c. Keutamaan Hikmah
1) memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan membela kebenaran ataupun
keadilan,
2) menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan,
3) mampu berkomunikasi denga orang lain dengan beragam pendekatan dan bahasan,
4) memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf
nahi munkar
c. Hikmah syajaah
Dalam ajaran agama Islam sifat perwira ini sangat di anjurkan untuk di miliki setiap muslim,
sebab selain merupakan sifat terpuji juga dapat mendatangkan berbagai kebaikan bagi kehidupan
beragama berbangsa dan bernegara. Syajaah(perwira) akan menimbulkan hikmah dalam bentuk
sifat mulia, cepat, tanggap, perkasa, memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai.
Akan tetapi apabila seorang terlalu dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan
kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang
lain, unggul-unggulan, ujub. Sebaliknya jika seorang mukmin kurang syajaah, maka akan dapat
memunculkan sifat rendah diri, cemas, kecewa, kecil hati dan sebagainya.
5. Menegakkan SikapAdalah
1. Pengertian
Pengertian adil menurut bahasa adalah sebagai berikut Meletakkan sesuatu pada tempatnya Adil
juga berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang satu dengan yang
lain.Berlaku adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak memihak,
dan tidak merugikan pihak mana pun. Sebagaimana firman di bawah ini: Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. an-Nahl : 90)
2. Bentuk-Bentuk Adil
a. Adil terhadap Allah, artinya menempatkan Allah pada tempatnya yang benar, yakni sebagai
makhluk Allah dengan teguh melaksanakan apa yang diwajibkan kepada kita, Sehingga benar-
benar Allah sebagai Tuhan kita.
b. Adil terhadap diri sendiri, yaitu menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar.
Untuk itu kita harus teguh, kukuh menempatkan diri kita agar tetap terjaga dan terpelihara dalam
kebaikan dan keselamatan. Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani serta menghindari segala perbuatan yang dapat mencelakakan diri.
c. Adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang lain pada tempatnya yang sesuai, layak,
dan benar. Kita harus memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar tidak mengurangi
sedikitpun hak yang harus diterimanya.
A. Pengertian Akhlak
Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab akhlaq. Jamaknya adalah
khuluq atau Al-Khuluq. Menurut bahasa kata khuluq berarti budi pengerti, perangai, tingkahlaku
atau tabiat.
Menurut Imam Al-Ghazali, Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang
dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk
memikirkan (lebih lama)maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut
ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan
tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.
Dalam kamus Al-kautsar, ilmu akhlak diartikan sebagai ilmu tata karma,jadi dapat dirumuskan
bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan yang dilakukan manusia,
mengajarkan perbuatan baik yang harus dikerjakan dan perbuatan jahat yang harus dihindari
dalam pergaulannya, baik dengan sesame manusia maupun dengan tuhannya .
Baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang sesuai dengan nilai dan norma agama, nilai
serta norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Buruk
menurut akhlak adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma
agama, serta nilai dan norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri. Adapun yang
menentukan baik dan buruk suatu sikap (akhlak) yang melahirkan prilaku atau perbuatan
manusia adalah Al Quran yang dijelaskan dan dikembangkan oleh Rasululloh saw dengan
sunnahnya. Perbuatan baik dan buruk dalam moral dan etika ditentukan adat istiadat dan
pemikiran masyarakat pada suatu tempat di suatu masa. Oleh karena itu, di pandang dari
sumbernya akhlak islamiyah bersifat tetap dan berlaku untuk selamanya sedangkan moral dan
etika hanya berlaku di suatu tempat dan selama masa tertentu.
Akhlak islamiyah adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia.dalam buku ensiklopedia
islam jilid 1, 1993 dinyatakan bahwa : perbuatan baru bisa dikatakan pencerminan akhlak jika
dapat memenuhi beberapa syarat antara lain :
1. Dilakukan berulang-ulangjika dilakukan sekali saja atau jarang-jarang tidak dapat dikatakan
akhlak.
2. Timbul dengan sendirinya tanpa dipikir-pikir atau dipertimbangkan berulang-ulang karena
perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya.
Alloh berfirman sebagai berikut :
Artinya : Barang siapa mengerjakan kebajjikan, baik laki-laki atau perempuan dalam keadaan
beriman maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan akan kami
berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S.an
Nahl:97).
Ditekankan dalam ayat Ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang
sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
Akhlak islam mempunyai karakteristik sifat tertentu yang membedakan dengan etika dan moral
ciptaan manusia. Sifat-sifat tersebut antara lain :
1. Kebaikannya bersifat mutlak (al-hasanah al-mutlaqah ) yaitu kebaikan yang terkandung dlam
akhlak merupakan kebaikan yang bersifat murni baik untuk individu atau untuk masyarakat
dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apapun.
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (al-hasanah syumuliyah) yaitu kebaikan yang terkandung
didalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat di segala zaman dan di semua tempat.
3. Kebaikan bersifat tetap langgeng dan mantap (al-hasanah al-sabitah), tidak berubah oleh
perubahan waktu dan tempat atau perubahan hidup masyarakat.
4. Pengawasan yang menyeluruh (al-muraqabah syumuliyah),karena akhlak bersumber dari
alloh, maka pengaruhnya lebih kuat dari etika,moral, ciptaan manusia sehingga orang tidak
berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya
untuk selanjutnya bertaubat dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan perbuatan salah lagi.
B. Induk-induk Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela
a. Akhlak Terpuji
Menurut pendapat mayoritas ulama, ruang lingkup akhlak dikelompokkan menjadi beberapa hal
berikut yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Alloh
Sesungguhnya inti takwa kepada Alloh adalah melaksanakan segala perintah dan menjauhi
segala laranganNYA segala perintah dan larangan Alloh ditetapkanNya bukan untuk Alloh
sendiri tetapi untuk keselamatan manusia. Pemeliharaan hubungan dengan Alloh dapat dilakukan
antara lain :
Tidak menyekutukan Alloh dengan apapun juga
Menaati,takut, dan bertakwa kepada Alloh bertaubat kepada Alloh
Mencintai Alloh swt
Selalu mencari keridloan Alloh
Bersyukur kepada alloh melalui lisan dan perbuatan
Selalu memohon dan berdoa kepada Alloh swt.
Senantiasa beribadah kepada Alloh swt
2. Hubungan manusia dengan manusia
Salah satu cara memelihara hubungan antar manusia adalah dengan cara mengembangkan gaya
hidup yang selaras dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat serta sesuai norma
agama. Dengan demikian akan timbul hubungan yang harmonis dan saling menghormati antar
sesama.
3. Hubungan manusia dengan alam
Sebagai salah satu unsur yang membentuk dirinya, alam semesta menjadi bagian dari manusia.
Manusia diharapkan dapat menciptakan kemakmuran di bumi.
Alloh berfirman sebagai berikut :
Artinya :Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], Karena itu mohonlah ampunan-
Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya). (Q.S. Hud:61)
Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
Alam atau lingkungan hidup yang ditempati manusia memberi manfaaat kepadanya. Air, udara,
api, tumbuh-tumbuhan, hewan dan sinar matahari telah memberikan sumbangan yang besar
dalam menopang kebutuhan hidup manusia. Akan tetapi semua itu juga dapat membahayakan
kehidupan manusia, jika ia tidak dapat bersifat ramah terhadap lingkungan. Ketidakramahan
manusia menyebabkan rusaknya lingkungan yang menimbulkan bencana seperti banjir,
kebakaran, kekeringan dan wabah penyakit.
Bedasarkan pembagian tersebut, tampak jelas bahwa ruang lingkup akhlak sangat luas. Akhlak
mencakup seluruh aspekkehidupan, baik dengan Alloh maupun dengan seluruh makhluk
ciptaanNya.
b. Akhlak Tercela
Akhlak tercela mengantar manusia menuju kehancuran karena Alloh melarang pribadi muslim
memiliki sifat tercela.adapun jenis akhlak tercela yang harus di hindari oleh setiap muslim yaitu
sebagai berikut :
1. Setiap ucapan atau perbuatan yang dilarang al Quran adalah termasuk akhlak tercela dan
buruk
2. Setiap sesuatu yang diharamkan alloh kalau direnungkan dengan sksama ternyata merupakan
perbuatan yang keji, buruk, batal, sesat, dan maksiat yang menimbulakanpermusuhan, kebencian
dan percekcokan.
3. Setiap cerita atau berita mengenai orang-orang yang menentang Alloh dan RasulNya yang
disampaikan Al Quran mempunyai tujuan agar kaum muslimin menjauhi perbuatan tercela yang
membawa Murka Alloh.
4. Setiap ancaman yang diancamkan Alloh kepada salah satu hambaNya menunjukkan bahwa
orang yang menerima ancaman itu telah melakukan perbuatan yang tidak diridloiNya.
Perbuatanyang tidak mendapat ridlo dari Alloh menimbulkan kesesatan damn kebatilan.
Al-Quran menjabarkan secara rinci tentang konsistensi setiap muslim untuk menjauhi akhlak
tercela, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, hal-hal yang brhubungan dengan ucapanyang buruk.Al-Quran menyebutkan
banyaksekali ucapan buruk yang diperingatkan, dilarang, diancam pengucapnya, atau diusia,
diantaranya pembicaran yang sia-sia, olok-olokan dan pemberian nama panggilan yang buruk,
gunjengan, prasangka dan mata-mata, kebohongan, mengekspresikan atau melukiskan sesuatu
dalam benak, baik bersifat terkaaan atau berdasar(umniyah), memasuki persoalan yang bukan
urusannya (fuzul). Ide mentah yaitu apa yang terdetak dalampikiran, kemudian diungkapkan
secara tergesa-gesa tanpa perhitungan matang. Kemunafikan ialah sikap memperliharkan
keimanan dan menyembunyikan kekufuran atau memperlihatkan sifat yang baik dan
menyembunyikan sifat yang buruk. Akhlak-akhlak tercela yang diseur Al-Quran agar dijauhi,
baik berupa perbuatan maupun berupa ucapan yang lebih banyak terjadi.
Kedua, hal-hal yang berhubungan dengan perbuatan yang buruk. Banyak sekali perbuatan yang
buruk yang dilarang dan diharamkan oleh Alloh, sebagaimana di isyaratkan dalam Al-Quran,
diantaranya sebagai berikut :
1. Kikir
2. Sikap pengecut
3. Dengki
4. Berlebihan dan boros
5. Aniaya
6. Melampaui batas
7. Berbuat kerusakan
8. Terbujuk dan membanggakan diri
9. Melampiaskan hawa nafsu dan Syahwat
10. Khianat
C. Metode Peningkatan Kualitas Akhlak
Dalam ajaran islam, akhlak menempati kedudukan yang utama. Rasululloh saw. Menempatkan
akhlak sebagai misi pokok risalah Islam. Beliau bersabda yang artinya sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia .
Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam. Akhlak yang baik akan menitik
beratkan timbangan kebaikan seseorang pada hari kiamatmenurut keterangan Abdulloh Ibnu
Umar, orang yang paling dicintai dan yang paling dekat dengan Rasululloh saw. Pada hari kiamat
adalah yang paling baik akhlaknya.
Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dari ibadah kepada Alloh. Seseorang yang
mendirikan sholat tentu tidak akan mengerjakan segala perbuatan yang tergolong keji dan
munkar. Tidak ada artinya sholat seseorang jika dia masih mengerjakan kemukkaran yang
dilarang agama.
Al-Quran banyak mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan Akhlak, baik berupa
perintah berakhlak terpuji maupun larangan berakhlak tercela inilah yang membuktikan betapa
penttingnya akhlak dalam ajaran Islam. Akhlak akan membawa kemaslahatan dan kemuliaan
hidup.
D. Metode Peningkatan Kualitas Akhlak Dalam Kehidupan
Adapun prinsip umum yang menyelamatkan kaum muslimin dari kebimbangan, kebingungan
dan keguncangan dalam menghadapi kehidupan, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Komitmen dengan Jalan Hidup Islam
Setiap muslim harus memiliki komitmen dengan jalan hidup islam yang bersumber dari Al-
Quran dan Sunnah Rasul, serta sejarah hidupnya sebab mencari jalan hidup selain dari dua
sumber ini adalah suatu kesesatan. Jalan hidup ini adalah segala sesuatu yang dihalalkan atau
diharamkan oleh Alloh.
2. Loyal kepada Alloh, RasulNya, dan Islam
Loyalitas ini dilakukan untuk Alloh, rasulNya,untuk orang-orang saleh dan nilai-nilai akhlak
yang dibawa Islam. Konsekuensinya, orang islam tidak boleh loyal kepada musuh Alloh dan
kepada selain Allohatau musyrik. Islam mengangkat harkat orang-orang saleh dan mengukuhkan
kewibawaaan mereka.
3. Kesungguhan dalam Menjalani kehidupan
Kesungguhan mempunyai dua pengertian yaitu :
a. Ijtihad (bersungguh-sungguh) adalah berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang
ada untuk mencapai suatu tujuan.
b. Tark al-hazl (meninggalkan sendau gurau) adalah mengerjakan suatu pekerjaan dengan tidak
main-main atau sia-sia. Seorang muslim dituntut untuk melewati fase-fase kehidupannya dengan
serius dan mengerahkan segala kemampuan serta menanggung penderitaan dan pengorbanan
dijalan Alloh.
4. Sikap Toleran/Tasamuh dan Memaafkan
Bagi kaum muslimin, toleransi berarti tidak membela ide atau mahzabnya secara membuta, tetapi
mengikuti mana yang ternyata benar. Islam tidak mengajarkan kasar kecuali dalam peperangan
dan pertempuran dijalan Alloh.
5. Sikap Moderat terhadap Orang Lain dan Segala Sesuatu
Moderat adalah pertengahan diantara dua sifat secara kualitas dan kuantitas atau proporsional.
Orang yang moderat berarti orang yang berada diantara ifrat dan tafritatau diantara kencang
(tasyaddud) dan longgar (tasyayyub). Alloh telah menganugrahkan nikmatNya kepada orang
islam dengan dijadikannya ummatan wasatan. Yakni umat keadilan, pertengahan dan kebaikan.
Umat islam berada di tengah sebagai umat moderat yang mengakomodir kepentingan rohani
dengan kebutuhan jasmani.
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah padamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi.
Artinya : Bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagia tiap muslim. (HR. Tabrani)
Menghargai karya orang lain adalah menghormati hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang
lain, baik berupa barang, pendapat, jasa, maupun ide. Tujuan dari menghargai karya orang lain
adalah:
1. Menjalin hubungan tali kasih sayang (silaturahmi) antara yang member penghargaan dan yang
diberi penghargaan.
2. Membuat senang orang yang hasil karyanya dihargai.
3. Mendorong orang yang hasil karyanya dihargai agar lebih meningkatkan kualitasnya.
4. Menjauhkan dari mencela karya orang lain.
5. Meningkatkan taraf hidup orang yang diberi penghargaan.
Lawan dari menghargai karya orang lain adalah mencela atau menghina, yakni merendahkan
orang lain baik dengan perkataan, perbuatan, maupun dengan isyarat. Sikap mencela atau
menghina ini dapat melukai hati orang lain, dan dapat membangkitkan kemarahan atau hawa
nafsu orang lain. Jika di dalam diri seseorang tidak ada jiwa menghargai, maka sikapnya selalu
ingin bermusuhan dengan siapa saja. Oleh karena itu, jika sifat menghargai ini berkembang di
hati seseorang, terutama orang yang beriman, maka kerukunan dan keharmonisan akan tumbuh
dengan subur di kalangan masyarakat.
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain
(karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-
orang zalim. (Q.S. Al-Hujarat/49:11)
Ayat tersebut menyatakan bahwa Islam melarang merendahkan, mencela, mengolok-olok dan
tidak menghargai orang lain. Apapun pekerjaan dan hasil yang dikerjakan oleh orang lain
meskipun menurut pengamatan pekerjaan atau hasil dari yang dikerjakan oleh seseorang itu
kurang sesuai dari yang diharapkan, namun haruslah tetap dihargai atau dihormati.
3. Penghargaan terhadap suatu hasil karya merupakan salah satu upaya dalam membina keserasian
hidup sehingga terwujud kehidupan yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan
harkat dan derajat sebagai manusia.
4. Karya dapat berupa hasil dari ide, gagasan manusia, dalam bentuk karya seni, budaya, dan
sebagainya. Menghargai karya dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghargai dengan sikap, misal bermanis muka, bertegur sapa, dan berjabat tangan.
b. Menghargai dengan lisan, misal dengan memberi pujian atas hasil karyanya.
c. Menghargai dengan tulisan, misal dengan memberikan piagam penghargaan.
d. Menghargai dengan memberi hadiah.
e. Tidak boleh dengki/iri dengan hasil karyanya.
f. Dilarang mengambil hak./keuntungan yang seharusnya diberikan kepada orang yang
berkarya/berprestasi.
Allah juga mengharamkan surga dan melenyapkan semua pahala dan amalan bagi orang yang
syirik.
Dalam kitab tafsir Al Bayan yang ditulis oleh Hasbi Ash Shiddiqy, ia menguraikan macm-
macam syirik, yaitu sebagai berikut :
1) Syirik istiqlal, yaitu pengakuan pada adanya dua tuhan yang masing-masing berdiri sendiri.
2) Syirik tabid, yaitu pengakuan bahwa tuhan itu terdiri dari beberapa tuhan (politeisme).
3) Syirik taqrib, yaitu menyembah kepada selain Allah dengan maksud mendekatkan diri kepada
Allah.
4) Syirik taqlid, yaitu menyembah kepada selain Allah karena bertaklid atau mengikuti apa yang
telah diperbuat oleh nenek moyangnya.
5) Syirik sebab, yaitu menyandarkan sesuatu yang telah terjadi kepada selain Allah.
6) Syirik garad, yaitu mengerjakan ibadah dan amal saleh bukan karena Allah, tetapi karena
maksud keduniaan (ria dan sumah). Perbuatan ria dan sumah termasuk syirik kecil, akan tetapi
pelakunya tidak dianggap kufur. Adapun pelaku syirik istiqlal, tabid, taqib, dan taqlid dapat
dianggap kufur.
Akibat buruk yang ditimbulkan oleh perbuatan syirik sehingga kita harus menjauhinya, antara
lain sebagai berikut:
1) Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik apabila ia tidak bertobat dengan tobat
nasuha.
2) Allah mengharamkan surga bagi orang musyrik.
3) Manusia diberi amanah oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi (memimpin seluruh
makhluk). Seseorang yang musyrik berarti menyembah kepada yang dipimpinnya. Ini berarti
menurunkan martabatnya sebagai manusia selaku khalifah Allah.
4) Orang musyrik akan rusak akhlaknya sehingga tingkah lakunya dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain, seperti rakus, tamak, keji, dengki, penakut, dan berani membuat syariat sendiri.
5) Orang musyik sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. At-Taubah/9:28 adalah najis sehingga
haram masuk Masjidil Haram.
b. Kufur, yaitu mengingkari adanya Allah SWT dan segala ajaran-Nya yang disampaikan oleh
nabi/rasul-Nya. Orang yang kufur disebut kafir.
c. Nifak, yaitu sikap, ucapan, dan perbuatan yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang
tersembunyi dalam hatinya, seperti pura-pura memeluk agama Islam, padahal hatinya kufur.
Orang yang berperilaku nifak disebut munafik.
d. Murtadd, yaitu melupakan Allah SWT, meninggalkan dan keluar dari agama Islam yang
ditunjukkan dengan sikap mental, ucapan, dan tindakan.
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya meminum minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan
termasiuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.
Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu, dan menghalangi-halangi kamu dari mengingat Allah dan
melaksanakan salat maka tidakkah kamu mau berhenti? (Q.S. Al-Maidah/5:90-91)
Artinya : Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa yang paling besar? Kami (para sahabat)
menjawab, Baiklah ya Rasulullah. Rasulullah SAW. Bersabda. Menyekutukan Allah (syirik)
dan mendurhakai kedua orang tua. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Orang yang paling banyak jasanya dan paling dekat dengan kita adalah kedua orang tua,
yaitu ibu dan bapak. Seseorang yang durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar. Perbuatan
yang termasuk didalamnya, antara lain membentak, menghardik, berkata yang tidak sopan atau
berkata yang sifatnya meremehkannya, dan menyakiti hati atau perasaan orang tua.
Ajaran Islam memerintahkan agar seorang anak berkata sopan dan lemah lembut terhadap
orang tuanya. Firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 23 :
Anak yang durhaka kepada kedua orang tua akan mendapat murka Allah sebagaimana
keterangan Abdullah bin Amr bin Ash, Rasulullah SAW. bersabda:
Artinya : Dari Abdullah bin Amr bahwa Nabi SAW bersabda, Keridaan Allah adalah
keridaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah adalah kemurkaan kedua orang tua. (HR
Turmuzi)
4. Dosa Besar dalam Pemenuhan Seksual
Termasuk dosa besar dari hal berikut ini adalah:
a. Zina
Zina adalah hubungan kelamin (persetubuhan) antara laki-laki dan wanita di luar pernikahan
yang sah. Zina termasuk salah satu dosa besar dan merupakan perbuatan keji yang paling besar.
Allah berfirman:
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al-Isra/17:32)
Adapun hukuman terhadap perbuatan zina adalah sebagimana firman Allah SWT dalam
Surah An-Nur ayat 2 :
Artinya : Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya
seratus kali. (Q.S. An-Nur/24:2)
b. Homoseksual (Al-Liwat)
Homoseksual adalah pemuasan dan penyaluran nafsu seks antara sesama jenis, sesama pria
(gay) dan sesama wanita (lesbian). Homoseksual merupakan perbuatan haram dan dosa besar,
karena perbuatan tersebut bertentangan dengan norma susila dan agama.
Dosa besar harus senantiasa dihindari oleh umat manusia. Beberapa cara yang dapat
dilakukaj antara lain:
1. Senantiasa mengingat firman Allah tentang pahala bagi orang yang meninggalkan dosa besar.
2. Sadar bahwa melakukan dosa besar, akibat buruknya terutama akan menimpa pelaku itu sendiri
baik di dunia maupun di akhirat.
3. Sadar bahwa melakukah dosa besar akan menimbulakn kegelisahan batin dan ketidaktenteraman
jiwa.
4. Mengerjakan salat fardu, dan ditambah salat sunah, agar mampu mengendalikan diri dari
perbuatan keji dan mungkar. Seperti firman Allah SWT :
Artinya: Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
(Q.S. Al-Ankabut/29:45)
5. Menyadari bahwa dalam setiap gerak pasti ada yang mencatat amalan manusia yaitu Malaikat
Raqib dan Atid. Seperti firman Allah SWT dalam Surah Qaf ayat 18 :