MAKALAH
“KEJUJURAN DAN SYARIAT BERPAKAIAN”
Disusun Oleh :
Kelas : X-EAI 3
Telah berkata kepadaku Usman bin Abi Syaibah, telah berkata kepadaku Jarir
dari Mansur dari Abi Wail dari Abdillah r.a. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan
membawa kesurga. Dan seseorang yang jujur itu akan ditulis (ditetapkan) disisi Allah
sebagai seorang yang benar. Dan sesungguhnya berbohong akan membawa kepada
dosa (kejahatan) dan dosa itu akan membawa pelakunnya ke neraka. Sesungguhnya
seseorang yang berbohong akan ditetapkan disisi Allah sebagai pembohong.
Hadis diatas menjelaskan tentang kejujuran yang menunjukkan jalan kebaikan
yaitu berbuat amal sholeh dengsn ikhlas dan jauh dari celaan manusia dan kebaikan
itu menunjukkan jalan kesurga. Dan jika seseorang itu berbuat jujur pada setiap
perkara dan sifat jujur itu telah melekat padanya maka ia tergolong orang-orang yang
shiddiq dan ditetapkan pahalanya.
Imam ghazali menggambarkan adanya para nabi seperti Ibrahim, Ismail, dan
Idris yang diterangkan dalam al-Qur’an sebagai orang-orang yang berkata benar.
Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tentunya akan mengamalkan sifat
jujur tersebut, karena perbuatan jujur akan menunjukkan kepada kehidupan yang
lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat. Dan meninggalkan kebohongan yang
akan menjerumuskannya ke perbuatan dosa dan neraka.
Komentar : pakaian seperti ini belum memenuhi syariat islam karena belum sepenuhnya
menutupi aurat
Komentar : pakaian seperti ini sudah memenuhi syariat islam karena auratnya sudah tertutupi
semuanya
Pidato pelajaran agama islam
Yang saya hormati Bapak Mukhlis dan teman-teman siswa sekalian yang saya cintai
Yang pertama, marilah kita panjatkan rasa puja dan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,
karena atas limpahan Rahmad-Nya kita dapat berkumpul di kelas X-EAI 3 ini dalam rangka Ujian
praktek pidato agama islam dengan keadaan sehat wal afiat.
Yang kedua, Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad S.W.A yang mana telah memberikan kita suri tauladan yang begitu
sempurna sehingga kita dapat dengan jelas membedakan mana yang baik dan mana buruk.
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit tentang “akhlakqul
karimah” di dalam konsep agama Islam. Apakah teman-teman disini ada yang tahu apakah
yang dimaksud dengan akhlaqul karimah? Nah akhlak menurut bahasa artinya tabi’at,
kebiasaan, atau perangai. Akhlah dibagi menjadi 2, yaitu akhlahmahmudah atau bisa disebut
akhlak terpuji dan akhlah mazmumah yang disebut juga akhlak tercela.
Akhlakul karimah tentunya adalah akhlak yang terpuji. Seperti firman Allah dalam Al-
Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi :
“sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung”. Q.S.
AL-Qalam ayat 4
Kita dapat menyimpulkan dari firman tersebut bahwa Nabi Muhammad adalah suri
tauladan yang baik bagi kita. Beliau memiliki akhlakul karimah yang terpuji yang selayaknya
kita jadikan penutan dalam kehidupan kita. Dengan kita menjaga akhlak dan perbuatan kita,
maka akan selalu mendekatkan kita kepada Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari akhlakul karimah dapat digunakan sebagai tolok ukur
dalam menentukan kehormatan seseorang. Mari coba kita fikirkan dan renungkan sejenak!
Apabila tetangga dekat kita ada yang memiliki tabiat suka mabuk-mabukan, berjudi, serta
perilaku yang meresahkan masyarakat lainnya. Tentunya orang tersebut akan mendapatkan
sanksi sosial di mata masyarakat bukan? Tidak hanya itu, bisa jadi banyak orang yang
mengejeknya bahkan tidak ada yang mau peduli lagi. Contoh tersebut memberikan kita
pelajaran bahwa jika ingin dihargai seseorang maka kita harus menghargai diri sendiri dan
menjaga akhlak kita.
Ternyata tidak hanya di dunia saja ada hukuman bagi yang melakukan perbuatan yang
melanggar norma atau aturan yang ada, di akherat pun juga akan ada balasannya. Berdasarkan
sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan kepada Abu Daud yang berbunya bahwa
“tidak ada yang lebih berat di timbangan amal daripada budi pekerti yang terpuji”. Dari sini
kita dapat mengetahui bahwa bukan dalam pergaulan atau di masyarakat saja, kepada orang
tua pun kita harus berakhlak yang baik. Mari mulai sekarang kita tingkatkan iman dan taqwa
kita kepada Allah dengan menjaga akhlakul karimah kepada semua orang.
Jika kita lihat pada era modern ini, hal yang paling mendasar yaitu “pendidikan”.
Pendidikan moral amat dibutuhkan di kalangan pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Etika
dan moral selayaknya diterapkan sejak dini untuk membangun sumber daya manusia yang
berakhlak mulia. Beberapa contoh yang tidak asing bagi kita, tidak sedikit para intelektual
yang pintar namun tidak dibarengi dengan moral dan akhlak yang baik. korupsi sudah tidak
asing lagi dan menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat, tidak sedikit orang yang
terkena kasus asusila di Negara kita ini. Hal tersebut menjadi sebuah permasalahan yang
muncul akibat kurang dibarengi dengan pendidikan moral yang baik ketika di bangku sekolah.
Dalam hal ini guru merupakan sosok yang diharapkan mampu memberikan pengajaran akhlak
dan moral kepada muridnya dengan penuh kesabaran.
Akhlak mulia merupakan sebuah kunci untuk terwujudnya kehidupan yang damai dan
tentram. Dalam sejarah kehidupan, telah dibuktikan seorang pemimpin yang memiliki
akhlakul karimah dapat mewujudkan masyarakat yang damai dan sejahtera. Seorang
pemimpin yang bobrok akhlaknya, dapat dipastikan bahwa dalam kepemimpinannya, ia akan
menerapkan cara-cara yang dapat menimbulkan keributan serta kegaduhan di tengah-tengah
masyarakat. Hal ini tentunya dapat digunakan sebagai pelajaran bahwa akhlak merupakan
suatu hal yang teramat penting untuk dipergunakan sebagai pondasi dalam segala aspek.
Saudara-saudaraku semua
Menjaga moral dan akhlak yang baik merupakan sebuah tiang untuk mempertahankan
kekokohan jiwa kita. Kembangkan moral, semangat, dan tekatkan untuk terus melangkah
menggenggam impian. Gapailah kesuksesan untuk orang-orang disekeliling kita yang begitu
menaruh harap besar terhadap diri kita masing-masing! Wujudkan segala apa yang kita
inginkan dengan segala apa yang kita miliki salah satunya dengan akhlakul karimah
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.
Demikian yang dapat saya sampaikan, apabila terdapat khilaf dan salah dalam tutur
kata atau dalam bersikap, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kepada Allah lah
tempat kembali dan memohon ampunan, Sekian dan terima kasih.
WasalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh