Anda di halaman 1dari 2

Bentuk-bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa

Muhammad nur wahid

Binding alternative dispute resolution/binding ADR yaitu alternative penyelesaian


sengketa yang bersifat mengikat yang mana membutuhkan pihak ketiga/arbiter yang berperan
penting untuk membantu menghasilkan sebuah putusan dalam persengketaan antara dua belah
pihak. bentuk ikatan yang dimaksud adalah pihak ke tiga yang mana dalam binding ADR ini
mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Non binding alternative dispute resolution/ nonbinding ADR yaitu alternative penyelesaian
sengketa yang sifatnya tidak mengikat, yang mana pihak ke tiga tidak begitu dibutuhkan, jikalau
ada pihak ketiga itu hanya membantu para pihak menemukan solusinyasifatnya juga tidak
mengikat, karena hasil akhir yang dicapai dari nonbinding ADR ini yaitu sebuah kesepakatan
antara dua belah pihak.
Perdamaian(sulh/dading) yaitu alternative penyelesaian sengketa, bisa juga dimaknai
dengan ‘mengakhiri perselisihan’ atau ‘memotong perselisihan’ baik itu secara langsung ataupun
dengan bantuan pihak ketiga/arbiter. Menurut Ibn Qudamah perdamaian(sulh/dading)adalah
pembicaraan antara dua pihak yang bersengketa yang tujuanya yaitu mendapatkan solusi yang
memuaskan dan juga bisa berupa keadilan. Menurut Mejelle, Pasal 1531, mendefinisikan
perdamaian(sulh/dading) sebagai suatu kontrak yang menghapus perselisihan dengan persetujuan
dan itu menjadi kontrak yang disepakati dengan penawaran. Jadi definisi di atas
mengindikasikan bahwa tujuan perdamaian adalah untuk mengakhiri konflik dan permusuhan
antara para pihak yang bersengketa secara damai sehingga mereka bisa tetap menjalin
hubungan.perdamaian merupakan sebuah resolusi berdasarkan konsiliasi yang dinegosiasikan
oleh para pihak yang bersengketa, baik dengan sendiri ataupun dengan bantuan pihak ketiga
berdasarkan persetujuan para pihak yang bersengketa.perdamaian merupakan bentuk kontrak dan
setelah disepakati bersama oleh para pihak, maka menjadi mengikat secara moral. Untuk
mengikat perdamaian tersebut secara hukum maka bisa dibuat secara tertulis.
Musyawarah ialah alternatif penyelesaian sengketa yang merumuskan sesuatu hal
berdasarkan kehendak orang banyak artinya pengambilan suatu keputusan berdasarkan kehendak
orang banyak sehingga ke bulatan berpendapat tercapai titik suatu keputusan tidak harus
berdasarkan kemenangan atas dasar suara terbanyak akan tetapi suatu keputusan diutamakan
kebulatan pendapat yang berdasarkan atas kata sepakat atau mufakat.Musyawarah juga bisa
dikatakan dengan alternatif penyelesaian sengketa di mana para pihak duduk bersama, berembuk
bersama mencari solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi, dengan mencapai mufakat
negosiasi yaitu proses penyelesaian masalah yang sudah tercantum dalam Pasal 1 Angka
(1) UU 30/1999 tentang Arbitrase yaitu sebagai salah satu APS. Pengertian negosiasi tidak diatur
secara eksplisit dalam Undang-Undang, namun dapat dilihat dalam Pasal 6 ayat (2) UU 30/1999
tentang Arbitrase bahwa sebenarnya para pihak berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa
yang telah dialaminya yang timbul dari pembicaraan langsung dan hasil kesepakatan tersebut
dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui para pihak. Selain dari ketentuan tersebut tidak
diatur lebih lanjut. Menurut Ficher dan Ury sebagaimana dikutip oleh Nurnaningsih Amriani,
negosiasi merupakan komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada
saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang sama meupun yang berbeda.1 Hal ini
selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Susanti Adi Nugroho bahwa negosiasi adalah proses
tawar menawar untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain melalui proses interaksi,
komunikasi yang dinamis dengan tujuan untuk mendapatkan penyelesian atau jalan keluar dari
permasalahan yang sedang dihadapi oleh kedua belah pihak.2
Menurut Pasal 1 angka (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan (selanjutnya disebut PERMA 1/2016) bahwa mediasi merupakan
cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan Para
Pihak dengan dibantu oleh Mediator.3 Mediasi pada dasarnya adalah negosiasi yang melibatkan
pihak ketiga yang memiliki keahlian mengenai prosedur mediasi yang efektif, sehingga dapat
membantu dalam situasi konflik untuk mengkoordinasikan aktivitas mereka sehingga dapat lebih
efektif dalam proses tawar menawar. Mediasi juga dapat diartikan sebagai upaya penyelesaian
sengketa para pihak dengan kesepakatan bersama melalui mediator yang bersikap netral dan
tidak membuat keputusan atau kesimpulan bagi para pihak tetapi menunjang sebagai fasilitator
untuk terlaksananya dialog antar pihak dengan suasana keterbukaan, kejujuran dan tukar
pendapat untuk tercapainya mufakat.
Arbitrase adalah alternative penyelesaian sengketa atau juga bisa disebut dengan cara
untuk menyelesaikan suatu perselisihan selain melalui pemeriksaan oleh pengadilan dan terjadi
ketika satu atau lebih orang yang dipercaya untuk mendengarkan argumentasi yang diajukan para
pihak yang bersengketa dan untuk memberikan putusan atas perselisihan tersebut Arbitrase
umumnya timbul karena kesepakatan antara para pihak untuk menyelesaikan suatu perselisihan
melali arbitrase, baik atas kesepakatan yang dicapai sebelum atau sesudah perselisihan timbul.
Penyelesaian tersebut umumnya lebih disukai karena lebih murah, cepat, informal dan tidak
melibatkan publisitas sehingga citra perusahaan tetap terjaga karena sifatnya yang privat dan
tertutup untuk umum.

1
Nurnaningsih Amriani. 2012. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan. Jakarta.
Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 23
2
Susanti Adi Nugroho. 2009. Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa. Jakarta. Penerbit : Telaga
Ilmu Indonesia. Hal. 21.
3
Pasal 1 angka (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai