Anda di halaman 1dari 15

pengertian aqidah

Aqidah merupakan kata serapan bahasa arab yaitu jamaknya artinya kepercayaan,
keyakinan. Sedangkan menurut Istilah aqidah islam adalah sesuatu yang dipercayai dan diyakini
kebenarannya oleh hati manusia sesuai ajaran Islam dengan berpedoman kepada Al Qur'an dan
Hadits Nabi Muhammad SAW,
Berikut ini pengertian Akidah secara terminologis atau istilah menurut tokoh-tokoh pergerakan :
a. Menurut Hasan al Banna
Dalam kitab al majmu'ah ar rasail disebutkan sebagai berikut :




Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
b. Menurut Abu Bakar Jabir Al Jaziry






Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan
akal, wahyu, fitrah dan kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.

Berdasarkan pengertian ulama-ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah suatu
keyakinan yang dikaitkan denga rukun iman dan merupakan asas dari seluruh ajaran islam. dapat
juga dipahami, aqidah merupakan suatu keyakinan yang muncul dari hati nurani, tanpa ada
keraguan.
Dasar- dasar ajaran Islam dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu, Akidah, Syariat dan Akhlak.
Dari ketiga aspek tersebut aspek aqidah merupakan pokok ajaran islam dan akidah berkaitan
dengan keyakinan (keimanan) kita terhadp yang ghaib. Aqidah berhubuingan dengan masalah
hati. Adapun aspek syari'at berkaitan dengan amal ibadah kita,mengenai hukum perintah dan

larangan Allah swt. adapun aspek akhlak adalah berkaitan dengan persoalan norma, etika, moral
dan
segala
bentuk
perilaku
sehari-hari.
Ada beberapa istilah yang hampir sama dengan aqidah, yakni iman dan tauhid (keesaan). aqidah
meliputi
ilmu
kalam,
ushuluddin
dan
fikh
akbar.
Ruang lingkup pembahasan aqidah islam meliputi :
Illahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ketuhanan
(Allah SWT), nama-nama dan sifat Allah, perbuatan-perbuatan Allah dan lain-lain.
2.
Nubuat, Yaitu membahas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan
rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, wahyu dan lain-lain.
3.
Ruhaniyyat, yaitu pembahasan tetntang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisika, seperti halnya malaikat, jin, setan, roh, iblis dan lain-lain.
4.
Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya dapat diketahui melalui
sami' (dalil naqli al Qur'an dan sunnah), seperti pembahasan tentang alam kubur, akhirat, tandatanda kiamat, alam barzah, surga, neraka, dan lain-lain.
1.

Macam macam aqidah


Akhlakul
karimah(sifat-sifat
terpuji)
ini
banyak
macamnya,diantaranya
adalah
husnuzzan,gigih,berinisiatif,rela berkorban,tata karma terhadap makhluk Allah,adil,ridho,amal
shaleh,sabar,tawakal,qonaah,bijaksana,percaya diri,dan masih banyak lagi.

Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking.Lawan dari kata
ini adalah suuzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.
Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan
hasil positif dalam segala usaha.
Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru bertindak kedalam
situasi sulit,bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah,dan selalu
menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.
Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi
seseorang.Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik.
Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah
karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya.
Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-adl dan al-idl.Al-adl adalah
keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio,sedangkan al-idl adalah keadilan yang
dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh pancaindera seperti hitungan atau timbangan.
Ridho adalah suka,rela,dan senang.Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk
menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.
Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau
bermanfaat.
Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil
dari suatu pekerjaan.
Qonaah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan..
Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan cara hati-hati dan
penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri
ataupun pada orang lain.

Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur
tubuh,keturunan,status social,pekerjaan ataupun pendidikan.
1). Akhlak kepada Pencipta
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.Taubat
secara bahasa berarti kembali pada kebenaran.Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan
kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha
untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa.Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali
kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang
sudah terlanjur dikerjakan.
# Menurut Ibnu Katsir
Taubat adalah Tobat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali atas dosa yang
pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama pada
masa mendatang.
# Menurut A.Jurjani
Tobat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dari perbuatan dosa
dan melaksanakan segala kewajiban kepada Tuhan.
# Menurut Hamka
Tobat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat sesat dan tidak
tentu ujungnya.
2). Akhlak terhadap Sesama
Setelah mencermati kondisi realitas social tentunya tidak terlepas berbicara masalah
kehidupan.Masalah dan tujuan hidup adalah mempertahankan hidup untuk kehidupan
selanjutnya dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi masalah hidup.Kehidupan
sendiri tidak pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang untuk bebas
berekspresi,berkarya.Kehidupan adalah saling berketergantungan antara sesama makhluk dan
dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma
kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena dengan norma hidup kita akan jauh lebih
mewmahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara sesama manusia dan makhluk
lainnya.
Dalam aklak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam

@ Akhlak kepada sesama muslim.


Sebagai umat pengikut Rasullulah tentunya jejak langkah beliau merupakan guru besar umat
Islam yang harus diketahui dan patut ditiru,karena kata rasululah yang di nukilkan dalam sebuah
hadist yang artinya sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.Yang
dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati manusia yang mempunyai
nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan social.Karena kondisi realitas social yang
membentuk hadirnya karakter seseorang untuk menggapai sebuah keadaan.Contohnya:ketika
kita ingin di hargai oleh orang lain,maka kewajiban kita juga harus menghargai orang
lain,menghormati orang yang lebih tua,menyayangi yang lebih muda,menyantuni yang fakir
karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan terpuji.Contoh lain yang merupakan
akhlak terpuji antar sesame muslim adalah menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat
orang lain disekitar kita tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi ketika kita berbicara hanya
dengan melalui bisikan halus ditalinga teman dihadapan teman-teman yang lain,karena itu
merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.
@ Akhlak kepada sesama non muslim
Akhlak antara sesama non muslim,inipun diajarkan dalam agama karena siapapun
mereka,mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilainilaikemanusiaan.Namun sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan memvonis siapa
serta keberadaan mereka ini adalah kesalahan yang harus dirubah mumpung ada waktu untuk
perubahan diri.Karena hal ini tidak terlepas dari etika social sebagai makhluk yang hidup
social.Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi
kemerdekaan yang tidak bias dicampur adukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang
lain,apalagi masalah keyakinan yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan
social karena dalam kehidupan ada namanya etika social.Berbicara masalah etika social adalah
tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup,berkarya hidup dan lain-lain.Contohnya
bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka,ketika upacara keagamaan
sedang berlangsung ,mereka hidup dalam minoritas sekalipun.Memberi bantuan bila mereka
terkena musibah atau lagi membutuhkan karena hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan non
muslim.
@ Kesimpulan Akhlak Kepada Sesama
Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama sebagai kesimpulannya adalah
sesungguhnya dalam kehidupan,kita tidak terlepas dari apa yang sudak ada dalam diri kita
sebagai manusia termasuk salah satunya adalah akhlak.Karena akhlak adalah salah satu predikat
tang disandang oleh manusia akhlak akan berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam
social.Baik dan buruknya akhlak kepada sesama tergantung dari orang menjalani hidup,apakah
membentuk karakternya dengan akal atau dengan hati karena keduanya adalah sumber.Jadi

kesimpulan akhlak antar sesama yaitu sangat dianjurkan selama apa yang dilakukan punya nilai
ibadah .
Dengan demikian orang yang berakal dan beriman wajib untuk mengerahkan segala
kemampuannya untuk meluruskan akhlaknya dan berperilaku dengan perilaku yang dicintai
Allah SWT.Serta melaksanakan maksud dan tujuan dari terutusnya baginda Rasullulah SAW
yang bersabda:
Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan Akhlak
Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa: kesempurnaan akhlak yang hanya untuk itu Rasullulah
diutus,merupakan ukuran baik dan tidaknya seseorang baik di dunia ini atau di
akhirat nanti.Oleh karena itu wajib bagi setiap kaum muslimin agar budi pekertinya.Baikkepada
dirinya,keluarga,dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
3). ADIL
Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga berarti tidak berat
sebelah,tidak memihak.Dengan demikian berbuat adil adalah memerlukan hak dan kewajiban
secara seimbang tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun.Sebagai contoh seseorang
yang adil akan melaksanakan tugas sesuai fungsi dan kedudukannya,menghukum orang yang
bersalah melakukan tindak pidana,membarikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa
mengurngi sedikitpun.
Firman Allah di dalam Al-Quran yang mamarintahkan berbuat adil antara lain:
Al-Quran surat Al-Maidah ayat 8



Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku,agama atau status
sosial.Bahkab perlaku adil diterapkan kepada keluarga dan kerabat sendiri.Sebagaimana firman
Allah berikut ini

Al-Quran surat An-nisa Ayat 135


Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.
Jika ia[361] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang beriman supaya menjadi
orang yang benar-benar menegakkan keadilan ditengah masyarakat.Berani menjadi saksi akrena
Allah,walaupun yang menjadi tergugat dan terdakwa adalah diri sendiri,orang tua dan kerabat.
Oleh karena itu hukum harus diterapkan secara adil kepada semua masyarakat,karena sekali ada
pihak yang merasa dizalimi dengan cara diperlakukan secara tidak adil,maka akan menimbulkan
gejolak.Firman Allah lain tentang dali terdapat dalam surat An Nahl ayat 90
Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ADIL dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu daoat mengambil pelajaran.
4). RIDHO
Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha artinya menerima dengan
senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.Yakni berupa ketentuan yang telah
ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak
mudah bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang diberikan olaeh
Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari
Allah SWT,manusia hanya berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya
putus asa.Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.
Firman Allah dalam Al-quran surat A-baqarah ayat 153
Artinya:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu

Bagaimanakah caranya agar seseorang bisa memunculkan rasa ridho ketika menerima kenyataan
pahit yang tidak dikehendaki?Caranya yang paling jitu adalah dengan menyadari bahwa Allah
SWT maha adil dan bijaksana dalam setiap ketetapan dan keputusannya.hendaklah seseorang
yakin bahwa Allah tidak pernah salah dalam memutuskan suatu hal.
Sebenarnya sikap ridho adalah perasan hati yang senantiasa merasa bahagia ketika menerima
takdir baik apapun.Melalui sikap ridho seseorang akan mudah bersabar menghadapi berbagai
macam cobaan.
Ridho mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang.Orang yangtelah menempati tingkatan
ridho tidak akan mudah tergoncang apapun yang dihadapinya.Baginya apapun yang terjadi
dialam ini merupakan kodrat atau kekuasaan dan irodat kehendak Allah.Segalanya harus diterima
dengan rasa tenang danikhlas karena hal tersebut adalah pilihan Allah SWT yang berarti pilihan
terbaik.
5). AMAL SHALIH
Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu yamal yang artinya segala
pekerjaan atau perbuatan.Sedangkan shalih artimya bagus.Amal shalih berarti segala
perbuatan/pekerjaan yang bagus yang berguna bagi pribadi,keluarga,masyarakat dan manusia
secara keseluruhan.Kebalikan dari amal shalih adalah amalan sayyian atau amal jelek yaitu
perbuatan yang mendatangkan madhorot,baik bagi pelaku maupun orang lain.
Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:
1.
Amal shalih yang bersifat vertikal,dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk ibadah
ritual kepada Allah SWT
2.
Amal shalih ag bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas sosial
kemasyarakatan,bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam akhirat.
Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah yang terkandung
dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.Karena islam menghendaki umatnya
menjadi penganut agama yang memiliki kedua keshalihan tersebut yaitu keshalihan individual
setelah menunaikan amal shalih vertikal dan sekaligus manjadi anggota masyarakat yang
memiliki keshalihan sosial setelah melakukan amal shalih horisontal.
Perintah Allah agar kita mangerjakan amal shalih terdapat dalam Ai-Quran anara lain:
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 82
Artinya:

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya.

Objek Kajian Ilmu Aqidah


Aqidah dilihat dari sudut sebagai ilmu, sesuai dengan konsep Ahlus Sunnah wal Jamaah,
meliputi topik-topik: Tauhid [2], iman, Islam, masalah ghaibiyat (hal-hal ghaib), kenabian, taqdir,
berita-berita (tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan datang. pent), dasar-dasar hukum
yang qathi (pasti), seluruh dasar-dasar agama dan keyakinan; dan termasuk pula sanggahan
terhadap Ahlul Ahwa wal Bida, semua aliran dan sekte yang menyempal lagi menyesatkan serta
sikap terhadap mereka.
Disiplin ilmu Aqidah ini mempunyai nama lain yang sepadan dengannya, dan nama-nama
tersebut berbeda antara Ahlus Sunnah dan non Ahlus Sunnah. Di antara nama-namanya menurut
ulama Ahlus Sunnah adalah:
1. Aqidah (Itiqad dan Aqaid). Maka sering kita dengar ungkapan: Aqidah kaum salaf,
Aqidah Ahlul Atsar. [3]
2. Tauhid [4] karena pembahasannya berkisar seputar tauhid atau pengesaan Allah di dalam
Uluhiyah, Rububiyah dan Asma serta Sifat-Nya. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu aqidah
yang paling mulia dan merupakan esensinya. Maka dari itulah ilmu ini disebut ilmu Tauhid
menurut salaf.
3. As-Sunnah, [5] as-Sunnah artinya jalan. Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para
penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan
para shahabatnya di dalam masalah aqidah.
4. Ushuluddin [6] dan Ushuluddiyanah. Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam
dan masalah-masalah yang qathi serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para tokoh ulama.
5. Al-Fiqh al-Akbar. [7] Ini sinonim Ushuluddin, kebalikan dari al-Fiqh al-Ashghar yang
merupakan kumpulan hukum ijtihadi.

6. Asy-Syariah. [8] Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah
Subhanahu wa taala dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama yang paling pokok
adalah Ushuluddin (masalah-masalah aqidah).
Itulah beberapa nama lain dari Ilmu Aqidah yang paling terkenal, dan adakalanya kelompok
selain Ahlus sunnah menamakan aqidah mereka dengan nama-nama yang dipakai oleh Ahlus
Sunnah, seperti sebagian aliran Asyairah (Asyariyyah), terutama para ahli hadits dari kalangan
mereka.
Ada beberapa istilah lain yang dipakai oleh aliran/ sekte selain Ahlus Sunnah sebagai nama dari
Ilmu Aqidah, yang paling terkenal di antaranya adalah:
1. Ilmu Kalam. Penamaan ini dikenal di seluruh kalangan aliran teologis mutakallimin, seperti
aliran Mutazilah, Asyairah [9] dan kelompok yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak
boleh dipakai, karena ilmu kalam itu sendiri merupakan suatu hal yang baru lagi diada-adakan
dan mempunyai prinsiptaqawwul (mengatakan sesuatu) atas nama Allah dengan tidak dilandasi
ilmu, dan juga karena bertentangan dengan metodologi ulama salaf di dalam menetapkan
masalah-masalah aqidah.
2. Filsafat: Istilah ini dipakai oleh para filosof dan orang-orang yang sejalan dengan mereka. Ini
adalah nama yang tidak boleh dipakai di dalam aqidah, karena dasar filsafat itu adalah khayalan,
rasionalitas, fiktif dan pan-dangan-pandangan khurafat tentang hal-hal yang ghaib.
3. Tashawwuf: Istilah ini dipakai oleh sebahagian kaum sufi, filosof, orientalis serta orang-orang
yang sejalan dengan mereka. Ini juga merupakan penamaan yang baru lagi diada-adakan karena
igauan kaum sufi, klaim-klaim dan pengakuan-pengakuan khurafat mereka dijadikan sebagai
rujukan di dalam aqidah.
4. Ilahiyyat (Teologi): Nama yang dipakai oleh mutakallimin, para filosof, para orientalis dan
para pengikut-nya. Ini juga merupakan penamaan yang salah, karena yang mereka maksud
adalah filsafat kaum filosof dan penjelasan-penjelasan kaum mutakallimin tentang Allah
Subhanahu wa taala menurut persepsi mereka.
5. Kekuatan di balik alam Metafisika. Sebutan ini dipakai oleh para filosof dan para penulis
Barat serta mereka yang sejalan dengannya. [10] Nama ini hampir mempunyai kesamaan dengan
istilah Ilahiyyat (teologi).
Banyak orang yang menamakan apa yang mereka yakini dan prinsip-prinsip atau pemikiran yang
mereka anut sebagai aqaid sekalipun hal itu palsu (batil) atau tidak mempunyai dasar dalil aqli
maupun naqli. Sesungguhnya aqidah itu mempunyai pengertian yang benar yaitu aqidah Ahlus
Sunnah wal Jamaah yang bersumber dari al-Quran dan Hadits-hadits shahih serta Ijma

generasi salaf ash-shalih. Meskipun demikian, Aqidah juga mempunyai pengertian yang keliru,
yaitu seperti keyakinan-keyakinan yang bertentangan atau menyalahi keyakinan yang datang dari
Allah Subhanahu wa taala dan Rasul-Nya. Jadi, pengertian aqidah itu seperti pengertian ad-dien
(agama). Ad-Dien al-haq (agama yang haq) yaitu agama Allah disebut dengan dien (agama), dan
begitu pula keyakinan kaum musyrikin pada agama selain agama Allah disebut dien (agama),
sebagaimana firman Allah :

Bagimu agamamu dan bagi kami agama kami. (al-Kafirun :6).
Orang Komunis menganut ideologi dan keyakinan batil, dan ia menyebutnya aqidah dan agama.
Seorang Budhis menganut keyakinan batil, dan ia menyebutnya aqidah dan agama.
Seorang Yahudi menganut keyakinan dan pemikiran batil, dan ia menyebutnya sebagai aqidah
dan agama.
Seorang Nasrani menganut keyakinan dan aqidah batilnya, dan ia menyebutnya sebagai aqidah
dan agama.
Adapun aqidah Islam, apabila disebutkan, maka yang dimaksud adalah Aqidah Ahlus Sunnah
wal Jamaah, sebab ia adalah Islam yang telah Allah ridhai sebagai agama bagi hamba-hambaNya.
Klaim sebagian orang dan berbagai sekte (firaq) dengan segala aqidahnya yang bertentangan
dengan aqidah kaum salaf bahwa apa yang mereka anut itulah Islam yang sebenarnya tidak bisa
mewakili aqidah Islam yang haq. Ia hanyalah keyakinan-keyakinan yang disandarkan kepada
para pelopornya, sedangkan al-Haq sangat bersih dan terbebas darinya. Dan apa yang oleh
sebahagian para pakar disebut islami hanyalah dalam rangka label geografis historis atau
sekedar klaim berafiliasi belaka. Dalam artian, bahwa para pemilik dan penganutnya mengklaim
sebagai Islam dan menyebutnya Islami, namun semua itu bila diteliti kembali memerlukan
ujian, dan ujiannya adalah disodorkan kepada al-Quran dan hadits di dalam masalah Aqidah.
Maka apabila sesuai dengan al-Quran dan Hadits dan memang bersumber dari situ, maka itulah
yang haq dan termasuk dari bagian Aqidah Islam. Dan jika tidak demi-kian, maka dikembalikan
kepada orangnya dan dinisbatkan kepadanya (tidak boleh dinisbatkan kepada Islam, Pent).
[2] Mencakup Tauhid Rububiyah, Ilahiyah dan asma wash shifat.
[3] Seperti : Aqidatus Salaf Ashhabul Hadits, karya Ash-Shabuni (wafat 449 H), dan Syarah
Ushuli Itiqad Ahlus Sunnah wal Jamaah, karya al-Lalakai (wafat 418H), dan al-Itiqad, karya
al-Baihaqi (wafat 458 H).

[4] Seperti : Kitabut Tauhid, di dalam Shahih Bukhari (wafat 256 H), Kitabut Tauhid wa Itsbat
Shifatir Rabb, karya Ibnu Khuzaimah (wafat 311H), Kitab Itiqadit Tauhid, karya Abu Abdillah
Muhammad bin Khafif (wafat 371 H), Kitabut Tauhid, karya Ibnu Mandah (wafat 359) dan
Kitabut Tauhid, karya Muhammad bin Abdul Wahhab.
[5] Seperti Kitabus Sunnah, karya Imam Ahmad (241 H), Kitabus Sunnah, karya Abdullah bin
Ahmad bin Hanbal (wafat 290 H), as-Sunnah, karya al-Khallal (311 H), as-Sunnah, karya
al-Assal (wafat 349 H), as-Sunnah, karya al-Asyram (wafat 273 H), dan as-Sunnah, karya Abi
Daud, (wafat 275 H).
[6] Seperti Kitab Ushuluddin, karya al-Baghdadi (wafat 429 H), asy-Syarhu wal Ibanah an
Ushulid Diyanah, karya Ibnu Baththah (wafat 378 H), dan al-Ibanah an Ushulid Diyanah, karya
al-Asyari (wafat 324 H).
[7] Seperti Kitab al-Fiqh al-Akbar, karya Imam Abu Hanifah (wafat 150 H).
[8] Seperti Kitab asy-Syariah karya al-Ajurri (wafat 360 H), dan al-Ibanah an Syariatil Firqah
an-Najiyah, karya Ibnu Baththah, (wafat 378 H).
[9] Seperti Syarhul Maqashid fi Ilmil Kalam, karya at-Taftazani (791 H).
[10] al-Mausuah al-Arabiyah al-Muyassarah, hal. 1794.

Manfaat aqidah
Prolog
Islam ibarat sebuah bangunan, sedangkan akidah merupakan dasar atau pondasi yang urgen
(penting) bagi berdirinya bangunan Islam secara keseluruhan, kuat lemahnya bangunan
tergantung pada pondasinya. Meskipun bangunan itu terbuat dari besi dan beton, namun jika

pondasinya terbuat dari kayu-kayu yang rapuh, maka bangunan yang kuat tadi akan menjadi
bangunan yang mudah roboh. Sehingga semakin besar suatu bangunan, maka semakin
membutuhkan pondasi yang kuat dan menghunjam ke bumi.
Hal lain yang dapat dipetik dari hakikat ini adalah kita harus membangun pondasi (asas) terlebih
dahulu sebelum mendirikan bangunan.
Akidah yang kuat diumpamakan sebagai pohon yang baik yaitu akarnya menghunjam ke bumi,
cabangnya menjulang ke langit, berdiri kukuh, tidak mudah tergoyahkan meskipun diterjang oleh
badai, dan pohon itu memberikan buah yang ranum lagi menyenangkan. Sebagaimana firman
Alloh dalam QS.Ibrahim:24.
)*(
Kekuatan akidah yang seperti itu akan memancar dari sikap hidup dan perilaku pemiliknya.
Semua amal perbuatannya berasas dan berasal dari akidah Islam yang merupakan pantulan sinar
keimanan dan aplikasi yang nyata atas keyakinan laa ilaaha illallah. Sedangkan setiap
perbuatan yang tidak bersumber dari akidah Islam, maka tidak akan bernilai dan sia-sia belaka.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ibrahim :18.
, ..............
Dari ungkapan ini, tergambar betapa pentingnya akidah dalam kehidupan manusia dan
untuk mewujudkan akidah sebagai pegangan hidup, penting bagi kita untuk memilikii
pemahaman yang benar terhadap akidah, karena kesalahan memahami akidah akan berimplikasi
pada cara pandang dan menentukan tujuan hidup.
Definisi Akidah
Akidah menurut bahasa berasal dari bahasa arab al-Aqdu artinya ikatan (ikatan seseorang
dengan suatu peraturan), kepercayaan (kepercayaan seseorang terhadap sesuatu) atau ketetapan
(ketetapan seseorang terhadap sesuatu )
Sedangkan menurut istilah adalah keyakinan yang teguh dan pasti, tanpa ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang meyakininya.
Dari definisi ini, dapat disimpulkan bahwa akidah tidak hanya terpaku pada islam, tetapi seluruh
agama dan aliran pasti mempunyai akidah. dengan demikian maka akidah dibagi menjadi dua;
Akidah yang benar dan akidah yang salah.
Akidah islam adalah keyakinan yang teguh kepada enam hal dalam rukun iman (Allah, malaikat,
Rasul, kitab, hari kiyamat dan takdir) dan melaksanakan segala perintah Allah yang tertuang di
dalam Alquran dan Hadist.
Akidah Sebagai Pegangan Hidup
Akidah islam merupakan pondasi dan pegangan hidup pribadi mukmin. Semakin kuat dan kokoh
pondasi dan dasar tersebut, pribadi Mukmin akan semakin mantap dan lebih siap untuk menapaki
jalan kesempurnaan-Nya.
Kerusakan Akidah merupakan sumber dan penyebab kerusakan di bidang agama, etika dan
sosial,. Untuk membendung dan melenyapkan kerusakan-kerusakan di bidang-bidang tersebut
haruslah dimulai dari pembenahan kembali terhadap Akidah dengan memahami landasan dasar

akidah islam yang benar.


Sudah kita ketahui bersama bahwa ada enam hal yang menjadi landasan akidah islam yang harus
dipahami secara sempurna oleh umat islam, yaitu percaya kepada Allah, malaikat, rasul, kitabkitab, hari kiyamat dan takdir.
*) Percaya kepada Allah
Allah itu ada
Allah itu esa, tidak ada tuhan selain Allah
Allah memiliki sifat sejati yang terpuji (Penyayang, pemberi, melihat, mendengar dll)
Allah tempat mengadu
*) percaya kepada Malaikat
Malaikat adalah makhluk Allah yang gaib
Malaikat tak pernah berbuat dosa
Malaikat yang wajib dikenal hanya sepuluh (jibril, mikail, israfil, izrail, rakib, atid, munkar,
nakir, ridwan dan malik)
*) Percaya kepada Rasul
Rasul adalah pembawa amanat Allah kepada ummat manusia
Ajaran nabi dan Rasul dari adam hingga nabi Muhammad adalah mengajarkan tauhid (tidak ada
tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah)
Nabi dan Rasul yang wajib dikenal hanya ada 25 dan ditutup oleh Nabi Muhammad SAW
*) Percaya kepada Kitab-kitab Allah
kitab-kitab Allah ada empat, taurat, injil, zabur dan alquran
Tidak ada kitab yang terpelihara keasliannya kecuali alquran
Meyakini alquran adalah ucapan Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Untuk
dijadikan pegangan hidup manusia.
*) Percaya kepada hari kiyamat
kehidupan dunia akan berakhir selamanya
Akhirat lah kehidupan yang sebenarnya
Semua manusia yang meninggal akan dibangkitkan kembali untuk berkumpul bersama di padang
mahsyar
Tidak ada yang bisa menolong manusia kecuali amal kebaikannya
*) Percaya kepada takdir Allah
Allah yang mengatur kehidupan manusia
Berfikir positif dalam takdir Allah, karena Allah selalu bersama prasangka hambanya
Berusaha dan berdoa (ikhtiyar dan tawakkal).
Manfaat memiliki akidah
*) Mengenal Allah, malaikat, rasul dan kitab-kitabnya
*) Memiliki landasan dasar hidup yang pasti
*) Memiliki motifasi hidup yang kuat
*) Memiliki orientasi hidup yang jelas

Anda mungkin juga menyukai