Anda di halaman 1dari 4

Jakarta - Susu itu baik dikonsumsi asal dimasak dengan benar dan sesuai prosedur.

Hal ini karena untuk menghindari bakteri patogen yang terkandung dalam susu
masuk ke dalam tubuh anak. Selama ini Bunda pernah berpikir susu pasteurisasi
dan susu Ultra High Temperature (UHT) tidak, Bun?

Nah, berikut ini empat perbedaan susu pasteurisasi dan susu UHT seperti dilansir
Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) Institut Pertanian Bogor (IPB).

1. Proses Pemanasan

4 Perbedaan Susu Pasteurisasi dan Susu UHT/ Foto: Istock


Proses pemanasan susu pasteurisasi ada dua cara. Pasteurisasi sederhana dan
pemanasan suhu tinggi. Kalau yang sederhana yakni dengan memanaskan susu
pada suhu lebih dari 63 derajat celcius pada wadah terbuka selama 30 menit.
Sedangkan pemanasan dengan suhu tinggi, waktunya relatif singkat (proses HTST =
High Temperature short time). Susu dipanaskan pada suhu 72-75 derajat celcius
selama 15 detik, setelah itu didinginkan dan dibotolkan.

Sedangkan pada susu UHT, susu terleih dahulu dipanaskan selama 2-3 detik pada
suhu 135 derajat celcius sampai 150 derajat celcius dan segera didinginkan sampai
4-5 derajat celcius.

2. Tujuan Pemanasan
4 Perbedaan Susu Pasteurisasi dan Susu UHT/ Foto:thinkstock
Tujuan pemanasan susu dengan proses pasteurisasi adalah membunuh bakteri
merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Seperti diketahui,
kuman penyakit TBC dan tifus dapat juga berasal dari susu. Tidak seperti sterilisasi,
pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroorganisme pada
makanan.

Sedangkan pada susu dengan pemanasan UHT, semua kuman atau


mikroorganisme termasuk bakteri dihancurkan oleh suhu ultra tinggi.

3. Nilai Gizi
4 Perbedaan Susu Pasteurisasi dan Susu UHT Foto: ts
Mengenai nilai gizi susu pasteurisasi, relatif sama dengan susu segar. Sedangkan
susu UHT, waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah
kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma, dan rasa yang
relatif nggak berubah seperti aslinya. Jadi masih ada nilai gizinya sama seperti
dengan susu pasteurisasi.

4. Cara dan Lama Penyimpanan

4 Perbedaan Susu Pasteurisasi dan Susu UHT Foto: Istock


Untuk susu yang dipasteurisasi sederhana, jika disimpan pada suhu kamar, bisa
tahan kira-kira 16 jam dan tahan selama 24 jam bila disimpan di lemari es. Susu
yang dipasteurisasi dengan pemanasan tinggi bila disimpan dalam lemari es dengan
benar, dapat berlangsung dari 12 hingga 21 hari setelah diproses.

Bagaimana dengan susu UHT? Tanpa disimpan di lemari es pun, susu UHT
mempunyai daya tahan lama. Meskipun demikian kita harus tetap memperhatikan
batas kedaluwarsanya. Susu ini dapat disimpan setidaknya enam minggu. Setelah
dibuka, baiknya segera dikonsumsi sesuai dengan keterangan yang tertera di pak.

Mana yang Baik untuk Anak?

4 Perbedaan Susu Pasteurisasi dan Susu UHT/ Foto: Shutterstock


Menurut ahli nutrisi Emilia E Achmadi, MS, RD, klasifikasi susu yang baik adalah ASI
alias air susu ibu yang merupakan minuman terbaik untuk bayi. Kemudian susu
murni pasteurisasi, karena proses pasteurisasi yang sangat cepat membuat zat gizi
yang rusak lebih sedikit atau minimum, serta komposisinya sangat dekat dengan
susu yang diproduksi oleh sapi.

"Jika memang susu pasteurisasi tidak ada maka pilihlah susu UHT. Susu UHT ini
tidak memiliki pengawet tapi ia mampu bertahan di suhu ruang. Namun kedua susu
ini disarankan untuk anak usia di atas 5 tahun," katanya dikutip dari detikcom.

Kata Emilia, cobalah sedikit-sedikit, kalau reaksinya nggak baik seperti perut
kembung, pup-nya cair, ini tanda pencernaan anak nggak siap untuk konsumsi susu
pasteurisasi. Tapi kalau anak kelihatan baik-baik saja berarti pencernaannya baik.
Oleh karena itu lanjutkan pemberian susu pasteurisasi pada anak. (aci/nwy)

Anda mungkin juga menyukai