Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Teknologi Karet
2 yang berjudul “Inner Tube” pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak terlepas atas bantuan dari semua
pihak. Penulis mengucapkan terimakasih pada kedua orang tua penulis, Bapak/Ibu
Dosen khususnya Bapak Untung Prayudie. Sebagai dosen pembimbing mata
kuliah Teknologi Karet 2, serta teman- teman yang telah mengarahkan dan
mendukung penulis dalam pembuatan Teknologi Karet 2 ini.

Makalah ini menjelaskan tentang bahan yang digunakan dalam pembuatan


kompon karet. Bahan kimia yang ditambahkan terbagi menjadi bahan kimia
utama dan bahan kimia pembantu proses.

Makalah ini juga tidak terlepas dari kesalahan, penulis mohon kritik dan saran
pembaca yang bersifat membangun agar penulis dapat lebih baik kedepannya.
Terimakasih.

Jakarta, November 2019

Penulis
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Industri pengolahan karet telah menjadi pemeran besar dalam perkembangan
dunia industri di Indonesia. Karet menjadi produk yang sangat banyak variasi dan
aplikasinya. Produk karet harus memenuhi berbagai standar dan keinginan. Oleh
sebab itu produk karet dibuat dari suatu kompon karet.
Berbagai macam bahan pada pembuatan kompon karet digunakan untuk
mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan. Kompon karet sndiri adalah
campuran karet mentah dengan bahan-bahan kimia lain untuk mendapatkan sifat
baru yang lebih baik.
Terdapat berbagai macam bahan kimia yang digunakan untuk membuat kompon
karet. Bahan kimia kompon dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni bahan kimia
utama dan bahan kimia pembantu proses. Kedua jenis bahan kimia tersebut
menjadi perhatian utama dalam penyusuan makalah ini.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan bahan kimia utama inner tube dan jenisnya?
2. Bagaimana proses pembuatan inner tube?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan kimia utama penyusun inner tube serta jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan kompon inner tube serta jenis-jenisnya.
Bab II Pembahasan

II.1 Pengertian Ban Dalam


Inner tube atau ban dalam terbuat dari kompon karet dengan valve atau katup satu
arah.Fungsi utama Inner tube adalah untuk menampung dan menahan tekanan
udara yang masuk kedalam ban serta untuk membentuk dan mempertahankan
bentuk ban luar agar tetap stabil dalam menahan beban.
Inner tube awalnya terbuat dari senyawa karet alam. Namun, beberapa karet
sintetis lain sekarang digunakan. Contohnya butil, yang memberikan tingkat
impermeabilitas yang lebih tinggi dan ketahanan terhadap degradasi panas juga
lebih tinggi dibanding karet alam atau karet sintetis lainnya.

II.2 Bahan Baku Ban Dalam


 Bahan Baku Utama
1. Natural Rubber
Natural Rubber atau karet alam adalah bahan dasar dalam pembuatan ban yang
Terbuat dari Lateks dan berfungsi sebagai elastrom Fungsi utama dari karet alam
adalah memiliki kekuatan Mekanis yang tinggi, hal tersebut sangat penting
terhadap kualitas ban yang nantinya akan diproduksi.
2. Synthetic Rubber
Synthetic Rubber atau karet sintetis merupakan bahan olahan pengganti karet alam
karena harganya yang lebih murah dan jumlahnya produksinya juga lebih banyak
jika dibandingkan dengan karet alam, tetapi karet sintetis memiliki kekurangan
pada sifat mekanis jika dibandingkan dengan karet alam. Karet sintetis yang
banyak digunakan adalah jenis Styrene Butadiene Rubber (SBR), Butyl Rubber
(BR), dan Polyester butyl. Fungsi utama dari karet sintesis sendiri adalah
memiliki daya tahan terhadap berbagai zat kimia.
3. Carbon Black
Carbon Black adalah jenis Reinforcing Agent yang memiliki fungsi sebagai
penguat, meningkatkan ketahanan sobek, memiliki daya tahan terhadap abrasi dan
cenderung stabil di berbagai kondisi selain Carbon Black ,kaolin juga dapat
digunakan tetapi memiliki kekurangan yaitu cenderung tidak stabil reaksinya
dibandingkan Carbon Black.

 Bahan Baku Pendukung


1. Filler
Filler atau biasa disebut sebagai bahan pengisi, didalam pembuatan ban filler
memiliki fungsi menambah kekuatan tarik, meningkatkan kekerasan ,dan
kekakuan pada kompon serta daya tahan terhadap gesekan. Filler yang digunakan
pada Umumnya adalah Kalsium karbonat, magnesium karbonat, dan Seng oksida.
2. Bahan Vulkanisasi
Sebelum diolah, molekul-molekul karet pada umumnya akan berbentuk bengkok
dan tidak berpola. Proses vulkanisasi akan membuat ikatan silang antar molekul-
molekul tersebut sehingga terjadi gaya tahan antar molekul karet. Bahan
pemvulkanisasi yang paling umum digunakan adalah belerang (sulfur), khususnya
digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau karet sintetis jenis.

II.3 Resep Kompon Inner Tube


- Karet alam (pale crepe) - Asam stearat
- Actiplast 8 - Vulkanox HS
- Parafinic oil - Parafin wax
- Kalsium karbonat - Vulcacit DMC
- N 550 Black - Vulcacit thiuram C
- Zink oksida - Sulfur
Nama Bahan Keterangan

Karet Alam (Pale Memiliki rumus kimia (C5H8)n


Crepe)
yang merupakan polimer dari karet alam.
Actiplast 8 Actiplast adalah formulator atau peptizer yang
digunakan dalam formulasi.
Paraffinic oil Paraffinic produk Processing Oil dengan karakteristik
kelenturannya.

N 550 Black Carbon Black 550, untuk pigment warna hitam dan zat
aditif.

ZnO Zinc oksida pada produk karet sebagai aktivator


organik dan akselerator dalam proses vulkanisasi

Asam Stearat Asam stearat memiliki rumus kimia C18H36O2. Asam


stearat berfungsi untuk melunakkan produk karet
Vulkanox HS Sebagai anti oksidan pada produk. Dengan rumus
kimia 2,2,4-trimethyl-1,2-dihydroquinoline,
polymerized (TMQ) .
Paraffin wax Parafin wax berguna untuk mencegah retak pada ban.

Vulkacit thiuram C Akselerator yang digunakan pada produk polimer


dengan rumus kimia C6H12N2S4
Percipitated Calcium PCC dengan rumus kimia CaCO3 berfungsi untuk
Carbonate (PCC) meningkatkan sifat fisika pada produk karet
Sulfur Berfungsi untuk memberikan kekerasan pada produk
karet.

 Resep Kompon
Bahan phr

Karet Alam (Pale Crepe) 100

Actiplast 8 0,1

Paraffinici oil 5

PCC 25
N 550 Black 30

ZnO 4

Asam Stearat 1

Vulkanox HS 1,5

Paraffin wax 1

Vulcacit DM/C 1

Vulkacit Thiuram C 0,25

Sulfur 1

II.4 Proses Pembuatan Inner Tube Kendaraan Bermotor

1. Mixing
Proses mixing adalah proses pencampuran bahan-bahan raw material (karet alam,
karet sintetis, carbon black, filler serta chemical menjadi satu dengan alat
banbury. Hasil dari proses mixing adalah compound yang masih empuk berbentuk
lembaran (sheet gum).
2. Straining
Pada proses straining yaitu dilakukan penggilingan pada compound sampai halus
menggunakan mesin strainer, yang kemudian dilanjutkan ke proses extruding
3. Extruding
Pada proses extruding, compound diproses di mesin extruder, output yang
dihasilkan dari mesin ini berbentuk seperti selang panjang. Setelah dari mesin
extruding dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu proses pendinginan melalui air
yang sudah disiapkan di line produksi. Kemudian proses selanjutnya pemberian
talc yang bertujuan agar permukaan tube tidak lengket, setelah itu dilakukan
proses pemotongan tube.
4. Valve Setting
Proses selanjutnya adalah valve setting, ada dua jenis proses penempelan valve
yaitu secara manual dan otomatis. Penempelan valve secara manual dilakukan
pada tube yang berbahan dasar dari karet alam, sedangkan penempelan secara
auto dilakukan pada tube yang berbahan dasar butyl. Proses ini dilakukan pada
mesin valve setting.
5. Splicing
Splicing adalah proses penyambungan tube di mesin splicer, tube yang masih
terpisah di jepitkan dimesin yang kemudian diberikan tekanan dan energi panas,
sehingga tube akan tersambung, lalu dilakukan pengecekan dengan sedikit
memberikan udara. Hasil akhir dari proses splicing adalah green tube.
6. Curing
Curing adalah proses terakhir pada pembuatan tube, dimana green tube akan
dilakukan pematangan didalam suatu mesin bernama curing tube. Para proses ini
dilakukan dengan memanaskan pada temperatur tertentu hingga Hasil akhir dari
proses curing adalah sebuah tube (ban dalam) setelah tube jadi akan dilakukan
finishing.

II.5 Standar Ban Dalam SNI 6700:20012


Syarat mutu :
1. Sifat Tampak
Setiap ban dalam baru harus memiliki bentuk dan ketebalan dinding yang seragam
dan bebas dari berbagai kerusakan yang dapat mengakibatkan menurunnya sifat
fisik ban dalam seperti cacat badan, retak atau bocor.
2. Sifat fisik
Setiap ban dalam harus memiliki kuat tarik, kemuluran tetap serta pengusangan
sesuai persyaratan yang ditentukan pada tabel berikut.

Syara Fisik Ban Dalam Motor


Jenis Uji Syarat Sifat Fisik

Kelas A : Kelas B:
Karet Alam Karet Alam

Uji kuat tarik Perpanjangan putus Min. 500 % Min. 450 %

Kuat tarik badan Min. 11,8 Mpa Min. 8,3 MPa


(120 kgf/cm2) (85 kgf/cm2)
Kuat tarik sambungan Min. 8,3 MPa Min. 3,4 MPa
(85 kgf/cm2) (35 kgf/cm2)
Uji kemuluran tetap Maks. 25 % Maks. 35%

Uji pengusangan Penurunan Maks. 10 % -


kuat tarik

Anda mungkin juga menyukai