Anda di halaman 1dari 15

AKHLAK TASAWUF DALAM DALIL-DALIL

ALQUR’AN,HADIST,IJMA DAN QIYAS

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Disusun

Oleh:

1. Winda Lestiana (19301011105)

2. Natasha Sari Aprilia

3. Lorenza

Dosen Pengampu: M. ABDILLAH ASMARA, M.Pd.I.

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS HUKUM SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

1
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam
kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi yang terang yang
memberi hikmat yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga olehnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan cukup baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas kuliah yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh yang benar
datangnya dari Allah SWT, meski begitu tugas kami ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya
bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Palembang, November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

B. Pengertian Tasawuf

C. Akhlak Tasawuf dalam Al-Qur’an dan Hadist

D. Akhlak Tasawuf dalam Ijma dan Qiyas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhlak Tasawuf adalah merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang
kehadirannya hingga sampai saat ini dirasakan. Secara historis dan teologis Akhlak Tasawuf
tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup umat agar selamat dunia dan akhirat.
Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung
keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga
hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-Qur’an .

Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah di minta agar Akhlak
dan Keluhuran budi Nabi Muhammad SAW itu dijadikan contoh dalam kehidupan diberbagai
bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya di dunia
maupun diakhirat.

Khazanah pemikiran dan pandangan dibidang akhlak dan tasawuf itu kemudian
menemukan momentum pengembangannya dalam sejarah.

Hakikat agama islam itu adalah akhlak. Pernyataan yang antara lain dikemukakan
oleh mawardi dalam kitabnya adab. Al-dunya wa al-din ini dibuktikan dengan mengatakan
bahwa agama tanpa tasawuf akhlak tidak akan dapat hidup. Bahkan akan kering dan layu. Ia
juga mengatakan bahwa seluruh ajaran al-qur’an dan hadist pada ujungnya menghendaki
perbaikan akhlak dan mental spiritual.

Dalam materi tasawuf pada buku ini mengajak pembaca untuk melihat arti tasawuf
dengan berbagai nuansanya. Aliran-aliran yang berkembang didalamnya. Termasuk sosok
manusia yang ideal (insan kamil) dan tarekat serta perkembangannya dindonesia.

Disadari bahwa sebenarnya banyak materi akhlak tasawuf yang dapat dikemukakan,
namun keterbatasan yang ada menyebabkan kajian ini belum mencakup seluruhnya. Insya
Allah pada lain waktu kami bisa menambahkan lagi materi tasawuf ini serta kami bisa
meningkatkan lagi makalah yang kami buat ini. Guna menambah pengetahuan para saudara
yang membacanya.

Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita semua. AAMIIN ...

B. RUMUSAN MASALAH

4
1. Apa yang dimaksud dengan Akhlak?

2. Apa yang dimaksud dengan Tasawuf?

3. Bunyi dalil-dalil Akhlak Tasawuf dalam al-qur’an,Hadist, dan ijma?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu akhlak

2. Mengetahuiapa itu tasawuf

3. Mengetahui dalil-dalil al-qur’an,hadist,ijma dan qiyas tentang akhlak taswuf

D.MANFAAT

1. Menambah pengetahuan penulis serta pembaca tentang akhlak dan tasawuf

2. Dapat mempraktikan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari

3. Dapat mengetahui serta mengontrol tingkah laku kita agar senantiasa berakhlak
yang baik dalam kehidupan sehari-hari

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan termonologik (peristilahan)

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitif) dari kata akhlaqan,sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi maji dan f’ala,yuf’ilu,
if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan,tabiat,watak dasar), al’adat
(kebiasaan,kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).1

Akhlaq merupakan isim jami atau isim ghairmustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar
kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlaq adalah jamak
dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah
disebutkan diatas.

Kata akhlaq atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti,kebiasaan, perangai
muru’ah atau segala sesuatu yang telah menjadi tabi’at.

Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat
dinilai baik atau buruk.Tetapi tidak semua amal yang baik dan buruk itu dapat dikatakan
perbuatan akhlak.Banyak perbuatan yang tidak dapat disebut perbuatan akhlaqi, dan tidak
dapat dikatakan baik atau buruk. Perbuatan manusia yang dilakukan tidak atas dasar
kemauannya atau pilihannya seperti bernafas, berkedip,berbolak baliknya hati, dan kaget
ketika tiba-tiba terang sebelumnya gelap tidaklah disebut akhlak, karena perbuatan tersebut
yang dilakukan tanpa pilihan. 2(Buku Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,
Prof.Dr.H.Abuddin Nata, M.A,. hlm : 01)

Akhlak adalah bersih atau membersihkan diri,berjuang memerangi hawa


nafsu,mencari jalan kesucian dengan makrifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar
manusia,serta berpegang teguh pada janji Allah SWT dan mengikut isyariat Rasulullah dalam
mendekatkan diri dan mencapai keridhannya. (Buku Ilmu Tasawuf, Prof. Dr.M. Solihin,.
hlm : 11)

Akhlak adalah wujud realisasi dan aktualisasi diri dari akidah seseorang. Akhlak
merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang berakibat timbulnya berbagai
perbuatan secara spontan tanpa disertai dengan pertimbangan. Akhlak juga dapat diartikan
sebagai perangai yang menetap pada diri seseorang dan merupakan sumber munculnya
perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara spontan tanpa adanya pemaksaan. Dengan
demikian akhlak dapat disimpulkan bahwa sifat dasar manusia yang dibawa sejak lahir dan

1
Jamil Shaliba, al-Mu’jam al-Falsafi, Jus I, (Mesir : Dar al-kitab al-Mishri, 1978), hlm.539.
2222
Ahmad Amin, Kitab al-Akhlaq ,(Mesir: Dar al-Kutub al-Mishriyah, cet.III,t.t.),hlm.2-3

6
tertanam pada dirinya. (Buku Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya, Dedi
Wahyudi, M.Pd.I,.hlm : 2)

Kalimat akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu al-akhlaq, al-akhlaq adalah bentuk
jamak dari kata khuluq yang bermakna tabiat, kebiasaan atau adab. Sedangkan menurut
istilah adalah sifat yang terdapat didalam diri seseorang yang membuat perbuatan yang
dilakukannya baik atau buruk, bagus atau jelek. Akhlak pada hakikatnyaa adalah gambaran
kondisi batin seseorang. Ia adalah jiwa dan sifat-sifat sebenarnya dari seseorang. Oleh
karenanya, apabila hati dan pikiran seseorang telah saleh (baik). Maka akan saleh pula diri
dan akhlaknya. Dan sebaliknya apabila hati dan pikirannya rusak, maka rusak pula diri dan
akhlaknya. 3(Buku Kajian Akhlak dalam Bingkai Aswaja, Ahmad Hawasay,. hlm : 1-2)

Zaqzouq mendefinisikan akhlak sebagai ilmu yang menjelaskan kehidupan yang


berhubungan dengan prilaku (al-akhlaqiyah), membantu untuk mengetahui tujuan akhir dari
hidup,menjelaskan standar hukum prilaku dalam perbuatan. Secara singkat katanya yang
menjelaskan tentang baik dan buruk., memberi gambaran prilaku yang baik untuk dicontoh.
4
Ahmad Amin juga kurang lebih mendefinisikan akhlak sebagai perbuatan baik dan buruk
(al-khair wa al-syarr) dan gambaran prilaku yang bisa dicontoh oleh manusia untuk bergaul5.
Imam Abdul Mu’min Sa’d al-Din menyebutkan secara bahasa akhlak itu adalah tabiat dan
kebiasaan. Adapun secara termologi akhlak itu berbeda-beda berdasarkan aliran orang yang
mendefinisikan. (Buku Filsafat Pendidikan Akhlak, Sehat Sultoni Dalimunthe,. hlm : 24)

B. PENGERTIAN TASAWUF

Pengertian Tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli sangat bergantung pada
sudut pandang yang digunakannya masing-masing. Sudut pandang yang digunakan oleh para
ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas
,manusia sebagai makhluk yang berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang bertuhan.
Kemudian tasawuf dapat di definisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara
menjauhkan pengarauh kehidupan dunia, dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah
SWT. 6

Selanjutnya jika sudut pandang yang digunakan manusia sebagai makhluk yang
berjuang. maka tasawuf dapat di definisikan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak
yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan
jika sudut pandang yang digunakan manusia sebagaimakhluk yang berTuhan. Maka tasawuf
dapat di definisikan sebagai kesadaran fitrah (keTuhanan) yang dapat mengarah jiwa agar
tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan tuhan.

3
Makarim al-Akhlaq karya Syaikh Utsaimin
4
Mahmud Hamdi Zaqzouq,Muqaddimah ft ’Umi al-Akhlaq (Kuwait : Dar al-qalam,1983),h.17-18
5
Ahmad Amin,kitab al-AKHLAQ (Kairo: Dar al-kutb al-Misriyah,1931),h.2
6
Definisi tersebut dirangkum dari sejumlah definisi tasawuf yang dikemukakan para ahli, seperti Ma’ruf al-
Karkhy (w.200H.). Abu Turab al-Nakhsaty (w.245 H),Sahl bin Abd Allah Al-Tustary (w.283 H.). Poyek Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama,IAIN Su-matera Utara,Penghantar Ilmu Tasawuf,1981/1982,hlm.3-4

7
Pada intinya Tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia
dan dekat dengan Allah SWT.Dengan kata lain Tasawuf adalah bidang kegiatan yang
berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan. (Buku
Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A., hlm : 155-156)

Zakaria al-Anshari berkata Tasawuf adalah ilmu yang dengannya mengetahui tentang
pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti, serta pembangunan lahir dan batin, untuk
memperoleh kebahagiaan yang abadi. 7

Ahmad Zaruq berkata Tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk memperbaiki hati
dan memfokuskannya hanya untuk Allah semata. 8

Imam Junaid berkata tasawuf adalah berakhlak luhur dan mgeninggalkan semua
akhlak yang tercela. 9

Dalam buku Qowa id at-Thasawwuf, Ahmad Zaruq mengatakan bahwa kata tasawuf
telah didefinisikan dan ditafsirkan dari berbagai aspek, sehingga mencapai dua ribu definisi.
Semua itu disebabkan karena ketulusan untuk menghadapkan diri kepada Allah yang dapat
dicapai dengan berbagai cara.10 Ada yang mengatakan tasawuf berasal dari kata shufah (kain
dari bulu). Dinamakan demikian karena kepasrahan seorang sufi kepada Allah ibarat kain wol
yang dibentangkan. Ada juga yang mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shifa
(sifat). Sebab, seorang sufi adalah orang yang menghiasi dirinya dengan segala sifat yang
terpuji dan meninggalkan semua sifat-sifat yang tercela. 11

Menurut penulis, tiang penyangga tasawuf adalah penyucian hati dari kotoran materi,
dan pondasinya adalah hubungan manusia dengan sang pencipta yang agung. (Buku
Hakekat Tasawuf, Syaikh ‘Abdul Qadir Isa., hlm : 5-7)

Pada hakekatnya secara bahasa tasawuf berasal dari kata shuffah. Yaitu sebutan bagi
orang-orang yang hidup di sebuah gubuk yang dibangun oleh rasulullah SAW disekitar
masjid Madinah, mereka ikut nabi saat hijrah dari mekah ke madinah. Ada juga yang
mengatakan tasawuf adalah berasal dari kata shuf (pakaian dari bulu domba dan wol).
Mereka disebut sufi karena memakai kain yang terbuat dari bulu domba. Pakaian yang
menjadi ciri khas kaum sufi. Namun tidak hanya itu ada juga yang mengatakan bahwa sufi
itu adalah shafa (suci bersih) yaitu sekelompok orang yang berusaha menyucikan hati dan
jiwanya karena Allah. Sufi berarti orang-orang yang hati dan jiwanya suci bersih yang
disinari cahaya hikma, tauhid, dan hatinya terus bersatu dengan Allah SWT.

Dari banyaknya pendapat tentang tasawuf maka dapat diambil arti bahwa tasawuf
adalah taqwa dengan segala tingkatannya. Baik dalam kasat mata maupun dalam bentuk
maknawi. Taqwa adalah akidah sekaligus akhlaq. Takwa berarti mengarahkan seluruh sikap
7
Zakaria al-Anshari (wafat 929 H), Ta’liqat ‘ala ar-Risalah al-Qusyairiyyah
8
Abu Abbas Ahmad Zarruq al-Fasi (wafat 899 H),Qawa’id at-tashawuf.
9
Musthafa Ismail al-Madani, An-Nashrah an-Nabawiyah.
10
Abu Abbas Ahmad Zaruq al-fasi,Qawa’id at-Tashawuf
11
Ibid

8
penghambaan dan penyembahan hanya kepada Allah SWT. Dan bergauldengan manusia
dengan akhlak yang terpuji. Dengan demikian tasawuf itu adalah ajaran yang dibawa
rasulullah dan para nabi. Sesungguhnya ruh dari taqwa adalah tazkiyah (penyucian diri).
(Buku Tasawuf Anak Muda (yang muda yang berhati mulia),Agustang K. & Sugirma.,
hlm : 1-3)

Tasawuf adalah suatu tindakan yang lebih menekankan pada aspek rohaninya
ketimbang aspek jasmaninya; dalam kaitannya dengan kehidupan akhirat ketimbang
kehidupan dunia yang fana; sedangkan dalam kaitannya dengan pemahaman keagamaan ,ia
lebih menekankan pada aspek esoterik ketimbang eksoterik,lebih menekankan penafsiran
batinia ketimbang penafsiran lahiriah. Karena para ahli tasawuf yang kita sebut sufi,
mempercayai keutamaan “spirit” ketimbang “jasad” mempercayai dunia spiritual ketimbang
dunia material. Secara ontologis mereka percaya bahwa dunia spiritual lebih hakiki dan real
dibandingkan dengan dunia jasmani. Bahkan sebab terakhir dari segala yang ada ini, yang
kita sebut tuhan,juga bersifat spiritual.

Manusia memiliki dua rumah, satu rumah jasadnya, yaitu dunia rendah ini. Yang lain
rumah rohnya, maka manusia merasa terasing didunia ini. Karena alam roh inilah tempat
jiwa manusia yang sesungguhnya. Perasaan yang terasing yang kemudian memicu “pencarian
mistik” dari seorang manusia, dan dengan itu pula manusia memulai perjalanan spiritualnya
menuju tuhannya. Karena tuhan sebagai tujuan akhir perjalanan manusia bersifat rohani,
manusia harus berjuang menembus rintangan-rintangan materi agar rohnya menjadi suci.
Itulah sebabnya kata tasawuf dikatakan shafa.

Tasawuf adalah suatu penyucian, yakni kesucian jiwa sang sufi. Setelah mengadakan
penyucian jiwa dari kotoran-kotoran atau pengaruh-pengaruh jasmani. Penyucian ini penting
dalam rangka mendekatkan diri kepada yang maha suci, yaitu Allah SWT, karena yang maha
suci bisa didekati oleh yang suci juga. (Buku Menyelami Lubuk Tasawuf, Mulyadhi
Kartanegara.., hlm : 2-4)

Tasawuf adalah upaya para ahlinya untuk mengembangkan semacam disiplin


(Riyadha)-spiritual,psikologis,. Keilmuan, dan kejasmanian- yang percaya mampu
mendukung proses penyucian jiwa atau hati yang diperintahkan dalam kitab suci tersebut.

Akhlak tasawuf adalah suatu disiplin ilmu yang meliputi suatu disiplin yng
bersifat dinamis. Dan bukan saja disiplin dalam makna ketaatan terhadap suatu metode khas
untuk mencapainya. Tasawuf percaya bahwa untuk mencapaii akhlak mulia harus dilampaui
denggan intelektual dan emosional serta dengan praktik. Serta akhlak tasawuf juga di artikan
bahwa suatu sikap menahan hawa nafsu . (Buku Saku Tasawuf, Haidar Bagir.., hlm : 89-
90)

Tasawuf mempunyai pengertian membersihkan diri (Takhali) dari sesuatu yang hina,
dan menghiasinya dengan sesuatu yang baik untuk mencapai tingkat yang lebih dekat dengan
Allah atau sampai pada maqam yang tinggi. Taswuf telah diperaktikan oleh rasullah, para
sahabat,maupun oleh para tabii. Dan masa-masa sesudahnya. Tasawuf tidak bebeda dengan
ajaran dakwah ,jihad, prilaku yang baik,zikir,berfikir,dan zuhud dalam berbagai hal (dalam

9
ajaran islam). Semua itu dapat membentuk ketakwaan seseorang. Dengan begitu tasawuf
merupakan ajaran ketakwaan pada penyucian diri yang terdapat didalam al-qur’an

Tasawuf merupakan ajaran yang diwahyukan, terkandung didalam Al-Qur’an, dan


dianjurkan oleh rasulullah dalam sunahnya sebagaimana ajaran tentang kedudukan al-ihsan.
Tasawuf merupakan ajaran ketakwaan dan penyucian diri yang terdapat dalam al-qur’an.
Sedangkan al-ihsan tedapat didalam hadist. Tasawuf merupakan ajaran ketakwaan dalam
hadist ajaran tasawuf menuju pada kedudukan rabbani sebagaimana firman allah SAW dalam
Al-Qur’an . Tasawuf adalah ajaran tentang akhlak waspada, mendahulukan tugas-tugas
pokok (yang diajarkan oleh agama) dan memprioritaskan nilai-nilai ini bukan termasuk roh
dari ajaran islam. Ini merupakan satu bentuk kekacauan berfikir. Mereka hanya memandang
ajaran-ajaran yang disisipkan dalam tasawuf yang berasal dari aliran-aliran yang sesat.
Tasawuf bukanlah agama yang berdiri sendiri, lepas dari agama islam sehingga ia dapat
dihadapkan pada argumentasi dengan ayat-ayat diatas, tasawuf hanyalah satu mahzab orang
islam. Ia tetap berjalan pada rel ajaran islam. Pada ketinggian dan kebersihan makna-
maknanya. Tasawuf dan sufi adalah istilah-istilah yang kedudukannya sama dengan
kedudukan-kedudukan tersebut. (Buku Tasawuf Hitam Putih, Muhammad Zaki Ibrahim..,
hlm : 1-6)

Tasawuf bersumber dari Al-qur’an,sunah,dan syariat. Tasawuf memang tidak dikenal


pada masa Nabi Saw. Meski demikian. Hakikat tasawuf tak lain adalah hakikat islam.. dan
keduanya tak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebab lain ini yang menimbulkan
kesalahpahaman masyarakat terhadap tasawuf adalah munculnya berbagai aliran sufi
gadungan (persudo sufi) yang mengingkari ketentuan syariat dan membkin-bikin aturan
sendiri . tasawuf adalah membatu orang yang beriman untuk mencapai ihsan. Atau tingkat
kesempurnaan akhlak, dengan menjadikan Nabi Saw sebagai teladan sempurna dan tujuan
yang berusaha keras untuk dicapai oleh para sahabat. (Buku Tasawuf dan Ihsan, Syekh
Muhammad Hisyam Kabbani., hlm : 21-22)

Menurut teori tasawuf berasal dari akar kata shafa yang berarti bersih. Disebut sufi
karena hatinya tulus dan bersih dihadapan tuhannya. Tasawuf berhubungan dengan kata shaf
pertama dalam sholat berjamaah. Alasannya ialah orang yang sembhayang di shaf pertama
mendapatkan kemuliaan dan pahala dari allah swt. Kaum sufi pun menurut pendapat ini,
dimuliakan dan diberi pahala oleh Allah swt.

Tasawuf berasal dari kata sophos. Kata tersebut berasal dari yunani yang berarti
hikmah. Kalau kalau diperhatikan sekilas memang ada hubungan antara oranng sufi dengan
hikmah. Karena orang sufi membahas masalah yang mereka persoalkan. Berdasarkan
pembahasan yang falsafi. (Buku koreksi terhadap ajaran tasawuf. K.H. Zabidin
Fikry.,hlm : 4)

Akhlak Tasawuf adalah sebagai sebuah penyucian jiwa dalam rangka mendekatkan
diri dan menggapai ridha Allah SWT.

Akhlak Tasawuf adalah suatu disiplin ilmu dan mengisi kekosongan jiwa dengan ilmu
islam, terutama aspek bathinia (Syariah). Dalam rangka membangun relasi harmonis antara

10
manusia dan tuhannya. (Buku Titian Para Sufi. TGS.Prof Dr. K.H Saidurrahman,M.Ag.
hlm : 4)

Akhlak Tasawuf adalah prilaku moral dan spiritual mereka yang didasarkan pada
pemahaman yang benar terdapat pada dasar-dasar dan nilai-nilai islam. (.Buku Al-
Muqaddimah. Abu Abdirrahman Al-Sularni. hlm :143. Erlangga)

Akhlak tasawuf di definisikan sebagai bukan gerak lahir dan bukan pengetahuan.
Tetapi kebijakan, junayd al-Baghdadi menyatakan bahwa tasawuf adalah menyerahkan diri
anda kepada Allah dan bukan kepada orang lain. Dan ada juga yang berpendapat bahwa
tasawuf itu makan sedikit demi mencari kedamaian dalam diri Allah dan menarik diri dari
pergaulan umat ramai. Akhlak tasawuf adalah suatu akhlak yang seakan-akan membenci
dunia dan semata-mata hanya terkait dengan akhirat.

(Jalaluddin Rakhmat dan Ahmad .Tasawuf dalam Al-Quran dan sunah. Hlm:23-36.)

C. AKHLAK TASAWUF DALAM AL-QUR’AN DAN HADIST

1. Firman Allah .”katakanlah,”tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji,


baik yang tampak maupun yang tersembunyi.“ (Q.S. Al-Araf : 33, dalam buku Hakekat
Tasawuf,hlm:14)

2. Firman Allah .”Dan janganlah kalian mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,


baik yang tampak darinya maupun yang tersembunyi” (Q.S al-an’am : 151,dalam buku
Hakekat Tasawuf,hlm : 14)

3. Semua hadis menjelaskan tentang larangan untuk berbuat


dendam,berbohong,sombong,ria,dengki dan sifat-sifat tercela lainnya. Juga hadis yang
memerintahkan untuk menghiasi hati dengan segala akhlak yang terpuji dan melakukan
muamalah dengan baik . (Dalam buku Hakekat Tasawuf, hlm : 15)

4. Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda,

“Iman itu memiliki lebih dari tujuh puluh bagian, yang paling tinggi
tingkatannya adalah ucapan tiada tuhan selain Allah. Yang paling rendah adalah
menyingkirkan duri dari jalan (yang dilalui orang) dan malu adalah bagian dari iman .” (H.R.
Bukhari dan Muslim dalam buku Hakekat Tasawuf, hlm : 15)

1. “Dan diantara manusia (orang munafik) itu ada orang yang mengatakan: “kami
beriman kepada Allah dan hari akhir ,sedang yang sebenarnya mereka bukan orang
beriman” (Q.S Al-Baqarah [2] : 8)

2. “Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah mereka yang beriman kepada Allah
dan Rasulnya, kemudian itu mereka ragu-ragu dan senantiasa berjuang dengan harta dan
dirinya dijalan Allah . itulah orang-orang yang benar (Imannya)”(Q.S Al-Hujurat [49] 15)

11
Ayat-ayat diatas menunjukkan dengan jelas bahwa iman yang di kehendaki islam
bukan iman yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan,tetapi iman yang disertai dengan
perbuatan akhlak yang mulia, seperti tidak ragu-ragu menerima ajaran yang dibawa rasul,mau
memanfaatkan harta dan dirinya untuk berjuang dijalan Allah dan seterusnya. Ini
menunjukkan bahwa iman harus membuahkan akhlak, dan juga memperlihatkan bahwa islam
sangat mendambakan terwujudnya akhlak mulia.

3. “Bahwasannya aku menerima shalat hanya dari orang yang bertawdlu dengan
sholatnya kepada keagungan-ku yang tidak terus-menerus berdosa,menghabiskan waktunya
sepanjang hari untuk dzikir kepada-ku, kasih sayang kepada fakir miskin, ibnsabil, janda
serta mengasihi orang yang mendapatkan musibah.” (HR al-Bazzar)

Pada hadist tersebut shalat diharapkan dengan menghasilkan akhlak yang mulia.Yaitu
bersifat tawadlu,mengagungkan Allah, berdzikir, membantu fakir miskin,, ibnsabil, janda,
orang yang mendapat musibah. Selain itu shalat (khususnya jika dilaksanakan dengan cara
berjamaah) menghasilkan serangkaian perbuatan seperti kesehajaan, imam dan ma’mum
sama-sama dalam satu tempat, tidak saling berebut untuk menjadi imam, jika imam batal
dengan rela untuk digantikan dengan yang lainnya, selesai shalat saling berjabat tangan,dan
seterusnya. Semua ini mengandung ajaran akhlaq.

4. “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kamu murtad dari
agamanya ,maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka
dan mereka pun mencintainya. Yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,
yang bersikap keras terhadap orang-orang kafi, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak
takkut dengan celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, di berikannya kepada
siapa yang dikehendakinya, dan Allah maha luas (pemberiannya) lagi maha mengetahuan.”
.( Q.S Al-Maidah [5] : 54)

Yang mana penjelasan yang terdapat pada ayat tersebut diatas bahwa ajaran islam itu
mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan bathiniah.
Pemahamanterhadapunsurkehidupan yang bersi fat bathiniah pada gilirannya melahirkan
akhlak tasawuf. Unsur yang bersifat tasawuf ini mendapatkan perhatian yang cukup besar
dari sumber ajaran islam

5 “Hendaklah kalian menyembah Allah SWT seakan-akan engkau melihatnya, dan kalau
engkau tidak melihatnya, maka sesunggunya dia melihatmu.’(H.R Muslim)

D. AKHLAK TASAWUF DALAM IJMA DAN QIYAS

1. Para ijma ulama atau tokoh pemikiran islam mengatakan bahwa kepribadian manusia
itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika
manusia membiasakan berbuat jahat.Untuk ini Al-ghazali menganjurkan agar akhlak
diajarkan.

12
2. Musuh-musuh manusia itu ada tiga, yatu: dunia,setan,dan hawa nafsunya, maka jagalah
dari dunia dengan zuhud, setan dengan mengingkarinya dan hawa nafsu, dengn
meninggalkan syahwat. Riyadh itu ada empat aspek yaitu : pertama, mngurangi makanan
pokok,kedua mengurangi tidur, ketiga, mengurangi bicara yang tidak perlu dan tempat
menanggung derita karena diganggu banyak orang.

Mengingat makna nafs (jiwa) adalah hakikat sesuatu atau jika jiwa telah diberi rahmat
berarti pada diri manusia terdapat campuran, bahkan “dzat” tuhan yang maha suci, maka
tindakan seorang sufi dalam memecahkan persoalan akan sepenuhnya dibantu oleh tuhan.

3. Imam Al-huraiman mengatakan dalam kitab petunjuk kepada dalil-dalil mengenai


dasar-dasar akidah. ‘bahwa sebagian pengikut qodariyah mengatakan “bukan kami,
melainkan kaianlah (Ahlusunnah) yang layak disebut qodariyah. Karena kalian percaya
takdir,

Mahdzab ahlusunah waljamaah meyakini tanpa ragu adanya ketetapan atau takdir
Allah Swt. Telah menetapkan perkara sejak lahir dan dia mengetahui bahwa semuanya itu
akan terjadi pada waktu dan tempat yang dia ketahui. Semua itu akan terjadi persis sesuai
dengan apa yang dia tetapkan.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akhlak adalah bersih atau membersihkan diri,berjuang memerangi hawa


nafsu,mencari jalan kesucian dengan makrifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar
manusia,serta berpegang teguh pada janji Allah SWT dan mengikut isyariat Rasulullah dalam
mendekatkan diri dan mencapai keridhannya.

Pada intinya Tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang
dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang
mulia dan dekat dengan Allah SWT.Dengan kata lain Tasawuf adalah bidang kegiatan yang
berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.

Semua dalil-dalil, hadist,ijma bahkan qiyas sepakat bahwa sejatinya kehidupan


ini adalah didasari dengan akhlak yang baik, tingkah laku yang baik . dan semua oarng
mukmin agar senantiasa menjaga akhlaknya dan memilhara akhlaknya agar tetap pada akhlak
yang baik. Jalan yang baik .

B. SARAN

Kita sebagai orang muslim dan Insya Allah termasuk dalam golongan orang-
orang yang beriman agar senantiasa memelihara akhlak kita, serta menjauhi segala bentuk
larangan-larangannya . dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Menjalankan segala
bentuk sunah-sunah Rasulullah .

14
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya, Dedi Wahyudi, M.Pd.I,

Kajian Akhlak dalam Bingkai Aswaja, Ahmad Hawasay,

Filsafat Pendidikan Akhlak, Sehat Sultoni Dalimunthe,.

Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A., Jakarta,2013

Hakekat Tasawuf, Syaikh ‘Abdul Qadir Isa.,

Tasawuf Anak Muda (yang muda yang berhati mulia),Agustang K. & Sugirma.,

Menyelami Lubuk Tasawuf, Mulyadhi Kartanegara..,

Saku Tasawuf, Haidar Bagir..,

Tasawuf Hitam Putih, Muhammad Zaki Ibrahim..,

Tasawuf dan Ihsan, Syekh Muhammad Hisyam Kabbani.,

koreksi terhadap ajaran tasawuf. K.H. Zabidin Fikry.,

Titian Para Sufi. TGS.Prof Dr. K.H Saidurrahman,M.Ag.

Jalaluddin Rakhmat dan Ahmad .Tasawuf dalam Al-Quran dan sunah.

Al-Muqaddimah. Abu Abdirrahman Al-Sularni. hlm :143. Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai