Anda di halaman 1dari 37

Perilaku Termal dan Mekanik dari Polivinil

Klorida Fleksibel Dicampur dengan Beberapa


Poliester Jenuh
Abstrak
Empat poliester jenuh; poli(heksametilena adipat), poli(etilen adipat),
poli(heksametilen tereftalat) dan poli(etilen terftalat) disiapkan. Bahan yang
dihasilkan dikarakterisasi dengan IR dan H NMR, analisis kelompok akhir dan
gel permeation chromatography. Pengaruh dari pencampuran poliester (5 dan
10%) dengan poli(vinil klorida) (PVC) dalam lelehan diselediki dalam hal
perubahan perilaku termal PVC dengan mempelajari kehilangan berat setelah
50 menit pada 180 oC, perubahan warna campuran sebelum dan setelah
penuaan dalam satu minggu pada 90 oC, variasi temperatur transisi gelas dan
temperatur inisial dekomposisi. Hasil membuktikan stabilisasi memiliki peran
oleh poliester yang diteliti terhadap degradasi termal PVC. Hasil terbaik
diperoleh ketika PVC dicampur dengan alifatik 5% dibanding dengan aromatik.
Ini telah diilustrasikan dengan baik tidak hanya dari peningkatan temperatur
dekomposisi awal, tetapi juga dari % penurunan berat dan dari tingkat
penurunan warna PVC yang lebih rendah, merupakan permintaan untuk
pengaplikasian polimer. Dan juga ditemukan bahwa pencampuran PVC 5%
dari empat poliester yang diteliti sebelum dan setelah penuaan selama satu
minggu pada 90 oC memberikan sifat mekanik yang lebih baik bahkan
dibandingkan dengan blanko PVC yang belum digunakan.
Pendahuluan
 Resin polivinil klorida (PVC) memiliki banyak karakterisitik yang
diinginkan untuk mencapai status sebagai salah satu polimer penting
yang paling komersial

 PVC banyak digunakan dalam industri konstruksi, otomotif dan


produk konsumen lainnya

 Faktor – faktor penting dari PVC yaitu biaya rendah dan


kemampuannya untuk digabung menjadi berbagai bentuk yang
fleksibel dan kaku dengan sifat fisik, kimia dan pelapukan yang baik

 PVC memiliki kemampuan proses yang luas


Pendahuluan
 PVC mengalami degradasi jika temperatur pemrosesan melebihi
190oC

 Degradasi menyebab kan perubahan kimia dan fisik, yang kemudian


menyebabkan masalah pemrosesan dan penurunan kerja produk akhir

 Degradasi biasanya berlangsung dengan proses dehidroklorinasi yang


menghasilkan pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi atau ikatan
polien panjang, sehingga menyebabka perubahan warna

 yang menghasilkan pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi atau


urutan poliena -(-CH=CH-)- panjang, sehingga menyebabkan
perubahan warna
Pendahuluan
 Berbagai bahan polimer digunakan sebagai aditif untuk poli (vinil klorida).
Antara lain; karet alam terklorinasi, karet nitril, polimer akrilik, polimer
stirenik, poliuretan dan poliester.

 Polimer ini berfungsi sebagai pemlastis, pengubah tumbukan, pemecah


suhu distorsi panas atau alat bantu pengolahan untuk PVC tergantung pada
sifat polimer dan jumlah yang digunakan.

 PVC larut dengan banyak jenis poliester. Ada densitas optimal gugus ester
dalam poliester agar dapat larut dengan PVC. Terlalu sedikit atau terlalu
banyak kelompok ester dapat mengakibatkan kegagalan pembentukan

 Tujuannya adalah untuk menyiapkan poliester (alifatik dan aromatik) dan


untuk mempelajari efek pencampuran poliester ini (5 dan 10% menurut
berat) pada sifat termal, mekanik dan fisik PVC
Metode Penelitian
Bahan
 Dimetil tereftalat
 Asam adipat
 Etilen glikol
 1,6 – heksanadiol
 PVC resin bubuk putih (dengan polimerisasi suspensi)
 Dibutyl ftalat
 Penstabil Cd/Ba/Zn
Persiapan Poliester
Keempat poliester jenuh yaitu;
 poli(heksametilena adipat) (PHA)
 poli(etilena adipat) (PEA)
 poli(heksametilena tereftalat) (PHT)
 poli(etilena tereftalat) (PET)

disiapkan dengan metode kondensasi leleh, dengan rasio asam terhadap glikol
adalah 1: 1,05 mol. PHA berdasarkan 1,6-heksanadiol dan asam adipat dibuat
dengan memanaskan campuran reaksi dalam penangas minyak pada 160 oC
dengan adanya seng asetat (0,1% dari total berat) sebagai katalis. Suhu
meningkat secara bertahap, dan reaksi diikuti oleh penentuan jumlah asam
setiap jam hingga mencapai 200 - 210 oC
Persiapan Poliester
Monomer yang tidak bereaksi dihilangkan dari campuran reaksi dengan distilasi vakum pada
200 oC selama 30 menit. Resin polimer dimurnikan dengan melarutkan dalam kloroform,
diendapkan dengan petroleum eter (dua kali) dan kemudian dikeringkan dengan tekanan
rendah. Total waktu reaksi adalah 7 jam dan jumlah asam setelah pemurnian adalah 18 mg
KOH/g. Poliester lain berdasarkan PEA, PHT dan PETdisiapkan mengikuti prosedur yang
sama seperti untuk poliester PHA. Sifat fisik dari empat poliester yang disiapkan tercantum
dalamTabel 1.
Persiapan Pencampuran
 Resin PVC (100 bagian berat) dicampur dengan masing-masing poliester
dengan dua rasio (5 dan 10 bagian berat)

 Tiga bagian Cd/Ba/Zn sebagai penstabil panas dan 30 bagian dibutil ftalat
sebagai pemlastis ditambahkan ke semua formulasi

 Spesimen disiapkan dengan mencampur komponen disiapkan dipanaskan


secara elektrik dengan Brabender Plasticorder pada suhu konstan 180 oC
selama 5 menit

 Sampel dengan ketebalan yang sesuai untuk berbagai pengukuran sesuai


dengan standar ASTM disiapkan dengan menekan campuran di bawah
tekanan sekitar 40 kg/cm2 dan suhu 180 oC, kemudian didinginkan pada
suhu kamar
Pengukuran
 Spektrum IR direkam pada spektrometer inframerah JASCO FT / IR
300E Fourier, sedangkan spektra H NMR diperoleh pada 260 MHz
menggunakan spektrometer JEOL-EX-270 NMR
 Analisis mekanik dinamis (DMA) diukur menggunakan instrumen
Perkin Elmer DMA-7e. Percobaan dilakukan di bawah atmosfer
nitrogen pada kisaran suhu 50 oC hingga 100 oC pada laju pemanasan 5
oC/menit dan frekuensi 1 Hz

 Analisis termogravimetri (TGA) dilakukan dengan menggunakan


penganalisis Shimadzu-TGA-50H. Sampel dipanaskan dari 25 oC
hingga 700 oC pada laju pemanasan 5 oC/menit. Hunter Lab model
D25-2 kolorimeter digunakan untuk menentukan nilai l, a dan b
untuk setiap senyawa untuk menghitung perubahan warna sesuai
dengan persamaan:
Pengukuran
 Sifat mekanik diukur menggunakan mesin uji tarik (Zwick 101)
menurut ASTM D 412 (1998)
 Berat molekul rata-rata jumlah poliester ditentukan dengan
kromatografi permeasi gel (GPC). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan Pompa Waters 510 HPLC yang dilengkapi dengan satu
set kolom Ultra Styragel (100, 103, 104 A) Shodex K 804, Waters
2419 Indeks Refraktif, dan detektor absorbansi Waters 2487
 Tetrahydrofuran (THF) digunakan sebagai fase gerak pada laju aliran
1 ml min -1
 Kolom dikalibrasi dengan menggunakan polietilena oksida
(menggunakan standar internal)
Hasil dan Diskusi
Karakterisasi Poliester
 Poliester larut dalam sebagian besar pelarut organik kecuali n-
heksana, petroleum eter dan metanol
 Polyester PET tidak larut dalam sebagian besar pelarut
 Mempelajari IR dan spektra H NMR memverifikasi struktur linear
poliester. Nilai berat molekul rata-rata (Mn) diukur dengan titrasi
analitik kelompok akhir polimer dan dengan kromatografi permeasi
gel (GPC) . Hasil yang diperoleh terdapat pada tabel 2
 Spektrum IR dari poliester yang disiapkan menunjukkan adanya ikatan
penting seperti gugus ester dan puncak karakteristik lainnya, pada
tabel 3 dan gambar 1
Hasil dan Diskusi
 Spektrum NMR dari poliester, pada gambar 2 dan tabel 4
menunjukkan tanda penting
 Empat proton metilen dari C-(CH2)2-C dan empat lainnya dari OC-
CH2...CH2-CO dari bagian asam adipat dalam PHA dan PEA
muncul pada 1,9 - 1,7 ppm dan 3,7 - 2,5 ppm masing-masing.
 Keempat proton aromatik dari residu aromatik ditemukan pada 8,1 -
7.2 ppm dan tiga proton dari gugus metil (CH3) dalam gugus
tereftalat yang ada dalam PHT ditemukan sebagai sinyal pada d 1.9 -
1.7 ppm
 Delapan proton dari CH2-(CH2)4-CH2 dan empat proton O-CH2-
CH2-O dari residu hexanediol dari poliester PHT dan PHA
menunjukkan sinyal masing-masing pada 1,9-1,7 ppm dan pada 4,1
ppm. Bagian etilen glikol dalam backbone PEA menunjukkan sinyal
pada 4,1 ppm mewakili empat proton O-CH2-CH2 -O
Tabel 2

Tabel 3
Tabel 4
Gambar 1 Gambar 2
Analisis Termogravimetri (TGA)
 Data analisis termal PVC dan berbagai poliester yang dianalisis serta
untuk campuran PVC dengan 5 dan 10% dari salah satu dari empat
PE yang dianalisis dilampirkan dalam tabel 5 dan 6

 Penting untuk memperhatikan bahwa PVC blanko dan yang dicampur


dengan poliester distabilkan dengan 3% Cd/Ba/Zn sebagai
stabilisator

 Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5 menunjukkan stabilitas termal


yang jauh lebih tinggi dari poliester yang diselidiki dibandingkan
dengan PVC blanko pada Tabel 6
Analisis Termogravimetri (TGA)
 Menujukkan suhu dekomposisi awal (IDT) yang baik, dan dari nilai
suhu pada penurunan kehilangan berat 50% untuk empat poliester
yang dianalisis

 Kandungan karbon yang tinggi untuk PVC mungkin disebabkan oleh


ikatan silang parsial selama degradasi termal polimer yang membuat
pirolisis pada tahap akhir degradasi sedikit sulit

 Dari hasil yang disebutkan di atas untuk perilaku termal poliester


dan PVC, mempelajari pengaruh pencampuran PVC (pada salah satu
penstabil termal komersial yaitu; Cd/Ba/Zn stearat diambil dalam
3% berat) dengan masing-masing dari empat poliester yang diselidiki
pada perilaku termal PVC
Analisis Termogravimetri (TGA)
Data yang dilampirkan pada Tabel 6 menunjukkan hasil eksperimen
berikut:
1. Peningkatan stabilitas termal PVC bila dicampur dengan 5% salah
satu dari empat poliester yang dilakukan percobaan; menunjukkan
nilai suhu dekomposisi awal (IDT) yang baik dari nilai suhu pada
50% berat hilangnya polimer campuran.
2. Hasil terbaik diperoleh ketika PVC dicampur dengan poliester
alifatik daripada dengan poliester aromatik
3. Meningkatkan jumlah poliester dalam campuran PVC menjadi
10% yang biasanya menurunkan stabilitas termal PVC dan sedikit
meningkatkan kandungan karbon pada 600 oC.
Analisis Termogravimetri (TGA)
 Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa campuran 5% dari
setiap poliester yang dilakukan pecobaan direkomendasikan untuk
meningkatkan stabilitas termal PVC

 Hasil ini dibenarkan dengan eksperimen yang dilakukan oleh In-


Hwan Park yang menemukan bahwa hasil terbaik dari stabilitas
termal dicapai ketika empat bagian elastomer poliester dicampur
dengan 100 bagian PVC

 Stabilitas termal yang relatif rendah diperoleh, ketika PVC dicampur


dengan 10% dari salah satu poliester, kemungkinan besar disebabkan
oleh hidrolisis parsial poliester dengan gas HCl yang terbentuk
sebagai produk samping dari degradasi PVC yang mengarah ke
pembentukan alifatik atau asam aromatik atau asam klorida
Analisis Termogravimetri (TGA)

 Asam yang terbentuk atau asam klorida HOOC-R-COOH atau Cl-


CO-R-CO-Cl di mana R=C6H4- atau (-CH2-)4- memiliki efek
katalitik pada proses dehidroklorinasi lebih lanjut, sehingga
meningkatkan laju degradasi dan akibatnya, menurunkan IDT dan
temperatur pada 50% kehilangan berat, dan meningkatkan
kandungan karbon karena degradasi termal di bawah atmosfer
nitrogen dapat menyebabkan pengikatan silang parsial polimer

 Hasilnya, campuran PVC yang mengandung 5% berat dari poliester


yang diselidiki tetap konstan
Tabel 5

Tabel 6
Penurunan Berat (% wt loss)
 Data percobaan penurunan berat untuk lembaran PVC dengan tidak
adanya dan adanya 5% poliester yang diselidiki tercantum dalam
Tabel 7

 Hasilnya diperoleh setelah paparan 50 menit dalam oven udara dijaga


konstan pada 180 oC ± 2 oC. Pilihan pengukuran setelah 50 menit
didasarkan pada kebutuhan konsumsi penstabil termal selama tahap
awal degradasi;

 Oleh karena itu, poliester akan lebih jelas pada tahap degradasi
selanjutnya
Penurunan Berat (% wt loss)
 Penstabil terutama bekerja dengan memindahkan atom-atom klor
yang labil (tersier dan alilik klorin) pada rantai PVC oleh ester yang
lebih stabil dan akan terjadi pada tahap awal degradasi sebelum
kehilangan gas HCl

 Gas HCl yang terbentuk berakibat pada kehilangan berat lembaran


PVC

 Data yang dilampirkan dalam Tabel 7 menunjukkan efek


pencampuran PVC dengan salah satu dari empat poliester yang diuji
pada kehilangan berat campuran PVC
Penurunan Berat (% wt loss)
 Hasilnya jelas menunjukkan penurunan dalam kehilangan % berat
dari campuran polimer dari empat poliester yang diuji dan
penurunan jauh lebih besar pada poliester alifatik (PHA dan PEA)
(lebih dari 50-41% menurunkan di % wt loss dibandingkan dengan
PVC blanko)

 Namun, telah diketahui bahwa keasaman asam aromatik lebih kuat


daripada asam alifatik, tetapi kedua asam karboksilat lebih kuat
daripada gas HCl yang dihasilkan

 Di sisi lain, aksi katalitik gas HCl pada laju dehidroklorinasi PVC
sudah diketahui akibatnya yaitu penurunan % berat yang
dipengaruhi oleh degradasi
Tabel 7
Analisis Kolorimetri
 Analisis kolorimetri dari poliester, blanko PVC dan PVC yang telah
dicampur dengan 5% dari salah satu dari empat poliester yang
berbeda dilakukan setelah penuaan selama satu minggu pada 90 oC ±
2 oC dalam oven (Tabel 8 dan 9)

 Nilai ∆E mewakili perubahan warna dari berbagai poliester yang


diuji (Tabel 8) dan perbedaan warna antara lembaran PVC atau
lembaran PVC yang mengandung 5% poliester sebelum dan setelah
penuaan (Tabel 9)

 Pengukuran didasarkan pada perubahan warna. Semakin besar


perbedaan dari senyawa kontrol, semakin gelap warna senyawa yang
diukur
Analisis Kolorimetri
 Hasil menunjukkan tingkat perubahan warna poliester yang diuji lebih
rendah terutama untuk poliester aromatik

 Pencampuran PVC dengan poliester dapat menurunkan tingkat perubahan


warna PVC, yang merupakan permintaan untuk aplikasi polimer

 Hasil dari Tabel 9 menunjukkan penurunan tingkat perubahan warna PVC


yang dicampur dengan berbagai poliester yang diuji, bahwa campuran
dengan PHA memberikan tingkat perubahan warna polimer yang lebih
rendah

 Hasil ini memberikan bukti tambahan untuk peran stabilisasi yang


dimainkan oleh poliester yang diuji terhadap degradasi termal PVC
Tabel 8

Tabel 9
Sifat Mekanik yang Dinamis
 Temperatur pada titik maksimum kehilangan modulus (En) diambil sebagai
ukuran temperatur transisi gelas (Tg)

 Hasil dari Tabel 10 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa suhu transisi gelas
bergeser ke suhu yang lebih rendah ketika PVC dicampur dengan poliester
alifatik dan urutan besarnya penurunan nilai Tg semakin tinggi, semakin
lama jumlah rantai alifatik di poliester (15 oC dalam kasus PHA
dibandingkan dengan 27 oC dalam kasus PEA)

 Di sisi lain, pencampuran PVC dengan poliester aromatik meningkatkan


kekakuan polimer, karena nilai Tg semakin tinggi dengan adanya poliester
aromatik ini (29 oC pada PHT dan 30 oC pada PET)

 Selain itu, nilai Tg meningkat karena jumlah atom karbon dalam gugus
alkohol poliester menurun
Tabel 10
Gambar 3
Pengukuran Sifat Mekanik
 Sifat-sifat mekanik PVC yang dicampur dengan 5% dari salah satu dari
empat poliester yang diselidiki telah dipelajari kekuatan tarik dan regangan
elongasi (% elongasi) dari berbagai lembaran PVC sebelum dan sesudah
penuaan termal selama satu minggu pada 90 oC

 Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 11, menunjukkan peningkatan dalam


sifat mekanik sebagai hasil dari pencampuran PVC dengan salah satu dari
empat poliester yang diujii; dapat dilihat dari peningkatan nilai kekuatan
tarik dan % elongasi sebagai hasil dari pencampuran

 Selain itu, hasilnya menunjukkan nilai yang relatif lebih tinggi untuk
kekuatan tarik lembaran PVC dicampur dengan poliester aromatik (PHT
atau PET) dibandingkan dengan yang dicampur dengan poliester alifatik
Pengukuran Sifat Mekanik
 Kebalikannya berlaku untuk elongasi, karena sampel yang
dimodifikasi dengan poliester alifatik menunjukkan elastisitas yang
lebih tinggi daripada yang dimodifikasi dengan poliester aromatik

 Hasil ini cukup konsisten dengan sifat struktural dari poliester yang
digunakan

 Hasil juga mengungkapkan bahwa setelah penuaan termal selama


satu minggu pada 90 oC, lembaran PVC yang dimodifikasi dengan
berbagai poliester masih memberikan sifat mekanik yang lebih baik
bahkan daripada blanko PVC yang belum digunakan
Tabel 11
Kesimpulan
 Dari hasil dan diskusi, dapat disimpulkan bahwa pencampuran
lembaran PVC dengan (5% berat) poliester yang diselidiki sangat
meningkatkan stabilisasi termal PVC, menurunkan tingkat
perubahan warna dan meningkatkan sifat mekaniknya sebelum dan
setelah penuaan

 Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh interaksi dipol lokal antara


klorin PVC dan gugus ester karbonil dalam poliester yang dapat
menunda pelepasan atom klorin yang labil.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai