Anda di halaman 1dari 4

I.

KONSEP DASAR TEORI HEPATITIS

A Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)

B Insiden Kasus

Noer, Sjaifoellah (1996), Ikterus epidemik telah dilaporkan pertama kali oleh
Hipocrates. Selanjutnya telah dilaporkan banyak epidemik, terutama sewaktu perang.
Dalam Perang dunia Ke 2 telah dilaporkan berbagai epidemik ikterus, terutama yang
terjadi di Timur Tengah dan Italia. Kita mengenal beberapa macam hepatitis viral akut,
dari hepatitis A sampai dengan hepatitis C. Berhubungan dengan cepatnya perkembangan
teknologi kedokteran terutama dibidang molekuler, dapat dipastikan bahwa akibat
hepatitis akan segera bertambah.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting bukan hanya di
Amerika tetapi diseluruh dunia. Lebih dari 60.000 kasus dilaporkan ke Pusat Pengawasan
Kesehatan di Amerika, dan setiap tahun jumlahnya secara bertahap bertambah, walaupun
mortilitas dari hepatitis virus relative rendah, morbiditas dan kerugian ekonomi yang
besar dihubungkan dengan penyakit ini (Pince, 1995).
Insiden hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
dalam masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan, memiliki
morbiditas yang tinggi dan dapat menyebabkan penderitanya absent dari sekolah atau
dari tempat kerja dalam waktu yang cukup lama.
Enampuluh sampai 90% dari kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa
dilaporkan. Keadaan kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus yang
ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang

kurang dari keadaan sebenarnya. Meskipun kurang lebih 50% orang dewasa di Amerika
telah memiliki antibodi terhadap virus hepatitis A, banyak orang tidak dapat mengingat
kembali episode atau kejadian sebelumnya yang memperlihatkan gejala hepatitis
(Brunner,dkk, 2002).
C Etiologi
1. Virus
Type A

Type B

Metode
transmisi

Fekal-oral
melalui
orang lain

Parenteral
seksual,
perinatal

Keparahan

Tak ikterik Parah


dan
asimtomatik

Sumber
virus

Darah,
feces,
saliva

Type C
Parenteral
jarang seksual,
orang
ke
orang,
perinatal

Type D

Type E

Parenteral
Fekal-oral
perinatal,
memerlukan
koinfeksi dengan
type B

Menyebar
Peningkatan
Sama
luas,
dapat insiden kronis dan dengan D
berkem-bang
gagal hepar akut
sampai kronis

Darah, saliva, Terutama


semen, sekresi melalui darah
vagina

Melalui darah

Darah,
feces,
saliva

2. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

D Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.
Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.

Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi
hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi
karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi
kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan
dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

E Manifestasi Klinis
F Komplikasi
G Pemeriksaan Diagnostik
H Penatalaksanaan

ASUHAN KEPERAWATAN

A
B
C
D
E

Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai