Semester 1
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Saat ini keimanan dan ketaqwaan telah dianggap anggap sebagai hal yang biasa, oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti dari keimanan
dan ketaqwaan itu, hal ini manusia selalu menganggap remeh tentang itu dan
mengartikan keimanan dan ketaqwaan hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna
sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja.
B. Rumus masalah
1. Pengertian iman dan taqwa
2. Wujud iman
3. Proses terbentuknya iman
4. Kriteria orang beriman
5. Hubungan iman,taqwa dan keyakinan dalam teknologi
Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian iman dan taqwa
Keimanan diambil dari kata iman yang secara bahasa diartikan percaya. Namun,
setelah mendapat imbuhan ke-an maka kata tersebut bisa diartikan menjadi suatu
nilai religius yang dimiliki oleh setiap muslim untuk cenderung melakukan segala hal
sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kehidupan yang dijalaninya
teratur sedemikian rupa. Dari definisi di atas tentunya kita bisa melihat syarat mutlak
yang harus dimiliki oleh setiap individu yang mengharapkan keimanan tersebut.
Syarat itu tiada lain adalah keadaa muslim. Setiap mu’min (orang yang memiliki
keimanan bagus) pasti seorang muslim juga, tetapi pernyataan tersebut tidak
sebaliknya. Hubungan antara dua keadaan (mu’min dan muslim) tersebut bisa
disebut Nisbat ‘Umum Khusus Muthlaq.
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan
ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
B. Wujud iman
Akidah Islam dalam al-Qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya,
melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena
itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan
seorang muslim yang disebut amal saleh.
Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai
dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan,
melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam
perbuatannya.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang utama bagi manusia untuk merasakan
kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila memenuhi tiga
macam akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah laku
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya
“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-
Nya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah
orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan
ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya
orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah
menurut sunnah rasul.
Taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa
yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah
dan menjauhi larangan.
Seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat
tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan
segala larangan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Saepul Anwar. Keimanan dan Ketaqwaan manusia :Mizan Media Utama
Muchamad Syihabulhaq. Definisi Takwa kelas 3 SMP tiga serangkai
Barata, Mappasessu, Muhammad. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar
AI-Qur’an dan terjemahannya (1974) Departemen Agama RI
Ahmad Amin, Akhlak, Terj. Bachtiar Affandi, (Jakarta jembatan: 1957)