Anda di halaman 1dari 34

(Pengertian, Hukum dan Adab)

 Pengertian Jihad
 Ragam dan Tingkatan Jihad
 Hukum Jihad
 Adab & Etika Jihad

Referensi :
- Fiqh Sunnah Sayid Sabiq
- Fiqh Jihad Yusuf Qardhadwi
- Meluruskan Pemahaman Jihad – Farid Nu’man
Keutamaan Jihad
Dari Abu Said Al Khudri, bahwa ada orang bertanya:

“Wahai Rasulullah! Manusia bagaimanakah yang paling


utama?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menjawab: “Seorang mu’min yang berjihad di jalan
Allah dengan jiwa dan hartanya.” (HR. Bukhari,
Muslim)
• Secara bahasa (lughatan – etimologis)

Al Jihad diambil dari kata Al Juhdu yaitu kuasa


(Ath Thaqah) dan kesempitan/kepayahan (Al
Masyaqqah)

* Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq 2/618


“Secara bahasa, jihad bermakna pengerahan


segenap potensi dengan ucapan dan
perbuatan.”

*Imam Abdurrahman Syaikhi Zaadah, Majma’


Al Anhar fi Syarh Multaqa Al Ab-har
 Adalah upaya mengerahkan segenap kekuatan dalam
perang fi sabilillah secara langsung maupun
memberikan bantuan keuangan, pendapat, atau
perbanyakan logistik, dan lain-lain
* Hasiyah Ibnu Abidin
TIGA PEMAHAMAN
SEPUTAR JIHAD

MUKADDIMAH FIQH JIHAD :


DR. YUSUF QARDHAWY
PERTAMA : golongan yang ingin mengaburkan makna Jihad
dengan mengutamakan nilai-nilai spiritualitas (ruhiyah) dan
kemuliaan akhlak, dan menganggap dua hal tersebut sebagai
jihad akbar yaitu meliputi jihad nafs dan jihad syaiton
Sebagian Hujjah Golongan Pertama

• "Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang
besar. Para shahabat bertanya, "Apa jihad besar itu? Nabi saw
menjawab, "jihaad al-qalbi (jihad hati).
Di dalam riwayat lain disebutkan jihaad al-Nafs".178 (Kanzul-
'Ummaal, juz 4/616; Hasyiyyah al-Baajuriy, juz 2/ 265)

• Ket : Hadits Dhoif dan bertentangan dengan banyak riwayat


seputar jihad
KEDUA : golongan yang memahami jihad sebagai pengumuman
perang kepada seluruh alam. Maka mereka menyamakan antara
memerangi pihak yang menyerang kaum muslimin dan
menghalangi dakwahnya, dengan mereka yang berdamai dan
hidup bersama kaum muslimin.
Sebagian Hujjah Golongan Kedua

“ Dan apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka


bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai
mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan
intailah ditempat pengintaian. ..”(QS At-Taubah 5)

Ket : Hujjah lemah dan banyak dibantah, karena bgmn satu ayat
menghapus 140-an lebih ayat tentang toleransi dan
kesabaran
KETIGA : Mereka yang memahami jihad secara lebih moderat. Tidak
terjebak dalam pengkaburan makna jihad , tidak terperangkap dalam
pemahaman yang terlampau sempit. Golongan ini setelah melihat
ragam makna jihad yang tertuang dalam dalil-dali Quran dan Sunnah,
lalu berupaya menyelaraskan dengan kondisi realitas terkini.
Hujjah Golongan Ketiga
Ragam banyak dalil baik dari Al-Quran dan Sunnah yang
tidak semata-mata menunjukkan makna Jihad berarti
perang saja, namun juga terkait beberapa amal
lainnya .
RAGAM & TINGKATAN
Jihad : Menolong Agama Allah

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)


Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut (29):
69)
Ket : Ayat ini turun sebelum kewajiban berperang, dan
penafsiran para salaf sholeh menunjukkan jihad dalam arti
menolong agama Allah secara umum
Jihad : Menasehati Penguasa Zalim

Jihad paling utama adalah


mengutarakan perkataan
yang adil di depan penguasa
yang zalim atau pemimpin
yang zalim.” (HR. Abu Daud)
Jihad : Haji Mabrur bagi Wanita
Dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha, katanya:

“Ya Rasulullah, kami melihat jihad


adalah amal yang paling utama,
apakah kami juga boleh
berjihad?” Nabi bersabda:
“Tidak, tetapi sebaik-baiknya
jihad adalah haji yang mabrur.”
(HR. Bukhari)
Jihad : Menjaga Harta & Keluarga

• Barangsiapa yang dibunuh karena hartanya


maka dia syahid, barangsiapa dibunuh karena
agamanya maka dia syahid, barangsiapa yang
dibunuh karena darahnya maka dia syahid,
barangsiapa yang dibunuh karena membela
keluarganya maka dia syahid.” (HR. At
Tirmidzi
Jihad : Melawan Hawa Nafsu
Dari Fadhalah bin
‘Ubaid, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:

“Mujahid adalah orang


yang berjihad terhadap
hawa nafsunya.” (HR. At
Tirmidzi)
Ungkapan Ulama ttg Ragam Jihad
• Imam Ibnu Hajar Al Asqalani : “Ada pun berjihad
melawan hawa nafsu adalah dengan cara mempelajari
perkara-perkara agama lalu mengamalkannya dan
mengajarkannya. Sedangkan berjihad melawan syetan adalah
dengan cara melawan syubhat-syubhat yang dilancarkannya
dan melawan syahwat yang dihiasinya. Sedangkan jihad
melawan orang kafir adalah dengan tangan, harta, lisan, dan
hati sekaligus. Sedangkan berjihad melawan kefasikan adalah
dengan tangan, kemudian lisan, kemudian hati. “ (Fathul Bari,
6/3. Darul Fikr)
Ungkapan Ulama ttg Ragam Jihad
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah membagi
maratibul jihad (urutan jihad) bahwa jihad ada
empat urutan :
1. jihad terhadap hawa nafsu,
2. jihad melawan syetan,
3. jihad melawan orang kafir
4. dan jihad melawan orang munafik. (Zaadul
Ma’ad)
HUKUM DAN
KEWAJIBAN JIHAD (QITAL)

KITAB FIQH JIHAD :


DR. YUSUF QARDHAWY
WAJIB dalam Kondisi DEFENSIF

- Musuh telah memasuhi Negeri Islam, menguasai tanahnya


meskipun sejengkal
- Atau musuh menyakiti dan membahayakan jiwa kaum
muslimin, harta dan kehormatan mereka
- Atau memaksakan akidah mereka kepada kaum muslimin,
memfitnah dan memaksa pindah agama
JIHAD TOLB (offensif) ?

Bukanlah sebuah kewajiban untuk memerangi orang Kafir jika


kaum muslimin dalam kondisi aman terhadap gangguan
mereka, karena diwajibkannya Jihad dalam kondisi takut atas
gangguan dan permusuhan dari mereka.
(Ini pendapat : Ibnu Umar, Amru bin Dinar,juga fuqoha Imam Abu
Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad, dan Imam Ibnu
Taimiyah, Imam Hasan Al Banna dan Syaikh Al Qaradhawi)
DALIL TIDAK WAJIBNYA JIHAD OFFENSIF

• Allah Ta’ala berfirman:


• “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku
adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena
agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.
• Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan
sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena
agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu
(orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan
mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang
zalim.” (QS. Al Mumtahanah (60): 8-9)
Fardu Kifayah atau Ain




Menjadi Fardhu Ain dalam Kondisi sebagai berikut :
• Musuh memasuki negeri muslim dan sudah ada didepan mata
• Perintah dan mobilisasi umum dari pemimpin
• Pasukan yang ada masih membutuhkan bantuan tenaga
spesialis
DUA HAL YANG DISEPAKATI
TENTANG JIHAD
• Wajib berjihad saat Musuh datang menyerang
• Wajib mempersiapkan Kekuatan Militer sebaik mungkin

dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja •


yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya
ADAB & ETIKA
Mendahulukan Ijin Orang Tua
• Dari Abu Sa’id, bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam
pernah menolak seseorang yang berhijrah dari Yaman dengan
meninggalkan kedua orang tuanya. Beliau bertanya, “apakah
kamu punya seseorang di Yaman.” Dia menjawab, “Kedua
orang tuaku.” Beliau bertanya lagi, “Apakah kedua
mengizinkanmu?” dia menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda,
“Kembalilah kepada keduanya dan mintalah izin darinya. Jika
keduanya mengizinkanmu, boleh kamu berjihad. Jika tidak,
maka berbaktilah kepada keduanya.”
(Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban )
*dalam kondisi fardhu kifayah
Tidak Melampaui Batas

“Berperanglah dengan nama Allah fi sabilillah, perangilah orang-


orang yang kafir terhadap Allah, berperanglah dan jangan
melampaui batas, jangan mencincang, dan jangan membunuh
anak-anak.” (HR. Muslim & Abu Daud)

Nabi SAW, bersabda: “Jika salah seorang kalian berperang,


hindarilah memukul wajah.” (HR. Bukhari)
Tidak Membunuh Sipil
• Dari Rabbah bin Rabi' r.a, ia berkata, "Kami bersama Rasulullah
saw. dalam sebuah peperangan. Beliau melihat orang-orang
berkumpul mengelilingi sesuatu. Lalu beliau mengutus
seseorang untuk melihatnya. Beliau berkata, 'Coba lihat
mengapa mereka berkumpul?' Tak lama kemudian orang itu
kembali dan berkata, 'Mereka berkumpul menyaksikan mayat
seorang wanita yang terbunuh.' Beliau berkata, 'Bukan mereka
yang harus dibunuh!' Ketika itu pasukan dipimpin oleh Khalid
bin al-Walid. Lalu Rasulullah saw. mengutus seseorang dan
bersabda, 'Katakanlah kepada Khalid, janganlah membunuh
wanita dan jangan membunuh pegawai/buruh'," (Abu Daud,
Ibnu Majah)
Lalu, Apa dan
Bagaimana Bentuk
Jihad kita Hari Ini ?
Jihad kita Hari INI
• Terus mendoakan dan mendukung JIHAD FI SABILILLAH yang
ada di negeri-negeri muslimin yang terjajah ( Palestina, Iraq,
Afghanistan)
• Menyiapkan diri baik secara pribadi maupun sebagai warga
negara Indonesia, sistem pertananan keamanan dan
persenjataan yang kuat dan profesional.
• Melakukan upaya optimal sesuai bidang dan spesialisasi
masing-masing dalam rangka menegakkan nilai-nilai islam
ditengah masyarakat.
“ Sesungguhnya inilah (bentuk) jihad pada zaman ini bagi
barang siapa yang memiliki niat untuk bergabung bersama
kendaraan para mujahidin, atau bersemangat
mendapatkan keutamaan jihad fi sabilillah, baik dengan
harta maupun jiwa, atau dengan tenaga dan
kesungguhan. Inilah jihad kita hari ini, jihad yang besar
dan panjang masanya”
( Pidato Qardhawi dalam Launching
situsislamonline.net)

Anda mungkin juga menyukai