Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan Hepatitis

Nama kelompok
Dwina oktavia (1811102411193)
Heni Norfebiyanah
(1811102411089)
Rizal taufiqurrahman
(1811102411159)
Sartika yuliani (1811102411165)
Sonia rihzatul fauzi
(1811102411176)
Vira yuniar (1811102411198)
Widya putri (1811102411187)
A. Pengertian
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus
hepatitis terdapat 4 jenis, yaitu Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C,
Hepatitis E. Diantara keempat hepatitis tersebut yang paling
berbahaya adalah hepatitis virus B, karena virus ini intinya dapat
menyatu dengan inti sel hati dan hal itu memungkinkan terjadinya
keganasan atau kanker hati dikemudian hari (Ngastiyah, 1995)

Dan menurut WHO, hepatitis adalah kondisi peradangan hati,


peradangan ini dapat terbatas atau berkembang menjadi fibrosis
(jaringan perut), sirosis atau kanker hati.

Jadi, hepatitis adalah penyakit yang merujuk pada peradangan


yang terjadi di hati. Hepatitis biasanya disebabkan oleh infeksi
virus. Selain disebabkan oleh infeksi virus disebabkan juga seperti
kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, dan zat racun atau
obat-obatan tertentu.
B. Etiologi
Faktor yang menjadi penyebab terjadinya hepatitis
berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja.
Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan.
Di negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya melalui air dan makanan.
2. Hepatitis B
Virus Hepatitis B ini ditularkan melalui darah atau produk
darah. Penularan biasanya terjadi karena pemakaian obat
yang menggunakan jarum suntik secara bergantian, atau
sex bebas baik hetroseksual maupun homoseksual. Bisa
juga menular dari ibu ke dalam kandungan anaknya.
Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa
virus hepatitis B
3. Hepatitis C

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis darah. Virus


hepatitis akibat transfusi darah. Hepatitis C ini paling sering di
akibatkan oleh pemakaian obat yang menggunakan jarum
suntik secara bergantian. Jarang terjadi penularan melalui sex
bebas. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita
“penyakit hati alkoholik” seringkali menderita hepatitis c

4. Hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang mempunyai


hepatisa A, yang hanya terjadi di negara negara terbelakang
C. Tanda & Gejala
1. Hepatitis A
a. Penyakit demam akut
b. Ikterus (muncul saat demam mereda)
c. Anoreksia
d. Mual dan muntah
e. Malaise
f. Urine gelap
g. Hepatomegali
h. Splenomegaly

i. Sebanyak 70% anak yang berusia kurang dari 7 tahun tidak


menunjukan gejala
2. Hepatitis B,C,D,E,dan G
a. Awitan tersembunyi dan berbahaya
b. icterus
c. Anoreksia
d. Malaise
e. Mual
f. Ketidak normalan hasil uji fungsi hati
g. Gejala prodromal-atralgia, atritis, ruam makulopapular
eritematosa
h. Poliarteritis nodosa
i. Glomerulonephritis
j. Hepatitis D memperhambat gejala hepatitis B dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi kronis
Hepatitis C ditandai infeksi tidak bergejala yang ringan
dengan awitan icterus dan malaise yang tersembunyi
D. Komplikasi
Penyakit ini tidak boleh diremehkan, apalagi ketika sakit kuning mulai
menyerang. Perubahan warna kulit dan bagian putih dimata menjadi kekuningan
adalah gejala khas yang menandai seseorang mengidap hepatitis. Ketahui
dampak fatal dari komplikasi hepatitis yang perlu diketahui :

1. Gagal hati

Gagal hati adalah salah satu komplikasi yang berisiko tinggi dialami oleh
pnrgidap hepatitis. Seseorang yang mengidap hepatitis A rentan terhadap risiko
gagal hati akibat mengalami penurunan fungsi di organ hati secara drastis.
Pengidap gagal hati dapat mengalami komplikasi jika peradangan akibat virus
tidak segera diobati. Sebelum hal tersebut terjadi, segeralah diskusikan kepada
dokter untuk menentukan jenis perawatan yang paling tepat.

2. Sirosis Hati

Sirosis hati ditandai dengan terbentuknya jaringan parut di organ hati. Ini terjadi
ketika sel-sel organ hati yang sehat dan normal mengalami luka atau terkena
inflamasi secara berkelanjutan. Akibatnya, jaringan parut pun akan muncul.
Jaringan parut adalah jaringan yang dihasilkan dari peradangan dan luka
dalam sel hati. Banyaknya jaringan parut yang terbentuk otomatis
membuat organ hati tidak dapat berfungsi seperti biasanya. Hasilnya,
fungsi tubuh secara keseluruhan menjadi kurang maksimal.

3. Infeksi Lanjutan
Komplikasi lain yang disebabkan oleh hepatitis adalah timbulnya dua
infeksi virus pada saat yang bersamaan. Hepatitis tidak menyebabkan
infeksi kedua, tetapi hepatitis mampu membuat sistem kekebalan
pengidapnya lebih sulit menyerang virus lain. Human immunodeficiency
virus (HIV) adalah virus umum yang rentan menyerang pengidap
hepatitis. Karena itu, orang yang telah mengidap hepatitis wajib
mengambil tindakan pencegahan terhadap infeksi HIV.

4. Kanker Hati
Dampak dari komplikasi hepatitis lainnya adalah kanker hati. Ini lebih
berpotensi menyerang pengidap hepatitis B dan hepatitis C. Kedua jenis
hepatitis tersebut yang sudah mencapai tahap kronis dapat berkembang
menjadi kanker hati jika tidak ditangani dengan tepat. Gejala awal
kanker hati biasanya ditandai dengan menurunnya berat badan, sakit
perut, mual disertai muntah, dan sakit kuning.
5. Kolestasis
Salah satu dampak dari komplikasi hepatitis yaitu kolestasis. Penyakit
hepatitis A sering mengancam orang-orang yang telah lanjut usia.
Kolestasis bukan sebuah komplikasi yang harus dikhawatirkan, karena
penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, pengobatan
tetap harus dilakukan. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kolestasis
adalah penumpukan cairan empedu pada organ hati.

6. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah kelainan ginjal yang disebabkan oleh
peradangan yang sering berkaitan dengan respons imun. Ini paling
sering terlihat pada orang-orang yang mendapat infeksi hepatitis B
kronis dan hepatitis C. Tanpa pengobatan, peradangan bisa
berkembang, sehingga dapat merusak ginjal pengidap hepatitis.

7. Cryoglobulinemia
Cryoglobulinemia adalah penyakit tidak biasa yang disebabkan oleh
sekelompok jenis protein abnormal yang menghalangi pembuluh darah
kecil. Ini sering dialami oleh individu yang mengidap infeksi hepatitis B
kronis dan hepatitis C. Infeksi hepatitis B kronis dan hepatitis C dapat
menyebabkan masalah sirkulasi darah yang dapat berkembang menjadi
cryoglobulinemia.
8. Ensefalopati hati
Kehilangan fungsi hati yang parah, seperti gagal hati dapat
menyebabkan peradangan pada otak (ensefalopati). Seseorang yang
mengidap ensefalopati dapat mengalami masalah mental, seperti
kebingungan, dan dapat menyebabkan koma. Ensefalopati hepatik
lanjut adalah kondisi serius dan biasanya berakibat fatal.

9. Hipertensi Portal
Salah satu pekerjaan utama hati adalah menyaring darah. Namun,
sirosis dan masalah lain dapat mengganggu sistem sirkulasi portal hati.
Ketika sistem portal ini tersumbat, darah tidak dapat kembali ke hati
dari sistem pencernaan, sehingga meningkatkan tekanan darah yang
disebut hipertensi portal.

10. Porfiria
Porfiria adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh masalah
pemrosesan bahan kimia penting dalam tubuh yang disebut porfirin.
Satu jenis yang disebut porphyria cutanea tara bisa menyebabkan
lepuh pada tangan dan wajah yang merupakan komplikasi dari infeksi
hepatitis C kronis.
Ketika hepatitis dibiarkan tanpa penanganan khusus, pengidapnya
berisiko tinggi mengalami sejumlah komplikasi di atas. Jadi, segera
berikan penanganan yang tepat ketika merasakan gejala dari hepatitis.
E. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat di sebabkan oleh infeksi virus
dan akibat reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobul. Unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring
dengan perkembangannya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan kerusakan
sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respons sistem imun tubuh dan digantikan oleh-oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis dapat sembuh
dengan fungsi hepar normal. Fase ini juga ditandai dengan inflamasi dan peregangan
kapsul hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan
atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. Timbulnya
ikterus di sebabkan karena kerusakan sel parenkim hati.
Walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap
normal, Tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrapatik, Maka
terjadi kerusakan kerusakan dalam konjugasi. Akibatnya bilirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus. Hal ini dikarenakan terjadi retensi (akibat
kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli empedu belum mengalami
konjugasi (bilirubin indirect), Maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direct).
Jadi, ikterus yang timbul disebabkan karena
adanya kerusakan dalam pengangkutan,
konjungsi, dan ekskresi bilirubin. Tinja
mengandung sedikit sterkobilin, sehingga
tampak pucat (abolish). Karena bilirubin
konjugasi larut dalam air, Maka bilirubin
dapat diekskresi ke dalam kemih, Sehingga
bilirubin urine menjadi positif dan urine
berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam
darah yang menimbulkan gatal-gatal pada
kulit karena ikterus
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
Farmakologis dan Non
Farmakologis
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat suportif
dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan
yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat
muntah hebat, dehidrasi, kadar faktor pembekuan
abnormal, atau tanda-tanda gagal hati yang
membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian,
letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan
perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang
berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap
perkembangan penyakit adalah tujuan utama
penatalaksanaan dirumah sakit. Berikut ini adalah
obat-obat yang dapat digunakan:
1. Imunoglobin (Ig)-digunakan sebagai profilaksis
sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan
dalam waktu 2 minggu setelah terpajan)

2. HBIG-diberikan sebagai profilaksis setelah terpajan

3. Vaksin hepatitis B (Recombivax HB atau Engerix-B)-


digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B.
Kedua vaksin tersebut diberikan dengan tiga dosis.
Untuk anak-anak yang tidak divaksinasi yang berusaha
11 tahun atau lebih diberikan dua dosis. (perhatikan
bahwa anak yang menjalakan hemodialisis jangka
panjang dan anak dengan sindrom Down harus
divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko
memperoleh infeksi hepatitis B ini).
.
O
Ds :
DATA ANALISA DATA
-Pasien mengatakan badan terasa
ETIOLOGI
Dehidrasi
PROBLEM
Hipertermi

hangat
Do :
-Kulit merah
-Suhu tubuh meningkat diatas rentan
normal
-Kulit Teraba hangat
. Ds : Faktor Psikologis Defisit Nutrisi
-pasien mengatakan nafsu makan
menurun
-pasien mengatakan mual dan
muntah
Do :
-Bising usus hiperaktif
-membran mukosa pucat
. Ds : Gejala Penyakit Gangguan Rasa
-Pasien mengatakan tidak nyaman Nyaman
-Pasien mengatakan sulit tidur
-Pasien mengatakan gatal-gatal
-Pasien mengatakan mual
Do :
-Pasien terlihat gelisah
-Menunjukkan gejala distres
. Ds : Kondisi Fisiologis Keletihan
-Pasien mengatakan mudah lelah
-Pasien mengatakan energi tidak
pulih pulih walaupun telah tidur
Do :
-Tidak mampu mempertahankan
aktivitas rutin
-Tampak lesu
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan
Prioritas :

 1. Hipertermi berhubungan dengan dehidarsi


 2. Defisit nutrisi berhubungan dengan factor
psikologis
 3. Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan gejala penyakit
 4. Keletihan berhubungan dengan Faktor
fisiologis
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI


1. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1.1 Manajemen hipertermi (I.
dengan dehidrasi 3x24 jam dehidrasi dapat 15506)
teratasi dengan indikator 1.1.1 Identifikasi penyebab
Termoregulasi (L.14134) hipertermi (missal dehidrasi,
1.Kulit merah terpapar lingkungan panas,
1 2 3 4 5 penggunaan incubator)
2.Suhu tubuh 1.1.2 Monitor suhu tubuh
1 2 3 4 5 1.1.3 Ganti linen setiap hari
3.Suhu kulit atau lebih sering jika
1 2 3 4 5 mengalami hyperhidrosis
Keterangan : (keringat berlebih)
1. Menurun 1.1.4. Anjurkan tirah baring
2. Cukup menurun 1.1.5 Kalaborasi pemberian
3. Sedang cairan dengan elektrolit
4. Cukup meningkat intravena, jika perlu
5. Meningkat
1.2 Regulasi Temperatur
(I.14578)
1.1.1 Monitor tekanan
darah,frekunesi pernafasan
dan nadi
1.1.2 Monitor warna dan
suhu kulit
1.1.3 Monitor dan catat tanda
gejala Hipertermia
1.1.4 Pasang alat pemantau
suhu secara berkala, jika
perlu
1.1.5 Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
1.1.6 Sesuai suhu lingkungan
sesuai kebutuhan pasien
1.1.7 Kolaborasi pemberian
antipiretik,jika perlu
1. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1.1 Manajemen hipertermi (I.
dengan dehid rasi 3x24 jam dehidrasi dapat 15506)
teratasi dengan indikator 1.1.1 Identifikasi penyebab
Termore gulasi (L.14134) hipertermi (missal dehidrasi,
1.Kulit merah terpapar lingkungan panas,
1 2 3 4 5 penggunaan incubator)
2.Suhu tubuh 1.1.2 Monitor suhu tubuh
1 2 3 4 5 1.1.3 Ganti linen setiap hari
3.Suhu kulit atau lebih sering jika
1 2 3 4 5 mengalami hyperhidrosis
Keterangan : (keringat berlebih)
1. Menurun 1.1.4. Anjurkan tirah baring
2. Cukup menurun 1.1.5 Kalaborasi pemberian
3. Sedang caira n dengan elektrolit
4. Cukup meningkat intravena, jika perlu
5. Meningkat
1.2 Regulasi Temperatur
(I.14578)
1.1.1 Monitor tekanan
darah,frekunesi pernafasan
dan nad i
1.1.2 Monitor warna dan
suhu kulit
1.1.3 Monitor dan catat tanda
gejala Hipertermia
1.1.4 Pasang alat pemantau
suhu secara berkala , jika
perlu
1.1.5 Tingkatkan asupan
caira n dan nutrisi yang
adekuat
1.1.6 Sesuai suhu lingkungan
sesuai kebutuhan pasien
1.1.7 Kolaborasi pemberian
antipiretik,jika perlu
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 2.1 Promosi berat bad an
berhubungan dengan 3x24 jam dehidrasi dapat (I.03136)
factor psikologis teratasi dengan indikator 2.1.1 Identifikasi
Status nutrisi (L.03030) kemungkinan penyebab BB
1.Perasaan cepat kenyang kurang
1 2 3 4 5 2.1.2 Monitor adanya mual
2.Nyeri abdomen dan muntah
1 2 3 4 5 2.1.3 Monitor berat badan
Keterangan : 2.1.4 Berikan suplemen, jika
1. Meningkat perlu
2. Cukup meningkat 2.1.5 Jelaskan jenis makanan
3. Sedang yang bergizi tinggi, namun
4. Cukup menurun tetap terjangkau
5. Menurun
2.2 Manajemen nutrisi
3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakuka n tindakan 3.1 Terapi Relaksasi
berhubungan dengan 3x24 jam dehid rasi dapat (I.09326)
gejala penyakit teratasi dengan indikator 3.1.1 Identifikasi penurunan
Status Kenyamanan (L.08064) tingkat energy,
1.Keluhan sulit tidur ketidakmampuan
1 2 3 4 5 berkonsentrasi, atau gejala
2.Gatal lain yang mengganggu
1 2 3 4 5 kemampuan kognitif
3.Lelah 3.1.2 Ciptakan lingkungan
1 2 3 4 5 tenang dan tanpa gangguan
Keterangan : dengan pencahayaan dan
1. Meningkat suhu ruang nyaman, jika
2. Cukup meningkat memungkinkan
3. Sedang 3.1.3 Anjurkan posisi
4. Cukup menurun nyaman
5. Menurun
4. Keletihan berhubungan Setelah dilakuka n tindakan 4.1 Manajemen energy
dengan Faktor fisiologis 3x24 jam dehid rasi dapat (I.05178)
teratasi dengan indikator 4.1.1 Identifikasi gangguan
Tingkat Keletihan (L.05046) fungsi tubuh yang
1.Verbalis asi kelupihan energy mengakibatkan kelelahan
1 2 3 4 5 4.1.2 Monitor kelehan fisik
2.Tenaga dan emosional
1 2 3 4 5 4.1.3 Sediakan lingkungan
3.Kemampuan melakukan nyaman dan rend ah stimulus
aktivitas rutin (misalnya : cahaya, suara,
1 2 3 4 5 kunjungan)
Keterangan : 4.1.4 Kolaborasi dengan ahli
1. Menurun gizi tentang cara
2. Cukup menurun meningka tkan asupan
3. Sedang makanan
4. Cukup meningkat
5. Meningkat 4.2 Edukasi
aktivitas/istirahat (I.12362)
4.2.1 Identifikasi kesiapan
dan kemampuan penerima
informasi
4.2.2. Sediakan materi dan
med ia pengaturan akitivitas
dan istiraha t
4.2.3 Jad walkan pemberian
pend idikan kesehatan sesuai
kesepakatan
4.2.4 Berikan kesempatan
kepad a pasien dan keluarga
untuk bertanya
4.2.5 Anjurkan pasien
menyusun jad wal aktivitas
daan istirahat
 TERIMAKASIH
 THANKS
 ARRIGATTO

Anda mungkin juga menyukai