Anda di halaman 1dari 4

Makalah Keimanan Dan Ketaqwaan

Nama : Muhammad Arya Arrauf

Prodi : Rekayasa Perangkat Lunak

Mata Kuliah : Agama

Semester 1
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Saat ini keimanan dan ketaqwaan telah dianggap anggap sebagai hal yang biasa, oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti dari keimanan
dan ketaqwaan itu, hal ini manusia selalu menganggap remeh tentang itu dan
mengartikan keimanan dan ketaqwaan hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna
sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja.
B. Rumus masalah
1. Pengertian iman dan taqwa
2. Wujud iman
3. Proses terbentuknya iman
4. Kriteria orang beriman
5. Hubungan iman,taqwa dan keyakinan dalam teknologi

Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian iman dan taqwa
Keimanan diambil dari kata iman yang secara bahasa diartikan percaya. Namun,
setelah mendapat imbuhan ke-an maka kata tersebut bisa diartikan menjadi suatu
nilai religius yang dimiliki oleh setiap muslim untuk cenderung melakukan segala hal
sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kehidupan yang dijalaninya
teratur sedemikian rupa. Dari definisi di atas tentunya kita bisa melihat syarat mutlak
yang harus dimiliki oleh setiap individu yang mengharapkan keimanan tersebut.
Syarat itu tiada lain adalah keadaa muslim. Setiap mu’min (orang yang memiliki
keimanan bagus) pasti seorang muslim juga, tetapi pernyataan tersebut tidak
sebaliknya. Hubungan antara dua keadaan (mu’min dan muslim) tersebut bisa
disebut Nisbat ‘Umum Khusus Muthlaq.
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan
ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
B. Wujud iman
Akidah Islam dalam al-Qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya,
melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena
itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan
seorang muslim yang disebut amal saleh.
Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai
dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan,
melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam
perbuatannya.

C. Proses terbentuknya iman


Iman mulai membentuk dan berproses sejak janin masih berada dalam rahim sang
ibu. Apa yang di makan ibu, sikap hidup dan psikologis serta aktivitas kedua orang
tuanya akan mempengaruhi perkembangan keimanan seorang anak. Benih iman
yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang
berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang
intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan benih
iman.
Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang
disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang.
Tingkah laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan
teladan bagi anak-anak. Tingkah laku yang baik maupun yang buruk akan ditiru anak-
anaknya. Jangan diharapkan anak berperilaku baik, apabila orang tuanya selalu
melakukan perbuatan yang tercela. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda, “Setiap anak,
lahir membawa fitrah. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai
iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah, maka orang tersebut
tidak mungkin beriman kepada Allah.
D. Kriteria orang beriman
1. Jika disebut nama Allah bergetar hatinya.
2. Senantiasa tawakkal.
3. Selalu menjaga sholatnya.
4. Menjaga kerhormatan dan selalu mejaga lisannya.
5. Memelihara amanah.
6. Berjihad di jalan Allah.
7. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin.
E. Hubungan iman, taqwa, dan keyakinan dalam teknologi
Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang
yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap
hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan
shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung
tegaknya ajaran Allah.
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya kebaikan yang
kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak
mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar
beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia.
Dan dalam teknologi keyakinan dalam menegakan keimanan dan taqwa tak selalu
berjalan seiringan. Pertama, agama dan ilmu pengetahuan saling mendukung.
Sejumlah ayat Al-Qur’an secara jelas menjelaskan sebuah fenomena ilmu
pengetahuan salah satunya proses penciptaan manusia yang digambarkan jauh
sebelum ilmu pengetahuan mampu menjelaskannya secara empiris. Tetapi di sisi
lain, terdapat perbedaan pendapat mengenai manusia pertama di bumi ini terkait
dengan turunnya Nabi Adam dan teori evolusi yang dikembangkan oleh Darwin.
Namun dengan keutuhan iman yang kuat dan dengan menggunakan dalil dan segala
pemikiran yang Allah anugrahkan kita dapat menggunakan teknologi sebagai media
memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Sebagai conton media
sosial yang di isi dengan konten dakwah secara banyak anak muda jaman sekarang
yang jarang pergi ke pengajian dengan konten tersebut anak muda dapat mengakses
ilmu ilmu agama dengan baik dan mudah lalu bisa menjadi media mengingatkan
kepada keimanan kepada Allah swt.
Bab 3
Kesimpulan

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang utama bagi manusia untuk merasakan
kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila memenuhi tiga
macam akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah laku
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya
“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-
Nya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah
orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan
ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya
orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah
menurut sunnah rasul.
Taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa
yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah
dan menjauhi larangan.
Seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat
tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan
segala larangan-Nya.

DAFTAR PUSTAKA
Saepul Anwar. Keimanan dan Ketaqwaan manusia :Mizan Media Utama
Muchamad Syihabulhaq. Definisi Takwa kelas 3 SMP tiga serangkai
Barata, Mappasessu, Muhammad. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar
AI-Qur’an dan terjemahannya (1974) Departemen Agama RI
Ahmad Amin, Akhlak, Terj. Bachtiar Affandi, (Jakarta jembatan: 1957)

Anda mungkin juga menyukai