PVC larut dengan banyak jenis poliester. Ada densitas optimal gugus ester
dalam poliester agar dapat larut dengan PVC. Terlalu sedikit atau terlalu
banyak kelompok ester dapat mengakibatkan kegagalan pembentukan
disiapkan dengan metode kondensasi leleh, dengan rasio asam terhadap glikol
adalah 1: 1,05 mol. PHA berdasarkan 1,6-heksanadiol dan asam adipat dibuat
dengan memanaskan campuran reaksi dalam penangas minyak pada 160 oC
dengan adanya seng asetat (0,1% dari total berat) sebagai katalis. Suhu
meningkat secara bertahap, dan reaksi diikuti oleh penentuan jumlah asam
setiap jam hingga mencapai 200 - 210 oC
Persiapan Poliester
Monomer yang tidak bereaksi dihilangkan dari campuran reaksi dengan distilasi vakum pada
200 oC selama 30 menit. Resin polimer dimurnikan dengan melarutkan dalam kloroform,
diendapkan dengan petroleum eter (dua kali) dan kemudian dikeringkan dengan tekanan
rendah. Total waktu reaksi adalah 7 jam dan jumlah asam setelah pemurnian adalah 18 mg
KOH/g. Poliester lain berdasarkan PEA, PHT dan PETdisiapkan mengikuti prosedur yang
sama seperti untuk poliester PHA. Sifat fisik dari empat poliester yang disiapkan tercantum
dalamTabel 1.
Persiapan Pencampuran
Resin PVC (100 bagian berat) dicampur dengan masing-masing poliester
dengan dua rasio (5 dan 10 bagian berat)
Tiga bagian Cd/Ba/Zn sebagai penstabil panas dan 30 bagian dibutil ftalat
sebagai pemlastis ditambahkan ke semua formulasi
Tabel 3
Tabel 4
Gambar 1 Gambar 2
Analisis Termogravimetri (TGA)
Data analisis termal PVC dan berbagai poliester yang dianalisis serta
untuk campuran PVC dengan 5 dan 10% dari salah satu dari empat
PE yang dianalisis dilampirkan dalam tabel 5 dan 6
Tabel 6
Penurunan Berat (% wt loss)
Data percobaan penurunan berat untuk lembaran PVC dengan tidak
adanya dan adanya 5% poliester yang diselidiki tercantum dalam
Tabel 7
Oleh karena itu, poliester akan lebih jelas pada tahap degradasi
selanjutnya
Penurunan Berat (% wt loss)
Penstabil terutama bekerja dengan memindahkan atom-atom klor
yang labil (tersier dan alilik klorin) pada rantai PVC oleh ester yang
lebih stabil dan akan terjadi pada tahap awal degradasi sebelum
kehilangan gas HCl
Di sisi lain, aksi katalitik gas HCl pada laju dehidroklorinasi PVC
sudah diketahui akibatnya yaitu penurunan % berat yang
dipengaruhi oleh degradasi
Tabel 7
Analisis Kolorimetri
Analisis kolorimetri dari poliester, blanko PVC dan PVC yang telah
dicampur dengan 5% dari salah satu dari empat poliester yang
berbeda dilakukan setelah penuaan selama satu minggu pada 90 oC ±
2 oC dalam oven (Tabel 8 dan 9)
Tabel 9
Sifat Mekanik yang Dinamis
Temperatur pada titik maksimum kehilangan modulus (En) diambil sebagai
ukuran temperatur transisi gelas (Tg)
Hasil dari Tabel 10 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa suhu transisi gelas
bergeser ke suhu yang lebih rendah ketika PVC dicampur dengan poliester
alifatik dan urutan besarnya penurunan nilai Tg semakin tinggi, semakin
lama jumlah rantai alifatik di poliester (15 oC dalam kasus PHA
dibandingkan dengan 27 oC dalam kasus PEA)
Selain itu, nilai Tg meningkat karena jumlah atom karbon dalam gugus
alkohol poliester menurun
Tabel 10
Gambar 3
Pengukuran Sifat Mekanik
Sifat-sifat mekanik PVC yang dicampur dengan 5% dari salah satu dari
empat poliester yang diselidiki telah dipelajari kekuatan tarik dan regangan
elongasi (% elongasi) dari berbagai lembaran PVC sebelum dan sesudah
penuaan termal selama satu minggu pada 90 oC
Selain itu, hasilnya menunjukkan nilai yang relatif lebih tinggi untuk
kekuatan tarik lembaran PVC dicampur dengan poliester aromatik (PHT
atau PET) dibandingkan dengan yang dicampur dengan poliester alifatik
Pengukuran Sifat Mekanik
Kebalikannya berlaku untuk elongasi, karena sampel yang
dimodifikasi dengan poliester alifatik menunjukkan elastisitas yang
lebih tinggi daripada yang dimodifikasi dengan poliester aromatik
Hasil ini cukup konsisten dengan sifat struktural dari poliester yang
digunakan