Anda di halaman 1dari 76

HIKMAH PENERAPAN HAK DAN KEWAJIBAN

SUAMI ISTRI DALAM KITAB UQUDU LUJAIN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
H.M Lukman Edy Pekanbaru
Untuk memenuhi beban studi pada Strata Satu Hukum
Keluarga

OLEH ZAKARIA HERNANDA NIM: 1702302

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
H.M LUKMAN EDY PEKANBARU
TAHUN 2021/2022

SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : ZAKARIA HERNANDA

NIM : 1702302

Program Studi : Hukum Keluarga

i
Alamat : Kota Bangun

Judul Penelitian : Hikmah Penerapan Hak dan Kewajiban Suami Istri Didalam

Kitab Uqudu Lujain

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil penelitian saya ini tidak terdapat

unsur-unsur penjiplakan karya atau karya ilmiah yang pernah dilakukan atau

dibuat oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini

dan disebutkan dalam sumber kutipn dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat unsur

penjiplakan dan ada klaim dari pihak lain maka saya bersedia untuk diproses

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan

dari siapapun.

Pekanbaru,.......................................

Hormat Saya,

Materai
6000

ZAKARIA HERNANDA
NIM:1702302

BUKTI KONSULTASI / BIMBINGAN


PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA/PERBANKAN SYARIAH

Nama : Zakaria Hernanda

NIM : 1702302

ii
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Yahanan, M. Sy 2. Dr. Firman Surya Putra

D.E.S.A

Judul Penelitian : Hikmah Penerapan Hak dan Kewajiban Suami Istri

Dalam Kitab Uqudu Lujain

NO TANGGAL MATERI KONSULTASI TANDA TANGAN

Pekanbaru.......................................

Mengesahkan,

Ketua Program Studi,

...........................................................
NID:

FORMULIR PENGAJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Zakaria Hernanda

NIM : 1702302

Program Studi : Hukum Keluarga

iii
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan ketetapan dosen

pembimbing skripsi saya yang berjudul: Hikmah penerapan Hak dan

Kewajiban Suami Istri Dalam kitab Uqudu Lujain.

Adapun nama-nama dosen pembimbing yang saya usulkan adalah sebagai berikut:

1. Dr.Yahanan, M. Sy

2. Dr. Firman Surya Putra D.E.S.A

Sebagai bahan pertimbangan berikut saya Lampiran:

1. Duah buah Proposal Penelitian

2. Surat keterangan sebagai mahasiswa aktif

3. Fotocopy KHS smester I sampai dengan smester VI

Demikian permohonan saya, atas atas perhatian dan perkenaanya saya ucapkan

terimakasih.

Pekanbaru,

Pemohon

ZAKARIA HERNANDA
NIM: 1702302
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAAN UJIAN PROPOSAL SKRIPSI DARI PEMBIMBING
Proposal skripsi dengan judul : Hikmah penerapan hak dan kewajiban
suamiistri dalam kitab uqudu lujain ini telah di periksa dan disetujui untuk diuji.

Pekanbaru, 20/4/2021

Pembimbing I

(Dr. YAHANAN. M.Sy)

Pekanbaru, 20/4/2021

Pembimbing II
iv
(Dr. FIRMAN SURYA PUTRA. D.E.S.A)

Pekanbaru, 20/4/2021

Mengetahui

Ketua Program Studi

(MAWARDI. M.HI)

PENGESAHAN PERBAIKAN SEMINAR PROPOSAL

Nama : Zakaria Hernanda

Nomor Induk Mahasiswa : 1702302

Hari / Tanggal Ujian : 29 April 2021

Judul Proposal Ujian : Hikmah Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Ktab

Uqudu Lujain

Isi Proposal : Proposal ini sudah sesuai dengan masukan dan saran

yang diberikan dala m seminar proposal.


No NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1 Dr. Afiq Budiawan. M.HI Ketua penguji

2 Dr. Firman Surya Putra, D.E.S.A Penguji I

3 Dr. Azzuhri Al-Bajuri, M.HI Penguji II

Mengetahui pekanbaru, 1 Juni 2021

Ketua STAI H.M Lukman Edy Pekanbaru Peserta Seminar

v
(Dr. Afiq Budiawan, M.HI) (Zakaria Hernanda)

NIDN : 212 512 860 NIM : 1702303

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii

BUKTI KONSULTASI ................................................................................ iii

FORMULIR PENGAJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah.................................................................... 4 C.
Batasan Masalah ......................................................................... 5 D.
Rumusan Masalah....................................................................... 5 E.
Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 G.
Defenisi Istilah ........................................................................... 7
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 11

A. Kerangka Teoritis ....................................................................... 11


B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 30

vi
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 33
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................. 33 B.
Data Dan Sumber Data ............................................................... 34
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34 D.
Teknik Analisis Data .................................................................. 35
E. Tahap-Tahap Penelitian .............................................................. 36
F. Jadwal Penelitian ........................................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 44

A. Hasil Penelitian ...........................................................................


44
B. Pembahasan ................................................................................
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 63

A. Kesimpulan ................................................................................ 63
B. Saran .......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65

vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua

makhluknya, tidak terkecuali manusia, hewan dan tumbuhan1. Pernikahan

adalah suatu cara yang di pilih Allah Swt sebagai jalan bagi mahluknya untuk

berkembang biak dan melestarikan hidupnya.

Di dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan adalah

naluri segala mahluk Allah Swt yang hidup di bumi, termasuk manusia,

sebagaimana firmanya dalam Q.S Az-Zariyat:49

َُّ ‫َو ِم ْن ُكل َش ْي ٍء خَ لَ ْقنا َ َزوْ َج ْين ل َع‬


َ‫َلك ْم ت َذ ََّكرُوْ ن‬
2
ِ ِ
Artinya :
dan segala sesuatu kami ciptakan berpaasang-passangan supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah3

Nikah menurut bahasa ialah “berkumpul menjadi satu” termasuk arti

tersebut adalah perkataan orang Arab “pepohonan itu saling condong dan

berkumpul.

Sedangkan menurut syara’ adalah “akad yang berisikan

pembolehan melakukan persetubuhan ngan menggunakan lafal nikah. Menurut

para As-

1 Sayyid,Sabiq. Fiqih Sunnah Terj.Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahmah. (Jln.
Mataram Dalam III No. 3 : Tinta Abadi Gemilang, 2013). Hlm.193
2 Segara bekasi, cipta karya.”Al-Qur’an dan terjemahnya”.(Bekasi: cipta karya bekasi,2014).hlm.
417
3 Segara bekasi, cipta karya.”Al-Qur’an dan terjemahnya”.(Bekasi: cipta karya bekasi, 2014).hlm.
417
2

Shahih bahwa kata nikah itu menurut makna hakikat adalah “akad”, sedang

majaznya adalah persetubuhan4.

Ikatan perkawinan merupakan ikatan erat yang menyatukan seorang laki-laki

dan perempuan. Di dalam ikatan tersebut terdapat komitmen yang mengikat

suami-istri untuk saling melengkapi dengan memenuhi hak dan kewajiban

masing-masing. Dan dalam hal memenuhi hak dan kewajiban ini bukanlah

tanpa alasan, jika hal ini tidak dilakukan maka hikmah pernikahan yang

menghasilkan keluarga sakinah mawaddah dan rohmah tidak akan tercapai.5

Seperti halnya firman Allah Swt dalam Q.S Ar-Rum : 21

‫نو ا اِ َل‬ ُ ‫ك ْم ازَْ َو اجا ً لِت َْس‬


ُْ ‫ك‬ َُ ‫ق‬
ُِ ‫لك ْم ِم ْن ا نَْف‬
ُ ‫س‬ َ ‫َو ِم ْن َءايت ِه انَْ خَل‬

‫ت لِق َْو‬ َ ِ‫ك ْم َّم َو د ةًَّ َّو َر حْ َم ةً ’ ذ اَ ل‬


َِ َ‫ك َل ي‬ ُ َ‫ب يْ ن‬
َ ‫يْ هَا َو َج َع َل‬

6 ََّ َ‫ي تف‬


َ‫ك ُر وْ ن‬ َ ‫ٍم‬

Artinya:
dan diantara kekuasaanya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya ,
dan dijadikanya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir78.

4 As’ad,ally. Terjemah fathul mu’in.(kudus:menara kudus, 2005). Hlm. 1


5 Ahmad Mudjab Mahally. Wahai Pemuda Menikahlah. (Yogyakarta: Menara
Kudus, 2002). Hlm.42
6 Segara bekasi, cipta karya.Al-qur’an dan terjemahnya. (Bekasi: cipta karya bekasi,
2014).Hlm.644
7 Segara bekasi, cipta karya.Al-qur’an dan terjemahnya. (Bekasi: cipta karya bekasi,
8 ).Hlm.644
3

Dari ayat tersebut bisa kita simpulkan bahwa tiap orang dari pasangan suami-

istri itu akan memperoleh ketentraman dan kesenangan serta hidup rukun dan

damai dengan pasanganya(keluarganya).9

Apabila akad nikah telah berlangsung, maka menimbulkan suatu ikatan,

dengan demikian, akad tersebut juga menimbulkan hak serta kewajiban

selaku Suami-istri dalam keluarga. Hak suami terhadap istri, hak istri

terhadap suami, kewajiban suami kepada istri, kewajiban istri kepada suami

serta hak kewajiban bersama di dalam keluarga. 10

Dalam hal melaksanakan hak dan kewajiban selaku suami-istri di dalam

rumah tangga tentunya tidak hanya semerta-merta melakukan saja. Terdapat

maksud dan tujuan dari pelaksanaan hak dan kewajiban suami-istri di dalam

rumah tangga, atau sering kita sebut sebagai hikmah dari pelaksanaan hak dan

kewajiban selaku suami-istri di dalam rumah tangga.

Selaku pasangan suami-istri, haruslah mengetahui hak dan kewajiban

masing-masing. Karena dari fahamnya hak dan kewajiban maka semakin

dekat dengan tujuan dan hikmah dari sebuah pernikahan. Tentunya tidak

hanya faham dan melakukan saja, namun juga disertai dengan pengertian hati

tentang keadaan rumah tangga dan keselarasan dalam menerima keluarganya

lahir dan batin.

Dan tentunya masih sangat jarang sekali pasangan suami-istri yang mengerti

dan faham tentang hak dan kewajiban selaku suami-istri. Sehingga harus

diperhatikan sekali apa saja hak dan kewajiban kita sebagai suami atau istri.

9 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 791
10 Kholirurrohmah,muhammad.Sentuhan malam pertama.(Jombang:darul hikmah, 2008).Hlm.16
4

Karna semakin kita banyak mengerti atau faham dengan hak dan kewajiban

suami-istri maka semakin dekat dengan tujuan dari pernikahan.

3
Dari keterangan diatas, penulis ingin menggali apa saja hikmahhikmah dari

pelaksanaan hak dan kewajiban selaku suami-istri di dalam rumah tangga.

Karna memang sangat jarang di temukan tulisan atau buku yang menjelaskan

tentang hikmah dari pelaksanaan hak dan kewajiban suamiistri di dalam

rumah tangga.

Berdasarkan keterangan diatas maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian yang di tuangkan dalam karya imiah yang berjudul: “

Hikmah penerapan hak dan kewajiban suami-istri dalam kitab uqudu

lujain “.

B. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang di kemukakan pada latar belakang, maka

dapat di identifikasi masalah-masalah berikut:

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hak dan kewajiban

suamiistri di dalam kehidupan berumah tangga dan sehari-hari.

2. Sulit menerima keadaan rumah tangga yang di jalani sehingga terus

merasa bahwa haknya tidak terpenuhi.


5

3. Kelalaian dalam melaksanakan kewajiban suami atau istri dalam

kehidupan rumah tangga

4. Tidak ada niat untuk saling mengerti dan memahami serta tidak ada

tujuan untuk mencapai hikmah dari sebuah pernikahan

C. Batasan Masalah

Di dalam rumah tangga, selain hak dan kewajiban suami-istri, masih

banyak hal-hal yang terkait di dalam hubungan suami- istri. Oleh karena itu,

penulis membatasi penelitianya hanya pada:

1. Hak dan kewajiban suami-istri di dalam kitab uqudu lujain

2. Hikmah dari penerapan/pelaksanaan hak dan kewajiban suami-istri

dalam kitab uqudu lujain

D. Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian latar

belakang tersebut, penulis dapat merumuskan permasalahanya sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah hak dan kewajiban suami-istri di dalam kitab uqudu

lujain?

2. Bagaimanakah hikmah pelaksanaan hak dan kewajiban suami-istri

dalam kitab uqudu lujain?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hak dan kewajiban selaku suami-istri sesuai dengan

kitab uqudu lujain, supaya menjadi acuan bagi para passangan


6

suamiistri untuk saling memenuhi kewajibanya serta saling menerima

hak-

5
nya sebagai suami maupun istri sesuai dengan keadaan keluarga yang di

jalani

2. Mewujudkan keluarga harmonis jauh dari kerusakan yang mampu

mengikis mental generasi yang akan datang. Dengan menjadi sumber

pengetahuan khususnya rumah tangga masa kini dan masa yang akan

datang, agar jauh dari kerusakan moral di dalam rumah tangga.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat bagi penulis sendiri ialah menjadi suatu acuan dan bekal dalam

menghadapi masa yang akan datang, juga menambah wawasan, Bagi pihak

STAI Le dan para mahasiswa lainya, serta menjadi referensi bagi penelitian-

penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

1. Manfa’at Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangsi

pemikiran dalam memperkaya konsep di dalam kehidupan rumah tangga,

terutama bagi para generasi muda yang akan menuju jenjang rumah tangga

kelak.
7

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi suatu bahan

pemecahan suatu masalah yang berkaitan dengan rumah tangga terutama

hak dan kewajiban suami-istri.

Selanjutnya penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi pemuda pemudi

yang masih memiliki jiwa muda yang berapi-api namun terkadang

membakar diri sendiri. Dan meluruskan tentang hak dan kewajiban

suamiistri di dalam rumah tangga masa kini yang di penuhi dengan

modernisasi. Agar keluarga-keluarga yang akan datang dapat memahami

apa itu hak dan kewajiban selaku suami istri.

G. Definisi Istilah

Berdasarkan fokus dan rumusan masalah penelitian, maka uraian

definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hikmah

Arti atau makna/manfaat11

2. Penerapan

Proses, cara, perbuatan, menerapkan12

3. Hak

Hak ialah suatu hal yang benar,milik, kepunyaan, kewenangan,

kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau

menuntut sesuatu, derajat atau martabat13

11 Departemen Pendidikan Nasional.kamus besar bahasa indonesia. (Jakarta: gramedia pustaka


utama, 2008) Hlm 523
12 Departemen Pendidikan Nasional.kamus besar bahasa indonesia.( Jakarta: gramedia pustaka
utama, 2008) Hlm 1506
13 Departemen Pendidikan Nasional.kamus besar bahasa indonesia.( Jakarta: gramedia pustaka
utama, 2008) Hlm 502
8

4. Kewajiban

Kewajiban ialah sesuatu yang di wajibkan, sesuatu yang harus di

laksanakan,keharusan, pekerjaan, tugas, tugaas menurut hukum, segala

sesuatu yang menjadii tugas manusia, kewajiabn atas dasar norma benar

7
dan salah sebagaimana di terima dan di akui oleh masyarakat, dan

lingkungan sosial14

5. Suami

Suami adalah pria yang menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita 15.

Suami juga merupakan kepala/pemimpin suatu kelurga yang terdiri dari

suami,istri dan anak.

6. Istri

Istri adalah wanita yang telah menikah atau yangbersuami,wanita yang

dinikahi.16

14 Departemen Pendidikan Nasiona.kamus besar bahasa indonesia.( Jakarta: gramedia pustaka


utama, 2008) Hlm 1613
15 Departemen Pendidikan Nasional.2008.kamus besar bahasa indonesia. Jakarta:
gramedia pustaka utama, 2008) Hlm 1378
16 Departemen Pendidikan Nasional.kamus besar bahasa indonesia.( Jakarta: gramedia pustaka
utama, 2008) Hlm 566
9

7. Imam Nawawi

Imam Nawawi ialah seorang ulama yang memiliki nama Muhammad bin

Umar bin Ali an-Nawawi al-Bantani al- Jawi, beliau adalah salah satu

ulama nusantara bertaraf internasional, banyak hasil karya beliau yang

menjadi rujukan utama berbagai pesasntren di tanah air,bahkan luar

negeri dari dahulu hingga masa kini. Dan beliau merupakan salah satu

imam di Masjidil Haram setelah gurunya uzur, dan beliau begitu masyhur

di tanah suci.17

8. Kitab
Kitab menurut bahasa ialah buku, merupakan bahasa Arab,sedangakan

menurut istilah ialah kumpulan wahyu dari Allah Swt yang di turunkan

kepada semua Rosulnya yang tertulis dalam lembaran, kemudian di

jadikan satu menjadi sebuah buku.18

9. Uqudu lujain

Uqudu lujain ialah sebuah buku yang berbahasa Arab, atau yang di kenal di

kalangan pesantren nusantara ialah kitab yang berisikan pelajaran seperti

halnya buku pelajaran, yang mana kitab ini di karang dan ditulis oleh

Imam Nawawi al-Bantani al-Jawi, yang mana kitab ini menerangkan

tentang hak dan kewajiban suami-istri dalam rumah tangga, serta kisah-

kisah dan hadis tentang ganjaran bagi suami yang sabar dan istri yang

taat.19

17 Kholilurrohman . Sufisme dalam tafsir Nawawi. (Jombang: darul hikmah, 2019) hlm 5
18 Departemen Pendidikan Nasional.kamus besar bahasa indonesia.( Jakarta: gramedia pustaka
utama, 2008) Hlm 731
19 Kholilurrohmah. Sentuhan Malam Pertama.( Jombang : Darul Hikmah. 2008) Hlm. 5
10

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah:

Bab I : Pendahuluan, memuat penjelasan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi istilah, dan

sistematika penulisan.

Bab II : Landasan teori, berisi kerangka teoritis da penelitian terdahulu.

9
Bab III : Metode penelitian, berisikan pendekatan dan jenis penelitian,
data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa
data, tahap-tahap penelitian, dan jadwal penelitian.

Bab IV :
Berisikan hasil penelitian dan pembahasan yang

mendiskripsikan tentang analisa data dan pembahasan yang


menggunakan teori dalam Bab II.

Bab V : Berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan memberikan


gambaran konkrit tentang rumussan penelitian, sedangkan

saran adalah rekomendasi terhadap berbagai pihak yang

berhubungan dengan rumusan masalah penelitian


BAB II LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Hikmah
Dalam bahasa indonesia kata hikmah diartikan sebagai kebijaksanaan dan

kesaktian20 sehingga orang yang memiliki hikmah adalah orang yang

memiliki kebijaksanaan atau kessaktian. Sedangkan kata hikmah adalah

katakata yang mengandung kebijaksanaan dan kesaktian.

Di dalam kitab-kitab tafsir, kata-kata hikmah terkadang didefinisikan

dengan makna Al-Qur’an, terkadang dengan makna As-Sunnah atauu

kenabian. Karena itulah diriwayatkan dalam beberapa hadits tentang do’a

Rosulullah kepada Abdullah bin Anas yang berbunyi, “semoga Allah Swt

mengajarkan hikmah kepadanya dan faham dalam agama”. Maksudnya

adalah faham dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta mengamalkan

keduanya. Adapun hikmah dalam Al-Qur’an maka maksudnya adalah

mengenai kebenaran dan mengamalkanya21.

Al-Alusi mengemukakan dalam tafsirnya, bahwa yang dimaksud dengan

hikmah adalah meletakan sesuatu pada tempatnya, atau pemahaman

20 Departemen Pendidikan Nasional.kamus besar bahasa indonesia. (Jakarta:


gramedia pustaka utama, 2008) Hlm 523
21 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237.
Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan 11
Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.
Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
12

terhadap Agama, baik yang bersumber dari Al-Qur’an maupun Hadits, lebih

lanjut ia mengemukakan hikamh itu menjadi dua, ada yang berbentuk teoritis

dan ada yang berbentuk praktis.22

Sedangkan Ibnu Asyur bahwa yang disebut dengan hikmah adalah

penyempurnaan ilmu pengetahuan dan pengamalan sesuai dengan kapasitas

ilmu yang dimiliki. Begitu juga dengan Ibnu Rajab memberikan komentar

tentang makna hikmah yang mencakup semua makna. Ia mengatakan, yang

dimaksud dengan hikmah adalah segala yang menghalangi dari kebodohan

dan mencegah dari kejelekan.23

Kata hikmah berasal dari kata “hakama” kata yang menggunakan

huruf ha, kaf, dan mim. Yang oleh Ibnu Faris diartikan sebagai Al-Mani’ yang

menghalangi, seperti hakam yang menghalangi terjadinya penganiayaan,

kendali bagi hewan disebut sebagai hakama yang berarti menghalangi hewan

tersebut untuk mengarah kepada yang tidak diinginkan atau liar.24

Menurut Muhammad Quraish Shihab hikmah juga terambil dari kata

“hakama” yang pada mulanya yang berarti menghalangi. Dari akar kata yang

sama dibentuklah kata yang bermakna kendali, yakni sesuatu yang fungsinya

mengantarkan kepada yang baik dan menghindarkan yang buruk. Untuk


22 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237. Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.
Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan
23 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237. Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.
Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan
24 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237.
Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan

Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.


Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
13

mencapai maksud tersebut diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk

menerapkannya.25

Thahir Ibn Al-Asyur menggaris bawahi bahwa hikmah adalah nama

himpunan segala ucapan atau pengetahuan yang mengarah kepada perbaikan

kebaikan dan kepercayaan manusia secara bersinambung. Thabathaba‟i

mengutip ar-Raghib al-Asfahani yang menyatakan secara singkat bahwa

hikmah adalah sesuatu yang mengena kebenaran berdasar ilmu dan akal.26

Para mufassir memahami kata hikmah di dalam Al-Qur‟an dengan berbagai

makna. Di antaranya, dalam tafsir Ibnu Katsir hikmah adalah pemahaman

dalam Agama. Sedang menurut Bisri Mustafa dalam kitab

tafsirnya, Tafsir Al-Ibriz Li Ma‟rifati Tafsir al-Qur‟an. Ia menafsirkan kata

hikmah dengan ilmu yang bermanfaat seperti penjelasannya ketika

menafsirkan dan menjelaskan surah Al-Baqarah ayat 269.27

Al-Farabi seorang tokoh Filsafat Islam, mendefinisikan kata hikmah sebagai

pengetahuan tertinggi menyangkut eksistensi-eksistensi yang paling utama.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Al-Syahrastani bahwa hikmah adalah

ilmufilsafat.38 Di katakan demikian karena hikmah adalah suatu disiplin ilmu

yang berkaitan dengan perkataan, pemikiran dan perbuatan (action). Orang

25 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237. Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.


Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan
26 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237. Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.
Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan
27 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237.
Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan

Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.


Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
14

yang pertama kali memakai istilah filsafat yang diambil dari kata hikmah

adalah Phytagoras Filosof Yunani yang hidup pada abad keenam sebelum

Nabi Isa.28

Selain Al-Farabi dan Al-Syahrastani, Ibnu Rusyd juga memahami hikmah

sebagai ilmu filsafat ini bisa dibuktikan dari bagaimana Ibnu Rusyd seringkali

memakai kata hikmah bahwa sesungguhnya.hanya antara syari‟ah dan filsafat

tidaklah bertantangan bahkan kata Ibnu Rusyd, filsafat adalah saudara

perempuannya syari‟ah. Lebih simpelnya, ini tampak jelas dari judul yang

dipakai oleh Ibnu Rusyd dalam mengaitkan antara syari‟ah dan filsafat yaitu,

Fasl al-Maqal wa Taqriru ma Baina al-Syariah wa al-Hikmah min al-

Ittisal.29

Dengan demikian, menurut Thabathaba‟i hikmah adalah argumen yang

menghasilkan kebenaran yang tidak diragukan, tidak mengandung kelemahan

dan tidak juga kekaburan. Hikmah tidak perlu disipati dengan sesuatu karena

dari maknanya telah diketahui bahwa dia adalah sesuatu yang mengena

kebenaran berdasarkan ilmu dan akal.

Hikmah tersebut ada yang bersifat fitrah dan ada pula yang berawal dari

usaha. Dan di antara sebab-sebab untuk mendapatkan hikmah tersebut adalah

28 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237. Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.


Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan
29 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237.
Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan

Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.


Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
15

paham dalam Agama, dan menebarkan kebaikan baik kepada sesama manusia

atau makhluk Allah yang lainnya. Di antara pengertian hikmah

Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.


Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
16

adalah, memahami Al-Qur‟an mengenai kebenaran dan mengamalkannya,

dan meletakkan sesuatu pada tempatnya.30

2. Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an


a. Surat Al-Baqoroh ( Ayat 129, 151, 231, 269 )
‫يز‬ َ ‫ث ف ْيِ ِه ْم َرسُوْ الً ِم ْنهُ ْم ي ْتَل ُوا عَليَْ ِه ْم أيَت ََِك َوي ُع َِل ُمهُ ُم َو ْال ِح ْك َمةَ ْال ِك‬
َُ ‫تب َو‬ ْ ‫َربنَّا َ َوابَْ َع‬
31
.‫ك ا ْنَتَ ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬
ََّ ِ‫ ان‬,‫ِك ْي ِه ْم‬

“ (Ya tuhan kami) utuslah di tengah mereka seorang Rosul dari kalangan
mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat- Mu dan
mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka dan mensucikan mereka.
Sungguh Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-
Baqoroh : 129)”32
َُ ‫ار َس ْلنا َ ف ْيِ ُك ْم َر سُوْ الً ِم ْن ُك ْم ي ْتَل ُْوا عَليَْ ُك ْم َءايتَنِا َ َو‬
‫يز ِك ْي ُك ْم َو َع ِل ُم ُك ُم‬ َْ ‫َك َمآ‬
33
ُْ ْ‫تب َو ْال ِح ْك َمةَ َوي َُع ِل ُم ُك ْم َّما ل َْم ت َُكو‬
. َ‫نوا ت َْعل َُموْ ن‬ َ ‫ْال ِك‬
“(petunjuk itu ) sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rosul dari
golonganmu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu, membersihkan
Kamu (dari sifat syirik dan lain-lain kelakuan jahat), mengajarkan kepadaMu
(isi) kitab (Al-qur’an Al-Karim) dan hikmah, serta mengajarkan kepada-
Mu hal-hal yang belum Kamu ketahui. (QS.Al-Baqoroh : 151)”34

َُّ ْ‫س رحُو‬


‫هن‬ ٍ ْ‫َواِذاَ طَلَّ ْقت ُُم الن َِسآ َء فبََل َْغنَ ا َجَلهَُ َّن فَأ َْم ِس ُكه َُّن ب َِم ْعرُو‬
ِ َ ‫أو‬
َْ ‫ف‬

َ ِ‫ َو َم ْن يَ ْفعلْ ذاَل‬,‫ض َرارًا لِت َْع تد َُْوا‬


‫ك فقَ َْد ظَل َم‬ َُّ ْ‫ َوالَ ت ُْم ِس ُكو‬,‫ف‬
ِ ‫هن‬ ٍ ْ‫ب َِم ْعرُو‬

‫ َو ْذ ُكرُوْ ا ن ِْع َمتَ اللِّ عَليَْ ُك ْم َو َما أنَْ َز َل‬,‫ت ال ِّل هُ ُز ًوا‬ َ ‫نَ ْف َسه‬
ِ َ‫والَ تتَ َِّخذ ُْوآ َءاي‬,ُ

30 Wahyudin Ritonga Nim: UT.150237. Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an.


Skripsi program S1 Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2019 Tidak diterbitkan
31 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 19
32 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 19
33 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 22
34 . ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 22
Oemar Bakri. Tafsir Rahmat
17

ََّ ‫ َوتقَّ ُوا ال َّل َوا ْع ل َُموْ آ‬,‫ب َو ْال ِح ْك َم ِة ي َِعظُ ُك ْم ب ِه‬
ُِ ‫ان ال َّل ب‬
‫ك ِل‬ َِ ‫عَليَْ ُك ْم ِمنَ ْال ِكت‬

35
.‫َش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬

“(Dan) apabila kamu menceraikan istri-istri kamu lalu sampai Iddahnya,


maka tahanlah mereka dengan cara yang baik, atau ceraikanlah mereka
dengan cara yang baik pula. Dan janganlah kamu tahan mereka dengan
maksud jahat untuk menzalimi mereka. Barangsiapa yang melakukan
demikian, maka ia telah menzalimi dirinya sendiri. Dan janganlah kamu
jadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan. Ingatlah nikmat Allah kepada
kamu, dan apa-apa yang telah diturunkan Allah kepadamu, yaitu kitab
(AlQur’an) dan hikmah (Sunnah) untuk memberi pelajaran kepadamu. Dan
bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha mengetahui
segala sesuatu. (QS. Al-Baqoroh : 231)”36

‫ َو َما يَذ ََّّك ُر ا ََِّّل‬,‫تي َخ ْيرًا َكث ْيِرًا‬


َِ ‫ َو َم ْن يُْؤ تَ ْال ِح ْك َمةَ فقَ َْد أ ُْو‬,‫تى ْال ِح ْك َمةَ َم ْن يَ َشآ ُء‬
ِ ‫ي‬
‫ُْؤ‬

37
َِ ‫أول ُو ْال ْلَب‬
.‫ب‬ ُْ

“(Dia) menganugrahkan Al-Hikmah kepada siapa saja yang ia kehendaki.


Barang siapa yang di anugrahi Al-Hikmah, maka ia benar-benar telah
diberikan anugrah yang banyak. Dan hanya Ulu Al-Bab yang dapat
mengambil pelajaran. (QS. Al-Baqoroh : 269)”38

b. Surat Al-Imran (Ayat 48, 79, 81, 164)

39
.‫التو َراىةَ َوا ْْلِ ْن ِجي َْل‬
َّْ ‫تب َو ْال ِح ْك َمةَ َو‬
َ ‫َوي َُع ِل ُمهُ ا ْل ِك‬
“(Dan) Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) kitab, hikmah, Taurat dan
Injil. (QS. Al-Imran : 48)”40

35 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 69


36 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 69
37 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 85
38 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 85
39 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 105
40 . ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 105
Oemar Bakri. Tafsir Rahmat
18

ُْ ْ‫س ُكو‬
َّ ‫نوا َر‬
‫بن‬ َ ‫َما َكانَ لِبَ َش ٍر انَْ يُْؤ تيِهَُ اللُّ ْال ِك‬
ُْ َ‫تب َو ْال ُح ْك َم َوالنبُّ َُّوةَ ث َُّم ي‬
ِ َّ ‫قو َل لِلنا‬
41
َ ‫يِ ْينَ ب َِما ُك ْنت ُْم ت َُع ِل ُموْ نَ ْال ِك‬
. َ‫تب َوب َِما ُك ْنت ُْم ت َْد ُرسُوْ ن‬

“(Tidak) mungkin bagi seorang yang telah diberikan kitab oleh Allah, serta
hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia. “sembahlah
aku, bukan Allah!” Tetapi ia akan berkata, “Hendaklah kamu menjadi hamba
Allah yang amat taat (Robbaniyyun), karna kamu mengajarkan kitab dan
karna kamu membacanya”(QS. Al-Imran:79)42

‫ب َو ِح ْك َم ٍة ث َُّم َجآ َء ُك ْم‬ٍَ ‫ق النبَّ يِ ْينَ ل َمآ َءاتيَْت ُُك ْم ِم ْن ِكت‬ َ ‫َو ا ِْذ‬
َ ‫اخذاَ اللُّ ِميْث‬

‫قا َ َل َءأقَْ َررْ ت ُْم َوأ َخ ْذت ُْم‬, َُّ‫صرُنه‬ َُّ ‫ق ِل َما َمع َُك ْم لتَُْؤ ِم‬
ُ َ‫نن ب ِه ولتَ ْن‬ ٌ ‫ص ِد‬
َ ‫َرسُوْ ٌل ُّم‬

43
. َ‫دوا َوأنَ ْاَ َمع َُك ْم ِمنَ ال َّش ِه ِد ْين‬
ُْ َ‫ قا َ َل فا َ ْشه‬,َ‫ قاَل ُْوا أقَْ َررْ نا‬,‫عَل َى ذاَلِ ُك ْم ِإصْ ِرى‬

“Dan (ingatlah)ketika Allah memegang janji para nabi, “Sesungguhnya aku


berikan kepadamu kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang
rosul (Muhammad) yang mengakui kebenaran isi kitab yang ada padamu
agar kamu beriman kepadanya dan membantunya”, lantas Allah berfirman
“Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjianku seperti demikian?”,
mereka menjawab “ Kami mengakui dan mematuhinya”. Allah berfirman
“persaksikanlah (kepada orang ramai) dan aku ikut mempersaksikan
(pengakuanmu itu)bersama para saksi itu”. (QS. Al-Imran:81)44

ُْ َ‫َث ف ْيِ ِه ْم َرسُوْ الً ِم ْن أنَْف ُِس ِه ْم ي ْت‬


‫لوا عَليَْ ِه ْم‬ َ ‫َلى ْال ُمْؤ ِمن ْيِنَ إ ِْذ ب َع‬
َ ‫لقَ َْد َم َّن اللُّ ع‬

‫لل‬ ِ ْ ‫تب َو ْال ِح ْك َمةَ َو‬


َ ‫ان َكان ُْوا ِم ْن قبَْ ُل لَفِى‬
ٍَ ‫ض‬ َُ ‫َءايتَ ِه َو‬
َ ‫يز ِك ْي ِه ْم َوي َُعلِ ُمهُ ُم ْال ِك‬

45
.‫ُّمب ْيِ ٍن‬

41 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 113
42 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 113
43 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 113
44 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 113
45 . ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 133
Oemar Bakri. Tafsir Rahmat
19

“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman,


karna dia telah mengutus seorang Rosul dari golongan mereka (Bangsa Arab)
yang membacakan kepada mereka Ayat-Ayat Allah dan membersihkan

Oemar Bakri. Tafsir Rahmat


20

(jiwa mereka) dan mengajarkan kepada mereka Al-Qur’an dan Hikmah.


Sekalipun mereka dahulunya terang dalam kesesatan.” (QS. Al-Imran:164)46

c. Surat An-Nisa’ (Ayat 54, 113)

‫فضلِ ِه فقَ َْد َءاتيَْنَآ َءا َل‬


َْ ‫َلى َمآ َءاتهَُ ُم اللُّ ِم ْن‬
َ ‫سع‬َ َّ ‫يحسُد ُْونَ النا‬
َْ ‫ا َْم‬

4847
‫تب َو ْال ِح ْك َمةَ َو َءاتيَْنهَُ ْم ُّم ْل ًكا َع ِظ ْي ًما‬
َ ‫أ ْبِ َرا ِه ْي َم ْال ِك‬

“(Ataukah) mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia


yang diberikan Allah kepadanya? Sungguh, kami telah memberikan kitab
dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami telah memberikan
kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar.” (QS. An-Nisa:54)49

‫ضلُّوْ كَ َو َما‬ ٌَ ِ‫ت طَّائف‬


ُِ ‫ت ِم ْنهُ ْم انَْ ي‬ ْ ‫فض ُل ال َِّّل عَليَْكَ َو َرحْ َمتهُُ لهَ َّم‬
َْ َ‫َولَوْ ال‬

‫تب‬ َ َْ‫ َوا ْنَ َز َل اللُّ عَلي‬,‫ك ِم ْن َش ْي ٍء‬


َ ‫ك ْال ِك‬ َُ ‫ َو َما‬,‫ضلُّوْ نَ ا ََِّّل ا ْنَف َُسهُ ْم‬
َ ‫يضرُّ وْ ن‬ ُِ ‫ي‬

48
َ َْ‫ َو َكانَ فَضْ ُل ال َِّّل عَلي‬,‫ك َمالَ ْم ت َُك ْن ت َْعلَ ُم‬
.‫ك َع ِظ ْي ًما‬ َ ‫َو ْال ِح ْك َمةَ َوعَل ََّم‬

“(Dan) kalau bukan karna karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu


(Muhammad), tentu segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk
menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkandirinya sendiri, dan
tidak membahayakanmu sedikitpun. Dann juga karna Allah telah
menurunkan kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (Sunnah) kepadamu, dan
telah mengajarkan kepadamu apa-apa yang belum engkau ketahui.
Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.”
(QS.AnNisa:113)49

46 Oemar Bakri. Tafsir Rahmat. ( Jakarta : P.T Mutiara, 1986). Hlm 133
47 ). Hlm 118
48 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
49 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
Mahmoed Yunus. -Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,

Mahmoed Yunus. -Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,


21

d. Surat Al-Maidah (Ayat 110)

2002). Hlm 118


48 Tafsir
2002). Hlm 130 Al
49 Tafsir
2002). Hlm 130 Al
َُّ ‫ك ِإ ْذ ايََّ ْد ت‬ ُ
‫ك‬ ِ ‫اِ ْذ قا َ َل ال َّّل ي َِع ْي َسى ا ْبنَ َمرْ ي َم ْاذ ُكرْ ن ِْع َم‬
َِ ‫تى َعلَ ْيكَ َوعَل َى َوالِداَت‬

َ‫تب َو ْال ِح ْك َمة‬


َ ‫ك ْال ِك‬
َُ ‫ َوا ِْذ عَل َّْمت‬,ً‫فى ْال َم ْه ِد َو َك ْهال‬
ِ ‫س‬َ َّ ‫س ت َُك ِل ُم النا‬
ُِ ‫ح ْالق ُد‬
ِ ْ‫بِرُو‬

‫نى فتَ ْنَف ُُخ فيِهَا‬ ُُ ‫تخَ ل‬


ِ ‫ق ِمنَ ال ِط ْي ِن َكهَيْئةَِ الطَّي ِْر بِإ ِْذ‬ ْ ‫ َواِ ْذ‬,‫التو َرىةَ َوا ْلِ ْن ِج ْي َل‬
َّْ ‫َو‬

ْ َ ‫ َوتبُْ ِرُأ ْال َْك َمهَ َو ْالبَْ َر‬,‫فتَ َُكوْ ُن طَ ْيرًا بِِأ ْذ نِى‬
َ ْ‫ َو أ ِْذ ت ُخ ِر ُج ْال َمو‬,‫نى‬
‫تى‬ ِ ‫ص بِِأ ْذ‬

ِ َ‫ك ِجئ ْتهَُ ْم با ِ ْلب يَِنى‬


‫ت فَقا َ َل ال َِّذ ْينَ َكف َُر‬ َ ‫أس َْرآ ِءي َْل َع ْن‬ ُ ‫ َوِأ ْذ َكفَ ْف‬,‫نى‬
ِ ‫ت بن َِى‬ ِ ‫بِِأ ْذ‬
50
.‫ِم ْنهُ ْم اِ ْن هَذَآ ااِل َّ ِسحْ ٌر ُمبيِ ٌْن‬

“(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah


nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu diwaktu aku menguatkan kamu
dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia diwaktu
masih dalam buaian dan sesudah dewasa: dan (Ingatlah) diwaktu Aku
mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (Ingatlah pula)
diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung
dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu
menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah)
diwaktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan
ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah)
diwaktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup)
dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) diwaktu aku menghalangi Bani Israil

50 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung, 2002). Hlm
171
Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,

Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
22

(dari keinginan mereka membunuh kamu) dikala kamu mengemukakan


keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang Kafir diantara
mereka berkata:” Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.”
(QS.AlMaidah:110)5152

e. Surah An-Nahl (Ayat 125)

‫ َو َجى ِد ْلهُ ْم باِلتَّ ِى ِه َي‬,َِ‫وال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنة‬


ْ ‫ك با ِ ْل ِح ْك َم ِة‬
َ ِ‫لى َسبيِ ِْل َر ب‬ ُ ‫ا َْد‬
َ ِ‫ع ا‬

‫ َوه َُو ا َْعلَ ُم‬,‫ض َّل ع َْن َسب ْيِلِ ِه‬


َ ‫هو ا َْعل َُم ب َِم ْن‬ ََّ ‫ان َرب‬
َُ ‫ك‬ َِّ ,‫اح َس ُن‬
َْ

5453
. َ‫با ِ ْل ُمهْت َِد ْين‬

“(Serulah manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang maha mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dia yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS.An-Nahl:125)5556

f. Surah Al-Isra’ (Ayat 39)

‫تج َعلْ َم َع ال َِّّل اِلهًَا َءا َخ َر‬ َُّ ‫أو َحى ِأليَْكَ َرب‬
َْ َ‫ َوال‬,‫ك ِمنَ ْال ِح ْك َم ِة‬ َْ ‫ذاَلِكَ ِم َّمآ‬
ْ
5857
.‫في َجهَنَّ َم َمل ُْو ًما َّم ْدحُوْ رًا‬ َ ُ‫فتَل‬
ِْ ‫قى‬
“(Itulah) Sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan
janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain disamping Allah, yang

51
52 ). Hlm171
53 ). Hlm 399
54
55 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
56 ). Hlm 399
57 ). Hlm 407
58 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,

Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
23

menyebabkan kamu dilemparkan kedalam Neraka dalam keadaan tercela


lagi dijauhkan dari rahmat Allah.” (QS.Al-Isra’:39)59

g. Surah Luqman (Ayat 12)

َِ َ‫َولَق َْد َءاتيَْنا َ لقُْ َمنَ ْال ِح ْك َمة‬


‫ َو َم ْن يَ ْش ُكرْ فَِأن ََّما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِه َو َم ْن‬,‫أن ا ْش ُكرْ لِ َِّّل‬

6160
ٌِّ ‫َكفَ َر فَِأ َّن ال ََّّل غ‬
.‫َني َح ِم ْي ٌد‬

“(Dan sesungguhnya) telah kami berikan Hikmah kepada Luqman, yaitu:


“Bersyukurlah kepada Allah, dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan
barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya
lagi maha terpuji.” (QS.Luqman:12)6263

h. Surah Al-Ahzab (Ayat 34)


ََّّ ‫ أن‬,‫ت ال َِّّل َو ْال ِح ْك َم ِة‬ ْ
َ‫الل َكان‬ َِّ َِ َ‫في بي ُُْو ت ُِك َّن ِم ْن اي‬ َ ُ‫َو ْاذ ُكرْ نَ َما يت‬
ِْ ‫لى‬
6564
.‫لَ ِطيْفا ً خَب ْيِرًا‬

“(Dan ingatlah) apa yang dibacakan dirumahmu dari Ayat-Ayat Allah


dan Hikmah (Sunnah Nabimu). Sesunguhnya Allah Adalah maha lembut
lagi maha mengetahui.” (QS.Al-Ahzab:34)6667

i. Surah Sad (Ayat 20)


59 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung, 2002). Hlm
407
60 ). Hlm 604
61
62
63 ). Hlm 604
64 ). Hlm 619
65 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
66 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
67 ). Hlm 619
Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,

Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
24

6968
ِ ‫فص َل ْال ِخطَا‬
.‫ب‬ َْ ‫و َءاتيَْنهَُ ْال ِح ْك َمةَ َو‬،
َ ُ‫َو َشد َْدنا َ ُم ْل َكه‬
“(Dan kami) kuatkan Kerajaanya dan kami berikan kepadanya hikmah
dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (QS.Sad:20)70

j. Surah Az-Zukhruf (Ayat 63)

َ ‫ت قا َ َل ق َْد ِجئ ْت ُُك ْم با ِ ْل ِح ْك َم ِة َولِبُ يَ َِن لَ ُك ْم ب َْع‬


‫ض‬ ِ َِ‫َول ََّما َجآ َء ِع ْي َسى با ِ ْلب يَن‬

ََّّ ‫ فاَلتقَّ ُوا‬,‫فونَ ف ْي ِه‬


.‫الل َوأطَِيْع ُْو ِن‬ ْ ‫الذى‬
َِّ
7271
ِ ُْ َِ‫تخَ تل‬

“(Dan tatkala) Isa datang membawa keterangan Ia berkata:


“Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan memabawa hikmat dan
untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih
tentangnya, maka bertaqwalah kepada Allah dan (taatlah) kepadaku.”
(QS.Az-Zukhruf:63)7374

k. Surah Al-Qamar (Ayat 5)


75
.‫ ف َما ت ُْغ ِن الن ُّذ ُُر‬,ٌَ‫ِح ْك َمةٌ بَلِغة‬

“(Itulah) Suatu Hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu


tidak berguna (bagi mereka).” (QS.Al-Qamar:5)76

l. Surah Al-Jumu’ah (Ayat 2)

68 ). Hlm 669
69 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
70 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung, 2002). Hlm
669
71 ). Hlm 729
72
73
74 ). Hlm 729
75 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung, 2002). Hlm
787
76 Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung, 2002). Hlm
787
Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,

Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
25

َُ ‫فى الْ ُِم يِ ْينَ َرسُوْ الً ِم ْنهُ ْم يَ ْتل ُوا َعلَ ْي ِه ْم َءايَتِ ِه َو‬
‫يز ِك ْي ِه ْم‬ َ ‫هُ َو ال َِّذى ب َع‬
ِ ‫َث‬
7877
ُْ ‫تب َو ْال ِح ْك َمةَ َوأ ْ ِن َك‬
َ ‫انوا ِم ْن قبَْ ُل لَفِى‬
.‫ضل ٍَل ُّمب ْيِ ٍن‬ َ ‫َوي َُع ِل ُمهُ ُم ْال ِك‬

“(Dialah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul

kepada mereka. Yang membacakan Ayat-Ayatnya kepada mereka,

mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As-

Sunnah), dan sesungguhnya mereka sebelumnya bensr-benar dalam

kesesatan yang nyata.” (QS.Al-Jumu’ah:2)7980

3. Gambaran Umum Kitab Uqudu Lujain

Syarah kitab uqudu lujain merupakan kitab yang menerangkan tentang hak

dan kewajiban suami istri, yang mana kitab ini di tulis serta di karang oleh

Syekh Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi al-Bantani. Kitab ini terdiri

dari empat fasal yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban suami-

77 ). Hlm 828
78
79
80 ). Hlm 828
Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,

Mahmoed Yunus. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. (Jakarta: P.T Hidakarya Agung,
26

istri serta hikmah dari hak suami-istri dan juga faedah dari menjalankan

kewajiban sebagai suami-istri81.

4. Sejarah Kitab Uqudu Lujain

Kitab ini adalah sebuah kitab syarah ( penjabaran) yang sering di buru oleh

sebagian orang yang senang terhadap kitab (risalah) tentang hal-hal yang

berkaitan dengan kehidupan keluarga. Kitab ini di tulis berdasarkan pendapat

para ulama’ terdahulu yang mana pada zaman itu dominasi laki-laki terhadap

perempuan sangat timpang tindih dan tidak adil.8283

5. Riwayat Hidup Pengarang Kitab Uqudu Lujain

Syekh Nawawi bin Umar al-Bantani atau Abdul Mu’ti Muhammad

bin Umar bin Arbi bin Ali Tanara al-Bantani, dilahirkan di Tanara, Kec.

Tirtayasa, Kab. Serang, Banten pada tahun 1813 atau 1230 H. Ayahnya

bernama Kyai Umar, yang mana merupakan seorang pejabat penghulu

pemimpin masjid. Menurut silsilah, Imam Nawawi merupakan keturunan

kesultanan yang ke 12 dari Maulana syarif Hidayatullah, yang mana

keturunan dari putra Maulana Hasannudin yang bernama Sunya Ras-ras.

Nasabnya bersambung dengan Nabi Muhammad melalui Imam Ja’far

asShidiq, Imam Muhammad al-Baqir, Imam Ali Zaenal Abidin, Sayyidina

Husain, Fatimah az-Zahra.84


Nama Syekh Nawawi tidak asing bagi ummat Islam. Dan banyak orang

yang mengatakan beliau sebagai Imam Nawawi kedua. Imam

81 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm. 2
82 Kholilurrohman. Sentuhan malam pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008). Hlm
83
84 Ibnu Hajar. Pemikiran kalam Syaikh Nawawi Al-Bantani.(Tanggerang : Cinta Buku Media.
2018) Hlm. 1
27

Nawawi yang pertama ialah yang membuat syarah shahih muslim, majmu’

syarhul muhadzab, riyadussholihin dan lain-lain. Beliau wafat di Mekkah,

Hijaz 1314 H/ 1897 dan di makamkan di Jannatul Mu’alla, Mekkah.85

6. Isi Kitab Uqudu Lujain

Isi kitab uqudulujain menjelaskan tentang hak dan kewajiban suamiistri

menurut hukum Islam murni, yang merangkum beberapa kitab yang

mengandung qoul ulama terdahulu. Kitab uqudu lujain terdiri dari 4 fasal86.

Fasal pertama : hak hak seorang istri dari suaminya

Fasal kedua : hak suami yang wajib atas istrinya

Fasal ketiga : keutamaan sholat seorang istri di rumahnya

Fasal keempat : haramnya melihat laki-laki yang bukan mahrom kepada

wanita ajnabiyah dan begitu pula sebaliknya.

Fasal 1 menerangkan hak seorang istri dari suaminya:

ْ ‫ي ُح سْ ُن ا ْلع‬
, ‫شُ َر ِة‬ ِ ْ‫ق ال َّز وْ َج ِة َع لَى ال َّز و‬
َ ‫ َو ِه‬: ‫ج‬ ُ ‫ُح ق ُْو‬

َ ‫و ا ْلق‬,‫ا‬
َْ ‫ َو ت َْع ِل ْي ُم هَ ا َم ا‬, ‫س ُم‬
‫تح‬ َ َ‫َو ُم ْْؤ نَة ُ ال َّز وْ َج ِة َو َم ْه ُر ه‬

ِ َ‫ض ا ْل ِع بَاد ا‬
‫ت َو سُ نَ نِهَ ا َو لَوْ َغ ْي َر‬ ُ
ِ ْ‫ت َُج اِ َل ْي ِه ِم ْن ف ُر و‬

‫ب طَ ا َع‬ ِ ‫ق بِا ْل َح ي‬
ِ ْ‫ َو ِم ْن ُو ُج و‬, ‫ْض‬ ُ َّ‫ي ت َع ل‬ َّ ‫ُم َؤ‬
َ ‫ َو ِم َّم ا‬, َ‫ك د ٍة‬

87
ِ ‫ْس ب َِم ْع‬
. ‫ص يَ ٍة‬ َ ‫ف ْي َم ا َل ي‬
ِ , ‫تِ ِه‬

“hak seorang istri dari suami ialah : menggaulinya dengan baik,


menafkahinya, menyerahkan maharnya, pembagian yang adil baik lahir
85 Ibnu Hajar. Pemikiran kalam Syaikh Nawawi Al-Bantani.(Tanggerang : Cinta Buku Media.
2018) Hlm. 1
86 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha Putra, 2000).Hlm. 3
87 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm.3
28

maupun batin bagi suami yang memiliki istri lebih dari satu, mengajari
ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban ibadah, sunnah-sunnahnya,
dan mengajari ilmu yang erat kaitanya dengan haid, dan mengajari untuk
selalu taat kepada suami dalam perkara di luar maksiat88.

ِ ‫ق ال َّز وْ َج ِة ( ا ْل َو‬
‫اج‬ ُ ‫ب يَا ِن ) ُح ق ُْو‬ ِ ‫)ا ْلفَ صْ ُل ااْل َ َو ُل‬
َ ( ْ‫ف ي‬

َِ ‫ف يْ سُ وْ َر ة ِ ال ن‬
:‫س ِأ‬ ِ ْ‫بَ ِة ) َع لَى ال َّز و‬
ِ (‫ )ق اَ َل الل ُ ت َع ا لَى‬.( ‫ج‬

‫ت‬ ِ ‫ي ا ْل َم‬
ِ ‫ب ْي‬ ِْ ‫اي بِا ا ْل َع ْد ِل ف‬ ِ ْ‫َاش ُر هُ َّن بِا ْل َم ْع ُر و‬
َْ (, ‫ف‬ ِ ‫)و ع‬
َ

ْ‫ف يْ سُ و‬ َ ‫ف يْ ا ْلق َْو ِل ) َو‬


ِ ( ‫ق ا َل‬ ِ ‫ َو بِا ا ِْل جْ َم ا ِل‬, ‫ق ِة‬ ََّ ‫ َو ال‬,
َ ‫نف‬

‫)م ْث ُل ا ل َِّذ يْ ( لَهُ ْم ) َع َل‬


ِ ِ ‫َر ة ِ ا لْ بَق َر ِة ) َولَه َُّن( عَل َى ا اْل َ ْز َو اج‬

َ ‫ق ا ْل ُم‬
‫ط َل‬ ِ َ‫تح ق ا‬ ِ ْ‫ف ى ا ْل ُو ُج و‬
ِ ْ ْ‫ َو اس‬, ‫ب‬ ِ ‫ْي ِه َّن ( ِم نَ ا ْل ُح ق ُْو‬
ِ ‫ق‬
ْ ‫اي بِ َم ا‬ ِ ْ‫س ) بِا ْل َم ْع ُر و‬
‫تح‬
َْ ُ‫يس‬ َْ ( ‫ف‬ ِ ‫ف ى ا ْل‬
ِ ‫ج ْن‬ ِ ‫ اَل‬,‫بَ ِة َع َل ْيهَ ا‬

‫ك الضَّ َر ِر ِم ْنهُ ْم‬


ِ ‫تر‬ ْ ‫َش رْ ًع ا ِم ْن ُح سْ ِن ا ْلع‬
َْ ‫ َو‬, ‫شُ َر ِة‬ َ ‫س ُن‬
َ

َ . ‫َو ِم ْنهُ َّن‬


‫ق ا َل اِ ب ُْن‬

ََّ ‫ك "ا ِن ا ُِحبُّ انَْ اتَ َز‬


‫ين ِال ْم َرأةَِ َك َما‬ َ ِ‫ َم ْع نَى ذ اَ ل‬: ‫س رضي الل عنه‬
ٍ ‫َع بَّا‬

89
.(ٌ‫ال عَليَْ َّن د َر َجة‬ ََّ ‫ت ُِحبُّ انَْ تت ََز‬
ِ ‫ين لِ ْي لِهَ ِذ ِه ااْل يَةَِ " )ولِل ِر َج‬

fasal pertama yang menjelaskan hak seorang dan kewajiban istri kepada
suaminya. Allah Swt berfirman dalam surat an-Nisa: dan pergauliah
istrimu dengan baik, yakni berlaku adil dalam membagi giliran dan
nafaqoh, dan semua perkara. (yang di maksud adalah pergaulan secara
adil, baik dalam pembagian giliran ,pemberian belanja dann berperangai
baik dalam ucapan dan tindakan.

88 Kholilurrohman. Sentuhan malam pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008). Hlm 15


89 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm. 10
29

Dan dalam surat al-Baaqoroh diterangkan “dan para wanita mempunyai


hak dan kewajiban yang seimbang menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi
para suami mempunyai suatu tingkatan kelebihan daripada istri-nya90.
‫ا َل‬ÅÅَ‫س لَّ َم انَ هَّهُ ق‬ ِ ‫ي َع ِن ال َّن‬
َ ْ‫ب ي‬
َ ‫ ِه َو‬ÅÅْ‫ل ُ َع َل ي‬ÅÅ‫ص َل ال‬ َ ‫ُر ِو‬

َ ‫ َع ا لَى‬ÅÅ‫لَّ( ت‬ÅÅ‫ َد ال‬ÅÅ‫د َ انَْ َح ِم‬ÅÅ‫ )ب َْع‬:ِ ‫ َو د اَع‬ÅÅ‫ف يْ َح َّج ِة ا ْل‬


‫)وأثَ ْن َى عَليَْ ِه‬ ِ

َ Åُ‫ق وْ ِم لِ َم ا ي ْل‬
‫ق‬ َ ‫ا‬Åَ‫أي ت َن بَّهُ وْ ا ي‬
َْ (َ‫اض ِر ْينَ )أال‬
ِ ‫ ظَ( ا ْل َح‬Å‫َو َو َع‬

َْ ‫ ِة‬Åَ‫ل ت َّْع ِد ي‬ÅÅِ‫ب ُأ ل‬


‫اي‬ َْ (‫رًا‬Å‫ِأ َخ ْي‬Å‫الن َس‬
َ ‫ال‬ ِ ِ ‫وْ ابا‬Å‫ص‬
ُ ‫ْتو‬
َْ ‫)واس‬ ُ ‫ى ِأ َل ْي‬
َ ‫ك ْم‬

‫ َو ارْ فَ ق ُْو ا‬,‫هَ ا‬Åِ‫ ُْو ا ب‬Å‫ َو ا ْع َم ل‬, ‫ ِه َّن‬Å‫ف ْي‬ َّ ‫ص‬
ِ ‫ي تِ ْي‬ ِ ‫و ا َو‬Å‫ل‬
ُْ ‫ب‬َ ‫اِ ْق‬

‫ك د ُد‬ ِ ‫ فَ ِأ َّن ا ْل َو‬, ‫ع شْ َر تهَُ َّن‬


َ ‫ ِه َّن آ‬Å ِ‫ص يَّةَ ب‬ ُ ‫س ُن‬ َْ ‫ َو‬, ‫بِ ِه َّن‬
ِ ‫اح‬

ِ ‫ق ُْو ُم‬ÅÅَ‫اج ِه َّن اِ لَى َم ْن ي‬Å


‫ب أ َْم ِر ِه َّن َو‬ ِ ‫لِضُ ْع‬
ِ ْ‫ َو اح‬, ‫ف ِه َّن‬
ِ Åَ‫ت ي‬

ْ ‫هُ َم‬ÅÅ‫ ا ََّن ه‬:‫اح دهُُ َم ا‬


‫ف ع ُْو ُل‬ َ , ‫ان‬ َ ‫ ًر ا‬ÅÅْ‫ب " َخ ي‬
ِ َ‫"و جْ ه‬ ِ ْ‫ف يْ نَص‬
ِ

ْ ِ‫ ا‬:‫تو صُ وْ ا" ِل ََّن ا ْل َم ْع ن َى‬


. ‫ف َع ل ُْو ا بِ ِه َّن َخ ْي ًر ا‬ ِْ "
َْ ‫اس‬

.‫ص ي تَّ ِْي َو أ ْت ُْو ا خَ ْي ًر ا‬


ِ ‫لو ا َو‬ ِْ ‫َو ال ثاَّن‬
َ ‫ي َم ْع نا َ هُ اِ ْق‬
ُْ ‫ب‬
91

diriwayatkan dari Rosulullah saat beliau manunaikan haji wada’, beliau


bersabda: setelah beliau memuji Allah Swt dan menyanjung-Nya serta
memberi petuah pada kaum muslimin yang hadir, beliau melanjutkan
sabdanya: Ingatlah, berikanlah, wasiat kepada para wanita secara baik,
karna mereka hanyalah sebagai tawanan di hadapanmu. Sesungguhnya
kalian tidak memiliki apapun dari mereka kecuali kebaikan. Kecuali jika
mereka itu(wanita) datang dengan membawa perbuatan buruk yang jelas.
Kalau wanita melakukan perbuatan tercela, maka berpisahlah sebatas
tempat tidur dan pukulah dengan pukulan yang tidak membahayakan.92

90 Kholilurrohman. Sentuhan malam pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008).


Hlm.15
91 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm.11
92 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. ( Semarang: toha putra, 2000).Hlm.11
30

Kalau istrimu mentaati maka kamu jangan mencari alasan lain untuk

mengusiknya. Ingatlah sesungguhnya kamu mempunyai hak atas istri

dirimu.93

Diantara hak kalian atas istrimu adalah melarang istrimu menggelar tikarmu

terhadap orang yang tidak kamu sukai dan tidak mengijinkan istriistrimu

memasukan orang yang tidak kamu sukai. Ingatlah bahwa di antara hak

istrimu adalah memberi pakaian yang baik kepadanya dan demikian pula

dalam hal makananya94.

ِ ‫اي ِم ْن َح‬
‫ق هَ ا َع‬ ِ ْ‫ق ْال َمرْ أةَِ عَل َى ال َّزو‬
َْ ( ‫ج‬ ُ ‫َوقا َ َل صلى الل عليه وسلم )حُق ُْو‬
‫َل ْي ِه‬
ْ
ْ‫ع ْند َ نشُُ و‬ َْ (َ‫يض ِربُ ْال َوجْ ه‬
ِ ‫اي‬ ْ ‫ َوي َْكسُوْ هَا ا ِذ َْكت َس‬,‫)انَْ يطُ ِع ُمهَا اِ َذ طَ ِع َم‬
َْ َ‫َى َوال‬
‫ِز هَ ا‬

95
ِ ِ‫في ْال َمب ْي‬
(‫ت‬ ِ َّ ‫ق بَِح َوالَ يهَْجُرْ ااِل‬
ُ ‫)والَ ي‬
َ
“Rosulullah bersabda : haq bagi istri dari suaminya yaitu memberikan
makan istrinya, memberikan pakaian, dan tidak memukul wajah istri ketika
nusyuz, tidak mengatai dengan perkataan kotor, dan tidak menjauhinya
ketika nusyuz kecuali tempat tidurnya. Adapun tidak komunikasi dengan
ucapan hukumya haram96.

Fasal 2 menerangkan hak suami yang atas istrinya:

93 Kholirurrohmah,muhammad.Sentuhan malam pertama.(Jombang:darul hikmah, 2008).Hlm.16


94 Kholirurrohmah,muhammad.Sentuhan malam pertama. (Jombang: darul hikmah, 2008).Hlm.
17
95 Imam Nawawi. Uqudu Lujain Fii Bayani Huquq Az-Zaujain. (Semarang:Toha Putra, 2000).
Hlm 14
96 Imam Nawawi.Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm. 14
31

‫ف‬ ِ ْ‫ي طَ ا َع ة ُ ال َّز و‬


ِ ‫ج‬ َ ‫ق ال َّز وْ ج ِ َع لَى ال َّز وْ َج ِة َو ِه‬
ُ ‫ُح ق ُْو‬

‫تس ِل ْي ُم‬ َ ‫ َو ُح سْ ُن ا ْل ُم َع ا‬, ٍَّ‫ص ية‬


َْ ‫ َو‬, ‫َش َر ِة‬ ِ ‫يْ َغ ي َْر َم ْع‬

َ‫س ه‬ ْ ‫ص َي ا نَة ُ ن‬
ِ ‫َف‬ ِ ‫ َو‬, ‫ت‬ َ ْ‫ َو ُم الَ َز َم ة ُ ا ل‬, ‫س هَ ا اِ َل ْي ِه‬
ِ ‫ب ْي‬ ْ ‫ن‬
ِ ‫َف‬

‫تج ا بُ َع ْن‬
َِ ْ‫ال ح‬ َ َ‫ف َر ا‬
ِْ ‫ َو‬,ُ‫ش ههُ َغ ْي َر ه‬ ِ ‫ا ِم ْن انَْ ت ُْو ِط َئ‬

َ ‫ش ْيٍئ ِم ْن بَد نَِهَ ا َو لَوْ َو جْ هَ هَ ا َو‬


‫ك‬ َ َِ‫ب ي ٍ ل‬ َْ ‫ُر ْْؤ يَ ِة‬
ِ َ‫اج ن‬

‫لو َم َع اِ ْن تِفَ ا ِء‬ ْ َّ‫ اِ ِذ ال ن‬,‫ف ْيهَ ا‬


َْ ‫ظ ُر اِ َل ْي ِه َم ا َح َر ٌم َو‬ َّ

َ ‫ك ُم طَ ا َل‬
َ‫ب تِهَ ا َل ههُ بِ َم ا ف‬ ُ ‫تر‬
َْ ‫ َو‬, ‫ت نَ ِة‬ ِ ‫الشَّ ْه َو ا ِة َو ا ْل‬
ْ ‫ف‬

‫ف‬ ْ ‫لو َع لِ َم‬


ُّ ‫ َو ت َع‬, ‫ت ق ُْد َر ت هَهُ َع َل ْي ِه‬ َ ‫ق ا ْل َح‬
َْ ‫اج ِة َو‬ َ َ ْ‫و‬

‫ َو‬, ‫س ب هُهُ ِم نَ ا ْل َم ا ِل ا ْل َح َر ِام‬


ِ ‫ف هَُ ا َع ْن ت نَا ُو ِل َم ا يَ ْك‬

.‫ق طَ ا ًع ا‬ ِ ‫ك ْذ بِهَ ا َع لَى َح ي‬


ِ ‫ْض هَ ا ُو ُج وْ داً َو ا ْن‬ ِ ‫َع د َُم‬
97

“hak suami yang wajib atas istri yaitu: wajib taat pada suami, kepada
perkara selain maksiat, menggauli atau melayani suami dengan baik penuh
etika, menyerahkan dirinya sepenuh jiwa dan raganya, tidak meninggalkan
rumah atau tempat tinggal suaminya, menjaga dan memelihara kehormatan
suami atas diri dan rumah tangganya, selalu menutupi badan dan auratnya
dari pandangan lelaki yang bukan muhrimnya, walaupun wajah dan kedua
telapak tanganya , karna melihatnya hukumnya haram walaupun tanpa
syahwat dan aman dari fitnah, tidak meminta sesuatu di atas kemampuan
suaminyawalaupun suami bisa mengusahakan untuk mendapatkanya,
memelihara diri serta agamanya dari mengonsumsi makanan dari hasil
usaha yang haram, tidak menutupi atau berbohong kepada suami akan hal
keadaan baik sedang dalam keadaan haidh atau selesai haidnya98

97 Imam Nawawi. Uqudu Lujain Fii Bayani Huquq Az-Zaujain. (Semarang:Toha


Putra, 2000). Hlm.6
98 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm. 6
32

ِ ( ‫َلى ال َّزوْ َج ِة‬


ِ ‫ف يْ سُ وْ َر ة‬ َ ‫ب ِة )ع‬ ِ ‫ج( ا ْل َو‬
َ ‫اج‬ ِ ْ‫ق ال َّزو‬
ُ ‫ُقو‬
ُْ ‫)ح‬

َ‫س ِل طُ وْ ن‬ َْ (‫َلى الن ََّسآ ِء‬


َ ‫اي ُم‬ َ ‫س ِأ ) ال ِر َجا ُل قَ َّو ُموْ نَ ع‬
َ ‫الن‬
ِ

‫ض َل ال َُّّل ( ب ِه‬ ِ ْ‫َع لَى ت َأ ِْد ي‬


َّ َ‫ب ِه َّن )ب َِما ف‬

َْ (‫س ِأ ) َوب َِما ا ْنَفَق ُْوا‬


‫اي َع‬ َ ‫اي ِ ال ِن‬ ٍ ‫َلى ب َْع‬
َ (‫ض‬ َ ‫اي ال ِر َجا ِل )ع‬
َْ (‫ضهُ ْم‬ َ ‫)ب َْع‬
‫َل ْي ِه َّن‬

99
َِ‫ق ة‬ َّ ‫ح ِه َّن كَ ْل َم ْه ِر َو ال‬
َ ‫نف‬ ِ ‫كا‬ ِْ ‫) ِم ْن ا َْم َوالِ ِه ْم( ف‬
َِ ‫ي ن‬
“hak bagi suami atas istrinya. Allah Swt berfirman dalam surat An-Nisa:
kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita (di beri kekuasaan untuk
mengajarinya), karna Allah Swt telah melebihkan sebagian mereka (laki-
laki) atas sebagian lainya (wanita), dan karna mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian harta mereka (dalam menikahinya, seperti mahar
dan memberikan nafaqoh)100.

Ulama tafsir mengatakan keunggulan laki-laki atas wanita bisa di lihat dari
banyak sisi, baik secara hakikat maupun dalam hal beragama.Dan dari
sebagian yang awal adalah bahwa akal perempuan dan laki-laki lebih
banyak, hati laki-laki lebih sabar ketika mengerjakan suatu pekerjaan berat,
juga tenaga dan pasukan penunggang kuda. Dan ulama dari kalangan
lakilaki lebih banyak, pemimpin ditingkat pusat maupun daerah, diseru
untuk berperang,adzan, khutbah, jum’at, menjadi saksi dalam had dan
qisosh, dan dalam masalah pernikahan. Memperoleh bagian yang lebih besar
dalam warisan, juga menjadi ashobah, menanggung diyat, menjadi wali
nikah, berkuasa atas tholaq, dan ruju’, dan mempunyai lebih dari satu istri,
dan nasab atau keturunanyang di hitung adalah dari pihak laki-laki. Dan

99 Imam Nawawi. Uqudu Lujain Fii Bayani Huquq Az-Zaujain. (Semarang: Toha
Putra, 2000). Hlm. 31
100 Imam Nawawi.Uqudu Lujain Fii Bayani Huquq Az-Zaujain.(Semarang: toha putra, 2000).
Hlm.31
33

sebagian yang kedua adalah di bebankan untuk memberi mahar dan


nafaqoh.101
7. Hak Dan Kewajiban Suami-istri Dalam Kitab Uqudu Lujain

1. Hak istri atas suami (kewajiban suami)

a) Mendapat perlakuan adil dari suami, baik secara giliran (bila polygami),

uang belanja, dan perangai baik dalam ucapan maupun perbuatan

b) Berhak atas nafkah dari suami, jika suami makan maka istri juga harus

makan.

c) Memberi pakaian apabila suami berpakaian

d) Suami tidak menampar wajah ketika nusyuz

e) Suami tidak menjelekan dan mengolok istri dengan kata-kata kotor

f) Suami tidak meninggalkan istri (ketika nusyuz) kecuali tempat tidur

g) Mendapatkan maharnya

h) Mendapat ajaran ilmu agama dari suami

i) Mendapat pengetahuan tentang haidhl102

2. Hak suami atas istri (kewajiban istri)

a) Istri taat kepada suami kepada perkara selain maksiat

b) Menggauli atau melayanii suami dengan baik penuh adab dan etika
c) Menyerahkan dirinya sepenuh jiwa raga kepada suami

d) Tidak meninggalkan rumah atau tempat tinggal suaminya

e) Menjaga dan memelihara kehormatan suami atas diri dan rumah

tangganya

101 Kholirurrohmah.sentuhan malam pertama.(Jombang: darul hikmah, 2008).Hlm.17


102 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm. 4
34

f) Selalu menutupi badan serta auratnya dari pandangan lelaki yang bukan

muhrimnya

g) Tidak meminta suatu yang di atas kemampuan suaminya, meskipun sang

suami mampu mengusahakan untuk mendapatkanya

h) Memelihara diri serta agamanya dari mengonsumsi makanan dari hasil

usaha suami yang haram

i) Tidak menutupi atau berbohong kepada suami akan hal dirinya baik

sedang dalam keadaan haidhl atau telah selesai haidlnya.103

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian, sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang di lakukan. Dari penelitan terdahulu, penulis tidak

menemukan judul yang sama dengan penulis, namun penulis mengangkat

beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada

penelitian penulis. Berikut berupa beberapa penelitian terdahulu berupa

beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang di gunakan penulis

1) Muhammad Kemal Irsyadul Ibad Nim: 21601012012, Hak dan

Kewajiban Suami-Istri(Studi Komparasi Pemikiran Sayyid

Muhammad Alawi Al-Maliki dan K.H Husein Muhammad. Universitas

Islam Malang Fakultas Agama Islam Program Studi Hukum Keluarga

103 Imam Nawawi. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. (Semarang: toha putra, 2000).Hlm. 4
35

104
Islam. Hasil penelitian ini adalah hak dan kewajiban suami-istri

menurut pemikiran Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki dan K.H

Husein Muhammad. Kewajiban suami sebagai hak istri secara

material mahar, nafkah, memberikan pendidikan. Sedangkan

kewajiban istri sebagai hak suami, berkhidmat kepada suami, meminta

izin tatkala istri pergi. Dan mengenai kepemimpinan keluarga tidak

dipaksakan atau di haruskan kepada suami, dalam hal kepemimpinan

keluarga bisa oleh siapapun (suami atau istri) namun suami tetap

sebagai kepala keluarga.

Sedangkan penelitian penulis ini tentang hikmah penerapan hak dan

kewajiban suami-istri dalam kitab uqudu Lujain. Persamaan dengan

Skripsi diatas ialah sama-sama membahas tentang hak dan kewajiban

suami-istri. Perbedaanya adalah Skripsi diatas membahas tentang

pendapat Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki dan K.H Husein

Muhammad tentang hak dan kewajiban suami-istri. Sedangkan

penelitian penulis membahas tentang hikmah penerapan hak dan

kewajiban suami-istri dalam kitab Uqudu Lujain.

2) Putri Isnaini Nim: 21112014, Hak dan Kewajiban Suami-Istri (Studi

Komparasi Hukum Positif dan Pemikiran Syeikh Muhammad Nawawi

Al-Bantani Dalam Kitab Uqudu Lujain Fii Bayan Huquq Az-Zaujain.

104 Muhammad Kemal Irsyadul Ibad Nim: 21601012012, Hak dan Kewajiban SuamiIstri (Studi
Komparasi Pemikiran Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki dan K.H Husein Muhammad.
Skripsi program S1 Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam
Malang.2020 Tidak Diterbitkan
36

IAIN Salatiga, Fakultas Syari’ah Program Studi Hukum Keluarga

Islam105. Hasil penelitian ini adalah bahwa pemikiran Syeikh Nawawi

Al-Bantani dengan Undang-Undang Pernikahan adalah sama. Namun

begitu banyak yang tidak menyetujui pendapat dari Syaikh Nawawi

Al-Bantani, karna di dalam kitab tertulis bahwa istri memiliki

kedudukan satu tingkat lebih rendah. Dan menurut penulis skripsi ini

bahwa kitab Uqudu Lujain memiliki relevansi dalam massanya

sendiri. Perbedaan karya ilmiah ini dengan penulis ialah dari segi

penelitian, yang mana penulis meneliti tentang Hikmah dari penerapan

hak dan kewajiban suami-istri. Dan persamaan dari penelitian ini

adalah sama-sama meneliti kitab Uqudu Lujain. Yang mana pemikiran

Syaikh Nawawi menjadi dasar dari penelitian ini.

105 Putri Isnaini, Nim: 21112014. “Hak dan Kewajiban Suami-Istri(Studi Komparasi Hukum
Positif Pemikiran Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Dalam Kitab Uqudu Lujain Fii
Bayani Huquq Az-Zaujain)”. Skripsi Program S1 Jurusan Hukum Keluaarga Fakultas Syari’ah
IAIN Salatiga. Skripsi tidak diterbitkan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif, dikarnakan penulis

mengambil penelitian studi komparatif. Yang mana studi ini penulis

membandingkan antara undang-undang pernikahan no.1 tahun 1974 yang

mengatur tentang hak dan kewajiban suami-istri dengan kitab yang masyhur

di kalangan ummat islam khususnya pondok pesantren Indonesia yaitu kitab

uqudu lujain fii bayani huququ zaujaini yang menerangkan hak dan

kewajiban suami-istri.

Dan jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat studi

pustaka yang menggunakan buku-buku dan literatur lainya sebagai objek

utama. Disini peneliti menghasilkan informasi berupa catatan dan data

deskiptif yang terdapat dalam teks yang di teliti. Dan dari sini penulis

menggambarkan kondisi apa adanya, tanpa memberi perlakuan atau

manipulasi pada variabel yang di teliti. Jenis penelitian kualitatif deskriptif

merupakan jenis penelitian yang bersifat apa adanya, penelitian ini lebih

menekankan makna pada hasilnya.106

106 Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. ( Jakarta : Referensi. 2013) Hlm. 4
40

39
B. Data Dan Sumber Data

Di sini penulis membagi data menurut data primer dan data sekunder

1. Data Primer

Data yang di peroleh dari peneliti yaitu teks undang-undang pernikahan

no.1 tahun 1974 Bab IV tentang hak dan kewajiban suami-istri Pasal 30

sampai dengan pasal 34.pendapat ulama terdahulu yang tertuang di dalam

kitab karangan Imam Nawawi al-Bantani yaitu syarah uqudu lujain, yang

pernah penulis kaji di pondok pesantren salafiyah Babussalam, yang di

bawakan oleh ky.Ahmad Syamsuri selaku kepala madrasah pondok

pesantren salafiyah Babussalam.

Sumber data yang penulis pakai berasal dari kitab yang penulis kaji di

pondok pesantren, yaitu kitab syarah uqudu lujain karya Imam Nawawi

AlBantani, merupakan salah satu ulama nusantara yang bertaraf

internasional, dimana karya-karya beliau menyebar hampir di seluruh

pesantren dunia dan juga nusantara.

2. Data Sekunder

Pendapat dari Ulama’ di dalam kitab-kitab fiqih dan jurnal-jurnal serta buku

yang bertuliskan hak dan kewajiban suami-istri menurut Undang-

Undang dan syariat Islam

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal pengumpulan data, karna penulis menggunakan referensi dari

buku,jurnal dan kitab-kitab, maka disini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data studi pustaka yang mana dengan mencari referensi buku,
41

jurnal dan kitab yang berkaitan dengan permasalahan yang di teliti, hal ini

bertujuan untuk menambah beberapa data yang perlu di perjelas dan akan di

jadikan sebagai landasan teori di dalam penelitian yang penulis angkat. Dan

juga wawancara tidak secara resmi, atau biasa di sebut sebagai dialog sehari-

hari namun memiliki arti dan tujuan.

D. Teknik Analisa Data

Untuk menemukan hasil dari analisis hak dan kewajiban suami-istri

menurut kitab Uqudu Lujain dan Undang-Undang Pernikahan, penulis

menggunakan jenis penelitian library research dengan teknik analisis data

kualitatif. Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.107

Proses analisis data pada penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah bagian integral dalam proses analisis

data.108

2. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dari pengumpulan data di lapangan.109

3. Display data

107 Sandu Siyoto, Dasar metodologi penelitian. (Yogyakarta : Literasi Media Publishing. 2015).
Hlm. 120
108 Sandu Siyoto, Dasar metodologi penelitian. (Yogyakarta : Literasi Media Publishing. 2015).
Hlm 75
109 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. (Bandung :
Alfabeta. 2015). Hlm. 247
42

Display adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks

naratif.110

4. Verifikasi dan penegasan kesimpulan

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan

berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah

disajikan111

E. Tahap-tahap Penelitian

Dalam tahap penelitian ini, penulis akan memaparkan tahapan yang penulis

gunakan dalam penelitian

1. Tahap perencanaan

Dimana penulis mengidentifikasi masalah/mencari permasalahan.

Kemudian dari sini penulis melanjutkan dengan merumuskan masalah

terkait dengan permasalahan tadi. Lalu penulis memulai mencari bahan atau

referensi yang terkait dengan permasalahan dan rumusan masalah yang ada.

Lalu menyusun rencana penelitian yang memuat hal berikut: masalah dan

alasan kenapa di teliti, tujuan di lakukan penelitian, manfaat atau kegunaan

penelitian, letak melakukan penelitian, teknik pengumpulan data dan

pengolahan data, dan menentukan teknik pengumpulan data.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

110 Ahmad rijali, Analisis Data Kualitatif, Jurnal Al Hadharah. Vol.17 No.33.2018.
Hlm 91
111 Rizky Apriani, Nim:33153079. Problematika Keluarga Akibat Hamil Di Luar
Nikah Studi Kasus Di Desa Purwodadi Kutacane, Skripsi Program S1 Konseling Dan Bimbingan
Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatra Utara. 2019. Tidak
diterbitkan
43

Meliputi : pengumpulan data , analisis data

3. Laporan penelitian

F. Jadwal Penelitian

Rincian jadwal penelitan adalah sebagai berikut:


No Tanggal Kegiatan Penelitan

1 15 Februari 2021 Penelitian BAB I – BAB III

2 1 Maret 2021 Penulisan Proposal Skripsi

3 31 Maret 2021 Bimbingan I Proposal skripsi Serta Perbaikan

I Dengan Pembimbing I Dan Pembimbing II

4 4 April 2021 Bimbingan II Serta Perbaikan II Dengan

Pembimbing I Dan II

5 6 April 2021 Bimbingan III Serta Perbaikan III Dengan

Pembimbing I Dan II

6 18 April 2021 Bimbingan IV Serta Perbaikan IV Dengan

Pembimbing I Dan II

7 29 April 2021 Seminar Proposal Skripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Kitab Uqudu Lujain ini sangat penting bagi orang yang mengkhendaki

keharmonisan dalam berumah tangga. Didalamnya terdapat empat fasal yang


44

membentangkan tentang hak dan kewajiban suami-istri, serta hal yang harus

dipelihara dan dijaga oleh masing-masing.112

Fasal yang pertama menjelaskan tentang hak-hak istri kepada suami,

yakni kewajiban suami untuk menggauli istri dengan baik, memberi nafkah,

memberi mas kawin, mengajar dan mendidik istri tentang hal yang berkaitan

dengan ibadah yang fardhlu dann yang sunnah. Demikian pula masalah yang

berkaitan erat dengan masalah haidhl, serta kewajiban taat kepada suami

sepanjang tidak mengarah kepada perbuatan maksiat. 113

Fasal kedua menerangkan hak suami pada istri, yakni kewajiban taat

kepada suami sepanjang tidak mengarah kepada perbuatan maksiat, perlakuan

istri terhadap suami serta penyerahan diri kepada suaminya. Lebih lanjut juga

dibahas mengenai kewajiban istri untuk selalu berada dirumahh suami,

disamping menjaga diri. Tinjauan yang lain yaitu masalah menutup aurat serta

kewajiban permintaan serta penampilan. Yang terakhir adalah kejujuran

mengenai keberadaan haid maupun tidaknya. 114

Fasal ketiga tentang masalah sholat bagi wanita, seperti melaksanakan

sholat didalam rumah, didalam kamar serta sholat diluar rumah dan didalam

masjid beserta Nabi Saw. Disamping itu jug menyinggung hal-hal pengaruh

setan terhadap wania, dan anjuran-anjuran Nabi Saw. Demikian pula masalah

wanita yang bersikap Glamour serta pengaruhnya terhadap orang banyak.

Selain itu menyinggung pula hal-hal seperti peringatan Nabi Saw terhadap

wanita. Pandangan hukum terhadap tindakan wanita dan hal-hal yang sangat

berguna bagi wanita. 115


112 Lihat,Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm.5
113 Lihat,Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm. 6
114 Lihat,Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm. 6
115 Lihat,Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm.6
45

Fasal keempat yakni larangan bagi laki-laki melihat wanita laindan

sebaliknya. Disini tinjauan diarahkan pada persoalan laki-laki dan wanita

terutama menyangkut hal yang haram. Seperti laki-laki yang melihat wanita

yang bukan mahramnya dan sebaliknya. Demikian pula dengan laki-laki yang

sudah beristri, atau wanita yang sudah bersuami. Diluar itu terdaapat hal-hal

seperti Analogi hukum bagi remaja sehubungan dangan larangan diatas, dan

berjabat tangan, berdua ditempat sepi, serta masalah lain yang tidak dibenarkan

didalam Agama.116

B. Pembahasan

1. Hak dan Kewajiban Suami-Istri Dalam Kitab Uqudu Lujain

a. Hak istri atas suami (kewajiban suami) dalam kitab Uqudu Lujain

ْ ‫ي ُح سْ ُن ا ْلع‬
, ‫شُ َر ِة‬ ِ ْ‫ق ال َّز وْ َج ِة َع لَى ال َّز و‬
َ ‫ َو ِه‬: ‫ج‬ ُ ‫ُح ق ُْو‬

َ ‫و ا ْلق‬,‫ا‬
َْ ‫ َو ت َْع ِل ْي ُم هَ ا َم ا‬, ‫س ُم‬
‫تح‬ َ َ‫َو ُم ْْؤ نَة ُ ال َّزوْ َج ِة َو َم ْه ُر ه‬

ِ َ‫ض ا ْل ِع بَاد ا‬
‫ت َو سُ نَ نِهَ ا َو لَوْ َغ ْي َر‬ ُ
ِ ْ‫ت َُج اِ ل يَْ ِه ِم ْن ف ُر و‬

‫ب طَ ا َع‬ ِ ‫ق بِا ْل َح ي‬
ِ ْ‫ َو ِم ْن ُو ُج و‬, ‫ْض‬ ُ َّ‫ي ت َع ل‬ َّ ‫ُم َؤ‬
َ ‫ َو ِم َّم ا‬, َ‫ك د ٍة‬

117
ِ ‫ْس ب َِم ْع‬
.َ‫ص ي ٍة‬ َ ‫ف ْي َم ا َل ي‬
ِ , ‫تِ ِه‬

“hak seorang istri dari suami ialah : menggaulinya dengan baik,


menafkahinya, menyerahkan maharnya, pembagian yang adil baik lahir
maupun batin bagi suami yang memiliki istri lebih dari satu, mengajari
ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban ibadah, sunnah-sunnahnya,
dan mengajari ilmu yang erat kaitanya dengan haid, dan mengajari untuk
selalu taat kepada suami dalam perkara di luar maksiat.

116 Lihat,Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm.7
117 Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm.10
46

َ ‫ق ال َّزوْ َج ِة( ْال َوا ِجبةَِ )ع‬


ِ ْ‫َلى ال َّزو‬
‫ )قا َ َل ال ُل‬.(‫ج‬ ُْ ‫في (بيَا َ ِن )ح‬
ُ ‫ُقو‬ َْ ‫ْال‬
ِْ ‫فص ُل ااْل َو ُل‬
َُّ ‫)و عَا ِش ُر‬
ِْ ‫اي با ِ ْالع َْد ِل‬
‫في‬ ِ ْ‫هن با ِ ْل َم ْعرُو‬
َْ (,‫ف‬ َ :‫في سُوْ َر ِة الن َِسِأ‬ َ َ ‫ت َعا‬
ِْ (‫لى‬
‫في سُوْ َر ِة ْالبقَ َر ِة ) َولهَُ َّن( َعلَى‬ َْ ‫في ْال‬ َ
ِْ (‫قو ِل) َوقا َ َل‬ ِْ ‫ َوبا ِ ا ْلِجْ َما ِل‬,َِ‫ َوالنفَّقة‬,‫ت‬
ِ ِ‫ْال َمب ْي‬

ِ ْ‫فى ْال ُوجُو‬


ِ َ ‫ َواسْت ِْحقا‬,‫ب‬
‫ق‬ ِ ‫ق‬ ُْ ‫الذيْ ( لهَُ ْم) عَليَْ ِه َّن( ِمنَ ْالح‬
ِ ‫ُقو‬ َِّ ‫ااْل َ ْز َواجِ ) ِم ْث ُل‬

َْ ‫اي ب َِماي ْ ُس‬


‫تح َس ُن شَرْ عًا ِم ْن ُح ْس ِن‬ ِ ْ‫س )با ِ ْل َم ْعرُو‬
َْ (‫ف‬ ِ ‫فى ْال ِج ْن‬
ِ ‫ اَل‬,‫ْال ُمطَلبَةَِ عَليَْهَا‬

ٍ َّ ‫ قا َ َل ابِ ُْن عَبا‬.‫ض َر ِر ِم ْنهُ ْم َو ِم ْنه َُّن‬


‫ َمعْن َى‬: ‫س رضي الل عنه‬ َّ ‫ك ال‬ َْ ‫ َو‬,‫ْالع ْ ُش َر ِة‬
ِ ‫تر‬
ََّ ‫ين ِال ْم َرأةَِ َك َما ت ُِحبُّ انَْ تت ََز‬
‫ين لِ ْي لِهَ ِذ ِه ااْل يَةَِ" )ولِل‬ ََّ ‫ذاَلِكَ "ا ِن ا ُِحبُّ انَْ ات ََز‬

.(ٌ‫ِر َجا ِل عَليَْ َّن د َر َجة‬


Fasal pertama menerangkan hak istri yang wajib di penuhi oleh seorang
suami. Berfirman Allah Swt. Didalam surat An-Nisa ayat 19:” dan
bergaulah dengan mereka secarapatut”. Maksudnya adil dalam hal
bermalam dirumah, memberi nafkah, dan sopan dalam bertutur kata. Dan
berfirman Allah Swt didalam Q.S Al-Baqoroh : 228 (dan para wanita)
terhadap suami (mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibanya) bagi
para suami (atas para wanita).
Dari hak-hak yang wajib ditunaikan dan tututan hak atas wanita bukan
hanya pada jenis permintaanya.
(menurut cara yang ma’ruf) Maksud cara yang ma’ruf yaitu cara yang baik
menurut ajaran agama, seperti pergaulan hidup yang baik diantara
suamiistri, dan meninggalkan hal yang membahayakan baik dari pihak
suami maupun istri.
Berkata Sayyidina Abdulloh bin ‘Abbas RA : “makna cara yang ma’ruf
yaitu bahwa saya senang untuk berdandan untuk istri saya, sama
seperti istri saya senang berdandan untuk saya karena ayat ini.” (Akan
tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya)118

‫في ُح َّج ِة ْال َودعَ( آي آ ِخ ِر َح ِج ِه‬ ِْ ‫قل‬ َ َُ‫ي ع َِن النب َِّى صل الل عليه وسلم انَه‬ َ ‫)ر ُِو‬
َ ‫ )ب َْع َد انَْ َح ِم َد اللُّ ( ت َِعاَل َى‬.َِ‫ص َّل ال ّل عَليَْ ِه َو َسل ََّم َوهُ َو َح َّجةُ ْال ُج ْمعة‬
‫)و‬ َ
ْ
ِ ‫اثَ ْن َى َعلَ ْي ِه َو َو َعظَ( ْال َح‬
.‫ )أاَل َ( أي تنَبََّهُوْ ا يا َ قَوْ ِم لِ َما يلُق َى اِليَْ ُك ْم‬. َ‫اض ِر ْين‬
118 Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008).
Hlm.15
47

‫صيتَّ ِى ف ْيِ ِه َّن‬ ِ ‫لوا َو‬ ُْ َ‫ اي ِأ ْقب‬.َِ‫توصُوْ ا باِال ِن َسآ ِء َخ ْيرًا( ْالبا َ ُء لِلت َّْع ِدية‬ َْ ْ‫)واص‬ َ
َ
‫صية ب ِه َّن آ َك ُد‬ َّ ْ
ِ ‫أح ِسن ُْوا ُع ْش َرتهَُ َّن فَِأ َّن ال َو‬ َْ ‫َوا ْع َمل ُْوا بهَِا َوارْ فَق ُْوا ب ِه َّن َو‬
‫ض ْعفِ ِه َّن‬ُ ِ‫ل‬
119
َ ِ‫َواحْ تِيا َ ِج ِه َّن ا‬
.‫لى َم ْن يقَ ُْو ُم بِأ َْم ِر ِه َّن‬
Diriwayatkan dari nabi Muhammad Saw, sesungguhnya beliau bersabda
pada Haji Wada’, yaitu haji terakhir beliau (yaitu haji yang jatuh pada hari
jum’at).
(Setelah memuji Allah Swt dan bersyukur kepadanya, lalu beliau
memberikan nasihat) kepada orang yang hadir.(Ingatlah) yakni ingatlah
wahai kaumku terhadap apa yang akan aku sampaikan, (Aku berwasiat
kepadamu agar berbuat baik kepada wanita) maksudnya terimalah olehmu
wasiatku mengenai wanita dan laksanakanlah wasiatku itu, dan
beramahtamalah kepada wanita dan bergaulah dengan baik dengan
mereka. Sesungguhnya wasiat yang terkait dengan wanita itu lebih kuat
penekananya. Disebabkan kelemahan dan kebutuhan mereka terhadap
orang yang dapat bertanggung jawab dalam masalah-masalah mereka120.

‫ا‬ÅÅَ‫ق ه‬ ِ Å‫اي ِم ْن َح‬


َْ ( ‫ج‬ ِ ْ‫ َّزو‬Å‫رْ أةَِ عَل َى ال‬ÅÅ‫ق ْال َم‬ ُْ Å‫لم )حُق‬ÅÅ‫ه وس‬ÅÅ‫ل علي‬ÅÅ‫لى ال‬ÅÅ‫َوقا َ َل ص‬
ُ ‫و‬Å
ْ
َْ (َ‫ ه‬Åْ‫ ِربُ ْال َوج‬Å‫يض‬
‫ َد‬Å‫اي ِع ْن‬ َْ َ‫ ْى َوال‬Å‫تس‬ َ ‫وْ هَا ا ِذ َْك‬Å‫ َوي َْك ُس‬,‫ا اِ َذ طَ ِع َم‬ÅÅَ‫عَليَْ ِه )انَْ يطُ ِع ُمه‬
‫ن ُُشوْ ِزهَا‬

‫ أ ََّما‬.‫في ْال َمضْ َج ِع ِع ْن َد الن ُُّشوْ ْز‬


ِ ‫اي‬ ِ ِ‫في ْال َمب ْي‬
َْ (‫ت‬ ِ َّ ‫ح َوالَ يَ ْهجُرْ ااِل‬ ُ ‫)والَ ي‬
ِ َ‫ق ب‬ َ

121
.‫فى ْال َكالَ ِم فَإنِهَُّ َح َرا ٌم إاِل َّ لِع ْ ُذ ٍر‬
ِ ‫ْالهَجْ ُر‬

“Rosulullah bersabda : haq bagi istri dari suaminya yaitu memberikan


makan istrinya, memberikan pakaian, dan tidak memukul wajah istri ketika
nusyuz, tidak mengatai dengan perkataan kotor, dan tidak menjauhinya
ketika nusyuz kecuali tempat tidurnya. Adapun tidak komunikasi dengan
ucapan hukumya haram kecuali karna udzur. 122
Dari pernyataan yang tertuang dalam kitab Uqudu Lujain di atas dapat

kita tentukan hak istri atas suami atau kewajiban seorang suami terhadap

istri yaitu sebagai berikut:

119 Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm.11
120 Muhammad, Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama, (Jombang:Darul Hikmah, 2008)
Hlm.18
121 Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok: Menara Online, 2002). Hlm.13
122 Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama, (Jombang: Darul Hikmah, 2008)
hlm.19
48

1) Mendapat perlakuan adil dari suami, baik secara giliran (bila polygami),

uang belanja, dan perangai baik dalam ucapan maupun perbuatan

2) Berhak atas nafkah dari suami, jika suami makan maka istri juga harus

makan.

3) Memberi pakaian apabila suami berpakaian

4) Suami tidak menampar wajah ketika nusyuz

5) Suami tidak menjelekan dan mengolok istri dengan kata-kata kotor

6) Suami tidak meninggalkan istri (ketika nusyuz) kecuali tempat tidur

7) Mendapatkan maharnya

8) Mendapat ajaran ilmu agama dari suami

9) Mendapat pengetahuan tentang haidhl123

b. Hak suami atas istri ( kewajiban istri) dalam kitab Uqudu Lujain

ْ‫ف ي‬ ِ ْ‫ي طَ ا َع ة ُ ال َّز و‬


ِ ‫ج‬ َ ‫ق ال َّز وْ جِ َع لَى ال َّز وْ َج ِة َو ِه‬
ُ ‫ُح ق ُْو‬

ْ Åَ‫تس ِل ْي ُم ن‬
‫ف‬Å َ ‫ َو ُح سْ ُن ا ْل ُم َع ا‬, ‫ص يَّ ٍة‬
َْ ‫ َو‬, ‫َش َر ِة‬ َ ‫َغ ي‬
ِ ‫ر َم ْع‬ÅÅْ

‫س هَ ا ِم‬ ْ Åَ‫ة ُ ن‬ÅÅَ‫ص يَا ن‬


ِ ‫ف‬Å ِ ‫ َو‬, ‫ت‬ َ ْ‫ َو ُم اَل َز َم ة ُ ا ل‬, ‫س هَ ا اِ َل ْي ِه‬
ِ ‫ب ْي‬ ِ

‫ َو ا ِْل حْ تِ َج ابُ َع ْن ُر‬,ُ ‫َي َره‬ َ َ‫ف َر ا‬


ْ ‫ش ههُ غ‬ ِ ‫ْن ا نَْ ت ُْو ِط َئ‬

ْ‫ش ْيٍئ ِم ْن بَد نَِهَ ا َو لَو‬


َ َِ‫ب ي ٍ ل‬ َْ ‫ْْؤ يَ ِة‬
ِ َ‫اج ن‬

ْ َّ‫ اِ ِذ ال ن‬,‫هَ ا‬Å‫ف ْي‬


ِ‫وْ َم َع ا‬Åَ‫ ِه َم ا َح َر ٌم َو ل‬Åْ‫ظ ُر اِ َل ي‬ َّ ‫ك‬
َ ‫َو جْ هَ هَ ا َو‬

َ ‫ك ُم طَ ا َل‬
ُ‫ه‬Åَ‫هَ ا ل ه‬Åِ‫ب ت‬ ُ ‫ر‬Å
َْ Å‫ َو ت‬, ‫ت نَ ِة‬ ِ ‫ْن تِفَ ا ِء الشَّ ْه َو اة ِ َو ا ْل‬
ْ ‫ف‬

‫ َع‬ÅÅ‫ َو ت‬, ‫ ِه‬ÅÅْ‫ت ق ُْد َر ت هَهُ َع َل ي‬ َ ‫ق ا ْل َح‬


ْ ‫اج ِة َو لَوْ َع لِ َم‬ َ َ ْ‫بِ َم ا فَ و‬

123 Lihat, Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain.(Depok:Menara Online,2002) Hlm.5-30


49

‫ َو‬, ‫هُ ِم نَ ا ْل َم ا ِل ا ْل َح َر ِام‬ÅÅُ‫س ب ه‬ َْ ‫ف هَُ ا َع ْن ت نَا ُو ِل َم ا ي‬


ِ ‫ك‬ ُّ ‫ف‬

124
ِ ‫ْض هَ ا ُو ُج وْ داً َو ا ْن‬
. ‫ق طَ ا ًع ا‬ َ ‫ك ْذ بهَِ ا َع‬
ِ ‫لى َح ي‬ ِ ‫َع د َُم‬

“hak suami yang wajib atas istri yaitu: wajib taat pada suami, kepada
perkara selain maksiat, menggauli atau melayani suami dengan baik penuh
etika, menyerahkan dirinya sepenuh jiwa dan raganya, tidak meninggalkan
rumah atau tempat tinggal suaminya, menjaga dan memelihara kehormatan
suami atas diri dan rumah tangganya, selalu menutupi badan dan auratnya
dari pandangan lelaki yang bukan muhrimnya, walaupun wajah dan kedua
telapak tanganya , karna melihatnya hukumnya haram walaupun tanpa
syahwat dan aman dari fitnah, tidak meminta sesuatu di atas kemampuan
suaminyawalaupun suami bisa mengusahakan untuk mendapatkanya,
memelihara diri serta agamanya dari mengonsumsi makanan dari hasil
usaha yang haram, tidak menutupi atau berbohong kepada suami akan hal
keadaan baik sedang dalam keadaan haidh atau selesai haidnya125

‫الن سَِأ ) ال ِر َجا ُل‬


ِ ‫في سُوْ َر ِة‬ ِ ‫ج( ْال َو‬
ِْ ( ‫اجبةَِ )عَل َى ال َّزوْ َج ِة‬ ِ ْ‫ق ال َّزو‬
ُ ‫ُقو‬
ُْ ‫)ح‬

‫ض َل ال َُّّل‬
َّ َ‫اي ُم َس ِل طُوْ نَ َعلَى تَأ ِْديْب ِه َّن )ب َِما ف‬
َْ (‫قَ َّو ُموْ نَ عَل َى النَّ َسآ ِء‬

َْ (‫ي ال ِن سَِأ ) َوب َِما ا ْنَفقَ ُْوا‬


‫اي‬ ٍ ‫ال )عَل َى ب َْع‬
َِ ‫ض( ا‬ ِ ‫اي ال ِر َج‬ َ ‫( ب ِه )ب َْع‬
َْ (‫ضهُ ْم‬

126
. ‫في ن َِكا ِح ِه َّن َك ْل َمه ِْر َوالنفَّقَ ِة‬
ِْ (‫عَليَْ ِه َّن ) ِم ْن ا َْم َوالِ ِه ْم‬
“hak bagi suami atas istrinya. Allah Swt berfirman dalam surat An-Nisa:
kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita (di beri kekuasaan untuk
mengajarinya), karna Allah Swt telah melebihkan sebagian mereka
(lakilaki) atas sebagian lainya (wanita), dan karna mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian harta mereka (dalam menikahinya, seperti mahar
dan memberikan nafaqoh)127
Dari pernyataan yang tertuang dalam kitab Uqudu Lujain di atas dapat

kita tentukan hak suami atas istri atau kewajiban seorang istri terhadap

suami yaitu sebagai berikut:

1) Istri taat kepada suami kepada perkara selain maksiat

124 Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok:Menara Online, 2002) Hlm.5
125 Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok:Menara Online, 2002) Hlm.5
126 Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok:Menara Online, 2002) Hlm.6
127 Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain, (Depok:Menara Online, 2002) Hlm.6
50

2) Menggauli atau melayanii suami dengan baik penuh adab dan etika

3) Menyerahkan dirinya sepenuh jiwa raga kepada suami

4) Tidak meninggalkan rumah atau tempat tinggal suaminya

5) Menjaga dan memelihara kehormatan suami atas diri dan rumah

tangganya

6) Selalu menutupi badan serta auratnya dari pandangan lelaki yang bukan

muhrimnya

7) Tidak meminta suatu yang di atas kemampuan suaminya, meskipun sang

suami mampu mengusahakan untuk mendapatkanya

8) Memelihara diri serta agamanya dari mengonsumsi makanan dari hasil

usaha suami yang haram

9) Tidak menutupi atau berbohong kepada suami akan hal dirinya baik

sedang dalam keadaan haidhl atau telah selesai haidlnya128

2. Hikmah Penerapann Hak dan Kewajiban Suami-Istri Dalam Kitab Uqudu

Lujain

Didalam kitab Uqudu Lujain terdapat paparan-paparan hak dan

kewajiban suami-istri yang mana berdasar dari beberapa hadits Nabi Saw dan

ayat-ayat Al-Qur’an, dan dalam kitab lainya terdapat hikmah yang berupa

pejelasan dari beberapa Ulama’ yang menjelaskan maksud dan tujuan dari

paparan yangg ada dalam kitab Uqudu Lujain.

128 Lihat, Muhammad Nawawi, Syarah Uqudu Lujain (Depok:Menara Online,2002) Hlm 5-72
51

a. Hikmah kewajiban seorang suami terhadap istri (hak seorang istri

terhadap suami) dalam kitab Uqudu Lujain

Seorang suami memiliki ketentuan yang memang harus dipenuhi dalam

kehidupan keluarga yaitu kewajibanya sebagai seorang suami sekaligus

kepala keluarga. Dalam hal ini hendaknya ia (suami) memenuhi hak-hak

istrinya yang memang menjadi kewajibanya. Dalam kitab Uqudu Lujain

tertulis hadits Nabi Saw yang mana seorang suami harus (wajib) memenuhi

hak-hak istrinya.129

‫تز َّو َج أ ِْم َرأةًَ عَل َى َما قَ َّل ِمنَ ْال َمه ِْر‬
َ ‫ص َل اللُّ عَليَْ ِه َو َسل ََّم أيَ َُّما َرج ٍُل‬
َ ‫)وقا َ َل‬
َ

َ ‫فى ن ْفَ ِس ِه ( أيْ ق ْلَبِ ِه )أنَْ يُئ َِد‬


‫ي ِأليَْهَا َحقهََّا خَ د َعهَا ف َماتَ َول َْم‬ ِ ‫س‬َ َْ‫أو َكث َُر لي‬
َْ

‫أي ِأ ْق َرُأ‬ ْ ‫يو َم ْالقِيا َ َم ِة َوهُ َو زَا ٍن( أيْ أثَِ ٌم‬
َ ‫)ال َح ِدي‬
َْ (‫ْث‬ َْ ‫يُئ َِد ِأليَْهَا َحقهََّا لقَِ َي ال َّل‬

.131130
ُِّ ‫ْث َر َوهُ الطَّب َْر‬
‫اني‬ َ ‫ْال َح ِدي‬

“(Bersabda nabi Muhammad Saw: laki-laki mana saja yang memperistri


seorang wanita dengan memberikan mas kawin, baik sedikit maupun
banyak, namun tidak ada dalam dirinya) yakni dalam hatinya (keinginan
untuk melaksanakan pemberian kepada istrinya akan hak-haknya itu, maka
ia telah memperdayai istrinya, lalu ia mati sedangkan ia belum memberikan
hak itu kepada istrinya, maka ia akan bertemu dengan Allah di hari Kiamat
dalam keadaan ia sebagai orang yang berzina) yakni menanggung dosa.
(Al-Hadits) yakni sempurnakanlah pembacaan hadits. Hadits diriwayatkan
oleh Imam At-Thobroniy.132

129 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama.(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


Hlm. 15
130
131 Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama. (Jombang: Darul Hikmah, 2008)
Hlm.
132 Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008) Hlm.
52

23
53

Dari sini tentunya kita ketahui bahwa memenuhi kewajibanya itu sangat

penting, dan harus sepenuh hati. Karna selain sebagai kewajiban, memenuhi

hak istri juga senantiasa harus berasal dari hati (keinginan tanpa paksaan).

Karna jika memenuhi dengan tanpa keinginan (karna terpaksa) lebih baik

jangan menikah dari pada harus mati dalam dosa berzinah.133

Didalam keluarga, peran seorang suami sangatlah penting, karna seorang

suami juga berperan sebagai kepala keluarga.

Seperti keterangan didalam kitab Uqudu Lujain terdapat potongan ayat

Al-Qur’an surat An-Nisa : 19 :

134
‫الية‬...‫ف‬ َُّ ْ‫َوعَا ِشرُو‬
ِ ْ‫هن با ِ ْل َم ْعرُو‬
“Dan bergaulah dengan mereka secara patut”135

Potongan ayat diatas dapat diuraikan sebagai berikut: Al-Ma’ruf didalam

ayat tersebut secara konsep dirumuskan sebagai pergaulan yang adil dalam

memberikan giliran menginap ditempat masing-masing istri (jika istri lebih

dari satu), juga keadilan memberikan nafkah hidup kepada istri, dan selalu

berkata-kata yang baik.136

Lalu keterangan yang selanjutnya terdapat ayat yang mengatakan:

ِ ْ‫َولهَُ َّن ِم ْث ُل ال ِذيْ عَليَْ ِه َّن با ِ ْل َم ْعرُو‬


‫ف َولِل ِر َجا ِل عَليَْ ِه َّن د َر َجة‬

133 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008)


Hlm. 23
134 Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008)
Hlm.15
135 Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama. (Jombang:Darul Hikmah, 2008)
Hlm15
136 Lihat,Muhammad Kholilurrohman,
Hlm.15
Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
54

“ dan para wanita memiliki hak yang seimbang dengan kewajibanya

menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami memiliki satu tingkatan

kelebihan daripada istrinya.”137

Hak yang dimaksud diatas adalah hak yang memang harus dipenuhi oleh

suami dan wajib dimiliki oleh wanita (istri) tanpa melihat perbedaan yang

ada. Sedangkan kata Ma’ruf diatas mempunyai arti sebuah perbuatan yang

baik menurut Syara’. Sesuatu itu dapat diwujudkan dengan pergaulan yang

baik dan patut, serta menghindarkan sikap-sikap yang membahayakan, baik

dari pihak suami maupun pihak istri.138

Dalam hal ini Ibnu Abbas RA berkata: “Makna ayat diatas ialah saya

berkeinginan untuk memperbaiki hubungan dengan para istri seperti

keinginan mereka untuk memperbaiki hubungan denganku.”139

Menyangkut dengan tingkatan yang lebih tinggi yang dimiliki oleh

seorang suami maksudnya adalah hak-hak suami itu melebihi hak istri itu

sendiri. Wujudnya ialah kewajiban taatnya seorang istri terhadap suami.

Karna mahar yang harus diberikan suami kepada istri dan nafkah hidup yang

harus dibelanjakan dengan tepat. Dengan patuhnya istri terhadap suami

sebagai kewajibanya maka keberhasilan didalam keluarga sedikitnya tela

terpenuhi. Meskipun tidak ada yang mengetahui ukuran berhasilnya sebuah

137 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


Hlm.15
138 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
Hlm.15
139 Lihat,Muhammad Kholilurrohman,
Hlm.15
Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
55

keluarga. Namun dalam hal ini beberapa masyarakat sering memandang

bahwa berhasilnya seseorang dalam keluarga ialah semakin kecilnya

intensitas konflik didalam keluarga, namun ada juga yang menganggap

bahwa berhasilnya seseorang dalam keluarga yaitu dengan atribut kekayaan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dan

pergaulan didalam keluarga sangat brpengaruh dalam kehidupan keluarga.

Meskipun seorang suami-istri yang hidup tanpa memperhatikan ekonomi

bukan tidak mungkin akan timbul konflik jika tidak dibarengi dengan

pergaulan dan komunikasi yang baik diantara mereka. Begitu pula dengan

mereka yang selalu mementingkan ekonomi dari pada segalanya, hal ini dapat

membuat seseorang lalai dan lupa bahwa ia memiliki tanggung jawab yang

bukan hanya material.140

Jika kita menilik dua potongan ayat Al-Qur’an diatas, Allah SWT

memerintahkan kita untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam

keluarga dengan pergaulan serta komunikasi yang baik. Terdapat juga sebuah

pendapat mengenai penjelasan tentang potongan ayat diatas dimana maksud

dari ayat diatas ialah hendaknya seorang suami berbuat baik kepada istrinya

dengan berkata yang baik dan berbuat baik dalam berkeluarga. Adapun

sebagian dari berbuat baik itu sendiri adalah mengajarkan istri tentang

mencapai kebahagiaan duni dan akhirat.141

Maksud dari perilaku yang baik adalah melakukan perbuatan baik

140 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


Hlm.16
141 Hlm.17
Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
56

(utama) dan meninggalkan perbuatan yang dapat merendahkan derajat

Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


57

seseorang. Sedang kasih sayang terhadap keluarga adalah dengan berbuat

baik dan mencurahkan seluruh kasih sayang terhadap keluarganya. Karna

sebaik-baik seseorang adalah sebaik-baiknya bagi keluarganya, dan

sebaikbaiknya seorang suami adalah sebaik-baiknya bagi istrinya. Karna

seorang suami merupakan kepala dalam keluarga, maka hendaknya menjadi

cerminan yang baik baik keluarganya. Dan ketika sang istri berbuat buruk

maka hendaknya seorang suami berlaku sabar dalam menyikapi perilaku sang

istri, karna sebuah anjuran tetap bersikap baik meski sang istri bersikap

buruk. Dan bagi seorang suammi yang selalu bersabar atas istrinya akan

mendapat ganjaran dari Allah seperti Nabi Ayyub AS yang sabar atas

cobaanya.142

Dalam kehidupan keluarga, seorang suami memiliki beberapa hal yang

harus diberikan seorang suami kepada istrinya yaitu:

• Memberikan nasehat atau wasiat kebaikan kepada istrinya

Maksudnya ialah memerintahkan kebaikan dan hal ini menjadi

kewajiban seorang suami. Lebih dari itu, seorang suami juga memiliki

kewajiban mengingatkan istrinya jika sang istri melakukan sebuah

kekeliruan menurut agama. Kemudian suami berkewajiban untuk lemah

lembut terhadap istrinya. Dan didalam hadits dijelaskan bahwa Allah SWT

merahmati lelaki yang berkata “wahai keluargaku jaga sholat kalian,

puasa kalian, zakat kalian. Serta kasihilah orang miskin, anak yatim, dan
tetangga kalian, semoga Allah SWT mengumpulkan kalian semua

142 Hlm.27
Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
58

disurga.”143

• Memberi nafkah seorang istri sekuat atau sebisa yang ia miliki.

Karna nafkah merupakan sesuatu yang sangat penting saat ini dalam

kehidupan berkeluarga. Maka dari itu seorang suami harus bisa memberi

nafkah kepada istrinya. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka tali perkawinan

dapat rusak. Karna nafkah merujuk pada pemberian hak atas suatu barang

oleh seseorang kepada orang lain demi kelangsungan hidup seseorang

yang diberi nafkah. Dan dalam hal menafkahi, apabila seorang suami tidak

mampu melayani istrinya (dalam urusan rumah tangga) maka hendaknya

sang suami harus mencarikan seorang pembantu untuk istrinya.144

• Menanggung semua atas diri istrinya

Maksudnya ialah seorang suami bertanggung jawab penuh atas

istrinya, dan seorang suamilah yang mengurus segala keperluan sang istri.

Seperti sandang, pangan dan papan.145

• Bersikap lemah lembut dan kasih sayang kepada istrinya

Seperti halnya tidak mengatai istri dengan sebuah kejelekan atau

mendoakan sang istri dengan doa yang jelek, serta tidak menyakitinya

ketika ia bersalah atau berbuat yang tidak sesuai. Dan hendaknya menjaga

tutur kata dan perbuatan yang baik. 146

143 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


Hlm.41
144 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
Hlm.41
145 Hlm.41
146 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
Hlm.41
Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
59

• Mengarahkan istrinya kepada jalan kebaikan

Seorang suami hendaknya mengingatkan sang istri atas kebaikan

dengan lemah lembut, mendidik istri melalui materi (sesuai Syara’),

mendidik melalui praktek (kehidupan sehari-hari), lalu mendidik melalui

do’a (senantiasa mendoakan kebaikan).147

• Mengajari istri tentang ilmu Agama yang ia butuhkan.

Seperti hukum dalam bersuci, tentang Haidhl, dan tentang ibadah.148

Karna seorang suami wajib menanggung atas istrinya maka

hendaknya seorang suami mengajarkan tentang Agama kepada istrinya.

Karna sesungguhnya seorang suami adalah guru bagi istrinya. Namun

terdapat beberapa masalah tentang hal suami adalah guru bagi istrinya,

yaitu bagaimana jika seorang suami bukan orang yang mengerti agama?

Apakah seorang wanita (istri) boleh pergi keluar dan bertanya kepada

seorang Ulama’? dan hal ini diperbolehkan dengan catatan seorang suami

tidak memiliki wawasan yang cukup tentang ilmu Agama. Bahkan hal itu

wajib hukumnya, dan bagi seorang suami yang melarang istrinya keluar

untuk bertanya tentang Agama kepada Ulama’, maka ia tergolong orang

yang durhaka kepada Allah SWT. Maka dalam hal ini hendaklah seorang

147 Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


Hlm.41
148 Hlm.41
Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
60

suami memenuhi kebutuhan rumah tangga termasuk dalam ilmu Agama.

Karna seorang suami berkewajiban menjaga keluarganya dari jilatan api

Neraka. Maksudnya ialah mengarahkan keluarganya kejalan yang benar.

Dengan menjaga keluarga dengan cara mengajarkan ilmu Agama Islam.

Dengan kita memahami Agama Islam diharap kita hidup dibawah tuntutan

Agama. Dan dengan hidup dibawah tuntutan Agama berharap Allah

meridhloi kita, dan apabila Allah ridhlo dengan kita, maka Insya Allah kita

akan mendapat segalanya. Kemudian dengan memberikan pendidikan

tentang perilaku atau akhlaq yang baik. Karna Rosulullah diutus untuk

menyempurnakan akhlaq, maka semestinya kita memberikan pendidikan

akhlaq yang mulia kepada keluarga kita. Dan dalam pembelajaran akhlak

yang baik, kita dapat merujuk kepada ajaran Agama Islam, karna didalam

ajaran Agama Islam mengandung tuntutan yang dapat menjadikan

manusia. Karna seperti yang kita tahu bahwa Rosulullah adalah manusia

yang memanusiakan manusia. Maka siapa saja yang ingin hidupnya

terarah maka ubahlah diri kita menjadi manusia yang sesungguhnya.

Dalam hal kewajiban, anak juga termasuk dari tanggung jawab

seorang suami, dimana seorang suami hendaknya memperhatikan seorang

anak dari pendidikanya, baik itu dalam beragama, sosial dan lainya. Karna

seorang anak lebih mudah terpengaruh dalam kehidupan keluarganya. Dan

hendaknya berlaku lemah lmbut pula kepada seorang anak. Dan jangan

memberi contoh sebuah ketidak pantasan dihadapanya.134

Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


61

134

Hlm.47

Dalam kehidupan rumah tangga, sebagai seorang suami hendaknya

harus memelihara tanggung jawab didalam keluarganya. Karna tanggung

jawab ini tidak hanya didunia saja namun kelak diakhirat juga dimintai

kejelasan, karna seorang suami selaku kepala keluarga maka ia

bertanggung jawab penuh atas keluarganya. Bagai seorang Raja yang

bertanggung jawab penuh atas bawahanya dan keluarganya. Dan perlu kita

ketahui bahwa wanita, anak dan keluarga merupakan Amanat dari Allah

untuk kita, maka dari itu sangat jelas diperingatkan, bahwa jika suami

tidak bertanggung jawab (tidak menunaikan kewajibanya) atas keluarga,

maka ia termasuk orang yang berkhianat kepada Allah dan Rosul-nya. Dan

wasiat Rosulullah ialah untuk senantiasa menjaga sholat serta menjaga apa

yang menjadi sebuah tanggungan, dan hendaknya untuk tidak

memberatkanya dengan sesuatu yang tidak dapat dilakukan. Kemudian

Allah juga memerintahkan agar memerintahkan keluarganya untuk

mengerjakan sholat. Karna sesungguhnya Allah tidak akan menjatuhkan

kepadanya dosa yang amat besar kepada seseorang kecuali orang yang

membuat keluarganya bodoh.149

b. Hikmah kewajiban seorang istri terhadap suami (hak seorang suami

terhadap istri) dalam kitab Uqudu Lujain

Dalam kehidupan rumah tangga tentunya tidak terlepas dari kewajiban

seorang istri yang merupakan hak dari seorang suami. Dan bagi seorang istri

149 Lihat,Muhammad Kholilurrohman,


Hlm.51
Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)
62

kewajiban ini merupakan rangka dalam mewujudkan sebuah keluaraga

Sakinah Mawaddah dan Rahmah, dan juga sebagai tolak ukur keberhasilan

didalam berkeluarga. Dalam melakukan kewajiban sebagai seorang istri,

hendaknya memperhatikan apa-apa saja yang menjadi poin penting dalam

melaksanakan kewajibanya. Walaupun istri merupakan tanggung jawab dari

suami, tetapi seorang istri tetap memiliki kewajiban yang harus dilakukan.

Seperti melayani seorang suami dengan cara patuh terhadap perintahnya

selain maksiat. Karna seorang suami yang memberi mereka mahar dan

nafkah. Dan Rosul bersabda bahwa wanita yang baik adalah ketika kamu

memerintahnya, ia menaati kamu, dan ketika kamu meninggalkanya, ia

menjaga harta dan harga dirinya sendiri. Dari keterangan ini dapat dijelaskan

bahwa seorang istri hendaknya menjadi wanita yang taat kepada suaminya.

Dan hal ini didapat ketika seorang wanita bisa taat dan patuh kepada orang

tuanya sebelum ia menikah. Dan seorang istri hendaknya menjadi sosok yang

Amanah bagi keluarganya, dan tidak menghianati suaminya. Karna bagi

mereka (seorang istri) yang memelihara dirinya dari hal yang bertentangan

dengan Agama, maka Allah memelihara mereka pula.136

Dalam hal melakukan kewajiban, seorang istri senantiasa mengahrapkan

ridhlo dari suaminya, lalu ketika suaminya ridhlo denganya, maka Allah pun

akan ridhlo kepadanya. Karna sebuah hadits mengatakan: “Apabila seorang

wanita mengerjakan sholat lima waktu, puasa romadhlon dan menjaga

kehormatanya, serta taat kepada suaminya, maka kelak akan dikatakan

kepadanya “masuklah ke surga lewat pintu mana saja”. Sungguh mudah

Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


63

136

Hlm.59-62

Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


64

bagi seorang wanita untuk mendapatkan surga, yaitu dengan taat kepada

suaminya dan mendapat ridhlo dari suaminya dari jiwa yang paling dalam.

Yang harus dilakukan ialah taat kepada suami akan apa yang diperintahkanya

dan tidak melakukan apa yang dilarang. Dan tentunya menjalankan perintah

yang tidak bertentangan dengan Syari’at. Kemudian selain taat kepada suami,

seorang wanita hendaknya taat pula kepada Allah SWT. Taqwa kepada Allah

dengan menjalankan segala perintahnya tentunya melakukan hal ini dengan

dilandasi Hukum Islam. Seperti sholat lima waktu, puasa Romadhlon, dan hal

ini dilakukan sesuai ketentuan Syari’at Islam. Dan selanjutnya menjaga

kehormatanya, maksudnya tidak menghianati suaminya dan bersikap Amanah

atas keluarganya.137

Salah satu hal yang harus dilakukan oleh seorang istri adalah melihat apa

yang dimiliki oleh suaminya itu lebih baik dari yang lain. Menerima semua

yang dilakukan suaminya dengan senang hati dan melihat apa yang

dilakukanya lebih baik dari yang lain. Dan tentunya,, semua itu takkan bisa

dilakukan, apabila ia tidak bisa menerima suaminya apa adanya. Seorang istri

hendaknya bersikap baik terhadap suaminya dan tidak mengingkari kebaikan

suaminya. Dan ketika seorang wanita tidak mengakui akan hal kebaikan

suaminya, maka sesuai hadits Rosulullah SAW, Allah akan menghapus

semua amal kebaikanya. Dan bagi seoang istri hendaknya selalu berbuat baik

kepada suaminya, karna bagi mereka (istri) yang tidak berterima kasih atas

apa yang diberikan suaminya maka ia tidak akan dipandang sekalipun oleh

Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


65

137 H
lm.65

Allah SWT. Apalagi seorang istri masih sangat butuh kepada suaminya.

Meskipun sebagian harta itu adalah milik sang istri dan suami ikut makan dari

hasil harta istrinya, tetap saja jika sang istri tidak mengakui kebaikan suami

maka tiada amal baginya.138


66

138 H
lm.75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan dan analisis diatas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Materi yang ada didalam kitab Uqudu Lujain sangat signifikan jika dipakai

sebagai acuan seseorang dalam membina rumah tangga dan keluarga.

Diantaranya hak istri atas suami yaitu: mendapat sandang dan pangan, hak

untuk tidak dipukul pada wajahnya kala nusyuz, namun berhak dipukul pada

bagian lainya. Berhak menolak untuk diolok-olok dengan ucapan jelek. Hak

untuk tidak dijauhi dan dihindari suami kecuali didalam rumah. Kaum

lakilaki sebagai pemimpin kaum wanita, bahwa suami harus dapat

menguasai, mengurus dan mendidik perangai istri. Allah Swt melebihkan

kaum laki-laki atas kaum wanita, karna kaum lelaki memberikan nafkah

kepada kaum wanita dalam rumah tangga serta memberi mas kawin kepada

wanita dalam pernikahan.

2. Sehubungan dengan hak istri atas suami dapat dijelaskan para suami muslim

dituntut untuk memiliki cara yang paling baik untuk bergaul dengan istrinya.

Jika mereka mendapati istrinya berbuat Nusyuz, maka seorang suami maka

seorang suami menunjukan cara yang bijak dan metode yang baik dalam

upaya memperingatkan sikap mereka. Pada dasarnya seorang istri harus

Lihat,Muhammad Kholilurrohman, Sentuhan Malam Pertama(Jombang:Darul Hikmah, 2008)


67

menaati sorang suami selagi bukan kemaksiatan. Secara realita penulis dapat

menyimpulkan bahwa di zaman yang terus mengalami


68

perkembangan ini pada umumnya tidak semua masyarakat atau keluarga

muslim yang dapat menerapkan segala hal yang berkaitan dengan hak dan

kewajiban suami-istri didalam kitab Uqudu Lujain.

B. Saran-Saran

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang dikemukakan dalam

penelitian skripsi ini:

1. Sebagai ummat Islam yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, kita

harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits, yang merupakan

pedoman dalam kehidupan sehari-hari sehingga dengan harapan perilaku

tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

2. Untuk seseorang yang hendak menginginkan keharmonisan dalam keluarga

hendaknya selalu belajar dan terus belajar akan pengetahuan Agama

terutama tentang pendidikan keluarga sehingga tercapai akan kehidupan

dalam berumah tangga yang sesuai dengan apa yang diinginkan.

3. Dalam mendidik keluarga tidak hanya sesuai dengan apa yang kita

inginkan saja, namun hal ini harus dibarengi dengan pendidikan lewat

materi (kitab-kitab islam), mendidik lewat peraktik, dan tak lupa juga

dengan mendidik lewat do’a.

DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Rizqi. 2019. Problematika Keluarga Akibat Hamil Diluar Nikah Studi

Kasus Di Desa Purwodadi Kutacane. Skripsi tidak diterbitkan


69

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri :

Sumatera Utara.

As’ad,ally . 2005. Terjemah fathul mu’in. Kudus : menara kudus.

Bakri, Oemar.1986.Tafsir Rahmat. Jakarta:P.T Mutiara

Departemen Pendidikan Nasional.2008.kamus besar bahasa indonesia.

Jakarta: gramedia pustaka utama

Hajar, Ibnu. 2018. Pemikiran kalam Syaikh Nawawi Al-Bantani.Tanggerang

: Cinta Buku Media.

Irsyadul Ibad, Muhammad Kemal. 2020. Hak dan Kewajiban Suami-Istri

Menurut Sayid Muhammad Alawi dan K.H Husein Muhammad.

Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Hukum dan Syari’ah.

Universitas Malang

Kholilurrohmah,Muhammad.2008. Sentuhan malam pertama.

Jombang:darul hikmah

Kholilurrohman, Muhammad. 2019. Sufisme Dalam Tafsir Nawawi.

Jombang : Darul Hikmah

Mahalli,Ahmad Mudjab. 2002. Wahai Pemuda Menikahlah. Yogyakarta :

Menara Kudus

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta :

Referensi
70

Nawawi,imam.2000. Uqud al jain fii bayani huquq az-zaujain. Semarang:

toha putra

Rijali,Ahmad. 2018. Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah. Vol.17

No.33

Ritonga, Wahyudin. Penafsiran Kata Hikmah Dalam Al-Qur’an. Skripsi,tidak

diterbitkan. Fakultas Ushuluddin UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

Sabiq,Sayid. Fiqih Sunnah.Diterjemahkan oleh Abu Syauqina dan Abu Aulia

Rahmah.2013. Jln.Mataram Dalam III No.3 : Tinta Abadi Gemilang

Segara bekasi, cipta karya.2014. Al-qur’an dan terjemahnya. Bekasi : cipta

karya segara bekasi

Siyoto, Sandu. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi

Media Publishing

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Dan R & D.

Bandung : Alfabeta

Yunus, Mahmoed. 2002. Tafsir Al-Qur’an Tamat 30 Juz. Jakarta : P.T

Hidakarya Agung.

Anda mungkin juga menyukai