• Tahap ini ditandai dengan terjadinya sirosis, yaitu kerusakan parah pada
hati akibat penumpukan jaringan parut pada hati. Sirosis disebabkan oleh
penyakit hati yang berlangsung dalam waktu lama.
• Pada tahap ini, kerusakan hati sudah terjadi secara menyeluruh. Kondisi
ini menyebabkan hilangnya fungsi hati secara keseluruhan. Tahap ini
disebut juga dengan gagal hati. Kondisi ini dapat terjadi secara akut atau
kronis.
• Mengalami obesitas
• Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
• Terpapar racun atau zat kimia tertentu
• Penyalahgunaan NAPZA terutama berbagi jarum suntik
• Terpapar darah dan cairan tubuh orang lain
• Sering berganti pasangan dalam hubungan seksual
• Menjalani prosedur pemasangan tato permanen atau tindik
• Menderita diabetes atau peningkatan kadar trigliserida
• Memiliki riwayat penyakit liver dalam keluarga
4. Gejala Penyakit Liver
• Mual dan muntah
• Nafsu makan menurun bahkan menghilang
• Gairah seksual (libido) menurun
• Rasa lelah yang berlebihan
• Warna feses berubah menjadi pucat atau kehitaman
• Warna urine berubah menjadi gelap
• Kulit dan mata menjadi kuning atau penyakit kuning
• Kulit terasa gatal dan mudah memar
• Perut terasa nyeri dan membengkak
• Tungkai dan kaki membengkak
• Jika disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada jaringan hati
(hepatitis) mungkin akan muncul keluhan atau gejala, seperti demam
atau nyeri perut kanan atas
B. Hepatitis Infection
• Gejala Hepatitis B
Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga penderitanya
tidak menyadari bahwa dia telah terinfeksi. Meski demikian, gejala tetap
dapat muncul setelah 1-5 bulan sejak pertama kali terpapar virus. Gejala
yang dapat muncul adalah demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas,
serta penyakit kuning.
• Pengobatan Hepatitis B
Salah satu langkah pengobatan untuk penderita hepatitis B kronis adalah
dengan mengonsumsi obat antivirus. Pemberian obat antivirus bertujuan
untuk mencegah perkembangan virus, bukan untuk menghilangkan virus
dari tubuh penderitanya secara tuntas.
Pengobatan hepatitis B kronis membutuhkan kepatuhan penderitanya untuk
kontrol secara berkala ke dokter untuk melihat perkembangan penyakit dan
mengevaluasi pengobatan. Hal tersebut karena hepatitis B kronis dapat
menyebabkan kerusakan organ hati. Jika kerusakan hati cukup parah,
dokter mungkin akan menganjurkan prosedur transplantasi hati.
• Komplikasi Hepatitis B
Penderita hepatitis B kronis berisiko menimbulkan sirosis, kanker hati,
dan gagal hati. Meski jarang terjadi, infeksi hepatitis B akut juga dapat
menyebabkan komplikasi berupa hepatitis B fulminan yang dapat
mengancam nyawa.
C. Sirosis Hepatis
• Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan
adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai
dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul.
• Banyak kelainan hati yang terjadi setelah fase indolen dan timbul
dengan gambaran klinis sirosis. Disebut sirosis kompensata bila
keadaan umum pasien (relatif) baik, sedangkan sirosis dekompensata
memiliki gejala dan atau tanda substansial.
• Sirosis hepatis terjadi akibat kerusakan hati dalam jangka waktu
yang lama. Sirosis dapat diakibatkan oleh infeksi, misalnya hepatitis
B dan C atau penyebab noninfeksius, seperti hepatitis autoimun,
sirosis bilier primer, atau penyakit Wilson. Penyebab tersering sirosis
hepatis di seluruh dunia adalah hepatitis B.
• Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti
pengendapan kolesterol. Pada tingkat supersaturasi kolesterol, kristal
kolesterol keluar dari larutan membentuk suatu nidus, dan membentuk
suatu pengendapan. Pada tingkat saturasi yang lebih rendah, mungkin
bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang
lain diperlukan untuk dipakai sebagai benih pengkristalan