Anda di halaman 1dari 16

Bab 9

Menerapkan sikap hikmah,


iffah, syaja'ah, dan 'adalah
sebagai pembentuk akhlak
karimah
1. Mengenali Hikmah Kehidupan

A. Pengertian Hikmah dan


Ruang Lingkupnya
Secara bahasa al-hikmah berarti:
kebijaksanaan, pendapat atau
pikiran yang bagus,pengetahuan,
filsafat, kenabian, keadilan,
peribahasa (kata-kata bijak), dan al-
Qur’an al-Karim
Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan,
dan ini meliputi beberapa makna, yaitu:

1) Adil akan mencegah pelakunya dari terjerumuskedalam kezaliman

2) Hilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus kedalam kemarahan

3) Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus kedalam kejahilan

4) Nubuwwah Qur’an, seorang Nabi tidak lain diutus untuk mencegah manusia dari
menyembah selain Allah, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan serta perbuatn
dosa.
B. Dalil Naqli Hikmah
“Allah menganugerahkan al- Hikmah (kefahaman yang dalam tentang al- Qur‟an dan as
Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang
yang ber-akal-lah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)” (QS. Al-
Baqarah [2] : 269)

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah
telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah
kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar”
(QS.an-Nisa‟[4]:54)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik” (QS.an-Nahl [16]: 125)
C. Bentuk-bentuk Hikmah
Orang yang dianugerahi al-Hikmah adalah orang yang
mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya
secara nyata dalam kehidupan.yaitu:

1) Dapat menempatkan perkataan yang bijak,


pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan
tempatnya.
2) Dapat memberi nasihat pada tempatnya
3) Dapat menempatkan mujadalah (dialog) yang baik pada
tempatnya
4) Dapat menempatkan sikap tegas
5) Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak
berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu
yang dibutuhkannya
D. Keutamaan Hikmah
1) Memiliki rasa percaya diri bahasan. 6) Memiliki daya penalaran
yang tinggi dalam yang objektif dan autentik
melaksanakan dan membela 4) Memiliki semangat juang dalam semua bidang
kebenaran ataupun keadilan. yang tinggi untuk kehidupan.
mensyiarkan kebenaran
2) Menjadikan ilmu dengan beramarmakruf nahi 7) Orang-orang yang dalam
pengetahuan sebagai bekal munkar. perkataan dan perbuatannya
utama yang terus senantiasa selaras dengan
dikembangkan. 5) Senantisa berpikir positif sunnah Rasulullah
untuk mencari solusi dari
3) Mampu berkomunikasi semua persoalan yang
dengan orang lain dengan dihadapi.
beragam pendekatan dan
1. Mengenal Sikap Iffah

A. Pengertian Iffah
Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk
masdar dari affa-ya’iffu-‘iffah yang
berarti menjauhkan diri dari hal-hal
yang tidak baik. Dan juga berarti
memelihara kesucian diri. Secara
terminologis, iffah adalah memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang
akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya.
B. Dalil Naqli Iffah

1) Perintah menjaga kesucian panca indra 3) Perintah menjaga kesucian dari memakan
harta orang lain
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin
hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, “Maka hendaklah ia menahan diri (dari
sehingga Allah memampukan mereka dgn memakan harta anak yatim itu)”(QS. An-Nisa
karunia-Nya” (QS. An-Nur [24]: 33) [4]: 6)

2) Perintah menjaga kesucian jasad 4) Perintah menjaga kesucian lisan

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan yang benar”(QS. Al- Ahzab: 70)
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”(QS. Al-
Ahzab [33]: 59)
C. Bentuk-bentuk ‘iffah
1) Dengan menjaga kesucian diri

2) Menjaga kehormatan diri

3) Membimbing jiwa menuju kearifan

D. Keutamaan Iffah
Seorang yang „iffah adalah orang
yanng bisa menahan diri dari
perkara-perkara yang dihalalkan
ataupun diharamkan walaupun
jiwanya cenderung kepada perkara
tersebut dan menginginkannya
2. Mengembangkan
Sikap Syaja’ah
A. Pengertian Syaja’ah
B. Menelaah Dalil Naqli
Menurut istilah, syaja’ah adalah
keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk tentang Syaja’ah
membela dan mempertahankan kebenaran
secara berani dan terpuji. Jadi, syaja’ah ”Janganlah kamu bersikap lemah, dan
adalah keberanian yang berlandaskan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
Kebenaran dan dilakukan dengan penuh Padahal kamulah orang-orang yang paling
pertimbangan Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman” (QS. Ali Imran [3]: 139)
C. Macam-macam Bentuk
Syaja’ah
Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam :
1) Syaja’ah harbiyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak,
misalnya keberanian dalam medan tempur di waktu perang.
2) Syaja’ah nafsiyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau
penderitaan dan menegakkan kebenaran.
a) As-Sarahah fi al-haq
b) Kitman al-sirr
c) Al-I’tiraf bi al-khata’
d) Al-Insaf min al-nafs
D. Mengupas keutamaan sifat
syaja’ah
Dari syaja’ah (perwira) maka akan menimbulkan hikmah dalam
bentuk sifat mulia, cepat tanggap, perkasa, memecah nafsu memaafkan,
tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai. Akan tetapi apabila seorang
terlalu dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan kecerdasan
dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat: ceroboh , meremehkan orang
lain, unggul-unggulan, takabbur dan ujub. Sebaliknya jika seorang mukmin
kurang syajaah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas,
kecewa,kecil hati, dsb.
3. Menegakkan Sikap ’Adalah

A. Pengertian ’Adalah
Kata ’adalah berasal dari kata adil yang
artinya tidak berat sebelah, tidak memihak,
atau menyamakan yang satu dengan yang
lain, setelah berpihak pada yang benar,
berpegang pada kebenaran sepatutnya, dan
tidak sewenang-wenang
B. Dalil naqli tentang
‘adalah
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat” (QS. An-Nisa [4]: 58)
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS.
An-Nahl [16]: 90)
1)
2)
Adil terhadap Allah
Adil terhadap diri sendiri
C. Bentuk-
3)
4)
Adil terhadap orang lain
Adil terhadap makhluk lain
bentuk ‘adalah
1) Terciptanya rasa aman dan tentram karena semua telah
merasa diperlakukan dengan adil.
2) Membentuk pribadi yang melaksanakan kewajiban dengan
baik
D. Kedudukan 3) Menciptakan kerukunan dan kedamaian
4) Keadilan adalah dambaan setiap orang
dan Keutamaan 5) Begitu mulianya orang yang berbuat adil sehingga Allah
‘adalah tidak akan menolak doanya.
6) Mendapat pahala di akhirat
7) Meningkatkan semangat kerja
Thanks!
Laily Tiara Putri
Maulana Yusuf Zidan
Mohammad Naufal Rafif

Muhamad Iqbal Rivai


Muhammad Bukhori
Muhammad Felix Haris Rumangu
Muhammad Khusnu Abdurahman

Anda mungkin juga menyukai