Anda di halaman 1dari 4

HASIL DISKUSI

STATISTIKA PENDIDIKAN

“ANALISIS KORELASIONAL”

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 4

Nurun Nahdiyat
Sri Nurfadillah Ningsih
Syarfani Alyaalfatia
Asma Thushaliha
Muh. Fajrul
Rahmaniar Rahman
Nur Septiani A
Mavdita Pratiwi
Oktaviana Anu Samon

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
1. kapan kita bisa katakan kekuatan variabel nya itu kuat, sedang atau lemah? Bisa berikan
contoh cara penentuan nya?
Jawab : kekuatan variable dapat diketahui apakah kuat, sedang, atau lemah yaitu dengan
melihat nilai koefisien korelasinya berikut adalah tabel kriteria interprestasi koefisien
korelasi
Kriteria/ Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2013: 250)
Adapun contohnya sederhanya

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pendapatan dan
pengeluaran. Untuk keperluan tersebut, maka telah dilakukan pengumpulan data
terhadap 10 responden yang diambil secara random. 18 . Berdasarkan 10 responden
tersebut diperoleh data tentang pendapatan (X) dan pengeluaran (Y), sebagai berikut :
No X Y X2 Y2 X.Y
1 8 3 64 9 24
2 9 3 81 9 27
3 7 2 49 4 14
4 6 2 36 4 12
5 7 2 49 4 14
6 8 2 64 4 16
7 9 3 81 9 27
8 6 1 36 1 6
9 5 1 25 1 5
10 5 1 25 1 5
Jumla
70 20 510 46 150
h

r = n ∑ XY −¿ ¿
10 ( 150 ) −( 70 ) (20) 100
r= =
√ √¿ 10 ( 510 )−¿ ¿ ¿ ¿ √12000
r = 0, 917
maka jika di lihat pada tabel tingkat korelasi vaeriabelnya sangat kuat.
2. Kapan digunakan uji kebermaknaan dan kaitkan dengan sebuah penelitian dalam bidang
pendidikan kimia khususnyaa
Jawab = kalau kita mau mencari tentang hubungan antar variable maka itu dpt diketahui
mllui uji koefisien korelasi . Namun Untuk mengetahui kebermaknaan atau signifikansi
dari koefisien korelasi tersebut, sejauhmana hubungan keberartian koefisien korelasi
maka dilakukan pengujian signifikansi atau uji kebermaknaan.

Contoh ada judul penelitian bgini "pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia siswa
kls XI IPA madrasah Aliyah negeri 1 Semarang" untuk mengetahui pengaruh mindset
(Varibel X) dengan hasil belajar siswa (variabel Y) maka dilakuka uji koefisien korelasi
sederhana rumusnya dpt dilihat pada ppt.

Untuk mengetahui apakah korelasinya ini berpengaruh secara signifikan terhadap


variabel X terhadap variabel Y maka digunakan uji signifikansi

3. a. Berikan contoh kolerasi positif dan kolerasi negatif dalam penelitian pendidikan?
b. Berikan contoh pula tentang kolerasi ganda, dimana jika sebuah penelitian memiliki 2
variabel bebas dan 1 variabel terikatnya?
jawaban
a. Contoh korelasi positif dan korelasi negatif dalam penelitian pendidikan :
Contoh korelasi positif

Korelasi positif penggunaan media pembelajaran matematika dengan peningkatan


kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Semakin tepat pemilihan
dan penggunaan media pembelajaran, semakin tinggi kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah matematika.

Contoh korelasi negatif

Semakin tinggi tingkat ketidak hadiran siswa di kelas, maka nilai yang diperolehnya
cenderung semakin rendah. Hubungan ini disebut korelasi negatif karena kedua variabel
mengalami perubahan ke arah yang berlawanan, yakni dengan meningkatnya tingkat
ketidak hadiran, maka nilai siswa justru menurun.

b. Korelasi ganda (multiple correlasional) merupakan hubungan antara tiga variabel


atau lebih, dimana minimal terdapat dua variabel bebas secara bersama-sama
dihubungankan dengan variabel terikatnya. Contohnya yaitu dilakukan penelitian
tentang ada tidaknya hubungan antara tingkat percaya diri dan motivasi belajar
dengan prestasi belajar bahasa Inggris kelas X SMA "Tirta".
4. ada 3 jenis korelasi antar variabel, yaitu asismetris, simetris, dan timbal balik. apakah 3
jenis korelasi diatas hanya memiliki satu arah yang pasti (positif saja atau negatif saja) ?
Jelaskan!
Jawab :
Iya, karna hubungan antra 2 variabel tersebut dikatakan berkorelasi apabila perubahan
pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur
dengan arah yang pasti. Contohnya, kita bisa menggunakan tingggi badan dan usia siswa
SD sebagai variabel dalam korelasi positif. Dimna, semakin tua usia siswa SD, maka
tinggi badannya pun juga akan menjadi semakin tinggi. Hubungan ini disebut sebagai
korelasi positif karena kedua variabel tersebut menglami perubahan ke arah yg sama,
yakni dgn meningkatnya usia, maka tinggi badan pun ikut meningkat.
Semantara untuk korelasi negatif bisa diambil contoh berupa nilai dan tingkat ketidak
hadiran. Dimana, semakin tinggi tingkat ketidak hadiran siswa dikelas, mka nilai yang
diperolehnya akan cenderung semakin rendah. Hubungan ini disebut sebagai korelais
negatif karena kedua variabel mengalami perubahan ke arah yg berlawanan, yakni dgn
meningkatnya tingkat ketidakhadiran, maka nilai siswa justru akan menurun

Anda mungkin juga menyukai