Anda di halaman 1dari 8

BAB SATU

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang

mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, dimana pihak yang satu

menerima benda-benda dan pihak lain menerima sesuai dengan perjanjian atau

ketentuan yang telah dibenarkan secara syara’ dan disepakati. Sesuai dengan

ketetapan hukum maksudnya ialah memenuhi persyaratan, rukun-rukun dan hal-hal

lain yang ada kaitanya dengan jual beli, sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya

tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara.1

Jual beli merupakan akad yang sangat umum digunakan oleh

masyarakat,karena dalam setiap pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya, masyarakat

tidak bisaberpaling untuk meninggalkan akad ini. Dari akad jual beli ini masyarakat

dapatmemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan pokok (primer),

kebutuhan tambahan (sekunder) dan kebutuhan tersier.2

Menurut Hanafiah pengertian jual beli atau al - ba’i secara definitif yaitu

tukar menukar harta benda atau sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang

sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat. Sedangkan menurut Malikiyah,

Syafi’iyah dan Hanabilah/Hambali, bahwa jual beli atau al - ba’i yaitu tukar menukar

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hal. 68-69.
2

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),


hal. 69.

1
2

harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahan milik dan kepemilikan. 3 Pasal 20

Ayat 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, ba’i adalah jual beli antara benda dan

benda, atau pertukaran benda dengan uang.

1. Hadis Nabi SAW (HR. Bazzar dan di sahihkan oleh Hakim)

ِ ُّ : ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ُسِئ َل‬


ُ َ‫َأي الْ َك ْسب َأطْي‬
‫ب؟‬ َّ { ُ‫اعةَ بْ ِن َرافِ ٍع َر ِضي اللَّهُ َعْنه‬
َ َّ ‫َأن النَّيِب‬ َ َ‫َع ْن ِرف‬
َ
‫ص َّح َحهُ احْلَاكِ ُم‬ ِِ
َ ‫ َو ُك ُّل َبْي ٍع َمْبُرو ٍر } َر َواهُ الَْبَّز ُار َو‬، ‫الر ُج ِل بِيَده‬
َّ ‫ َع َم ُل‬: ‫قَ َال‬
Artinya

“Dari Rifa’ah bin Rafi’, Nabi pernah ditanya mengenai pekerjaan apa yang paling

baik. Jawaban Nabi, “Kerja dengan tangan dan semua jual beli yang mabrur” (HR.

Bazzar dan disahihkan oleh hakim).”

Berdasarkan hadis tersebut menunjukan bahwa jual beli itu dibolehkan

selama terpenuhinya rukun dan syarat sahnya. Akan tetapi tentu saja transaksi jual

beli itu harus sesuai dengan ketentuan yang telah Allah SWT berikan dan Allah

menyerukan kepada manusia agar mencari karunianya dan selalu ingat kepadanya.

Para ulama sepakat menetapkan bahwa syarat yang paling utama yang harus dimiliki

oleh seorang penjual dan pembeli adalah yang telah memenuhi syarat ialah mereka

yang telah memenuhi ahliyah untuk boleh melakukan transaksi muamalah. Dan

ahliyah itu berupa keadaan pelaku yang harus berakal dan baligh.4

Pada sebuah toko bangunan hidup subur di area kota sigli seorang tukang

berbelanja bahan bangunan untuk keperluan mendirikan rumah. Ketika tukang

bangunan yang datang ke toko bangunan maka harga sebuah bahan bangunan akan

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenada Media, 2012), hal. 101
4

Ahmad Sarwat, Fiqih Jual-Beli (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018), hal. 11
3

berubah dengan perhitungan. Pihak pertama yaitu pemilik toko atau penjual bahan

bangunan, yang biasanya menjual keramik seharga Rp 70.000 (tujuh puluh ribu

rupiah) perkotak, disini konsumen atau pihak kedua mempercayakan semuanya

kepada tukang bangunan dari memilih bahan bangunan yang terbaik hingga transaksi

pembayaran, sehingga transaksi tersebut hanya diketahui oleh pemilik toko dan

tukang bangunan yang harganya ditambahkan Rp 5.000 (lima ribu rupiah). Situkang

membeli keramik sebanyak 50 kotak yang total harganya menjadi Rp 3.750.000 (tiga

juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

Pada kasus seperti ini pihak kedua atau konsumen dirugikan, karena ia

dibebani Rp 250.000 (dua ratus ribu rupiah) sebagai ongkos untuk pihak ketiga yaitu

tukang bangunan, tanpa ada kesepakatan terlebih dulu. Praktik ini biasanya terjadi

disetiap toko bangunan tapi tidak banyak yang mengetahuinya. Pada dasarnya

menjadi perantara dalam dunia bisnis itu diperbolehkan sepanjang sesuai dengan

aturan-aturan hukum yang berlaku. Karena praktik jual beli dalam perdagangan

sering terjadinya pelanggaran-pelanggaran seperti penipuan dan lain-lain.

Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan diatas maka saya tertarik melakukan

penelitian denfan judul “Praktik Jual Beli Bahan Bangunan Dengan Sistem

Tambahan Harga Ditinjau Menurut Hukum Islam (Studi Kasus di Toko

Bangunan Hidup Subur)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana praktik jual beli bahan bahan bangunan dengan sistem tambahan

harga di toko bangunan hidup subur?


4

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bahan bangunan dengan

sistem tambahan harga ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana praktikjual beli bahan bangunan dengan

sistem tambahan harga di toko bangunan hidup subur

2. Untuk mengetahui praktik jual beli bahan bangunan dengan sistem tambahan

harga menurut hukum Islam.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaatbaik

kepada peneliti maupun masyarakat sekitar. Adapun manfaat penelitian sebagai

berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pemikiran luas bagi

masyarakat sekitar terutama mahasiswa agar mengetahui hukum dari jual beli

bahan bangunan dengan sistem tambahan harga.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis agar memenuhi salah

satu syarat dan tugas akhir guna memperoleh gelar S1 pada fakultas Syariah

Program studi Hukum Ekonomi Syariah.

E. Penjelasaan Istilah

Skripsi in berjudul “Praktik Jual Beli Bahan Bangunan Dengan Sistem

Tambahan Harga Ditinjau Menurut Hukum Islam (Studi Kasus di Toko

Bangunan Hidup Subur)”


5

1. Jual beli

Jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni pihak

yng menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga

barang yang dijual.5

2. Bahan bangunan

Bahan bangunan adalah bahan yang dipakai untuk membuat barang

bangunan atau bahan yang memberikan sifat-sifat tertentu di dalam teknik

bangunan, dalam arti yang luas.Bahan bangunan adalah semua bahan-bahan baik

sebagai bahan penolong yang diperlukan untuk membangun suatu bangunan

tertentu.6

3. Tambahan harga

Tambahan harga adalahyang dibutuhkan pada yang sudah ada supaya

menjadi lebih banyak (lebih besar dan sebagainya).7

4. Hukum Islam

Hukum Islam atau syariat Islam adalah sistem kaidah-kaidah yang

didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku

mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini,

yang mengikat bagi semua pemeluknya..8

Pada KBBI daring, diakses 6 Agustus 2022, dari ://kbbi.web.id/jualbeli.html


6

Panennungi, Panennungi dan Nurlita Pertiwi. “Ilmu Bahan Bangunan.” (2018). hal. 1
7

Pada KBBI Daring¸ Diakses 19 Juni 2022, dari https://kbbi.web.id/tambah


8

Eva iryani, Hukum Islam, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi Vol.17 No.2 Tahun 2017
6

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

mengumpulkan data dan fakta-fakta yang ada pada saat sekarang dan melaporkan

seperti apa yang akan terjadi. Pada umumnya penelitian kualitatif berkaitan

dengan opini atau pendapat umum, peristiwa atau proses.9

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah data yang diperlukan penulis yang

diperoleh dari dua sumber, yaitu:

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau objek

yang diteliti.10

b. Data sekunder, yaitu jenis data yang dapat dijadikan sebagai pendukung

data pokok atau bisa juga sumber data yang mampu memberikan informasi

atau data tambahan yang memperkuat data pokok atau primer.11

3. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah di Toko

Bangunan Hidup Subur Kabupaten Pidie. Mengenai Waktu yang digunakan

peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin

penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan, 1 bulan pengumpulan data

dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan

proses bimbingan berlangsung.

Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan (Banda Aceh: Ar-Rijal Institite, 2007), hal.
6.
10

Muhammad pabundu tika, Metodologi Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 57.
11

Saifuddin, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hal. 36.


7

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan pembahasan ini maka

penulis menggunakan pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasidan

ide melalui tanya jawab. Sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.12

Adapun penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan atau

mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan beberapa

informasi.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti

baiksecara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikunpulkan dalam penelitian.13 Di sini penulis mengumpulkan data

melalui pengamatan secara langsung dilokasi penelitian.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu “mencatat data mengenai hal-hal

atauvariable yang bersumber dari kitab-kitab, catatan, buku, surat kabar,

makalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya yang berhubungan dengan

penelitian”.14

12

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 72


13

Djam’an Satori dan Aan Koariah, Metode Penelitian..., hal. 97


14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Cet.
Ke-13, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 231.
8

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang penulis gunakan adalah analisa data kualitatif yaitu

menganalisa data yang terkumpul, setelah itu disimpulkan dengan menggunakan

pendekatan atau cara berpikir deduktif, adalah proses pengambilan kesimpulan

yang didasarkan kepada premis-premis yang keberadaannyatelah ditentukan.15

Dalam menganalisis data penulis mengupaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil dari observasi, wawancara, dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman

analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.16

6. Pedoman Penulisan

Adapun dalam penelitin ini penulisberpedoman kepada “buku tuntunan

menulis skripsi bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syari‘ah Al-Hilal Sigli

Tahun 2022”. Agar terjadi keseragaman dalam teknik penulisan skripsi ini

dengan lainnya.

15

Sari, Diah Prawitha."Berpikir Matematis dengan Metode Induktif, Deduktif, Analogi,


Integratif dan Abstrak." Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 5.1 (2017), hal. 83.
16

Ahmad Rijali, Analisis data kualitatif, Alhadharah, Vol. 17 No. 33 (Januari-Juni), 2018: hal.
84.

Anda mungkin juga menyukai