Teknologi Ekstrusi
dalam Pengolahan Pangan
2018
Teknologi Ekstrusi dalam Pengolahan Pangan
Penulis:
Dr. Triana Lindriati, ST.MP.
Septy Handayani, S.TP., M.Sc.
ISBN: 978-602-5683-35-0
Penerbit:
Caremedia Communication
Jl. Ikan Dorang V/2 BP Kulon Gresik
www.caremedia.web.id
September, 2018
Penulis
a. Pencampuran
Pencampuran dari berbagai komponen bahan yang akan
diekstrusi sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan
merupakan salah satu syarat penting dalam proses ekstrusi.
Selain harus memperhatikan ukuran bahan yang akan
dicampur, cara mencampur komponen yang benar juga
penting untuk diketahui. Proses pencampuran yang baik
merupakan prasyarat proses dan produk ekstrusi yang baik.
110 - Dr. Triana Lindriati, ST.MP. & Septy Handayani, S.TP., M.Sc.
(Sodium dodecyl sulphate) yang dikombinasi maupun tidak.
Hasil penelitian menunjukkan struktur tiga dimensi daging
tiruan terutama terbentuk oleh adanya ikatan disulfida,
interaksi hidrophobik dan elektrostatik. Semua TVP bertahan
untuk tidak hancur dalam air walaupun suhu ditingkatkan
hingga 120oC, akan tetapi mudah hancur pada media yang
mengandung SDS. Sedikit perubahan asam amino terjadi
kecuali pada asam aspartat dan asam glutamat yang menurun
jumlahnya ketika ekstrusi dilakukan pada suhu 140oC.
Spektrum dari FTIR menunjukkan adanya struktur antiparalel
β sheet. Ikatan peptida hampir tidak teramati adanya
perubahan selama proses ekstrusi. Apabila terbentuk ikatan
baru kemungkinan berperan terhadap terbentuknya fraksi
yang tidak larut air.
Berbagai mekanisme perubahan selama ekstrusi banyak
diteliti. Selama ekstrusi granula tepung akan terdisagregasi
karena adanya pengadukan mekanis untuk membentuk
suspensi yang homogen. Kemudian protein terdenaturasi,
terdisosiasi, terbuka dan tersusun kembali mengikuti arah
aliran. Setelah melewati die, protein berikatan silang dan
tersusun kembali membentuk struktur tiga dimensi. Interaksi
makromolekul sangat berperan dalam pembentukan struktur
dan perubahan sifat fungsional dari protein. Pada awalnya
diduga yang berperan terhadap terbentuknya struktur daging
tiruan adalah terbentuknya ikatan peptida. Akan tetapi,
ternyata pendapat tersebut tidak benar. Penelitian terbaru
Teknologi Ekstrusi dalam Pengolahan Pangan - 111
menunjukkan struktur tiga dimensi daging tiruan terutama
terbentuk oleh adanya ikatan disulfida, interaksi hidrofobik,
dan elektrostatik.
Peranan air dalam pembuatan daging tiruan sangatlah
besar, terutama dalam pembentukan struktur tiga dimensi.
Apabila ekstrusi dilakukan pada kadar air rendah (>35%),
ekstrudat yang dihasilkan mengembang dan berpori seperti
spon dan tidak menyerupai struktur serat pada daging. Apabila
ekstrusi dilakukan pada kadar air yang tinggi (>50%), dapat
dihasilkan struktur berserat menyerupai daging. Pada ekstrusi
kadar air rendah, ketika lelehan protein keluar dari die pada
tekanan tinggi diiringi dengan penguapan air secara cepat,
yang dapat menghasilkan struktur berpori dan mengembang.
Tekanan pada die dan pengembangan ekstrudat dapat
dikurangi dengan meningkatkan kadar airnya. Pada kadar air
tinggi, terjadi peningkatan viskositas lelehan sehingga daya alir
berkurang yang berakibat cukup waktu bahan untuk kontak
dengan tekanan dan suhu tinggi. Ketika ekstrudat melewati
die, akan terbentuk struktur bahan menyerupai daging, dimana
tidak menyerupai ekstrusi pada kadar air rendah, struktur
ekstrudat pada kadar air tinggi kompak dan berserat (Chiang,
2007).
Liu dan Hung Hsieh (2007) melakukan penelitian
mengenai pembuatan daging tiruan dengan menggunakan dua
metode, yaitu ekstrusi pada kadar air tinggi dan gelatinisasi
melalui pemanasan dan dikombinasikan dengan pendinginan.
112 - Dr. Triana Lindriati, ST.MP. & Septy Handayani, S.TP., M.Sc.
Interaksi protein-protein diamati dari daging tiruan yang
dihasilkan melalui kelarutannya dalam berbagai jenis buffer
yaitu PB (Phosphate buffer), PB + DTT (Dithiothreitol), PB +
Urea dan PB + Urea + DTT. Daging tiruan yang dibuat dari
proses ekstrusi proteinnya sedikit yang larut dalam pelarut PB
+ Urea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikatan disulfit
lebih berperan dalam interaksi protein-protein pada daging
yang dibuat dengan ekstrusi dibandingkan dengan daging
tiruan yang dibuat melalui proses gelatinisasi. Gel protein
kedelai dan hasil ekstrusi keduanya memiliki tipe ikatan kimia
yang sama yaitu ikatan kovalen disulfit dan interaksi non-
kovalen. Hal yang membedakan keduanya adalah proporsi
masing-masing ikatan yang berhubungan dengan reversibility
dan kekokohan struktur. Dalam pembentukan gel protein
adanya panas, ikatan nonkovalen lebih dominan dibandingkan
ikatan disulfit. Pada hasil ekstrusi pembentukan struktur serat
baik ikatan non kovalen dan ikatan disulfit pada proporsi
seimbang.
SUMBER PUSTAKA
Ahirwar, R., Jayathilakan, K., Jalarama, R., Pandey, M.C., and
Batra, H.V. 2015. Development of mushroom and wheat
gluten-based meat analogue by using response surface
methodology. International Journal of Advanced
Research, Volume 3, Issue 1, 923-930.
114 - Dr. Triana Lindriati, ST.MP. & Septy Handayani, S.TP., M.Sc.
Tikus Normal dan Diabetes. Disertasi. Program Studi
Ilmu Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Penyakit
Jantung Penyebab Kematian Tertinggi, Kemenkes
Ingatkan CERDIK.
http://www.depkes.go.id/article/view/17073100005
Krintiras, G.A., Gobel, J., Goot, A.J., dan Stefanidis, G.D. 2015.
Production of Structured Soy-Based Meat Analogues
Using Simple Shear and Heat. Journal of Food
Engineering. 160.
Krintiras, G.A., Göbel, J., Van der Goot, A.J. dan Stefanidis, G.D.
2015. Production of Structured Soy-Based Meat
Analogues Using Simple Shear and Heat in A Couette
Cell. Journal of Food Engineering. 160: 34 – 41.
Lin, S.H., Huff, E. dan Hsieh, F. 2000. Texture and Chemical
Characteristics of Soybean Protein Meat Analog
Extruded at High Moisture. Journal of Food Science.
30.
Liu, K.S., dan Fu-Hung, H. 2007. Protein-Protein Interaction in
High Moisture-Extruded Meat Analogs and Heat-
Induced Soy Protein Gels. J. Amer Oil Chem Soc. 84: 741
– 748.
Maurice, T.J., dan Stanley, D. W. 1978. Texture-Structure
Relationships in Texturized Soy Protein IV. Influence of
118 - Dr. Triana Lindriati, ST.MP. & Septy Handayani, S.TP., M.Sc.
rangkuman dari rangkaian penelitian yang telah penulis
lakukan.
120 - Dr. Triana Lindriati, ST.MP. & Septy Handayani, S.TP., M.Sc.
B erbagai produk makanan yang diolah dengan proses ekstrusi,
banyak beredar di masyarakat. Hampir semua snack, biskuit,
dan aneka makanan siap saji, yang dipajang digerai
supermarket diolah dengan menggunakan teknologi ekstrusi. Akan
tetapi hingga saat ini pengetahuan mengenai teknologi ekstrusi di
kalangan produsen makanan di Indonesia masih belum dikuasai.
Buku ini berisi mengenai: ekstruder dan prinsip kerjanya,
ekstruder ulir tunggal dan ganda, perubahan nutrisi selama ekstrusi,
produk pangan hasil olahan ekstruder dan penggunaan ekstruder
dalam pengolahan daging tiruan. Pemahaman secara rinci mengenai
komponen-komponen ekstruder, jenis-jenis ekstruder, sistem kerja
ekstruder, perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai
komponen pangan ketika diekstrusi dan aplikasi ekstruder dalam
pengolahan pangan dan daging tiruan dapat dipelajari dalam buku
ini. Seluruh isi buku ini memberikan gambaran yang menyeluruh
mengenai teknologi ekstrusi dalam pengolahan pangan.
Buku ini sangat bermanfaat untuk dibaca tidak hanya di kalangan
produsen makanan tetapi lebih sesuai untuk bahan bacaan
akademisi, mahasiswa, dan peneliti yang tertarik dalam
pengembangan produk pangan terekstrusi. Dengan gaya bahasa
yang ilmiah diharapkan buku ini dapat dijadikan acuan untuk
pengembangan ilmu dan teknologi pengolahan pangan dan menjadi
sumber referensi bagi kalangan akademisi.
NONFIKSI - REFERENSI
communica on
www.caremedia.web.id
@CaremediaCommunication