Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 4

XI MIPA 4
Anggota :
1. Andriani Kusuma N (04)
2. Dhea Ayu I (11)
3. Efryda Hanna P (14)
4. Erlangga Dwi A (16)
5. M Fardha Razaq (26)
6. Rasyid Mulia I (29)
1.Pengertian Syaj’ah
• ‫اع‬ ُ secara entimologi yaitu berani dan gagah.
ٌ ‫ش َج‬
• Menurut istilah: keteguhan hati, kekuatan pendirian
untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara
jantan dan terpuji.
• Asy Syaja’ah adalah salah satu ciri yang dimiliki orang
yang istiqamah di jalan Allah, selain ciri-ciri berupa al-
ithmi’nan (ketenangan) dan at-tafaul (optimisme).
• Lawan dari sifat syaja’ah adalah jubun (pengecut atau
penakut). Pemberani adalah orang yang berani membela
kebenaran dengan resiko apa pun dan takut untuk
berbuat yang tidak benar. Sebaliknya, penakut adalah
orang yang takut membela kebenaran.
2. Macam – Macam Syaj’ah
Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua
• 1) Syaja’ah harbiyah, yaitu keberanian yang kelihatan
atau tampak, misalnya keberanian waktu menghadapi musuh
dalam peperangan (al-Jihad fi Sabilillah). Allah berfirman :
(244) ٌ‫ع ِليم‬
َ ٌ‫س ِميع‬ ٌ‫ٌوا ْعلَ ُمواٌْأ َ هن ه‬
َ َ‫ٌَّللا‬ َ ِ‫ٌَّللا‬ َ ٌ‫َوقَاتِلُواٌْفِي‬
‫س ِبي ِل ه‬
artinya : “dan berperang lah kamu di jalan allah, dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui
“ ( Qs. Al- baqarah: 244)
• 2) Syaja’ah nafsiyah, yaitu keberanian menghadapi
bahaya atau penderitaan dan menegakkan kebenaran
a) Keberanian mengatakan kebenaran sekalipun didepan
penguasa yang DzalimDari Abu Sa’id Al Khudri,
NabiMuhhammad saw bersabda :
ٌٍٍ ِِ‫انٌ ََا‬
ٌٍ ‫ط‬ َ ‫س ْل‬
ُ ٌَ‫ع ْد ٍلٌ ِع ْند‬ ْ ‫ض ُل‬
َ ٌُ‫ٌال ِج َها ِدٌ َك ِل َمة‬ َ ‫أ َ ْف‬ •
Artinya “Jihad yang paling utama ialah mengatakan
kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang
zalim.” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu
Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini hasan).
b) Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah
sekalipun dia bisa melampiaskannya dan firman Allah swt:
‫ع ِّن ْال َه َوى‬ َ ‫ام َر ِّب ِّه َونَ َهى النَّ ْف‬
َ ‫س‬ َ ‫• َوأ َ َّما َم ْن خ‬
َ َ‫َاف َمق‬
Artinya “Dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggal(nya).”(Q.S. An-Nazia’at 40- 41.)
3. Dalil Tentang Syaja’ah
• Q.S Muhammad ayat 7 tentang perintah
membela agama Allah Swt.
﴾٧﴿ ‫ْ أ َ ْْ ََا َم ُُ ْم‬
ْ ‫ص ْر ُُ ْم َويَُ َ ِّب‬
ُ ‫َّللا يَن‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِّذ‬
ُ ‫ين آ َمنُوا ِّإن تَن‬
َ َّ ‫ص ُروا‬
Artinya : “(Hai orang-orang yang beriman! Jika
kalian menolong Allah) yakni agama-Nya dan
Rasul-Nya (niscaya Dia menolong kalian) atas
musuh-musuh kalian (dan meneguhkan
telapak kaki kalian) di dalam medan perang.”
• Q.S Al Hujurat ayat 15 tentang tidak ragu – ragu dan
perintah berjihad di jalan Allah Swt.
‫سو ِّل ِّه َ ُ َّم لَ ْم يَ ْرتَابُوا َو ََا َََُوا بِّأ َ ْم َوا ِّل ِّه ْم‬ ِّ َّ ِّ‫ِّإنَّ َما ْال ُمؤْ ِّمنُونَ الَّذِّينَ آ َمنُوا ب‬
ُ ‫اَّلل َو َر‬
﴾١٥﴿ َ‫صا َُِّْون‬ َّ ‫َّللا أ ُ ْولَِئِّ ََ َُ ُم ال‬ َ ‫َوأَنفُ ِّس ِّه ْم فِّي‬
ِّ َّ ‫س ِّبي ِّل‬
Artinya : “(Sesungguhnya orang-orang yang beriman)
yakni orang-orang yang benar-benar beriman,
sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya
(hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu) dalam
keimanannya (dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah) mereka benar-benar
berjihad berkat kesungguhan iman mereka (mereka
itulah orang-orang yang benar) dalam keimanan
mereka, bukan seperti orang-orang yang mengatakan,
"Kami telah beriman", sedangkan dalam diri mereka
yang dijumpai hanya ketundukan belaka.”
4. Berperilaku Syaja’ah
• 1- Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan di jalan Allah
(jihad fii sabililah)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-
orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu
membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi
mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau
hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah,
dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat
kembalinya.” (QS. al-Anfal [8]: 15-16).
• 2- Berani menegakkan kebenaran
"Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan
penguasa yang zhalim”. (Hadits Riwayat Abu Daud Dan Tirmidzi)
• 3- Memiliki Daya Tahan Yang Besar
Banyak suri tauladan dalam sejarah perjuangan penyebaran
dan penegakan Islam. Di masa-masa awal penyebaran Islam
dalam fase Makkah, begitu besar sekali bentuk cobaan yang
dirasakan kaum muslimin. Kekuatan yang belum seberapa saat
itu, masih dalam rintisan awal-awal dakwah, harus dihadapi
berbagai bentuk perlawanan, permusuhan, makar. Boikot
ekonomi, siksaan terhadap individu bahkan pembunuhan.
Secara umum kaum muslimin sungguh menderita waktu itu.
• 4- Kemampuan Menjaga Rahasia
Huzaifah ibnul Yaman r.a yang pernah ia ungkapkan pada
Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, saya tidak takut bila harus
mati, akan tetapi yang aku takutkan adalah bila aku
tertangkap.”
• 5- Mengendalikan Nafsu
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.”
(QS. 12: 53).
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu
dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.
Yaitu orang yang berinfak baik diwaktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai
orang-orang yang berbuat kebaikan.”(QS. 3:133-134).
“Bukanlah dinamakan pemberani itu orang yang kuat
bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang
sanggup menguasai dirinya di waktu marah.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
5. Hikmah Syaja’ah
• Syaja’ah (perwira) akan menimbulkan hikmah dalam bentuk sifat
mulia, cepat, tanggap, perkasa, memaafkan, tangguh, menahan
amarah, tenang, mencintai. Akan tetapi apabila seorang terlalu
dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan kecerdasan
dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat ceroboh, takabur,
meremehkan orang lain, unggul-unggulan, ujub. Sebaliknya jika
seorang mukmin kurang syaja’ah, maka akan dapat memunculkan
sifat rendah diri, cemas, kecewa, kecil hati dan sebagainya.
• Dapat mewujudkan al Mujahadah Ala’ Al Khauf (menaklukan rasa
takut).
• Dapat mewujudkan taurits al khariyah (mewariskan hal yang
terbaik).
• Dapat mewujudkan as shabru ‘ala ath tha’ah (bersabar terhadap
ketaatan).
6. Cerita Sahabat Nabi Tentang
Kebenaran
• Rasulullah Muhammad saw. sendiri menjadi teladan utama saat
beliau tak bergeming sedikit pun ketika disuruh menghentikan
dakwahnya. Beliau pun berucap dengan kata-katanya yang masyhur,
“Walaupun matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan
kiriku, aku tidak akan pernah menghentikan dakwahku ini”.
Keberanian dan keteguhan sikap nampak pula pada diri sepupu dan
menantu Nabi saw., Ali bin Abu Thalib r.a. Ali mengambil peran yang
sangat beresiko, menggantikan Rasulullah di tempat tidur untuk
mengelabui musuh-musuh yang mengepung. Dan benar saja ketika tahu
mereka dikelabui, mereka pun marah serta memukuli Ali hingga babak
belur.
Khalifah kedua yakni Umar bin Khathab juga sangat terkenal dengan
ketegasan sikap dan keberaniannya. Ketika mau hijrah berbeda dengan
sahabat-sahabat lain yang sembunyi-sembunyi, Umar malah berteriak
lantang, “Umar mau hijrah, barang siapa yang ingin anak istrinya menjadi
yatim dan janda, hadanglah Umar”.
Keberanian mempertahankan aqidah hingga mati nampak pada
Sumayyah, ibunda Ammar bin Yasir. Beliau menjadi syahidah pertama
dalam Islam yang menumbuhsuburkan perjuangan dengan darahnya yang
mulia.
Keberanian mempertahankan aqidah hingga mati nampak pada Sumayyah,
ibunda Ammar bin Yasir. Beliau menjadi syahidah pertama dalam Islam
yang menumbuhsuburkan perjuangan dengan darahnya yang mulia.
Begitu pula Khubaib bin Adiy yang syahid di tiang salib penyiksaan dan
Habib bin Zaid yang syahid karena tubuhnya dipotong-potong satu demi
satu selagi ia masih hidup. Mereka berani bertaruh nyawa demi
mempertahankan akidah dan itu terbukti dengan syahidnya mereka
berdua.
Bilal dan Khabab bin Al-Irts, yang mantan budak disiksa dengan ditimpa
batu besar (Bilal) dan disetrika punggungnya (Khabab) adalah bukti bahwa
keberanian tidak mengenal lapisan dan strata sosial.
Ada pula anak bangsawan seperti Mush’ab bin Umair dan Sa’ad bin Abi
Waqqash yang diusir dan tidak diakui lagi sebagai anak oleh orangtua
mereka karena masuk Islam.
Dan akhirnya wanita-wanita perkasa dan pemberani seperti Shafiyah binti
Abdul Muthalib, bibi Rasulullah saw., Nusaibah binti Ka’ab, perisai
Rasulullah saw. dan Fatimah, putri Rasulullah saw. yang menjadi bukti
wanita tak kalah berani dibandingkan laki-laki dalam mempertahankan
kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai