Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian akhlak

Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq.Akhlak adalah
sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat
maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat
segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.

Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia,kata khuluk
lawan kata dari kholq.

Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan
akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku manusia
dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.

Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut
akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta
berlaku universal.

B.Macam-macam akhlak terpuji

Akhlakul karimah(sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,diantaranya adalah


husnuzzan,gigih,berinisiatif,rela berkorban,tata karma terhadap makhluk Allah,adil,ridho,amal
shaleh,sabar,tawakal,qona’ah,bijaksana,percaya diri,dan masih banyak lagi.

Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking.Lawan dari kata
ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.

Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan
hasil positif dalam segala usaha.

Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru bertindak kedalam
situasi sulit,bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah,dan selalu
menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.

Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi
seseorang.Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik.

Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT  ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah
karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya.

Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan al-‘idl.Al-‘adl adalah
keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio,sedangkan al-‘idl adalah keadilan yang
dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh pancaindera seperti hitungan atau timbangan.

Ridho adalah suka,rela,dan senang.Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk
menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.

Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau
bermanfaat.

Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil
dari suatu pekerjaan.
Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan..

Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan cara hati-hati dan
penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri
ataupun pada orang lain.

Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur
tubuh,keturunan,status social,pekerjaan ataupun pendidikan.

1). Akhlak kepada Pencipta

Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.Taubat
secara bahasa berarti kembali pada kebenaran.Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan
kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha
untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa.Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali
kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang
sudah terlanjur dikerjakan.

# Menurut Ibnu Katsir

Taubat adalah Tobat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali atas dosa yang
pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama pada
masa mendatang.

# Menurut A.Jurjani

Tobat adalah kembali pada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dari perbuatan dosa
dan melaksanakan segala kewajiban kepada Tuhan.

# Menurut Hamka

Tobat adalah kembali ke jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat sesat dan tidak
tentu ujungnya.

2). Akhlak terhadap Sesama

Setelah mencermati kondisi realitas social tentunya tidak terlepas berbicara masalah
kehidupan.Masalah dan tujuan hidup adalah mempertahankan hidup untuk kehidupan
selanjutnya dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi masalah hidup.Kehidupan
sendiri tidak pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang untuk bebas
berekspresi,berkarya.Kehidupan adalah saling berketergantungan antara sesama makhluk dan
dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma
kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena dengan norma hidup kita akan jauh lebih
mewmahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah akhlak antara sesama manusia dan makhluk
lainnya.

Dalam aklak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam      :

@ Akhlak kepada sesama muslim.

Sebagai umat pengikut Rasullulah tentunya jejak langkah beliau merupakan guru besar umat
Islam yang harus diketahui dan patut ditiru,karena kata rasululah yang di nukilkan dalam sebuah
hadist yang artinya “sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”.Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati manusia yang
mempunyai nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan social.Karena kondisi
realitas social yang membentuk hadirnya karakter seseorang untuk menggapai sebuah
keadaan.Contohnya:ketika kita ingin di hargai oleh orang lain,maka kewajiban kita juga harus
menghargai orang lain,menghormati orang yang lebih tua,menyayangi yang lebih
muda,menyantuni yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan
terpuji.Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesame muslim adalah menjaga lisan
dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita tersinggung bahkan lebih
menyakitkan lagi ketika kita berbicara hanya dengan melalui bisikan halus ditalinga teman
dihadapan teman-teman yang lain,karena itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan
diharamkan dalam islam.

@ Akhlak kepada sesama  non muslim

Akhlak antara sesama non muslim,inipun diajarkan dalam agama karena siapapun
mereka,mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilai-nilai
kemanusiaan.Namun sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan memvonis siapa serta
keberadaan mereka ini adalah kesalahan yang harus dirubah mumpung ada waktu untuk
perubahan diri.Karena hal ini tidak terlepas dari etika social sebagai makhluk yang hidup
social.Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi
kemerdekaan yang tidak bias dicampur adukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang
lain,apalagi masalah keyakinan yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan
social karena dalam kehidupan ada namanya etika social.Berbicara masalah etika social adalah
tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup,berkarya hidup dan lain-lain.Contohnya
bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka,ketika upacara keagamaan
sedang berlangsung ,mereka hidup dalam minoritas sekalipun.Memberi bantuan bila mereka
terkena musibah atau lagi membutuhkan karena hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan non 
muslim.

@ Kesimpulan Akhlak Kepada Sesama

Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama sebagai kesimpulannya adalah
sesungguhnya dalam kehidupan,kita tidak terlepas dari apa yang sudak ada dalam diri kita
sebagai manusia termasuk salah satunya adalah akhlak.Karena akhlak adalah salah satu predikat
tang disandang oleh manusia akhlak akan berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam
social.Baik dan buruknya akhlak kepada sesama tergantung dari orang menjalani hidup,apakah
membentuk karakternya dengan akal atau dengan hati karena keduanya adalah sumber.Jadi
kesimpulan akhlak antar sesama yaitu sangat dianjurkan selama apa yang dilakukan punya nilai
ibadah .

Dengan demikian orang yang berakal dan beriman wajib untuk mengerahkan segala
kemampuannya untuk meluruskan akhlaknya dan berperilaku dengan perilaku yang dicintai
Allah SWT.Serta melaksanakan maksud dan tujuan dari terutusnya baginda Rasullulah SAW
yang bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan Akhlak”

Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa: kesempurnaan akhlak yang hanya untuk itu Rasullulah
diutus,merupakan ukuran baik dan tidaknya seseorang baik di dunia ini atau di akhirat nanti.Oleh
karena itu wajib bagi setiap kaum muslimin agar budi pekertinya.Baik kepada
dirinya,keluarga,dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

3). ADIL

Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga berarti tidak berat
sebelah,tidak memihak.Dengan demikian berbuat adil adalah memerlukan hak dan kewajiban
secara seimbang tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun.Sebagai contoh seseorang
yang adil akan melaksanakan tugas sesuai fungsi dan kedudukannya,menghukum orang yang
bersalah melakukan tindak pidana,membarikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa
mengurngi sedikitpun.
Firman Allah di dalam Al-Qur’an yang mamarintahkan berbuat adil antara lain:

Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8

َ ‫ب لِلتَّ ْق َوى َواتَّقُو ْا هّللا‬ُ ‫شنَآنُ قَ ْو ٍم َعلَى َأالَّ تَ ْع ِدلُو ْا ا ْع ِدلُو ْا ُه َو َأ ْق َر‬ ُ ِ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا ُكونُو ْا قَ َّوا ِمينَ هّلِل‬
ْ ِ‫ش َهدَاء ِبا ْلق‬
َ ‫س ِط َوالَ يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬
ُ َ ‫هّللا‬
َ‫ِإنَّ َ خبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملون‬

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku,agama atau status
sosial.Bahkab perlaku adil diterapkan kepada keluarga dan kerabat sendiri.Sebagaimana firman
Allah berikut ini

Al-Qur’an surat An-nisa Ayat 135

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.
Jika ia[361] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.

Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang beriman supaya menjadi
orang yang benar-benar menegakkan keadilan ditengah masyarakat.Berani menjadi saksi akrena
Allah,walaupun yang menjadi tergugat dan terdakwa adalah diri sendiri,orang tua dan kerabat.

Oleh karena itu hukum harus diterapkan secara adil kepada semua masyarakat,karena sekali ada
pihak yang merasa dizalimi dengan cara diperlakukan secara tidak adil,maka akan menimbulkan
gejolak.Firman Allah lain tentang dali terdapat dalam surat An Nahl ayat 90

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ADIL dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu daoat mengambil pelajaran.

4). RIDHO

Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha artinya menerima dengan
senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.Yakni berupa ketentuan yang telah
ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak
mudah bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang diberikan olaeh
Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari
Allah SWT,manusia hanya berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya putus
asa.Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.

Firman Allah dalam Al-qur’an surat A-baqarah ayat 153

Artinya:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu

Bagaimanakah caranya agar seseorang bisa memunculkan rasa ridho ketika menerima kenyataan
pahit yang tidak dikehendaki?Caranya yang paling jitu adalah dengan menyadari bahwa Allah
SWT maha adil dan bijaksana dalam setiap ketetapan dan keputusannya.hendaklah seseorang
yakin bahwa Allah tidak pernah salah dalam memutuskan suatu hal.

Sebenarnya sikap ridho adalah perasan hati yang senantiasa merasa bahagia ketika menerima
takdir baik apapun.Melalui sikap ridho seseorang akan mudah bersabar menghadapi berbagai
macam cobaan.

Ridho mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang.Orang yangtelah menempati tingkatan


ridho tidak akan mudah tergoncang apapun yang dihadapinya.Baginya apapun yang terjadi
dialam ini merupakan kodrat atau kekuasaan dan irodat kehendak Allah.Segalanya harus
diterima dengan rasa tenang danikhlas karena hal tersebut adalah pilihan Allah SWT yang berarti
pilihan terbaik.

5). AMAL SHALIH

Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu ya’mal yang artinya segala
pekerjaan atau perbuatan.Sedangkan shalih artimya bagus.Amal shalih  berarti segala
perbuatan/pekerjaan yang bagus yang berguna bagi pribadi,keluarga,masyarakat dan manusia
secara keseluruhan.Kebalikan dari amal shalih adalah amalan sayyi’an atau amal jelek yaitu
perbuatan yang mendatangkan madhorot,baik bagi pelaku maupun orang lain.

Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:

1.                   Amal shalih yang bersifat vertikal,dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk ibadah
ritual kepada Allah SWT

2.                   Amal shalih ag bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas sosial
kemasyarakatan,bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam akhirat.

Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah yang terkandung
dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.Karena islam menghendaki umatnya
menjadi penganut agama yang memiliki kedua keshalihan tersebut yaitu keshalihan individual
setelah menunaikan amal shalih vertikal dan sekaligus manjadi anggota masyarakat yang
memiliki keshalihan sosial setelah melakukan amal shalih horisontal.

Perintah Allah agar kita mangerjakan amal shalih terdapat dalam Ai-Qur’an anara lain:

Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 82

Artinya:

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah
 Akhlakul karimah(sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,diantaranya adalah
husnuzzan,gigih,berinisiatif,rela berkorban,tata karma terhadap makhluk
Allah,adil,ridho,amal shaleh,sabar,tawakal,qona’ah,bijaksana,percaya diri,dan masih
banyak lagi.

 Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat.

1.    Pengertian Akhlak, Etika dan Moral

Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang mempunyai arti perangai atau perilaku,
sedangkan menurut istilah Akhlak adalah perilaku yang yang ada pada diri sendiri tanpa adanya
paksaan atau tidak di buat-buat, dan terjadi atau datang dari diri sendiri. Sumber Akhlak yaitu
dari Al-Qur’an dan Hadits.
Etika yaitu penilaian tentang baik dan buruk yang mana etika ini bersumber dari akal fikiran
manusia.

Sedangkan, Moral yaitu penilaian tentang baik dan buruk sama halnya seperti etika hanya
saja moral ini bersumber dari adat istiadat.

Ciri-ciri akhlak dalam islam

-          Bersifat Rabbani ( ketuhanan )


-          Bersifat Universal, aturannya menyeluruh ke segala aspek.
-          Bersifat Manusiawi
-          Bersifat keseimbangan, yaitu antara lahir dan bathin seimbang.
-          Bersifat realistik, yaitu menjadi penuntun hidup, baik itu individu atau masyarakat.

2.    Pengertian Tasawuf

Beberapa  pengertian tasawuf menurut bahasa, yaitu :


1.      Berasal dari kata “Shuf” yang berarti bulu domba, di sebut demikian karena para ahli sufi
terdahulu selalu memakai baju dari bulu domba yang mana itu melambangkan kesederhanaan.
2.      Dari “Ahlu Shifat” pengertian ini diambil dari kisah para sahabat nabi yang ikut hijrah ke
Madinah bersama Rasulullah, dan mereka selalu tinggal di teras masjid Madinah untuk berdzikir
dan memperbaiki akhlaknya, serta pasrah kepada Allah.
3.      Berasal dari kata “shoofii” (orang suci) yaitu orang-orang yang senantiasa membersihkan
kotoran-kotoran yang ada di hati.
4.      Berasal dari bahasa Yunani “Shofia” yang berarti orang-orang yang bijaksana.
5.      Dari kata “Shaf” yaitu barisan terdepan yang dekat dengan Tuhan.
Namun secara istilah tasawuf berarti orang yang selalu dekat dengan Allah, berlaku bijaksana
dalam hidup dan ma’rifat kepada tuhannya. Tujuan dari tasawuf yaitu agar bahagia lahir dan
bathin serta mendapat ridho Allah SWT.

Sumber-sumber ajaran Tasawuf

1.      Ada sebagian golongan yang mengatakan bersumber dari ajaran Hindu-Budha, padahal teori itu
tidak benar, karena Hindu-Budha tidak berkembang di jazirah Arab (Makkah-Madinah).
2.      Tasawuf murni bersumber dari agama islam mengikuti ajaran Rasulullah SAW, dan tertera
dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186.
Fungsi umum akhlak Tasawuf

-            Menjadikan akhlak Rasulullah sebagai acuan untuk kehidupan kita


-            Dapat menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat
-            Membuat jiwa kita lebih tenang dan teduh
-            Menumbuhkan kesadaran sosial
Sedangkan fungsi khusus dari tasawuf yaitu membersihkan hati, agar memudahkan kita
berhubungan dengan Allah.

3.    Akhlak tercela


a.       Khubbu dunia ( cinta dunia ) ciri-cirinya yaitu takut akan kematian
b.      Thoma’ atau serakah
c.       Mengikuti hawa nafsu
d.      Ujub atau bangga diri
e.       Riya ( pamer atau berbuat suatu kebaikan bukan karena Allah tetapi ingin di puji oleh orang lain
)
f.       Takabbur ( sombong )

Muslim Fiqih Pusat Kajian Fiqih Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Home Doa Shalawat Al-Quran
Fiqih Ulama Hadist Shalat Wudhu Puasa Kitab Kisah Beranda » Hadits » Kumpulan Hadits Nabi
Tentang Akhlak Lengkap Kumpulan Hadits Nabi Tentang Akhlak Lengkap Posted by Khamid
Qurays on 14.00 Hadits Tentang Akhlak - Sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada ALLAH SWT. tentu kita harus selalu menjaga sikap, etika dan akhlak kita kepada
siapapun dan dimanapun agar setiap gerak gerik kita selalu diridhoi oleh ALLAH SWT. wajib
bagi seorang muslim berakhlak yang baik dalam sepanjang hidupnya, karena selain diwajibkan
untuk taat dan beribadah menyembah kepada ALLAH SWT, kita juga wajib berbuat terpuji
kepada sesama manusia dengan menyempurnakan akhlak kita. Contoh terbaik dalam masalah
akhlak tentu saja Nabi kita semua Rasulullah Muhammad SAW. beliaulah makhluk dengan
akhlak terbaik yang harus kita teladani. banyak dalil dalil yang menjelaskan akan ketinggian dan
kesempurnaan ahklak Nabi Muhammad SAW baik ayat ayat Al Quran maupun dalam hadist.
dengan begitu kita sebagai umatnya haruslah mengikuti beliau karena pahala dan balasan yang
dijanjikan oleh ALLAH SWT kepada orang orang yang berakhlakul karimah sangatlah besar.
Sebagaimana kita jelaskan bahwa mengenai permasalahan akhlak ini banyak sekali dibahas
dalam Al-Quran dan hadits Nabi SAW. maka dari itu haruslah kita pelajari untuk selanjutnya
kita terapkan dalam kehidupan sehari hari agar akhlak kita menjadi baik dan mulia terutama
dimata ALLAH SWT. akhlak baik dan terpuji haruslah kita terapkan dalam segala lini kehidupan
terutama dalam sosial pergaulan kita sesama manusia baik dalam rumah tangga, dengan tetangga
serta dengan siapapun. wajib pula bagi kita seorang muslim untuk menjauhi dan menghindari
akhlak tercela yang tidak baik seperti sombong, iri, dengki, pemarah, suka berbohong dan lain
sebagainya. Baca Juga : 19 Amalan di Hari Jumat Sesuai Sunnah Untuk lebih memperjelas lagi
bagaimana pentingya menjaga akhlak yang baik, berikut ini daftar kumpulan hadits Nabi tentang
akhlak lengkap dalam versi teks/tulisan arab beserta arti/terjemahan bahasa indonesianya . . .
hadits tentang akhlak Hadits Tentang Akhlak ‫ق‬ ِ َ‫صالِ َح اَْأل ْخال‬ َ ‫ت ُِألتَ ِّم َم‬ ُ ‫ِإنَّ َما بُ ِع ْث‬. “Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad) ‫ "ِإ َّن لِ ُك ِّل ِد ْي ِن‬: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫قال رسو ُل هللا‬
‫ق اإلسال َم ْال َحيَا ُء‬ ُ ُ‫ ُخلُقًا َو ُخل‬Dari Anas -semoga Allah meridhoinya- dia berkata : Nabi -shalallahu 'alaihi
wa sallam- bersabda : "Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah
rasa malu." (HR. Ibnu Majah) ‫ق َويُب ِْغضُ ِس ْف َسافَهَا‬ ِ َ‫“ ِإ َّن هللاَ َك ِر ْي ٌم يُ ِحبُّ ْال َك َر َم َو َم َعالِ َي اَْأل ْخال‬Sesungguhnya Allah
Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang
rendah/hina. (HR. Bukhori, HR Muslim) ‫ار ُك ْم َأحْ َسنَ ُك ْم َأ ْخالَقًا‬ ِ َ‫إن ِم ْن ِخي‬ َّ Sesungguhnya yang terbaik di
antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya. (HR. Ahmad) ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ ‫ع َْن َأبِي ه َُر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫“ َو َسلَّ َم َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا َو ِخيَا ُر ُك ْم ِخيَا ُر ُك ْم لِنِ َساِئ ِه ْم ُخلُقًا (الترمذى‬Orang mukmin yang paling
sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik di antara kalian
adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi) ‫ت‬ ْ َ‫ع َْن عَاِئ َشةَ قَال‬
‫ار (مسند أحمد‬ َّ
ِ َ‫صاِئ ِم النه‬ َّ
َ ‫ت قَاِئ ِم الل ْي ِل‬ ُ
ِ ‫ك بِ ُح ْس ِن ُخلقِ ِه د ََر َجا‬ ْ ُ َّ
ُ ‫صلى ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم يَقو ُل ِإ َّن ال ُمْؤ ِمنَ يُ ْد ِر‬ ‫هَّللا‬ َّ َ ‫ي‬ َّ
َّ ِ‫ْت النب‬ ُ ‫‘ َس ِمع‬Aisyah –
semoga Allah meridhainya – berkata, “Aku mendengar Nabi – shallallaahu ‘alaihi wassalaam –
berkata, sungguh orang-orang yang beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai
(menyamai) derajat mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam sholat dan seluruh
siangnya dengan berpuasa.” [Musnad Imam Ahmad] ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬ ُ ‫ع َْن َأبِي الدَّرْ دَا ِء قَا َل َس ِمع‬
‫صاَل ِة‬ َّ ‫ب الصَّوْ ِم َوال‬ ِ ‫صا ِح‬ َ َ‫ق لَيَ ْبلُ ُغ بِ ِه د ََر َجة‬ ْ
ِ ُ‫ب حُ ْس ِن ال ُخل‬ َ ‫صا ِح‬ َ ‫ق وَِإ َّن‬ ْ ْ ‫َأ‬
ِ ُ‫ض ُع فِي ال ِمي َزا ِن ثقَ ُل ِم ْن ُح ْس ِن ال ُخل‬ ْ َ ‫( يَقُو ُل َما ِم ْن َش ْي ٍء يُو‬
‫ الترمذي‬Abu Darda’ meriwayatkan: Aku mendengar Nabi Muhammad saw berkata, “Tak ada yang
lebih berat pada timbangan (Mizan, di hari Pembalasan) dari pada akhlak yang baik. Sungguh,
orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan sholat.” (Hadits
riwayat al-Tirmidzi) َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ْال ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم ْال ُم ْسلِ ُمون‬ َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما ع َْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو َر‬
ُ‫“ البخاري) ِم ْن لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه َو ْال ُمهَا ِج ُر َم ْن هَ َج َر َما نَهَى هَّللا ُ َع ْنه‬Orang muslim yang baik adalah yang muslim
lainnya aman dari ganguan ucapan dan tangannya, dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok
Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” (Hadits riwayat Bukhari) ‫ِإ َّن‬
ُ‫ع ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل َشانَه‬ ُ ‫ق اَل يَ ُكونُ فِي َش ْي ٍء ِإاَّل زَ انَهُ َواَل يُ ْن َز‬ َ ‫“ ال ِّر ْف‬Sesungguhnya kelembutan itu tidak berada pada
sesuatu kecuali menghiasinya dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali memperburuknya.” (HR.
Muslim). َ‫ب َوِإ ْن َكان‬ َ ‫ت فِي َو َس ِط ْال َجنَّ ِة لِ َم ْن تَ َركَ ْال َك ِذ‬ ٍ ‫ك ْال ِم َرا َء َوِإ ْن َكانَ ُم ِحقًّا َوبِبَ ْي‬ َ ‫ض ْال َجنَّ ِة لِ َم ْن تَ َر‬ ِ َ‫ت فِي َرب‬ ٍ ‫َأنَا َز ِعي ٌم بِبَ ْي‬
ْ
ُ‫ت فِي ْعلَى ال َجنَّ ِة لِ َم ْن َحسَّنَ ُخلُقَه‬ ‫َأ‬ ٍ ‫ازحًا َوبِبَ ْي‬ِ ‫“ َم‬Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (surga)
bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah
surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah
rumah di surga paling atas bagi orang yang memiliki husnul khuluq.” (HR. Abu Dawud). ‫َأاَل‬
ٍ ‫ار َأوْ بِ َم ْن تَحْ ُر ُم َعلَ ْي ِه النَّا ُر َعلَى ُكلِّ قَ ِري‬ ‫ُأ‬
‫ب هَيِّ ٍن َسه ٍْل‬ ِ َّ‫“ ْخبِ ُر ُك ْم بِ َم ْن يَحْ ُر ُم َعلَى الن‬Maukah kalian aku beritahu tentang
orang yang diharamkan masuk neraka atau neraka diharamkan terhadap setiap orang yang
gampang dekat, lembut perangai, dan mudah.” (HR. Tirmidzi) َ‫“ كاَنَ ُخلُقُهُ ْالقُرْ آن‬Akhlak Rasulullah
adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim) ‫ق َويُ ْب ِغضُ ِس ْف َسافَهَا‬ ِ َ‫“ ِإ َّن هللاَ َك ِر ْي ٌم ي ُِحبُّ ْال َك َر َم َو َم َعالِ َي اَْأل ْخال‬Sesungguhnya
Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak
yang rendah/hina.” [HR. Al-Hakim]. َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اِإْل ي َمانُ بِضْ ٌع َو َس ْبعُون‬ َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫ان (مسلم‬ ِ ‫يق َو ْال َحيَا ُء ُش ْعبَةٌ ِم ْن اِإْل ي َم‬ ِ ‫ضلُهَا قَوْ ُل اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ ْدنَاهَا ِإ َماطَةُ اَأْل َذى ع َْن الطَّ ِر‬ َ ‫“ َأوْ بِضْ ٌع َو ِستُّونَ ُش ْعبَةً فََأ ْف‬Iman itu
lebih dari 70 atau 60 cabang, cabang iman tertinggi adalah mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan
yang terendah adalah membuang gangguan dari jalan, dan rasa malu merupakan sebagian dari
iman.” (Hadits riwayat Muslim) ‫ك بِ ُح ْس ِن ُخلُقِ ِه َد َر َجةَ الصَّاِئ ِم ْالقَاِئ ِم‬ ُ ‫“ ِإ َّن ْال ُمْؤ ِمنَ لَيُ ْد ِر‬Sesungguhnya seorang
mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan ahlak baiknya.” (HR. Abu
Daud) ‫ال اَل يُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِحبَّ َأِل ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه (البخاري‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ‫س ع َْن النَّبِ ِّي‬ ٍ َ‫َح َّدثَنَا قَتَا َدةُ ع َْن َأن‬
“Tidaklah seorang diantara kalian dikatakan beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya apa-
apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri.” (Hadits riwayat Bukhari) ُ ‫صلَّى هَّللا‬ َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
‫ْأ‬
‫“ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َم ْن اَل يَ َمنُ َجا ُرهُ بَ َواِئقَهُ (مسلم‬Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya
tidak aman dari gangguannya.” (Hadist riwayat Muslim) ‫ي‬ ٍّ ‫ار َح َّدثَنَا َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ َم ْه ِد‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ بَ َّش‬
‫هَّللا‬
ِ ‫ق‬ َّ ‫هَّللا‬
ِ َّ‫صلى ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم ات‬ َّ ‫هَّللا‬
َ ِ ‫ال لِي َرسُو ُل‬ َ َ‫ال ق‬ ‫َأ‬
َ َ‫ب ع َْن بِي َذ ٍّر ق‬ ‫َأ‬
ٍ ‫ت ع َْن َم ْي ُمو ِن ْب ِن بِي َشبِي‬ ٍ ِ‫ب ب ِْن بِي ثَاب‬ ‫َأ‬ ِ ‫َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ ع َْن َحبِي‬
ٌ‫يث َح َسن‬ ٌ ‫ق َح َس ٍن قَا َل َوفِي ْالبَاب ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ قَا َل َأبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬ ُ ُ
ٍ ‫اس بِخل‬ َ ‫ق الن‬ َّ ِ ِ‫َح ْيثُ َما ُك ْنتَ َوَأ ْتبِ ْع ال َّسيَِّئةَ ال َح َسنة ت ْم ُحهَا َوخال‬
َ َ َ َ ْ
‫ال َمحْ ُمو ٌد َح َّدثَنَا َو ِكي ٌع ع َْن‬ َ َ‫ب بِهَ َذا اِإْل ْسنَا ِد نَحْ َوهُ ق‬ٍ ‫ص ِحي ٌح َح َّدثَنَا َمحْ ُمو ُد بْنُ َغ ْياَل نَ َح َّدثَنَا َأبُو َأحْ َم َد َو بُو نُ َعي ٍْم ع َْن ُسفيَانَ ع َْن َحبِي‬
ْ ‫َأ‬ َ
‫ال َمحْ ُمو ٌد‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَحْ َوهُ ق‬ َ ‫ب ع َْن ُم َعا ِذ ْب ِن َجبَ ٍل ع َْن النَّبِ ِّي‬ ٍ ‫ت ع َْن َم ْي ُمو ِن ْب ِن َأبِي َشبِي‬ ٍ ِ‫ب ب ِْن َأبِي ثَاب‬ ِ ‫ُس ْفيَانَ ع َْن َحبِي‬
ٍَّ‫يث َأبِي ذر‬ ُ ‫َّحي ُح َح ِد‬ ِ ‫ َوالص‬Dari Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
bersabda kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah
setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia
dengan akhlak yang baik." (Sunan Tirmidzi) ‫ش ْالبَ ْغدَا ِديُّ َح َّدثَنَا َحبَّانُ بْنُ ِهاَل ٍل‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا َأحْ َم ُد بْنُ ْال َح َس ِن ْب ِن ِخ َرا‬
‫ال ِإ َّن ِم ْن‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬ َ ‫ضالَةَ َح َّدثَنِي َع ْب ُد َربِّ ِه بْنُ َس ِعي ٍد ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن ْال ُم ْن َك ِد ِر ع َْن َجابِ ٍر َأ َّن َرس‬ َ َ‫ك بْنُ ف‬ ُ ‫َح َّدثَنَا ُمبَا َر‬
َّ ْ
َ‫ي َو ْب َع َد ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم القِيَا َم ِة الثرْ ثَارُون‬ ‫َأ‬ َّ َ‫َض ُك ْم ِإل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ْ
َ ‫ي َو ق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم القِيَا َم ِة َحا ِسنَ ُك ْم ْخاَل قًا َوِإ َّن ْبغ‬ ْ ‫َأ‬ َّ َ‫َأ َحبِّ ُك ْم ِإل‬
‫ال ْال ُمتَ َكبِّرُونَ قَا َل َأبُو ِعي َسى َوفِي‬ َ َ‫َو ْال ُمتَ َش ِّدقُونَ َو ْال ُمتَفَ ْي ِهقُونَ قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَ ْد َعلِ ْمنَا الثَّرْ ثَارُونَ َو ْال ُمتَ َش ِّدقُونَ فَ َما ْال ُمتَفَ ْي ِهقُونَ ق‬
‫ضالَةَ ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬ َ َ‫ك ب ِْن ف‬ ْ
ِ ‫يث ع َْن ال ُمبَا َر‬ َ ‫ضهُ ْم هَ َذا ْال َح ِد‬ ُ ‫َريبٌ ِم ْن هَ َذا ْال َوجْ ِه َو َر َوى بَ ْع‬ ِ ‫يث َح َس ٌن غ‬ ٌ ‫ْالبَاب ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َوهَ َذا َح ِد‬
‫صحُّ َوالثَّرْ ثَا ُر ه َُو ْال َكثِي ُر ْالكَاَل ِم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َولَ ْم يَ ْذ ُكرْ فِي ِه ع َْن َع ْب ِد َربِّ ِه ْب ِن َس ِعي ٍد َوهَ َذا َأ‬ َ ‫ْال ُم ْن َك ِد ِر ع َْن َجابِ ٍر ع َْن النَّبِ ِّي‬
َ ُ
‫اس فِي الكَاَل ِم َويَ ْبذو َعل ْي ِه ْم‬ ْ َّ
ِ ‫او ُل َعلى الن‬ َ َ
َ ‫ق ال ِذي يَتَط‬ َّ ْ
ُ ‫ َوال ُمتَ َش ِّد‬Dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat
duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan
sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari
kiamat ialah orang yang paling banyak bicara (kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok
manusia)." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak
bicara itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang-orang yang sombong." (Hr Tirmidzi) ‫َأ َّن َر ُجاًل قَا َل لِلنَّبِ ِّي‬
ْ‫ضب‬ َ ‫ال اَل تَ ْغ‬ َ َ‫ضبْ فَ َر َّد َد ِم َرارًا ق‬ َ ‫ال اَل تَ ْغ‬ َ َ‫صنِي ق‬ ِ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأو‬ َ “Seseorang berkata kepada Rasulullah saw,
‘Nasihati aku!’ Beliau bersabda, ‘Jangan marah!’ beliau mengulang beberapa kali, ‘Jangan
marah!” (Bukhari). َ‫ير َوَأبُو ُأ َسا َمةَ ع َْن ِم ْس َع ٍر ع َْن ِزيَا ِد ْب ِن ِعاَل قَةَ ع َْن َع ِّم ِه قَا َل َكان‬ ٍ ‫يع َح َّدثَنَا َأحْ َم ُد بْنُ بَ ِش‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ بْنُ َو ِك‬
‫يث َح َس ٌن‬ ٌ ‫ال َواَأْل ْه َوا ِء قَا َل َأبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬ ِ ‫ق َواَأْل ْع َم‬ ِ ‫ت اَأْل ْخاَل‬ ِ ‫ك ِم ْن ُم ْن َك َرا‬ َ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ ب‬ َ ‫النَّبِ ُّي‬
َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم‬ َّ
َ ‫صا ِحبُ النبِ ِّي‬ َ ‫ك‬ ُ ْ ُ
ٍ ِ‫َريبٌ َو َع ُّم ِزيَا ِد ب ِْن ِعاَل قَةَ ه َُو قطبَة بْنُ َمال‬ ِ ‫ غ‬Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
mengucapkan: "ALAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN MUNKARAATIL AKHLAAQ
WAL A'MAALI WAL AHWAAAI" (Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai
kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu)." (Hr Turmidzi) ‫ب ُم َح َّم ُد بْنُ ْال َعاَل ِء َح َّدثَنَا‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا َأبُو ُك َر ْي‬
َ‫اس ْال َجنَّة‬ َ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن َأ ْكثَ ِر َما يُ ْد ِخ ُل الن‬ َ ِ ‫ال ُسِئ َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫يس َح َّدثَنِي َأبِي ع َْن َجدِّي ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ ق‬ َ ‫َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ِإ ْد ِر‬
ٌ‫َريب‬ ِ ‫ص ِحي ٌح غ‬ َ ‫يث‬ ‫َأ‬
ٌ ‫ال الفَ ُم َوالفَرْ ُج قَا َل بُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬ ْ ْ ‫َأ‬
َ َّ‫ق َو ُسِئ َل ع َْن ْكثَ ِر َما يُ ْد ِخ ُل الن‬
َ َ‫اس النَّا َر فَق‬ ُ ْ
ِ ‫فَقَا َل تَ ْق َوى هَّللا ِ َو ُحسْنُ ال ُخل‬
ُّ‫يس هُ َو ابْنُ يَ ِزي َد ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن اَأْلوْ ِدي‬ َ ‫ َو َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ِإ ْد ِر‬Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke
dalam surga, maka beliau pun menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan
beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka,
maka beliau menjawab: "Mulut dan kemaluan." (Tirmidzi) ُ‫َح َّدثَنَا ابْنُ َأبِي ُع َم َر َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ َح َّدثَنَا َع ْمرُو بْن‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َما َش ْي ٌء َأ ْثقَ ُل فِي‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ك ع َْن ُأ ِّم الدَّرْ دَا ِء ع َْن َأبِي الدَّرْ دَا ِء َأ َّن النَّب‬ ٍ َ‫َار ع َْن ا ْب ِن َأبِي ُملَ ْي َكةَ ع َْن يَ ْعلَى ْب ِن َم ْمل‬ ٍ ‫ِدين‬
َ‫ش ْالبَ ِذي َء قَا َل َأبُو ِعي َسى َوفِي ْالبَاب ع َْن عَاِئ َشةَ َوَأبِي ه َُري َْرة‬ َ ‫ق َح َس ٍن َوِإ َّن هَّللا َ لَيُ ْب ِغضُ ْالفَا ِح‬ ٍ ُ ‫ل‬ ‫خ‬ُ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ة‬
ِ ‫م‬
َ ‫ا‬َ ‫ي‬ِ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫م‬
َ ِ ْ‫و‬ َ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ْؤ‬ ‫م‬ُ ْ
‫ال‬ ‫ن‬
ِ ‫ِم‬
‫ا‬ َ
‫ز‬ ‫ي‬
‫ص ِحي ٌح‬ ٌ
َ ‫ك َوهَذا َح ِديث َح َسن‬ ٌ َ َ َ
ٍ ‫س َو َسا َمة ْب ِن ش ِري‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
ٍ َ‫ َو ن‬Dari Abu Darda` bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak
pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap
seorang yang keji lagi jahat."(Sunan Tirmidzi) ً ‫اس ُخلُقا‬ ِ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأحْ َسنَ الن‬ َ ِ‫َكانَ َرسُوْ ُل هللا‬
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.”(Bukhori wa
Muslim) Sekian mengenai Kumpulan Hadits Nabi Tentang Akhlak Lengkap. seluruh hadist
diatas adalah menunjukkan kemuliaan, keutamaan, manfaat bagi mereka yang berakhlak terpuji.
juga menunjukkan kerugian bagi mereka yang memiliki sifat tercela. semoga bermanfaat dan
menjadikan kita semakin baik, semakin taat dan semakin dekat dengan ALLAH SWT. wallahu
a'lam. Suka dengan artikel ini? bagikan Facebook Google+ Twitter Artikel Terkait Kumpulan
Hadist Tentang Kebersihan Dalam Islam Kumpulan Hadist Nabi Muhammad SAW Tentang
Cinta Kumpulan Hadist Tentang Sabar Dalam Islam Kumpulan Hadist Nabi Tentang Menuntut
Ilmu Kumpulan Hadits Nabi Tentang Akhlak Lengkap Kumpulan Hadist Nabi Tentang
Keutamaan Sedekah Kumpulan Hadist Nabi Tentang Ikhlas Kumpulan Hadist Nabi Tentang
Sholat Label: Hadits Posting Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Source: http://muslimfiqih.blogspot.co.id/2017/02/kumpulan-hadits-nabi-tentang-akhlak.html

Anda mungkin juga menyukai