SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari
Oleh :
D1A140976
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
JURUSAN FARMASI
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi
persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi
Menyetujui,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Judul skripsi ini yaitu ”Formulasi Dan Uji Stabilitas Masker Gel Peel-
(F.A.C.Weber) Britton & Rose)” adalah bentuk serangkaian tugas akhir yang
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran peneliti harapkan demi
Peneliti
UCAPAN TERIMAKASIH
penelitian yang berjudul “Formulasi Dan Uji Stabilitas Masker Gel Peel-Off Dari
Ekstrak Kulit Buah Naga Merah”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) Pada Fakultas MIPA Jurusan Farmasi Univesitas Al-
Ghifari Bandung.
Kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari
arahan, bimbingan dan saran dari semua pihak yang sangat membantu dalam
Ghifari Bandung.
2. Bapak Ardian Baitariza M.Si., Apt dan Ibu Ginayanti Hadisoebroto M.Si.,Apt
selaku Dekan dan Ketua Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
4. Ibu Ginayanti Hadisoebroto, M.Si., Apt selaku Dosen Wali Program studi
Farmasi.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas MIPA Jurusan Farmasi yang telah
6. Bapak Enju Juhana dan Ibu Tati Rohaeti kedua orang tua tercinta, serta
kakaku Yudi Aliyudin Karim dan adiku Meisya Nuramalia Hasanah yang
tidak henti-hentinya mengalirkan dukungan, cinta, kasih sayang dan do’a dari
keluarga tersayang.
mendengar setiap keluh kesah penulis serta memberikan do’a dan motivasi
9. Serta semua pihak yang sangat membantu dan mendukung kepada penulis
selama penyusunan skripsi ini yang tidak dapat di sebutkan namanya satu
persatu.
ABSTRAK
Kulit buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus (F.A.C.Weber) Britton & Rose)
mengandung senyawa antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid dan polifenol
yang bisa berkhasiat sebagai anti penuaan (anti aging). Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan sediaan peel-off ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus
(F.A.C.Weber) Britton & Rose) yang stabil, aman, dan nyaman digunakan serta untuk
mengetahui kestabilan fisikokimia. Dilakukan pembuatan masker gel peel-off dengan
formulasi dari beberapa variasi konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah sebagai zat
aktif. Penelitian ini meliputi determinasi tanaman, pembuatan simplisia, ekstraksi,
skrining fitokimia, optimasi basis, formulasi sediaan, evaluasi sediaan. Evaluasi sediaan
meliputi uji organoleptis, uji viskositas, uji pH, uji daya sebar, uji waktu mengering dan
uji hedonik. Hasil evaluasi sediaan menunjukan bahwa ketiga formulasi memenuhi syarat
masker gel peel-off yang baik, stabil, aman dan nyaman digunakan. Data hasil evaluasi
dianalisis menggunakan metode One Way Anova untuk mengetahui adanya perbedaan
antara setiap formula yang dibuat secara signifikan (p > 0,05%). Formulasi yang paling
bagus dan terbaik berdasarkan evaluasi sediaan dan paling disukai panelis adalah formula
3 yaitu mengandung komposisi ekstrak kulit buah naga merah 2.5%, HPMC 2%, polivinil
alkohol 15%, propilenglikol 8%, nipagin 0.2%, oleum rosae 5 tetes dan aquadest 100 ml.
i
ABSTRAK
Rind red dragon fruit (Hylocereus Polyrhizus (F.A.C.Weber) Britton & Rose) this
compounds antioxidants as vitamins C, vitamins E, flavonoids and polyphenols that could
be useful anti aging. This research aim to get the peel-off preparations extract Rind red
dragon fruit (Hylocereus Polyrhizus (F.A.C.Weber) Britton & Rose) which is stable,
secure, and comfortable to use as well as for knowing physicochemical stability. Made
peel-off mask with formulations of several concentration variations extract Rind red
dragon fruit as an active substance. This research includes determination of plants,
making of simplicia, extraction, phytochemical screening, optimization base, dosage
formulations, evaluation of preparations. Evaluation of preparations including
organoleptic test, viscosity test, pH test, scatter test, test time dries up and hedonic test.
Result of evaluation of dosage shows that the three formulations qualify peel-off mask
which is good, stable, safe and convenient to use. The results of this evaluation data were
analyzed by One way Anova to find the significant difference (p <0,05). The best formula
based on the evaluation of the dosage and most preferably the panelists is formula 3
which contains the composition of the extract Rind red dragon fruit 2.5%, HPMC 2%,
polyvinyl alcohol 15%, propylenglycol 8%, nipagin 0.2%, oleum rosae five drops and
aquadest 100 ml.
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3 Metode Penelitian ....................................................................... 30
3.3.1 Pengumpulan Data dan Pembuatan Simplisia Bahan
Uji..................................................................................... 30
3.3.2 Determinasi Tanaman ...................................................... 31
3.3.3 Skrining Fitokimia .......................................................... 32
3.3.4 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Naga .............................. 33
3.3.5 Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Buah
Naga Merah ...................................................................... 34
3.3.6 Prosedur Pembuatan Masker Gel Peel-Off
Ekstrak Kulit Buah Naga Merah ...................................... 34
3.3.7 Evaluasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Buah
Naga Merah ............................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 37
4.1 Hasil Determinasi Tanaman ........................................................ 37
4.2 Hasil Pengolhan Simplisi ............................................................ 37
4.3 Hasil Penetapan Kadar Air .......................................................... 38
4.4 Hasil Skrining Fitokimia Terhadap Simplisia &
Eekstrak ....................................................................................... 38
4.5 Hasil Pembuatan Ekstrak ............................................................. 39
4.6 Hasil Evaluasi Sediaan Masker Gel
Peel-off ........................................................................................ 40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 49
5.1 Simpulan ..................................................................................... 49
5.2 Saran ............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
2006). Dalam tubuh sebenarnya sudah ada enzim yang dapat menangkal radikal
bebas, akan tetapi jika radikal bebas dalam tubuh terlalu banyak enzim tersebut
tidak mampu lagi bekerja maksimal. Akibatnya terjadi kerusakan sel-sel tubuh
pada kulit efeknya adalah penurunan elastisitas kulit secara perlahan sehingga
(Muhtaram, 2013).
Salah satu cara untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas adalah
merupakan salah satu buah yang paling populer dikalangan masyarakat. Buah
memanfaatkan daging buahnya saja padahal kulit buah naga merah memiliki
persentase berat yang cukup banyak dari keseluruhan berat buah naga merah yaitu
1
2
Kulit buah naga merah mengandung beberapa senyawa seperti vitamin B1,
vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin C, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar,
umumnya digunakan tersedia dalam berbagai bentuk sediaan salah satunya dalam
bahan-bahan yang digunakan. Sebagai pembentuk lapisan film masker wajah gel
- 16% (Lestari et all., 2013). Agen peningkat viskositas yang dapat digunakan
(Wade and Waller, 1994). Humektan yang digunakan adalah propilenglikol pada
mengetahui pengaruh PVA, HPMC dan propilenglikol terhadap sifat fisika dari
sediaan masker wajah gel peel-off dari ekstrak etanol 96% kulit buah naga merah
bervariasi sebagai zat aktif terhadap stabilitas fisik masker gel peel-off?
2. Bagaimana formula terbaik masker gel peel-off ekstrak kulit buah naga
1. Untuk membuat sediaan masker gel peel-off ekstrak kulit buah naga merah
terbaik dan yang memiliki stabilitas sifat fisika dan kimia yang stabil serta
secara teoritis maupun aplikasi serta untuk memberikan panduan yang ilmiah dan
masukan bagi universitas, masyarakat dan peneliti lain sebagai informasi dalam
penggunaan bahan alami tumbuhan kulit buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus
(F.A.C.Weber) Britton & Rose) tidak hanya berdasarkan pengalaman empiris saja
Farmasetika dan Bahan alam Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
2.1.1 Klasifikasi
Pada taksonomi tumbuhan buah naga dapat diklasifikasikan
Ordo : Cactales
Familia : Cactaceae
Subfamilia : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
sisik)
5
6
buah naga yang memiliki kulit buah berwarna merah dan daging buah berwarna
merah keunguan. Kulit buah hylocereus polyrhizus juga memiliki jumbai atau
sisik berwarna hijau. Hylocereus polyrhizus memiliki berat buah 350 - 550 gram
(Jamilah et all., 2011). Buah naga jenis ini lebih banyak ditanam dan diminati di
Indonesia, selain karena rasanya lebih manis dan pembudidayaannya lebih mudah
memanfaatkan daging buahnya saja padahal kulit buah naga merah memiliki
persentase berat yang cukup banyak dari keseluruhan berat buah naga merah yaitu
30 - 35% (Pribadi et all., 2014: 86). Kulit buah naga merah mengandung beberapa
senyawa seperti vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin C, protein,
glukosa, fenol, betasianin, polifenol, karoten, fosfor, besi dan fitoalbumin yang
Terdapat beberapa senyawa dalam ekstrak kulit buah naga merah yang memiliki
aktivitas sebagai antioksidan yaitu betasianin, flavonoid, dan fenol (Saneto 2008).
7
dan Amerika Selatan bagian utara (Colombia). Pada daerah asalnya, buah naga
memiliki sebutan pithaya atau pithaya roja. Buah naga mulai diperkenalkan di
Asia lebih tepatnya di Vietnam oleh seorang berkebangsaan Perancis pada tahun
1870. Buah naga baru dikenal di Indonesia pada pertengahan tahun 2000 dan
pada saat itu Indonesia masih mengimpor dari Thailand. Pada tahun 2001 buah
daerah Jawa Timur. Daerah yang pertama kali mengembangkan buah naga adalah
kota Pasuruan, Jawa Timur lalu diikuti dengan kota-kota lainnya di Jawa Timur,
buah naga sampai saat ini masih sangat sedikit karena memang buah naga
tergolong buah yang baru dikembangkan dan masih sedikit masyarakat yang
karena tidak memiliki daun hanya terdiri dari akar, batang, cabang, buah, bunga
dan biji dengan memiliki dua jenis akar yaitu akar yang terdapat di dalam tanah
dan akar yang tumbuh di batang atau biasa disebut akar aerial (akar udara) serta
memiliki kemampuan bertahan hidup yang baik. Apabila akar yang terdapat di
dalam tanah dicabut buah naga dapat bertahan hidup dengan akar udara yang
Batang tanaman buah naga berukuran sangat panjang serta dari batang
tumbuh cabang-cabang dengan bentuk dan warna yang sama dengan batang,
keduanya memiliki kandungan dan fungsi yang sama yaitu berfungsi dalam proses
buah naga merupakan bunga lengkap karena terdapat alat kelamin jantan dan
betina dalam satu bunga. Bunga ini berukuran besar dengan panjang sekitar 15 -
36 cm dan lebar sekitar 10 - 23 cm. Bunga dapat mekar penuh pada tengah malam
karena proses mekarnya bunga dirangsang oleh adanya sinar matahari pada siang
hari serta adanya perubahan suhu dari siang ke malam hari (Warisno dan Dahana,
2010: 11). Buah naga memiliki bentuk bulat lonjong, daging buah yang tebal serta
memiliki biji berwarna hitam, berukuran kecil dan keras. Buah naga tumbuh pada
ujung batang maupun cabang. Buah naga memiliki kulit yang agak tebal sekitar 2
2.2 Kulit
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian
selain itu kulit dapat membantu menemukan penyakit yang diderita pasien. Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar untuk menutupi
dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput lendir yang
melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat
dan kelenjar mukosa. Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari
dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis
dalam). Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus
berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan merupakan
indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan pada kulit
(Syaifuddin, 2009).
2.3.1 Epidermis
Lapisan paling luar yang terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur
utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Lapisan epidermis
tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada dilapisan bawah bermitosis
gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama serat-serat kolagen dan
sedikit serat elastis. Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang
menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun ada beberapa
tubuh yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya ada telapak kaki dan
telapak tangan dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut (Tranggono & Latifah, 2007).
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel ini berbeda dalam
sebagai akhir keaktifan sel, lapisan tersebut terdiri dari 5 lapis (Syaifuddin, 2009).
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk (keratinasi), gepeng,
kering dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin, makin ke luar
letak sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang terkelupas
akan digantikan oleh sel yang lain. Zat tanduk merupakan keratin lunak yang
11
susunan kimianya berada dalam sel-sel keratin keras. Lapisan tanduk hampir tidak
mengandung air karena adanya penguap air, elastisnya kecil dan sangat efektif
untuk pencegahan penguapan air dari lapisan yang lebih dalam (Syaifuddin,
2009).
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening.
Membran yang membatasi sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara
keseluruhan seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan pada daerah
tubuh yang berkulit tebal (Syaifuddin, 2009). Lapisan ini terletak dibawah stratum
corneum. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat lapisan keratin
tipis yang disebut rein’s barrier (Szakall) yang tidak bisa ditembus (impermeable)
c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng dengan inti
keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya beda asing, kuman, dan
d. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal,
inti terdapat di tengah dan sitoplasmanya berisi berkas-berkas serat yang terpaut
pada desmosom (jembatan sel). Seluruh sel terikat rapat lewat serat-serat tersebut
12
menahan gesekkan dan tekanan dari luar, tebal dan terdapat di daerah tubuh yang
banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal
e. Stratum malpigi
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang khas. Inti
bagian basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam-asam amino. Stratum
dermis dibawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk kubus (batang)
(Syaifuddin, 2009).
sel-sel melanosit yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya
Kesatuan ini diberi nama unit melanin epidermal (Tranggono & Latifah, 2007).
2.3.2 Dermis
bentuk dan keadaan. Dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan
elastin yang berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari
lapisan subkutis (hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih
13
tebal dari epidermis. Dermis bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk
melindungi bagian yang lebih dalam. Serabut kolagen dapat mencapai 72% dari
papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak
rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang
Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas
jaringan pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis dan sel lemak. Sel-
sel lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan adiposa yang terdapat susunan
lobulus lemak yang merata, hipodermis membentuk bantal lemak yang disebut
pannikulus adiposa. Pada daerah perut lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm.
Sedangkan pada kelopak mata, penis, dan skortum, lapisan subkutan tidak
pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit
bawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit
1) Fungsi proteksi. Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
2) Fungsi absorpsi. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan atau
benda padat tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap begitu
berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam
dan subkutan terhadap rangsang panas yang terletak di dermis dan subkutis
Proses penuaan antara lain tampak dari kerutan dan keriput pada kulit atau
kemunduran lain ketika masih muda. Ada dua teori yang dapat menjelaskan
proses penuaan yakni penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari
oleh semua mahluk hidup dan penuaan adalah akibat kerusakan anatomi maupun
15
fisiologi pada semua organ tubuh mulai dari pembuluh darah dan organ tubuh
Perubahan akibat proses penuaan yang terjdi pada kulit dapat dibagi atas
terlihat langsung seperti hilangnya elastisitas kulit dan fleksibilitas kulit yang
walaupun pada wanita justru sering tumbuh kumis atau rambut panjang di leher
atau pipi, hiperpigmentasi dan tumor kulit terutama diusia 40 tahun ke atas akibat
terlalu lama terpapar sinar matahari, penebalan kulit, epidermis kering dan pecah-
Banyak faktor yang mempengaruhi penuaan kulit, tetapi yang terkuat adalah
matahari (Knox et all.,). Menemukan perbedaan yang nyata antara kulit yang
tidak tertutup pakaian sehingga sering terpapar sinar matahari dan kulit yang
sering tertutup pakaian. Kulit yang terbuka cepat kering, keriput, kasar dan
Ketika kulit terpapar oleh sinar matahari radiasi UV yang terserap oleh
kulit yang dapat menghasilkan komponen yang berbahaya yaitu Reactive Oxygen
selular seperti dinding sel, membran lipid, mitokondria dan DNA. Radiasi UV
inilah penyebab dari terjadinya photoaging (Helfrich, Sachs & Voorhees, 2008)
2.7 Kosmetik
untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambur, kuku, bibir dan
organ kelamin bagian luar) gigi dan rongga mulut untuk membersihkan,
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan
sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara
menurut kegunaannya bagi kulit dibagi menjadi kosmetik perawatan kulit (skin-
cream, night cream, anti wrinkle cream), kosmetik pelindung kulit (sunscreen
menipiskan atau mengampelas kulit (peeling) (scrub cream yang berisi butiran-
(dekoratif atau make-up) diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit
psikologis yang baik seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan,
peran zat pewarna dan zat pewangi sangat besar (Tranggono & Latifah, 2007).
elektron yang tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang tidak
pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul lain yang ada
disekitarnya (Winarsi, 2007: 15). Radikal bebas dapat terbentuk dalam sel tubuh
dengan berbagai cara dapat karena radiasi sinar UV, sinar-X maupun sinar gamma
dari bahan radioaktif. Radikal bebas juga dapat terbentuk dari aktivitas
18
lingkungan seperti polusi udara, asap rokok, makanan, minuman, ozon dan
Pada sudut pandang kedokteran terdapat dua radikal bebas yang sangat aktif
yaitu radikal hidroksil ( ) dan radikal superoksida yang terdiri atas ikatan dua
atom oksigen ( ) dengan satu elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini
merusak molekul yang ada dalam tubuh. Radikal tersebut juga sangat aktif dalam
Reaksi yang sangat aktif dan tidak terkontrol ini dapat merusak molekul-
molekul penting dalam tubuh seperti DNA, protein dan lipid sehingga akan
menimbulkan kerusakan oksidatif pada gugus fungsional sel. Kerusakan sel akan
berdampak negatif pada struktur dan fungsi sel yang akan mengganggu sistem
kerja organ secara umum, menyebabkan proses penuaan dan resiko berbagai
penyakit seperti penyakit jantung dan kanker (Silalahi, 2006: 40). Radikal bebas
Radikal bebas sangat reaktif secara kimiawi tidak stabil, umumnya terdapat hanya
dalam kadar yang kecil dan cenderung ikut serta atau mengawali reaksi rantai.
Setelah itu, radikal bebas dapat mengalami tubrukan kaya energi dengan molekul
lain, yang merusak ikatan dalam molekul (Corwin, 2007). Ketika hal tersebut
terjadi di dalam tubuh maka dapat terjadi kerusakan pada sel, asam nukleat,
penimbunan energi (ionisasi air oleh radiasi, elektron terepas dan terjadi radikal
bebas) dan interaksi antara oksigen (substansi lain dan elektron bebas dengan
reaksi oksidasi-reduksi) dalam hal ini akan terbentuk radikal superoksid. Para ahli
senyawa oksigen reaktif. Senyawa ini terbentuk di dalam tubuh dipicu oleh
Pada proses metabolisme ini, seringkali terjadi kebocoran elektron dan mudah
terjadi dan menghasilkan radikal bebas yang beragam, seperti anion peroksida
2.9 Antioksidan
dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan
20
(Winarsi, 2007: 77). Tubuh manusia memiliki antioksidan yang diproduksi secara
berlanjut untuk menangkal atau meredam senyawa radikal bebas seperti enzim
didapatkan pada berbagai jenis buah, sayuran dan biji-bijian. Berbagai jenis bahan
endogen karena antioksidan ini secara alami diproduksi dalam tubuh. Antioksidan
primer meliputi enzim superoksida dismutase (SOD), enzim katalase dan enzim
menjadi radikal bebas yang lebih aman yaitu hidrogen peroksida ( ). Enzim
21
senyawa antioksidan yang berasal dari luar tubuh dan didapatkan melalui asupan
reaktivitas amplifikasinya sehingga reaksi radikal bebas tidak akan berlanjut pada
ditandai dengan rusaknya single dan double strand baik gugus non-basa maupun
basa, dimana adanya kerusakan DNA ini akan mengawali terjadinya penyakit
DNA yang rusak akibat reaksi radikal bebas yang telah berlanjut pada komponen
Salah satu jenis masker wajah adalah masker gel peel-off. Masker wajah
gel peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta yang dioleskan ke kulit muka.
kulit dengan cara kerja dikelupaskan (Slavtcheff, 2000). Masker gel peel-off
diantaranya penggunaan yang mudah serta mudah untuk dibersihkan. Selain itu,
dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik (Harry, 1973).
kulit wajah (Vieira, 2009). Bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel
peel-off dapat mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah. Cara kerja
masker gel peel-off ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan
biasanya kotoran serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat (Septiani,
2011).
23
PVA dalam aquadest panas suhu 80°C, kemudian diaduk hingga homogen.
pengawet yang telah dilarutkan dalam aquadest panas ke dalam basis PVA, lalu
diaduk hingga homogen. Setelah itu ditambahkan zat aktif ke dalam basis sedikit
off sebagai humektan akan menjaga kestabilan sediaan melalui absorbsi lembab
dari lingkungan dan pengurangan penguapan air dari sediaan sehingga selain
(Rowe et all., 2006). Selain propilenglikol, humektan lain yang sering digunakan
Metil paraben dan propil paraben diperlukan dalam formulasi sediaan gel untuk
Kombinasi konsentrasi 0,02% propil paraben dengan 0,18% metil paraben akan
a) Zat aktif
mata, hidung dan topikal. Selain itu HPMC digunakan juga secara luas dalam
penstabil, zat pensuspensi, pengikat pada sediaan tablet dan zat pengental.
HPMC berupa serbuk granul berwarna putih atau putih-krem. Sangat sukar
larut dalam eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas HPMC
dapat membentuk gel yang jernih dan bersifat netral. Konsentrasi yang
peel-off adalah polivinil alkohol (PVA). PVA dapat menghasilkan gel yang
cepat mengering dan membentuk lapisan film yang transparan, kuat, plastis dan
melekat baik pada kulit (Rekso dan Sunarni, 2007). Polivinil alkohol umumnya
25
dianggap sebagai bahan yang tidak beracun. PVA berupa serbuk berwarna
putih hingga krem dan tidak berbau. Larut dalam air panas, sedikit larut dalam
etanol 95% dan tidak larut dalam pelarut organik (FI IV. 1995). Pada
(Septiani, 2011).
Salah satu keunggulan PVA diantaranya dapat membuat gel yang dapat
mengering secara cepat. Selain itu film yang terbentuk sangat kuat dan plastis
sehingga memberikan kontak yang baik antar obat dan kulit (Rowe et all.,
2009).
c) Zat tambahan
1) Pengawet
(nipagin). Nipagin berupa serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau,
tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar, diikuti rasa tebal. Larut
dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol
(95%), dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali
hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak
26
lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih (Anonim, 1979).
Penggunaan nipagin atau metil paraben antara 0,02 - 0,3 % (Rowe et all.,
2009).
berwarna, tidak berbau, rasa agak manis dan memiliki rasa yang sedikit tajam
menyerupai gliserin. Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin dan
air, tidak larut dengan minyak mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan
2.11 Ekstraksi
distribusi zat terlarut di antara dua pelarut yang saling bercampur. Pada umumnya
zat terlarut yang diekstraksi bersifat tidak larut atau larut sedikit dalam suatu
pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lain. Metode ekstraksi yang tepat
ditentukan oleh tekstur kandungan air bahan-bahan yang akan diekstrak dan
senyawa-senyawa yang akan diisolasi (Harborne, 1996). Senyawa yang aktif yang
atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Struktur kimia yang berbeda-beda akan
pemiliha pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Depkes RI, 2000).
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang
RI, 1995).
A. Cara dingin
yang terdapat pada sampel. Sebagian senyawa dapat terekstraksi dengan ekstraksi
dingin dengan cara ini bahan kering hasil gilingan diekstraksi pada suhu kamar
cara ini merupakan metode ekstraksi yang mudah karena ekstrak tidak dipanaskan
dan polaritasnya dalam pelarut ekstraksi. Hal ini sangat mempermudah proses
beberapa senyawa memiliki pelarut ekstraksi pada suhu kamar (Heinrich et all.,
2004).
1. Maserasi
Maserasi bertujuan untuk menarik zat zat berkhasiat yang tahan pemanasan
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurna
Prinsip perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada satu bejana
silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Proses terdiri dari tahap
B. Cara panas
1. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
2. Soxhletasi
yang umumnya dilakukan dnegan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu
3. Digesti
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum
4. Infusa
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
5. Dekok
Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30 menit) dan
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
bunsen, kertas perkamen, gelas ukur 100 ml, erlemeyer, batang pengaduk, pipet
tetes, spatel, mortir dan stamfer, cawan penguap, pot salep, botol gel, sudip, kaca
arloji, pH meter, plastik transparan, beker glass, plat kaca, kaca diameter 20 20,
botol maserasi, kain flanel, krus porselen, corong, viskometer Brookfield, rotary
evaporator, kertas saring, labu evaporasi dan alat-alat yang biasa digunakan di
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: ekstrak kulit buah
(HPMC), metil paraben (nipagin) dan propil paraben (nipasol), oleum rosae,
Kulit buah naga merah yang digunakan dalam penelitian adalah kulit yang
tidak bersisik dan berwarna merah keseluruhan. Tahapan pertama yang dilakukan
adalah buah naga merah dibuang sisik pada kulitnya kemudian dilakukan
30
31
pemisahan antara kulit buah naga merah dan daging buah naga merah. Kulit buah
naga merah yang telah dikupas, lalu dicuci dengan air mengalir hingga bersih.
Kulit buah naga yang telah bersih dirajang hingga menjadi ukuran lebih
kecil dan tipis untuk selanjutnya dilakukan pengeringan, semakin tipis bahan
waktu pengeringan (Prasetyo dan Inoriah, 2013: 18). Kulit buah naga merah
yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung (Ma’mun et al., 2006: 321),
menimbulkan kerusakan kandungan kimia pada bahan. Kulit buah naga merah
diangin-anginkan selama ± 3 - 4 hari. Kulit buah naga merah yang telah diangin-
jam. Pengeringan dianggap selesai apabila bahan telah dapat dipecah atau retak
apabila diremas dengan tangan (Ma’mun et all., 2006: 317). Kulit buah naga
Sumedang.
32
buah naga merah (Hylicereus Polyrhizus (F.A.C.Weber) Britton & Rose) untuk
1) Alkaloid
ditambahkan asam klorida 2N. Campuran dikocok kuat-kuat hingga terdapat dua
terkandung alkaloid.
2) Flavonoid
magnesium dan asam klorida 2N. Campuran dipanaskan di atas tangas air,
disaring filtrat dalam tabung reaksi ditambahkan amil alkohol lalu di kocok kuat.
3) Saponin
buah naga merah sebanyak 500 gram dimaserasi dalam 2.5 L etanol 96%
hari dan ditempatkan dalam tepat gelap. Maserat yang diperoleh ditampung,
Ekstrak daun kulit buah naga merah kental yang diperoleh ditimbang dan
o o
% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
o o np n
34
3.3.5 Formulasi Masker Gel Peel-off Ekstrak Kulit Buah Naga Merah
Tabel 1
Formulasi Masker Gel Peel-Off
FORMULA (%)
No BAHAN
F1 F2 F3
Ekstrak kulit
1 0.5 1.5 2.5
buah naga merah
2 HPMC 2 2 2
3 Polivinil alkohol 15 15 15
4 Propilenglikol 8 8 8
5 Nipagin 0.18 0.18 0.18
6 Nipasol 0.02 0.02 0.02
7 Oleum rosae 5 tetes 5 tetes 5 tetes
8 Aquades 100 100 100
3.3.6 Prosedur Pembuatan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Naga
Merah
lima kalinya dilebur diatas cawan sambil di aduk hingga PVA larut (Fase 1). Di
cawan yang berbeda HPMC di larutkan dengan aquadest dingin dan aduk, setelah
HPMC larut diamkan selama 15 menit (Fase 2). Nipagin di masukan kedalam
kemudian masukan zat aktif ekstrak kulit buah naga merah beserta oleum rosae
aduk hingga homogen terakhir adukan dengan aquadest hingga 100 ml.
3.3.7 Evaluasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Naga Merah
sediaan selama 28 hari penyimpanan pada suhu 28°C - 30°C. Sampling dilakukan
35
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptik dilakukan secara visual dan dilihat secara langsung bentuk,
warna, bau dari gel yang dibuat. Gel biasanya jernih dengan konsentrasi setengah
2. Uji pH
dalam beaker glass, ditambahkan aquadest hingga 100 mL lalu aduk hingga
(Sudarmadji, 1984). Ukur dengan pH meter dan catat pH yang ditunjukkan. Hasil
pengukuran menunjukan target pH pada kulit yaitu 4,5 – 6,5 (Naibaho, 2013).
3. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dengan cara sebanyak 100 mL gel dimasukkan ke dalam
wadah berbentuk tabung lalu dipasang spindle 64. Spindle harus terendam dalam
sediaan uji. Viskometer dinyalakan dan dipastikan rotor dapat berputar pada
angkan pada skala viskositas lalu dicatat dan dikalikan faktor 100 (Zularnanin,
2013). Nilai viskositas sediaan gel peel-off yang baik yaitu 2000 - 4000 cps (Garg
et all., 2002).
Dilakukan dengan cara mengoleskan masker gel peel-off ekstrak kulit buah naga
tangan dan amati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering yaitu waktu
dari saat mulai dioleskannya masker gel peel-off hingga benar-benar terbentuk
lapisan yang kering. Persyaratan untuk waktu sediaan mengering yaitu selama 15
waktu kering masker produk inovator yang beredar dipasaran (Vieira et all,.
2009).
Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran gel saat
dioleskan pada kulit. Sebanyak 1 gram sediaan gel peel-off diletakkan dengan
yang lain dan digunakan pemberat diatasnya hingga bobot mencapai 100 gram
dan diukur diameternya setelah 1 menit. Persyaratan daya sebar yaitu antara 5 - 7
panelis yang diberikan contoh sediaan masker gel peel-off. Untuk melihat tingkat
digunakan skala numerik yaitu 0 (sangat tidak suka), 1 (agak tidak suka), 2
(netral), 3 (agak suka), 4 (sangat suka), 5 (amat sangat suka) (Panjaitan et all.,
2012).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi ini bertujuan untuk meyakinkan tanaman yang diuji dari genus
dan spesies yang benar. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang
digunakan adalah buah naga merah dengan nama ilmiah: Hylocereus Lemairei
(Hook.) Britton & Rose. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang
Polyrhizus)
Bandung Barat, Jawa Barat. Simplisia kulit buah naga merah yang telah
terkumpul dibersihkan dari kotoran yang menempel kemudian dicuci dengan air
mengalir sampai bersih. Selanjutnya kulit buah naga merah disimpan diwadah dan
ditutup kain hitam hingga kering selama 2 minggu hingga sebagian kandungan air
dalam simplisia menguap. Diperoleh bobot simplisia kulit buah naga merah
37
38
dengan berat simplisia 2 gram, diperoleh hasil kadar air simplisia kulit buah naga
merah sebesar 3% .
Ekstrak
sekunder yang terdapat didalam daunnya. Metode yang digunakan dalam skrining
fitokimia adalah dengan cara uji warna. Hasil skrining fitokimia dari kulit buah
Tabel 2.
Skrining Fitokimia
Hasil
No Metabolit Reaksi Pustaka Simplisia Ekstrak
Sekunder
simplisia dan ekstrak kulit buah naga merah memiliki kandungan metabolit
sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin dan saponin. Hasil skrining
kemungkinan zat alkaloid dan saponin hanya sedikit sehingga tidak teridentifikasi.
Simplisia kulit buah naga merah yang telah kering sebanyak 500 gram
yaitu etanol 96% sebanyak 2.5 liter. Ekstraksi dilakukan selama 3 hari, simplisia
dimasukkan ke dalam alat maserator dan direndam dengan etanol 96% diaduk
Filtrat kemudian diuapkan dengan penguap vakum hingga menjadi ekstrak cair,
kemudian ekstrak cair dipekatkan di atas waterbath pada suhu 40°C hingga
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapat sebanyak 43.71 gram. Hasil
= 8. 742%
Tabel 3.
Kadar air yang dari simplisia kulit buah naga merah kering yaitu 3%.
Ekstrak kental kulit buah naga disimpan dalam cawan dan ditutup dengan
4.6 Hasil Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel-off Ekstrak Kulit Buah Naga
Merah
1) Organoleptik
Tabel 4.
Uji Organoleptik Masker Gel Peel-off
Hari Ke-
No Formula Organoleptik
0 7 14 21 28
Bau KM KM KM KM KM
2 F2 Warna CP CP CP CP CP
Bau KM KM KM KM KM
3 F3 Warna C C C C C
Bau KM KM KM KM KM
Keterangan:
CP : Coklat Pucat
C : Coklat
ekstrak yang digunakan berbeda dan jenis pengaroma yang digunakan sama
sehingga aromanya sama. Dari hasil evaluasi organoleptis terhadap masker yang
meliputi bentuk, warna dan bau ini menunjukkan bahwa sediaan masker tidak
antara bahan-bahan dan cara penyimpanan sehingga tidak terjadi interaksi kimia
2) Uji pH
Tabel 5.
Uji pH Masker Gel Peel-off
pH Krim
No Formula (hari ke-)
0 7 14 21 28
1 F1 5 5.2 5.3 5.2 5.3
2 F2 5.4 5.4 5.3 5.3 5.4
3 F3 5.7 5.7 5.8 5.9 5.9
5.5 F1
pH
f2
5
f3
4.5
0 7 14 21 28
waktu
Hasil uji pH sediaan masker gel peel-off yang dibuat memiliki pH yang
sesuai dengan pH kulit Persyaratan pH untuk kulit yaitu 4,5 - 6,5 (Tranggono,
menyebabkan kulit bersisik atau bahkan terjadi iritasi sedangkan jika berada di
atas pH kulit dapat menyebabkan kulit terasa licin, cepat kering serta dapat
mempengaruhi elastisitas kulit. Dari hasil evaluasi ketiga formula masker gel
peel-off menunjukan pH dengan kriteria yang sesuai dan dipilih itu yang
mendekati pH basa yaitu pada formula 3. Karena jika pH terlalu asam atau basa
akan dapat mengiritasi kulit. pH yang stabil akan membantu menghindari atau
3) Uji Viskositas
Tabel 6.
Uji Viskositas Masker gel Peel-off
3000
F1
2000
viskositas
F2
1000
F3
0
0 7 14 21 28
waktu
pembuatan sediaan. Gel memiliki sifat formulasi yang apabila dibiarkan dan tidak
peningkatan viskositas pada sediaan. Sifat yang dimiliki gel tersebut adalah
viskositas pada formula 3 (F3) karena semakin tingginya nilai viskositas maka
Tabel 7.
Uji Waktu Mengering
40
30 F1
menit
20
F2
10
0 F3
0 7 14 21 28
waktu
Pemeriksaan uji waktu mengering dari masker peel-off ekstrak etanol kulit
buah naga super merah (Hylocereus Polirhizus (F.A.C.Weber) Britton & Rose)
Sebanyak 1 g masker gel peel-off dioleskan pada kulit lengan dengan panjang 7
cm dan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering masker gel peel-off
hingga membentuk lapisan film dari masker gel peel-off dengan menggunakan
Tabel 8.
Uji Daya Sebar
15
F1
panjang ( cm
10
F2
5
F3
0
0 7 14 21 28
waktu
pertambahan luas yang diberikan sediaan setelah diberi beban 2 gram. Dari hasil
evaluasi ketiga formula masker gel peel-off menunjukan daya sebar dengan
6) Uji Hedonik
tekstur, warna dan aroma dari masker gel peel-off formula 1, 2 dan 3.
46
Tabel 9.
Uji Hedonik
Persentase (%)
Parameter Form
0 1 2 3 4
F1 0 50% 50%
SENSASI
F2 0 5% 35% 35% 25%
DI KULIT
100
Persentase (%)
80
60 F1
40 F2
20
F3
0
tidak agak agak suka sangat
suka tidak suka suka
Gambar 9. Grafiksuka
Uji Warna Masker Gel Peel-off
sebagian besar panelis pada formula 1, 2 dan 3 menyukai warna peel-off terlihat
pada gambar 7 sebagian besar panelis menyukai warna dari ketiga formula dan
tidak satupun panelis yang tidak suka terhadap warna masker peel-off. Pada
47
formula 2 ada 10% dan formula 3 ada 5% panelis yang agak tidak suka dapat
dilihat pada gambar 7 sedangkan untuk formula 2 diperoleh 10% yang sangat
suka dan formula 3 40% sangat suka. Pada hasil paling banyak pada panelis
sangat suka warna sedian masker peel-off yaitu formula 3 sebanyak 40%. Hal ini
di sebabkan karna warna dari formula 3 sedikit agak gelap yaitu kuning
kecoklatan. Tidak seperti pada formula 1 dan 2 memiliki warna yang cerah pucat
yaitu coklat muda pucat dan coklat pucat sedangkan pada formula 3 terlihat warna
coklat.
100
Persentase (%)
80
60 F1
40
F2
20
0 F3
Untuk uji kesukaan terhadap sensasi di kulit masker gel peel-off dapat
dilihat pada gambar 8 bahwa ada 5% panelis yang agak tidak suka dengan sensasi
masker peel-off pada formula 1 dan 2. Pada formula 1 ada 10%, formula 2
sebanyak 35% dan formula 3 ada 30% panelis yang agak suka. Pada formula 1
paling banyak panelis yang suka sebanyak 55% sedanglan jumlah formula 2 dan 3
sama sebanyak 35%. Untuk panelis yang sangat suka paling banyak pada
25% panelis dan tidak satupun panelis yang tidak suka terhadap warna masker
peel-off. Jadi rata-rata panelis menyukai formula 3 karena sediaan lebih kental
48
melekat dan nyaman di kulit dan memberikan sensasi yang lebih baik dari formula
1 da 2.
100
Persentase (%)
80
F1
60
40 F2
20
F3
0
gambar 9 menunjukan bahwa panelis agak suka dan agak suka terhadap aroma
dan formula 1 lebih banyak panelis yang suka. Dari ketiga sediaan rata-rata
7) Analisis Data
menggunakan metode One Way Anova pada (p< 0,05) dengan taraf kepercayaan
95%.
evaluasi viskositas didapatkan hasil, ketiga sediaan tidak adanya perbedaan yang
signifikan terhadap formula 1, 2 dan 3. Ini disebabkan oleh variasi bobot zat aktif
49
ekstrak etanol kulit buah naga merah 0.1%, 1,5% dan 2,5% yang mengakibatkan
Perbedaan ini dapat terjadi karena variasi bobot zat aktif ekstrak etanol kulit buah
naga merah dapat mempengaruhi proses mengering nya suatu sediaan dimana
semakin banyak ekstrak yang digunakan maka semakin kental sediaan dan jika di
lakukan uji baik itu pada kulit langsung atau pada media kaca maka semakin cepat
sedian itu mengering. Sementara untuk evaluasi daya sebar didapat hasil adanya
perbedaan yang signifikan terhadap ketiga formulasi. Ini disebabkan oleh variasi
bobot zat aktif ekstrak kulit buah naga merah yang digunakan membuat setiap
5.1 Simpulan
stabilitas fisika kimia sediaan masker gel peel-off ekstrak kulit buah naga
merah selama 28 hari pada suhu 28° - 30°C adalah tidak mengalami
gel peel-off ekstrak kulit buah naga merah stabil selama penyimpanan.
paling banyak disukai oleh panelis dari segi warna yang menarik, bau yang
tidak sakit. Konsistensi sediaan yang ideal untuk masker peel off sehingga
mudah untuk dioleskan dan dapat melekat dengan baik serta mudah untuk
5.2 Saran
memvariasikan formula basis yang berbeda dan memanfaatkan ekstrak kulit buah
50
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, dan Darijanto S. T. (1993). Teknologi Farmasi Likuid Dan Semi Solid.
Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB, Bandung.
Hardjadinata, Sinatra. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik.
Bogor : Penebar Swadaya.
51
52
Harry RG. Harry’s Cosmeticology, Ed.7. New York: Chemical Publishing Co.,
Inc., 2008; hal. 103-109.
Helfrich, Y.R, Sachs, D.L, & Vorhees, J.J (2008).Overview of skin aging and
photoaging. Dermatology Nursing, 20 (30), 177-183.
Jaafar, Ruzainah Ali., Rahman, Ahmad Ridhwan Bin Abdul., Mahmod, Nor Zaini
Che. dan Vasudevan, R. 2009. “Proximate Analysis of Dragon
Fruit(Hylocereus polyrhizus)”. American Journal of Applied Sciences, 6
(7): 1341- 1346.
Jamilah, B., Shu, C. E., Kharidah, M., Dzulkifly, M. A., dan Noranizan, A. 2011.
“Physico-chemical Characteristics of Red Pitaya (Hylocereus
polyrhizus) Peel”. International Food Research Journal. 18:279-286.
Rahmawanty, Dina., Nita. Yulianti, dan Mia. Fitriana. 2015. Formulasi dan
Evaluasi Masker Wajah Peel-Off Mengandung Kuersetin Dengan
Variasi Konsentrasi Gelatin dan Gliserin."Media Farmasi. 12 (1): 17-32.
Saifudin, A., Rahayu, V. dan Teruna, H.Y. 2011. Standarisasi Bahan Obat
Alam. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Septiani, Shanti, Nasrul Wathoni, and Soraya R. Mita. 2012. Formulasi Sediaan
Masker Gel Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetun
gnemon Linn.). Students e-Journals. 1 (1).
Vimala S, Adenan Mohd Ilham, Ahmad Abdull Rashih and Shahdan Rohana.
2003. Nature`s Choice To Wellness: Antioxidant Vegetables/Ulam.
Malaysia, Kuala Lumpur: Forest Research Institut.
Warisno dan Dahana, Kres. 2010. Buku Pintar Bertanam Buah Naga Di
Kebun, Pekarangan, dan Dalam Pot. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas : Potensi dan
Aplikasinya Dalam Kesehatan. Yogyakarta : Kanisius Media.
Zulkarnain, K., 2013., Stabilitas Fisik Sediaan Lotion O/W dan W/O Ekstraksi
Buah Mahkota Desa Sebagai Tabir Surya Dan Uji Iritasi Primer Pada
Kelinci.,Gadjah Mada Univesity Press., Yogyakarta.
LAMPIRAN I
METODE PENELITIAN
Pengumpulan Bahan
Determinasi
Pembuatan Simplisia
Pengelolaan Sampel
o o
% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥
o o w l l hn m h
LAMPIRAN II
HASIL DETERMINASI KULIT BUAH NAGA MERAH
57
LAMPIRAN III
SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF
LAMPIRAN IV
HASIL ANALISIS DATA ONE WAY ANOVA
1. Uji pH
ANOVA
pH
Total .000 14
2. Uji Viskositas
ANOVA
Viskositas
Total 6.139E7 14
D.sebar
Total 40.337 14
4. Uji Mengering
ANOVA
Mongering
Total 41.333 14
60
LAMPIRAN V
LAMPIRAN VI
61
LAMPIRAN VI