Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puja puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah
menciptakan langit dan bumi beserta isi-isinya, juga memberikan nikmat hingga tak terbatas
Dia lah yang telah memberikan kita nikmat yang paling penting yaitu nikmat iman, Islam
dankesehatan, sehingga kami dapat dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengertian, objek dan ruang lingkup filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan
islam”. Shalawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW, yang telah bersungguh-sungguh membawa agama yang kita anut dan
membawa kita dari zaman kegelapan dan kesesatan sampai kepada zaman terangmenerang
sampai sekarang ini, semoga dengan bershalawat ini kita mendapat syafa`at di yaumil
qiyamah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi,dengan bantuan dari berbagai pihak masalah bisa teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yummy Jumiati Marsa, M.Pd selaku dosen pengampu
atas pengarahan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Terimakasih juga kepada rekan-rekan kelompok I yang ikut serta berperan
dalam penulisan makalah ini
Demikianlah kata pengantar dari kami, dalam hal ini kami sebagai pemakalah
menerima kritik dan sarannya bagi para pembaca agar kami dapat mengoptimalkan dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja kami buat. Adapun yang kami
harapkan adalah saran dan kritikan yang membangun dan instruktif demi tercapainya
kesempurnaan dari makalah ini. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.

Medan, 20 September 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Makalah............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Urgensi Perencanaan Pembelajaran......................... 3
B. Manfaat dan Fungsi...................................................................... 5
C. Prinsip Perencanaan Pembelajaran............................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang berarti pengambilan keputusan untuk
mencapai tujuan. Menurut Ely sebagaimana dikutip Sanjaya mengatakan bahwa perencanaan
itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil
yang diharapkan. Pendapat di atas menggambarkan bahwa setiap perencanaan dimulai
dengan menetapkan target atau tujuan yang akan dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan
target atau tujuan tersebut dirumuskan bagaimana mencapainya.

Setiap pendidik harus menguasai materi pelajaran yang diampunya dan dapat
menyampaikan materi tersebut secara efektif dan efisien kepada peserta didik. Agar pendidik
dapat melaksanakan tugasnya tersebut dengan baik, diperlukan pengalaman dan pengetahuan
tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan materi tersebut dengan baik.
Untuk itu, pendidik perlu mendalami kemampuan yang berkaitan dengancara menyajikan
materi yang menarik, teratur dan terpadu. Hal ini sesungguhnya merupakan bagian yang
terintegrasi dengan kinerja mengajar seorang pendidik untuk segala jenis dan jenjang
pendidikan.

Kinerja mengajar berhubungan dengan kemampuan pendidik menjelaskan isi


pelajaran, menghadapi peserta didik, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas,
menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun evaluasi belajar, menentukan
metode, media, atau bahkan menjawab pertanyaan dengan baik dan bijaksana. Untuk dapat
melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja mengajar tersebut pendidik perlu
menyiapkan perencananaan pembelajaran.

Penyusunan perencanaan pembelajaran ini terkait dengan rencana yang ia harus


laksanakan sewaktu berada di ruang kelas. Agar perencanaan pembelajaran tersusun dengan
baik, pendidik memerlukan landasan berpikir atau bekal ilmu yang mendukung penyusunan
perencanan pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dari itu, pemkalah tertarik untuk membahas
lebih mendalam tentang perencanaan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Definisi dan Urgensi Perencanaan Pembelajaran?


2. Apa Saja Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran?
3. Bagaimana Prinsip Perencanaan Pembelajaran?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Definisi dan Urgensi Perencanaan Pembelajaran


2. Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
3. Untuk Mengetahui Prinsip Perencanaan Pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Urgensi Perencanaan Pembelajaran


1. Definisi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang berarti pengambilan keputusan untuk
mencapai tujuan. Menurut Ely sebagaimana dikutip Sanjaya mengatakan bahwa perencanaan
itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil
yang diharapkan.

Pendapat di atas menggambarkan bahwa setiap perencanaan dimulai dengan


menetapkan target atau tujuan yang akan dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan target
atau tujuan tersebut dirumuskan bagaimana mencapainya. Sejalan dengan itu, Terry (1993)
mengatakan bahwa perencanaan adalah penetapan kegiatan yang harus dilakukan kelompok
untuk mencapai tujuan tertentu.Reigeluth sebagaimana dikutif Salma (2007) membedakan
perencanaan dengan pengembangan. Ia menyatakan pengembangan adalah penerapan kisi-
kisi perencanaan di lapangan. Kemudian setelah uji coba selesai, maka perencanaan tersebut
diperbaiki atau diperbarui sesuai dengan masukan yang telah diperoleh.

Sementara itu, pembelajaran berasal dari kata instruction yang banyak digunakan
dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kata instruction banyak dipengaruhi oleh aliran
pskologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan. Di samping
itu, kata instructiondipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diprediksi dapat
memfasilitasi siswa dalam mempelajari segala sesuatu, dan peran guru berubah menjadi
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Gagne (1992) bahwa pembelajaran merupakan
seperangkat peristiwa yang dilakukan guru untuk mengelola fasilitas dan sumber belajar yang
tersedia agar dapat dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Pembelajaran pada
hakikatnya merupakan upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran
merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang tertata:
tujuan dan isi pembelajaran jelas, strategi pembelajaran optimal, akan amat berpeluang
memudahkan belajar.

Di pihak lain, peranan pendidik akan menjadi semakin kompleks, ia bukan hanya
sebagai salah satu sumber belajar tapi juga harus menampilkan diri sebagai seorang ahli

3
dalam menata sumbersumber belajar lain serta mengintegrasikannya ke dalam tampilan
dirinya. Pendidik harus mampu menampilkan diri sebagai satu komponen yang terintegrasi
dari keseluruhan sumber belajar.Ini berarti kurang tepat kalau dikatakan bahwa pembuatan
perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan mengajar. Perencanaan
pembelajaran bukan untuk itu, akan tetapi untuk memudahkan peserta didik belajar. Peserta
didik yang selayaknya dijadikan kunci akhir dalam menetapkan mutu suatu perencanaan
pembelajaran.

Dari kedua makna tentang konsep “perencanaan” dan “pembelajaran”, Sanjaya


menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
secara rasional tentang tujuan pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan segala potensi
dan sumber belajar yang ada. Menurut Soekamto, perencanaan pembelajaran ini merupakan
suatu proses untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih baik dipakai guna
memperoleh perubahan yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta
keterampilan peserta didik dengan materi dan karakteristik peserta didik tertentu.Gentry
(1994) mengatakan perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan
menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan pembelajaran umum
tercapai.

2. Urgensi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan langkah awal menjadikan proses pembelajaran


yang bermakna untuk anak didik. Tanpa perencanaan pembelajaran yang baik, mustahil bisa
diperoleh pembelajaran yang sukses menghasilkan manusia pembelajar. Perencanaan
pembelajaran yang baik tentu tidak bisa dibuat oleh guru yang tidak profesional. Guru yang
paham akan tugas profesinya pasti tidak akan kelabakan saat merancang segala hal yang
berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, maka begitu pentingnya penyusunan


perencanaan pembelajaran secara otomatis akan memunculkan banyak manfaat bagi proses
pengajaran tersebut, yaitu:

a. Sebagai pedoman kerja bagi guru atau murid.


b. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
c. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi semua pihak
yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

4
d. Sebagai alat ukur yang efektif sehingga dapat diketahui ketepatan
danketerlambatan kerja.
e. Menghemat waktu, alat, tenaga dan biaya.
f. Bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan dalam pekerjaan.

B. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil
dengan optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut
senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya, perencanaan
pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala 2003 bahwa: “Tujuan
perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga
mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan
menemukan pemecahan masalah pembelajaran.

Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan


dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan
kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan
siswa sesuai yang diprogramkan”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa
tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metoda mana yang sesuai sehingga
proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi
guru, setiap pemilihan metoda berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang
dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini juga sekaligus
mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran yang telah dipilihnya.

Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam
setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaiman
yang tertuang dalam kurikulum. Disamping pendapat tentang tujuan perencanaan di atas,
terdapat juga beberapa fungsi perencanaan seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik
2001 bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai tujuan itu.

5
b. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur
yang dipergunakan.
d. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-- minat
siswa, dan mendorong motivasi belajar.
e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya
organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-
bahan yang up to date kepada siswa.

Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar
dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta
mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran,
sedangkan fungsi dari perencanaan adalah:

a. Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.


b. Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai
c. Membantu guru, dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam
mengajar.

Perencanaan pembelajaran merupakan pengambilan keputusan atas berbagai pilihan


yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, dimana perencanaan
mengandung rangkaian putusan dan penjelasan daritujuan, penentuan kebijakan,penentuan
program, penentuan metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan yang akan
dilaksanakan (Suryapermana, 2017:183).

Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi ajar, penggunaan


media, penggunaan pendekatan dan metoda pengajaran, serta penilaian dalam suatu alokasi
waktu untuk mencapai kompetensi tertentu yang telah dirumuskan (Novalita,
2014:59)Sedangkan menurut pendapat Sabirin (2012:117) perencanaan pembelajaran
merupakan suatu proses yang sistematis dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu
dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah penyusunan materi
pembelajaran.

C. Prinsip Perencanaan Pembelajaran

6
Terdapat beberapa prinsip perencanaan pembelajaran yang secara relatif berlaku
umum diantaranya: (1) prinsip perkembangan, (2) prinsip perbedaan individu, (3) prinsip
minat dan kebutuhan anak, dan (4) prinsip motivasi (Sagala, 2012:150).

1. Prinsip perkembangan.

Pada prinsipnya siswa yang sedang belajar berada dalam proses perkembangan dan
akan terus berkembang. Kemampuan anak pada jenjang usia dan tingkatan kelas berbeda-
beda sesuai perkembangannya. Anak pada jenjang usia kelas yang lebih tinggi memiliki
kemampuan lebih tinggi dari yang dibawahnya.

Pada waktu pemilihan bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan
dan menyesuaikan dengan kemampuan anak, karena perubahan ada yang cepat dan ada yang
lambat. Oleh karena itu guru hendaknya mengerti dan bersabar dalam melaksanakan tugas
pelayanan belajar bagi siswanya. Bila pada suatu saat siswa belum memperhatikan
kemajuannya, mungkin membutuhkan satu minggu atau lebih baru kemudian anak dapat
mengalami kemajuan yang berarti. Tantangan inilah yang menjadi bagian penting dari profesi
seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

2. Prinsip perbedaan individu.

Tiap siswa memiliki ciri dan pembawaan yang berbeda, menerima pengaruh dan
perlakuan dari keluarga yang masing-masing juga berbeda. Ada siswa yang memiliki badan
tinggi, kurus, gemuk, pendek, cekatan, lamban, kecerdasan tinggi ataupun rendah, berbakat
dalam bidang tertentu, mudah tersinggung, ramah, periang, bersemangat, dan ciri-ciri
perilaku lainnya.

Untuk dapat memberikan bantuan belajar bagi siswa, maka guru harus dapat
memahami dengan benar ciri-ciri dari siswanya tersebut, baik dalam menyiapkan dan
menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan pembimbingan belajar
siswa. Guru hendaknya menyesuaikan dengan ciri siswanya masing-masing dengan
melakukan penyesuaian belajar dengan memperhatikan perbedaan individu ini sepenuhnya.

3. Prinsip minat dan kebutuhan anak.

Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri, anak di kota misalnya
berbeda minat dan kebutuhan dengan anak di desa, demikian juga anak di daerah pantai
berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di pegunungan demikianlah seterusnya. Dalam
hal pembelajaran, bahan ajaran dan penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat

7
dan kebutuhan anak tersebut. Walaupun hampir tidakmungkin menyesuaikan pembelajaran
dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, meskipun demikian sedapat mungkin perbedaan-
perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pembelajaran perlu memperhatikan
minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu
yang menarik minat dan dibutuhkan anak, tentu akan menarik perhatiannya, dengan demikian
mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.

4. Prinsip motivasi.

Motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya belajar, tanpa adanya
motivasi hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan guru dalam perencanaan pembelajaran untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa yaitu:

a. Mempersiapkan untuk menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang
bervariasi. Dengan metode dan media yang bervariasi kebosanan dapat dikurangi
atau dihilangkan.
b. Merencanakan dan memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa.
Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian, pemenuhan kebutuhan belajar
ini akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
c. Memberikan sasaran antara, sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau naik
kelas. Sasaran akhir ini baru dicapai diakhir tahun, untuk membangkitkan
motivasi belajar maka diadakan sasaran antara seperti ujian semester, tengah
semester, ulangan akhir dan sebagainya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan secara rasional


tentang tujuan pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar yang ada. Menurut Soekamto, perencanaan pembelajaran ini merupakan suatu proses
untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih baik dipakai guna memperoleh
perubahan yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta keterampilan peserta
didik dengan materi dan karakteristik peserta didik tertentu.

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, maka begitu pentingnya penyusunan


perencanaan pembelajaran secara otomatis akan memunculkan banyak manfaat bagi proses
pengajaran tersebut, yaitu:

a. Sebagai pedoman kerja bagi guru atau murid.


b. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
c. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi semua pihak yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
d. Sebagai alat ukur yang efektif sehingga dapat diketahui ketepatan
danketerlambatan kerja.
e. Menghemat waktu, alat, tenaga dan biaya.

Secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran
adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi dari perencanaan
adalah:

a. Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.


b. Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai
c. Membantu guru, dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam
mengajar.

Terdapat beberapa prinsip perencanaan pembelajaran yang secara relatif berlaku


umum diantaranya: (1) prinsip perkembangan, (2) prinsip perbedaan individu, (3) prinsip
minat dan kebutuhan anak, dan (4) prinsip motivasi.

9
B. Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca yang ingin melaksankan suatu proses


pembelajaran agar terlebih dahulu memiliki perencanaan pembelajaran yang baik, supaya
kegiatan pembelajaran tersebut dapat berjalan baik dan terorganisir

10
DAFTAR PUSTAKA

Degeng, Nyoman S. 2000 “Desain Pembelajaran”. Materi Pelatihan Pekerti. Malang:


Universitas Negeri Malang.

Dick, Walter.,& Carey, Lou. 1996. The systematic Design of Instruction. Glennview, Illionis:
Scott, Foresmen and Company.

Dick, Walter., Carey, Lou & Carey O. James. 2005. The systemtic Design of Instruction
(6thed). Boston MA: Pearson,

Gagne, Robert., Briggs, Leslie J. And Wager, Walter W. (1981). Handbook of Procedures for
Design of Instruction (2ndEd.). Englewood Cliffs, New Jersey: Educational
Technology Publication.

Harless, Joe. 1975. Front-End Analysis.Training Magazine of Man Power and Managemen
Development.March.

Merill, M. David adan Tennyson, Robert D. 1977.Teaching Concept: An Instructional Design


Guide.Englewood Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publication.

Pannen, Paulina dan Purwanto. 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud,

Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Sitompul, Harun. 2017. “Pengembangan Desain Pembelajaran”. Makalah Pelatihan RKBM.


Medan: Fak. Tarbiyah IAIN-SU.

Soekamto, Toeti. 1993. Perancangan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Intermedia

Suparman, Atwi. 1997 Desain Pembelajaran. Jakarta: PAU-DIKTI Depdikbud.

Uno, Hamzah, B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai