Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,
perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
“Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan
“khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti
Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan.

Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan


sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah
seseorang yang mengeri benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam
pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena
itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan
timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan
kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.

Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam


Islam. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan
kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki
akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan
hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang – ulang dengan
kecenderungan hati (sadar)2 .Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil
perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam
kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan
perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah,
sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana
yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang
buruk.

1
1.2 Rumusan Masalah

2.1 Apakah pengertian akhlak terpuji?

2.2 Apa sajakah macam-macam akhlak terpuji?

2.3 Bagaimanakah akhlak kepada pencipta?

2.4 Bagaimana akhlak menurut pandangan agama-agama lain?

1.3 Tujuan

3.1 Untuk mengetahui pengertian akhlak terpuji.

3.2 Untuk mengetahui macam-macam akhlak terpuji.

3.3 Untuk mengetahui bagaimana akhlak kepada pencipta.

3.4 Untuk mengetahui akhlak menurut agama-agama lain.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Agama Islam

2.1 Akhlak Terpuji

 Pengertian Akhlak
Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada
manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan
rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat
hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti. Akhlak adalah kata
jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia,kata khuluk
lawan kata dari kholq. Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji
maupun yang tercela disebut dengan akhlak.Akhlak merupakan etika
perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku manusia dengan Allah
SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup. Segala macam
perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah. Acuhannya adalah
Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.

 Pengertian Akhlak Terpuji


Akhlak terpuji (akhlaqul karimah) ialah segala tingkah laku terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT. Akhlaqul
karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji. Hamzah Ya’qub mengatakan
akhlak yang baik ialah mata rantai iman.  Al-Ghazali menerangkan bentuk
keutamaan akhlak mahmudahyang dimiliki seseorang misalnya sabar, benar, dan
tawakal. Hal itu dinyatakan sebagai gerak jiwa dan gambaran batin seseorang yang
secara tidak langsung menjadi akhlaknya. Pandangan Al-Ghazali tentang akhlak
yang baik hampir senada dengan pendapat Plato. Plato mengatakan bahwa orang
utama adalah orang yang dapat melihat kepada Tuhannya secara terus-menerus
seperti ahli seni yang selalu melihat pada contoh-contoh bangunan. Al-Ghazali

3
memandang bahwa orang yang dekat kepada Allah SWT adalah orang yang
mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki akhlak sempurna.

2.2 Macam-Macam Akhlak Terpuji


Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positif thinking.
Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk
ataupun negatif thinking.
2. Jujur adalah sebuah ungkapan yang sering kali kita dengar dan menjadi
pembicaraan. Akan tetapi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya
saja dan belum menyentuh makna dari jujur itu sendiri. Apalagi perkara
mengenai kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak
masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah. Jujur
merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang
mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah bagi mereka.
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan
mukadimah akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak
tersebut.
3. Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain, ikhlas adalah
menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan
atau mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi
kepada Al Khaliq. Salah satu pilar yang terpenting dalam Islam yaitu sifat
ikhlas, karena ikhlas merupakan salah satu syarat untuk diterimanya ibadah
kita kepada Allah.
4. Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia
yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.
5. Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti
mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta
menhindarkan sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi

4
sulit,bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah,dan
selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi
guna kepentingan masyarakat.
6. Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi
sesuatu atau demiseseorang.Semua ini apabila dengan maksud atau
dilandasi niat dan tujuan yang baik.
7. Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT  ini sangat
dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran
Allah kepada kaumnya.
8. Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl
dan al-‘idl.Al-‘adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu
atau rasio,sedangkan al-‘idl adalah keadilan yang dapat diukur secara
fisik dan dapat dirasakan oleh pancaindera seperti hitungan atau
timbangan.
9. Ridho adalah suka,rela,dan senang.Konsep ridho kepada Allah
mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap
sesuatu yang terjadi pada diri kita.
10. Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada
hal positif atau bermanfaat.
11. Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak
disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT.
12. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam
menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
13. Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan
menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan..
14. Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan
dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan
yang terjadi, baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang
lain.
15. Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa

5
memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh,keturunan,status
social,pekerjaan ataupun pendidikan.

16. Dermawan
Dermawan, dalam pengertian harfiah adalah seseorang yang suka memberi
kepada orang lain. Dermawan bisa diartikan dengan senang hati tanpa
keterpaksaan memberikan sebagian harta atau sesuatu hal yang dimilikinya
untuk kepentingan orang lain yang membutuhkan, sedangkan dirinya
berlebihan akan sesuatu hal tersebut. Namun, di sisi lain muncul pengertian
ma’rifat yang lebih luas lingkupnya, yakni secara terminology ma’rifat adalah
gerak kendali hati akan keinginan untuk memberi sesuatu pada jiwa lain,
dimana disesuaikan dengan kondisi diri si penderma dan penerima secara
lahiriah dan bathiniahnya. Dermawan dapat berupa uluran tangan, sedekah.
Menolong sesama, menebarkan kebaikan, bahkan “senyuman” yang dapat
membahagiakan hati orang lain.

2.3 Akhlak Kepada Pencipta


Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada
Pencipta adalah Taubat. Taubat secara bahasa berarti kembali pada
kebenaran.Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak
baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha
untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa. Dengan kata lain, taubat
mengandung arti kembali kepada sikap, perbuatan atau pendirian yang baik
dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang sudah terlanjur dikerjakan.
- Menurut Ibnu Katsir
Taubat adalah taubat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan
menyesali atas dosa yang pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin
tidak akan melakukan kesalahan yang sama pada masa mendatang.
- Menurut A.Jurjani

6
Taubat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan
hati dari perbuatan dosa dan melaksanakan segala kewajiban kepada
Tuhan.

- Menurut Hamka
Taubat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang
sangat sesat dan tidak tentu ujungnya.

 Akhlak Manusia sebagai Hamba Allah


Manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai akhlak
yang baik kepada Allah. Hanya Allah–lah yang patut disembah. Selama
hidup, apa saja yang diterima dari Allah sungguh tidak dapat dihitung.
Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Qur’an surat An-nahl : 18,
yang artinya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya
kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk Tuhan sebagai
khalik. Berkenaan dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara
memuji-Nya, yakni menjadikan Tuhan sebagai satu- satunya yang
menguasai dirinya. Oleh sebab itu, manusia sebagai hamba Allah
mempunyai cara-cara yang tepat untuk mendekatkan diri. Caranya adalah
sebagai berikut:

1. Mentauhidkan Allah
Yaitu dengan tidak menyekutukan-Nya kepada sesuatu apapun. Seperti
yang digambarkan dalam Qur’an Surat Al-Ikhlas : 1-4.

2. Bertaqwa kepada Allah


Maksudya adalah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk dapat
melaksanakan apa-apa yang telah Allah perintahkan dan meninggalkan
apa-apa yang dilarang-Nya.

7
a. Hakekat taqwa dan kriteria orang bertaqwa
Bila ajaran Islam dibagi menjadi Iman, Islam, dan Ihsan, maka
pada hakikatnya taqwa adalah integralisasi ketiga dimensi tersebut.
Lihat ayat dalam Surah Al- Baqoroh: 2-4, Ali Imron: 133-135.
Dalam surah Al- Baqoroh ayat 2-4 disebutkan empat kriteria
orang- orang yang bertaqwa, yaitu: 1). Beriman kepada yang
ghoib, 2). Mendirikan sholat, 3). Menafkahkan sebagian rizki yang
diterima dari Allah, 4). Beriman dengan kitab suci Al- Qur’an dan
kitab- kitab sebelumnya dan 5). Beriman dengan hari akhir. Dalam
dua ayat ini taqwa dicirikan dengan iman ( no. 1,4 dan 5 ), Islam
(no. 2 ), dan ihsan (no.3).
Sementara itu dalam surah Ali Imron 134-135 disebutkan empat
diantara ciri- ciri orang yang bertaqwa, yakni: 1). Dermawan
( menafkahkan hartanya baik waktu lapang maupun sempit), 2).
Mampu menahan marah, 3). Pemaaf  dan  4). Istighfar dan taubat
dari kesalahan- kesalahannya. Dalam dua ayat ini taqwa dicirikan
dengan aspek ihsan.
b. Buah dari taqwa
1) Mendapatkan sikap furqan yaitu tegas membedakan antara hak
dan batil (Al- anfal : 29)
2) Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan (At-thalaq : 2)
3) Mendapat rezeki yang tidak diduga- duga (At-thalaq : 3)
4) Mendapat limpahan berkah dari langit dan bumi (Al- A’raf :
96)
5) Mendapatkan kemudahan dalam urusannya (At-thalaq : 4)
6) Menerima penghapusan dosa dan pengampunan dosa serta
mendapat pahala besar (Al- anfal : 29 & Al- anfal : 5).

3. Beribadah kepada Allah


Allah berfirman dalam Surah Al- An’am : 162 yang artinya :
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam”.

8
Dapat juga dilihat dalam Surah Al- Mu’min : 11 & 65 dan Al-
Bayyinah : 7-8.

4. Taubat
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari
sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.
Oleh karena itu, ketika kita sedang terjerumus dalam kelupaan
sehingga berbuat kemaksiatan, hendaklah segera bertaubat kepada-
Nya. Hal ini dijelaskan dalam Surah Ali-Imron : 135.

5. Membaca Al-Qur’an
Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering
menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin yang mencintai Allah,
tentulah ia akan selalu menyebut asma-Nya dan juga senantiasa akan
membaca firman-firman-Nya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW
berkata yang artinya : “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-
Qur’an itu dapat memberikan syafaat dihari kiamat kepada para
pembacanya”.

6. Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah beramal
semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Dalam bahasa
populernya ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata-mata
karena Allah SWT.
a. Tiga unsur keikhlasan
1) Niat yang ikhlas (semata-semata hanya mencari ridho Allah)
2) Beramal dengan tulus dan sebaik-baiknya. Setelah memiliki
niat yang ikhlas, seorang muslim yang mengaku  ikhlas
melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan melakukan
perbuatan itu dengan sebaik-baiknya.
3) Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat.

9
b. Keutamaan Ikhlas
Hanya dengan ikhlas, semua amal ibadah kita akan diterima oleh
Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :”Selamatlah
para mukhlisin. Yaitu orang- orang yang bila hadir tidak dikenal,
bila tidak hadir tidak dicari- cari. Mereka pelita hidayah, mereka
selalu selamat dari fitnah kegelapan…” (HR. Baihaqi).

7. Khauf dan Raja’


Khauf dan Raja’ atau takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang
harus dimiliki secara seimbang oleh setiap muslim. Khauf didahulukan
dari raja’ karena khauf dari bab takhalliyyah (mengosongkan hati dari
segala sifat jelek), sedangkan raja’ dari bab tahalliyah (menghias hati
dengan sifat-sifat yang baik). Takhalliyyah menuntut tarku al-
mukhalafah (meninggalkan segala pelanggaran), dan tahalliyyah
mendorong seseorang untuk beramal.4

8. Tawakal
Tawakal adalah membebaskan diri dari segala kebergantungan kepada
selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya
kepadanya. Allah berfirman dalam surah Hud: 123, yang arinya :”Dan
kepunyaan Allah lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-
Nya lah dikembalikan urusan- urusan semuanya, maka sembahlah Dia,
dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali- kali Tuhanmu tidah lalai
dari apa yang kamu kerjakan.”
Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal
(ikhtiar). Tidaklah dinamai tawakal kalau hanya pasrah menunggu
nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa- apa.

10
2.4 Akhlak Menurut Agama-agama Lain
B. Agama Kristen
 Nilai Dan Norma Menurut Pandangan Kristen
Baik dari Alkitab maupun sejarah Gereja, kita belajar bahwa Allah
mengerjakan penyelamatan atas manusia. Mengenai penyelamatan Allah,
kita memahaminya karena manusia di dalam kondisi tidak selamat yang
disebabkan karena dosa, dan manusia tidak mampu dengan kekuatannya
sendiri, melepaskan diri dari tidak selamat. Keistimewaan agama Kristen
sebagai agama yang secara esensial yang membedakan dari agama-agama
lain terletak di dalam penyelamatan Allah.
Dengan begitu pemahaman mengenai apa itu nilai dan norma
dijadikan sebagai pedoman untuk bertingkah laku yang baik sebagai dasar
mengucap syukur karena bagi orang beriman, Tuhan lebih dulu berbuat
baik bagi manusia untuk memberikan keselamatan-Nya lebih dulu bagi
keseluruhan umat manusia.

Catatan:
Nilai dan norma bukan dijadikan cara, usaha, prestasi, ide,
gagasan, prakarsa, kehendak, derajat kesucian batin, keunggulan
bertingkah laku salah dan kemampuan manusia untuk memperoleh
keselamatan hidupnya di dalam kemuliaan dengan Allah. Tetapi sebagai
cara untuk memuliakan Allah di dalam hidup dan perikehidupannya.
Contoh-contoh penerapan nilai dan norma yang berlaku secara universal di
dalam masyarakat yang perlu disikapi secara kritis sesuai dengan iman
Kristen.
1. Pengendalian Diri
Kemampuan manusia untuk mengekang keinginan-keinginan
manusiawinya yang dikuasai oleh emosi dan nafsu yang tidak
terkendali sehingga akibatnya manusia menjadi korban dari
keinginannya sendiri, bahkan bisa menyebabkan penderitaan bagi orang
lain.
2. Berani Membela yang Benar

11
Dasar hakiki kebenaran orang percaya untuk mengatakan yang
benar adalah benar, yang salah adalah salah yaitu perintah Tuhan Yesus
dalam kotbah di bukit. Ia menyampaikan perintah agar orang percaya
menjunjung tinggi kebenaran, karena manusia tidak dapat mengubah
kebenaran itu menjadi suatu yang lain. Kebohongan tetap menjadi
kebohongan, kebenaran tetaplah sebagai kebenaran.
3. Rendah Hati
Sikap hidup yang mau mengalah atau berkorban walaupun dirinya
di tempat yang benar. Keteladanan Tuhan Yesus yang sempurna di
dalam sikap hidup rendah hati ditunjukkan dengan jelas di dalam
pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Maksud dari kerendahan hati ini
adalah untuk mengembalikan manusia ke dalam posisi hubungan yang
benar dengan Allah (Filipi 2:1-8).
4. Kebaikan
Dalam sejarah peradaban manusia, kebaikan adalah suatu nilai
yang universal secara umum. Artinya berlaku untuk bangsa apapun,
masa kapanpun, ke manapun, dan budaya apapun. Iman Kristen
mengajarkan kebaikan itu dimengerti sebagai respon atau tanggapan
atau jawaban manusia terhadap kebaikan Allah yang lebih dulu
mengasihi manusia (Yohanes 4:16).
5. Setia dan Tanggung Jawab
Setia berarti melakukan segala sesuatu dengan tekun dan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Bertanggung jawab berarti melakukan
segala sesuatu tugas yang diembannya sebagaimana mestinya. Motivasi
utama orang percaya untuk setia dan tanggung jawab bukan karena
iming-iming, janji-janji, imbalan, tetapi didasarkan ucapan syukur atas
kepercayaan yang telah diberikan.
6. Damai
Situasi dimana seseorang merasa aman dan terlindungi, tidak ada
perang, tidak ada kebencian, tidak ada perselisihan dan tidak ada
perseteruan. Motivasi utama dari orang percaya harus hidup damai

12
yaitu: karena Tuhan Yesus telah mengadakan damai sejahtera bagi
manusia.
7. Adil
Adil mengandung arti :
 Sama rasa sama rata.
 Sudah merasakan kebutuhannya terpenuh.
 Adanya kesesuaian antara apa yang sudah diterima dengan
kemampuan yang diberikan.
 Adil kalau haknya dan hak orang lain terpenuhi.

C. Agama Hindu
 Tri Kaya Parisudha
 Pengertian
Tri Kaya Parisudha adalah bagian dari etika (susila) agama Hindu.
Timbulnya kata Tri Kaya Parisudha berasal dari sebuah semboyan
dharma yang berbunyi : “Paropakaran punya ya, papaya, para
piadanam” mempunyai pengertian yaitu dari Tri artinya tiga, Kaya
artinya gerak atau perbuatan dan parisudha artinya suci. Tri Kaya
Parisudha artinya tiga gerak atau perbuatan yang harus disucikan.
Tri Kaya Parisudha sebagai bagian dari ajaran etika dalam agama
Hindu akan memberikan tuntunan dan jalan menuju pada kedamaian
serta keharmonisan kehidupan di dunia dan akhirat. Kaya, Wak, dan
Mana harus diarahkan pada hal – hal menuju kebaikan karena hanya
manusia yang dapat merubah prilaku yang tidak baik kearah yang baik.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa menjelma menjadi manusia
dengan kelebihan Sabda, Bayu, dan Idep merupakan suatu pahala
keberuntungan dan sekaligus merupakan suatu keutamaan bagi manusia
untuk berbuat baik (subha karma).
Jika kita melakukan perbuatan jahat maka hasil yang diterima juga
buruk, sebaliknya jika kita melakukan perbuatan baik maka hasilnya
juga baik seperti semboyan yang mengatakan :
Ala ulah ala tinemu : perbuatan buruk hasilnya juga buruk.

13
Ayu pikardi ayu pinanggih : perbuatan baik hailnya juga baik.

 Pembagian
Tri Kaya Parisudha terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Kayika Parisudha, yaitu perbuatan atau laksana yang baik.
2. Wacika Parisudha, yaitu perkataan yang baik.
3. Manacika Parisudha, yaitu pikiran yang baik, dimaksudkan dari
pikiran yang baik akan timbul kesucian diri.

 Kayika Parisudha
Kayika Parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik
merupakan pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan
yang baik dapat dilakukan dari adanya pengendalian pada tingkah laku,
utamanya terhadap Himsa Karma yaitu perbuatan menyakiti, menyiksa,
atau membunuh mahluk yang tidak berdosa/bersalah. Himsa Karma hanya
diperkenankan untuk keperluan yadnya. Adapun yang dituntut adalah
perasaan manusia kearah keselarasan antara sesama manusia dan mahluk
hidup lainnya (pawongan).
Setiap orang dengan anggota badannya akan berprilaku dan
berbuat. Dalam melakukan perbuatan, jika dilaksanakan sesuai dengan
ajaran kebenaran maka sudah tentu perbuatan yang dilakukan adalah baik
dan benar. Setiap orang selagi ia masih hidup, selamanya ia akan berbuat
dan melakukan suatu perbuatan. Dengan berbuat berarti telah melakukan
karma, dari perbuatan karma inilah akan menentukan kehidupan seseorang
(Karma Phala). Berkarma dalam masa kehidupan sekarang ini berarti
mempersiapkan untuk kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, orang-
orang yang sadar akan hal ini, akan berusaha dalam kehidupan ini berbuat
yang baik daripada masa-masa terdahulu. Sebab setiap orang
mengharapkan adanya kehidupan yang baik dan lebih menyenangkan di
masa-masa yang akan datang.
Contoh Kayika Parisudha dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

14
a. Menolong orang lain dalam mengalami kesulitan merupakan perbuatan
yang baik. Misalnya adalah menolong teman bila dalam kesusahan
seperti memerlukan uang. Kita sebagai teman harus membantunya,
dengan cara meminjamkan uang kepada teman dengan ikhlas. Kita
tahu nasib seorang anak kost yang merantau jauh dari keluarga, jadi
sesama anak kost kita harus saling membantu khususnya teman kita
sendiri.
Nilai moralnya adalah kita sesama manusia harus selalu berbuat tolong
menolong, baik kepada orang yang kita sudah kenal maupun belum.
Karena pada intinya kita adalah sama.
b. Tidak menyakiti atau membunuh makhluk hidup. Misalnya adalah
sengaja menyiksa anjing. Anjing merupakan salah satu makhluk hidup
ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa yang seharusnya kita sayangi bukan
malah kita siksa. Pasti kita pernah melihat seseorang melempari anjing
dengan batu atau dengan memukulnya dengan kayu. Sebenarnya itu
tidak boleh, karena itu termasuk perbuatan yang melanggar Kayika
Parisudha.
Nilai moralnya adalah kita sebagai makhluk hidup yang memiliki akal
dan pikiran yang lebih dari binatang seharusnya tidak menyiksanya.
Seharusnya itu kita menyayangi dan melindunginya.

 Wacika Parisudha
Perkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap orang .
perkataan itu patut timbul dari hati yang tulus, lemah lembut
penyamapaiannya dan menyenangkan hati pendengarnya. Untuk dapat
berkata yang baik patut dipikirkan terlebih dahulu. Kata – kata merupakan
saran komunikasi yang paling cepat diterima di dalam pergaulan,
perhubungan, pendidikan, penyuluhan, penerangan, dan lain sebagainya.
Perkataan yang baik diusahakan untuk akawe suka wong len, yaitu:
mengusahakan kesenangan untuk orang lain, karena orang lainlah yang
akan mendengar dan merasakannya.

15
Perkataan sangat perlu diperhatikan dan diteliti sebelum
dikeluarkan karena perkataan merupakan alat yang penting bagi kita, guna
menyampaikan segala isi hati dan maksud seseorang. Dari kata – kata kita
dapat pula memperoleh suatu pengetahuan, mendapatkan suatu hiduran,
serta nasehat – nasehat yang sangat berguna baik bagi kita maupun orang
lain. Dengan kata – kata, orang dapat membuat susah orang lain.
Contoh Wacika Parisudha dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Tidak berkata-kata buruk yang dapat menyakiti hati / perasaan.
Misalnya adalah mengejek – ejek kekurangan teman. Biasanya kita
mengejek teman pada saat kita bercanda kepada teman. Kata – kata
ejekan itu biasanya mengejek kekurangan bahkan orang tua. Sehingga
teman itu akan tersakiti hatinya dan dia akan marah.
Nilai moralnya adalah kita sebaikannya tidak mengejek teman, karena
itu dapat menyakiti perasaan dan mengundang amarah. Dalam
berteman kita harus menjaga setiap perasaan teman kita, sehingga
tidak ada perasaan yang tersakiti.
b. Tidak ingkar pada janji atau ucapan. Misalnya adalah selalu menepati
janji. Dalam kehidupan sehari – hari pasti kita pernah berjanji kepada
teman. Berjanji akan bertemu contoh. Setelah janji itu dibuat, ternyata
kita lupa dan tidak datang utnuk bertemu maka kita telah berdosa
kepada orang yang kita ajak berjanji ketemu.
Nilai moralnya adalah kita sebaiknya tidak boleh ingkar kepada janji
telah kita sepakati bersama. Karena menurut pepatah, janji adalah
hutang, sehingga segala sesuatu yang berupa janji seharusnya kita
tepati agar tidak menjadi hutang dilain waktu.

 Manacika Parisudha
Manacika berarti perilaku yang berhubungan dengan pikiran.
Manacika Parisudha adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri
Kaya Parisudha ini, pikiranlah yang menentukan dan memegang peranan.
Apa saja yang terdapat dalam pikiran akan tercetus dalam kata – kata, dan
terwujud pula dalam perbuatan. Pikiran adalah sumber segala apa yang

16
dilakukan oleh seseorang. Baik buruk perbuatan seseorang merupakan
pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci pikiran seseorang, maka
sudah tentu perbuatan dan segala penampilan akan bersih dan baik.
Apabila diperhatikan benar – benar tentang segala perbuatan manusia di
dunia ini, semuanya berpangkal pada pikiran.
Ajaran Manacika Parisudha menuntun manusia untuk berpikir
yang baik, berusaha menolong dirinya dengan mengendalikan pikirannya
sebelum akan berkata – kata dan berbuat. Mereka yang kuat
mengendalikan pikirannya sehingga tidak mengumbar hawa nafsunya
akan lebih mudah mencapai cita – citanya. Mereka tidak banyak digoda
atau diperbudak oleh hawa nafsunya. Demikian sebaliknya mereka yang
kurang mampu mengendalikan hawa nafsunya sulit akan mencapai cita –
citanya sebab itu diperbudak, pikirannya terbelenggu hingga lupa apa yang
dilakukan.
            Contoh Manacika Parisudha dalam kehidupan sehari – hari, yaitu:
a. Tidak mengingini sesuatu yang tidak kekal. Misalnya adalah tidak
menginginkan barang milik teman. Bila teman memiliki barang yang
lebih bagus dan mahal dari pada kita, biasanya kita mempunyai
keinginan untuk memiliki, sehingga timbul rasa iri dalam hati. Bahkan
bisa timbul rasa untuk mencuri barang tersebut.
Nilai moralnya adalah kita sebaiknya tidak menginginkan sesuatu yang
belum tentu dapat kita miliki, karena itu dapat menimbulkan perasaan
iri. Kita seharusnya mensyukuri apa yang kita dapatkan.
b. Tidak berpikir buruk terhadap mahluk lain. Misalnya adalah tidak
mempunyai niat marah terhadap sesama manusia. Bila kita dimaki oleh
orang pasti kita berkeinginan untuk marah kepada orang tersebut.
Setelah marah maka kita pasti akan berantem.
Nilai moralnya adalah kita sebaiknya tidak mempunyai pemikiran
buruk kepada orang karena itu akan berdampak buruk kepada diri
sendiri ataupun orang lain. Kita harus dapat mengontrol pikiran kita
agar kita selalu ada dalam kehidupan yang damai.

17
Makna yang diperoleh dari pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam
kehidupan sehari – hari adalah
1. Setiap orang akan selalu berpikir telebih dahulu sebelum berkata
ataupun berbuat.
2. Setiap orang akan menjadi sopan santun dalam kehidupannya
3. Kehidupan manusia di dunia ini akan tertib sehingga keadaan
menjadi aman, tentram dan damai.
4. Setiap orang tidak merasa was – was, takut ataupun curiga, karena
masing – masing dapat mengendalikan dirinya.

D. Agama Budha
 Dasa Punnakiriyavatthu terdiri dari empat kata, yaitu dasa, punna, kiriya
dan vatthu. Dasa artinya sepuluh, Punna artinya jasa, baik, bajik, manfaat,
berguna, Kiriya artinya melakukan, vatthu artinya dasar, hal, cara. Dasa
Punnakiriyavatthu artinya sepuluh cara untuk melakukan perbuatan bajik
atau baik. Bagi umat Buddha sangat dianjurkan untuk melaksanakan salah
satu atau keseluruhan dari dasa punnakiriyavatthu tersebut. Sepuluh cara
untuk melakukan perbuatan baik terdiri dari :
Inti dari Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammapada 183 adalah :
“Janganlah berbuat jahat,
perbanyak perbuatan baik,
sucikan hati dan pikiran
Inilah ajaran para Buddha”

1. Dana
Dana berarti beramal/memberi/membantu/menolong makhluk lain
tanpa mengharapkan balasan dari mereka yang telah menerima dana
kita. Dana dapat diberikan dalam bentuk materi/barang dan non materi.
2. Sila
Sila artinya hidup bersusila, perbuatan, etika, moral. Sila terdiri dari :
 Pancasila (lima latihan kemoralan) Pancasila dilaksanakan oleh
umat Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

18
 Atthasila (delapan latihan kemoralan). Atthasila dilaksanakan oleh
umat Buddha biasa yang berlatih menjalankan hidup sederhana.
Biasanya atthasila dilaksanakan setiap tanggal 1,8,15,23 setiap
bulan pada penanggalan bulan.
 Dasasila (Majjhima Sila) terdiri dari sepuluh latihan kemoralan.
Sila ini dilaksanakan oleh samanera atau samaneri (calon
bhikkhu/ni) dalam kehidupan sehari-hari. Samanera hidup sebagai
pertapa(hidup berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang
lain).
 Patimokkhasila adalah sila yang dilaksanakan oleh para bhikkhu
dan bhikkhuni dalam kehidupan sehari-hari. Bhikkhu
melaksanakan sila berjumlah 227 latihan, bhikkhuni melaksanakan
sila berjumlah 311 latihan.
3. Bhavana
Bhavana/meditasi/samadhi artinya mengembangkan pikiran yang baik
tertuju pada satu obyek. Bhavana terdiri dari 2 macam, yaitu :
 Samatha bhavana : meditasi yang bertujuan untuk mencapai
ketenangan batin. Obyek meditasi ini berjumlah 40 macam. Hasil
dari meditasi ini adalah Abhinna (kekuatan batin).
 Vipassana bhavana : meditasi yang bertujuan untuk mencapai
pandangan terang. Obyek meditasi ini berjumlah 2 macam yaitu
Nama dan Rupa. Hasil meditasi ini adalah kesucian atau Nibbana.
4. Apacayana
Artinya berendah hati dan hormat (menghormat mereka yang lebih tua
dan yang pantas diberi hormat). Dengan berendah hati dan hormat
kelak akan terlahir dalam keluarga luhur. Sifat sombong adalah lawan
dari sifat apacayana. Merasa dirinya lebih hebat, lebih pintar, lebih
tinggi statusnya dari orang lain adalah sifat sombong.
5. Veyyavacca
Artinya berbakti serta bersemangat dalam melakukan hal-hal yang
patut dilakukan. Berbakti mengakibatkan seseorang memperoleh
penghargaan dari masyarakat.

19
6. Pattidana
Artinya suka membagi kebahagiaan terhadap orang lain, tidak kikir
dan tidak mementingkan diri sendiri. Pattidana juga berarti
melaksanakan perbuatan baik atas nama keluarga kita yang telah
meninggal dengan harapan semoga mereka ikut berbahagia melihat
kita berbuat kebaikan. Dalam melaksanakan hal ini berakibat terlahir
dalam keadaan tidak kekurangan bahkan berlebihan dalam berbagai
hal.
7. Pattanumodana
Artinya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, tidak merasa
irihati. Pattanumodana sama dengan Mudita.
8. Dhammasavana
Artinya mempelajari dan sering mendengarkan dhamma
( khotbah/ceramah dhamma ). Sering mendengarkan dhamma akan
menambah kebijaksanaan.
9. Dhammadesana
Artinya menyebarkan atau menerangkan dhamma. Menyebarkan dan
mendengarkan dhamma berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan.
10. Ditthujukamma
Artinya berpandangan hidup yang benar. Pandangan hidup yang benar
lahir dari pikiran yang benar. Pikiran benar adalah pikiran yang telah
terbebas dari Lobha, Dosa, Moha . Berpengertian dan berpandangan
hidup yang benar berbuah dengan diperkuatnya keyakinan.

E. Agama Konghucu
Etika dalam pengertian Umum (Ensklopedia Indonesia1980), etika
diartikan sebagai ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya
manusia hidup dalam masyarakat. Sedangkan Professor Dr. lin Yu Tang, dalam
bukunya yang berjudul “My Country and  My People”, 1936,mengartikan bahwa
moral konfusiani itu sebagai “Upaya manusia untuk memperoleh kebijakan dalam
garis-garis kebijaksanaan dan berperilaku sebagai raja.

20
Dilihat dari ajaran-ajaran agama khonghucu di lihat dari kitab sucinya,
tampaknya khonghucu sangat menekankan pentingnya nilai-nilai  etika.
MenurutKhonghucu etika itu penting untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Untuk mengenal ajaran etika Khonghucu secara mendalam, maka kita
harus mengenal apa yang disebut dengan San Kang (tiga hubungan tata
karma), Ngo Lun(Lima norma kesopanan dalam masyarakat ), Pa Te (Delapan
sifat mulia atau delapan kebijakan ), pentingnya nilai belajar bagai manusia dan
etika terhadap makluk halus.
 San kang (tiga hubungan tatakrama)
Pengertian dari San Kang atau tiga hubungan tata krama ini adalah :
1. Hubungan raja dengan menteri  atau atasan dengan bawahan
Ungkapan khonghucu:
“seorang raja memperlakukan mentrinya dengan Li  (kesopanan atau
penuh dengan budi pekerti   yang  baik). Seorang mentri mengabdi
kepada  raja  dengan kesetiaannya”. (LunGi III: 19)
Perkataan khonghucu diatas menggambarkan bahwa seorang
pemimpin haruslah bersifat arif dan bijaksana terhadap orang yang
dipimpinnya, dan begitu juga seorang bawahan haruslah dapat
menghormati atasannya sebagaimana layaknya seorang atasan.

2. Hubungan orang tua dengan anak


Khonghucu juga membicarakan tentang hubungan bapak
dengan anak-anaknya, dan juga sebaliknya hubungan anak dengan
orang tuanya.
Perkataan khonghucu :
“Raja berfungsi  sebagai  raja, menteri berfungsi sebagai menteri, ayah
berfungsi sebagai  ayah dan anak berfungsi sebagai anak. ” (LunGi
XII: II) Perkataan khonghucu di atas menggambarkan bahwa dalam
kehidupan sehari-hari , seseorang harus dapat menempatkan fungsi
sosialnya dengan baik.
3. Hubungan suami dengan istri

21
Bagi Khonghucuhu bungan suami dengan istri haruslah juga
didasarkan pada sifat-sifat baik dan terpuji. Seorang suami haruslah
dapat menghormati istrinya dan begitu juga sebaliknya.  Hal ini dapat
dilihat dari kata-kata Mencius di bawah ini:
“Menurut  (mengikuti)  sifat-sifat  yang  benar itulah jalan suci bagi
seorang wanita”.  (Mencius III, 2;2) istri yang baik itu adalah istri yang
tunduk dan patuh terhadap printah suaminya, dan istri yang tidak baik
adalah istri yang selalu melanggar perintah suaminya.
Jika seorang istri dapat menuruti perintah suaminya, bukan
berarti suami dapat berbuat sekehendak hatinya, namun suami
hendaklah dapat berbuat  yang terbaik untuk istrinya. Bagi khanghucu
sebaiknya suami  bersikap sebagai seorang kuncu(manusia budiman)
yang dapat menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga.
 
 Ngo Lun (lima norma kesopanan dalam masyarakat)
Ngo Lun  itu juga disebut sebagai Wu Luen, yang artinya juga
“lima norma kesopanan dalam masyarakat”. Baik Ngo Lun, maupun Wu
Luen, mempunyai arti  yang sama.
Orang harus menjaga lima hubungan ini, karna lima hubungan
timbale balik sebagai sesuatu lingkaran keseimbangan hidup, yaitu
hubungan yang seimbang.

Dalam San Kang dibicarakan tentang:


1. Hubungan raja dengan menteri atau hubungan atasan dengan
bawahan,
2. Hubungan Ayah dengan anak,
3. Hubungan suami dengan istri.
Dalam Ngo Lun, ketiga hubungan tersebut ditambah dengan dua
hubungan lagi yaitu :
1. Hubungan saudara dengan saudara dan
2. Hubungan teman dengan teman.

22
1. Hubungan Saudara Dengan Saudara
Perkataan Khonghucu tentang hubungan saudara dengan saudara:
“Seorang muda, di rumah hendaklah berlaku bakti, di luar (rumah)
hendaklah bersikap rendah hati, hati-hati sehingga dapat dipercaya,
menaruh cinta kepad amasyarakat, dan berhubungan erat dengan orang
yang  berpericintakasih.” (LunGi,I:6)
Perkataan khonghucu diatas tidak secara jelas menerangkan
hubungan antara saudara dengan saudara, khonghucu  mengatakan
“Seorang muda, di rumah hendaklah adil…” perkataan ini bisa diartikan
khonghucu menekankan dalam kehidupan berkeluarga sbaiknya yang tua
(saudara yang tua) hendaklah menghormati  yang muda (saudara yang
muda).

2. Hubungan Teman Dengan Teman


Khonghucu mengatakan :
“Ada tiga macam sahabat  yang membawa manfaat dan ada tiga seorang
sahabat yang membawa celaka. Seorang sahabat yang lurus, yang jujur,
dan yang berpengetahuan luas, akan membawa manfaat. Seorang sahabat
yang licik, yang lemah dalam hal-hal baik, dan hanya pandai memutar
lidah akan membawa celaka. (LunGi, XIV : 4)

Sahabat  yang member manfaat itu menuru t khonghucu bukanlah


dilihat dari besar kecilnya materi yang  dimilikinya, tapi yang terpenting
adalah sahabat yang  memiliki pengetahuan yang banyak. Pengetahuan
bagi khonghucu adalah penting, sebab dengan pengetahuan  yang  banyak,
orang dapa tmembentuk manusia  yang  bodoh menjadi pintar, miskin
menjadi  kaya, terbelakang menjadi maju, dan lain-lain.
Khonghucu juga berkata; “ada tiga macam kesukaan yang
membawa faedah, dan ada tiga macam kesukaan yang
membawa celaka.Suka memahami kesusilaan dan musik, suka
membicarakan perbuatan orang lain, dan suka bersahabat dengan orang-
orang bijaksana, akan membawa faedah. Suka akan kesombongan dan

23
kemewaha, suka bermalas-malasan dan berkeliaran, dan suka berpesta
pora yang tiada artinya, akan membawa celaka.” (LunGi,  XVI :5)
Khonghucu juga berkata: “Bila teman bersalah maka berilah nasehat agar
ia dapat kembali kejalan yang benar. Bila ia tidak mau, janganlah
memaksanya, itu hanya akan memalukan diri sendiri.” (LunGi, XII: 23)
Munculnya lima hubungan ini karna kofiusius melihat timbulnya
kekacauan di Cina karna pangeran tidak bertindak sebagai pangeran,
warga negar a tidak bertindak sebagai warga negara, ayah tidak bertindak
sebagai  ayah dan seterusnya. Ia merasa bahwa langkah pertama kearah
transformasi dari dunia yang tidak teratur adalah melalui upaya  agar
setiap orang mengakui dan memenuhi tempatnya sendiri sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.

 Sifat-Sifat Mulia Dalam Ajaran Khonghucu


Wu Chang (lima sifat yang mulia)
Lima sifat mulia atau sifat dasar keluhuran budi
Tzu-chang bertanya kepada Kong Hu Cu tentang keluhuran budi. Kong
Hu Cu menjawab, “ia yang dapat memasukan lima hal kedalam kebiasaan
di mana pun di bawah langit akan menjadi orang yang berbudi luhur.
“Tzu-Chang terus bertanya apa saja kelima hal tersebut, dan ia menjawab,
“kesopanan, kemurahan hati, kesetiaan, ketekunan, dan kebaikan hati. Bila
kamu berlaku sopan, kamu tidak akan dihina; bila kamu murah hati kamu
akan memenangkan orang banyak; bila kamu setia, orang lain akan
mempercayaimu; bila kamu tekun, kamu akan berhasil; dan bila kamu
baik hati,kamu akan memimpin orang lain.” (A 17.6).
Lima sifat yang mulia (Wu Chang) terdiri dari:
1. PengertianRen/Jin/Jen: (cinta kasih)
Menurut Houston Smith, kata ren/jin/jen ini dapat di terjemaahkan
banyak arti seperti kebaikan, dari manusia ke manusia, pemurah
hati,cinta, dan juga diartikan sbagai berhati manusia. Dalam pandangan
khonghucu dalam kehidupan jenmerupakan inti sari dari

24
kesempurnaan adi kodrati, yang diakuinya sendiri belum pernah
dilihatnya terwujud sepenuhnya.
Gagasan khonghucu mengenai yi (peri keadilan kelurusan) jauh
lebih berbeda dengan gagasannya terhadap jen(prikemanusiaan).
Gagasan mengenai yi lebih bersifat aga formal. Sedangkan
gagasan jen  jauh lebih bersifat kongkrit.
Ketika Hwan-Thi (murid Konghucu) bertanya tentang cinta kasih
(perikemausiaan), khonghucu menjawab : “prikemanusiaan (cinta
kasih) itu dapat trwujud dengan jalan mencintai orang lain.” (Lun
Gi XII,22). Hwan-thi bertanya lagi tentang kebijaksanaan, dan
khonghucu menjawab: “kebajikan itu adalah seseorang yang dapat
mengenal orang lain”. (Lun Gi XX, 22:2)
Jen juga mencakup suatu perasaan manusiawi terhadap orang lain
dan juga penghormatan pada diri sendiri, suatu perasaan mengenai
keagungan martabat manusia di dunia ini. Apabila kita
memiliki jen, maka akan muncul sikap seperti murah hati, percaya,
dan dermawan.
Fung Yu Lan mengatakan bahwa jen   adalah salah satu yang
penting dalam pemikiran khonghucu.Jen menurut Fung Yu Lan adalah
sebuah kata yang dapat merangkum semua kualitas moral yang akan
digunakan oleh seseorang dalam hubungannya dengan yang lain.

2. Pengertian I/Gi
Chau Ming, mengartikan  I atau Gi, sebagai rasa solidaritas, rasa
senasib-sepenanggungan dan rasa membela kebenaran. Sedangkan
Fung Yu Lan mengartikan i atau gi sebagai “keadilan” dan
“kebenaran”. Hal ini dapat terlihat dalam khonghucu, “seorang
Kuncu(manusia budiman) hanya mengerti akan kebenaran, sebaliknya
seorang rendah budi hanya mengerti akan keuntungan.” (Lun Gi IV:
16).
Bagi khonghucu, I/Gi suatu hal yang amat penting dalam
kehidupan manusia, bahkan lebih penting dari harta dan ketenangan.

25
Dalam hal ini khonghucu berkata, “tidak memiliki I/Gi namun
memiliki kekayaan dan ketenangan, hal itu bagiku hanya merupakan
awan yang mengapung di langit.” (Lun Gi VII: 16) khonghucu berkata
lagi, “Bila melihat I/Gi namun tudak melakukan sesuatu, itu adalah
perbuatan yang tanpa memiliki kebenaran.” (Lun Gi III:24)
Menurut  khonghucu , keberanian harus disertai  dengan kebenaran
(I/Gi), kebenaran harus diletakan diatas keberanian.

3. Pengertian Li/Lee
Pengertian Li menurut khonghucu adalah “sopan-santun” dan “tata
krama” atau “budi pekerti”. Suatu hubungan yang dilakukan oleh
manusia yang satu dengan yang lain harus dilakukan dengan Li.
Li adalah suatu pedoman yang harus ditaati oleh manusia dalam
berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Khonghucu mengartikan Li ini sebagai “ritus” atau “upacara”.
Ada juga yang mengatakan bahwa Li mengandung pengertian dua
macam:
Berarti peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah yang menjadi
keseimbangan dalam hidup manusia, adalah suatu cara atau jalan
segala sesuatu  yang  harus dilalui oleh siapapun
Berarti ritual (upacara) dalam sepanjang hidup manusia.

4. Pengertian Ce/Ti (bijaksana) 


Konsep kebijaksanaan menurut khonghucu :
“bila kita melihat orang yang bijaksana, kita harus berusaha
menyamainya. Bila kita melihat orang yang tidak bijaksana kita harus
memeriksa dan melihat dalam diri kita sendiri”. (Lun Gi IV:17)
Dari perkataan diatas khonghucu sangat menekankan pentingnya
sikap Ti atau Ce, karna sikap itu dapat menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi seseorang.
5. Pengertian Sin

26
Sin artinya “dapat dipercaya”. Seseorang tidak hanya percaya pada
dirinya sendiri tapi juga harus dapat dipercaya oleh orang lain. 
Menurut khonghucu, Sinmempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, tanpa Sin  seseorang tidak banyak mempunyai arti dalam
masyarakat.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk
menjalani peringkat hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu
sehingga kini, manusia terus menjalani hidup dengan berbagai cara dan peristiwa
yang membentuk sejarah dan tamaddun manusia. Sifat dan keperibadian manusia
penuh pertentangan dan beraneka ragam. Manusia bukan makhluk sosial semata-
mata malah bukan jua diciptakan untuk mementingkan diri sendiri semata-mata.
Rasulullah SAW diutuskan kepada manusia untuk menyempurnakan
akhlak sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW. Dengan
akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menyeru
manusia kepada tauhid dan dengan akhlak jualah baginda menghadapi musuh di
medan perang.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Guna penyempurnaan makalah ini, kami dari kelompok III mengharapkan
kritik dan saran dari Dosen Pembimbing dan kelompok-kelompok lain, maupun
para pembaca lainnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Yatimin.2007.Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an.Jakarta:

Amzah.

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Ali, Mukti.  Agama-Agama di Dunia.  Yogyakarta: IAIN SunanKalijaga Press,

1988.

Arifin, Muhammad.  BelajarMemahamiAjaran Agama-Agama Besar.  Jakarta:

C.VS. Sera Jaya, 1980.

Djatmika rachmat.1996.Sistem etika Islam ( Akhlak Mulia ). Jakarta : Pustaka

Panjimas.

Ilyas Yunahar.2005.Kuliah Akhlak. Yogyakarta:LPPI.

Tanggok, Ikhsan.  Mengenallebihdekat agama Konghuchu di Indonesia. Jakarta:

PelitaKebajikan, 2005.

29

Anda mungkin juga menyukai