Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TASAWUF

‘’ PENGERTIAN AKHLAQ DAN TASAWUF ‘’

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tasawuf

Dosen Pengampu :

Dr. H. Saifulloh, MHI

Disusun Oleh :

M. Nurul Hidayah (202086010054)

Siti Khodijah (202086010033)

Anisatul Azizah (202086010042)

Nur Faiza (202086010034)

Putri Luthfiyyah Sari (202086010032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
TAHUN AKADEMIK 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan baik sebagaimana yang kami harapkan.. Tidak lupa juga sholawat serta salam kita
haturkan kepada baginda Rasulullah SAW. Yang kita tunggu syafa’atnya pada yaumul akhir.
Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membuantu
dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Akhlaq dan Tasawuf ”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tasawuf.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemukan kesulitan, kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa kekurangan. oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran khususnya dari dosen pengampu
mata kuliah Tasawuf yaitu Dr. H. Saifulloh, MHI serta para pembaca yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Demikianlah kata pengantar yang dapat kami
berikan daripada makalah ini, semoga makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan
manfaat.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Pengertian Akhlaq .................................................................................... 3


B. Pengertian Tasawuf .................................................................................. 5
C. Bentuk Pelaksanaan Akhlaq dan Tasawuf dalam Pendidikan ..................... 7
D. Dasar-dasar Pendidikan Akhlaq dan Tasawuf............................................ 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tasawuf memang selalu menarik untuk diperbincangkan. Terlebih pada saat ini
dimana masyarakat seakan mengalami banyak masalah sehingga tasawuf dianggap
sebagai satu obat manjur untuk mengobati kehampaan tersebut. Terlepas dari
banyaknya pro dan kontra seputar asal mula munculnya tasawuf harus kita akui bahwa
nilai-nilai tasawuf memang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Setidaknya
tasawuf pada saat itu terlihat dhari tingkah laku nabi yang pada akhirnya kita namakan
dengan nilai-nilai sufi. Hal tersebut sangatlah wajar karena misi terpenting nabi adalah
untuk memperbaiki dan sekaligus meyempurnakan akhlak masyarakat arab dulu (Jaya,
2007).

Pada mulanya tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman intuisi-


intuisi Islam. Sejak zaman sahabat dan tabi‟in, kecendrungan pandangan orang
terhadap ajaran Islam secara lebih analitis sudah muncul. Ajaran Islam dipandang dari
dua aspek, yaitu aspek lahiriyah (eksetoris) dan aspek batiniah (esoteris), atau aspek
“luar” dan aspek “dalam”. Pandangan dan pengamalan aspek “dalamnya” mulai terlihat
sebagai hal yang paling utama, namun tanpa mengabaikan aspek “luarnya” yang
dimotivasikan untuk membersihkan jiwa. Tanggapan perenungan mereka lebih
berorientasi pada aspek “dalam”, yaitu cara hidup yang lebih mengutamakan rasa,
keagungan Tuhan, dan kebebasan dari egoism.

Tasawuf sebagai equibilirium fenomena di tengah arus rasionalisme dan


positivism yang memuncak. Karena dengan tasawuf, berarti manusia kembali kepada
esensi utamanya, yaitu al-quran dan Hadits,karena pada dasarnya tasawuf pada awal
pembentukannya adalah akhlak atau keagamaan, dan moral keagamaan inilah yang
banayak diatur dalam al-quran hadits, atau yang saat ini lebih popular dengan sebutan
tasawuf akhlaqi (Mustofa, 2010).

Dalam pandangan ulama‟ tasawuf akhlaqi memiliki banyak pengertian, antara


lain yang dikemukakan oleh imam Al-Ghazali: “akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan” (Ipandang, 2017). Inti dari tasawuf

1
akhlaqi adalah tasawuf yang berkosentrasi pada teoriteori perilaku, akhlaq atau budi
pekerti atau perbuatan akhlak, dengan metode tertentu yang telah dirumuskan
pengajarannya, mengarah pada penyucian segala sifat yang Allah ridho, sehingga
melahirkan komunitas manusia mulia di hadapan Allah dan makhluk-Nya.

Demikian dari latar belakang di atas, maka peneliti akan membahas sebuah
makalah yang berjudul ‘’ Akhlaq dan Tasawuf ‘’. Tulisan ini bertujuan untuk
mengetahui definisi dari akhlaq dan tasawuf, fungsinya dll.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Akhlaq ?
2. Apa definisi dari Tasawuf ?
3. Bagaimana Bentuk pelaksanaan Akhlaq dan Tasawuf dalam Pendidikan?
4. Bagaimana pendidikan akhlak dan Tasawuf ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari Akhlaq.
2. Untuk mengetahui definisi dari Tasawuf.
3. Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan Akhlaq dan Tasawuf dalam Pendidikan.
4. Untuk mengetahui dasar-dasar pendidikan Akhlaq dan Tasawuf.
D. Manfaat Penulisan

Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan


pengajaran dibidang pendidikan agama islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlaq
Secara etimologis (linguistik) akhlak berakar dari kata akhlaqa-yukhliqu-ikhlaqan.
Sesuai dengan wazan tsulasi majid af ’ala-yuf ’ilu-if ’alan yang berarti al-Sajiyah
(perangai), al-Thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-Adat (kebiasaan, kelaziman), al-
Maru’ah (peradaban yang baik), al-Din (agama).1
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa di atas tampaknya belum tepat, sebab isim
mashdar dari akhlaqa bukanlah akhlaq, akan tetapi ikhlaq. Berkenaan dengan hal tersebut
maka muncul pendapat yang menyatakan bahwa secara linguistik kata akhlaq merupakan
ism jamid atau ism ghair mustaq, yaitu ism (kata benda) yang tidak memiliki asal akar kata,
dimana kata tersebut memang sedemikian adanya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilq
atau khulq yang artinya sama dengan arti kata akhlaqa.2
Jadi dapat disimpulkan bahwa kata akhlaq atau khulq secara bahasa adalah budi
pekerti, adat kebiasaan, perangai, atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat.
Secara terminologis terdapat beberapa definisi terkait akhlak, diantaranya yaitu:
1. Ibnu Maskwaih yang merupakan seorang pakar di bidang akhlak, dalam kitabnya
Tahzib al-Akhlaq wa Tathir al-A’raq menyatakan: sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.
2. Imam al-Ghazali yang dikenal sebagai Hujjat al-Islam karena kepiawaiannya
dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dalam
kitabnya Ihya’ Ulum al-Din menyatakan: sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila lahir tingkah laku yang terpuji,
maka dinamakan akhlak yang baik, dan apabila yang lahir itu tingkah laku yang
keji, maka dinamakan akhlak yang buruk.
3. Abd Hamid dalam kitabnya Dairat al-Ma’arif secara simpel menyebutkan: sifat-
sifat manusia yang terdidik.3

1
Asmail Azmy, “Akhlak Tasawuf-Sebuah Pengantar”, Yogyakarta: K-Media, (2021), Hal. 1.
2
Ibid., Hal. 1.
3
Ibid., Hal. 2-3.

3
4. Al-Qurthuby mengemukakan bahwa suatu perbuatan manusia yang bersumber
dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan tersebut termasuk bagian
dari kejadiannya.4
Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang
dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu
dapat lahir berupa perbuatan baik yang disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk
yang disebut akhlak yang tercela.
Kemudian membahas tentang ilmu akhlak, mengingat dan menyadari pentingnya
kajian tentang nilai akhlak manusia, maka pada masa-masa berikutnya kajian akhlak ini
dikembangkan menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri dalam dunia Islam.
Ilmu ialah mengenal sesuatu dengan esensinya, sedangkan akhlak yaitu budi pekerti,
perangai, tingkah laku dan tabiat. Dengan demikian ilmu akhlak diartikan sebagai suatu
ilmu untuk mengenal budi pekerti, tabiat, perangai, dan tingkah laku manusia sebenarnya.5
Ahmad Amin dalam Miswar mengemukakan bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
setengah manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat.6
Selanjutnya Hamzah Yakub dalam Miswar juga mengemukakan sebagai berikut:7
1. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk. Antara
terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan bathin.
2. Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik
dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia, dan menyatakan tujuan
mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan oekerjaan mereka.
Akhlakul karimah dalam kehidupan manusia dapat di lihat dari dua hal yakni
(spiritualitas dan akhlak), Ketika manusia terobsesi dengan dua hal tersebut
(spiritualitas dan akhlak), maka akan melahirkan hati yang tenang, bersih, nyaman,
bersyukur dan menikmati hidup walaupun ada banyak masalah yang terjadi. (Ahmad
Muttaqin 2014). Kecerdasan spiritual dan akhlak dalam diri manusia dapat dibentuk
melalui pendidikan tasawuf. Dengan pendidikan tasawuf, manusia mengenal ilmu

4
Edi Kurniawan Farid, “Akhlak Tasawuf Sebagai Kajian Keilmuan”, Asy-Syariah, Vol. 3, No. 1, (2017), Hal. 89.
5
Miswar, Dll., “Akhlak Tasawuf - Membangun Karakter Islami”, Medan: Perdana Publishing, (2015), Hal. 7.
6
Ibid., Hal. 7.
7
Ibid., Hal. 8.

4
untuk mensucikan jiwa yang membersihkan hati, untuk tunduk kepada ketentuan
Allah Swt.

B. Pengertian Tasawuf
Tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya
saat ini semakin dirasakan. Secara historis dan teologis, tasawuf mengawal dan
memandu perjalanan hidup umat agar selamat dunia dan akhirat (Hidayatulloh, 2014:
65-81). Tasawuf memiliki berbagai definisi etimologis dan terminologis. Salah satunya
adalah istilah “tasawuf” yang berasal dari kata Arab “shafa” yang berarti suci, merujuk
pada ibadah atau penyembahan hamba yang suci hatinya dan bersih jiwanya (Asmaya,
2018: 123-135). Sedangkan dari segi terminologi, Abudin Nata mendefinisikan tasawuf
sebagai upaya menyucikan jiwa/diri dengan menghindari urusan duniawi dan
memusatkan perhatian semata-mata kepada Tuhan. Istilah tasawuf juga diartikan
sebagai upaya “mempercantik” jiwa/diri melalui tingkah laku atau akhlak yang
dipusatkan atau berpedoman pada ajaran Islam. Tasawuf dibangun di atas se jumlah
nilai. Adapun konsep-konsep sufi tentang tauhid, fiqh, moral, kebenaran, dan kesucian,
serta al-Qur'an dan as-Sunnah. Nilai tauhid merupakan sesuatu yang menjadi sumber
dari nilai-nilai lain (Siradj, 2010). Ada beberapa pendapat Para ulama yang berbeda-
beda pendapat akan pengertian tasawuf diantaranya:

1. Zakaria al- anshari berkata, “ Tasawuf adalah ilmu yang dengannya di ketahui
tentang pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti serta pembangunan lahir dan
batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi”.8
2. Ahmad zaruq berpendapat,” Tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk
memperbaiki hati dan memfokuskan hanya untuk Allah semata. Sedangkan
fikih adalah ilmu yang bertujuan untuk memperbaiki amal, memelihara aturan
dan menampakkan hikmah dari setiap hukum. Sedangkan ilmu tauhid adalah
ilmu ilmu yang bertujuan untuk mewujudkan dalil- dalil dan menghiasi iman
dengan keyakinan, sebagaimana ilmu kedokteran untuk memelihara badan dan
ilmu nahwu untuk memelihaa lisan”. 9

8
Zainal al- anshari, wafat 929 H, ta’liqat ‘ala ar-risalah al- quayairiyyah
9
Abu abbas ahmad zaruq al- fasi, wafat 899 H, qawa’id al- tashawwuf

5
3. Imam Junaidi berpendapat, “ Tasawuf adalah berakhlak luhur dan
meninggalkan semua akhlak tercelah”.10

Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada
pembersihan aspek kerohanian manusia yang selanjutnya menimbulkan kebaikan akhlak mulia.
Pembersihan aspek rohani manusia selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoterik dari diri
manusia (Faiz, 2015). Melalui Tasawuf seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara
melakukan pembersihan diri, serta mengamalkannya dan tampil sebagai manusia yang dapat
mengendalikan dirinya, atau ketika manusia melakukan aktivitas dapat menjaga kejujuran hati
nurani, keikhlasan, tanggung jawab dan dapat membendung penyimpangan moral, seperti
manipulasi nilai, nilai, kolusi dan lain-lain yang subur dalam negara yang notabene mayoritas
Islam(Indonesia) (Saprin, 2017: 83-90)

Kehidupan dunia tidak ditentukan oleh pengejaran dan pemenuhan aspirasi material
semata. Jiwa yang kurang asupan rohani akan kering, disebabkan belum terpuaskan kebutuhan
dasarnya, karenanya meminta untuk dipelihara dan disuplai juga dengan pemahaman spiritual.
Inilah titik kritis yang belakangan ini melahirkan fenomena yang menggelitik, perkembangan
gaya hidup religius dengan wajah baru yang tidak menentu, bahkan keluar dari koridor agama
Islam itu sendiri, Dengan demikian, agama bukan lagi aktivitas rutin tanpa hubungan batin
dengan Tuhan, akan tetapi diharuskan mempengaruhi semua lini dalam kehidupan, termasuk
di dalamnya yang terpenting adalah implementasinya kedalam pendidikan Islam sebagai
gerbang awal dimulainya pengetahuan.

Kemajuan di bidang teknologi pada zaman modern ini telah membawa manusia ke
dalam dua sisi, yaitu bisa memberi nilai tambah (positif) tapi pada sisi laian dapat mengurangi
(negatif). Efek positifnya tentu saja akan menigkatkan keragaman budaya melalui penyediaan
informasi yang menyeluruh sehingga memberikan orang kesempatan untuk mengembangkan
kecakapan-kecakapan baru dan meningkatkan produksi, Sedangkan efek negatifnya kemajuan
teknologi akan berbahaya jika berada di tangan orang yang secara mental dan keyakinan agama
belum siap. Mereka dapat menyalah gunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang destruktif dan
mengkhawatirkan. Misalnya penggunaan teknologi kontrasepsi dapat menyebabkan orang
dengan mudah dapat melakukan hubungan seksual tanpa harus takut hamil atau berdosa.

10
Musthafa Ismail al- madani, an- nashrah an- nabawiyah

6
Jaringan-jaringan peredaran obat-obat terlarang, tukar-menukar informasi, penyaluran data-
data film yang berbau pornografi di bidang teknologi komunikasi seperti komputer, faximile,
internet, dan sebagainya akan semakin intensif pelaksanaannya.

1. Fungsi tasawuf

Ilmu tasawuf adalah ilmu yang berfungsi untuk membersihkan hati dan
mensucikan jiwa yang mana merupakan kewajiban individu manusia yang paling
penting dan merupakan perintah tuhan yang paling utama. Para ulama berpendapat,
penyakit hati termasuk dosa besar yang membutuhkan toba tersendiri. Pengarang
kitab jauhara at- tauhid menyatakan hal tersebut dalam syairnya,

Perintahlah kepada kebaikan dan hindarilah adu domba

Gibah dan semua sifat tercela

Seperti ujub, angkuh, dan penyakit dengki

Juga seperti pamer dan gemar berdebat

Hukum menghilangkan semua penyakit hat adalah fardhu ‘ain. Dan hal itu
tdak mungkin dilakukan kecuali dengan mengetahui batasan, penyebab, tanda- tanda
dan metode pengobatannya. Dan barang siapa tidak mengetahui satu kejahatan, maka
dia akan terperosok ke dalamnya. 11

C. Bentuk pelaksanaan Akhlaq dan Tasawuf dalam Pendidikan

Pelaksanaan ajaran Islam demensi tasawuf merupakan pengamalan yang


memerlukan kesungguhan dan konsentrasi penuh, tidak dapat sampai pada
pencapaian tertinggi jika tidak dengan amalan khusus, apa yang harus dijalankan
secara khusus ialah menjalankan Ibadah sebagaimana aturan syariat, kemudian
menghayati pengamalannya secara batin, dengan perpaduan dua bentuk amalan
seketika itu, maka diri manusia mencapai buah sebagai saripati yaitu Ihsan. Dalam
demensi tasawuf terdapat tiga rukun ajaran agama, yakni rukun Islam (5 aspek),
rukun Iman ( enam aspek) dan rukun Ihsan dari sejumlah manusia yang
mempraktekkannya.

11
Ibnu Abidin, hasyiyah ibnu ’abidin, vol.1, hal 31

7
Dasar kajian tasawuf dalam prakteknya adalah menjalankan ajaran agama
secara lahir dan batin yang merupakan bentuk realisasi nilai Ihsan. Adapun prakteek
Ihsan ialah menyembah Allah SWT., seakan-akan melihat-Nya, kalaupun tidak
dapat melihat-Nya, maka dengan yakin bahwa Allah melihat dirinya. Itulah akhlak
tertinggi bagi diri hamba yang mulia. Pendidikan akhlak disebut sebagai pendidikan
Islam yang terdiri dari unsur tarbiyah, ta’lim dan ta’dib kemudian diformulasikan
oleh para pakar di bidang pendidikan.

Sebagaimana pandangan alJamaly menilai pendidikan Islam adalah


motivasi, seruan untuk semua ummat Muslim untuk selalu berindak baik secara
pribadi maupun secara umum agar selalu mendasarkan segala tidakannya pada
nilai-nilai yang agung dalam ajaran agama Islam. Dengan istiqamah pada nilai dasar
Islam ini, maka pribadi seseorang akan menjadi sempurnah baik secara kognitif,
psikomotorik dan afektifnya, dengan kesempurnaan perilakunya, menjadi
mendapat kemulian dari sisi Allah SWT., dan menjadi teladan bagi masyarakat.
Itulah bentuk implementasi ajaran Islam menjadi penuntun manusia pada
kehidupan kehidupan yang lebih baik, derajatnya secara otomatis dinaikkan ke
derajat lebih tinggi (mulia) hingga menamppak fitrah manusia sebagai ciptaan
Tuhan yang paling mulia dari pada ciptaan Tuhan lainnya.

Konsep pendidikan akhlak secara spiritual dalam dimensi tasawuf dipahami


sebagai rangkain materi bimbingan dan pengarahan bagi potensi rohaniah
seseorang, agar ia dapat menumbuh kebangkan kekuatan spiritualnya, power dalam
batin adalah suatu potensi yang luar biasa yang kadang kalah tera-abaikan oleh diri
manusia. Maka ia tidak bisa mendapatkan derajat yang agung, potensi manusia
sejak awal kelahirnnya sebagaimana ia disebut sebagai manusia terlahir dengan suci
bersih, namun dengan pengaruh lingkungan dan faktor ajaran lain dapat berpotensi
merubah pola perilaku dan bahkan polah keyakinan dari semua Islam menjadi
keluar dari Islam, jangan sampai kegagalan pendidikan akhlak mewarnai kehidupan
bermasyarakat, dan bernegara. 12

Hadarah Rajab, ‘’Membumikan Pendidikan Akhlak Tasawuf’’, Jurnal Ilmiah Sustainable Vo. 2. No. 2,
12

Desember 2019, hlm. 279-281.

8
D. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak Tasawuf

Ajaran dasar pendidikan Ilmu tasawuf adalah syariat Islam, berlandasakan pada
ajaran Islam yang bersatu dalam ajaran Tauhid. Mendasarkan nilai keimanan terhadap
rukun-rukun dalam Islam, sebagaimana dalam rukun Islam dan Rukun Iman, dengan
pendalaman kedua unsur dasar ajaran agama Islam secara konsisten, maka itulah
harapan yang tinggi bagi seseorang. Aspek spritual yang dilakukan dapat menjamin
kebersihan hati dan kebeningan jiwa yang dapat menerimah limpahan rahmat Allah
SWT.,13

13
Ibid, hlm 289.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian
pada pembersihan aspek kerohanian manusia yang selanjutnya menimbulkan kebaikan
akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani manusia selanjutnya dikenal sebagai dimensi
esoterik dari diri manusia. Melalui Tasawuf seseorang dapat mengetahui tentang cara-
cara melakukan pembersihan diri, serta mengamalkannya dan tampil sebagai manusia
yang dapat mengendalikan dirinya, atau ketika manusia melakukan aktivitas dapat
menjaga kejujuran hati nurani, keikhlasan, tanggung jawab dan dapat membendung
penyimpangan moral, seperti manipulasi nilai, nilai, kolusi dan lain-lain yang subur
dalam negara yang notabene mayoritas Islam(Indonesia).

Akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam
jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik yang disebut
akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk yang disebut akhlak yang tercela. Kemudian
membahas tentang ilmu akhlak, mengingat dan menyadari pentingnya kajian tentang
nilai akhlak manusia, maka pada masa-masa berikutnya kajian akhlak ini
dikembangkan menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri dalam dunia Islam.
Ilmu ialah mengenal sesuatu dengan esensinya, sedangkan akhlak yaitu budi
pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Dengan demikian ilmu akhlak diartikan
sebagai suatu ilmu untuk mengenal budi pekerti, tabiat, perangai, dan tingkah laku
manusia sebenarnya.

B. Saran

Dalam makalah ini kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dalam
materi maupun penulisannya, oleh sebab itu kami bersedia menerima kritikan yang
membangun demi kesempurnaan pembahasan dan penulisan makalah ini. Sebaiknya
bagi anda para pengenyam pendidikan agar lebih dalam lagi mengetahui tentang
mengenai Akhlaq Dan Tasawuf.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmail Azmy, “Akhlak Tasawuf-Sebuah Pengantar”, Yogyakarta: K-Media, (2021),

Hadarah Rajab, ‘’Membumikan Pendidikan Akhlak Tasawuf ’’, Jurnal Ilmiah Sustainable Vo.
2. No. 2, Desember 2019,

Ibnu Abidin, hasyiyah ibnu ’abidin,

Edi Kurniawan Farid, “Akhlak Tasawuf Sebagai Kajian Keilmuan”, Asy-Syariah, Vol. 3, No.
1, (2017),
Miswar, Dll., “Akhlak Tasawuf - Membangun Karakter Islami”, Medan: Perdana Publishing,
(2015),
Musthafa Ismail al- madani, an- nashrah an- nabawiyah
Zainal al- anshari, wafat 929 H, ta’liqat ‘ala ar-risalah al- quayairiyyah
Abu abbas ahmad zaruq al- fasi, wafat 899 H, qawa’id al- tashawwuf

11

Anda mungkin juga menyukai