles
of Instumental Analysis E.5.,Saunders College Publishing.
- SNI 6989.4:2009
- SKKNI No. M.749000.070.01

5. Instruksi kerja

5.1 Peralatan

-Spektrofotometer vis
-Seperangkat cuvet
-Seperangkat labu takar 100 mL
-Corong
-Pipet ukur 5 mL
-Botol semprot

5.2 Bahan
- Ammonium ferri sulfat
- Larutan KCNS 20%
- HCl 4 N
- HNO3 1 : 3

5.3 Prosedur Kerja


 Pembuatan Larutan Standar Induk 100 g/ml Fe
1. Ditimbang sebanyak 0,0702 gr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O atau 0,0864 gr
(NH4)2Fe(SO4)2.12H2O. Kemudian dilarutkan dengan aquadest kedalam
labu takar 100 mL. Ditambahkan 5 mL H2SO4 4 N kemudian diencerkan
sampai tanda tera.
2. Larutan standar induk ini mempunyai konsentrasi 100 g/ml Fe
 Pembuatan Larutan Kerja Besi
1. Dibuat larutan kerja 0,00; 0,5; 1,00; 2,00; 3,00; 4,00; 5,00; 6,00; 8,00;
9,00; dan 10,00 g/mL. Kedalam labu takar 50 mL dengan cara dipipet
masing-masing larutan standar induk 100 g/ml sejumlah 0,00; 0,25;
0,50; 1,00; 1,50; 2,00; 2,50; 3,00; 4,00; 4,50; 5,00 mL, kemudian
masing-masing dimasukkan kedalam labu takar 50 mL
2. Ditambahkan 2,5 mL HNO3 1:3 dan 2,5 mL KCNS 20 %, tera dengan air
suling sampai tanda batas, homogenkan.

 Penetapan Linieritas
1. Dihidupkan Spektrofotometer dengan mengoperasikan tombol power.
Biarkan alat menstabilkan temperatur bagian dalam (Warming Up)
selama 15 menit.
2. Sementara warming up, bersihkan cuvet dan lingkungan kerja.
Perhatikan kuvet bulat selalu memiliki tanda berupa garis atau bulatan
kecil. Ketika dimasukkan kedalam spektrofotometer. Temukan kedua
tanda itu. (tanda serupa titik ditemui pada kuvet berbentuk persegi.
Sebagai ganti tanda, kuvet persegi memiliki bidang jernih dan bidang
yang keruh.
3. Atur panjang gelombang ke posisi yang diperlukan (490 nm). Atur saklar
pilih mode absorbansi (Abs). jika relative tidak berubah dalam 2 menit
alat siap digunakan.
4. Dibaca Absorbansi larutan kerja yang telah dibuat pada panjang
gelombang 490 nm.

Perhitungan

Lineritas ditentukan berdasarkan harga regresi linier tertinggi,


yaitu nilai koefisien korelasinya diatas 0,99 atau mendekati 1.

 Penetapan Limit Deteksi (LD)


Untuk memperkirakan limit deteksi (LD), ukur larutan blanko dengan
6 – 30 ulangan (disarankan tidak kurang dari 20 ulangan) tanpa
melakukan zero set. Pada praktikum ini lakukan 15 kali ulangan
pembacaan skala ukur dengan rentang waktu 1 menit. Perhatikan
bahwa pengertian ulangan disini, seharusnya bukanlah ulangan
membaca skala pada alat (Karena pekerjaan ini hanya dipengaruhi oleh
noise instrumental). Ulangan disini seharusnya dimulai dengan
pembuatan blanko dan mengukur absorbansinya.
1. buat larutan blanko sebanyak 20 menggunakan tabung reaksi
2. Baca serapannya pada panjang gelombang 490 nm
Blanko Pereaksi

Dipipet 0,25 mL HNO3 (1:3), 0,25 mL KCNS 20 %, dan 9,5 mL


aquadest, masukkan kedalam tabung reaksi.

Perhitungan

Limit Deteksi (LD) = 3 x Standar deviasi

Slope

Slope diperoleh dari persamaan regresi linier yang menyatakan


sensitifitas (kemiringan atau jumlah absorbansi persatu satuan
konsentrasi).
Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :
Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :

DATA HASIL PENGAMATAN

 Penetapan Linieritas

No Konsentrasi Absorbansi

 Penetapan LOD
No Tabung Absorbansi

Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan
MODUL 2 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-VIS
PENETAPAN KADAR CROM Revisi : 1
DALAM CONTOH SECARA Tanggal Revisi : 10 September 2021
SPEKTROFOTOMETRI Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.002
VISIBLE
1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Menentukan kadar krom dalam contoh dengan menggunakan
spektrofotometer cahaya tampak ( Visible
- Mengoperasikan Alat spektrofotometer UV-VIS mengikuti prosedur
- Mengolah data dan menginterpretasikan data hasil analisis

2. Istilah Dan Definisi


Didalam larutan asam, s- diphenil karbazida membentuk senyawa yang
berwarna ungu merah, dengan chromium yang mempunyai absorbasi
maksimum pada panjang gelombang 540 nm.
Ion - ion pengganggu
Ion Mo akan mengganggu penetapan karena membentuk koloid yang
berwarna ungu dengan pereaksi, tetapi bila jumlah nya kurang dari 1 mg /
100 mL dan perbandingannya dengan Cr (VI). Kurang dari 10 mg/L bisa di
abaikan. Ion -ion : Hg , Cu , Pb , dan Zn pada jumlah yang besar akan
mengganggu, juga ion-ion Co dan Ni terutama bila pH tinggi. Bila ion-ion
vanadium sampai 10 kali lebih besar dari pada Cr (VI), dapat di pisahkan
dengan pengendapan dengan 8 - dihidroxyguinolin.
Deteksi minimum : 0,0005 mgr Cr (VI)

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- SNI 6989.71 : 2009 “ Air dan Air Limbah – Bagian 71 : cara Uji krom
heksavalen (Cr-VI) dalam contoh uji secara spektrofotometri
- Chang Raymond., 1971., Basic Principles of Spektroskopy.,Mc.Graw
Hill.
- Ewing W Galen.,1975., Instrumental Methode of Chemical Analysis
Chapter 1 s/d 14.,Mc. Graw Hill.
- Rouessac Francis, Rouessac Annick.,2007.,Chemical Analysis.,John
Wiley & Sons,INC.

5. Instruksi kerja

5.1 Peralatan

- Labu takar 100 mL


- botol timbang
- Botol semprot
- Corong
- Spatula dan batang pengaduk
- Pipet ukur 10 mL

5.2 Bahan
- K2Cr2O7
- Larutan pereaksi 1,5 – diphenil karbazid
di larutkan 0,25 gr 1,5 – dipherkerbazid dalam 50 mL aseton
- Larutan H2SO4 0,2 N
Larutkan 2,8 mL H2SO4 Pekat kedalam 500 mL dalm gelas piala
- Asam orto phosfat pekat
- NaOH 1 N
Dilarutkan 40 gr NaOH kedalam 1 liter

5.3 Prosedur Kerja


 Pembuatan Larutan Standar Induk logam krom heksavalen 500
mg/L
1. Dilarutkan 141,4 mg K2Cr2O7 yang telah di keringkan ke dalam
aquades 100 mL
2. Hitung kadar krom berdasarkn hasil timbangan
 Pembuatan Larutan baku logam krom heksavalen 50 mg/L
1. Dipipet 10 mL larutan induk logam krom heksavalen 500 mg,
dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
2. Kemudian Tepatkan hingga tanda tera dengan air aquadest, 1 mL
larutan ini mengandung 50 µg cr-VI
 Pembuatan Larutan baku logam krom heksavalen 5 mg/L
3. Dipipet 10 mL larutan induk logam krom heksavalen 50 mg,
dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
4. Kemudian Tepatkan hingga tanda tera dengan air aquadest, 1 mL
larutan ini mengandung 5 µg cr-VI
 Pembuatan Larutan Kerja logam krom heksavalen
1. Dibuat larutan kerja dengan kepekatan 0; 0,5; 1; 2; dan 3 mg/L dalam
gelas piala 100 mL, kemudian tambahkan 0,25 mL (5 tetes) H 3PO4
kedalam masing-masing larutan kerja
2. Diatur pH menjadi 2 ± 0, 5 dengan penambahan H2SO4 0,2 N
3. Dipindahkan larutan kerja kedalm labu ukur 100 mL, tepatkan hingga
tanda tera dengan aquadest
4. Ditambahkan 2 mL larutan diphenilkarbazida, kocok, dan diamkan
hingga 10 menit
5. Larutan kerja siap diukur serapnnya pada panjang gelombang 530 nm
atau 540 nm

 Preparasi Larutan Contoh


1. Dipindahkan 5 mL larutan contoh uji yang mengandung Cr Kedalam
gelas piala 100 mL tambahkan 0,25 (5 tetes) H3PO4
2. Diatur pH menjadi 2 ± 0, 5 dengan penambahan H2SO4 0,2 N
3. Dipindahkan larutancontoh uji kedalam labu ukur 100 mL, tepatkan
hingga tanda tera dengan aquadest
4. Ditambahkan 2 mL larutan diphenilkarbazida, kocok, dan diamkan
hingga 10 menit
5. Larutan contoh Uji siap diukur serapnnya pada panjang gelombang
530 nm atau 540 nm
6. Dilakukan minimal duplo
7. Dihitung persen RPD nya

Perhitungan

Kadar Krom dalam contoh (mg/L) = C x V x 1000

volume Contoh (mL)


Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :
Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :

DATA HASIL PENGAMATAN

Volume Contoh uji : ............................... mL


Absorbansi contoh uji 1 : ...............................
Absorbansi contoh uji 2 : ...............................

Deret Larutan Kerja


No Konsentrasi standar Absorbansi standar

Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan
MODUL 3 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-VIS
PENETAPAN KADAR NITRAT Revisi : 1
SECARA Tanggal Revisi : 10 September 2021
SPEKTROFOTOMETRI UV Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.003

1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Menentukan kadar nitrat dalam contoh dengan menggunakan
spektrofotometer ultraviolet
- Mengoperasikan Alat spektrofotometer UV-VIS mengikuti prosedur
- Mengolah data dan menginterpretasikan data hasil analisis

2. Istilah Dan Definisi


Prinsip
Penambahan sejumlah larutan aam klorida kedalam larutan yang
mengandung ion nitrat menyebabkan perubahan pada spektrum absorbansi
nitrat yang diukur dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang
gelombang 220 nm dan 275 nm

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- SNI 01-3554-2006 “ cara uji air minum dalam kemasan klausul 2.8 Nitrat
(metode spektrofotometri)
- Chang Raymond., 1971., Basic Principles of Spektroskopy.,Mc.Graw Hill.
- W Galen.,1975., Instrumental Methode of Chemical Analysis Chapter 1
s/d 14.,Mc. Graw Hill.
- Rouessac Francis, Rouessac Annick.,2007.,Chemical Analysis.,John
Wiley & Sons,INC.
- Skoog Douglas A, Holler James H, Nieman Timothy A.,1998. Principles of
Instumental Analysis E.5.,Saunders College Publishing.

5. Instruksi kerja
5.1 Peralatan

- Labu takar 100 mL


- botol timbang
- Botol semprot
- Corong
- Spatula dan batang pengaduk
- Pipet ukur 10 mL
- Pipet volume 50 mL

5.2 Bahan
- Air Bebas nitrat
Air suling yang telah mengalami 2 x penyulingan
- Larutan Intermediet
Dipanaskan serbuk kalium nitrat (KNO3) dalam oven pada suhu 105 0C
selama 24 jam. Larutkan 0,7218 gram dalam air suling bebas nitrat
encerkan hingga 1000 mL. Setiap 1 mL larutan ini mengandung 100 µg
NO3-N. Pengawetan : tambahkan 2 mL CHCl 3 larutan ini stabil selama 6
bulan
- Larutan baku nitrat
Diencerkan 100 mL larutan baku nitrat menjadi 1000 mL air suling. 1 mL
larutan ini mengandung 10 µg NO3-N. Pengawetan : tambahkan 2 mL
CHCl3 larutan ini stabil selama 6 bulan
- Larutan HCl 1 N

5.3 Prosedur Kerja


 Pembuatan larutan kerja NO3-N
1. Dibuat larutan nitrat dengan kepekatan 0; 1; 2; 3; 4; dan 5 mg/L
dengan cara memipet masing-masing 0; 5; 10; 15; 20; dan 25 mL
larutan baku nitrat kedalam labu takar 50 mL
2. Ditambahkan air suling sampai tanda tera, homogenkan

 Pengukuran larutan kerja


Larutan kerja yang telah dibuat ditambahkan masing-masing 1 mL HCl,
aduk kemudian diukur absobansinya pada panjang gelombang 220
nm dan 275 nm

 Preparsi Contoh
1. Dipipet 50 mL contoh uji dan masukkan kedalam erlenmeyer 100
mL
2. Ditambahkan 1 mL HCl 1 N kedalam larutan contoh uji
3. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 220 nm dan 275
nm

Perhitungan

1. Kurangi pembacaan absorbansi standar dan contoh dari panjang


gelombang 220 nm dengan panjang gelombang 275 nm
2. Buatlah kurva kalibrasi konsentrasi dan absorbansi standar hasil
pengurangan
3. Hitung konsentrasi contoh dengan menggunakan kurva kalibrasi atau
persaman garis linier. Dari hasil pengurangan absorbansi pada panjang
gelombang 220 nm dan 275 nm

kadar NO3-N (mg/L) = Abs Contoh/slope x V (l) x 1000

Volume Contoh (mg)


Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :
Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :

DATA HASIL PENGAMATAN

volume Contoh uji : ............................... mL


Absorbansi contoh uji 1 : ...............................
Absorbansi contoh uji 2 : ...............................

Deret Larutan Kerja


No Konsentrasi standar Absorbansi standar Absorbansi standar
pada 220 nm pada 275 nm

Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan

MODUL 4 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-VIS


PENETAPAN KADAR SULFAT Revisi : 1
SECARA Tanggal Revisi : 10 September 2021
SPEKTROFOTOMETER Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.004
VISIBLE

1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Menentukan kadar sulfat dalam contoh dengan menggunakan
spektrofotometer visible
- Mengoperasikan Alat spektrofotometer UV-VIS mengikuti prosedur
- Mengolah data dan menginterpretasikan data hasil analisis

2. Istilah Dan Definisi


Ion sulfat dapat diendapkan dalam suasana asam dengan barium klorida
(BaCl2) membentuk kristal barium sulfat. Absorbansi dari suspensi BaSO 4
dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- SNI 06-6989-2004 Air dan air limbah-bagian 20 : cara uji sulfat secara
turbidimetri
- Ewing W Galen.,1975., Instrumental Methode of Chemical Analysis
Chapter 1 s/d 14.,Mc. Graw Hill.
- Rouessac Francis, Rouessac Annick.,2007.,Chemical Analysis.,John
Wiley & Sons,INC.
- Skoog Douglas A, Holler James H, Nieman Timothy A.,1998. Principles of
Instumental Analysis E.5.,Saunders College Publishing

5. Instruksi Kerja

5.1 Peralatan
- Labu takar 100 mL
- botol timbang
- Botol semprot
- Corong
- Spatula dan batang pengaduk
- Pipet ukur 10 mL

5.2 Bahan
- Larutan buffer A
Dilarutkan 30 gram MgCl2.6H2O ; 5 gram CH3COONa. 3 H2O; 1 gram
KNO3 dan 20 mL CH3COOH (99%) dalam 500 mL air suling dan jadikan
1000 mL dengan air suling
- Larutan buffer B (digunakan jika konsentrasi Sulfat contoh kurang dari
10 mg/L)
Dilarutkan 30 gram MgCl2.6H2O ; 5 gram CH3COONa. 3 H2O; 1 gram
KNO3; 0,111 gram Na2SO4 dan 20 mL CH3COOH (99%) dalam 500 mL
air suling dan jadikan 1000 mL dengan air suling
- BaCl2.2H2O kristal 20 mesh
- Larutan baku sulfat 100 mg/L
Dilarutkan 0,1479 gram Na2SO4 anhidrat dengan air suling dalam labu
ukur 1000 mL
- Air suling

5.3 Prosedur Kerja


 Pembuatan larutan kerja sulfat
1. Dibuat larutan kerja dengan konsentrasi 0; 5; 10; 15; 20; 25; 30 mg/L dari
larutan baku sulfat 100 mg/L dengan melakukan pemipetan masing –
masing 5, 10, 15, 20, 25, dan 30mL dimasukan kedalam labu takar 100
mL , kemudian ditambahkan air suling tera dan homogenkan.

 Pembuatan kurva kalibrasi


1. Dipindahkan masing-masing 50 mL larutan kerja yang telah dibuat
dengan berbagai konsentrasi kedalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 20 mL larutan buffer A, aduk dengan alat pengaduk,
pada kecepatan tetap selama 60 detik, sambil diaduk tambahkan 0,2
gram – 0,3 gram BaCl2.2H2O.
3. Dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer panjang gelombang
420 nm setelah 5 ± 0,5 menit penambahan barium klorida
4. Dibuat kurva kalibrasi

 Preparasi larutan contoh


1. Diukur dengan telitin 100 mLcontoh uji atau bagian yang dijasikan
100 mL kedalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 20 mL larutan buffer A, aduk dengan alat pengaduk,
pada kecepatan tetap selama 60 detik, sambil diaduk tambahkan 0,2
gram – 0,3 gram BaCl2.2H2O.
3. Dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer panjang gelombang
420 nm setelah 5 ± 0,5 menit penambahan barium klorida
4. Koreksi untuk contoh berwarna dan keruh dengan menyiapkan
blanko tanpa penambahan BaCl2
5. Dilakukan analisis duplo
6. Dibuat spike dengan cara sebagai beriku :
- Diambil 50 mL contoh uji, ditambah 20 mL larutan baku sulfat 1,0
mg/L dan encerkan dengan air suling hingga volumenya 100 mL,
masukkan kedalam erlenmeyer
- Ditambahkan 20 mL larutan buffer A, aduk dengan alat
pengaduk, pada kecepatan tetap selama 60 detik, sambil diaduk
tambahkan 0,2 gram – 0,3 gram BaCl2.2H2O.
- Dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer panjang
gelombang 420 nm setelah 5 ± 0,5 menit penambahan barium
klorida

 Perhitungan
Jika dipakai larutan buffer A tetapkan konsentrasi sulfat dalam contoh
langsung dari kurva kalibrasi setelah absorbansi contoh dikurangi
absorbansi contoh sebelum penambahan BaCl2
Jika dipakai larutan buffer B kurangi konsentrasi sulfat dalam contoh
dengan konsentrasi sulfat dalam blanko
Kadar Sulfat contoh = C x V ( liter) x 1000

Volume contoh ( mL)

Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :


Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :

DATA HASIL PENGAMATAN

Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan

MODUL 5 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-VIS


PENETAPAN KADAR NITRIT Revisi : 1
DALAM CONTOH SECARA Tanggal Revisi : 10 September 2021
SPEKTROFOTOMETRI Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.005
VISIBLE
1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Menentukan kadar nitrit dalam contoh dengan menggunakan
spektrofotometer cahaya tampak ( Visible )
- Mengoperasikan Alat spektrofotometer UV-VIS mengikuti prosedur
- Mengolah data dan menginterpretasikan data hasil analisis

2. Istilah Dan Definisi


Nitrit dalam suasana asam pH 2-2,5 akan berekasi dengan sulfanilamida
(SA) dan N-(1Naphtyl) etilene Diamnin Dihydrocloride (NEDA) membentuk
senyawa diazo yang berwarna merah keunguan. Warna yang terbentuk
diukur absorbansinya secara spektrofotometri pada panjang gelombang
maksimum 453 nM

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- SNI 6989.71 : 2009 “ Air dan Air Limbah – Bagian 71 : cara Uji krom
heksavalen (Cr-VI) dalam contoh uji secara spektrofotometri
- Chang Raymond., 1971., Basic Principles of Spektroskopy.,Mc.Graw
Hill.
- Ewing W Galen.,1975., Instrumental Methode of Chemical Analysis
Chapter 1 s/d 14.,Mc. Graw Hill.
- SNI 06-6989.9-2004 “ Air dan Air Limbah-Bagian 9 : Cara uji Nitrit (NO 2-
N) Secara Spektrofotometri

5. Instruksi kerja

5.1 Peralatan

- Labu takar 50 mL
- Pipet ukur 1 mL dan 5 mL
- Pipet volume 50 mL
- Gelas piala 250 mL
- Botol semprot
- Erlenmeyer 250 mL
- Spatula dan batang pengaduk
- Kertas saring

5.2 Bahan
- Air Suling Bebas Nitrit
Kedalam 1000 mL air aquadest ditambahkan 1 mL H 2SO4 Pekat dan
0,2 mL Larutan MnSO4 ( 36,4 gram/100 mL) tambahkan 1 - 3 mL
Larutan KMnO4 ( 400 mg dalam 1000 mL air aquadest) kemudian
didestilasi (buang 50 mL Filtrat 1
- Glass wool
- Larutan pereaksi Sulfanilamida
Dilarutkan 5 gram sulfanilamida dalam campuran 300 mL Air suling
dan 50 mL HCl pekat, kemudian diencerkan sampai 500 mL
- Larutan NEDA
Dilarutkan 500 mg NED Dihidrocloride dalam 500 mL air suling.
Simpan ditempat yang gelap dalam pendingin ganti setiap bulan atau
bila berwarna coklat
- Larutan Natrium Oksalat (Na2C2O4) 0,05 N
Dilarutkan 3,350 gram Na2C2O4 dengan air suling bebas nitrit dalam
1000 mL
- Larutan Ferro ammonium sulfat (FAS)
Dilarutkan 19,607 Fe(NH4)2(SO4)2.6 H2O dalam air suling bebas nitrit,
tambahkan 20 mL H2SO4 Pekat dan tepatkan sampai 1000 mL
- Larutan induk nitrit 250 mg/L
Dilarutkan 1,232 gram NaNO2 dalam air suling bebas nitrit dan
tepatkan hingga 1000 mL awetkan dengan 1 mL CHCl3

- Larutan KMnO4 0,05 N


Dilarutkan 1,6 gram KMNO4 dalam 1000 mL air suling . biarkan
sedikitnya 1 minggu, saring dengan glass wool dan simpan dalam
botol coklat
5.3 Prosedur Kerja
 Pembakuan Larutan induk nitrit 250 mg/L
1. Dipipet 50 mL larutan KMnO4 0,05 N masukkan kedalam erlenmeyer
250mL, kemudian ditambahkan 5 mL H2SO4 Pekat
2. Dipipet 50 mL larutan induk nitrit, dimasukkan kedalam larutan KMnO 4
dengan cara ujung pipet berada dibawah permukaan larutan KMnO4
3. Dihomogenkan/digoyangkan dan panaskan pada temperatur 70 0C –
800C diatas pemanas
4. Hilangkan warna permanganat dengan penambahan larutan Na2C2O4
0,05 N dengan penambahan secara bertahap sebanyak 10 mL
5. Dititar kelebihan Na2C2O4 dengan larutan KMnO4 sampai sedikit warna
merah muda sebagai titik akhir
Catatan Jika digunakan larutan FAS sebagai pengganti Na2C2O4 tidak
perlu dilakukan pemanasan tetapi memerlukan waktu reaksi 5 menit
sebelum titrasi akhir dengan KMnO4
6. Hitung kadar NO2-N dalam larutan induk
C = [( V1x N1)-(V2 x N2] 7
V3
Dimana :
C = kadar nitrit dalam larutan induk mg/L
V1 = volume total KMnO4 yang digunakan
N1 = Normalitas KMnO4
V2 = Jumlah mL total larutan Na2C2O4 atau FAS total
N2 = normalitas larutan Na2C2O4 atau FAS
V3 = jumlah mL larutan induk Nitrit ( dititar)

 Pembakuan larutan KMnO4 0,05 N


1. Ditimbang 100- 200 mg Na2C2O4 anhidrat , dimasukan kedalam gelas
piala 250 mL
2. Ditambahkan air suling 100 mL, aduk hingga larut
3. Ditambahkan H2SO4 1 :1, kemudian panaskan sampai temperatur
90 0C – 95 0C
4. Titrasi dengan segera dengan larutan KMnO4 sampai merah muda
(selama titrasi temperatur dijaga tidak kurang dari 85 0C)
5. Dilakukan penetapan blanko (air suling)
Perhitungan
Normalitas KMnO4 = w
(A-B) (0,33505)
Dimana :
W = berat Na2C2O4 (g)
A = volume larutan KMnO4 untuk titrasi Na2C2O4
B = volume larutan KMnO4 untuk titrasi balnko

 Pembuatan Larutan Intermedia nitrit 50 mg/L


1. Dipipet 20 mL larutan induk nitrit, dimasukkan kedalam labu ukur 100
mL
2. Kemudian Tepatkan hingga tanda tera dengan air aquadest, 1 mL
larutan ini mengandung 50 µg NO2-N

 Pembuatan Larutan baku nitrit 0,5 mg/L NO2-N


1. Dipipet 1 mL larutan intermedia 50 µg/mL , dimasukkan kedalam labu
ukur 100 mL
2. Kemudian Tepatkan hingga tanda tera dengan air aquadest, 1 mL
larutan ini mengandung 0,5 µg NO2-N

 Pembuatan Larutan Kerja nitrit


1. Dibuat larutan kerja dengan kepekatan 0; 0,01; 0,02; 0,05; 0,10; 0,15;
dan 0,20 mg/L kedalam labu takar 50 mL dengan melakukan
pemipetan 0,0 mL ; 1,0 mL; 2,0 mL; 5,0 mL; 10,0 mL; dan 15,0 mL
larutan baku nitrit 0,5 mg/L kedalam labu takar 50 mL
2. Ditambahkan aquadest sampai tanda tera, kocok dan homogenkan

 Pembuatan kuva kalibrasi


1. Dioptimasikan spektrofotometer sesuai dengan petunjuk penggunaan
alat
2. Dipindahkan 50 mL larutan kerja Kedalam erlenmeyer 100 mL
kemudian ditambahkan larutan sulfalnilamida sebanyak 1 mL kocok
dan biarkan 2- 8 menit
3. Ditambahkan larutan NEDA sebanyak 1 mL, kemudian kocok dan
biarkan selama 10 menit segera lakukan pengukuran absorbansi
4. Baca masing-masing absorbansi pada panjang gelombang 543
5. Dibuat kurva kalibrasinya

 Pengukuran Contoh
1. Dipipet 50 mL contoh uji kedalam erlenmeyer 100 mL, kemudian
ditambahkan larutan sulfalnilamida sebanyak 1 mL kocok dan biarkan
2- 8 menit
2. Ditambahkan larutan NEDA sebanyak 1 mL, kemudian kocok dan
biarkan selama 10 menit segera lakukan pengukuran absorbansi
3. Baca masing-masing absorbansi pada panjang gelombang 543
4. Lakukan pengerjaan duplo
5. Dihitung persen RPD nya

Perhitungan

Kadar NO2 dalam contoh (mg/L) = C x V x 1000

volume Contoh (mL)

Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :


Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :
DATA HASIL PENGAMATAN

Volume Contoh uji : ............................... mL


Absorbansi contoh uji 1 : ...............................
Absorbansi contoh uji 2 : ...............................

Deret Larutan Kerja


No Konsentrasi standar Absorbansi standar

Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan

MODUL 6 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-Visible


PENETAPAN LINIERITAS, Revisi : 1
LIMIT DETEKSI, DAN LIMIT Tanggal Revisi : 10 September 2021
KUANTIFIKASI Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.006
SPEKTROFOMETER UV-
VISIBLE PADA DAERAH
ULTRAVIOLET
1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Melakukan pengoprasian spektofotometer ultraviolet untuk
sampel dengan efek matrik yang bisa di abaikan.
- Menetapkan linieritas, limit deteksi, dan limit kuatifikasi larutan
vitamin B1
- Membedakan antara kurva kalibrasi dan kurva standar

2. Istilah Dan Definisi


Limit deteksi adalah kepekatan analit minimum yang bisa di deteksi oleh alat
pada suatu tingkat kepercayaan tertentu yang di ketahui. Limit ini
tergantung pada rasio perbesaran sinyal analitik terhadap ukuran
fluktuasi statistical sinyal larutan blanko (yang di pengaruhi oleh galat
acak). Berarti pengukuran mendekati limit deteksi akan menghasilkan
sinyal analitik dengan besaran mendekati rata- rata sinyal blanko.
Kurva kalibrasi merupakan yang di bentuk oleh sinyal analitis vs
kepekatan analit dengan rentang lebar dan digunakan untuk mengetahui
daerah kerja instrumen ukur. Kurva kalibrasi tidak dilinierkan belum tentu
linier, dan belum tentu lengkung mengikuti fungsi persamaan tertentu.
Karena itu harus di buat apa adanya. Dari kurva kalibrasi dapat di tentukan
titik – titik limit deteksi, limit kuantitasi, dan limit linieritas. Kurva standar di
buat pada batas – batas tertentu sesuai dengan kebutuhan pengukuran
analitik. Kurva ini belum tentu linier, umumnya berbentuk lengkung,
namun masih boleh di linierkan. Kurva standar mutlak di perlukan jika
pengukuran itu tidak mengikuti ketentuan
oritis tertentu (Seperti pada potometri nyala atau pada spektrofotometri
jika pengukuran sudah keluar dari batas pemberlakuan hukum Beer).

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- Lusiana Ariadi Retno, Widodo Setiyo Didik., 2010.Kimia Analisis
Kuantitatif., Graha Ilmu.,Jakarta.
- Anonim,1995,Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta
- Cunnif, Patricia,1995, Official Methods Of Analysis Of AOAC
International, 16th Edition, Volume II, AOAC International , USA

5. Instruksi kerja

5.1 Peralatan

-Spektrofotometer vis
-Seperangkat cuvet
-Seperangkat labu takar 100 mL
-Corong
-Pipet ukur 5 mL
-Botol semprot

5.2 Bahan
- Standar tiamin HCl (Vit B1)
- HCl 1 : 60

5.3 Prosedur Kerja


 Pembuatan Larutan Standar Induk dan larutan kerja
1. Ditimbang 0,5000 gram Thiamin HCl dimasukkan kedalam labu takar
1000 mL, dilarutkan dengan HCl 1 : 60, lalu tera sampai tanda batas dan
homogenkan.
2. Larutan ini mengandung Thiamin 500 μg/mL
3. Dibuat deret standar thiamin dengan konsentrasi 0; 5; 10; 15; 20; 25;
30; 35; 40; 45; 50 μg/mL dengan menggunakan pelarut HCl 1 : 60.

 Penetapan Linieritas
1. Dihidupkan Spektrofotometer dengan mengoperasikan tombol power.
Biarkan alat menstabilkan temperatur bagian dalam (Warming Up)
selama 15 menit.
2. Sementara warming up, bersihkan cuvet dan lingkungan kerja.
Perhatikan kuvet bulat selalu memiliki tanda berupa garis atau bulatan
kecil. Ketika dimasukkan kedalam spektrofotometer. Temukan kedua
tanda itu. (tanda serupa titik ditemui pada kuvet berbentuk persegi.
Sebagai ganti tanda, kuvet persegi memiliki bidang jernih dan bidang
yang keruh.
3. Atur panjang gelombang maksimum. Atur saklar pilih mode absorbansi
(Abs). jika relative tidak berubah dalam 2 menit alat siap digunakan.
4. Dibaca Absorbansi larutan kerja yang telah dibuat pada panjang
gelombang maksimum
Perhitungan

Lineritas ditentukan berdasarkan harga regresi linier tertinggi,


yaitu nilai koefisien korelasinya diatas 0,99 atau mendekati 1.

 Mencari Panjang Gelombang Maksimum


Untuk mencari panjang gelombang maksimum dilakukan dengan cara
mengukur absorbansi dari salah satu deret larutan standar pada
panjang gelombang 200-400 nm. Dengan memplot absorbansi terhadap
panjang gelombang maka diperoleh panjang gelombang maksimum

 Penetapan Limit Deteksi (LD)


Untuk memperkirakan limit deteksi (LD), ukur larutan blanko dengan
6 – 30 ulangan (disarankan tidak kurang dari 20 ulangan) tanpa
melakukan zero set. Pada praktikum ini lakukan 15 kali ulangan
pembacaan skala ukur dengan rentang waktu 1 menit. Perhatikan
bahwa pengertian ulangan disini, seharusnya bukanlah ulangan
membaca skala pada alat (Karena pekerjaan ini hanya dipengaruhi oleh
noise instrumental). Ulangan disini seharusnya dimulai dengan
pembuatan blanko dan mengukur absorbansinya.
1. buat larutan blanko sebanyak 20 menggunakan tabung reaksi
2. Baca serapannya pada panjang gelombang maksimum

Blanko Pereaksi

Dipipet 10 mL HCl 1 : 60, masukkan kedalam tabung reaksi.

Perhitungan

Limit Deteksi (LD) = 3 x Standar deviasi


Slope

Slope diperoleh dari persamaan regresi linier yang menyatakan


sensitifitas (kemiringan atau jumlah absorbansi persatu satuan
konsentrasi). Lakukan perhitungan limit kuantifikasi

Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :


Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :

DATA HASIL PENGAMATAN

 Penetapan Linieritas

No Konsentrasi Absorbansi
 Penetapan LOD

No Tabung Absorbansi
Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan

MODUL 7 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-Visible


PENETAPAN KADAR FOSFAT Revisi : 1
DENGAN Tanggal Revisi : 10 September 2021
SPEKTROFOTOMETER Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.007
SECARA ASAM ASKORBAT

1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Menentukan kadar fosfat dalam sampel air atau air limbah
- Melakukan pengoprasian spektofotometer visible mengikuti
prosedur
- Menginterpretasikan data hasil analisis dan melaporkannya
2. Istilah Dan Definisi
Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar fosfat dengan
spektrofotometer secara asam askorbat dalam contoh air dan air limbah
pada kisaran kadar 0,01 mg P/L sampai dengan 1,0 mg P/L pada panjang
gelombang 880 nm. Dalam suasana asam, amonium molibdat dan kalium
antimonil tartrat bereaksi dengan ortofosfat membentuk senyawa asam
fosfomolibdat kemudian direduksi oleh asam askorbat menjadi kompleks biru
molibden.
larutan induk fosfat
larutan yang mempunyai kadar fosfat 500 mg/L, yang digunakan untuk
membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah
larutan baku fosfat
larutan induk fosfat yang diencerkan dengan air suling sampai kadar tertentu
larutan kerja fosfat
Larutan baku fosfat yang diencerkan, digunakan untuk membuat kurva
kalibrasi
kurva kalibrasi
grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan baku dengan hasil
pembacaan serapan yang merupakan garis lurus
larutan blanko
air suling yang perlakuannya sama dengan contoh uji

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- SNI 6989-31:2005 “ Air dan air limbah – Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat
dengan spektrofotometer secara asam askorbat”
- Anonim,1995,Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
- Cunnif, Patricia,1995, Official Methods Of Analysis Of AOAC
International, 16th Edition, Volume II, AOAC International , USA

5. Instruksi kerja

5.1 Peralatan
-Spektrofotometer vis
-Seperangkat cuvet
-Seperangkat labu takar 100 mL
-Corong
-Pipet ukur 5 mL
-Botol semprot

5.2 Bahan
- Larutan asam sulfat (H2SO4) 5N
Dimasukkan dengan hati-hati 70 mL asam sulfat pekat ke dalam gelas
piala yang berisi 300 mL air suling dan diletakkan pada penangas es.
Encerkan larutan dengan air suling sampai 500 mL dan
dihomogenkan.
- Larutan kalium antimonil tartrat (K(SbO)C4H4O6.½ H2O)
Dilarutkan 1,3715 g kalium antimonil tartrat dengan 400 mL air suling
dalam labu ukur 500 mL., Kemudian tambahkan air suling hingga tepat
tanda tera dan dihomogenkan.
- Larutan amonium molibdat ((NH4)6Mo7O24.4H2O)
Dilarutkan 20 g ammonium molibdat dalam 500 mL air suling dan
dihomogenkan.
- Larutan asam askorbat, C6H8O6 0,1 M
Dilarutkan 1,76 g asam askorbat dalam 100 mL air suling.
CATATAN Larutan ini stabil selama 1 minggu pada suhu 4°C
- Larutan campuran
Campurkan secara berturut-turut 50 mL H2SO4 5N, 5 mL larutan kalium
antimonil tartrat, 15 mL larutan ammonium molibdat dan 30 mL larutan
asam askorbat.
CATATAN 1 Bila terbentuk warna biru, larutan campuran tidak dapat
digunakan.
CATATAN 2 Jika terjadi kekeruhan pada larutan campuran, kocok dan
biarkan beberapa menit sampai hilang kekeruhannya sebelum
digunakan.
CATATAN 3 Larutan campuran ini stabil selama 4 jam.
- Kalium dihidrogen fosfat anhidrat (KH2PO4)

5.3 Prosedur Kerja


 Pembuatan larutan induk fosfat 500 mg P/L
1. Dilarutkan 2,195 g kalium dihidrogen fosfat anhidrat, KH2PO4
dengan 100 mL air suling dalam labu ukur 1000 mL
2. tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan
dihomogenkan.
CATATAN Larutan induk fosfat yang digunakan dapat diperoleh dari
larutan induk fosfat siap pakai yang diperdagangkan.
 Pembuatan larutan baku fosfat 10 mg P/L
1. Dipipet 2 mL larutan induk fosfat 500 mg P/L dan masukkan ke dalam
labu ukur 100 mL;
2. Ditambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan
dihomogenkan
 Pembuatan larutan kerja fosfat
1. pipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL dan 25 mL larutan baku fosfat yang
mengandung 10 mg P/L dan masukkan masing-masing ke dalam labu
ukur 250 mL;
2. tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera kemudian
dihomogenkan sehingga
3. diperoleh kadar fosfat 0,0 mg P/L; 0,2 mg P/L; 0,4 mg P/L; 0,8 mg P/L
dan 1,0 mg P/L.

 Pembuatan kurva kalibrasi


1. optimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat
untuk pengujian kadarfosfat;
2. Dipipet 50 mL larutan kerja dan masukkan masing-masing ke
dalam erlenmeyer;
3. Ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalin. Jika terbentuk warna
merah muda, tambahkan tetes demi tetes H2SO4 5N sampai warna
hilang;
4. Ditambahkan 8 mL larutan campuran dan dihomogenkan;
5. Dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan
catat serapannya padapanjang gelombang 880 nm dalam kisaran
waktu antara 10 menit sampai 30 menit;
6. Dibuat kurva kalibrasi dari data e) di atas atau tentukan
persamaan garis lurusnya.
 Preparasi Contoh
1. Dipipet 50 mL contoh uji secara duplo dan masukkan masing-
masing ke dalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalin. Jika terbentuk warna
merah muda, tambahkan tetes demi tetes H2SO4 5N sampai warna
hilang;
3. Ditambahkan 8 mL larutan campuran dan dihomogenkan;
4. Dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan
catat serapannya pada panjang gelombang 880 nm dalam kisaran
waktu antara 10 menit sampai 30 menit.
 Perhitungan
Kadar fosfat (mg P/L) = C x fp
dengan pengertian:
C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L)
fp adalah faktor pengenceran.

Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :


Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :

DATA HASIL PENGAMATAN

Volume Contoh uji : ............................... mL


Absorbansi contoh uji 1 : ...............................
Absorbansi contoh uji 2 : ...............................

Deret Larutan Kerja


No Konsentrasi standar Absorbansi standar

Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan

MODUL 8 Praktikum : Analisis Spektrofotometri UV-Visible


KALIBRASI Revisi : 1
SPEKTROFOTOMETER UV- Tanggal Revisi : 10 September 2021
VISIBLE Kode Dokumen : AKAC/SPMI/Modul/B.026.008

1. Tujuan
Mahasiswa mampu
- Melakukan kalibrasi panjang gelombang, absorbasi, dan sesatan
sinar pada spektrofotometer uv-visible
- Menentukan alat spektrofotometer dapat digunakan dengan baik
(menghasilkan data yang handal dan valid) dan awet
- Menentukan letak kesalahan atau kerusakan secara dini sehingga
dapat diperbaiki sebelum alat mengalami kerusakan berat
- Mengolah data dan menginterpretasikan data hasil analisis

2. Istilah Dan Definisi


Kalibrasi
a. Panjang gelombang (presisi – akurasi)
Ada tiga metode kalibrasi λ
 Lampu lucutan bertekanan rendah (Hg; Cd atau Zn)

Tabel 1. Garis emisi lampu Hg, Cd dan Zn

Unsur λ(nm) Unsur λ(nm)


Hg 185,0 Hg 435,8
Zn 213,9 Cd 467,8
Cd 228,8 Cd 480,0
Hg 253,7 Hg 546,1
Hg 365,0 Hg 579,1
Hg 404,7 Cd 643,8

 Gelas filter Holmium atau Didimium

Tabel 2. Data λ maks terseleksi dari Holmium dan Didimium

Filter Holmium λ maks (nm) Filter Didimium λ maks (nm)


241,5 ± 0,2 573 ± 3,0
279,4 ± 0,3 586 ± 3,0
287,5 ± 0,4 685 ± 4,5
333,7 ± 0,6
360,9 ± 0,8
418,4 ± 1,1
453,2 ± 1,4
536,2 ± 2,3
637,5 ± 3,8

 Larutan Halmium oksida dalam HClO4

Tabel 3. Panjang Gelombang Maks Larutan Holmium Oksida

Panjang Gelombang Maks Larutan Holmium Oksida (nm)


241,1 ± 0,1
278,2 ± 0,5
287,2 ± 0,2
361,2 ± 0,2

Pengecekan panjang gelombang

1. Keterulangan panjang gelombang / wavelength repeatability


Adalah ukuran kemampuan suatu spektrofotometer untuk kembali
pada posisi spektral yang sama yang ditentukan berdasarkan pita
absorpsi dari suatu pita (band) dari panjang gelombang yang telah
diketahui bila alat di reset atau dibaca pada panjang gelombang
yang telah ditentukan.

2. Akurasi panjang gelombang / wavelength accuracy


Adalah besarnya penyimpangan (bias) dari rata-rata pembacaan
panjang gelombang pada suatu pita (band) absorpsi dari panjang
gelombang yang telah ditentukan.

b. Absorban (presisi – akurasi)


Kalibrasi absorbansi
 Konsentrasi analit yang mengabsorpsi berbanding lurus dengan
absorbansi yang terukur
 Linearitas skala fotometrik harus diperiksa
 Stabilitas pembacaan fotometrik harus cukup baik sehingga variansi
selama pengukuran tidak berpengaruh pada ketelitian

c. Sinar sesatan
Untuk mengetahui unjuk kerja sinar sesatan dianjurkan menggunakan
metoda ASTM

3. Lingkup Kerja
Laboratorium Kimia AKA Caraka Nusantara

4. Referensi
- Chang Raymond., 1971., Basic Principles of Spektroskopy.,Mc.Graw
Hill.
- Ewing W Galen.,1975., Instrumental Methode of Chemical Analysis
Chapter 1 s/d 14.,Mc. Graw Hill.
- Modul Kursus “Pengecekan Kalibrasi Antara dan Verifikasi Peralatan
Dalam Laboratorium Pengujian Sesuai Dengan SNI ISO/IEC
17025;2008” RCChem Learning Centre Bandung

5. Instruksi kerja

5.1 Peralatan

- Cuvet standar
- Spektrofotometer UV-Visible
- Labu takar 50 mL
- Pipet ukur 10 mL
5.2 Bahan
- Larutan K2Cr2O7 dalam 0,005 M H2SO4 (direkomendasikan untuk
daerah UV)
- Larutan CuSO4 dalam H2SO4 1 % (direkomendasikan untuk daerah
Vis)
- 10 g/L NaI
- 50 g/L NaNO3 

5.3 Prosedur Kerja


 Absorban (presisi – akurasi) Pada Daerah UV
1. Dibuat Larutan K2Cr2O7 dalam 0,005 M H2SO4  dalam labu takar 50
mL
2. Diukur larutan tersebut dengan menggunakan cuvet pada berbagai
panjang gelombang yang tertera pada tabel 4
3. Pengukuran nilai absorbansi dilakukan minimal 7 x ulangan
4. Ditulis dan bandingkan dengan standar yang tera pada tabel 4
5. Kalibrasi absorban dilakukan pada suhu : 20 – 30 oC
6. Toleransi 2 %

Tabel 4. Harga absorban acuan K2Cr2O7 dalam 0,005 M H2SO4

λ(nm) Larutan A (50 mg Larutan B (100


per 1 liter H2SO4 mg per 1 liter
0,005 M) H2SO4 0,005 M)
235 (Min) 0,626 ± 0,009 1,251 ± 0,018
257 (Maks) 0,727 ± 0,007 1,454 ± 0,014
313 (Min) 0,244 ± 0,004 0,488 ± 0,008
350 (Maks) 0,536 ± 0,005 1,071 ± 0,010

 Absorban (presisi – akurasi) Pada Daerah Visible

1. Dibuat Larutan CuSO4 20 gram per liter H2SO4 1 % dalam labu takar
50 mL
2. Diukur larutan tersebut dengan menggunakan cuvet pada berbagai
panjang gelombang yang tertera pada tabel 5
3. Pengukuran nilai absorbansi dilakukan minimal 7 x ulangan
4. Ditulis dan bandingkan dengan standar yang tera pada tabel 4
5. Kalibrasi absorban dilakukan pada suhu : 20 – 30 oC
6. Toleransi 2 % dari nilai absorbansi

Tabel 5. Harga absorban CuSO4 dalam H2SO4 1 %

Panjang Gelombang (nm) Absorbansi


600 0,068
650 0,224
700 0,527
750 0,817

Catatan :

 Pengukuran dilakukan dengan kuvet 10 mm


 Lebar pita (bandwidths) lebih kecil dari 10 nm
 Penyimpangan absorban maksimum 2 %

 Sinar Sesatan

1. Dibuat NaI 10 gr/L  dalam labu takar 50 mL


2. Diukur Absorbansinya panjang gelombang 210 -259 nm
3. Dibuat KCl 12 gr/L  dalam labu takar 50 mL
4. Diukur Absorbansinya panjang gelombang 175 -200 nm
5. Dibuat NaNO2 50 g/L kemudian ukur Pada 300 – 385 nm
6. Aceton murni diukur absorbansinya 210-259 nm
7. Toleransi Sλ < 0,01

Perhitungan
Sλ = 0,25 x 10 -2Aλ
dimana :
Sλ = stray light
A λ = Absobansi maksimum

Tabel 6. Stray Light

Ring spectral (nm) Filter cairan Panjang sel (mm)


165 – 173,5 Air 0,10
170 – 183,5 Air 10,0
175 – 200 KCl encer (12 g/L) 10,0
195 – 223 NaBr encer (10 g/L) 10,0
210 – 259 NaCl encer (10 g/L) 10,0
Judul Modul Praktikum: Jenis Praktikum :
Tanggal :
Nama Praktikan :
Dosen praktikum :
Rekan Sekelompok :

DATA HASIL PENGAMATAN


Disahkan oleh Diperiksa Oleh Dilaksanakan Oleh

_____________________ ___________________ ___________________


Dosen Praktikum Asisten Praktikum Praktikan

AKAC/SPMI/Modul/B.26.001-010
10 September 2020
AKAC/SPMI/Modul/B.04.008
STATUS DOKUMEN

PENUNTUN PRAKTIKUM

ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE


Disusun Oleh:

Eman Suherman, M.Si


Mirwan Abubakar Sidiq, ST

LABORATORIUM
AKADEMI KIMIA ANALIS
CARAKA NUSANTARA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PRAKTIKUM
ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

Modul praktikum Ini Disahkan Oleh :


Disahkan oleh Diperiksa Oleh Disiapkan oleh

Yuyun Lusini, M.Si Eman Suherman, M.Si Mirwan Abubakar Sidiq, ST


Wadir I Dosen Praktikum Koordinator Laboratorium

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan rahmatNya sehingga penuntun praktikum Analisis Instrumental ini
telah diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Penuntun praktikum analisis
Spektrofotometri uv-visible ini dibuat khusus untuk digunakan di akademi kimia
analis caraka nusantara. Tujuan diterbitkannya modul ini untuk memudahkan
pelaksanaan praktikum. Didalam modul ini dimuat beberapa materi pokok
praktikum untuk memenuhi standar kompetensi nasional bidang kimia analisis
disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Materi-materi yang tidak dicantumkan
dalam modul ini akan diberikan atau ditambahkan pada saat praktikum.
Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan penuntun praktikum ini
masih jauh dari sempurna. Adanya saran ataupun kritik terhadap materi
praktikum ini mohon disampaikan kepada kami untuk bahan perbaikan.

Mudah-mudahan bermanfaat.

September 2021

Penyusun

HALAMAN PERUBAHAN

Prosedur Pengisian Perubahan Modul Praktikum :


1. Tulis setiap perubahan dalam kolom yang disediakan
2. Keluarkan dokumen yang lama
3. Masukan dokumen yang baru
4. Lakukan paraf yang mengisi perubahan

PERUBAHAN MENCABUT MEMASUKKAN PARAF


No Tanggal Bagian Revisi / Halaman Bagian Revisi / Halaman
terbitan terbitan
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus sudah berada di tempat 10 menit sebelum praktikum di


mulai dan Sebelum memasuki laboratorium wajib memakai jas laboratorium
atau jas praktikum.
2. Setiap pratikan harus sudah membuat persiapan praktikum sebelum
praktikum berikutnya dimulai. Laporan praktikum harus sudah diserahkan
sebelum praktikum dimulai.
3. Selama pratikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan keluar
laboratorium, kecuali seizing asisten dan selama praktikum, praktikan
diharuskan bekerja dengan tenang, teliti, teratur dan tertib.
4. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum dapat meminta waktu lain apabila
ada pernyataan yang dianggap sah.
5. Praktikan tidak diperkenankan meminjam alat–alat laboratorium di bawah
tangan (tanpa sepengetahuan asisten/laboran) meskipun dengan teman
terdekat.
6. Praktikan harus segera lapor kepada laboran jika terjadi kerusakan alat-alat
laboratorium
7. Data-data hasil praktikum harus diserahkan kepada asisten setelah pratikum
selesai.
8. Jangan memakai pakaian yang longgar, berlengan panjang, perhiasan emas
atau membiarkan rambut terurai pada saat dilaboratorium.
9. Wajib menggunakan sepatu pada saat dilaboratorium dan jangan memakai
sendal, sepatu licin, serta sepatu tinggi.
10. Dilarang makan, minum, merokok, dan menggunakan handphone pada saat
dilaboratorium.
11. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya. Dengan kata lain baca buku
manual/prosedur sebelum bekerja.
12. Pakailah sarung tangan pelindung yang baik dan gunakan peralatan
keselamatan jika diperlukan.
13. Jangan mencium bahan kimia secara langsung. Jika perlu kipas secara
perlahan aromanya ke hidung.
14. Jaga kebersihan laboratorium dengan membuang sampah pada tempatnya.
15. Setelah selesai kegiatan dilaboratorium:
 Jangan meninggalkan laboratorium sebelum membersihkan
peralatan dari zat-zat kimia yang telah terpakai.
 Kembalikan semua peralatan, bahan-bahan kimia dan bahan-bahan
lain ketempat semula.
 Matikan kontak listrik serta peralatan yang memakai gas bila tidak
digunakan lagi.
16. Segera laporkan kepada dosen, kepala laboratorium atau asisten praktikum
jika terjadi kecelakaan sekecil apapun.
17. Jauhkan benda-benda yang tidak diperlukan ( seperti : Tas, jaket, tempat
pensil, atau benda-benda) yang dapat mengganggu kegiatan di
laboratorium.
18. Selalu bawa serbet dan tissu untuk kegiatan praktikum.

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan.......................................................................................i

Kata pengantar................................................................................................ ii

Halaman Perubahan .......................................................................................iii

Tata tertib praktikum....................................................................................... iv

Daftar isi......................................................................................................... vi
Modul 1. Penetapan linieritas, limit deteksi, limit kuantifikasi, spektrofotometer uv

visible pada daerah visible ...............................................................1

Modul 2. Penetapan Kadar Krom Secara Spektrofotometri visible...................7

Modul 3. Penetapan Kadar Nitrat secara spektrofotometri ultraviolet.............11

Modul 4 Penetapan kadar sulfat secara spektrofotometri visible....................15

Modul 5. Penetapan kadar nitrit dalam contoh secara spektrofotmetri visible 20

Modul 6. Penetapan linieritas, lomit deteksi, limit kuantifikasi spektrofotometer


UV-visible pada daerah ultraviolet ................................................................26

Modul 7 penetapan kadar fosfat secara asam askorbat.................................32

Modul 8. Kalibrasi Spektrofotometer UV-Visible.............................................37

Anda mungkin juga menyukai