PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat adalah kewajiban setiap muslim yang mampu membayarnya,
menurut tinjauan syariat, karena mengeluarkan zakat menjadikan tumbuh dan
berkembangnya harta, atau dengan mengeluarkan harta pahala menjadi banyak,
atau juga karena zakat itu berkaitan dengan yang berkembang yang berkembang
seperti perdagangan dan pertanian. Maka makna ini seesuai dengan bahwa harta
tidak berkurang karena sedekah. Begitu pula pahala zakat akan dilipat gandakan
seperti sabdanya "sesungguhnya Allah mengembangkan sedekah", adapun makna
menurut tinjauan lain menurut syariat adalah karena zakat membersihkan jiwa
dari sifat kikir dan dosa-dosa.
Ibnu al Arabi berkata "kata zakat diartikan juga dengan sedekah wajib,
sedekah sunnah, nafkah, hak, dan pemberian maaf. Adapun zakat menurut syariat,
adalah memberikan harta setelah sampainya nishob kepada orang yang pantas
mendapatkan zakat tersebut. Adapun syariat bagi orang yang wajib membayar
zakat adalah berakal baligh dan merdeka. Zakat mempunyai konsekuensi hukum,
yaiitu gugurnya kewajiban didunia dan didapatkannya pahala di akhirat. Sedang
hiklmah zakat yaitu membersihkan diri dari kotoran, mengangkat derajat".
Berkaitan dengan diwajibkannya zakat Dawud dan beberapa pengikut
Syafi'iyah mengatakan zakat hukumnya sunnah, mereka mentakwilkan
"mewajibkan" bahwa maksudnyua adalah beliau menentukan ukuran atau
jumlahnya pendapat ini bertentangan dengan dzahir teks. Sedangkan pendapat lain
mengatakan dahulu hukumnya wajib, kemudian dinashak dengan perintah zakat
berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Sa'ad bin Ubadah, "Rosulullah saw
memerintahkan kamu untuk membayar zakat (fitrah), ketika perintah zakat telah
turun maka beliau tidak memerintahkan kami untuk membayar zakat dan tidak
pula melarangnya'". Pendapat ini tidak benar, karena untuk mewajibkan zakat
cukuplah dengan satu perintah, disamping itu bahwa beliau tidak memerintahkan
kembali sehingga tidak otomatis menghapus perintah untuk membayar zakat
Dari ulasan diatas sangat jelas bahwa zakat hukumnya adalah wajib bagi
yang mampu dan kuasa membayarnya. Zakat atau sedekah sudah muncul sekitar
tahun kedua hijriyah. Zaman dulu zakat atau sedekah diberikan ledat masjid, yaitu
dengan membawa harta kf masjid lalu diberikan kepada orang yang tidak mampu
atau orang yang sangat membutuhkan harta tersebut. Dalam pembahasan kali ini
yaitu surat al an'am ayat 141, akan dipaparkan beberapa hal yang berkaitan
dengan kewajiban membayar zakat atau dikatakan sedekah, kapan kita dibolehkan
memetik harta pamen kita, kemudian setelah kita memanen atau kita mendapatkan
harta kita mempunyai sebuah kewajiban.
B. Rumusan Masalah
a. Tujuan surat al-An'am ayat 141
b. Permulaan waktu dibolehkanya memakan buah menurut surat al-An'am
ayat 141
c. kewajiban yang harus diketahui dari tanaman dan lainnya berdasarkan
surat al-An'am ayat 141
d. Maksud surat al-An'am ayat 141
BAB II
PEMBAHASAN
ع ُم ْخ تَ لِ ًف ا َ الز ْر
َّ ات َو النَّ ْخ َل َو ٍ وشَ ات َو غَ ْي َر َم ْع ُر ٍ وش َ ات َم ْع ُر ٍ َّو ُه و الَّ ِذ ي َأنْ َش َأ ج ن
َ َ َ
ِ ِ ٍ
ان ُم تَ َش ابِ ًه ا َو غَ ْي َر ُم تَ َش ابِ ه ۚ ُك لُ وا م ْن ثَ َم ِر ه ِإ َذ ا َأثْ َم َر
َ الر َّم
ُّ ون َوَ ُالز ْي ت
َّ ُأك لُ هُ َو
ُ
ين ِ
َ ْم ْس ِر ف ُ ب ال ُّ اد ِه ۖ َو اَل تُ ْس ِر فُ وا ۚ ِإ نَّ هُ اَل يُ ِح
ِ و آتُ وا ح َّق هُ ي و م ح ص
َ َ َ َْ َ َ
"Dan dialah yang menjadikan (cebun-Jcebun yang berjunjung dan
yang tidalc terjunjung, pohon kormu, tanam-tanaman yang bermacam-macam
bidahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya)\ dqn tidak
sama (rasanya), makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu\ berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang yang berhbih-lebihan.
2. Tafsir al Mufrodat
a. ( ) Mengadakan Makhluk hidup dan mengasuhnya. Juga mengadakan
segala sesuatu yang* menjadi sempurna secara berangsur- angsur. Seperti
mengadakan a\yari,perkampungan ..dan rambut.
b. ( ) teman-teman dan kebun angguryang lebat pohon-pohonnya, karena
kebun seperti itu menutupi tanah dijawabnya dan membuat tidak
kelihatan.?
c. ( ): tanaman-rtanaman yang dicagak pada tiang-tiang penyangga. Yaitu,
junjungan-junjutigan yang dibuat dari kayu dan bambu, yang diatasnya
diletakkan batang tanaman-tanaman itu, hingga seperti atap rumah.
d. Ghoiru Marusfat. tanaman yang batangnya tidak. diletakan diatas
junjungan. Makaudnya, bahwa kebun itu ada dua macam. Yaiti kebun-
kebun yang memakai junjungan-junjungan, seperti halnya anggur dan
kebun yang tidak memakai junjungan, seperti halnya kebun-kebun yang
berisi bermacam-macam pohon yang batangnya tumbuh lurus, tidak
merambat ke pohon lainnya.
e. ( ) (huruf hamzah dan kaf memakai harakat dhomah): sesuatu yang
dimakan.
f. ( ) maksudnya serupa warna dan bentuknya jika dilihat dengan mata
g. (): tidak sama rasa.
3. Asbabun Nuzul
Ibrtu jarir mengetengahkan melalui abu aisyah, yang telah
mengatakan, bahwa mereka (kaum muslimin) memberikan sesuatu dari
hasil perkebunannya kecuali hanya zakat, setelah itu mereka berfoya-foya dengan
kelebihanya, kemudian turunlah ayat ini.
Dari telah diterangkan melalui ibnu juraij bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan sabit Ibnu Qois lbnu Syimas yang menebang pohon kurma
miliknya, kemudian ia bagi-bagikan buahnya hingga sore hari; sesudah itu ia tidak
lagi memiliki buah kurma Mengarah kepada pemberian, Sebagaimana mengarah
kepada makanan karena, diriwayatkan bahwa mereka senang memberi sumbangan
hingga berlebih-lebihan sehingga allah menurunkan ayat ini.
4. Munanabah
Sayyid Qutub ayat ini dengan ayal yang lalu, yakni firmanya pada ayat
136 surat ini: "dan mereka menjadikan bagi Allah dari apa yang telah piptakan
satu bagian dari tanaman dan ternak. Ayat ini menurutnya kembali kesana untuk
mengingatkan mereka kepada sumber yang menciptakan tanaman dan ternak yang
mereka bagi dan perlakukan secara tjdak benar itu. Mereka dikecam karena
melakukan pembagian demikian, yakni sebagian buat Allah dan sebagian buat
berhala. Bahkan tidak sampai disana, mereka mengambil lagi apa yang tadinya
mereka jadikan milik Allah, padahal sesungguhnya semua ternak dan tanaman
bahkan semua wujud adalah milik
Thohir ibnu Asyur menilai bahwa kata "dan" pada ayat diatas berfungsi
menggabungkan dan menghubungkan ayat ini dengan ayat yang lalu berhubungan
dengan firman-Nya:
(waharamu maa humullah)dan mereka mengharamkan apa yang telah allah telah
rezekikan kepada mereka).
5. Kandungan Ayat
"Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berkunjung dan yang tidak
terjunjung, pohon karma, tanam-tanaman yang bertnacam-macam buahnya
''Zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya)".
Istilah panen disini disebut secara ijmal, sehingga termasuk pula saban-
sabanmemetik anggur dan meng'unduh buah kurma.
Juga diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dan Zaed al -Asham bahwa
orang-orang Madinah ababila mengunduh buah kurma maka dibawa mereka
standan lalu mera letakkan di masjid. Maka datanglah orang peminta lalu tandan
itu dipikulnya dengan tongkat sampai buahnya berguguran. Itulah kiranya yang
difirmakan Allah swt:
Dan menurut riwayat dari Sa'id bin Juhair, katanya, u aturan ini adalah
sebelum ditunkannya ayat tentang zakat. Seseorang akan memberikan sebagian
dari hasil tanamannya, member makan kepada binatang, dan member makan
kepada anak yatimMan orang-orang miskin. Juga member seikat buah yang
bercampur antara yang masak dan belum masak . maksudnya bahwa hal ini adalah
termasuk sedekah mutlak yang tidak tertentu, yang diperkuat oleh kenyataan
bahwa surat ini termasuk makiyah, sedang zakat tertentu itu, difardhukan
dimadinah pada tahun dua hijriyah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maksud ayat ini adalah makanlah kalian dari rizki yang telah Allah
anugerahkan kepadamu tanpa berlebih-lebihan dalam memakannya
Sayyid Quthb, "Fi Zhilalil-Qur 'an ", Vol.4, (Jakarta, Gema Insani Press, 2002).
234.
Al-Maraghi, terjemah Tafsir. 88
ibid., 91